Lafadz Rabb dalam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Bab : 2
Manusia dan KeTuhanan
Fakultas
Program Studi
Modul
Teknik Elektro
Pendidikan Agama
Islam
03
Kode MK
Disusun Oleh
90002
Alimudin,S.Pd.I, M.Si
Abstract
Kompetensi
Tujuan Hidup Manusia dalam
Konsep Islam adalah beribadah
kepada Allah SWT dengan cara
melakukan perbuatan apapun asal
yang tidak dilarang agama dan
diniati ibadah sehingga apapun
yang kita kerjakan tidak hanya
bermanfaat untuk kehidupan di
dunia tetapi juga kepentingan di
akhirat. Jadi, tujuan hidup manusia
sudah
jelas
adalah
untuk
mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Mahasiswa mampu
menjelaskan,memahami dan
mengimplementasikan tentang jati
diri manusia dan Ketuhanan
Pengantar
Manusia selalu mencari kebenaran yang hakiki, Ketuhanan bagi manusia adalah kebenaran yang
mutlak, ketuhanan sudah ada pada agama karena agama didasari pada keyakinan, dalam suatu Agama
konsep ketuhanan sangatlah penting untuk memberikan argumen tentang konsep-konsep ketuhanannya agar
dapat memberikan sebuah penjelasan logis dan meyakinkan para pemeluk agama tentang kebenaran dan
keberadaan Tuhan itu sendiri.
A. MANUSIA
Manusia diciptakan Allah SWT melalui berbagai proses hingga menjadi makhluk yang paling sempurna
yang memiliki berbagai kemampuan. Manusia menurut pandangan al-Quran berasal dari tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk
yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat-sifat insaniah. Manusia diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban
ilahiah yang mengandung maslahat dalam kehidupannya. Manusia adalah makhluk pilihan dan dimuliakan
oleh Allah SWT dari makhluk-makhluk yang lainnya. Allah SWT telah menciptakan manusia dengan ahsanu
taqwim.
Tujuan Hidup Manusia dalam Konsep Islam adalah beribadah kepada Allah SWT dengan cara
melakukan perbuatan apapun asal yang tidak dilarang agama dan diniati ibadah sehingga apapun yang kita
kerjakan tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan di dunia tetapi juga kepentingan di akhirat. Jadi, tujuan
hidup manusia sudah jelas adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana sering
kita ucapkan dalam doa : "Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasanah, waqinaa adzabannar".
Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia telah diuraikan di depan, adalah berusaha untuk menjadi Ahsani
Taqwim dan Khalifah fil Ardhi.
Tuntutan Islam terhadap Manusia Islam dalah agama yang senantiasa mementingkan & menyerukan
terwujudnya keseimbangan lahiriyah dan bathiniah (jasmani dan rohani). Manusia akan memperoleh
kenikmatan yang sempurna dan sesungguhnya jika mampu memelihara 6 faktor yaitu : 1.Agamanya 2.Dirinya
dan keluarganya 3.Akal pikiran atau pandangannya 4.Nasab keturunannya 5.Harta 6.Kehormatannya.
Misi manusia di dalam hidup ini memiliki tiga misi khusus: misi utama misi fungsional misi operasional
1. Misi Utama.
Tugas utama manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah. Allah telah menyebutkannya
dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56.
‫( قَ قنُ و قُْق لَِا ل‬Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
‫اَمو‬
َ ‫وَ ل‬
‫إْل لو ق‬
َ ‫َّ و َج ال و َُْق لََا‬
‫وإُ َإ ام ق‬
beribadah)
2016
2
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam islam, ibadah dibagi menjadi dua macam, yaitu: Ibadah maghdoh Tata cara pelaksanaan dan
hukumnya telah diatur dengan jelas. 2. Ibadah ghoiru maghdoh Tata cara pelaksanaannya tidak terikat
namun tetap sesuai dengan syariat islam dan diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2. Misi Fungsional.
Fungsi diciptakannya manusia oleh Allah yang lainnya adalah untuk menggantikan Allah dalam hal
menjaga, memanfaatkan, dan merawat bumi beserta isinya. Mempunyai misi fungsional sebagai
khalifah. Manusia diciptakan di bumi ini selain untuk beribadah dan menjadi khalifah, manusia juga
harus bisa memakmurkan bumi.
3. Misi Operasional Manusia diciptakan di bumi ini—selain untuk beribadah dan sebagai khalifah, juga
harus bisa bermain cantik untuk memakmurkan bumi (Huud: 61). Oleh karena itu, bumi ini
membutuhkan pengelola dari manusia-manusia yang ideal. Manusia yang memiliki sifat-sifat luhur
seperti syukur (Luqman: 31), sabar (Ibrahim: 5), mempunyai belas kasih (at-Taubah: 128), santun (atTaubah:114), taubat (Huud: 75), jujur (Maryam: 54), dan terpercaya (al-A’raaf:‫و‬18)
Kita bisa memetik suatu pelajaran tentang kebutuhan manusia terhadap Tuhan yang sudah ada pada
agama yang didasari pada keyakinan, suka tidak suka, sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau. Artinya
secara alamiah kita membutuhkan Tuhan, sebagaimana kita membutuhkan oksigen untuk bernafas.
Masyarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat agamis, karena memeluk agama tertentu dan tidak
ada ruang sedikitpun bagi orang ateis. Bisa jadi seseorang beragama Islam, Nasrani, Budha, Hindu atau
Koghuchu Tapi barangkali hanya sedikit orang yang mengetahui dengan tepat apa itu agama dan mengapa ia
beragama. Karenanya tak mengherankan jika banyak pula orang yang mengaku memeluk suatu agama
namun ia tak tahu bagaimana ia mengamalkan agamnya.
Maka perlu kiranya seseorang memahami mengapa manusia perlu beragama? Dan apa pula hakikat agama
itu? Jawaban kedua pertanyaan ini seharusnya diajukan oleh tiap orang yang memeluk sebuah agama.
PENGERTIAN AGAMA
Agama atau dalam bahasa arabnya ad-dien adalah‫ و‬:‫“ و‬Keyakinan‫( و‬keimanan)‫ و‬tentang‫ و‬suatu‫ و‬dzat‫و‬
ketuhanan‫( و‬Ilahiyah)‫ و‬yang‫ و‬pantas‫ و‬untuk‫ و‬menerima‫ و‬ketaatan‫ و‬dan‫ و‬ibadah”.‫ و‬Ini‫ و‬adalah‫ و‬definisi‫ و‬secara‫ و‬umum.‫و‬
Karenanya‫ و‬semua‫ و‬keyakinan‫ و‬tentang‫ و‬dzat‫ و‬ketuhanan‫ و‬disebut‫ و‬agama,‫ و‬walaupun‫ و‬itu‫ و‬murni‫ و‬hasil‫“ و‬kreatifitas”
pemikiran manusia.
Kita tahu bahwa sebagian besar penghuni bumi ini memeluk suatu agama. Itu adalah sebuah kenyataan yang
tak‫ و‬bisa‫ و‬dipungkiri.‫ و‬Hal‫ و‬ini‫ و‬memunculkan‫ و‬sebuah‫ و‬pertanyaan‫“ و‬Mengapa‫ و‬manusia‫ و‬beragama?”.‫ و‬Jawabnya‫و‬
adalah karena manusia memang membutuhkan agama dalam hidupnya.
2016
3
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Meskipun ada beberapa sarjana Barat seperti, Karl Marx, Emil Durkheim, Sigmund Freud dan beberapa
pemikir lain yang menganggap bahwa eksistensi agama ini tidak diperlukan lagi oleh manusia. Bahkan
dengan suara lantang Friedrich Nietczhe‫و‬menjelang‫و‬abad‫و‬ke‫و‬19‫و‬mengatakan:”‫و‬Tuhan‫و‬telah‫و‬mati”
Karl‫ و‬Marx‫ و‬mengatakan:”‫ و‬Agama‫ و‬adalah‫ و‬candu‫ و‬masyarakat.‫ و‬Marx‫ و‬tahu‫ و‬bahwa‫ و‬candu‫ و‬adalah‫ و‬zat‫ و‬yang‫و‬
dapat menimbulkan halusinansi dan membius. Candu tetap berpengaruh buruk kepada si pemakai walaupun
mendatangkan fantasi. Maka, menurut Marx, fungsi yang dimainkan agama dalam kehidupan masyarakat,
sama seperti candu pada diri seseorang. Dengan agama, penderitaan dan kepedihan yang dialami oleh
masyarakat yang terekploitasi, dapat diringankan melalui fantasi tentang dunia supernatural tempat dimana
tidak ada lagi penderitaan dan penindasan. Lain halnya dengan Sigmund Freud yang merasa bahwa dia tidak
menemukan suatu alasan untuk percaya adanya Tuhan, shingga ia menganggap ritual keagamaan tidak
punya arti dan manfaat apapun dalam kehidupan ini. Ia yakin bahwa ide-ide agama tidak datang dari Tuhan
Yang Esa ataupun Tuhan-tuhan yang lain, sebab tuhan-tuhan itu memang tidak ada.
Namun demikian, tidak semua pemikir Barat dan para pujangganya memusuhi agama. Ada di antara
mereka yang bijaksana, yang telah bebas dari pengaruh peradaban ateis-materialistis. Mereka sadar bahwa
akidah merupakan hajat mental psikologis. Di antara para pemikir tersebut adalah James Jeans, yang
memulai hidupnya sebagai seorang skeptis yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Setelah mengadakan
penyelidikan ilmiah yang mendalam, akhirnya ia sampai kepada pemahaman bahwa problem-problem ilmiah
yang besar tidak dapat dipecahkan kecuali dengan mengakui adanya Tuhan.
Faktor-Faktor Manusia Memerlukan Agama
Dr. Yusuf Al-Qaradhawy‫ و‬dalam‫ و‬bukunya‫“ و‬Madkhal‫ و‬li-Ma’rifatil‫ و‬Islam”-Pengantar Kajian Islammenyebutkan paling tidak ada lima faktor yang menyebabkan manusia butuh terhadap agama, lima faktor itu
bisa dijabarkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar.
Betapapun cerdasnya manusia, jika hanya dengan akalnya ia tak akan bisa menjawab dengan pasti
pertanyaan: darimana ia berasal?, kemanakah ia setelah mejalani hidup ini? dan untuk apa ia hidup?. Banyak
filosof dan pemikir yang mencoba mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan ini, namun tak ada jawaban pasti
yang dapat mereka berikan. Karenanya tak mengherankan jika jawaban- jawaban itu berbeda-beda satu
dengan yang lain. Ini terjadi karena jawaban- jawaban yang mereka berikan hanya didasarkan pada asumsiasumsi dan prasangka. Jawaban pasti terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, hanya bisa didapatkan
melalui agama dan itu pun tidak semua agama. Sebab pada hakikatnya jawaban pasti itu adalah berasal dari
Tuhan yang menciptakan manusia dan jagat raya ini. Dan saat ini hanya Islamlah yang mempunyai sumber
autentik firman Tuhan, yaitu Al-Qur’an.‫و‬Selain‫و‬Al-Qur’an‫و‬semua‫و‬sudah‫و‬tercampur‫و‬dengan‫و‬perkataan‫و‬manusia,‫و‬
bahkan ada yang murni hasil karya manusia namun dianggap firmanTuhan.
2016
4
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.Kebutuhan fitrah manusia
Bukti yang paling jelas menunjukkan bahwa secara fitrah manusia butuh terhadap agama adalah
kenyataan bahwa semua bangsa mengenal kepercayaan terhadap dzat yang dianggap agung. Baik itu
bangsa yang primitif maupun yang berperadaban, yang di barat maupun yang di timur, yang kuno maupun
yang modern. Sedangkan orang-orang yang mengaku tidak percaya terhadap Tuhan, itu sebenarnya adalah
hanya sebuah pelarian dari rasa kecewa terhadap agama yang mereka lihat. Padahal yang salah adalah
ajaran agama itu dan sama sekali itu tidak membuktikan bahwa Tuhan tidak ada.
Tentang kebutuhan fitri terhadap agama ini Allah berfirman :
‫ ف طرت هللا ال تى ف طر ال نا س عـ ل يها‬, ‫ف أق م وجهك ل لدي ن ح ن ي فا‬
“Maka‫و‬hadapkanlah‫و‬wajahmu‫و‬dengan‫و‬lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah ata
fitrah‫و‬Allah‫و‬yang‫و‬telah‫و‬menciptakan‫و‬manusia‫و‬menurut‫و‬fitrah‫و‬itu”.(Qs.Ar-Rum:30)
3. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kekuatan rohani
Kehidupan manusia tak selamanya mulus tanpa kerikil dan batu sandungan. Ada saat-saat gembira,
bahagia, damai dan tentram namun juga ada saat dimana ia sedih, gundah, menderita dan tertimpa musibah.
Disaat jiwa sedang dalam kondisi lemah seperti itulah semakin terasa ia membutuhkan kekuatan yang bisa
mengembalikan rasa bahagia, tentram dan damai yang hilang. Atau paling tidak ia bisa menghadapi semua itu
dengan jiwa yang besar, ketabahan dan kesadaran. Keyakinan dan keimanan terhadap agamalah sumber
kekuatan itu. Sebab hanya agamalah yang mengajarkan tentang kepercayaan terhadap takdir, tawakkal,
kesabaran, pahala dan siksa. Dengan kepercayaan terhadap takdir ia bisa dengan mudah menerima
kenyataan. Dengan tawakkal ia tidak akan terlalu kecewa jika ternyata jerih payahnya tak sesuai dengan
harapan. Dan dengan kepercayaan terhadap pahala dan siksa ia akan bisa segera bangkit kembali tatkala
didzalimi orang lain. Dengan kepercayaan semacam itulah jiwa akan menjadi sehat dan rohani akan menjadi
kuat.
Tentang kaitan antara agama dan kesehatan jiwa ini Dr. Karl Bang memberikan kesaksian:‫“ و‬Setiap‫ و‬pasien‫و‬
yang berkonsultasi padaku semenjak tiga puluh tahun yang lalu yang berasal dari seluruh penjuru dunia,
ternyata sesungguhnya penyebab sakit mereka adalah kurangnya keimanan dan goyahnya akidah mereka.
Sementara mereka tidak akan mendapatkan kesembuhan kecuali setelah mereka mengembalikan keimanan
mereka”.
4. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.
Hukum dan peraturan jelas tidak bisa menjamin bahwa anggota sebuah masyarakat akan bisa
melaksanakan kebaikan, menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan. Sebab hukum dan peraturan itu
tidak bisa menciptakan motivasi dan menumbuhkan kedisiplinan. Karena memanipulasi hukum adalah suatu
hal yang mungkin terjadi dan mencurangi peraturan adalah bukan hal sulit untuk dilakukan.
Hukum dan peraturan hanyalah sebuah perwujudan dari pengawasan eksternal, dan itu tidak cukup sampai
disitu. Masyarakat membutuhkan motivasi internal yang kita kenal dengan hati nurani. Dengan membina hati
nurani inilah seorang manusia akan termotivasi untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan
dengan sukarela walaupun tanpa ada pengawasan dari manusia dan tekanan dari hukum dan peraturan.
2016
5
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peran pembinaan terhadap hati nurani inilah yang tak dapat dilakukan selain oleh agama. Apalagi agama juga
mengajarkan‫ و‬adanya‫“ و‬pengawasan‫ و‬melekat”‫ و‬oleh‫ و‬Tuhan‫ و‬terhadap‫ و‬seluruh‫ و‬perbuatan‫ و‬manusia.‫ و‬Motivasi‫ و‬hati‫و‬
nurani‫و‬dan‫“و‬pengawasan‫و‬melekat”‫و‬seperti‫و‬inilah‫و‬yang‫و‬bisa‫و‬menjamin‫و‬suburnya‫و‬nilai-nilai kebaikan dan akhlak
mulia dalam masyarakat.Marilah kita simak kata-kata Voltair berikut ini:
“Mengapa‫ و‬kalian‫ و‬meragukan‫ و‬eksistensi‫ و‬Tuhan,‫ و‬padahal‫ و‬kalau‫ و‬bukan‫ و‬karena‫ و‬Tuhan‫ و‬niscaya‫ و‬istriku‫ و‬telah‫و‬
mengkhianatiku‫(و‬berbuat‫و‬serong)‫و‬dan‫و‬pembantuku‫و‬telah‫و‬mencuri‫و‬hartaku”.
5. Kebutuhan masyarakat kepada solidaritas dan soliditas.
Agama sesungguhnya memiliki peran yang sangat besar urgensinya dalam mempererat hubungan
antara manusia satu sama lain, dalam status mereka semua sebagai hamba milik satu Tuhan (Allah) yang
talah menciptakan mereka dan dalam status mereka semua sebagai anak dari satu bapak (Adam) yang telah
menurunkan mereka, terlebih lagi dengan persaudaraan akidah dan ikatan iman yang dibangun oleh agama
diantara mereka.
Bahkan ikatan akidah dan keimanan ini mampu melampaui batas-batas bangsa, suku, warna kulit, jenis
kelamin dan melebihi ikatan darah dan kekerabatan. Maka tidak mengherankan jika kita menemukan mereka
mencintai yang lainnya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, rela mengorbankan nyawa demi saudaranya
dan berlinang air mata karena penderitaan saudaranya di negeri lain meskipun dipisahkan jarak beribu-ribu
kilo meter. Dengan cinta dan pengorbanan semacam itulah sebuah masyarakat menjadi solid dan kokoh
dalam menjalankan agama.
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha,
dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki
keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta.
Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang
mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan
unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna
tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah
kepada Tuhannya.
Demikian kiranya hajat manusia terhadap agama, sebagai pembawaan nalurinya sebagai manusia, meskipun
karena desakan – desakan sosial bisa jadi naluri ini menjadi termarjinalkan dari kebutuhan manusia disamping
kebutuhan – kebutuhannya yang bersifat materi.
B. Ketuhanan
Tuhan ialah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan
dirinya dikuasai oleh-Nya. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, di agungkan, diharap-harapkan dapat
memberikan kegembiraan atau rahmatnya dan juga merupakan sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan
bahaya bila melanggar perintahnya.
Ibnu Taimayah memberikan definisi Tuhan sebagai sesuatu yang dipuja dengan penuh kecintaan hati,
tunduk kepadanya, takut dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan,
2016
6
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berdoa, dan bertakwa kepada-Nya untuk keselematan dirinya di dunia dan akherat, dan juga tempat untuk
meminta perlindungan kepada-Nya.
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu
wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul
husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.
Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama
Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan
"Maha Penyayang" (ar-rahim)
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal:
Menurut al-Qur’an,‫ و‬Dia‫ و‬lebih‫ و‬dekat‫ و‬pada‫ و‬manusia‫ و‬daripada‫ و‬urat‫ و‬nadi‫ و‬manusia.‫ و‬Dia‫ و‬menjawab‫ و‬bagi‫ و‬yang‫و‬
membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu
manusia‫و‬pada‫و‬jalan‫و‬yang‫و‬lurus,‫“و‬jalan‫و‬yang‫و‬di‫و‬ridhoi-Nya.”
Menurut para mufasir (ahli agama), melalui hadis al-Qur’an‫( و‬Al-’Alaq‫[ و‬96]:1-5), Tuhan menunjukkan
dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia berbagai hal termasuk diantaranya konsep
ketuhanan. Umat Muslim percaya al-Qur’an‫و‬adalah‫و‬wahyu Allah, sehingga semua keterangan Allah dalam alQur’an‫و‬merupakan‫“و‬penuturan‫و‬Allah‫و‬tentang‫و‬diri-Nya”
Selain itu menurut Al-Qur’an‫ و‬sendiri,‫ و‬pengakuan‫ و‬akan‫ و‬Tuhan‫ و‬telah‫ و‬ada‫ و‬dalam‫ و‬diri‫ و‬manusia‫ و‬sejak‫و‬
manusia pertama kali diciptakan (Al-A’raf‫[و‬7]:172).
Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)" (Al-A’raf [7]:172).
Ketika masih dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia
terhadap-Nya dan saat itu manusia mengiyakan Allah dan menjadi saksi. Sehingga menurut ulama,
pengakuan tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia memang sudah mengenal Tuhan. Seperti
ketika manusia dalam kesulitan, otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. Al-Qur’an‫ و‬menegaskan‫ و‬ini‫ و‬dalam‫و‬
surah Az-Zumar [39]:8
2016
7
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Artinya : Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya
dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan
kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia
mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah:
"Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni
neraka" surah Az-Zumar [39]:8.
Artinya : Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu
sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain
orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (surah Luqman [31]:32).
Filsafat Tuhan berdasar spekulasi
Spekulasi adalah membuat suatu keputusan dengan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki
dan keyakinan untuk mendapatkan yang diinginkan, dengan pemikiran yang matang walaupun kadang hasil
yang diterima tidak sesuai harapan.
Sebagian ulama berbeda pendapat terkait konsep Tuhan. Namun begitu, perbedaan tersebut belum
sampai mengubah Al-Qur’an.‫ و‬Pendekatan‫ و‬yang‫ و‬bersifat‫ و‬spekulatif‫ و‬untuk‫ و‬menjelaskan‫ و‬konsep‫ و‬Tuhan‫ و‬juga‫و‬
bermunculan mulai dari berfikir rasional hingga agnostisisme (ada teorinya) dan lainnya dan juga ada
sebagian yang bertentangan dengan konsep tauhid sehingga dianggap sesat oleh ulama terutama ulama
syariat.
Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan
a. Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas
hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori Evolusionisme, yaitu teori yang
2016
8
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama-kelamaan meningkat menjadi
sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor,
Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
Evolusionisme adalah sebagai berikut :
1. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh
dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda
mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negate.
Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah
(Melayu), syakti (India), dan kami dalam bahasa Jepang.
Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu
dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana itu tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan
pengaruhnya.
2. Animisme
Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran roh dalam
hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitive, roh dipercayai
sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu
yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh
akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek
negative dari roh-roh tersebut, manusia harus berusaha memenuhi atau menyediakan kebutuhan roh. Sajisajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
3. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan kepercayaan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena
terlalu banyaknya yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa.
Dewa
mempunyai
tugas
dan
kekuasaan
tertentu
sesuai
dengan
bidangnya.
Ada
dewa
yang
bertanggungjawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angina dan
lain sebagainya.
Semula antara satu dewa dengan dewa yang lain mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat. Lambatlaun dianggap hanya satu dewa yang mempunyai kelebihan dari dewa yang lain, meskipun dewa-dewa yang
ada di bawahnya tetap mempunyai pengaruh. Pada agama Hindu misalnya, ada tiga dewa yang dianggap
tinggi yaitu : Brahmana, Syiwa, dan Wisnu. Kepercayaan terhadap tiga dewa senior tersebut dikenal dengan
istilah Trimurti (Tiga sembahan). Di samping trimurti, dikenal pula konsep Tritunggal (trinitas). Pada agam
Kristen yang diartikan Tuhan ialah Allah Bapak, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
4. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari
dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama2016
9
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui
satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Allah) dari bangsa lain.
Kepercayaan semacam ini yaitu satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat
Nasional).
5. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam monoteisme hanya
mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat
ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu : deisme, panteisme, dan teisme.
a) Deisme yaitu suatu paham yang berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta alam berada di luar alam.
Tuhan menciptakan alam dengan sempurna dank arena telah sempurna, maka alam bergerak menurut hukum
alam. Antara alam dengan Tuhan sebagai penciptanya tidak tidak lagi mempunyai kontak. Ajaran Tuhan yang
dikenal dengan wahyu tidak lagi diperlukan manusia. Dengan akal manusia mampu menanggulangi kesulitan
hidupnya.
b) Panteisme berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta alam ada bersama alam. Di mana adal alam di situ
ada Tuhan. Alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan bagian daripada-Nya. Tuhan ada di mana-mana, bahkan
setiap bagian dari alam adalah Tuhan.
c) Teisme (eklektisme) berpendapat bahwa Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam berada di luar
alam. Tuhan tidak bersama alam dan Tuhan tidak ada di alam. Namun Tuhan selalu dekat dengan alam.
Tuhan mempunyai peranan terhadap alam sebagai ciptaan-Nya. Tuhan adalah pengatur alam. Tak sedikit pun
peredaran alam terlepas dari control-Nya. Alam tidak bergerak menurut hokum alam, tetapi gerak alam diatur
oleh Tuhan.
Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.
Taylor (1877), kemudian ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam
masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama
monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada ujud yang Agung dan
sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.
Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan evolusionisme menjadi
reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Barat, mulai menantang Evolusionisme dan
memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarah agama. Meraka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan
tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevasi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan
pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif. Dalam
penyelidikan itu didapatkan bukti-bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme
dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu Tuhan.
Wilhelm Schmidt dalam mengungkapkan hasil penyelidikannya tidak mendasarkan, atau terpengaruh
oleh fasal-fasal dalam Bible. Ia menulis dari segi Antropologi dan mendasarkan alasannya pada data yang
dikumpulkan oleh berpuluh-puluh peneliti dan sarjana yang meng-alami hidup bersama-sama dengan
2016
10
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat primitif. Penelitian itu dilakukan antara lain terhadap suku Negritos dari kepulauan Philipina,
pelbagai suku dari Micronesia dan Polynesia, dan suku Papua dari Irian.
Berdasarkan penelitian terhadap pelbagai masyarakat primitive tersebut, ia mengambil kesimpulan
bahwa kepercayaan tentang Tuhan Yang Maha Agung dan Esa adalah bentuk tertua, yang ada sebelum
kepercayaan lain seperti dinamisme, animisme, dan politeisme.
b. Pemikiran Umat Islam
Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin di kalangan
umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal,
tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah
pemikiran ilmu ketuhanan dalam Islam.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa masih-masing menggunakan akal pikiran atau logika dalam
mempertahankan pendapat mereka. Hal ini perlu ditekankan, sebab satu hal pokok yang menyebabkan
kemunduran umat Islam ialah kurangnya penggunaan kemampuan akal pikirannya dalam mengkaji nilai-nilai
yang menurut pemikiran manusia atau nilai yang murni bersumber dari ajaran Islam yakni al-Qur’an‫ و‬dan‫و‬
Sunnah Rasul. Di antara aliran pemikiran tentang Tuhan adalah :
1. Aliran‫و‬Mu’tazilah‫و‬yang‫و‬merupakan‫و‬kum‫و‬rasionalis‫و‬di‫و‬kalangan‫و‬muslim,‫و‬serta‫و‬menekankan‫و‬pemakaian‫و‬akal‫و‬
pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang Islam yang berbuat dosa besar,
tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).
Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem teologi untuk
mempertahankan‫ و‬kedudukan‫ و‬keimanan.‫ و‬Hasil‫ و‬dari‫ و‬paham‫ و‬Mu’tazilah‫ و‬yang‫ و‬bercorak‫ و‬rasional‫ و‬ialah‫ و‬muncul
abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun
dengan‫و‬kalahnya‫و‬mereka‫و‬dalam‫و‬perselisihan‫و‬dengan‫و‬kaum‫و‬Islam‫و‬ortodoks.‫و‬Mu’tazilah‫و‬lahir‫و‬sebagai‫و‬pecahan‫و‬
dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawariji.
2. Qadariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak atau berbuat.
Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan
manusia harus bertanggungjawab atas perbuatannya.
3. Berbeda‫ و‬dengan‫ و‬Qadariah,‫ و‬kelompok‫ و‬Jabariah‫ و‬yang‫ و‬merupakan‫ و‬pecahan‫ و‬dari‫ و‬Murji’ah‫ و‬berteori‫ و‬bahwa‫و‬
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
4. Kelompok yang tidak sependapat dengan‫ و‬Mu’tazilah‫ و‬mendirikan‫ و‬kelompok‫ و‬sendiri,‫ و‬yakni‫ و‬kelompok‫و‬
Asy’ariyah‫و‬dan‫و‬Maturidiniayah‫و‬yang‫و‬pendapatnya‫و‬berada‫و‬di‫و‬antara‫و‬Qadariah‫و‬dan‫و‬Jabariah.
Semua kelompok itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat Islam periode masa
lalu. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, tiada lain bagi kita untuk
mengadakan koreksi yang berdasarkan Al-Qur’an‫ و‬dan‫ و‬Sunnag‫ و‬Rasul,‫ و‬tanpa‫ و‬dipengaruhi‫ و‬oleh‫ و‬kepentingan‫و‬
politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan‫و‬dan‫و‬meningkatkan‫و‬etos‫و‬kerja‫و‬adalah‫و‬aliran‫و‬Mu’tazilah‫و‬dan‫و‬Qadariah.
2016
11
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Siapa Tuhan Itu?
Lafal Ilahi yang artinya Tuhan, menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan dan dipentingkan
manusia, misalnya dalam surat Al-Furqon:‫ و‬43‫ و‬yang‫ و‬artinya:‫“ و‬Apakah‫ و‬engkau‫ و‬melihat‫ و‬orang‫ و‬yang‫و‬
menghilangkan keinginan-keinginan‫و‬pribadinya?”
Menurut Ibnu Miskawaih Tuhan adalah zat yang tidak berijisim, azali, dan pencipta. Tuhan Esa dalam segala
aspek. Ia tidak terbagi-bagi dan tidak mengandung kejamakan dan tidak satupun yang setara dengan-Nya, Ia
ada tanpa diadakan dan ada-Nya tidak bergantung kepada yang lain sementara yang lain membutuhkan-Nya.
Orang menyediakan hawa nafsunya, yang dipuji dalam hidupnya, berarti telah berbuat syirik yang sebenarnya
menurut Islam hawa nafsu harus tunduk kepada kehendak Allah Swt. Dalam surah Al-Qoshos: 38, lafal Ilah
dipakai‫و‬oleh‫و‬Fir’aun‫و‬untuk‫و‬dirinya sendiri, yang artinya:
“Dan‫و‬Fir’aun‫و‬berkata,‫و‬wahai‫و‬para‫و‬pembesar‫و‬aku‫و‬tidak‫و‬menyangka‫و‬bahwa‫و‬kalian‫و‬mempunyai‫و‬Ilah‫و‬selain‫و‬diriku”
Bagi manusia, Tuhan itu bisa dalam bentuk konkret maupun abstrak/gaib. Al-Qur’an‫ و‬menegaskan‫ و‬Ilah‫ و‬bisa‫و‬
dalam bentuk mufrad‫ و‬maupun‫ و‬jama’‫( و‬ilah,‫ و‬ilahian,‫ و‬ilahuna).‫ و‬Ilah‫ و‬ialah‫ و‬sesuatu‫ و‬yang‫ و‬dipentingkan,‫ و‬dipuja,‫و‬
diminintai, diagungkan diharapkan memberikan kemaslahatan dan termasuk yang ditakuti karena
mendatangkan bahaya.
Di dalam Al-Qur’an‫ و‬surat‫ و‬Al-Baqarah:‫ و‬163‫ و‬menegaskan,‫“ و‬Dan Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada
Tuhan‫و‬selain‫و‬Dia‫و‬yang‫و‬Maha‫و‬Pengasih‫و‬dan‫و‬Maha‫و‬Penyayang.”‫و‬Ilah‫و‬yang‫و‬dituju‫و‬ayat‫و‬di‫و‬atas‫و‬adalah‫و‬Allah‫و‬Swt,‫و‬
yang‫ و‬menurut‫ و‬Ulama’‫ و‬Ilmu‫ و‬Kalam‫ و‬Ilah‫ و‬di‫ و‬sini‫ و‬bermakna‫ و‬al-Ma’bud,‫ و‬artinya‫ و‬satu-satunya yang
diibadati/disembah. Sedang Al-Matbu’,‫ و‬yang‫ و‬dicintai,‫ و‬yang‫ و‬disenangi,‫ و‬diikuti.‫ و‬Inilah‫ و‬yang‫ و‬disebut‫ و‬Tauhid
Uluhiyah, bahwa Allah Swt. satu-satunya Tuhan yang diibadahi, dicintai, disenangi, dan diikuti.
Allah Swt memfirmankan dalam Al-Qur’an‫ و‬surat‫ و‬Thoha‫ و‬:‫ و‬14,‫ و‬yang‫ و‬artinya:‫“ و‬Sesungguhnya Aku Allah. Tidak
ada Tuhan selain Aku (Allah), maka beribadahlah hanya kepada-Ku (Allah), dan dirikanlah sholat untuk
mengingatku”.
Kalimat Tauhid keesaan secara konprehensif mempunyai pengertian sebagai berikut:
La Kholiqo illa Allah: Tiada Pencipta selain Allah
La Roziqo illa Allah: Tiada Pemberi rizqi selain Allah
La Hafidha illa Allah: Tiada Pemelihara selain Allah
La Malika illa Allah: Tiada Penguasa selain Allah
La Waliya illa Allah: Tiada Pemimpin selain Allah
La Hakima illa Allah: Tiada Hakim selain Allah
La Ghoyata illa Allah: Tiada Yang Maha menjadi tujuan selain Allah
La‫و‬Ma’buda‫و‬illa‫و‬Allah:‫و‬Tiada‫و‬Yang‫و‬Maha‫و‬disembah‫و‬selain‫و‬Allah
Lafal Al-ilah pada kalimat tauhid menurut Ibnu Taimiyah memiliki pengertian yang dipuja dengan cinta
sepenuh hati, tunduk kepada-Nya merendahkan diri di hadapan-Nya, takut dan mengharapkan kepadaNya,
berserah hanya kepada-Nya ketika dalam kesulitan dan kesusahan, meminta perlindungan kepada-Nya, dan
menimbulkan ketenangan jiwa dikala mengingat dan terpaut cinta denganNya. Ini yang disebut Tauhid
Rububiyah.
Lawan tauhid adalah syirik, artinya menyekutukan Allah Swt dengan yang lain, mengakui adanya Tuhan selain
Allah, menjadikan tujuan hidupnya selain kepada Allah. Dalam ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti
2016
12
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempersekutukan Tuhan selain dengan Allah Swt, baik persekutuan itu mengenai dzatNya, sifatNya atau
af’alNya,‫و‬maupun‫و‬mengenai‫و‬ketaatan‫و‬yang‫و‬seharusnya‫و‬hanya‫و‬ditujukan‫و‬kepada-Nya saja.
Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni, syirik itu bertentangan dengan
perintah Allah Swt, juga berakibat merusak akal manusia, menurunkan derajat dan martabat manusia, serta
membuatnya tak pantas menempati kedudukan tinggi yang telah ditentukan Allah Swt. dalam kaitannya
dengan masalah ini, Allah‫و‬Swt‫و‬berfirman‫و‬dalam‫و‬surah‫و‬Luqman‫و‬:‫و‬13‫و‬yang‫و‬artinya‫“و‬Dan‫(و‬ingatlah‫و‬ketika‫و‬Luqman‫و‬
berkata kepada Anaknya. Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar‫و‬kedhaliman‫و‬yang‫و‬amat‫و‬besar”.
Dan didalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa orang yang telah berbuat syirik kepadaNya, tergolong
orang‫و‬yang‫و‬telah‫و‬berbuat‫و‬dosa‫و‬besar,‫و‬sebagaimana‫و‬firmanNya,‫“و‬Sesungguhnya‫و‬Allah‫و‬tidak‫و‬mengampuni‫و‬dosa‫و‬
syirik, bagi siapa berkehendak. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa‫و‬besar”.‫(و‬QS.‫و‬An-Nisa’:‫و‬48).
Konsep Ketuhanan Menurut Islam
Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting
oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Eksistensi atau keberadaan Allah
disampaikan oleh Rasul melalui wahyu kepada manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses pemikiran atau
perenungan.
Informasi melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibawa dalam kutipan di bawah ini:
a. Surat Al-Anbiya’‫و‬:‫و‬25‫و‬yang‫و‬artinya‫“و‬Dan‫و‬Kami‫و‬tidak‫و‬mengutus‫و‬seorang‫و‬Rasulpun‫و‬sebelum‫و‬kamu,‫و‬melainkan‫و‬
Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, maka sembahlah olehmu sekalian
akan‫و‬Aku”.
Sejak diutusnya Nabi Adam AS sampai Muhammad Saw Rasul terakhir. Ajaran Islam yang tAllah Swt
wahyukan kepada para utusanNya adalah Tauhidullah atau monotheisine murni. Sedangkan lafadz kalimat
tauhid itu adalah laa ilaha illa Allah. Ada perbedaan ajaran tentang Tuhan yang ada asalnya dari agama
wahyu. Hal semacam itu disebabkan manusia mengubah ajaran tersebut. Dan hal seperti itu termasuk
kebohongan yang besar (dhulmun’adhim).
b.
Surat Al-Maidah‫ و‬:‫ و‬72‫“ و‬Dan‫ و‬Al‫ و‬masih‫ و‬berkata;‫ و‬Hai‫ و‬Bani‫ و‬Israil,‫و‬sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu,
sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka Allah pasti mengharamkan baginya surga dan
tempatnya‫و‬adalah‫و‬neraka”.
c.
Surat Al-Baqarah‫و‬:‫و‬163‫و“و‬Dan‫و‬Tuhamu‫و‬adalah‫و‬Tuhan‫و‬yang‫و‬Maha‫و‬Esa,‫و‬tidak‫و‬ada‫و‬Tuhan‫و‬kecuali‫و‬Dia‫و‬yang‫و‬
Maha‫و‬Pengasih‫و‬dan‫و‬Maha‫و‬Penyayang”.
Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang mutlak keesaannya. Lafadz Allah swt
adalah isim jamid, personal nama, atau isim a’dham yang tidak dapat diterjemahkan, digantikan atau
disejajarkan dengan yang lain. Seseorang yang telah mengaku Islam dan telah mengikrarkan kalimat
Syahadat Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah) berate telah memiliki keyakinan yang benar, yaitu
2016
13
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
monoteisme murni/monoteisme mutlak. Sebagai konsekuensianya, ia harus menempatkan Allah Swt sebagai
prioritas utama dalam setiap aktivitas kehidupan.
Bukti Adanya Tuhan
a. Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya Tuhan
Ismail‫و‬Raj’I‫و‬Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam, yaitu Khalik dan makhluk. Khalik adalah
pencipta, yakni Allah swt, hanya Dialah Tuhan yang kekal, abadi, dan transeden. Tidak selamanya mutlak Esa
dan tidak bersekutu. Sedangkan makhluk adalah yang diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia,
benda, tanaman, hewan, manusia, jin, malaikat langit dan bumi, surga dan neraka.
Adanya alam semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa rahasiarahasianya yang unik, semuanya memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah
menciptakannya.
Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa alam ini juga ada.
Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara logika kita harus percaya tentang adanya penciptaan
alam‫و‬semesta.‫و‬Pernyataan‫و‬yang‫و‬mengatakan‫“و‬Percaya‫و‬adanya‫و‬makhluk,‫و‬tetapi‫و‬menolak‫و‬adanya‫و‬khalik,‫و‬adalah‫و‬
suatu‫و‬pernyataan‫و‬yang‫و‬tidak‫و‬benar”.
Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu
bagaimanapun ukurannya, pasti ada penciptanya, dan pencipta itu tiada lain adalah Tuhan. Dan Tuhan yang
kita yakini sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini adalah Allah Swt.
b.
Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika
Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam pengertian lain alam ini mencpitakan
dirinya sendiri. Ini jelas tidak mungkin, karena bertentangan dengan hukum kedua termodinamika. Hukum ini
dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas yang
membuktikan bahwa adanya alam ini mungkin azali.
Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas,
sedangkan kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak
panas berubah menjadi panas. Perubahan energi yang ada dengan energi yang tidak ada.
Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika terus berlangsung, serta kehidupan
tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukanlah bersifat azali. Jika alam ini azali sejak
dahulu alam sudah kehilangan energi dan sesuai hukum tersebut tentu tidak akan ada lagi kehidupan di alam
ini.
c. Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi
Astronomi menjelaskan bahwa jumlah bintang di langit saperti banyaknya butiran pasir yang ada di
pantai seluruh dunia. Benda ala yang dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dengan bumi sekitar
240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi, dan menyelesaikan setiap edaranya selama 20 hari sekali.
2016
14
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar dari porosnya dengan
kecepatan 1000 mil perjam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali.
Dan sembilan planet tata surya termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan yang luar biasa.
Matahari tidak berhenti pada tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama dengan planet-planet dan
asteroid-asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.00 mil perjam. Disamping itu masih ada
ribuan sistem selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri.
Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy sistem matahari kita, beredar pada
sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.
Logika manusia memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti. Berkesimpulan bahwa
mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya. Bahkan akan menyimpulkan, bahwa dibalik semuanya itu
pasti ada kekuatan yang maha besar yang membuat dan mengendalikan semuanya itu, kekuatan maha besar
itu adalah Tuhan.
d.
Argumentasi Qur’ani
Allah Swt. berfirman, termaktub dalam surat Al-Fatihah ayat 2 yang terjemahya‫“و‬Seluruh‫و‬puja‫و‬dan‫و‬puji‫و‬
hanyalah‫و‬milik‫و‬Allah‫و‬Swt,‫و‬Rabb‫و‬alam‫و‬semesta”.
Lafadz‫و‬Rabb‫و‬dalam‫و‬ayat‫و‬tersebut,‫و‬artinya‫و‬Tuhan‫و‬yang‫و‬dimaksud‫و‬adalah‫و‬Allah‫و‬Swt.‫و‬Allah‫و‬Swt‫و‬sebagai‫“و‬Rabb”‫و‬
maknanya dijelaskan dalam surat Al-A’la‫ و‬ayat‫ و‬2-3,‫ و‬yang‫ و‬terjemahannya‫“ و‬Allah yang menciptakan dan
menyempurnakan, yang menentukan ukuran-ukuran‫ و‬ciptaannya‫ و‬dan‫ و‬memberi‫ و‬petunjuk”.‫ و‬Dari‫ و‬ayat‫ و‬tersebut‫و‬
jelaslah bahwa Allah Swt yang menciptakan ciptaannya, yaitu alam semesta, menyempurnakan, menentukan
aturan-aturan dan memberi petunjukterhadap ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan seisinya tidak
terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, ada yang menciptakan dan mengatur yaitu Allah Swt.
Didalam surat Al-A’raf‫ و‬ayat‫ و‬54,‫ و‬termaktub‫ و‬yang‫“ و‬Tuhanmu‫ و‬adalah‫ و‬Allah‫ و‬yang‫ و‬telah‫ و‬menciptakan‫ و‬langit‫ و‬dan
bumi‫و‬dalam‫و‬enam‫و‬hari”.‫و‬Lafadz‫و‬Ayyam adalah jamak dari yaum yang berarti periode. Jadi, sittati ayyam berarti
enam periode dan tentunya membutuhkan proses waktu yang sangat panjang.
Dalam menciptakan sesuatu memang Allah tinggal berfirman Kun Fayakun yang artinya jadilah maka
jadi. Akan tetapi, dimensi manusia dengan Allah berbeda sampai kepada manusia membutuhkan waktu enam
periode. Hal ini agar manusia dapat meneliti dan mengkaji dengan metode ilmiahnya sehingga muncul atau
lahir berbagai macam ilmu pengetahuan.
2016
15
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesimpulan
Kebutuhan manusia terhadap Tuhan yang sudah ada pada agama yang didasari pada keyakinan, suka
tidak suka, sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau. Artinya secara alamiah kita membutuhkan Tuhan,
sebagaimana kita membutuhkan oksigen untuk bernafas.
Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh
manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Eksistensi atau keberadaan Allah disampaikan
oleh Rasul melalui wahyu kepada manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses pemikiran atau perenungan.
Daftar Pustaka
Azra, A. 2005. Jaringan Ulama:Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII&XVII
Prenada Media. Jakarta
Aqidah Islam, (Bandung: Deponegoro, 2010), h. 39, dan Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunah Wal Jamaah,
(Jakarta; Pustaka Tarbiyah Baru, 2008) Cet.8, h. 39
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung; PT Al-Ma’arif,‫و‬2012),‫و‬cet.ke‫و‬20,‫و‬h.171
Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunah Wal Jamaah, (Jakarta; Pustaka Tarbiyyah Baru, 2008),cet.ke8, h.28
Srijanti, Purwanto dan Wahyudi P. 2007. Etika Membangun masyarakat Islam Modern. Graha Ilmu
2016
16
Pendidikan Agama Islam: Modul
Manusia dan Ketuhanan
Alimudin S,Pd.I, M,Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download