MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas Program Studi Teknik Elektro Pendidikan Agama Islam Modul 08 Kode MK Disusun Oleh 90002 Alimudin, S.Pd.I, M.Si Abstract Kompetensi Allah menciptakan manusia dalam bergolong-golongan sehingga seorang muslim harus mampu beradaptasi dalam kehidupan sosial antar sesama manusia lainnya Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Kesalehan Sosial dan mampu mencontoh teladan Rosul mengenai kehidupan sosial yang Islami Pengantar Manusia sejak lahir membutuhkan orang lain, oleh sebab itu manusia perlu bersosialisasi dengan orang lain dalam hidup bermasyarakat. Hidup bersosial dengan masyarakat seringkali membuat kita harus waspada dan menahan diri. Hal ini karena hidup dengan sejumlah orang lain yang masing-masing mempunyai keinginan, keyakinan dan pendapatnya berbeda-beda. Tak bisa dipungkiri hidup bermasyarakat akan senantiasa menemui berbagai gesekan. Gesekan-gesekan kecil itu bisa saja berubah menjadi sebuah bencana yang dahsyat bila tak ada saling dan saling memberikan nasihat. Harus ada saling pengertian diantara individu masyarakat. Hal inilah yang mendasari mengapa kita perlu memahami dan mengimplementasikan Kesalehan sosial yaitu bagaimana kita harus berhubungan dengan orang lain dalam masyarakat berdasarkan ajaran Islam. Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain, sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Uma r.a.: “Seorang mu’min yang bergaul dengan masyarakat dan sabar atas rintangan mereka, lebih baik dari pada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat (menyendiri) serta tidak sabar atas rintangan mereka.” ( HR.Ibnu Umar r.a ) Dengan demikian sebagai manusia kita tak bisa hidup menyendiri. Adalah suatu sunatullah bila akhirnya setiap individu itu hidup berkumpul dengan individu lain dalam sebuah komunitas yang dinamakan masyarakat. Sesuai dengan sabda Rasul tadi, bahwa kita harus bisa bersabar atas rintangan yang dibuat oleh individu lain. Dan berusaha untuk memberikan nasihat, bila tak menghendaki kerusakan. Dalam pandangan Islam, sebuah masyarakat adalah kumpulan individu yang berinteraksi secara terus menerus, yang memiliki satu pemikiran, satu perasaan dan dibawah aturan yang sama. Sehingga antara mereka akan terjalin hubungan yang harmonis. Bila ada sebagian anggota masyarakat yang menderita, serta merta individu-individu yang lain menolongnya dengan sekuat tenaga. Begitupun ketika ada salah seorang anggota masyarakat yang melakukan tindak kriminal serta merta individu yang lain menegur dan menasihatinya dan negara berhak memberikan sanksi bila itu menyebabkan teraniayanya individu lain. Masyarakat bukan hanya kumpulan individu semata yang tak memiliki aturan. Yang bebas berbuat apa saja semau mereka. Jelas hal ini tidak diajarkan oleh Rasulullah. 2016 2 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ukhuwah yang benar dan baik justru adalah saling memberikan nasihat kebaikan. Terkait dengan hidup sosial bermasyarakat ini, Allah berfirman: “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasihati dalam mentaati kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran”. (QS Al’Ashr: 1-3) Terkait dengan kehidupan sosial bermasyarakat, akhlak yang bagaimana yang harus dilakukan oleh umat Islam sehingga tercipta kehidupan sosial yang sehat? Pada bab ini akan dibahas tentang akhlak sosial Islami yang terdiri dari akhlak saling menyayangi, beramal sholeh, berlaku adil, menghormati sesama, menjaga persaudaraan, menegakkan kebenaran, tolong menolong dan bermusyawarah. Delapan Kesalehan Sosial 1. Akhlak Saling Menyayangi Banyak peristiwa pada akhir-akhir ini yang menunjukkan semakin hilangnya akhlak saling menyayangi diantara anggota masyarakat. Perkelahian antar kampung dibeberapa propinsi, perampokan dan pembunuhan, pembakan hutan dan penyiksaan hewan, bahkan ada penyiksaan terhadap anak-anak dan sesama umat muslim. Rasul bersabda: “Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. sesungguhnya dia telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah kamu sekalian termasuk beriman sebelum kamu saling menyayangi”. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami sudah saling menyayangi”.Beliau menjawab, “Yang dimaksudkan bukanlah berkasih-kasihan hanya dengan salah seorang diantara kawan-kawan saja, tetapi berkasih sayanglah kepada umum”. Yang dapat kita pahami dari sabda Rasulullah, Bahwa setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya sesama teman, tetapi kasih sayang kepada hal-hal yang bersifat umum, terhadap keluarga dan bahkan terhadap alam. Berikut ini adalah tauladan kasih sayang yang disampaikan Rasul. a) Kasih sayang terhadap sesama muslim Setiap muslim atau umat Islam diharapkan saling menyayangi. Sesama umat harus saling berbagi dan menerima dengan niat ikhlas, sehingga dapat mencapai kebahagiaan bersama. 2016 3 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Janganlah kita acuh terhadap sesama muslim, sehingga ada muslim lain menderita baik secara lahir maupun batin. Rasul bersabda: “Aku tidak dapat memberikan pembantu untukmu (Fatimah r.a) sedangkan aku mebiarkan para ahli shuffah mengikat perutnya karena menahan lapar sebab aku tidak mempunyai nafkah untuk mereka. Oleh karena itu, aku menjual para tawanan dan membeli nafkah kepada para ahli shuffah itu”. b) Kasih sayang terhadap orang musrik Toleransi antar umat beragama, pada saat ini masih merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial di Indonesia, karena di negara kita banyak perbedaan baik dalam keyakinan, ekonomi, sosial maupun budaya. Persitiwa-peristiwa yang berwujud kekerasan masih terjadi dalam hubungan antar agama atau suku. Bagaimana akhlak kita terhadap orang yang bukan muslim atau umat Islam? Rasul memberikan teladan sebagai berikut: Tsumamah bin Atsal yang sudah masuk Islam bersumpah untuk tidak mengirim gandum kepada orang Quraisy tanpa seijin Rasul, karena orang Quraisy pernah memboikot dan mengurung kaum muslim di Mekah. Orang Quraisy kemudian mengirim surat kepada Rasul, dan Rasul akhirnya mengirim surat kepada Tsumamah untuk mengirim gandum bagi orang Quraisy. Sifat kasih sayang Rasul lebih tinggi dari pada segala bentuk sifat permusuhan. Rasul memberikan contoh kepada kita untuk tidak membalas perbuatan jahat dengan kejahatan pula. Akhlak Rasul untuk menyayangi lebih tinggi dari bentuk sifat permusuhan. Oleh karena itu, sudah saatnya kita membina hubungan baik dalam kaitan sosial terhadap orang musrik atau orang yang berbeda keyakinan. c) Kasih sayang terhadap anak-anak Anak-anak adalah amanah bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya. Terhadap anakanak tersebut, haruslah kita berikan kasih sayang yang cukup dan bekal ilmu supaya dapat berkembang secara maksimal. Tugas orang tua untuk membimbing dan memberikan pengawasan yang cukup. Rasul memberikan teladan sebagai berikut: Al-Aqra bin Harits melihat Rasul mencium Al-Hasan, lalu berkata “Wahai Rasul, aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka”. Rasul bersabda “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya tidak akan disayangi”. 2016 4 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d) Kasih sayang terhadap alam Banyak contoh kecil, bahwa kita sekarang kurang menyayangi alam. Membuang sampah sembarangan yang berakibat polusi dan banjir. Menebang pohon sembarangan yang berakibat banjir. Rasul memberikan teladan yang baik seperti menanam pohon dan tidak menebang pohon sembarangan, mengolah tanah, menjaga kebersihan, menjaga sumberdaya alam dengan memanfaatkan secukupnya tidak berlebihan. Rasul bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa jalla melaknat orang yang menyiksa hewan dan memotong anggota badannya”. Yang dapat kita pahami, kita harus memberikan kasih sayang kepada hewan atau alam keseluruhannya dan tidak merusak alam seperti memotong anggota badan hewan, tumbuhan dan tidak serakah dalam mengambil sumberdaya alam. 2. Beramal Sholeh Beramal sholeh dapat diartikan berbuat baik/kebajikan, memberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh juga dapat berarti melakukan sesuatu yang baik seperti memberi nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat dan mengajarkan suatu ilmu. Beramal sholeh merupakan wujud akhlak sosial dalam rangka mewujudkan kepedulian sosial, sehingga seseorang berbuat baik terhadap orang lain. Terkait dengan anjuran agar kita beramal bagi orang yang tidak mampu, Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dijalan Allah sebagian rejeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim” (QS Al-Baqarah: 254). Dari ayat tadi, Allah memerintahkan kepada kita untuk mengeluarkan sebagian rejeki yang kita terima kejalan Allah seperti menyantuni anak yatim dan fakir miskin, memberi makan musafir dan menegakkan agama Allah. Allah-pun sangat tidak menyukai umat Islam yang kikir, seperti firman-Nya: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah mereka akan siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan 2016 5 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id punggung mereka, lalu dikatakan kepada mereka, “inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakan sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu” (QS AtTaubah: 34-35). Bagaimana kita mulai melakukan kegiatan amal sholeh mulai saat ini?Pertama, memulai dengan amal sedekah wajib berupa zakat baik zakat mal dan fitrah. Zakat mal atau harta bagi yang sudah mempunyai harta diatas nizab, atau kita dapat lebih mudah menghitung dengan memberikan 2,5 % dari apa saja yang kita terima. Zakat fitrah kita berikan saat akan hari raya Idul Fitri sebanyak 3.1 liter beras. Kedua, kita melakukan amal sedekah atau amal sunah kepada istri, anak, pembantu bahkan kepada alam, seperti memberikan makan kepada binatang dan memelihara tanaman, dan ketiga, kita melakukan amal sedekah berupa tolong menolong kepada sesama manusia dalam bentuk mendamaikan orang yang bermusuhan secara adil, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, membersihkan lingkungan dan jalan, dan mengerjakan sholat dengan baik. 3. Saling Menghormati Dalam kehidupan bersosial, kita juga membutuhkan akhlak untuk saling menghormati.Saling menghormati adalah sikap sosial yang mendasar dan luas. Sikap sosial ini lebih banyak tampil dalam wujud yang kelihatan, dan umumnya bersifat langsung, dalam setiap perjumpaan kita satu sama lain. Tanpa sikap ini kehidupan kita terasa hambar, diwarnai ketegangan karena masing-masing hanya mengutamakan kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Terkait dengan sikap saling menghormati, Allah berfirman: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik” (QS 25:63). Dari ayat diatas, Allah memerintahkan kita untuk saling menghormati dalam bentuk saling menyapa, berlaku rendah hati dan berkata-kata dengan baik.Mengapa Allah memerintahkan kita untuk saling menghormati? Jawabannya adalah karena sikap ini merupakan kekhasan kita sebagai manusia yang mampu menghormati dan pantas dihormati. Dalam menghormati, sebenarnya kita menunjukkan keunggulan kita sebagai manusia. Penghormatan kepada manusia sebenarnya juga tertuju sebagai penghormatan kepada Allah SWT. Kesadaran akan hal ini diharapkan dapat menggerakkan dan memudahkan kita untuk dengan tulus mau memberi penghormatan kepada sesama disetiap kesempatan. 2016 6 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa manfaat bila kita menerapkan sikap menghormati kepada orang lain yaitu: orang lain akan senang dengan kita, bahkan akan timbul dorongan dihatinya untuk mau dekat dengan kita. Kita dapat memperoleh simpati orang karena orang tersebut mendapatkan sikap yang berkenan dihatinya dari kita. 4. Berlaku Adil Keadilan diartikan sebagai sikap berpihak pada yang benar, tidak memihak salah satunya, dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud adil disini ialah memberikan hak kepada yang berhak tanpa membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan tindakan kepada orang yang salah sesuai dengan kejahatannya dan kelalaiannya, tanpa mempersukarnya atau bersikap pilih kasih kepadanya. Mengapa kita harus berlaku adil? Karena dalam kehidupan sosial, kita suatu saat akan dimintai untuk mendamaikan dua belah pihak yang berselisih, seperti perselisihan dalam keluarga, masyarakat bahkan dalam bernegara. Oleh sebab itu, dalam upaya menjadi pendamai, kita harus berbuat adil. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita berbuat adil diantaranya adalah: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mendapat pelajaran” (QS An-Nahl: 90). “Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah perkara itu diantara mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil” (QS AlMaidah:42). Melakukan kebajikan yaitu berbuat baik dan mentaati aturan hukum yang berlaku, adil dalam hal ini tidak melanggar peraturan yang dapat merugikan orang lain, seperti menerobos lampu merah, atau korupsi. Adil juga menghendaki kita menghilangkan sikap permusuhan, mencari musuh dan membuat perselisihan atau keonaran baik di dalam keluarga, kampus, masyarakat dan Negara. 5. Menjaga Persaudaraan Menjaga persaudaraan dapat diartikan membuat hubungan persahabatan atau pertemanan menjadi sangat karib, seperti layaknya saudara (adik dan kakak yang seayah dan seibu).Pada persaudaraan tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu persaudaraan karena keturunan, karena kepentingan dunia dan karena se-akidah. 2016 7 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Persaudaraan baik karena keturunan, kepentingan dunia maupun akidah harus terus dipupuk dan dikembangkan, sehingga terjalin rasa senasib dan sepenanggungan. Dalam realitas sosial masyarakat, kita menyadari bahwa banyak ragam manusia yang ada seperti status sosial, pendidikan, tingkat ekonomi dan profesi, oleh sebab itu untuk meningkatkan persaudaraan harus ada kebutuhan untuk saling membantu, saling menunjang, saling melengkapi dan saling menguatkan, sehingga satu sama lain menjadi kekuatan yang kokoh. Terkait dengan menjaga persaudaraan, Allah berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekatdan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS An-Nisa: 36). Apa manfaat bagi kita dan masyarakat terhadap terbinanya rasa persaudaraan ini? Rasa persaudaraan paling tidak memberikan manfaat untuk: tetap terpeliharanya rasa persaudaraan dan persatuan, saling mencintai dan bekerjasama satu sama lain, saling memperkuat dan meneguhkan kedudukan satu sama lain, menimbulkan rasa damai dan menciptakan kemakmuran dan memperoleh pahala, kemuliaan dan keridhaan dari Allah SWT. 6. Berani Membela Kebenaran Berani membela kebenaran berarti keteguhan dalam menghadapi bahaya atau sesuatu yang membahayakan dalam rangka menegakkan kebenaran berdasarkan ketentuan Allah SWT.Berani membela kebenaran juga dapat diartikan merasa takut pada beberapa hal yang memang harus ditakuti yaitu hal-hal yang jahat dan jelek seperti kejahatan, criminal dan kejelekan seperti aib, dan kemiskinan. Bagaimana seseorang dikatakan berani membela kebenaran? Seseorang yang dikatakan berani membela adalah orang yang takut akan aib yang dapat menjatuhkan harga diri, dengan demikian orang tersebut akan menjauhkan dari perbuatan yang dapat merusak harga diri, seperti korupsi, berjinah, menipu dan lain-lain. Sedangkan pengecut adalah orang yang tidak takut terhadap aib dan tidak mempunyai rasa malu terhadap kejelekan yang diperbuat, seperti pencuri yang bangga karena polisi tidak tahu, koruptor yang bangga dengan harta korupsinya dan seorang lelaki yang bangga bahwa selingkuhnya tidak diketahui orang lain. Terkait dengan berani membela kebenaran ini, Rasul Bersabda: 2016 8 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “Barang siapa yang terbunuh karena membela harta bendanya, maka matinya itu syahid, barang siapa yang terbunuh karena membela darahnya (membela diri) maka matinya itu syahid, barang siapa yang terbunuh karena membela agamanya, matinya itu syahid, dan barang siapa yang terbunuh karena membela keluarganya, matinya syahid”. Bagaimana kita umat Islam akan memulai akhlak membela kebenaran ini? Pertama, kita bisa memulai dengan berani mengemukakan pendapat baik dalam keluarga, masyarakat dan pemerintah terkait dengan kejahatan dan kejelekan seperti akidah yang rusak, akal pikiran yang sesat, hati yang buta dan akhlak yang buruk. Kita harus berani menyampaikan kebenaran yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul, dan terhadap kebenaran ini, kita berani mengemukakannya, sehingga keluarga, masyarakat dan negara mau mendengarkan dan melaksanakannya.Kedua, kita harus berani dalam peperangan baik perang membela agama, perang terhadap kejahatan dan kejelekan.Berani dalam hal ini juga menyangkut usaha fisik seperti membela orang yang lemah, berani mengejar penjahat dan bekerjasama dengan aparat, serta berusaha mengurangi tingkat korupsi, dan kemaksiatan.Tindakan berani ini juga diharapkan untuk menjaga masyarakat dalam kondisi tertib dan aman, namun juga harus dihindarkan dari rasa takabur atau sombong. 7. Tolong Menolong Tolong menolong dapat diartikan saling bantu membantu, meminta bantuan dan memberikan bantuan. Tolong menolong merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Sejak lahir manusia membutuhkan bantuan orang lain, begitupula saat dewasa dan bekerja, bahkan saat mati, manusia membutuhkan orang lain karena manusia tidak dapat menguburkan dirinya sendiri. Kehidupan bersosial dan bermasyarakat akan dapat mandiri dan kuat apabila ada kerjasama dan tolong menolong diantara anggota masyarakat khususnya umat Islam. Dalam agama Islam, kerjasama dan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sangat dianjurkan oleh Allah, sebagaimana firmannya: “Saling tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS Al-Maidah:2). “dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah 2016 9 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan Rosulnya.Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Dari kedua ayat tersebut, apa yang dapat kita pelajari dan lakukan? Pertama, umat Islam harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan, dan dilarang membuat persekongkolan dalam perbuatan jelek.Kedua, bidang kerjasama dalam kegiatan tolong menolong adalah luas, seperti mendirikan sembahyang dan zakat. 8. Musyawarah Musyawarah dapat diartikan rapat atau berunding untuk memperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik.Manusia dan umat Islam dari awal penciptaannya sudah beraneka ragam.Dalam hal banyaknya perbedaan ini, maka bagaimana mereka dapat menyatukan pendapat untuk mencari keputusan yang terbaik?Maka jawabannya adalah melalui musyawarah. Islam menjadikan musyawarah sebagai suatu cara atau aturan dalam rangka meneliti dan memeriksa pendapat agar diperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Islam juga menjamin kebebasan berpendapat bagi tiap orang selama pendapat itu tidak bertentangan dengan akidah dan ibadah. Terkait dengan akhlak musyawarah, Allah berfirman : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohon ampunkan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (urusan politik, ekonomi, dan lainlain).Kemudian apabila kamu telah membuatkan tekad, bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS AliImran:159). Bagaimana umat Islam memulai untuk melaksanakan akhlak musyawarah? Pertama, kita harus mulai berani mengemukakan pendapat yang benar dan menjadi pendengar yang baik bagi pendapatyang dikemukakan orang lain. Kedua, kita harus mulai berani berdiskusi dan adu argumentasi tentang sesuatu yang dimusyawarahkan dengan berbekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai.Ketiga, kita harus mulai berani menerima keputusan bersama dan secara konsekuen mentaati keputusan yang telah dibuat. 2016 10 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Al-Huffiy, A.M. 2000, Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setia. Bandung. Azra, A. 2005. Jaringan Ulama:Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII&XVII Prenada Media. Jakarta Chapra, Umer.2000. Islam dan Tantangan Ekonomi. Gema Insani Press. Jakarta Rasjid S.2000. Fikih Islam. Sinar Baru Agresindo. Bandung Srijanti, Purwanto dan Wahyudi P. 2007. Etika Membangun masyarakat Islam Modern. Graha Ilmu 2016 11 Pendidikan Agama Islam Alimudin, S.Pd.I, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id