MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi dikaji dalam beberapa bagian Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Public Relations 01 Abstract Kode MK Disusun Oleh 85006 Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Kompetensi Modul ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan memahami Ruang Lingkup Psikologi dan dapat menjelaskan ruang Komunikasi dikaji dalam lingkup Psikologi Komunikasi beberapa bagian; Def inisi & Manf aat Psikologi Komunikasi, Karakterist ik Manusia Komunikan, Faktor -f aktor yang Mempengaruhi Perilaku Manus ia Pengantar Dalam konsep ilmu Komunikasi, keterkaitan psikologi tidak bisa ditinggalkan. Bahkan para bapak Komunikasi beberapa diantaranya adalah pakar psikologi, seperti: Wilbur Schramm, Kurt Lewin, Paul Lazarzfeld dan Carl I Hovland. Meskipun demikian, komunikasi bukanlah subdisiplin psikologi. Komunikasi sebagai sebuah ilmu tersendiri memang menembus banyak disiplin ilmu. Bagaimanapun komunikasi merupakan bagian yang essensial buat pertumbuhan kepribadian manusia seperti disebutkan oleh Ashley Montagu. Dan komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Karenanya komunikasi selalu menarik minat psikolog. Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam displin ilmu, antara lain sosiolog dan psikologi. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Beberapa tokoh ahli psikologi Hovland, Janis, dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience (1953:12 dalam Rakhmat, 2011:3) Dance (1967) dalam Rakhmat 2011:3, mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.” Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi: 15 2 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. 2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme. 3. Pesan yang disampaikan 4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan. 5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak? Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis. Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks 15 3 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.” Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan. 1. Definisi dan Manfaat Psikologi Komunikasi 1.1. Definisi Psikologi: Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental. Kata psikologi datang dari kata latin psyche yang artinya jiwa atau sosial dan logos yang artinya kata atau wacana. Jadi psikologi adalah wacana mengenai jiwa. Behavior atau perilaku diartikan secara luas sebagai tindakan yang dapat diobservasi, seperti aktifitas fisik dan berbicara. Kamus Psikologi, Dictionary of Behavioral (dalam Rakhmat:2011; 3) menyebutkan enam pengertian komunukasi, yaitu: 1. Penyampaian perubahan energy dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang – gelombang suara. 15 4 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organism. 3. Pesan yang disampaikan 4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu system yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan. 5. (K. Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi Psikologi memberi gambaran tentang perilaku (sebagai jawaban apa) dan menerangkan atau memberi penjelasan penyebab ataupun akibat dari perilaku (sebagai jawaban mengapa ) misalnya ?.........Apa yang anda lakukan bila acara TV kurang bagus ? Mengapa anda setia mendengarkan siaran radio A bukan radio B ? Psikologi mencoba menjawab pertanyaanpertanyaan semacam itu untuk mengetahui apa yang dilakukan orang, mengapa dan bagaimana. Komunikasi: komunikasi adalah: ”The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). 15 5 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Elemen Proses Komunikasi Komunikator Pesan Media / Saluran Komunikan Effek Gangguan Umpan balik 1.2. Respon Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikan (peserta komunikasi), psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak? Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu: bagaimana pesan dari sesorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu yang lain. Psikologi bahkan meneliti lambing-lambang yang disampaikan. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambing, bentuk-bentuk lambing, dan pengaruh lambing terhadap perilaku manusia. 15 6 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ruang lingkup Psikologi Komunikasi dari sisi elemen-elemen komunikasi meliputi seluruh elemen yang ada dalam proses komunikasi yang meliputi: Komunikator Pesan Media (saluran) Komunikan Efek. Sedangkan ruang lingkup Psikologi Komunikasi berdasarkan jenisjenis komunikasi meliputi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi Kelompok/group Komunikasi Massa 1.3. Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks INTERAKSI SOSIAL, dalam mencapai tujuan-tujuan individu dan atau kelompok. INTERAKSI SOSIAL selalu diawali oleh KOMUNIKASI. Psikologi Komunikasi mengarahkan perhatiannya kepada perilaku manusia dalam berkomunikasi. Baik komunikasi Intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, maupun komuni kasi massa. Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Bila SOSIOLOGI melihat komunikasi pada interaksi sosial, FILSAFAT pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, PSIKOLOGI pada perilaku individu komunikan. Rakhmat, 2011:9 mengutip pendapat Miller, 1974:4 menyebutkan Psikologi Komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. 15 7 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peristiwa MENTAL adalah – apa yang disebut Fisher – Internal mediation of stimuli, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Sedangkan behavioral adalah apa yang tampak ketika orang berkomunikasi. 1.4. Penggunaan Psikologi Komunikasi Pengunaan psikologi komunikasi pada prinsipnya adalah untuk mencapai komunikasi efektif. Tanda-tanda komunikasi efektif menurut Stewart L. Tubs dan Sylvia Moss (1974:9-13) dalam Rakhmat (2011:13) paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan. a. Pengertian Tercapainya pengertian bersama antara komunkator dan komunikan, merupakan salah satu pertanda komunikasi yang efektif. Tidak tercapainya pengertian bersama, dianggap sebagai kegagalan komunikasi b. Kesenangan Para ahli berpendapat, bahwa; “Tidak semua semua komunikasi diajukan untuk menyampaikan informasi.” Ucapan; Selamat pagi, selamat siang, selamat berpisah, bukan pesan yang bermaksud mencari informasi. Komunikasi semcam itu, dimaksudkan untuk membuat orang lain merasa “Saya Oke – Kamu Oke” (dalam analisis transaksional). Atau disebut juga komunikasi fatis, untuk menimbulkan kesenangan. c. Mempengaruhi Sikap Melakukan komunikasi dengan tujuan merubah sikap orang lain, adalah bentuk komunikasi yang lazim dan sangat sering dilakukan orang. Komunikasi yang ditujukan untuk merubah sikap orang lain, sering disebut sebagai KOMUNIKASI PERSUASIF. 15 8 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Hubungan Sosial yang Baik Selain itu, komunikasi juga ditujukan untuk menjalin dan meningkatkan hubungan sosial yang baik dengan sesama anggota masyarakat atau komunitas. Sesuai dengan sifat manusia sebagai mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. e. Tindakan Tindakan komunikan yang sesuai dengan isi pesan komunikator adalah tingkatan paling tinggi keefektifan komunikasi. Tercapainya pengertian bersama dalam komunikasi merupakan capaian awal, tahap berikutnya adalah berubahnya sikap komunikan sesuai isi pesan atau sesuai yang diharapkan komunikator. Dan pencapaian paling tinggi adalah membuat komunikan bertindak sesuai isi pesan atau apa yang diharapkan komunikator. 1.5. Fokus Kajian Psikologi dalam Komunikasi Fokus Kajian Psikologi dalam Komunikasi tidak lain adalah: Variabelvariabel dari konsep: KOMUNIKATOR, PESAN, MEDIA (Channel/Saluran), KOMUNIKAN yang berhubungan atau berpengaruh terhadap Efektivitas dan Efisiensi setiap bentuk komunikasi. 2. Karakteristik Manusia Komunikan Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Psikologi memandang komunikasi pada pada perilaku manusia komunikan. Ahli linguistic untuk membahas komponen-komponen yang membentuk struktur pesan. Tugas ahli tehnik menganalisa berapa banyak “noise” terjadi di jalan sebelum pesan sampai pada komunikate, dan berapa banyak pesan yang hilang. Sedangkan Psikologi membicarakan tentang bagaimana manusia memproses pesan, menyampaikan pesan dan memproses penerimaan pesan, bagaimana cara berpikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambing-lambang yang dimiliki. 15 9 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2.1. Konsepsi Psikologi tentang Manusia Teori persuasi berlandaskan konsepsi psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens). Teori “jarum hipodermik”(media massa sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia) dilandasi konsep behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh lingkungan (Homo Mechanicus). Teori pengolahan informasi dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsep psikologi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens). Empat pendekatan psikologi yang paling dominan adalah psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistis. A. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id, Ego, dan Superego. 1. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan –dorongan biologis dan pusat instink manusia. Dalam diri manusia, terdapat dua instink yang dominan: a. Libido Instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan yang konstruktif. Libido disebut sebagai instink kehidupan; b. Thanatos Instink destruktif yang agresif. Thanatos disebut sebagai instink kematian. Semua motif manusia adalah gabungan dari libido dan thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), yakni ingin segera memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, id adalah tabiat hewani manusia. 15 10 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik.Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal). Ego bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle). 3. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. Superego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar. Id dan superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego berada di tengah, antara memenuhi desakan id dan peraturan superego. Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai). B. Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme Behaviorisme menganalisa perilaku yang tampak, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori behavioris juga dikenal dengan nama teori belajar. Belajar artinya perubahan perilaku manusia disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Dari situlah timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus). Menurut kaum empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan temperamen ditentukan oleh pengalaman indrawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan bukan penyebab perilaku tetapi disebabkan oleh perilaku masa lalu. Hedonisme memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kebutuhannya, mencari kesenangan, dan menghindari penderitaan. Utilititarianisme memandang seluruh perilaku manusia tunduk 15 11 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan utilitarianisme dan hedonisme, maka akan muncul apa yang disebut behaviorisme (Goldstein, 1980:17). Kaum behavioris berpendirian: manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Watson dan Rosalie Rayner melalui sebuah eksperimen telah membuktikan betapa mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia dan melahirkan metode pelaziman klasik (classical conditioning). Pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli kondisi dengan stimuli tertentu (yang terkondisikan/unconditioned stimulus) yang melahirkan perilaku tertentu (unconditioned respons). Jenis pelaziman lain ditemukan oleh Skinner, yaitu operant conditioning. Dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh proses peneguhan. Proses memperteguh respons yang baru dengan mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan (reinforcement). Menurut Bandura, tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Menurut Bandura, belajar terjadi karena proses peniruan (imitation). Dengan kata lain, melakukan suatu perilaku ditentukan oleh peneguhan, sedangkan kemampuan potensial untuk melakukan ditentukan oleh peniruan. C. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif Dalam psikologi kognitif, manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya dan makhluk yang selalu berfikir (Homo Sapiens). Descartes dan Kant menyimpulkan bahwa jiwa (mind) yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indra. Jiwa menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Manusia tidak memberikan respons terhadap stimuli secara otomatis. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan stimui itu sendiri. 15 12 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut Lewin, perilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya. Dari Lewin terkenal rumus: B= f (P,E), artinya Behavior (perilaku) adalah hasil interaksi antara person (diri orang tersebut) dengan environment (lingkungan psikologisnya). Lewin juga menciptakan konsep dinamika kelompok, yaitu dalam kelompok, individu menjadi bagian yang saling berkaitan dengan anggota kelompok yang lain. Sejak pertengahan tahun 1950-an, berkembang penelitian tentang perubahan sikap dengan kerangka teoritis manusia sebagai pencari konsistensi kognitif. Dimana manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu berusaha menjaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaannya dengan perilaku, contohnya adalah teori disonansi kognitif. Disonansi artinya ketidakcocokkan antara dua kognisi (pengetahuan). Teori disonansi menyatakan bahwa orang akan mencari informasi yang mengurangi disonansi dan menghindarkan informasi yang menambah disonansi. Pada awal tahun 1970-an, teori disonansi dikritik dan muncul konsepsi manusia sebagai pengolah informasi. Dalam konsepsi ini, manusia bergeser dari orang yang suka mencari justifikasi atau membela diri menjadi orang yang secara sadar memecahkan persoalan. Perilaku manusia dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang rasional. Contoh perspektif ini adalah teori atribusi. Teori ini menganggap manusia sebagai ilmuwan yang naif, yang memahami manusia dengan metode ilmiah yang elementer. Kenyataannya, manusia tidak begitu rasional dalam memandang sesuatu. Seringkali malah penilaian orang didasarkan pada data yang kurang, lalu dikombinasikan dan diwarnai oleh prakonsepsi. Dimana manusia menggunakan prinsip-prinsip umum dalam menentukan keputusan. Kahneman dan Tversky (1974) menyebutnya dalil-dalil kognitif (cognitive heuristics). D. Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Psikologi humanistik menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan 15 13 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pribadi. “Humanistic psychology is not just the study of „human being‟; it is a commitment to human becoming,” tulis Floyd W. Matson (1973:19). Psikologi humanistik mengambil dari fenomenologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Menurut Alfreud Schutz, pengalaman subyektif dikomunikasikan oleh faktor sosial dalam proses intersubyektifitas. Intersubyektifitas diungkapkan pada eksistensialisme dalam hubungan dengan orang lain (I-thou Relationship). Ithou Relationship menunjukkan hubungan pribadi dengan pribadi, bukan pribadi dengan benda; subjek dengan subjek, bukan subjek dengan objek. Sedangkan eksistensialisme menekankan pentingnya kewajiban individu pada sesama manusia. Frankl menyimpulkan asumsi-asumsi psikologi humanistik: keunikan manusia, pentingnya nilai dan makna, serta kemampuan manusia untuk mengembangkan dirinya. 2.2. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia Menurut Edward E. Sampson (1976) terdapat dua perspektif, yaitu perspektif yang berpusat pada persona (person-centered perspective) dan perspektif yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective). Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi perspektif yang berpusat pada persona: a. Faktor Biologis Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya. Aliran sosiobiologi (Wilson, 1975) memandang segala kegiatan manusia berasal dari struktur biologinya. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia (epigenetic rules). Struktur genetis, misalnya mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi, dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi 15 14 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mekanisme biologis, tetapi juga proses psikologis. Pentingnya pengaruh biologis terhadap perilaku manusia dapat dilihat dalam dua hal berikut ini: Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Diakui adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang biasa disebut motif biologis. b. Faktor Sosiopsikologis Dari proses sosial, manusia memperoleh karakteristik yang mempengaruhi perilakunya, yaitu: 1. Komponen Afektif Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Komponen afektif terdiri dari motif sosiogenis, sikap, dan emosi. 2. Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Kepercayaan adalah komponen kognitif dari fakor sosiopsikologi. 3. Komponen Konatif Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Komponen konatif dari faktor sosiopsikologis terdiri dari kebiasaan dan kemauan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia Delgado menyimpulkan bahwa respons otak sangat dipengaruhi oleh “setting” atau suasana yang melingkupi organisme (Packard, 1978:45). Edward G. Sampson merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut: 3.1. Aspek-aspek objektif dari lingkungan a. Faktor ekologis 15 15 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kaum determinisme lingkungan menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Yang termasuk faktor ekologis: Faktor geografis, Faktor iklim dan meteorologis b. Faktor desain dan arsitektural Suatu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi perilaku komunikasi diantara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural tertentu. c. Faktor temporal Waktu dapat mempengaruhi bioritma manusia dalam kehidupan. d. Analisis suasana perilaku Lingkungan dapat memberikan efek-efek tertentu terhadap perilaku manusia. e. Faktor teknologis Revolusi teknologi seringkali disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. f. Faktor sosial Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. Secara singkat, pengelompokkannya adalah sebagai berikut: Struktur organisasi Sistem peranan Struktur kelompok Karakteristik populasi 3.2. Lingkungan psikososial Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu. Berikut ini adalah jenis-jenis lingkungan psikososial: a. Iklim organisasi dan kelompok b. Ethos dan iklim institusional dan kultural 15 16 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3.3. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku Terdapat situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku (behavioral appopriateness), seperti situasi di taman dan situasi yang memberikan kendala pada perilaku, misalnya gereja. Situasi yang permisif memungkinkan manusia untuk melakukan banyak hal tapa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya.Jenis-jenis stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku manusia adalah: a. Orang lain b. Situasi pendorong perilaku (Sampson, 1976:13-14) 4. Daftar Pustaka e‐Psikologi.com.Brownlie, Ian, Principles of Public International Law-second edition, Universitty Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan keduapuluhtujuh, April 2011 15 17 Psikologi Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id