pengembangan bahan belajar berbasis web

advertisement
PERANCANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
(STUDI KASUS MATA KULIAH PENGANTAR TEORI GRAPH)
1
Widyo Nugroho, 2Meilani Siregar 3Sri Wiji Lestari
[email protected],
Gunadarma University, Margonda Raya 100, Depok 16424
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat, Menurut statistik
yang dikeluarkan oleh www.internetworldstats.com per 30 Juni 2008, dari sekitar 6.5
milyar populasi dunia hampir 1.5 milyar merupakan pengguna internet, yang berarti
sekitar 20% penduduk dunia telah memiliki akses ke internet, dengan porsi pengguna
terbanyak di Asia berkisar 40 % dari seluruh pengguna internet dunia. TIK mempunyai
potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print
TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan,
yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard
kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.
Penelitian pengembangan ini mencoba melihat efektifitas dan efisiensi pembelajaran
dengan mengngunakan media video berbasis web untuk mata kuliah pengantar teori grah.
Situs dengan alamat http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ telah diimplementasikan
terhadap kurang lebih 50 mahasiswa. Sembilan puluh enam persen menyatakan program
ini sangat menarik dan sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu 90 %
menyatakan program ini dapat mengatasi kebosanan terhadap perkuliahan di kelas dalam
bentuk metode ceramah
Kata kunci : perancangan media video
1. Pendahuluan
“ suka atau tidak suka , mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, kita tetap harus
menghadapi globalisasi “. Itulah sepenggal pernyataan yang sering kita dengar terkait
dengan isu globalisasi. Pernyataan tersebut menggugah kita bersama bahwa globalisasi
sudah menjadi keniscayaan saat ini. Keniscayaan yang di dorong dan difasilitasi oleh
perkembangan teknoilogi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat cepat. TIk
merupakan rangkain kegiatan yang difasilitasi peraltan elektronik yang mencakup
pengolahan , transmisi, dan penyajian informasi . TIK merupakan konvergensi dari tiga
wilayaj yaitu teknologi informasi, data dan informasi, serta masalah – masalah
sosialekonominya. Bagaimana tingkat penetrasi atau adopsi TIK di Indonesia untuk
tahun 2006, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Indikator
Total Telpon per
penduduk
Cellular Mobile per
penduduk
Main Telepon per
penduduk
Internet User per
penduduk
Broadband Subscriber
100 penduduk
Indonesia
Rata – rata
Asia
Rata – rata
dunia
100 34,87
44,92
60,04
100 28,30
29,28
40,91
100 6,57
15,81
19,39
100 7,81
11,57
17,39
per 0,05
2,71
4,30
Sumber : Ineternational Communiacation Union (2007)
Statistic tersebut di atas menunjukan bahwa untuk semua indicator TIK di atas, Indonesia
masih di bawah rata – rata Asia dan Dunia. Secara rata – rata , PC per 100 penduduk dan
pengguna internet per 10000 penduduk Indonesia lebih tinggi dibandingkan India, namu
lebih rebndah dari china, rata – rata Asia, dan rata – rata Dunia. Jika dibandingkan
dengan dua Negara ASEAN yaitu Malaysia dan Singapura, Indonesia relative tertinggal
cukup jauh dilihat dari penguna internet per 100 penduduk. Pada tahun 2006, berturut –
turut data untuk Malaysia, Singapura dan Indonesia adalah 43,77; 39,21 dan 7,18
(ITU,2006).
Tinsiri member perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK.
Ia mengatakan , apabila TIK tersebut di ibaratkan arus badai, maka setidak – tidaknya
ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus,
hanyut terbawa arus atau memamfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang tepat
adalah yang terakhir, memamfaatkan arus sebagai sumber energy. Demikan pula dalam
dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dalam dunia pendidikan . Hadirnya TIK
disekolah , di ruang kelas, di rumah, bahkan dikamar tidur siswa, tidak lagi dapat di
bending. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak , era TIK
telah hadir.
TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimamfaatkan dalam dunia pendidikan.
Pada blue print TIK Depdiknas, setidak – tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK
dalam pendidikan , yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas
pembelajaran, standard kompetensi, system administrasi , pendukung keputusan, sebagai
infrastruktur.
2. Tinjauan Pustaka
Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan. Tantangan yang pertama datang dari
adanya perubahan persepsi tentang belajr itu sendiri dan tantangan kedua datangnya dari
adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan
yang luar biasa. Kontruksivisme pada dasarnya telah menjawab tantangan yang pertama
dengan meredefinisi belajr sebagai proses kontruktif dimana informasi diubah menjadi
pengetahuan melalui proses interpretasi, korespondensi, representasi, dan elaborasi.
Sementara itu, kamajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang
menawarkan berbagai kemudahan – kemudahan baru dalam pembelajaran
memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi
selfguided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Lebih
dari itu, teknologi ini ternyata turut juga memainkan peran penting dalam pemperbaharui
konsepsi pembelajaran yang semula focus pada pembelajaran sebagai semata – mata
suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu bimbingan
agar mampu melakukan eksplorasi social budaya yang kaya akan pengetahuan.
Pemamfaatan teknologi informasi dan kominakasi (TIK/ICT) dalam pembelajaran saat
ini terus berkembang. Bahan belajar merupakan elemen penting dalam pememfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Untuk itu, maka kemampuan
seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sanagt penting.
Bahan ajar adalah segala bentuk conten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang
dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya , bahyan ajar dapat dikategorikan
menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja di rancang untuk belajar dan bahan
yang tidak di rancang namun dapat dimamfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang
tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping
Koran, film, sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak di rancang , maka
pemamfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Bahan belajar yang di rancang adalah bahan yang denga senagaja di siapkan untuk
keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya , bsahan ajar yang di rancang dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok, yakni bahan prentasi, bahan referensi, dan bahan
belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media , bahan ajar dapat kelompokkan menjadi
bahan ajar cetak, audio, televisi, multimedia, dan web.
Media Video Pembelajaran
Media videodisk atau VCD adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan
bersamaan dengan monitor televisi. Menurut Salomon kekuatan penyajian materi melalui
televisi dapat dilihat dari segi "filmis", yaitu bagaimana gambar-gambar disajikan
sehingga memiliki pesan yang utuh. Ia mengatakan ada tiga macam bentuk penyajian,
yaitu: (1). Secara harfiah, (2). Menggunakan sistem lambang, dan (3). Menggunakan
perlambang kompleks.1 Berikut ini penjelasan masing-masing bentuk penyajian:
(a). Penyajian secara harfia, yaitu penyajian gambar secara realistis. Atau dengan
kata lain gambar yang diliput kamera disajikan secara utuh tanpa adanya proses
manipulasi di dalamnya sehingga pesan yang disampaikan mewakili kejadian
yang sesungguhnya.
1
Graviel Salomon, Using Television as Unique Teaching Resource for Open University Course, (London:
Milton Keynes, 1983), p. 12.
(b). Penyajian menggunakan sistem lambang, yaitu penyajian yang bersifat
representative yang menembus keterbatasan ruang dan waktu, memperbesar
dan memperkecil objek, penguluran waktu (slow motion), penyingkatan waktu
(cutting) dan sebagainya serta adanya contoh-contoh yang bersifat representatif.
(c). Penyajian menggunakan perlambang kompleks, adalah kombinasi dari kedua
penyajian di atas dengan sangat memperhatikan permainan warna, musik,
bunyi-bunyian, ekspresi wajah, "acting" dan sebagainya. Penyajian bentuk
ketiga ini disebut juga penyajian secara “filmis”, yaitu suatu bentuk penyajian
yang memperhatikan unsur-unsur film dan pemainnya.
Penyajian program-program pembelajaran Graf yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan bentuk penyajian ketiga. Melalui bentuk penyajian
tersebut, peristiwa-peristiwa Graf dapat dihadirkan ke dalam kelas, konsep-konsep
Graf yang bersifat abstrak dapat diaktualisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga menimbulkan motivasi yang lebih besar bagi siswa untuk mempelajari Graf.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan Bates tentang beberapa pertimbangan
penggunaan media televisi dalam pembelajaran, yaitu: kemampuannya menembus
ruang dan waktu, kemampuannya menghadirkan contoh-contoh konkrit ke dalam
kelas, kemampuannya mengatasi keterbatasan pengamatan, dan kemampuan
memotivasi penonton.2
(a). Kemampuan menembus ruang, yaitu kemampuan media televisi hadir ke
tempat-tempat tertentu yang sulit atau tidak mungkin dijangkau siswa.
Sedangkan kemampuan menembus waktu adalah kemampuan media televisi
untuk menghadirkan peristiwa-peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini.
(b). Kemampuan menghadirkan contoh-contoh konkrit, merupakan kemampuan
media televisi memberikan gambaran nyata tentang peristiwa atau kejadian
tertentu. Melalui kemampuan kedua ini siswa dapat melihat bagaimana Graf
diterapkan dalam berbagai keperluan manusia.
(c). Kemampuan mengatasi keterbatasan pengamatan, merupakan kemampuan
media televisi untuk menampilkan hal-hal yang tidak terlihat oleh mata
telanjang, seperti benda-benda yang terlalu kecil, gerak yang terlalu cepat,
proses pertumbuhan yang sangat lambat dan sebagainya.
(d). Kemampuan memotivasi penontonnya, merupakan suatu kemampuan media
televisi untuk menarik perhatian penonton yang mungkin jarang ditemui pada
media lain. Kekuatan warna, gambar, suara dan gerak adalah sesuatu yang tak
dapat diingkari sebagai unsur yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
Sekurang – kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni adanya
tujuan yang jelas, ada sajian materi , ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan
belajar.
Tahapan Perancangan media video berbasis web adalah sebagai berikut
2
A.W. Bates, Learning From Television, ( London: Milton keynes, 1986), p. 8.
Perancangan media video berbasis web
Tahap pemrograman
Proses
kompresing
Menulis
naskah
Upload video Ke Dalam Course
Management Software
Pengkajia
n naskah
Evaluasi
Program
Media
Produksi
video
Tahap
Perancangan
Menentukan
ide/gagasan
Analisis
sasaran
Menyusun
GBIMV
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Gunadarma. Penulis dalam
melakukan penelitian ini memfokuskan pada pemanfaatan media video berbasis web.
Alat utama untuk pengukuran pemanfaatan pengembangan media pembelajaran berbasis
web dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh mahasiswa kemudian
ditetapkan melalui sebuah nilai (skor).
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development)
model pembelajaran, khususnya berupa produk pembelajaran melalui media
pembelajaran berbasis web untuk mata kuliah graf,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dimensi kajian pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada model Gephart,
seperti dikutip Miarso (2003) berikut ini :
Tujuan pengkajian : mengejakan, menciptakan dan mencari solusi baru berkaitan dengan
media video berbasis eweb bagi mahasiswa Universitas Gunadarma,
Hasil pengkajian merupakan sesuatu yang dapat diterapkan, tidak hanya berupa model
konseptual dan prosedural, tetapi juga dalam bentuk model fiskal,
Nilai yang ingin dicapai adalah sesuai dengan kemajuan teknologi pembelajaran dewasa
ini, yakni berupa media pembelajaran berbasis web,
Dorongan melakukan pengkajian adalah upaya inovasi,
Kriteria keberhasilan menggunakan standar kinerja mencakup : efektifitas, efisiensi, dan
daya tarik
Landasan konseptual adalah operasional media pembelajaran mata kuliah graf
Paradigma yang menjadi acuan adalah pendekatan efektifitas dan relevansi,
Proses pelaksanaan pengkajian sebagai berikut :
a.
identifikasi situasi,
b.
deskripsi alternatif,
c.
rumusan pemecahan, dan
disain pengujian
Penelitian & pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di
mana langkah-langkah penelitian mengacu pada R&D Cycle Borg dan Gall (1983),
dengan uraian penjelasan yang telah dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan
kondisi penelitian yang sebenarnya, seperti yang digambarkan secara ringkas pada tabel 1
Tabel .1
Tahapan Pengembangan Model
Tahap
Langkah
Aktivitas
Pra Pengembangan
Model
1
Penelitian dan pengumpulan data awal
Penelitian pendahuluan
Penyusunan hasil penelitian pendahuluan - Analisa
kebutuhan
Pengembangan
Model
2
Pembuatan Web-Based
3
Evaluasi Formatif, mengacu pada : Hannafin & Peck
(1988)
Uji Coba Awal
Kajian ahli dengan ahli materi, ahli media, dan ahli
teknologi informasi dan komunikasi
Perbaikan
Penerapan Model
5
Uji Coba Lapangan
Uji coba pada 50 responden mahasiswa Universitas
Gunadarma.
6
Perbaikan Operasional
Penyempurnaan video berbasis web
4. Hasil Penelitian
Peserta uji coba terdiri dari 50 mahasiswa dengan responden mahasiswa yang pernah
mengikuti perkuliahan Penganatar teori graf. Proses pelaksanaan ujicoba di lakukan di
sekitar kampus
gunadarma dengan pertimbangan di sekitar kampus memiliki lebar jalur
data yang besar sehigga ketika membuka url http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ dapat
berjalan dengan lancar
Instrumen lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur efektivitas, efisiensi
dan daya tarik produk mengacu pada indikator-indikator yang dikembangkan oleh
Hannafin dan Peck dan kusnandar yang dimodifikasi sedemikian rupa, disesuaikan dengan
tujuan penelitian
Katagori dimensi penelitian ini meliputi kualitas situs wweb, kualitas tampilan dam
kualitas penyajian materi
KUALITAS SITUS WEB
70.00%
60.00%
prosentase
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
m
ti d
ak
ti d
ak
be
rp
en
da
pa
t
en
ar
ik
ik
m
en
ar
ku
ra
ng
m
en
ar
ik
Sa
ng
at
m
en
a
ri k
0.00%
skor
Histogram Penilaian Kualitas Situs Web
Tabel 5.1
Skor penilaian mahasiswa terhadap kualitas situs Web
NO. pertanyaan
Penamaan website mudah diingat
1
rata-rata skor
skor median
2.90
2.00
Pengaksesan website mudah
2.78
2.00
2
3
4
5
Penggunaan logo pada website
Penyajian teks dapat dibaca dan mudah
dipahami
Penggunaan jenis dan ukuran huruf
2.88
2.00
3.04
2.00
2.72
2.00
6
Warna teks dengan latar belakang
kontras
2.76
2.00
7
Fitur website ini dapat berfungsi dengan
baik menggunakan browser Internet
Explorer
3.08
2.00
3.18
2.00
3.00
2.00
2.94
2.00
2.93
2.00
8
9
10
Fitur website ini dapat berfungsi dengan
baik menggunakan browser open source
/ Mozilla Firefox?
Kejelasan link dalam website ini
Pennyajian informasi pada website
Hasil evaluasi dari dimensi kualitas web mencerminkan penilaian kualitas situs web.
Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil rata-rata skor aspek kualitas situs web 2,93 diatas
atau disebelah kanan nilai media skala likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hasil evaluasi terhadap kualitas situs web menarik
Uji coba terhadap program ini dilakukan terhadap 50 mahasiswa Universitas Gunadarma.
Berdasarkan respon yang diberikan mereka, diperoleh rata – rata skor aspek kualitas
tampilan sebesar 2.8 (tabel 1). Nilai ini berada diatas atau disebelah kanan nilai median
skala linkert. Secara umum dapat dikatakan bahwa aspek kualitas tampilan ini bagus.
Kejelasan petunjuk program dan kejelasan suara atau narasi dinilai paling baik diantara
aspek lain.
Tabel 1. Skor penilaian Mahasiswa terhadap Kualitas Tampilan
No.
PERNYATAAN
Skor rata – rata
Skor median skala likert
1. Kejelasan petunjuk penggunaan program
3.0
2.5
2. Keterbatasan teks atau tulisan
2.9
2.5
3. Kualitas tampilan gambar
2.7
2.5
4. Sajian animasi
2.6
2.5
5. Komposisi warna
2.8
2.5
6. Kejelasan suara atau narasi
3.1
2.5
7. Daya dukung music
2.5
2.5
Rata – rata skor
2.8
2.5
5. Pembahasan
Di Universitas Gunadarma, sebagian besar metode pengajaran yang dilakukan oleh dosen
hanya berupa kuliah mimbar yaitu dosen hanya menjelaskan materi-materi diajarkan
melalui ceramah didepan kelas. Hal ini menyebabkan metode belajar mahasiswa menjadi
terbatas yaitu mahasiswa hanya duduk, diam, baca dan mendengar. Selain itu, media
pembelajaran yang digunakan oleh dosen hanya berupa media transparansi yang
ditampilkan dengan menggunakan Proyektor Transparansi (OHP) dan media cetak seperti
buku dan fotocopy materi. Untuk sebagian mata kuliah terdapat materi-materi yang
seharusnya dijelaskan dengan menggunakan gambar bergerak atau animasi. Dengan
terbatasnya media pembelajaran, mahasiswa hanya bisa membayangkan bagaimana
bentuk atau visualisasi dari materi tersebut secara abstrak.
graf merupakan mata kuliah yang sebagian besar materi-materinya bersifat abstrak
sehingga memerlukan penjelasan yang konkrit agar dapat dimengerti oleh mahasiswa.
berisi . jika teks-teks tersebut ditampilkan dalam bentuk visual, animasi, atau video.
Mahasiswa dapat dengan mudah memahami maksud dari materi tersebut karena proses
penyampaiannya lebih menarik dan tidak membosankan.
Video berbasis web merupakan salah satu media pembelajaran yang menggunakan
media komputer sebagai alat penyaji informasi isi materi pelajaran, latihan, atau keduaduanya dan dapat diakses oleh setiap orang dimanapun dan kapanpun dengan
menggunakan saluran internet. Dalam media pembelajaran berbasis web, format
penyajian pesan dan informasi dapat berupa tayangan statis maupun dinamis yang
disertai animasi, audio, atau video.
6. Simpulan
Media pembelajaran berbasis web atau biasa disebut Web based Learning merupakan
sesuatu media pembelajaran yang memanfaatkan komputer yang terkoneksi dengan
internet sebagai alat bantu/perangkat yang menyajikan informasi, isi materi pelajaran,
latihan, atau kedua-duanya berupa tutorial, drill and practice (latihan), simulasi, atau
permainan instruksional yang disajikan dalam sebuah website. Dengan kata lain media
pembelajaran berbasis web merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan
berbantuan komputer atau CAI yang disajikan dalam bentuk situs internet (website).
Mengacu pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, maka selanjutnya
diputuskan untuk mengembangkan model pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia
berbasis web yang mengahasilkan media pembelajaran bebentuk on line yang dapat
dibuka melalui jaringan internet dengan alamat url http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/
Hasil
ujicoba efektivitas, efisiensi dan daya tarik produk pada 50 responden
memperlihatkan bahwa . Hasil evaluasi dari dimensi kualitas web mencerminkan
penilaian kualitas situs wweb. Hasil rata-rata skor aspek kualitas situs web 2,93 diatas
atau disebelah kanan nilai media skala likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hasil evaluasi terhadap kualitas situs web menarik Hasil ujicoba dari dimensi kualitas
tampilan mencerminkan penilaian daya tarik model pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis WEB dari para responden. hasil skor rata-rata aspek kualitas tampilan sebesar
2,82
7. Daftar Pustaka :
( 1) Depdiknas, Blue Print ICT untuk Pendidikan, Jakarta, 2004
(2) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pembuatan Multimedia
Pembelajaran Interaktif, Jakarta, 2007
(3) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Penyusunan Bahan Ajar,
Jakarta, 2006
(4) Moore, peter, environment of e-learning, UNESCO, 2003
(5) Siribodhi, Tinsiri, ICT Tools For Learning Materials Development, UNESCO,
Bangkok, 2000
(6) Salomon. Interaction Of Media, Cognition, and Learning. San Fransisco, CA :
Jossey-bass. 1977.Simonson Dan Thomson. Education Computing Foundation
Columbus : Merril, 1994
Download