PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT Mengapa Guru harus mengintegrasikan TIK ke dalam proses Pembelajaran ? 1. TIK dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 2. TIK akan memotivasi siswa untuk belajar 3. TIK dapat membantu siswa belajar lebih baik 4. TIK dapat memfasilitasi cara berkomunikasi yang efektif antara guru dengan siswa (Jones P& Davis R, 2011) Berdasarkan penelitian Kulik diketahui tingkat signifikansi penggunaan proses belajar berbantuan TIK terhadap 48 siswa menunujukkan 38 orang memperoleh nilai yang tinggi dibandingkan peserta didik yang menggunakan metode tradisional (Munir ;2012:25) . Tingkat kemampuan daya ingat Media Audio Verbal (teks, visual) Audio-Visual % 10 20 50 Tingkat kemampuan menyimpan pesan berdasarkan media Media <3 hari >3 hari Audio Verbal (teks, visual) Audio-Visual 70% 72% 85% 10% 20% 65% Dasar hukum UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Permen No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. perlunya membangun jati diri melalui pembelajaran yang aktif inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dasar hukum Permendiknas No. 16 Th. 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru, guru harus dapat memanfaatkan tekonologi informasi . Teks Multimedia 90 80 70 60 East West North 50 40 30 20 10 0 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr “Perpaduan harmonis antara berbagai media (teks, gambar, grafik/diagram, audio, video, animasi) secara sinergis untuk mencapai tujuan (pembelajaran)” Prinsip Pembelajaran dengan multimedia (TIK) (Clack & Mayer, 2011) 1. Prinsip multimedia Orang belajar lebih mudah menggunakan teks dan gambar dari pada hanya menggunakan menggunakan teks Dalam suatu rangkaian listrik yang terdiri dari sebuah lampu dan batere , jika saklar ditutup maka arus akan mengalir dan lampu menyala. Arah arus listrik dari kutub positif (+) menuju ke kutub negatif (-). Kurang baik lebih baik 2. Prinsip kesinambungan spasial orang belajar lebih baik ketika teks dan gambar yang terkait di sandingkan secara berdekatan dibandingkan disandingkan berjauhan 1. 2. 3. 4. Sumber tegangan Kawat penghantar Lampu saklar Kurang baik lebih baik 3. Prinsip kesinambungan waktu orang belajar lebih baik ketika teks dan gambar yang terkait disajikan secara simultan dibandingkan disajikan secara bergantian atau setelahnya 1. 2. 3. 4. Sumber tegangan Kawat penghantar Lampu saklar Kurang baik lebih baik 4. Prinsip koheren orang belajar lebih baik ketika teks , gambar, video dan animasi yang tidak terkait dan tidak relevan dengan konsep tidak disajikan. Kurang baik lebih baik 5. Prinsip Modalitas orang belajar lebih baik ketika video dan animasi diserta narasi dibandingkan animasi yang diserta teks pada satu layar. Ketika saklar ditutup maka arus akan mengalir pada rangkaiam Kurang baik lebih baik 6. Prinsip Redudansi orang belajar lebih baik ketika video dan animasi diserta narasi dibandingkan animasi yang diserta narasi dan teks pada satu layar. Ketika saklar ditutup maka arus akan mengalir pada rangkaiam Kurang baik lebih baik 6. Prinsip Personalisasi orang belajar lebih baik dari teks yang disusun komunikatif dibandingkan teks yang formal Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang bergerak dari titik yang potensialnya tinggi ke titik yang potensialnya lebih rendah Kurang baik Jika kutub positif dan negatif bateri dihubungkan dengan kawat maka arus akan mengalir dari kutub positif menuju ke kutub negatif. lebih baik 8. Prinsip interaktivitas orang belajar lebih baik ketika ia dapat berinteraktif dengan sumber belajar Kurang baik lebih baik 9. Prinsip Sinyal orang belajar lebih baik ketika teks diberi penekanan atau highlight Arus listrik adalah aliran muatan listrk yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial lebi rendah Kurang baik Arus listrik adalah aliran muatan listrk yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial lebi rendah lebih baik 10. Prinsip Perbedaan individual orang belajar lebih baik jika pendekatan mmedia yang digunakan jsesuai dengan gaya belajarnya Desain pembelajaran berbasis TIK Desain pembelajaran adalah proses dan kerangka sistematis merencanakan, mengembangkan, dan mengadaptasikan pengajaran berdasarkan identifikasi kebutuhan pembelajaran dan persyaratan konten (University of Idaho, 2004). Desain pembelajaran berbasis TIK adalah desain pembelajaran yang mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran Teori-teori yang mendasari desain pembelajaran berbasis ICT behaviorisme kognitivisme konstrukstivisme 1. Behaviorisme Belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati yang disebabkan oleh stimulus eksternal (adanya alat pembelajaran/media). 2. Kognitivisme Belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Media digunakan untuk menjembatani perbedaan mulai dari aspekaspek gaya belajar sampai motivasi, kolaborasi maupun meta kognitif 3. Konstruktivisme Siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajarnya sendiri. Media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif membangun/mengkonstruksi pengetahuan Manfaat desain pembelajaran berbasis TIK 1. Menggabungkan semua indera peserta didik, 2. Meningkatkan pemahaman siswa, "Pemahaman dinaikkan sampai 80 persen ketika seseorang melihat, mendengar, dan berinteraksi dengan bahan instruksional. 3. Siswa memiliki kontrol belajar mereka sendiri, 4. Belajar bersama juga bisa menjadi keuntungan ketika mengintegrasikan TIK, 5. Integrasi TIK menawarkan kesempatan lebih luas untuk belajar mandiri 6. Memungkinkan penggunaan dari berbagai metode komunikasi seperti buletin, e-mail, diskusi online, blog, dan chat room. (Jones P& Davis R, 2011). Karakteristik desain pembelajaran berbasis ICT 1. Materi pembelajaran disajikan dalam potongan-potongan kecil yang dapat ditayangkan satu layar penuh. 2. Untuk format video/audio , materi disajikan dengan masa tayang 510 menit 3. Peserta didik dimungkinkan belajar dengan kecepatan sesuai kebutuhan dan kemampuan, serta dapat mengakses materi pembelajaran secara non-linier. 4. Interaksi antara siswa dengan guru umumnya berlangsung secara asinkron, kecuali bila digunakan fasilitas chatting atau tele/videoconference. 5. Diskusi berlangsung secara tekstual, menggunakan fasilitas mirip mailing list yang hanya berlaku internal. Desain pembelajaran berbasis TIK menggunakan model ADDIE (Jones P& Davis R, 2011) Design Analysis Development Evaluation Implementasi 1. Analisis: Pada tahap analisis, guru menjadi penyelidik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah tujuan dari pembuatan bahan ajar berbasis TIK ini? 2. Apa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai? 3. Pengetahuan apa saja yang telah dimiliki oleh peserta didik mengenai materi yang akan disampaikan? 4. Siapakah sasaran yang akan menggunakan bahan ajar berbasis TIK ini dan seperti apa karakteristik mereka? 5. Bagaimana cara penyampaiannya pembelajaran berbasis TIK? 6. Sampai kapan batas waktu pengerjaan ini? 7. Hasil akhir dari tahap analisis adalah pengetahuan mengenai kondisi awal dan informasi mengenai perencanaan seperti apa yang perlu dibuat. Contoh: Pembelajaran dengan materi pokok: Listrik statis Pada tahap analisis, diketahui informasi sebagai berikut: 1. Tujuan dari pembuatan bahan ajar berbasis TIK ini untuk menjelaskan Listrik statis 2. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa dapat mengambarkan gaya interaksi dari dua muatan listrik, menghitung besar gaya interaksi yang dialami dua muatan listrik yang saling berdekatan. 3. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik adalah konsep resultan gaya. 4. Sasaran yang akan menggunakan bahan ajar berbasis TIK adalah siswa kelas XII –IPA. 5. Cara penyampaiannya pembelajaran berbasis TIK, yaitu menggunakan Multimedia pembelajaran interaktif. 6. Batas waktu pembelajaran 4 Jam pelajaran 2.Tahap Design (Desain) Guru menggunakan seluruh informasi dari tahap analisis dan memulai proses kreatif dari merancang bahan ajar berbasis TIK untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap desain, guru mengidentifikasi materi dan alat/media yang akan dibutuhkan, merancang kegiatan pembelajaran, menentukan bagaimana cara mengukur prestasi belajar peserta didik. Contoh identifikasi Materi: 1. Materi pokok : ……………………. 2. Sasaran : …………….……… 3. Standar Komp : ……………..…….. 4. Kompetensi Dasar : …………………….. 5. Indikator : ……………………. Alat /media : Multimedia pembelajaran interaktif Contoh Rancangan kegiatan pembelajaran: 1. Pendahuluan : ……………………. 2. Kegiatan inti : …………….……… 3. Kegiatan penutup : ……………..…….. Contoh Rancangan mengukur prestasi belajar siswa: 1. Tes tertulis 2. Tugas individu dan tugas kelompok Rancangan Konten • Merupakan tahapan awal dalam pengembangan konten elearning. • Rencana konten dibuat berdasarkan RPS (Rencana Pembelajaran satu semester). • Rencana konten akan menjawab kontenkonten apa yang diperlukan sejalan dengan kompetensi-kompetensi apa yang harus dicapai dalam pada mata Rancangan Media • Dalam rencana konten, terdapat konten dan media-media yang digunakan dalam elearning. Dengan penjelasan ini 1 rancangan konten didukung oleh N rancangan media • Rancangan media dibuat untuk media-media yang sumbernya adalah diproduksi sendiri oleh dosen Naskah Media (Story Board) • Naskah media adalah transkrip yang menceritakan bagaimana konten akan didelivery. Setiap rancangan media harus dibuat naskah medianya. Naskah media dapat digambarkan dan diceritakan Rancangan Penerapan (Piloting) • Setelah konten dan media dirumuskan, perlu adanya rancangan bagaimana penerapan konten/media tersebut kepada mahasiswa 3.Tahap Development (Pengembangan) Guru membuat dan menyusun materi pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat pada tahap desain. Sumber daya (alat/media) yang diperlukan seperti audio, video, grafis dan multimedia lainnya mulai dikemas dalam sebuah bahan ajar berbasis TIK. Contoh : Untuk materi pokok listrik statis dikembangkan multimedia pembelajaran interakti (MPI) Pada tahap ini guru juga menentukan strategi pembelajaran berbasis TIK Strategi Pembelajaran Meliputi : o Persiapan Mencakup Analisis Kurikulum dan analisis kebutuhan o Metode yang digunakan secara umum adalah : 1. Klasikal 2. Kelompok 3. Individual o Evaluasi Evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan cocok atau tidak Metode klasikal Pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan secara klasikal. Untuk metode ini dapat digunakan peralatan : – – 1 unit komputer + multimedia proyektor (LCD Proyektor), atau 1 unit komputer + televisi Metode kelompok Metode ini dapat diterapkan pada kelas dengan sejumlah kecil komputer. Sebuah komputer digunakan untuk beberapa siswa. Cara ini memungkinkan siswa untuk saling berdiskusi. Metode individual Dalam metode ini, satu orang siswa dengan sebuah komputer. Metode ini dapat digunakan untuk sekolah yang memiliki banyak komputer (laboratorium). Siswa juga dapat mengcopy software untuk digunakan di rumah sebagai bahan remedial. Siswa dapat menggunakan media internet di luar jam sekolah, untuk menerima/kirim tugas, mencari bahan dari luar sekolah. 4.Tahap Implementation (Pelaksanaan) Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, membantu peserta didik belajar, menilai penampilan mereka, dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar. Pada tahap ini , guru membimbing siswa bagaimana menggunakan teknologi yang dipakai. 5.Tahap Evaluation (Evaluasi) Kegiatan guru adalah merefleksikan dan merevisi apa yang telah dilakukan mulai dari tahap analisis, desain, pengembangan, dan pelaksanaan. Jika terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, maka perlu diidentifikasi untuk kemudian disempurnakan. Terdapat dua bentuk evaluasi yakni evaluasi formatif, yang dilakukan pada masing-masing tahapan, serta evaluasi summatif untuk mengukur sampai seberapa jauh peserta didik mampu belajar dari bahan ajar berbasis TIK serta memperoleh umpan balik dari peserta didik.