9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Teknologi, Informosi dan Komunikasi (TIK) 1. Pengertian Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia semakin popular terutama dengan seiring lahimya kurikulum berbasis kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kurikulum ini terdapat perubahan satu mata pelajaran baru yaitu mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Kata teknologi berasal dari bahasa Latin texere, yang mengandung pengertian menjalin atau menyusun (to contruck) dengan demikian istiiah teknologi tidak seharusnya hanya dibatasi pada pengertian penggunaan mesin-mesin, meskipun pengertian yang sederhana ini banyak digunakan dalam pembicaraan sehari-hari.1 Teknologi merupakan suatu desain bagi tindakan instrumental yang dapat mengurangi ketidak pastian dalam suatu hubungan sebab akibat untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Suatu teknologi setidaknya memiliki dua aspek, yaitu perangkat keras atau hardware yang terdiri dari fisik atau material. Serta aspek perangkat lunak atau software, atau berupa informasi dasar bagi piranti keras. Sebagai misalnya kita membedakan antara perangkat keras computer yang terdid dari CPU, Monitor, Keyboard, dan beberapa komponen lainnya serta perangkat lunak computer yang merupakan kodekode instruksi untuk mengoprasikan perangkat kerasnya. Keduanya, perangkat keras atau perangkat lunak, merupakan unsur-unsur esensial dalam 1 Tasyrif Yasin. Pemanfuatan Kemojuan Tefutologi Informasi dan Komunikasi Modern, Semarang, UndipPress, 1997,h.83 9 10 pengguniuul computer namun karena perangkat keras lebih kasat mata, maka kita sering mengartikan teknologi dalam konteks perangkat kerasnya.2 Salah satu jenis teknologi yang menjadi semakin penting dalam masyarakat modern adalah teknologi inforrnasi dan teknologi komunikasi. Keduanya sesungguhnya memiliki kesamaan pengertian atau dapat dipertukarkan satu dengan lainnya" karena proses mengalir, berpindah, atau dipertukarkannya informasi akan membentuk suafu kegiatan yang dinamakan komunikasi. Demikian pula sebaliknya substansi dari komunikasi adalah dipertukarkannya informasi. Teknologi komunikasi atau teknologi informasi adalah piranti keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial, dimana individu mengumpulkan, memproses dan memperhrkarkan informasi dengan individu lainnya.3 Kemajuan di bidang teknologi komunikasi seperti yang kita saksikan dewasa ini pada dasamya merupakan kelanjutan dari terhadap perkembangan yang berlangsung pada masa-masa sebelumnya, yang menamakan perkembangan teknologi komunikasi sebagai revolusi, menggolongkan empat revolusi dalam konteks hubungan antar manusia yaitu berbicara" penemuan dan penggunaan tulisan, percetakan dan yang terakhir adalah dalam hubungan jarak jauh (telekomunikasi). Istilah teknologi informasi (information technogt) pada masa sebelumnya istilah teknologi infonrrasi dikenal dengan teknologi computer atau pengolatran data elektronik. Lucas dalam Munir menguraikan definisi teknologi inforrnasi, yang dijelaskan sebagai berikut: 2 Agus Sugiono, Telmotogi Informasi dan Peneropanya di Bidang Komunikasi, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, l987, h. 35 3 Tasyrif Yasnl Op., cit, h. 83 11 Teknologi informasi adatah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elekhonik, mikro computer, computer mainframe, pembaca berkode, perangkat lunak memproses tansaksi, perangkat lunak lembar kerja (Worksheet) dan peralatan komunikasi dan jaringan merupakan contoh teknologi inforrnasi.4 Dalam Kamus Oxford dalam Munir bahwa; 'teknologi informasi adalah study atau penggunaan peralatan elektronika" terutama computer untuk menyimpan, menganalisis dan mendiskibusikan informasi apa saja termasuk kata-kata bilangan, dan gambar.5 Wawan Wardiana dalam Munir, mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, memproses, mendapatkan menyusun, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan infonnasi yang berkualitas. T Dapat digaris bawahi pengertian teknologi informasi dari pengertian di atas adalah segala benhrk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam benfuk elektronik, mikro computer, computer mainframe, perangkat lunak memproses transaksi, dan peralatan komunikasi serta jaringan. Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membanfu proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi komunikasi lebih menekankan pada perangkat elekhonik. Menurut Munir, bahwa yang dimaksud teknologi komunikasi adalah mikro computer, teleconferencing, teleteks, videoteks, interaktifcable television 4 dan comunication satelite.6 Effert M. Rogers dalam Munir, Munir, Ibid., h. 9 Munir, E - learning Pengembangan System Pendidikan Berbasis Dunia Maya, Bandnng UPI Pres, 2004, h. 10 6 Ibid., h. 12 5 12 mengemukakan bahwa: kata kunci dari teknologi komunikasi adalah electronic technology: "Electronics technologt these theis allos as to build virtually and kind of communication divece tlrut one mighate wish at price". Komunikasi adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia" karena komunikasi merupakan pendapat, menyampaikan pesan dan informasi kepada pihak lain.7 Mengacu pada pengertian teknologi informasi dan komunikasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: TIK adalah sumber pembelajman multimedia yang mampu menampilkan gambar dan suara. Gambarnya meliputi garnbar bergerak dan berwana, suara ditampilkan berupa suara verbal manusia, musik, dan suara non manusia seperti suara binatang, suara alam dan sebagainya. Media Audiovision dimaksud berupa program media yang terdiri dari kaset audio, benda nyata, atau benda tiga dimensi, dan bahan cetak (modul). TIK merupakan sumberdaya informasi yang menjangkau untuk dunia pendidikan. Sumberdaya informasi yang diperoleh dari TIK ialah dapat mengetahui informasi tentang media pembelajaran dari luar sekolah lain. TIK merupakan juga penciptaan, pemeliharaan dan penggunaan system informasi, manajemen dengan menyoroti penggunaan Teknologi Informasi Elektronika sebagai instrument utamanya meskipun harus diakui bahwa pengolahan informasi dapat dilakukan dengan cara-cara lain yang tidak menggunakan Teknologi Elekhonika seperti secara mekanis dan bahkan juga secara manual.8 Teknologi informasi dan komuniasi, yang disingkat dengan 7 8 Mmunir, Op. Cit., h. 16 Sondong P. Bagian Sisrem Informasi Manajemen, Jakarta, Bumi aksara, 2001, h. 15 13 kata TIK merupakan sistem komunikasi yang berteknologi canggrh untuk memperoleh informasi dengan jaringan komputer maupun internet sehingga dapat bertukar informasi khususnya dalam pokok masalah ini adalah masalah pendidikan.9 Aplikasi pembelajaran berbasis TIK adalah proses belajar mengajar di sekolah yang di dalamnya diterapkan metode pembelajaran berbasis TIK dengan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. 2. Peranan Aplikasi Pembelajaran Berbasis TIK Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap rnanusia membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang aktifitas hidupnya, kemajuan TIK memiliki peranan besar dalam dunia pendidikan dan pembelajaran sekarang ini. Kemajuan TIK telah memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar di kelas tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas dengan menggunakan media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, dan email. Juga memungkinkan guru memberikan pelayanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Begitu juga halnya dengan siswa ia dapat memperoleh informasi dalam bentuk yang luas dari berbagai sumber melalui Cyberspace atau ruang maya dengan menggunakan komputer alau intemet.10 Peranan TIK di sekolah memerlukan pendekatan yang tepat dengan tujuan kondisi dan kemampuan sekolah, hal ini disebabkan karena penerapan TIK memerlukan dukungan tidak hanya dari sumber daya (humanresources) tetapi juga faktor sarana dan fasilitas pendukung. setiap pendekatan TIK termasuk didalamnya visi, tujuan, pengembangan perencanaan, fasilitas yang dibutuhkan metode pubelajaran dan sistem evaluasi. TINESCO dalam Munir, 9 Dariyanto, Memahami Kerja Internet, Bandung, Urama Widya. 2005, h. 22 Suprianto, Teknologi Informosi dan Komunikasi, Jakarta, Galia lndonesia Printing, 2008, h. 28 10 14 menyatakan bahwa; terdapat empat pendekatan dalam pengembangan TIK disekolah. Pendekatan tersebut meliputi: emerging approach, applying approach, integrating approach, dan transforming approach.11 a. Emerging approach Pendekatan ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan langkahlangkah TIKdi sekolah. Sekolah mulai untuk menyediakan beberapa peralatan dan beberapa perangkat lunak sofware. Pada tahap awal ini, pengelola sekolah (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah) serta guru memulai untuk mengkaji konsekwensi dan berbagai kemungkinan penerapan TIK pada kurikulum sekolah. Pada tahap ini sekolah masih memegang sistem pembelajaran Teacher - centred yang sifatnya tradisional. Sebagai contoh para guru memberi materi dengan menyediakan materi dan para peserta didik mendengarkan dan mencatat materi yang telah ditentukan. Hanya sebagian kecil saja mteri yang disediakan dapat di akses oleh peserta didik secara individu. Untuk menguraikan pendekatan ini ditinjau dari aspek visi, sudut pandang filosofis beljar dan ilmu pendidikan (hilosoplty of learning and pedagogy), pengembangan rencana dan kebijakan (development plans and policies), fasilitas dan sumber (facilities andresotrces), pandangan kurikulum (understanding of the curriculum), komunitas (community) dan penilaian (assessment). b. Applying approach. Pendekatan ini berhubungan dengan sekolah dimana kontribusi TIK terhadap aspek pembelajaran telah berkembang. Pada tahap ini para guru dan 11 Munir, Kurikulum, Op.Cit.,h. l8 15 pengembang menggunakan TIK untuk berbagai tugas dalam hal manajemen sekolah dan pelaksanaan kurikulum. Sebagai contoh, guru memberikan pembelajaran dengan menerapkan TIK, seperti dengan melalui progafitm presentasi dan Word-processed. Para peserta didik dapat mengakses teknologi menggunakan satu atau dua komputer di kelas atau di laboratorium komputer. Pada tahap ini penggunakan TIK belum terintegrasi dengan kurikulum. c. Integrating Approach. Pendekatan ini ditandai dengan keadaan sekolah yang sudah dilengkapi perangkat teknologi yang menyatu dengan laboratoruim, kelas, dan kelas administratif. Pengembanagan TIK di sekolah mengembangkan cara baru produktif untuk pengembanagn TIK secara profesional. Kurikulum sudah menggabungkan mata pelajaran dalam sebuah aplikasi dunia nyata. Sebagai contoh, materi disajikan melalui berbagai sumber yang melibatkan masyarakat dan sumber daya global melalui internet. Para peserta didik mengakses teknologi dengan rnenggunakan dan menjadikannya sebagai alat untuk menunjukkan pengetahuannya dalam penguasaan materi pelajaran. Para peserta didik bertanggungiawab untuk menguasai materi dan proses penilaiannya. Dalam model ini sekolah mulai melibatkan masymakat dan lingkungann sebagai sumber belajar. d. Tranforming Approach. Pendekatan ini dihubungkan dengan sekolah yang menggunakan TIK secara kreaktif untuk mengevaluasi dan memperbaharui sekolah. Fokus kurikulum adalah learnedcentred dan mengintegrasikan materi pelajaran 16 kedunia nyata. Sebagai contoh, para peserta didik dapat berpartisipasi bekerja dengan para pemimpin masyarakat untuk memecahkan permasalahan lokal dengan mengakses, menganalisa, melaporkan, dan mempresentasikan informasi menggunakan perangkat TIK. Peserta didik mengakses teknologi secara tidak terbatas dan bertanggung jawab terhadap penilaian belajarnya sendiri. Pada pendekatan ini sekolah telah menjadi suatu pusat pembelajaran bagi masyarakat.12 Pendekatan-pendekatan diatas adalah pendekatan yang perlu dilakukan oleh sekolah dan guru dalam rangka memaksimalkan proses belajar mengajar yang berbasis teknologi. 3. Manfaat Aplikasi pembelaiaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wult 1996) dalam Baisoetii, manfaat Pembetajaran Berbasis ICT itu terdiri atas 4 hal,13 yaitu: a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhnnce interactivity) Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elekhonik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan gun/instnlktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pmbelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kesempatan untuk konvensional mengajukan dapat, pertanyaan berani atau ataupun mempunyai menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran 12 13 Op. Cit., h. 24 Baisoetii, Komputer dan Pendidikan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1998, h. 38 17 yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/gunr/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari waktu dan kapansaja (time and place flexibility) Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas sercara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui intemet, maka peserta didik dapat melancarkan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas - tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada gunru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur. c. Menjangkaar peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience) Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja di mana saja, dan kapan saja seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui iatenret. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang mernbutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajarut (easy updating of content as well as archivable capabilities) Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan 18 penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan seeara priodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilalakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari pesertia didik maupun atas hasil penilaian guru instmktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. B. Hakekat Motivasi Belaiar Siswa 1. Pengertian Motivasi Belajar Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diiginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu, "Motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan".14 Menurut Whittaker yang dikutip Darsono, Motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisikondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan.15 Sedangkan menurut Nasution, "Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melalarkan sesuatu".16 Jadi motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melahirkan kegiatan. Sedangkan 14 Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Jakart, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, h. 36 15 Max Darsona, Betajar dan Pembelajaran, Semarang, CV. IKIP Semarang Press, 2000, h. 6l 16 Nasutioq Berbagai Pendekatan dolaru, Proses Belajar dan Mengajar, Jakarh, Bumi Aksara. 2003. H. 73 19 menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, motivasi sebagai faktor intern (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.17 Hal ini senada dengan penjelasan Sardiman bahwa: Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.18 Jadi dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman pendidikan agama Islam. Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. oleh karena itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi, guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya" jika gugru dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati pelajaran tersebut. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berajar Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 17 18 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta. 2004. H. 83 AM. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. 2006, h. 75 20 a. Cita-cita atau aspirasi Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang, winkel dalam Darsono, "Aspirasi ini bisa bersifat positif dan negative ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada juga yang sebaliknya".19 Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan berharap dapat mencapainya. b. Kemampuan belajar Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar. c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa. d. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah "Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.20 Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap motivasi betajar siswa. 19 20 Max Darson o, Log.Cit. Noeng Muhadjir. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Satu Teori Pendidikan, Reka Sarasih, Yogyakarta, 1987. h.3 21 e. Unsur-unsur dinamis dalambelajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberdaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadangkadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. f. Upaya guru membelajarkan siswa Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belqiar. 3. Ciri-Ciri Motivasi Belaiar Menurut Sardiman, bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). d. Mempunyai orientasi ke masa depan. e. Lebih senang bekerja mandiri. f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hat yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif). g. Dapat rnempertahankan pendaptnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 22 h. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. i. Senang mencari dan rnemecahkan masalah soal-soal.21 Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila rnengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik. 4. Bentuk-bentuk Motivasi Belaiar Menurut Sardiman, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah yaitu: "1) memberi angka, 2) hadiah, 3) saingan atau kompetisi, 4) ego-involvement, 5) memberi ulangan, 6) mengetahui hasil, 7) pujian, 8) hasrat untuk belajar, 9) Minat, dan 10) Tujuan yang diakui.” 22 Berdasarkan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah yang telah disebutkan di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut: 21 22 AM. Sardiman, Op. Cit. h. 83 Ibid, h. 92 23 a. Memberi angka, dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. b. Hadiah, dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut. c. Saingan atau kompetisi, dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual walaupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi-belajar. d. Ego-involvoment, menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk rnencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. e. Memberi ulangan, para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. f. Mengetahui hasil, dengan meugetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 24 g. Pujian, merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. h. Hukuman, sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. i. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belqiar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik. j. Minat, motivasi sangat erat hubrmgannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat k. Tujuan yang diakui, rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar 23 5. Jenis dan Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman, terdapat dua jenis motivasi siswa dalam belajar, yaitu motivasi instrinsik (dalam diri siswa) dan motivasi ekstrinsik (luar diri siswa).24 Hal ini dapat di jabarkan sebagai berikut: 23 24 Ibid., h. 92-95 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 2002. h. 125 25 a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfirngsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu25. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Menurut Sardiman, bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut: Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang telah dicapai. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.26 Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena danya motiyasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan 25 26 Ibid., h.126 Ibid., h. 85 26 menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajamya.