Modul Kewarganegaraan [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Kewarganegaraan
Good Governance
‘15
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Humas
1
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
90003
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Abstract
Kompetensi
Modul pada pertemuan 14 berisi
tentang Good Governance.
Setelah Mempelajari, Mahasiswa
diharapkan akan dapat memahami
tentang Good Governance.
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pertemuan 14 – Good Governance
A. Pengertian dan Latar Belakang
1. Pengertian Good Governance
Pada dekade awal abad ke -21, bangsa indonesia menghadapi gelombang besar
pada masa reformasi berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi, dan globalisasi.
Sekalipun keadaan serupa pernah terjadi pada beberapa kurun waktu yang lalu,
namun tuntutan saat ini mengandung nuansa yang berbeda sesuai dengan
kemajuan zaman.
Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah
pemerintahan negara menuntut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan,
termasuk birokrasinya, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antardaerah
dan antarbangsa berlangsung lebih efisien. Kunci dari daya saing adalah efisiensi
proses pelayanan, serta mutu ketepatan dan kepastian publik.
Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing; dan kunci dari
daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, mutu, dan kepastian kebijakan publik.
Dalam upaya mmenghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu
dikembangkan adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai luhur dan
prinsip tata kelola (good governance) dalam mewujudkan cita cita dan tujuan negara,
sebagaimana dalam Pembukaan UUD 1945.
United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumen kebijakannya yang
berjudul “Governance for Sustainable Human Development” (1977), mendefinisikan
kepemerintahan (governance) sebagai berikut : “Governance is the exercise of
economic, political, and administrative authority to a country’s affairs at all levels and
means by which states promote social cohesion, integration, and ensure the well
being
of
their
population”
(Kepemimpinan
adalah
pelaksanaan
kewenangan/kekuasaan dalam bidang ekonomi, politik, dan administratif untuk
mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan merupakan
instrumen kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan
intergritas dan kohesitas sosial dalam masyarakat.
‘15
2
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemerintah atau “Goverment” dalam bahasa diartikan sebagai “The authoritative
direction and and administration of the affairs of men/women in a nation, state, city,
etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang orang dalam
sebuah negara, negara bagian, kota, dan sebagainya). Ditinjau dari sisi semantik,
kebahasaan governance berarti tata kepemerintahan dan good governance
bermakna tata kepemerintahan yang baik.
Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan, sedangkan sisi
yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja
pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Apabila istilah ini
dirujuk pada asli kata dalam bahasa inggris: Governing, maka artinya adalah
mengarahkan atau mengendalikan, karena itu good governance dapat diartikan
sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah
publik. Oleh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau
birokrasi
pemerintahan,
tetapi
juga
pada
ranah
masyarakat
sipil
yang
dipresentasikan oleh organisasi nonpemerintah dan sektor swasta. Singkatnya,
tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara
negara atau pemerintah, melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi
pemerintahan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang baik
adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa
bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari
rakyat, serta terbebas dari gerakan gerakan anarkis yang bisa menghambat proses
dan laju pembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika produktif dan
memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, baik
dalam aspek produktivitas maupun dalam daya belinya; kesejahteraan spiritualnya
meningkat dengan indikator rasa aman, bahagia, dan memiliki rasa kebangsaan
yang tinggi.
2. Latar Belakang
Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang sangat
mendasar :
a. Tuntutan eksternal : Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan
good governance. Good Governance telah menjadi ideologi Baru negara dan
lembaga donor internasional dalam mendorong negara-negara anggotanya
menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai prasyarat
‘15
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam pergaulan internasional. Istilah good governance mulai mengemuka di
indonesia pada akhir tahun 1990 an, seiring dengan interaksi antara pemerintah
indonesia dengan negara-negara luar dan lembaga-lembaga donor yang
menyoroti kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam
negeri indonesia.
b. Tuntutan Internal : Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu
penyebab terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of
power yang terwujud dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan
sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan. Proses Check
and Balance tidak terwujud dan dampaknya menyeret bangsa indonesia pada
keterpurukan ekonomi dan ancaman disintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi
di indonesia memperlihatkan korupsi berdampak negatif terhadap pembangunan
melalui kebocoran, mark up yang menyebabkan produk high cost dan tidak
kompetitif di pasar global (High Cost Economy), merusakkan tatanan masyarakat
dan kehidupan bernegara. Masyarakat menilai praktek KKN yang paling
mencolok kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabangcabang pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini mengarahkan
wacana
pada
bagaimana
menggagas
reformasi
birokrasi
pemerintahan
(governance reform).
c. Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimana mendorong negara
menerapkan nilai nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan desentralisasi
penyelenggaraan pemerintahan. Good governance ini dapat berhasil bila
pelaksanaannya dilakukan dengan efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan
rakyat, serta dalam suasana demokratis, akuntabel, dan transparan.
B. Prinsip dan Konsepsi Good Governance
1. Prinsip Good Governance
Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan
(governance) dengan pola pemerintahan yang tradisional adalah terletak pada
adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi serta
peranan
masyarakat
(termasuk
dunia
usaha
dan
lembaga
swadaya
Masyarakat/Organisasi nonpemerintah) semakin ditingkatkan dan semakin terbuka
aksesnya.
‘15
4
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam rencana strategis lembaga administrasi negara tahun 2000-2004, disebutkan
perlunya pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan yang
terarah pada terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance), yakni :
“....proses pengelolaan pemerintahan yang demokratis, prfesional, menjunjung tinggi
supremasi hukum dan hak asasi manusia, desentralisasi, partisipatif, transparan,
adil, bersih, dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna, dan berorientasi
pada peningkatan daya saing bangsa”.
Selain itu Gambir Bhatta (1996) mengungkapkan pula bahwa unsur utama good
governance, terdiri atas akuntabilitas (accountability), transparansi (tranparency),
keterbukaan (open), serta aturan hukum (rule of law) ditambah dengan kompetensi
manajemen (management competence) dan hak hak asasi manusia (human right).
Berikutnya, UNDP (1997) mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang
harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan keperintahan yang
baik, meliputi :
a. Patisipasi (Paticipation)
Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak
suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik langsung maupun
melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masingmasing.
b. Aturan Hukum (rule of law)
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan,
dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia.
c. Transparansi (Transparency)
Transparansi harus dibangun dalam kerangka aliran informasi.
d. Daya Tanggap (Responsiveness)
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai
pihak yang berkepentingan (Stakeholders).
e. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation)
Pemerintahan yang baik akan bertindak sebagai penengah bagi berbagai
kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang
‘15
5
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terbaik bagi kepentingan masing masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan
pemerintah.
f.
Berkeadilan (Equity)
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki
maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara
kualitas hidupnya.
g. Efektif dan Efisien (effectivieness and efficiency)
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan berbagai sumbersumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
h. Akuntabilitas (accountability)
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta, dan masyarakat
madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat
umum), sebagaimana halnya kepada pemilik kepentingan (stakeholders).
i.
Visi Strategis (strategic vision)
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang
tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia,
bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut saling memperkuat
dan terkait serta tidak berdiri sendiri.
2. Konsepsi Good Governance
Pemerintah atau Government dalam bahasa inggris adalah :” The authoritative
direction and and administration of the affairs of men/women in a nation, state, city,
etc” dalam bahasa indonesia, artinya ; pengarahan dan administrasi yang berwenang
atas kegiatan orang orang dalam sebuah negara, negara bagian, kota, dan
sebagainya. Bisa juga berarti “the governing body of nation, state, cuty, etc.” Atau
lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara bagian
atau kota, dan sebagainya.
‘15
6
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan istilah “kepemerintahan” atau dalam bahasa inggris “Governance” adalah
“the act, fact, manner of governing,” berarti : Tindakan, fakta, pola, dan kegitana atau
penyelenggaraan pemerintahan.” Dengan demikian governance adalah suatu
kegiatan (proses), sebagaimana dikemukakan oleh kooiman (1993) bahwa
governance lebih merupakan “...serangkaian proses interaksi sosial politik antara
pemerintahan dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan
tersebut.”.
Istilah “Governance” tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan,
tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan
penyelenggaraan serta bisa juga diartikan pemerintahan. Oleh karena itu tidak
mengherankan apabila terdapat istilah public governance, private governance,
corporate governance, dan banking governance. Governance sebagai terjemahan
dan pemerintahan kemudian berkembangan dan menjadi populer dengan sebutan
kepemerintahan atau tata kelola yang baik (good governance).
Secara Konseptual, pengertian kata baik (good) dalam istilah kepemerintahan yang
baik (good governance mengandung dua pemahaman :
a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai nilai yang
dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional)
kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial).
b. Aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, lembaga administrasi negara mengemukakan bahwa good governance
berorientasi pada :
a. Orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.
b. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam
melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi pertama mengacu pada
demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen-elemen konstitusinya
seperti : Legitimacy (apakah pemerintah dipilih oleh dan mendapat kepercayaan
dari rakyatnya), accountability scuring of human right, autonomy, and devolution
of power dan assurance of civil control. Sedangkan orientasi kedua, bergantung
sejauh mana struktur serta mekanisme poitik dan efisien.
‘15
7
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Lembaga administrasi negara (2000) menyimpulkan bahwa wujud good
governance adalah menyelenggarakan pemerintahan negara yang solid dan
bertanggung jawab, serta efisien, dan efektif, dengan menjaga kesinergisan
interaksi yang konstruktif di antara domain domain negara, sektor swasta, dan
masyarakat.
Selain itu, peraturan pemerintah nomor 1010 tahun 2000 merumuskan good
governance sebagai berikut : “Kepemerintahan yang mengemban dan menerapkan
prinsip-prinsip
profesionalitas,
akuntabilitas,
transparansi,
pelayanan
prima,
demokrasi, efisiensi, supremasi hukum, dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Dengan demikian. Pada dasarnya pihak pihak yang berkepentingan dalam
pemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokan menjadi 3 kategori,
yaitu :
a. Negara/Pemerintahan.
Konsepsi
kepemerintahan
pada
dasarnya
adalah
kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan
kemebambagaan masyarakat madani.
b. Sektor swasta. Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif
dalam interaksi sistem pasar, seperti : Industri pengelolaan perdagangan,
perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informasl.
c. Masyarakat Madani. Kelompok
masyarakat dalam konteks kenegaraan pada
dasarnya berada di antara atau ditengah-tengah antara pemerintah dan
perorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat
yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi.
C. Karakteristik Dasar Good Governance
Ada tiga karakteristik dasar good governance :
1. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralisme telah menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dielakan sehingga mau tidak mau, pluralisme telah
menjadi suatu kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralisme merupakan
sesuatu
yang
kodrati
(given)
dalam
kehidupan.
Pluralisme
bertujuan
mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis, dan merupakan
sumber dan motivator terwujudnya kreativitas yang terancam keberadaannya jika
tidak terdapat perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita adalah
‘15
8
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebuah peradaban yang kosmopolit akan tercipta apabila manusia memiliki sikap
inklusif dan kemampuan (ability) menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.
Namun, dengan catatan, identitas sejati atas parameter-parameter otentik agama
tetap terjaga.
2. Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara sesama agama maupun
terhadap umat agama lain. Secara sederhana, toleransi dapat diartikan sebagai
sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain.
Senada dengan hal itu, Quraish Shihab (2000) menyatakan bahwa tujuan agama
tidak semata-mata mempertahankan kelestariannya sebagai suatu agama,
namun juga mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup,
berdampingan, dan saling menghormati.
3. Tegaknya
prinsip
demokrasi.demokrasi
bukan
sekedar
kebebasan
dan
persaingan, demokrasi juga merupakan suatu pilihan untuk bersama sama
membangun dan memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang
semakin sejahtera.
D. Penerapan Prinsip Good Governance pada Sektor Publik
Penerapan sembilan prinsip good governance hendaknya dapat diterapkan
diseluruh sektor pembangunan, dengan memperhatikan agenda kebijakan
pemerintah untuk beberapa tahun mendatang yang perlu disesuaikan dan
diarahkan kepada :
1. Stabilitas Moneter, Khususnya kurs dolar AS (USD) hingga mencapai target
wajar, dan stabilitas harga kebutuhan pokok pada tingkat yang terjangkau.
2. Penanganan dampak krisis moneter, khususnya pengembangan proyek
padat karya untukmengatasi pengangguran dan percukupan kebutuhan
pangan bagi yang kekurangan.
3. Rekapitalisasi perusahaan kecil dan menengah yang sebenarnya sehat dan
produktif.
4. Operasional langkah reformasi meliputi kebijaksanaan moneter, sistem
perbankan, kebijakan fiskal, dan anggaran serta penyelesaian utang swasta
dan restrukturisasi sektor riil.
5. Melanjutkan
langkah
menghadapi
era
globalisasi,
meningkatkan ketahanan dan daya saing ekonomi.
‘15
9
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
khususnya
untuk
Disamping itu perlu juga diperhatikan adanya keberhasilan pembangunan aparatur
negara dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik dalam era reformasi
dewasa ini. Hal ini paling tidak dapat dilihat dari seberapa jauh keberhasilan
pencapaian
tujuan
reformasi
sebagaimana
tercantum
ketetapan
MPR
VIII/MPR/1998, Bab III yang mencakup :
1. Mengatasi krisis ekonomi dalam waktu sesingkat-singkatnya terutama untuk
menghasilkan stabilitas moneter yang tanggap terhadap pengaruh global dan
pemulihan aktivitas usaha nasional.
2. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara melalui perluasan dan peningkatan partisipasi politik
rakyat secara tertib untuk menciptakan stabilitas nasional.
3. Menegakkan hukum berdasarkan nilai kebenaran dan keadilan, hak asasi
manusia menuju terciptanya ketertiban umum, dan perbaikan sikap mental.
4. Meletakkan dasar-dasar kerangka dan agenda reformasi pembangunan, agama,
dan sosial budaya dalam usaha mewujudkan masyarakat madani.
Sedangkan agenda aksi reformasi pemerintahan dalam rangka mewujudkan
kepemerintahan yang baik di indonesia menurut Bintoro Tjokroamidjojo (2000) adalah
perlunya pengarahan terhadap beberapa hal pokok sebagai berikut :
1. Perubahan sistem politik ke arah sistem politik yang demokratis, partisipatif, dan
egalitarian.
2. Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI), di mana kekuatan militer harus
menjadi kekuatan yang profesional dan independen, bukan menjadi alat politik
partai atau kekuasaan pemerintah (presiden), yang mendudukkannya sebagai
kekuatan pertahanan negara.
3. Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan
profesionalisme birokrasi pemerintah dalam rangka mengingkatkan pengabdian
umum, pengayoman, dan pelayanan publik.
4. Reformasi pemerintahan yang juga penting adalah perubahan dari pola
sentralisasi ke desentralisasi, bukan dalam rangka separatisme atau federalisme.
5. Agenda aksi reformasi lain yang juga strategis adalah menciptakan pemerintah
yang bersih (clean goverment) yang terdiri atas tiga pokok agenda, yaitu :
‘15
10
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktik-praktik korupsi, kolusi,
kronisme, dan nepotisme (KKKN).
b. Disiplin penerimaan dan penggunaan uang/dana rakyat , agar tidak lagi
mengutamakan pola deficit funding dan menghapuskan adanya dana publik
nonbudgeter.
c. Penguatan sistem pengawasan dan akuntabilitas publik aparatur negara.
Penerapan good governance pada sektor publik tidak dapat terlepas dari visi masa
depan indonesia sebagai fokus tujuan pembangunan kepemerintahan yang baik.
Pemerintahan yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintah yang menghormati
kedaulatan rakyat dan memiliki tugas pokok yang mencakup :
1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dipahami pula bahwa dalam ketetapan
MPR Nomor VII/MPR/2001 telah ditetapkan visi masa depan indonesia dalam kurun
waktu 20 tahun yang disebut visi indonesia 2020, yaitu : “terwujudnya masyarakat
indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara,“ sedangkan pada
Bab IV butir 9 ditegaskan bahwa baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
adalah mencakup :
1. Terwujudnya penyelenggaraan negara yang profesional, transparan, akuntabel,
memiliki kredibilitas dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2. Terbentuknya penyelenggaraan negara yang peka dan tanggap terhadap
kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah negara termasuk daerah
terpencil dan perbatasan; dan berkembangnya transparansi dalam budaya dan
perilaku serta aktivitas politik dan pemerintahan.
‘15
11
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai serta cita-cita bangsa
bernegara. Dengan demikian, diperlukan pengembangan dalam penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan legitimate, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Soal Essay
1. Jelaskan pengertian dari Good Governance !
2. Uraikan karakter dan prinsip dari Good Governance !
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan penerapan Good Governance pada
pemerintahan dan swasta !
4. Bagaimana mengubah struktur organisasi dan budaya organisasi dalam menerapkan
efisiensi !
5. Jelaskan apakah Good Governance cocok untuk era otonomi daerah !
Daftar Pustaka
[1] Srijanti, A Rahman HI, Purwanto SK,” Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa ”
Graha Ilmu, Jakarta 2009.
[2] Lembaga Ketahanan Nasional RI, “Materi dan Modul Pemantapan Nilai Nilai Konstitusi
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945” terbitan tahun 2011
[3] Lembaga Ketahanan Nasional RI, “Buku Panduan Pemantapan Nilai Nilai Kebangsaan
Bagi Kalangan Dosen Seluruh Indonesia” terbitan tahun 2012.
‘15
12
Pendidikan Kewarganegaraan
Sukarno B N, S.Kom, M.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download