MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Kewarganegaraan Geopolitik ‘15 Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Humas 1 Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh 90003 Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Abstract Kompetensi Modul pada pertemuan 10 berisi tentang Geopolitik. Setelah Mempelajari, Mahasiswa diharapkan akan dapat memahami tentang Geopolitik. Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pertemuan 10 A. Pengertian Geopolitik Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bui, dan “Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, (yaitu; negara) dan teia, berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita – cita dan tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Untuk dapat mempertahankan negara, kita sebagai bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan nasional. Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhinneka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinnekaan dalam tiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional. B. Latar Belakang Wawasan Nusantara Latar belakang filosofis sebagai pemikiran dasar pengembangan Wawasan Nasional Indonesia ditinjau dari : 1. Falsafah Pancasila Nilai – nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan Nasional, antara lain memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai agama masing – masing, mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas, mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama, dan lain – lain. 2. Aspek Kewilayahan Nusantara Kondisi geografi Indonesia berupa negara kepulauan mengandung keunggulan sekaligus kelemahan/kerawanan. Perlu dicermati dalam perumusan geopolitik Indonesia. 3. Aspek Sosial Budaya ‘15 2 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa memiliki adat istiadat yang berbeda. Karena itu tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar. 4. Aspek Historis Semangat perjuangan merebut kemerdekaan harus dipertahankan dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan 1. Kedudukan Wawasan Nusantara a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional. Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarkan kehidupan nasional. b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat di lihat dari spesifikasinya sebagai berikut : 1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara, berkedudukan sebagai landasan ideal. 2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara; berkedudukan sebagai landasan konstitusional. 3) Wawasan Nusantara sebagai landasan visional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional. 4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai landasan konstitusional. 5) GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai landasan operasional. 2. Fungsi Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu – rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah. 3. Tujuan Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara ‘15 3 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kedudukan (status) Wawasan Nusantara yang tersebut di atas adalah posisi, cara pandang, sikap, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang memiliki beragam suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Posisi geografis memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh adalah : 1. Menjadi jalur lalu lintas perdagangan internasional. 2. Meningkatkan penerimaan pajak. 3. Memudahkan Indonesia berinteraksi dengan negara lain. 4. Mempercepat perkembangan TI dan Komunikasi. 5. Mepercepat proses akselerasi budaya asing, khususnya yang sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa. 6. Membuka peluang bagi bangsa Indonesia dalam penyelesaian konflik politik yang terjadi di antara negara tetangga. Sedangkan kerugian yang diterima : 1. Terganggunya ketertiban dan keamanan nasional. 2. Terjadinya pencurian ikan. 3. Terjadi perompak atas kapal laut yang melewati jalur perdagangan. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia merupakan doktrin dasar dalam pengaturan kehidupan bangsa dan negara yang tertib, artinya bahwa terwujudnya kehidupan bangsa dan negara yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera perlu memahami dan menjalankan cara pandang WawasanNusantara dan Ketahanan Nasional dalam kehidupan individu, masyarakat, bangsa, dan negara. Secara hierarki, posisi atau status Wawasan Nusantara yaitu : 1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi, dan dasar negara. 2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara. 3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia. 4. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia. 5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaaan dasar pembangunan nasional. E. Bentuk Wawasan Nusantara Bentuk wawasan Nusantara meliputi : 1. Wawasan Nusantara sebagai landasan Konsepsi Ketahanan Nasional. ‘15 4 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id nasional dalam Wawasan Nusantara dipandang sebagai konsepsi politik ketatanegaraan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional. Hal ini disadari bahwa ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional untuk mencapai sasaran – sasaran yang telah ditegaskan dalam Wawasan Nusantara. Untuk itu ketahanan nasional perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan dengan berpedoman pada Wawasan Nusantara. 2. Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pembangunan Nasional menurut UUD 1945. Konsep ini mewajibkan MPR embuat GBHN (sekarang RPJM). GBHN dan RPJM merupakan wawasan pembangunan nasional adalah wujud dari Wawasan Nusantara yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan pada UUD 1945. Wawasan Nusantara sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mencakup : a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik. b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi. c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya. d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan pertahanan keamanan. 3. Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara. Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi selutuh wilayah dan segenap kekuatan negara. 4. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas – batas agar tidak terjadi sengketa. Batas negara RI dan tantangannya dapat diketahui dalam uraian berikut : a. Risalah sidang BPUPKI Dalam risalah sidang tgl 29 Mei – 1 Juni 1945, tentang masalah wilayah negara RI : Supomo menyatakan : “Tentang syarat mutlak lain – lainnya, pertama tentang daerah, sya mufakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya Indonesia meliputi batas Hindia Belanda…”(Setneg RI, tt. 25). Muh. Yamin menyatakan : “Bahwa nusantara terang meliputi sumatra, Jawa, Madura, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, dan Semenanjung Malaya, Timor dan Papua. Daerah kedaulatan negara RI ialah daerah delapan yang menjadi wilayah pusaka Bangsa Indonesia.” (Setneg RI, tt. 49) Soekarno menyatakan : “…orang dan tempat tidak dapat dipisahkan….Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu satu kesatuan…Seorang anak kecilpun jikalau ia melihat dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan…” (Setneg RI, tt. 66). Mengapa batas negara tidak masuk dalam UUD 1945 ? Menurut ketua PPKI, Ir. Soekarno, bahwa dalam UUD modern, daerah (wilayah) tidak masuk dalam UUD (Setneg RI, tt. 347). ‘15 5 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Ordonantie (UU Belanda)tahun 1939 Yang disahkan tanggal 26 Agustus 1939 dimuat dalam staatblad No. 422 Tahun 1939, tentang “Territoriale Zee en Maritieme Kriengen Ordonantie”. Dalam ketentuan ini, penentuan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasar garis air pasang surut, dikenal pula dengan countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yuridiksi nasional. c. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 Perdana Mentri Ir. Uanda, mengeluarkan pengumuman Pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI dikenal dengan “Deklarasi Juanda”, yang pada hakikatnya melakukan perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada lembaran negara (staatblad) No. 422 Thaun 1939, sebagai berikut : 1) Cara penarikan batas laut tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)yang diukur dari garis yang menghubungkan titik – titi ujung terluar dari pulau – pulau ata bagian pulau yang termasuk ke dalam wilayah negara RI (point to point theory). 2) Penentuan lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut. 3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sbegai rezim Hukum Internasional. Pada tanggal 21 Maret 1980, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman tentang ZEE selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara kita menjadi utuh dan tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberap negara yang dapat dikategorikan ke dalam empat macam (Kusumaatmadja, 2002: 26) : a. Negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste. b. Negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut. c. Negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar. d. Negara maritim besar, terutama negara adidaya dalam rangka mencapai global strategi. Pandangan para pemikir geopolitik (Wawasan Nusantara) dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Friedrich Ratzel (1844 – 1904) Teori Ruang. Ia menyamakan negara sebagai mahluk hidup yang makin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang ‘primitif’ ”. pendapat ini dipertegas Rudolf Kjellen (1864 – 1922) dengan Teori Kekuatan. “Negara adalah ‘15 6 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kesatuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas”. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme Sosial. 2. Karl Haushofer (1869 – 1946) Teori Pan Region. Pada hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin negara unggul. Teori Ruang dan Teori Kekuatan merupakan hasil penelitiannya, serta dikenal pula sebagai teori pan regional. Isinya antara lain : a. Lebensraum (rang hidup) yang “cukup’. b. Autarki (swasembada). c. Dunia dibagi empat Pan Region yaitu : Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika. 3. Sir Halford Mackinder (1861 – 1947) Teori Daerah Jantung (Heartland). a. Who rules East Europe commands the Heartland. b. Who rules the Heartland commands the world Island. c. Who rules the world Island commands the world. 4. Sir Walter Raleigh (1554 – 1618) dan Alfred T. Mahan (1840 – 1914) Teori Kekuatan Maritim, mengatakan : a. Sir W. Raleigh : Siapa yang menguasai laut akan mengauasai perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia. b. Alfred T. Mahan : Laut untuk kehidupan, SDA banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Dia juga mengatakan perlu memperhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini memungkinkan kekuatan industri untuk kemandirian suatu bangsa dan negara. 5. Giulio Douhet (1869 – 1930) dan William Mitchel (1879 – 1936) Teori Kekuatan di Udara, mengatakan : Kekuatan udara mampu mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara. 6. Nicholas J. Spykman (1893 – 1943) Teori Daerah Batas *Rimland Theory). Menurutnya : Penguasaan daerah jantung harus memiliki akses ke laut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia. Dalam teorinya tersirat : a. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam (Rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika). b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia. c. Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jantung. d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat. ‘15 7 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id e. Bangsa Indonesia. Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945, antara lain : 1. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional. 2. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia. 3. Kedaulatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat. Sebagai kesimpulan, teori Geopolitik menjadi doktrin dasar bagi terbentuknya negara nasional yang kuat dan tangguh. Ada empat unsur yang perlu diperhatikan : 1. Konsepsi ruang, merupakan aktualisasi dari pemikiran negara sebagai organisasi hidup. 2. Konsep frontier, merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan. 3. Konsepsi politik kekuatan, menjelaskan tentang kehidupan bernegara. 4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan konsepsi geostrategi. F. Wadah Wawasan Nusantara Wadah meliputi tiga unsur : 1. Batas Ruang Lingkup Wawasan Nusantara mempunyai bentuk wujud sebagai : a. Nusantara. Dalam bentuk wujud nusantara, batas – batas negara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya pulau – pulau serta gugusan kepulauan yang saling berhubungan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut maupun selat. b. Manunggal dan utuh menyeluruh. Sifat dan ciri pokok sebagi kesatuan dan persatuan (manunggal) seperti : Wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu – ribu pulau harus dijaga dan diusahakan tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam suku bangsa, bahasa, dan kepercayaan harus diusahakan terwujudnya satu kesatuan bangsa yang bulat. 2. Tata Susunan Pokok/Inti Organisasi Sumber inti organisasi ialah UUD 1945 yang menyangkut : a. Bentuk dan kedaulatan Bab I pasal (1) : 1) Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. 2) Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD. b. Kekuasaan pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden Republik Indonesia ‘15 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945. Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning 8 Pendidikan http://www.mercubuana.ac.id Sukarno B N, S.Kom, M.Kom c. Sistem pemerintahan yang ditegaskan dalam UUD 1945 ialah : 1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. 2) Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). 3. Tata Susunan Pelengkap/Kelengkapan Organisasi Tata kelengkapan organisasi, antara lain : a. Aparatur Negara, harus mampu mendorong, menggerakkan, serta mengarahkan usaha – usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk kepentingan rakyat banyak. b. Kesadaran Politik Masysarakat dan Kesadaran Bernegara, kunci lain pemantapan stabilitas politik juga terletak pada kesadaran politik seluruh masyarakat. c. Pers, dalam arti pers sehat yang bebas, bertanggung jawab, jujur, dan efektif. G. Isi Wawasan Nusantara Isi Wawasan Nusantara terdiri tiga unsur, yaitu : 1. Tujuan Tujuan dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu : “…untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tmpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. 2. Sifat dan Ciri – ciri Wawasan Nusantara mempunyai ciri – ciri atau sifat : a. Manunggal, segala aspek kehidupan sosial dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari negara Pancasila. b. Utuh Menyeluruh, utuh menyeluruh bagi seluruh nusantara, sesuai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. c. Cara Kerja, berpedoman kepada Pancasila sebagai kebulatan pandangan hidup bangsa Indonesia. H. Tata Laku Wawasan Nusantara Tata laku dapat dirinci dalam dua unsur : ‘15 9 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Tata laku batiniah. 2. Tata laku lahiriah. Wawasan Nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan kesatuan : 1. Isi Republik Indonesia berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945. 2. Wadah Republik Indonesia berupa nusantara, yang menampakkan wujud dan wadahnya sebagai Wawasan Nusantara. 3. Tata laku Republik Indonesia berupa UUD 1945 yang bila dilaksanakan dan diterapkan akan menghasilkan Ketahanan Nasional. I. Implementasi Wawasan Nusantara 1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik Penerapan Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan bahwa seluruh kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem pemerintahan Indonesia, harus mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia. Beberapa hal berikut harus diperhatikan : a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang – ndang seperti UU partai politik, UU pemilu, UU pemilihan presiden, UU susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD I, dan DPRD II, serta pelaksanaannya harus sesuai hukum dan mementingkan kepentingan persatuan bangsa. b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia hars berdasarkan hukum yang berlaku. c. Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yang berbeda – beda. d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan. e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional. 2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi Implementasi dalam kehidupan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ad di Indonesia dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi dan harus memperhatikan asas manfaat, keadilan, efisiensi, sesuai kebutuhan, dan menjaga kelestarian alam. Untuk itu perlu diperhatikan : a. Wilayah Nusantara merupakan potensi ekonomi yang tinggi. Beberapa potensi tersebut : (1) posisi di khatulistiwa memungkinkan matahari muncul setiap hari dengan tanah yang subur menjadikan potensi pertanian yang besar, (2) luas wilayah laut dengan diakuinya ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), (3) hutan tropis yang cuukup besar untuk ‘15 10 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id potensi industri kehutanan, (4) hasil tambang dan minyak, dan (5) jumlah penduduk yang besar, merupakan potensi tenaga kerja dan pasar sekaligus. b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. c. Pembangunan ekonomi harus dirancang dengan melibatkan partisipasi rakyat, karenanya pengembangan usaha kecil dan menengah jumlahnya perlu di dorong dan diberikan fasilitas seperti kredit mikro dan pemberian pelatihan serta peluang pasar. 3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial Implementasi dalam kehidupan sosial dimaksudkan sebagai penerapan budaya yang berupa adat istiadat dan tata cara dengan tingkat kemajuan yang sama, merata dan seimbang dengan kemajuan bangsa. Beberapa hal yang harus diperhatikan : a. Mengembangkan perikehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, baik budaya maupun status sosial. Pemerataan pendidikan , sehingga tingkat pengetahuan antar daerah sama. b. Pembangunan bidang sosial harus berorientasi pada pengembangan budaya Indonesia. 4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan Hal ini dimaksudkan dalam melaksanakan pertahanan dan keamanan memperhatikan partisipasi aktif dari masyarakat. Beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan : a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif. Dari lingkungan tempat tinggal sampai kesempatan kegiatan belajar kemiliteran. b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman bagi suatu daerah merupakan ancaman bagi daerah lain. c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia. ‘15 11 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Soal Essay 1. Menurut anda, Apa pengertian dari Geopolitik ? 2. Apa yang anda ketahui tentang wawasan nusantara ? 3. Sebutkan kedudukan dari Wawasan Nusantara ! 4. Sebutkan Fungsi dari Wawasan Nusantara ! 5. Sebutkan Kedudukan (status) dari Wawasan Nusantara Daftar Pustaka [1] Srijanti, A Rahman HI, Purwanto SK,” Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa ” Graha Ilmu, Jakarta 2009. [2] Lembaga Ketahanan Nasional RI, “Materi dan Modul Pemantapan Nilai Nilai Konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945” terbitan tahun 2011 [3] Lembaga Ketahanan Nasional RI, “Buku Panduan Pemantapan Nilai Nilai Kebangsaan Bagi Kalangan Dosen Seluruh Indonesia” terbitan tahun 2012. ‘15 12 Pendidikan Kewarganegaraan Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id