MODUL PERKULIAHAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik (Wawasan Nasional) Fakultas Program Studi Ilmu Komputer, dll Sistem Informasi, dll On-Line 10 Kode MK Disusun Oleh 90003 Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Abstract Kompetensi Penjelasan dalam materi ini akan membahas tentang geopolitik atau wawasan nasional atau wawasan nusantara, latar belakang, kedudukan serta implementasinya dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Mahasiswa diharapkan dapat memahami serta menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme terhadap bangsa dan negara Indonesia ini, serta dapat memberikan kontribusi dalam memberikan wawasan atau pandangan terhadap masa depan bangsa dengan senantiasa selalu mengikuti perkembangan yang ada. Geopolitik (Wawasan Nasional) Minggu-10 A. Pengertian Geopolitik B anyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Masih ingat kasus yang masih hangat, yaitu kasus Tor-Tor / klaim Malaysia terhadap budaya atau tari Mandailing, dan kasus lama kita juga masih ingat bagaimana Pulau Sipadan dan Ligitan akhirnya lepas dari wilayah Republik Indonesia, setelah permasalahan tersebut dibawa ke Mahkamah Internasional. Kasus kedua adalah perselisihan Indonesia dan Malaysia terkait dengan sengketa Pulau Ambalat. Sengketa ini membuat ketegangan diplomatic, militer, partisipasi masyarakat dalam bentuk demonstrasi dan lainnya. Kasus Aceh dan Papua, saat ini belum selesai secara tuntas, dan potensi perpecahan di NKRI masih terjadi. Mengapa demikian? Jawaban dari permaslahan ini adalah peningkatan pemahaman dan implementasi tentang negara dan kedaulatannya. Dalam mengakkan kedaulatan negara kita harus mengerahkan semua potensi, dari politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan. Upaya desentralisasi, pemerataan ekonomi, pemberlakuan hukum adat, dan partisipasi warga negara dalam pertahanan merupakan upaya mempertahankan negara dan kedaulatannya. Pada topic “negara dan kedaulatan atau geopolitik” dibahas hal-hal yang berkaitan dengan dasar-dasar terbentuknya suatu negara, berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia, dan hal-hal penting yang harus kita tegakkan, dimana kita semua berperan aktif didalamnya, agar keberadaan negara tercinta ini dapat dipertahankan, bahkan dapat menyamakan dirinya dengan negara-negara besar dan negara maju didunia. Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi, dan “politik” berasal dari bahasa Yunani politeie, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, (yaitu, negara) dan teia, berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Untuk dapat mempertahankan negara, kita sebagai bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan Nasional. Konsep Wawasan Nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil dari bangsa, sejarah, 2015 2 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pandangan hidup, ideology, budaya, politik, dan geografi. Kedua unsur pokok, yaitu profil bangsa dan kondisi geografi sebuah bangsa inilah yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan negara. Konsep Geopolitik ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan yang geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. wawasan Nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidpan nasional untuk mencapai tujuan nasional. B. Latar Belakang Wawasan Nusantara D alam menentukan, membina dan mengembangkan Wawasan Nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkannya dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran dasar pengembangan Wawasan Nasional Indonesia ditinjau dari : 1) Falsafah Pancasila Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan Nasional, antara lain member kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing, sebagai wujud nyata penerapan HAM. Mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas harus lebih diutamakan, tanpa mematikan kepentingan golongan. Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui musyawarah. Kemakmuran yang hendak dicapai oleh masing-masing warganya tidak merugikan orang lain. Sikap tersebut mewarnai Wawasan Nasional yang dianut dan dikembangkan bangsa Indonesia. 2) Aspek Kewilayahan Nusantara Kondisi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, memiliki karekteristik yang berbeda dengan negara lain. Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam kekayaan alam (baik didalam maupun diatas permukaan bumi) dan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian, secara kontekstual kondisi geografi Indonesia 2015 3 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengandung keunggulan sekaligus kelemahan atau kerawanan. Kondisi ini perlu diperhitungkan dan dicermati dalam perumusan geopolitik Indonesia. 3) Aspek Sosial Budaya Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada kebudayaan, dan sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada didalam masyarakat. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran nasional masyarakat masih relative rendah dan jumlah masyarakat yang terdidik relative terbatas. 4) Aspek Historis. Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya. Dengan semangat kebangsaan yang menghasilkan proklamasi 17 Agustus 1945 dimana Indonesia mulai merdeka, maka semangat ini harus tetap dipertahankan dengan semangat persatuan yang esensinya adalah mempertahankan persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. C. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan 1. Kedudukan Wawasan Nusantara a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. b. Wawasan nusantara dalam paradigm nasional dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai berikut : 1) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara; berkedudukan sebagai landasan idiil. 2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara; berkedudukan sebagai landasankonstitusional. 3) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional. 4) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan sebagai landasan konsepsional. 2015 4 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5) GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional; berkedudukan sebagai landasan operasional. 2. Fungsi Wawasan Nusantara Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta ramburambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh Rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Tujuan Wawasan Nusantara Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalam jiwa Bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara. D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara K edudukan (status) Wawasan Nusantara yang tersebut diatas adalah posisi, cara pandang, sikap, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang memiliki beragam suku bangsa agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud Negara kepulauan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Posisi bangsa Indonesia yang berada pada kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) yang mana dapat memberi keuntungan dan juga kerugian. Keuntungan yang diperoleh kondisi di atas sebagai negara Indonesia adalah : 1. Menjadi jalur lalu lintas perdagangan Internasional 2. Meningkatkan penerimaan pajak 3. Memudahakan Indonesia berinteraksi dengan negara lain 4. Mempercepata perkembangan teknologi informasi dan komunkasi 5. Mempercepat proses akselerasi, budaya asing khususnya yang sesuai dengan nilai luhur budaya Indonesia. 6. Membuka peluang bagi peran Indonesia dalam penyelesaian konflik politik yang terjadi di antara negara tetangga Sedangkan kerugian yang diterima oleh negara dan bangsa Indonesia adalah : 1. 2015 Terganggunya ketertiban dan keamanan nasional 5 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Terjadinya pencurian ikan 3. Terjadinya peropak atas kapal laut yang melewati jalur dagang Wawasan Nasional dan Ketahanan Nasional bagi bagsa Indonesia merupakan doktrin dasar dalam pengaturan kehidupan nasional dalam arti bahwa terjadinya terwujudnya kehidupan bangsa dan negara yang tertib, teratur, damai, dan sejaterah perlu memahami dan menjalankan cara pandang wawasan nusantara dan ketahanan nasional dalam kehidupan individu dan masyarakat bangsa dan negara. Secara hierarki system kehidupan nasional Indonesia, posisi atau status nusantara menempati urutan ketiga dalam UUD 1945 yaitu ; 1. Pancasila sebagai filsafat, ideology bangsa dan dasar Negara 2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara 3. Wawasan Nusantra sebagai geopolitik bangsa Indonesia 4. Ketahanan Naional sebagai geogstrategi bagsa dan negara indonesia 5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional E. Bentuk Wawasan Nusantara Bentuk wawasan nusantara meliputi : 1. Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi Ketahanan Nasional. Bentuk ini mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dipandang sebagai konsepsi politik ketenegaraan dalam uapaya mewujudkan tujuan nasional. Hal ini disadari bahwa ketahanan nasional merupakaan geostrategik nasional untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditegaskan dalam wawasan nusantara. Untuk itu, ketahanan nasional pperlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan dengan berpedoman pada wawasan nusantara. 2. Wawasan Nusantar sebagai Wawasan Pembagunan Nasional menurut UUD 1945 Konsep ini mewajibkan MPR membuat GBHN (sekarang RJPM-ed). GBHN dan RJPM merupakan wawasan pembagunan nasional adalah wujud dari wawasan nusantara yang bersumber pada Pancasila dan berdasakan pada UUD 1945. Wawasan nusantra di sini mengutamakan persatuan dan kesatuan bagsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup : 2015 a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik. b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi. c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya. 6 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan. 3. Wawasan Nusantara sebagai pertahanan dan keamanan negara. Artinya wawasan nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara. Sedangkan kesatauan Hankamneg mengadung arti bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah, dimanapun pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. 4. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kewilyahan. Sebagai faktor eksisitensi suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batasbatsnya agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Mengenai batas negara. UUD 1945 tidak menjelaskan secara jelas tentang batas negara, melaikan menyebutkan “seluruh tumpah darah indonesia” (Pembukaaan UUD 1945) dan Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan “pembagian daerah indonesia atas daerah besar dan kecil”. Namun demikian, mengenai batas negara RI dan tantanganya dapat diketahui dalam uraian sebagai berikut : a. Risalah sidang BPUPKI Didalam risalah siding BPUPKI tanggal 29 mei- 1 juni 1945 tentang masalah wilayah negara RI dapat dicatat dari pendapat Dr.Supomo, SH dan Muh. Yamin pada tanggal 31 mei serta Ir.Soekarno pada tanggal 1 juni 1945. Supomo menyatakan sebagi berikut : Tentang syarat mutlak lain-lainya pertama tentang daerah, mufakat saya dengan pendapat yang mengatakan bahwa : pada dasarnya Indonesia yang meliputi batas Hindia Belanda….” (Setneg RI, tt. 25) Muh. Yamin menyatakan sebagai berikut : “Bahwa nusantara meliputi Sumatra, jawa, Madura, Sunda kecil, Borneo, Selebas, Maluku-Ambon dan semenanjung Malaya, Timor dan Papua. Daerah Kedaulatan negara RI ialad daerah delapan yang menjadi wilayah pusaka Bangsa Indonesia” (Setneg RI, tt. 49) Soekarno menyatakan dalam pidatonya, sebagai berikut : “… orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada dibawah kakinya. … Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah SWT membuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan dimana “kesatuankesatuan” itu. Seorang anak kecilpun, jikalau ia melihat dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan…” (Setneg RI, tt. 66). Mengapa batas negara tidak masuk dalam UUD 1945? Menurut ketua 2015 7 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PPKI, Ir. Soekarno, bahwa dalam UUD modern, daerah (wilayah) tidak masuk dalam UUD (Setneg RI, tt. 347). b. Ordonantie (UU Belanda) tahun 1939 Yang disahkan pada tanggal 26 Agustus 1939 dimuat dalam staatblad No.422 tahun 1939, tentang “Territoriale Zee en Maritieme Kriengen Ordonantie”. Dalam ketentuan ordonantie ini, penentuan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut, dikenal juga dengan countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai Negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada diluar wilayah yurisdiski nasional. Dengan demikian, secara hukum dalam kantong-kantong laut nasional, tidak berlaku hukum nasional. c. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 Perdana Menteri Ir. Juanda, mengeluarkan pengumuman Pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI yang dikenal dengan “Deklarasi Juanda” yang pada hakikatnya Deklarasi Juanda adalah perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada lembaran Negara (staatblad) No.422 tahun 1939, sebagai berikut : 1) Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water line), tetapi pada system penarikan garis lurus (straight base line) yamg diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari pulau-pulau atau bagian pulau yang termasuk ke dalam wilayah Negara RI (point to the point theory). 2) Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut. Deklarasi ini pada hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau asas nusantara. Didalam deklarasi ini terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan wilayah Negara di lautan. 3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional. Pada tanggal 21 Maret 1980, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman tentang ZEE selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Karena pengumuman tersebut, sampai saat ini telah ada lebih kurang 90 negara yamg telah mengeluarkan pernyataan pengakuan tentang ZEE ataupun zona perikanan yang lebarnya 200 mil tersebut. Kenyataan ini menunjukkan praktik negara yang konsisten sehingga ada ataupun tidak konvensi mengenai hukum laut yang baru, Zona Ekonomi Eksklusif telah menjadi bagian dari hukum internasional kebiasaan. Dengan adanya ZEE ini, sumber daya hayati maupun sumber alam lainnya yang ada dipermukaan laut, dasar laut, dan bawah laut menjadi hak eksklusif negara 2015 8 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id RI. Artinya, semua kegiatan ekplorasi, eksploitasi, serta penelitian di ZEE harus mendapat izin dari pemerintah Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara kita menjadi utuh dan tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang beragam dan dapat dikategorikan menjadi empat macam (Kusumaatmadja, 2002: 26) : a. Negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste. b. Negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut. c. Negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar. d. Negara maritim besar, terutama negara adidaya dalam rangka mencapai global strategi. Pandangan para pemikir geopolitik (Wawasan Nusantara) dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Frederich Ratzel (1844-1904) dengan Teori Ruang Intinya Ia menyatakan Negara sebagai makhluk hidup yang makin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang primitif” Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan Teori Kekuatan yang mengatakan bahwa “Negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas.” Dengan kekuatannya mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat berswasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme Sosial. 2. Karl Haushofer (1869-1946) dengan Teori Pan Region Ia berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia dapat dibagi dalam 4 kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh Negara unggul. Teori ruang dan teori kekuatan merupakan hasil penelitiannya, serta dikenal juga sebagai teori pan regional. Isi teori pan regional antara lain : a. Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup” b. Autarki (swasembada) c. Dunia dibagi empat Pan Region yaitu : Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika. 2015 9 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Sir Halford Mackinder (1861-1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland). Teorinya adalah : a. Who rules East Europe commands the Heartland b. Who rule the Heartland commands the world Island c. Who rules the world Island commands the world 4. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) dengan Teori Kekuatan Maritim. Kedua pemikir teori tersebut mengatakan : a. Sir W. Raleigh mengatakan, “Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia.” b. Alfred T. Mahan mengatakan, “Laut untuk kehidupan, SDA banyak terdapat dilaut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. “ Dia juga mengatakan bahwa perlu juga memerhatikan masalah akses kelaut dan jumlah penduduk karena factor ini juga memungkinkan kemampuan industry untuk kemandirian suatu bangsa dan negara. 5. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936) dengan Teori Kekuatan di Udara mengatakan, “Kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.” 6. Nicholas J. Spykman (1893-19430 dengan Teori Daerah Batas (Rimland Theory). Menurutnya “Penguasaan daerah jantung harus memiliki akses kelaut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eursia.” Dalam teorinya tersirat : a. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika). b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia. c. Daerah Bulam Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jantung. d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara kuat. e. Bangsa Indonesia. Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945, antara lain : 1. Ruang hidup bangsa terbatas diakui Internasional 2. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia. 3. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat. Sebagai kesimpulan bahwa Teori Geopolitik menjadi doktrin dasar bagi terbentuknya negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada empat unsur yang perlu diperhatikan, yaitu : 2015 10 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Konsepsi ruang, merupakan aktualisasi dari pemikiran negara sebagai organisasi hidup. 2. Konsepsi frontier, merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan. 3. Konsepsi politik kekuatan, menjelaskan tentang kehidupan bernegara. 4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan konsepsi geostrategic. F. Wadah Wawasan Nusantara Wadah meliputi tiga unsur : 1. Batas Ruang Lingkup Bidang ini telah dibahas dalam asas kepulauan (archipelago), di mana Wawasan Nusantara mempunyai bentuk wujud sebagai : a. Nusantara b. Manunggal dan utuh menyeluruh 1) Nusantara Dalam bentuk wujud nusantara, maka batas-batas negara ditentukan oleh lautan yang didalamnya pulau-pulau serta gugusan kepulauan yang saling berhubungan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut maupun selat. 2) Manunggal Seperti telah diuraikan diatas, tampak jelas sifat dan ciri pokok, yaitu sebagai kesatuan dan persatuan (manunggal) seperti : - Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulayu besar maupun kecil dan dipisahkan serta dihubungkan oleh lautan, pulau, dan selat, harus dijaga dan diusahakan tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya. Selain kebulatan wilayah, harus juga merupakan kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, matra, seluruh bangsa, serta menjadi modal milik bersama bangsa. - Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, berbicara dalam berbagai macam bahasa daerah, dan meyakini berbagai macam agama serta kepercayaan. Oleh karena itu, harus diusahakan terwujudnya satu kesatuan bangsa yang bulat. 2. Tata Susunan Pokok/Inti Organisasi Sumber inti organisasi ialah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang menyangkut : a. Bentuk dan kedaulatan Bab I Pasal (1): 1) Negara Indonesia ialaha negara kesatuan yang berbentuk republik. 2) Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD 2015 11 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Kekuasaan pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945. c. Sistem pemerintahan yang ditegaskan dalam Undang-undang Dasar 1945 ialah : 1) Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. 2) Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas) 3. Tata Susunan Pelengkap/Kelengkapan Organisasi Tata kelengkapan organisasi, antara lain : a. Aparatur Negara Arapatur negara harus mampu mendorong, menggerakan, serta mengarahkan usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk kepentingan rakyat banyak. b. Kesadaran Politi Masyarakat dan Kesadaran Bernegara Kunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak pada kesadaran politik seluruh masyarakat, setiap orang, partai politik, organisasi masyarakat, organisasi profesi/fungsional, juga seluruh tubuh pemerintahan. c. Pers Pers yang sehat dalam arti pers yang bebas bertanggung jawab, jujur, dan efektif dengan tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan-penjelasan yang jujur, dedikatif, dan bertanggung jawab. G. Isi Wawasan Nusantara Isi wawasan nusantara terdiri atas tiga unsur, yaitu : 1. Tujuan Tujuan yang terkandung dalam Wawasan Nusantara adalah seperti yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu: “..….untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial….” Segenap aspek kehidupan nasional Indonesia juga selalu menganut dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna negara Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan ciri asasi dari falsafah negara Pancasila. 2015 12 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Sifat dan Ciri-ciri Wawasan nusantara mempunyai ciri-ciri atau sifat : a. Manunggal Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik alamiah maupun sosial. Segenap aspek kehidupan sosial tersebt selalu menuntut untuk dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna sesanti Bhineka Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari negara Pancasila. b. Utuh Menyeluruh Utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kesatuan apa pun dan bagaimanapun, sesuai dengan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. 3. Cara Kerja Cara kerja dalam wawasan nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan pandangan hidup bangsa Indonesia. Kristalisasi kepribadian, berwujud tata pergaulan dalam kehidupan yang dicita-citakan bersama serta asas kenegaraan menurut UUD 1945, bahwa dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, telah terkandung pula cita-cita, asas-asas, serta nilai-nilai filosofis. H. Tata Laku Wawasan Nusantara Mengenai tata laku dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku batiniah dan tata laku lahiriah. Tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh keyakinan pada suatu agama/kepercayaan termasuk tuntuan budi pekerti, seperti pengaruh kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Wawasan nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan kesatuan : 1. Isi Republik Indonesia berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945 2. Wadah Republik Indonesia berupa nusantara, yang manakala diisi atau diberi “isi” menampakkan wujud dan wadahnya sebagai wawasan nusantara. 3. Tata laku Republik Indonesia berupa UUD 1945 yang bila dilaksanakan dan diterapkan berdasarkan Wawasan Nusantara, akan menghasilkan Ketahanan Nasional Indonesia. I. Implementasi Wawasan Nusantara Implementasi wawasan nusantara dimaksudkan menerapkan atau melaksanakan wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari secara nasional yang mencakup 2015 13 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan nasional. Dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, maka pemikiran, sikap, dan tindak tanduk warga negara Indonesia harus bercermin pada wawasan nusantara dengan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. 1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik Penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan bahwa seluruh kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem pemerintahan Indonesia, harus mengutamakan persatuan dan kesatuan serta wilayah Indonesia. Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara beberapa hal berikut harus diperhatikan : a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, UU Pemilihan Presiden, UU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR DPD, DPRD I dan DPRD II, serta pelaksanaannya harus sesuai hukum dan mementingkan kepentingan persatuan bangsa. Pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah, disamping menjalankan prinsip demokratis dan mungkin menyebabkan kekecewaan dan kekurangadilan dalam praktik, tidak diperbolehkan sampai menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa. Demokrasi politik harus diiringi dengan prinsip kedewasaan, yaitu siap menang, siap kalah, dan melakukan kompromi. b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus berdasarkan hukum yang berlaku. Implementasi dari adanya satu hukum, bahwa seluruh Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, dan tidak ada prinsip pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten, semua keputusan dalam bentuk peraturan daerah (perda) tersebut tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku di tingkat nasional, namun dapat mengakomodasi kepentingan daerah atau hukum. c. Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku,agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Dengan mengembangkan hak asasi dan pluralisme akan menumbuhkan rasa toleransi, sikap menghargai terhadap perbedaan sehingga kesatuan bangsa lebih mudah dipelihara. d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, dan pertahanan untuk menjaga kesatuan bangsa yang terdiri atas pulau-pulau. e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik untuk mempertahankan posisi dan kedaulatan wilayah Indonesia dari 2015 14 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id upaya pencaplokan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong. 2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi Implementasi dalam kehidupan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Indonesia dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi dan harus memerhatikan asas manfaat, keadilan, efisiensi, sesuai kebutuhan, dan menjaga kelestarian alam sehingga umur ekonomi dapat diperpanjang untuk generasi mendatang, sehingga eksistensi negara Indonesia pada saat ini adalah masa mendatang akan terjamin. Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara beberapa hal berikut harus diperhatikan : a. Wilayah Nusantara merupakan potensi ekonomi yang tinggi. Beberapa potensi tersebut adalah: (1) posisi di khatulistiwa memungkinkan matahari muncul setiap hari dan dengan tanah yang subur menjadikan potensi pertanian yang besar; (2) luas wilayah laut dengan diakuinya ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), menjadikan Indonesia mempunyai pantai terpanjang di dunia dan merupakan potensi bagi pengembangan industri kelautan; (3) Indonesia mempunyai luas hutan tropis yang cukup besar untuk potensi industri kehutanan; (4) Indonesia mempunyai hasil tambang dan minyak yang relative besar; dan (5) Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, sehingga menjadi potensi tenaga kerja dan pasar sekaligus. Melihat potensi yang besar, maka pembangunan ekonomi harus berdasarkan kondisi alam di Indonesia, oleh sebab itu fokus pada sektor dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat bagi pembangunan ekonomi Indonesia. b. Pembangunan ekonomi harus memerhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah. Kepincangan ekonomi akan menyebabkan adanya disintegrasi bangsa, oleh sebab itu adanya otonomi daerah merupakan salah satu jawaban dalam upaya menciptakan keadilan ekonomi. Otonomi daerah harus didukung terus dan dilakukan perbaikan berkelanjutan. Selain itu, untuk menciptakan keadilan, alokasi dana umum (DAU) dan dana perimbangan pemerintah pusat dan daerah harus tetap dijalankan dengan transparan untuk menciptakan keadilan, karena ada daerah yang kaya dengan sumber daya alam dan ada yang miskin sumber daya alam. c. Pembangunan ekonomi harus dirancang dengan melibatkan partisipasi rakyat, dan karenanya pengembangan usaha kecil dan menengah yang jumlahnya 2015 15 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sangat besar perlu didorong dan diberikan fasilitas seperti kredit mikro, dan peraturan pelatihan serta peluang pasar. 3. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Sosial Implementasi dalam kehidupan sosial dimkasudkan sebagai penerapan budaya yang berupa adat istiadat dan tata cara, serta unsur sosial seperti lembaga kemasyarakatan dan lapisan masyarakat yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia sehingga dapat memperkokoh persatuan & kesatuan bangsa. Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara, beberapa hal berikut harus diperhatikan: a. Mengembangkan perikehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, baik budaya maupun status sosial, dan daerah dengan tingkat kemajuan yang sama, merata, dan seimbang dengan kemajuan bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan pemerataan pendidikan, sehingga tingkat pengetahuan antar daerah sama, program wajib belajar harus berjalan dan diprioritaskan bagi daerah yang masih tertinggal. Selain program wajib belajar, program pertukaran anggota masyarakat dan siswa perlu dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antar daerah. b. Pembangunan bidang sosial harus berorientasi pada pengembangan budaya Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak sekali budaya karena factor suku dan daerah yang banyak. Budaya ini menjadi kekayaan Indonesia dan harus dilestarikan. Program pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya harus diperhatikan dan ditingkatkan untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dan dapat dijadikan kegiatan pariwisata sebagai sumber pendapatan nasional dan daerah.: 4. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Pertahanan & Keamanan Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan dalam pertahanan dan keamanan baik matra darat, laut, dan udara dengan memperhatikan partisipasi aktif dari masyarakat dalam rangkan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk mengimplementasikan wawasan nusantara, beberapa hal berikut harus diperhatikan : a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif. Kegiatan mempertahankan negara merupakan kewajiban setiap warga negara. Oleh sebab itu, peran warga negara perlu ditingkatkan, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang 2015 16 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengganggu keamanan kepada aparat, dan bahkan kegiatan belajar kemiliteran. b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan. Program seperti mengikut sertakan siswa dan mahasiswa serta masyarakat dalam kegiatan operasional TNI dari satu daerah dengan daerah lain dapat memupuk rasa persatuan. c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia. ------oOo------ Daftar Pustaka Buku Kewarganegaraan Universitas Mercubuana Jakarta Media On-Line (Internet) UUD 1945 2015 17 Kewarganegaraan Efan Setiadi, S.Kom, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id