MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS Pokok Bahasan TEKNIK MANAJEMEN PROGRAM KEGIATAN PR Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Abstract Kompetensi Teknik Manajemen Program Kegiatan PR: Tujuan signifikansi dan proses pengelolaan proyek PR Teknik mengelola Proyek PR dalam skala makro dan mikro Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat: Menjelaskan kembali dan menganalisa Teknik Manajemen Proyek PR dalam organisasi guna mendukung kegiatan PR dalam tahap tiga Manajemen PR Pendahuluan Lanskap digital di Indonesia tengah berkembang pesat. Kemudahan akses warga terhadap komputer, telepon seluler dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan informasi beredar dengan cepat-aktual, bersifat global, serentak, dan interaktif. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang konvergen memungkinkan individu menciptakan, saling bertukar dan menerima informasi menggunakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Pertumbuhan Internet di Indonesia telah didorong oleh penurunan tajam harga ponsel yang memungkinkan penggunaan jejaring sosial secara luas, menyusul penggunaan SMS yang sudah lebih dulu. Sekalipun tingkat penetrasi internet sangat bervariasi, namun penyebaran perangkat teknologi bergerak membuat hampir seluruh warga Indonesia terhubung dengan internet. Konsekuensinya hampir semua warga Indonesia memiliki akses terhadap informasi real time. Saat terjadi peristiwa besar, serentak beredar dan membangkitkan interaksi antarwarga. Perkembangan teknologi yang merasuk ke dalam kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah struktur masyarakat, untuk kemudian membawa implikasi dalam perubahan struktur moda komunikasi. Kedua, perubahan moda komunikasi secara kultural membawa implikasi pula pada perubahan caracara pemanfaatan informasi dalam masyarakat (Wisesa dan McNamara, 2010). Kondisi itu akan memengaruhi cara kerja public relations, oleh karena itu dibutuhkan pemahaman mengenai pengelolaan proyek agar setiap kegiatan public relations akan memiliki hasil yang optimal. Pada dasarnya, aktivitas PR dalam organisasi tidak akan bisa lepas dari relasi antarbagian yang ada dalam organisasi. Dalam sebuah perusahaan, Departemen Public Relations akan senantiasa berhubungan dengan Departemen SDM atau bahkan Pemasaran. Secara umum relasi yang ada dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni, ada yang bersifat mikro, yaitu berupa hubungan dalam organisasi atau departemen yang sama; dan ada yang bersifat makro, yaitu hubungan bersifat struktural dan melibatkan beberapa departemen atau bagian dalam perusahaan bahkan dengan organisasi di luar perusahaan. Hubungan bersifat mikro dalam aktivitas PR tercipta atas dasar ikatan sosial dalam organisasi berdasarkan status hirakhis, yakni antara pimpinan-bawahan atau karyawan-karyawan. Seluruh perikatan hubungan ini terjalin bersifat tetap, atas dasar konvensi (yuridis, kultural, manajemen) yang berlaku dalam kehidupan organisasi dimana pihak-pihak yang berhubungan ada di dalamnya. Hubungan bersifat makro berlangsung antarbagian atau departemen. Kondisi ini dimungkinkan karena dalam organiasi atau perusahaan, pasti akan ada keterkaitan antar bagian dan memiliki hubungan dengan institusi lainnya, dan dalam interaksi inilah struktur sosial terbentuk. 2015 2 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hubungan mikro dan makro ini tak dapat dipisahkan, sebab institusi hanya ada melalui tindakan-tindakan berpola yang dijalankan secara organisasional. Setiap kegiatan dalam publis relations tak lain dari upaya dalam memelihara hubungan baik mikro maupun makro. Ragam Proyek PR Dalam The Occupational Outlook Handbook 2010–11 yang diterbitkan oleh Badan Statistika Ketenagakerjaan Amerika Serikat (2012, www.bls.gov/oco), profesi public relations disebut sebgaai spesialis komunikasi atau spesialis media yang bertugas melayani klien dalam hal membangun serta mempertahankan hubungan positif dengan masyarakat (reputasi). Para public relations specialists menjalankan fungsi-fungsi organisasi, seperti misalnya menjalin relasi dengan media, komunitas, konsumen, industri, dan pemerintah, kampanye politik, perwakilan kelompok kepentingan; memediasi konflik; serta hubungan antara karyawan dengan investor. Tugas yang dilakukan public relations antara lain membuat rancangan siaran pers dan menghubungi orang-orang di media yang mungkin dapat mencetak atau menyiarkan materi mereka. Selain itu juga, mereka mengatur dan melaksanakan program-program untuk dapat mempertahankan kontak antara perwakilan organisasi dengan masyarakat. Dalam pemerintahan, public relations specialists biasa disebut dengan press secretaries. Mereka bertugas menginformasikan masyarakat mengenai aktivitas lembaga serta para pejabat. PR pun dapat menjadi wakil pimpinan yang mengembangkan rencana-rencana maupun kebijakan-kebijakan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP.39/ Men /II/ 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Komunikasi dan Informatika Bidang Kehumasan (SKKNI Kehumasan), public relations memiliki lingkup kerja dalam hubungan kelembagaan, hubungan dengan media, hubungan dengan pressure groups dan costumer relations. Selain itu mereka juga harus mampu mengelola crisis management, management reputation, community relations dan hubungan internal. Adapun peran public relations atau humas dapat dilihat dari kontribusinya dalam strategi manajemen dengan mengembangkan lima aspek kegiatan yaitu : 1. environmental scanning, atau pemetaan lingkungan stakeholders 2. scenario building, atau penyusunan strategi dan prosedur 3. issue management, atau pengelolaan isu 4. crisis management, atau pengelolaan krisis 5. reputation managemen, atau pengelolaan reputasi 2015 3 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Signifikansi dan Proses Proyek PR Ada beberapa pendekatan dalam mengelola program-program PR untuk kepentingan publik, misalnya komunitas sebagai target proyek CSR yang sangat penting dalam program PR secara komprehensif. Mereka bisa dijangkau dengan kegiatan secara berkala dalam bentuk penerbitan buletin, pembinaan keterampilan, maupun dengan melibatkan pekerja media dalam penyelenggaraan acara-acara serta pemberian sponsor. Pengelolaan proyek PR diharapkan dapat memberikan dampak keuntungan bagi organisasi atau perusahaan atau lembaga, selain itu dapat memberikan keuntungan signifikan dalam hal: Menjalin kerjasama diantara bagian dalam lingkungan perusahaan Memberikan proses pembelajaran dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Terapkan keahlian dalam berbagai aktivitas yang lebih terinci dalam program kerja PR agar terjadi efektivitas pembiayaan. Proses Pengelolaan Proyek PR ditujukan untuk memberdayakan profesional PR dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu diarahkan agar dapat memberdayakan seorang PR dalam menjalankan fungsi dan tugas berdasarkan keterampilan dan keahlian yang dimilikinya. Dari sisi anggaran diharapkan dapat melakukan alokasi anggaran biaya operasional secara efisien dan efektif. Proses mengelola proyek PR adalah sebagai berikut: 1.MENENTUKAN MASALAH Langkah awal menyusun program public relations adalah menentukan hakikat masalah yang harus diatasi oleh praktisi. Dalam kehidupan perusahaan, pengenalan masalah public relations kadang kala lebih sulit daripada yang diperkirakan. Terlalu sering terjadi seorang pimpinan eksekutif begitu larut dalam tekanan langsung agar perusahaan mendapatkan perolehan keuntungan yang memuaskan. Dalam keadaan demikian, ia tidak menyadari bahwa telah timbul masalah public relations di lingkungan organisasi-satu masalah yang dalam jangka panjang mungkin sungguh-sungguh mengancam inti profitabilitas yang senantiasa diupayakan oleh pimpinan eksekutif tersebut. Masalah yang dihadapi oleh praktisi public relations demikian banyak dan beragam sehingga tidak memungkinkan untuk menyusun semuanya. Namun demikian, masalah itu mungkin dapat dikelompokkan, dan masing-masing harus didekati dengan cara. Singkatnya, sebuah program public relations biasanya dirancang untuk memperbaiki situasi negatif, mencapai sasaran yang ditentukan dengan baik untuk satu masa, atau mempertahankan dan meningkatkan situasi positif yang sudah terwujud. 2015 4 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. MENENTUKAN SASARAN Agar proyek berjalan dengan lancar, praktisi harus bertanya, “Persisnya apa yang hendak kita capai?” Semakin spesifik jawabannya, semakin baik prospek keberhasilannya dan semakin besar potensinya untuk mengukur hasil. Sasaran yang kabur seperti, “Mendapatkan publisitas untuk produk baru kita,” relatif tidak berarti. Target pentingnya adalah jumlah unit yang terjual, bukan ukuran arsip kliping pers. Secara khusus penting bahwa sasaran public relations melengkapi dan memperkuat sasaran organisasi.Seleksi sasaran public relations yang strategis dan saksama yang dikaitkan dengan pertumbuhan dan pelestarian organisasi akan mampu membuat program public relations sebagai kegiatan manajemen yang hidup.” (Dozier, 2009) Ada dua jenis tujuan yaitu informatif dan motivatif. Tujuan informatif mungkin bermaksud memberi tahu masyarakat mengenai suatu kegiatan, memperkenalkan produk, atau berusaha memperkuat persepsi tentang sebuah perusahaan. Satu kesulitan dengan kampanye informatif adalah dalam mengukur sejauh mana sasaran telah dicapai dengan baik. Kendati sulit dicapai, sasaran motivatif lebih mudah diukur. Sasaran harus dinyatakan serinci mungkin, seperti, “Menaikkan tingkat kehadiran konser tahun ini sebesar 25%”. “Meyakinkan dewan direksi untuk menyetujui perluasan hotel dengan anggaran yang diusulkan,” atau “Meningkatkan pemahaman karyawan mengenai program pensiun.” 3. MENENTUKAN KHALAYAK Segera setelah sasaran ditetapkan, praktisi harus menentukan khalayak atau khalayak apa saja yang akan menjadi sasaran kampanye. Tepatnya siapa yang akan mendapat informasi atau dimotivasi oleh kampanye? Tujuan menentukan khalayak ini semata-mata untuk mencegah pemborosan usaha dan rupiah. Beberapa kampanye dapat diarahkan pada masyarakat umum. Kampanye lain harus diarahkan pada khalayak yang lebih terfokus dan lebih kecil. Membuang sejumlah besar dana untuk mendidik masyarakat luas mengenai isu-isu yang tidak mengena pada kebutuhan mereka adalah nonproduktif. Menargetkan pesan pada khalayak yang sesuai lebih menjanjikan hasil yang prima. Program public relations mempunyai tiga kategori umum, yang ditujukan untuk kelompok berikut: (1) kalangan umum dan luas, (2) kalangan sasaran ekstern, dan kalangan intern. Pada proyek besar yang ditujukan pada seluruh masyarakat, praktisi berupaya mendapatkan sebanyak mungkin impresi mengenai sebanyak mungkin orang. Dalam sebuah kampanye yang ditujukan pada kalangan sasaran ekstern, seleksi metode public relations lebih terbatas. Citra yang diusahakan oleh mereka yang tidak berkepentingan dengan isu bersangkutan adalah sia-sia. Penggunaan luas radio dan televisi, khususnya mungkin nilainya kurang-jika, memang praktisi mampu meyakinkan direktur berita dan direktur program untuk menggunakan materi mereka. Untuk menyampaikan versinya kepada 2015 5 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karyawan, manajemen menggunakan brosur yang dihiasi dengan grafik dan bagan sederhana yang menjelaskan bagaimana rencana yang sudah direvisi ini akan berjalan dan bagaimana rencana itu akan menguntungkan tenaga kerja. Tindakan ini merupakan proyek komunikasi intern intensif, namun satu-satunya informasi yang mungkin dipelajari masyarakat bersumber pada artikel berita rubrik ekonomi mengenai usulan tersebut. Inilah perencanaan program public relations bagi khalayak yang sudah dianalisis secara saksama. Sebuah program yang baik dirancang sesuai kebutuhan serapi penjahit mengukur langganan untuk satu setel jas yang mahal harganya. 4. MERENCANAKAN PROGRAM Seperti disebutkan dalam bahasan mengenai cara-cara menentukan dan menghubungi khalayak, seorang praktisi mempunyai berbagai macam pilihan yang ada, ketika sedang merencanakan program. Media komersial-tulisan, lisan, dan visual-memberikan cara-cara menyampaikan pesan program. Yang termasuk dalam media ini adalah surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, dan filmfilm bioskop. Di samping itu, pesan dapat disajikan melalui materi sambutan, pertemuan, pita video, dan materi tertulis, serta materi dengar pandang yang disiapkan oleh departemen public relations atau biro konsultasi selaku penyelenggara program. Berikut ini adalah cara utama untuk menyampaikan pesan public relations. Bab-bab tambahan akan memeriksa masing-masing metode ini secara rinci.Pada umumnya, program terpadu yang menggunakan beberapa metode ini secara terkoordinasi adalah yang terbaik. Namun, dalam keadaan tertentu, praktisi mungkin merasa suka atau perlu menggunakan hanya satu saja medium yang dipilih secara cermat. Berikut adalah beberapa langkah diantaranya yang harus diambil oleh direktur dan staf kampanye untuk melaksanakan program secara efisien: – Menciptakan kalender program dan selalu mengisi daftar periksa dari program tersebut. Hal ini mencegah kemungkinan batas waktu dihilangkan atau beberapa aspek terlewatkan. Pada halaman berikut dapat dilihat sebuah daftar periksa korporat dan pada halaman selanjutnya dapat dilihat kalender proyek. a. Menulis materi dan skrip yang dicetak. b. Mendapatkan persetujuan manajemen atas materi program. c. Memesan cetakan, setelah mengetahui hasil penawaran harga dan mempunyai spesialis yang akan menyiapkan tatanan yang menarik. d. Menulis sambutan-sambutan yang akan disampaikan. Sambutan ini mungkin menyertakan sambutan “pola”, presentasi dasar yang mungkin diterapkan secara benar banyak pembicara, untuk menyesuaikan dengan situasi masing-masing. e. Melatih pembicara dan mengarahkan mereka sampai tuntas. 2015 6 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id f. Mengatur waktu dan tempat pertemuan, dan menjadwal pembicara. g. Menghubungi editor untuk mengajukan pemuatan artikel di surat kabar dan majalah dan mendukung editorial apabila tujuan kampanye membenarkan hal itu. h. Menawarkan representatif yang pandai berbicara untuk tampil di radio dan acara televisi. i. Menyebar undangan konferensi pers, pesta pers, dan pertemuan-pertemuan. Daftar langkah ini, meskipun lengkap tidak mencakup segala hal. Setiap program mempunyai persyaratan khusus. Semakin tinggi antisipasinya, semakin baik hasilnya. 5. MENILAI HASIL Setiap kampanye public relations merupakan pengalaman yang mendidik bagi mereka yang menyelenggarakan di samping mereka yang menjadi sasaran kegiatan. Penilaian terhadap hasil program, seperti langkah pencarian fakta sebelum direncanakan, harus menjadi saat bercermin dan memeriksa diri. Hasil beberapa proyek dapat diketahui dengan mudah. Kegiatan mencari dana langsung dapat diketahui hasilnya; jumlah perolehan dana mencapai sasaran atau tidak. Kampanye pelaksanaan undang-undang tertentu berhasil atau gagal. Orang-orang yang berbondong-bondong mengunjungi pasar malam dapat dihitung dari jumlah karcis yang terjual. Tetapi mengukur efektivitas kampanye dengan sasaran yang lebih abstrak, seperti membalikkan persepsi negatif, lebih sulit karena tidak ada statistik yang jelas sebagai patokan. 6. EVALUASI Langkah terakhir dalam proses public relations adalah evaluasi. Evaluasi adalah pengukuran hail terhadap sasaran yang sudah ditetapkan dan disusun selama proses perencanaan. Sebelum program public relations dapat dievaluasi dengan semestinya, pertama-tama yang penting adalah mempunyai serangkaian sasaran yang gamblang dan pasti. Ini harus menjadi bagian dari rencana program, tetapi beberapa hal perlu ditinjau ulang. Evaluasi memang mengukur apa yang sedang terjadi dan apa yang sudah terjadi, namun tujuannya adalah mempelajari apa yang sudah dilakukan sehingga hasil kerja selanjutnya dapat dan akan lebih baik. Dari sinilah penghematan biaya bermula.Daftar periksa berikut memuat pertanyaan evaluasi yang paling penting yang harus diajukan oleh praktisi: a. Apakah kegiatan atau program direncanakan secara matang ? b. Apakah penerima pesan memahaminya ? c. Bagaimana seharusnya agar strategi program tampil lebih efektif ? d. Apakah semua khalayak utama dan sekunder terjangkau ? e. Apakah sasaran organisasi yang hendak dicapai ? 2015 7 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id f. Apa saja keadaan yang tidak terlihat sebelumnya yang memengaruhi keberhasilan program atau kegiatan ? g. Apakah program atau kegiatan termasuk dalam anggaran yang direncanakan untuk itu ? h. Langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan serupa di waktu yang akan datang ? Teknik Kelola Proyek PR Skala Makro Kegiatan yang termasuk dalam kategori proyek public relations seperti pensponsoran (sponsorship), peringatan satu decade perusahaan, peluncuran produk baru atau perusahaan melakukan merger. Biasanya untuk mengelola proyek dalam kapasitas kegiatan yang lebih besar umumnya akan selalu diprakarsai pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi seperti dewan direksi, atau bisa saja ide itu muncul dari level manajerial, atau sebaiknya gagasan ide proyek tersebut diprakarsai seorang PR officer sebagai pencetus dari program proyek yang akan dilaksanakan, karena apabila ide yang muncul dari pemikiran seorang PR kemudian dipercaya untuk mengelola proyek program tersebut akan memberikan dampak secara signifikan pada reputasi pribadi maupun departemen PR yang dipimpinnya. Pada waktu membutuhkan persetujuan dalam menjalankan suatu proyek yang cukup besar dalam hal ini pentingnya untuk mempersiapkan proposal secara resmi untuk diajukan kepihak manajemen, langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan cara menyusun dokumen yang akan diperlukan demi kelengkapan dalam penyusunan proposal yang akan diajukan. Dalam penulisan proposal tersebut disusun secara ringkas dan jelas menggambarkan proyek, tujuan dan keuntungan yang diperoleh bagi organisasi maupun perusahaan, termasuk anggaran biaya internal dan eksternal sertakan pula pernyataan tentang bagaimana tingkat keberhasilan proyek yang akan dinilai dan dievaluasi. Proposal tersebut sangat perlu untuk dipresentasikan secara formal kehadapan komite manajemen atau dewan direksi oleh sebab itu harus dipersiapkan dengan baik. Setelah proposal proyek yang dipresentasikan mendapat persetujuan, maka perlu untuk segera dikembangkan rencana tindakan dan penyusunan tabel atau jadwal waktu yang lebih rinci. Langkah berikut yang dilakukan adalah perlunya mencari setiap kesempatan untuk melibatkan departemendepartemen lain dalam tim implementasi dalam rangka memaksimalkan sumber daya dan memperluas dampak dalam aktivitas yang akan dikerjakan. Dalam hal ini juga perlu melibatkan penyedia jasa eksternal apapun secepat mungkin sehingga anggaran yang lengkap dan memadai dapat segera disusun, dan fasilitas maupun kapasitas yang dibutuhkan dapat tersedia serta tercadangkan. 2015 8 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Semenjak awal harus dapat meletakkan program rapat tinjauan proyek dibuku agenda yang mencakup keseluruhan periode aktivitas termasuk evaluasi setelah kegiatan proyek dapat terlaksana dengan baik, ini akan memastikan bahwa orang-orang kunci yang terlibat telah tersedia sehingga dapat berfungsi sebagai tim yang kompak dan kemajuannya dapat dimonitor secara efisien. Harus dipastikan sejak semula siapakah yang akan memandu rapat dalam tim senantiasa dapat memperbaharui dan menerbitkan monitor tindakan setiap waktu bersamaan dengan nota arahan apapun yang keluar dari rapat. Setelah rapat evaluasi paksa kegiatan dilaksanakan, harap segera disiapkan sebuah laporan dan dibagikan kepihak manajemen dan seluruh peserta proyek guna menunjukkan keberhasilan proyek dalam kaitannya dengan kriteria yang dibuat sebelumnya dan menggaris bawahi pelajaranpelajaran yang perlu dipetik selama proses berjalan. Laporan ini perlu dimasukkan dalam berkas induk untuk referensi dikemudian hari bersama-sama dengan seluruh dokumen dan materi proyek. Teknik Kelola Proyek PR Skala Mikro Pengelolaan proyek public relations dalam skala mikro berbeda dengan pengelolaan proyek public relations berskala makro, pengelolaan berskala mikro lebih bersifat sederhana tidak harus melakukan pembuatan penyusunan proposal hanya cukup mengajukan anggaran biaya secara rutin yang tidak membutuhkan dana operasional yang terlalu tinggi dalam pelaksanaan proyek kegiatan PR. Proses pelaksanaan program kegiatan PR berskala mikro tidak perlu melibatkan departemen lain yang cakupannya lebih luas, akan tetapi melibatkan internal public relations atau seandainya sumber daya yang dimiliki tidak mencukupi dalam pelaksanaan tersebut. Dalam hal ini pengerjaan proyek dapat melibatkan sumber daya dari eksternal perusahaan yang tidak melibatkan personil yang cukup banyak. Pengelolaan proyek kegiatan berskala kecil membutuhkan sumber daya yang terampil dan handal serta profesional dengan tujuan hasil yang dicapai secara efisiensi dan efektif dan waktu yang diperlukan dalam pengerjaan proyek relatif tidak terlalu lama dan tepat waktu. Proyek program kegiatan berskala kecil yang sering dilakukan terdiri dari: 2015 9 Pembuatan brosur dan pamplets. Penerbitan media internal (buletin) Konferensi pers Annual Report Publikasi dan dokumentasi Pembuatan brosur Press relase Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Press tour Desain Fotografi Company profile Penutup Proyek kegiatan PR dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan target yang diharapkan apabila public relations memiliki kewenangan dalam menjalankan proyek serta mendapatkan kepercayaan mengelola program dalam skala makro maupun skala mikro. Salah satu hal yang penting adalah adanya dukungan anggaran atau pembiayaan sebagai faktor pendukung kesuksesan proyek yang dilakukan. Selain itu, keberhasilan proyek kegiatan PR juga ditentukan oleh adanya dukungan dari berbagai pihak terutama manajemen puncak (to management). Faktor sumber daya manusia juga menjadi penting, karena personil yang handal serta profesional pada keahlian yang dikuasainya akan dapat memastikan pelaksanaan proyek kegiatan program public relations terlaksana dengan baik dan target yang diperoleh terpenuhi sesuai dengan standar operasional proyek lembaga. Proyek public relations yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik akan mampu mencapai banyak hal, tetapi proyek itu tidak dapat mencapai sasaran yang tidak praktis. Sasaran harus realistis. Sasaran harus berada di tempat tinggi agar praktisi yang terlibat harus memaksa diri untuk menjangkaunya. Tetapi sasaran tidak boleh berada di ketinggian yang mustahil dijangkau. Apabila suatu sasaran tidak dapat dijangkau, kendati usahanya sudah jelas dan terbuka, kegagalannya mungkin akan menyebabkan frustasi dan kekecewaan di antara mereka yang mengolah kampanye. Hal ini menciptakan sikap negatif terhadap proyek-proyek selanjutnya di masa mendatang. Apabila sasaran mencari dana masyarakat luar biasa tinggi dan margin kegagalannya besar, praktisi kampanye akan merasa malu dan dukungan masyarakat terhadap proyek pun mungkin goyah. Pertimbangan Anggaran. Dalam menentukan sasaran, praktisi harus mempertimbangkan jumlah dana yang tersedia. Anggaran dan prestasi tidak selalu berkaitan langsung, tentu saja. Dalam keadaan tertentu, anggaran kecil yang dipergunakan dengan secermat mungkin mampu meraih keberhasilan besar. Namun, pengeluaran besar menaikkan prospek keberhasilan karena memungkinkan penggunaan metode secara lebih luas dan staf dalam jumlah yang besar. Apabila organisasi sosial mengeluarkan begitu banyak dana untuk mencari dana, biaya operasinya menyerap porsi donasi secara berlebihan. Hal ini tentunya mengundang kritik masyarakat. Dan tidak peduli berapa banyak uang yang dikeluarkan dan berapa banyak usaha yang dilakukan, sebuah program tidak 2015 10 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dapat berhasil apabila produknya memang bermutu rendah atau sasarannya tidak dapat diterima oleh khalayak. Keputusan manajemen haruslah diambil, apakah untuk menetapkan sasaran luas atau serangkaian sasaran dan menyuplai dana secukupnya agar program berhasil, atau untuk memberi jatah dana yang terbatas dan menentukan sasaran yang dapat dicapai dengan jumlah sebesar itu. Manajemen puncak harus mendapatkan masukan dari spesialis public relations mengenai opini yang memuat segala informasi yang mungkin dapat dicapai dengan uang sebesar itu. Faktor Waktu. Waktu adalah faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan sasaran. Jumlah waktu yang harus dialokasikan untuk kampanye tergantung pada tujuan dan sifat kampanye tersebut. Beberapa program harus berjalan cepat, keras, dan batas waktunya pendek dan tertentu. Proyek-proyek lain-misalnya, publisitas untuk sebuah pameran-batas waktunya sudah ditentukan; menjelang penutupan pameran, sudah kelihatan apakah mereka berhasil atau gagal. Apabila sebuah proyek dirancang untuk memperbaiki persepsi negatif atas membina penerimaan publik terhadap konsep baru, waktu yang dibutuhkan boleh jadi lama. Sikap negatif lambat berubahnya. Persepsi publik yang kurang menguntungkan tidak pernah dapat diatasi dengan cepat. Sasaran untuk proyek-proyek seperti itu harus ditentukan dengan mempertimbangkan hal ini; sasaran satu-dua tahun atau tiga tahun mungkin sesuai. Pemantauan terhadap kemajuan dapat dilakukan sewaktu-waktu, tetapi siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program ini harus melihat perlunya kesabaran. Daftar Pustaka Agung,Silih Wasesa. 2010. Strategi Press Relations, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Barton, Will dan Andrew Beck. 2010. Bersiap Mempelajari Kajian Komunikasi. Terjemahan Oleh Ikramullah Mahyudin dari Will Barton dan Andrew Beck. 2005. Get Set for Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom. 2005. Effective Public Relations Merancang dan Melaksanakan Kegiatan KePublic Relationsan dengan Sukses. Terjemahan oleh Pohan, CH Renate VH, dari Effective Public Relations Eight edition. 2000. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Firsan, Nova, Crisis Public Relations : Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Grasindo, Jakarta, 2009 Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi : Teori dan Praktek. Jakarta: PT Grasindo. Morissan, 2008. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, Kencana 2015 11 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jakarta : Kasali, renald, 2007, Manajemen Public Relations, Gramedia Pustaka Utama Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sulllivan, Marguerite H. 2002. A Responsibble Press Office. An Insider’s Guide. US Departemen State. Office of Information Programs. Wisesa, Silih Agung dan Jim Macnamara. 2010. Strategi Public Relations. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yulianita Neni, 2005, Dasar-dasar Public Relations, Penerbit Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM UNISBA). 2015 12 Management Public Relations Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id