Modul Komunikasi Politik [TM6]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Propaganda & Komunikasi Politik
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK43011
Dicky Andika, M.Si
Abstract
Kompetensi
pengertian dan ruang lingkup
Setelah memperoleh materi ini
mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan
kembali tentang definisi politik,
definisi komunikasi, dan
pengertian serta ruang lingkup
komunikasi politik
komunikasi politik, komunikator
politik, pesan-pesan politik,
saluran komunikasi politik,
khalayak komunikasi politik, dan
efek komunikasi politik. Selain itu
juga dibahas tentang hubungan
komunikasi politik dan sistem
politik, propaganda dan perang
urat syaraf/psy-war sebagai
bentuk komunikasi politik, dan
periklanan politik.
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
I. Pengertian
Propaganda merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang tergolong tua, dan cukup
dikenal penggunaannya di lapangan politik.
Pengertian propaganda berkembang jauh sejak awal pertama kali kata tersebut
digunakan oleh Paus Urban VIII.
Kata propaganda berasal dari Bahasa Latin propagare, yang berarti cara tukang kebun
menyemaikan tunas tanaman ke dalam tanah/lahan untuk memproduksi tanaman baru
yang kelak tumbuh sendiri.
Istilah ini kemudian diadobsi secara sosiologis oleh Gereja Roma Katolik dalam arti
penyebaran ide-ide atau doktrin agama Kristen ke dalam masyarakat secara terencana.
Menurut rumusan Kamus Oxford, propaganda adalah suatu perhimpunan atau program
untuk menyebarkan suatu doktrin.
Perkembangan selanjutnya membuat pengertian propaganda menjadi lain. Sekarang
kata propaganda memperoleh makna tambahan menjadi sesuatu yang bersifat
pembohongan dan manipulasi.
Perubahan ini dapat ditelusuri sejak digunakannya propaganda secara resmi sebagai
suatu teknik perang dalam Perang Dunia I, ketika pembohongan, dalih politik, dan kish
kekejaman digunakan dalam upaya untuk mencapai tujuan perang.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi propaganda :
1. Leonard Doob
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Propaganda adalah usaha untuk mempengaruhi dan mengendalikan kepribadian
dan perilaku orang lain ke arah tujuan-tujuan yang tidak ilmiah dan masih
diragukan kebenarannya dalam masyarakat dalam waktu tertentu.
2. Ferdinan Tonnies
Propaganda adalah suatu kegiatan untuk menggerakkan pendapat umum secara
besar-besaran yang bertujuan menyebarkan suatu ide tanpa memperdulikan
kecocokan dan kebenarannya.
3. Prof Mar’at
Propaganda adalah suatu teknik, suatu cara atau suatu usaha yang sistematis
serta sungguh dipikirkan secara mendalam di mana teknik, cara atau usaha ini
dilakukan baik oleh seseorang maupun oleh kelompok orang untuk
mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain atau kelompok lain.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan propaganda
dilakukan secara persuasif, bukan dengan koersif.
Propaganda seringkali dihubungkan dengan kegiatan yang mengabaikan nilai-nilai
obyektifitas, sehingga propaganda dianggap sebagai kegiatan yang tidak berlandaskan
kebenaran.
Dalam kegiatan propaganda terkandung nilai subyektif, dn ini merupakan ciri atau
karakteristik proapganda. Kegiatan propaganda merupakan ekspresi subyektif dari
manusia yang tengah memperjuangkan sesuatu di dalam suatu persaingan atau konflik
dengan pihak lain.
Dalam penyebaran suatu ideologi politik, konsep propaganda menjadi prioritas utama
sebelum kegiatan yang bersifat indoktrinatif dilaksanakan. Mengapa demikian?
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karena pada tingkat permulaan yang dibutuhkan dalam penerapan suatu ideologi politik
adalah dukungan massa yang sebesar-besarnya dan mengabaikan segi kualitas pengikut.
Hal ini sesuai dengan karakteristik propaganda yang hanya memerlukan segi kuantitas.
II. Jenis-jenis Propaganda
Propaganda dapat dibedakan menurut beberapa penggolongkan.
Leonard Doob membagi propaganda ke dalam propaganda tersembunyi dan
propaganda tertutup. Pada propaganda tersembunyi, komunikator membungkus
tujuannya sedemikian rupa, misalnya ketika seorang presiden mengadakan konperensi
pers lalu mengarahkan pertanyaan yang diajukan kepadanya ke arah yang
menguntungkannya. Pada propaganda terbuka, komunikator mengungkapkan
tujuannya secara terang-terangan.
Ellul membedakan propaganda ke dalam :
a. Propaganda politis vs propaganda sosiologis
b. Propaganda agitasi vs propaganda integrasi
c. Propaganda vertikal vs propaganda horizontal.
Propaganda politis menyangkut usaha suatu pemerintah, partai politi, keleompok
kepentingan, atau kelompok penekan untuk mencapai tujuan strategis atau tujuan
taktis. Propaganda sosiologis lebih bersifat tidak tampak dan bersifat jangka panjang.
Melalui propagand sosiologis ini masyarakat ”diinfus” dengan cara hidup (misalnya cara
hidup masyarakat), ideologis, yang secara bertahap menerobos institusi ekonomi, sosial,
dn politik.
Propaganda agitasi berusaha agar masyarakat memberikan pengorbanan yang
substansial demi tercapainya tujuan ang bresifat segera. Melalui agitasi para pemimpin
memelihara antusiasme yang loyal demi mencapai suatu kemenangan yang spesifik.
Propaganda integrasi di pihak lain, memperkuat konformitas dalam rangka
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengejartujuan jangka panjang. Melalui itu, masyarakat membaktikan diri mereka
untuk tujuan yang mungkin tidak akan terealisir selama bertahun-tahun, bahkan
mungkin tidak akan tercapai selama hidup mereka.
Propaganda vertikal adalah yang dilakukan oleh satu pihak kepada orang banyak
terutama dengan mengandalkan media massa untuk menyebarluaskan himbauanhimbauannya. Propaganda horizontal dilaksanakan kurang, dalam arti dari seorang
pemimpin kepad kelompok daripada di antara sesama warga kelompok.
III. Teknik-teknik Propaganda
1. Name Calling : Ini merupakan suatu cara dengan jalan memberikan nama-nama
ejekan kepada suatu ide, keprcayaan, jabatan, kelompok bangsa, ras, dan lain-lain agar
khalayak menolak atau mencercanya tanpa mengkaji kebenarannya. Contoh : Durno,
plinplan, binatang ekonmi, beruang merah, penjilat, penghasut, Don Kisot.
2. Glittering generality (Penggunaaan kata-kata muluk) : Sebagai kebalikan nama dari
name calling, teknik glittering ghenerality menggunakan kata-kata muluk dengan tujuan
agar khalayak menerima dan menyetujui tanpa upaya memeriksa kebenarannya. Contoh
: kata keadilan dan kesejahteraan; one for all, oll for one; Asia untuk Bangsa Asia,
pahlawan pembangunan, Pulau Dewata.
3. Transfer : Teknik ini adalah cara propaganda dengan menggunakan autoritas atau
prestise yang mengandung nilai kehormatan yang dialihkan kepada sesuatu dengan
tujuan agar khalayak menerimanya. Contoh : tanda salib yang dipakai remaja sebagai
leontin, Ka’bah sebagai tanda gambar salah satu parpol, dan lain-lain.
4. Sungguh-sungguh berbohong : Guna mencapai tujuan propagandanya, suatu pihak
tidak segan-segan untuk menciptakan suatu fakta yang benar-benar merupakan
kebohongan, hanya untuk mendukung apa yang hendak dikemukakannya.
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Pengulangan : Propagandis yakin bahwa, bila suatu pernyataan cukup sering diulangulang, maka ada waktunya nanti akan diterima oleh orang banyak.
Variasi dari teknik ini adalah pengunaan slogan dan kata-kata kunci.
6. Assertion : Propagandis jarang membantah suatu hal, tetapi menciptakan suatu
pernyataan tegas atau penonjolan (assertion) yang kuat yang mendukung pendapatnya.
Hal ini dapat dilihat dari cara-cara propaganda yang menyajikan hanya satu sisi dari
gambaran keadaan atau suatu pembatasan yang disengaja terhadappemikiran bebas.
7. The Appeal to Authority : Pengaitan sesuatu dengan pihak yang berkompeten di
bidang tersebut. Misalnya yang menyangkut kesehatan, dikaitkan dengan ucapan
dokter, kalau menyangkut agama dikaitkan dengan tokoh agama tertentu.
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Beer, Jennifer, Intercultural Communication at Work, Washington, 1997.
2. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2003.
3. Rumondor, Alex dkk, Komunikasi Antarbudaya, Universitas Terbuka, Jakarta,
1996.
4. Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintasbudaya,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download