Modul Pendidikan Agama Islam [TM6]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Etos Kerja
Modul ini mengupas tentang Etos Kerja
Fakultas
Program Studi
Tehnik
Tehnik Elektro
OL
Kode MK
Disusun Oleh
05
A11143EL
(90002)
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Abstract
Kompetensi
Modul ini akan mengelaborasi tentang
Etos Kerja
Diharapkan mahasiswa mengerti
tentang Etos Kerja
Etos Kerja
Etos kerja
Kerja dalam islam bukan hanya dianggap sebagai rutinitas belaka, akan tetapi merupakan
ibadah yang menuntut kesungguhan. Rosulullah Muhammad telah memberikan banyak contoh
tentang bagaimana cara bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Allah SWT berfirman
dalam Alquran QS 13 ayat 11.
َّ ‫إِ َّن‬
‫اَّللَ ََل يُغَيِ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغَيِ ُروا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”.
Ayat ini menerangkan tentang bahwa Allah sangat menghargai usaha umatNya. dengan
membalas segala perbuatan manusia ketika hidup di dunia.
6.2 Definisi dan Implementasi Etos Kerja
Etos Kerja adalah bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau
mencapai kesuksesan. Bekerja di dunia merupakan bekal untuk kehidupan akherat. Kehidupan
akherat merupakan tujuan hidup seorang muslim. Kesuksesan ini hanya dapat diraih dengan cara
beribadah dan beramal shaleh. Sebagai umat islam tidak cukup hanya beribadah menyembah
Allah saja akan tetapi dituntut untuk bekerja sebagaimana sabda Nabi:
“yang dinamakan iman itu adalah apabila kamu mayakini di dalam hati, menyatakan dengan
lidah dan melaksanakan dengan amal perbuatan”.
Jadi beriman pada Allah harus meliputi tiga aspek yaitu meyakini dalam hati, mengucapkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Islam tidak menghendaki jika umatnya itu
malas dan memandang bahwa mencari rezeki dianggap sebagai perbuatan hina dan sia-sia. Akan
tetapi islam mangajarkan pengikutnya untuk cinta bekerja, sebagaimana firman Allah QS
Aljumuah:10
َّ ‫اَّللِ َوا ْذ ُك ُروا‬
َّ ‫ض ِل‬
َ‫يرا لَعَلَّ ُك ْم ُ ُ ْف ِل ُُون‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف‬
ِ َ‫ضي‬
َّ ‫ت ال‬
ً ِ‫اَّللَ َكث‬
ِ ‫ص ََلة ُ فَا ْنتَش ُِروا فِي ْاْل َ ْر‬
ِ ُ‫فَإِذَا ق‬
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
2016
2
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa setiap muslim harus bekerja keras dalam mencari rezeki
dari Allah. Dan juga islam membolehkan bagi pemeluknya untuk bekerja guna mendapatkan
keuntungan dan keberhasilan.
Islam menilai bahwa bekerja adalah bagian dari kewajiban. Karena aktifitas ini dapat
mendatangkan manfaat baik untuk dirinya, keluarganya maupun masyarakat. Islam tidak
menghalangi umatnya untuk memiliki harta dari rezeki yang baik sehingga dapat menenangkan
dalam beribadah.
Rosul bersabda:
“Janganlah sekali-0kali diantara kalian ada yang duduk-duduk dengan mencari ridha Allah,
sambil berdoa, “Ya Allah, limpahkanlah karunia kepadaku”, padahal ia telah mengetahui
bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan emas dan perah”.
Hadits ini mengisyaratkan bahwa rezeki dari Allah tidak dapat diperoleh dengan tanpa usaha.
Rezeki harus dicari di seluruh muka bumi. Emas dan perak harus ditambang, beras harus
ditanam, dan lainnya. Maka dari itu, islam tidak menghendaki umatnya menjadi golongan
peminta-minta.
Kesuksesan di dunia dan akherat hanya dapat diraih dengan bekerja keras bahkan
digolongkan sebagai fisabilillah. Fisabilillah adalah golongan yang berperang di jalan Allah yang
dijamin masuk surga. Maka, apabila kita bekerja dengan giat dan tangkas disertai ilmu,
ketrampilan dan berakhlaq guna mencukupi kebutuhan keluarga maka dapat dikategorikan
sebagai fisabilillah.
6.3 Perintah Bekerja
Islam memandang bahwa kerja memiliki kedudukan yang sangat penting. Zakat dan
ibadah haji tidak mungkin dapat terlaksana apabila tidak memiliki harta. Harta tidak akan
dimiliki kecuali dengan bekerja. Jadi bekerja itu hukumnya wajib.
Agar bekerja memiliki kualitas yang bagus maka harus memiliki etos kerja yang benar.
Etos kerja adalah nilai atau semangat yang mendorong kerja seseorang atau bisa disebut dengan
ruhnya suatu amal. Ajaran islam sangat menganjurkan untuk menjaga semangat etos kerja,
At Taubah ayat 105
2016
3
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
َّ ‫ب َوال‬
َّ ‫سيَ َرى‬
‫ش َهادَةِ فَيُنَُِِّ ُ ُك ْم بِ َما ُك ْنت ُ ْم‬
ُ ‫ع َملَ ُك ْم َو َر‬
ِ ‫عا ِل ِم ْالغَ ْي‬
َ ‫ست ُ َردُّونَ إِلَ ٰى‬
َ ُ‫اَّلل‬
َ ‫سولُهُ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ ۖ َو‬
َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
َ‫ُ َ ْع َملُون‬
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
Al Qashash ayat 26,
ْ َ‫قَال‬
ُ ‫ي ْاْل َ ِم‬
‫ين‬
ِ ‫ت ِإحْ دَا ُه َما َيا أ َ َب‬
ُّ ‫ت ا ْست َأ ْ ِج ْرهُ ۖ ِإ َّن َخي َْر َم ِن ا ْست َأ ْ َج ْرتَ ْالقَ ِو‬
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
Hadits
“Sebaik baik usaha adalah pekerjaan lelaki yang dikerjakan dengan tangannya sendiri dan jual
beli yang bersih”.
“tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan itu lebih baik dari yang dihasilkan kerjanya
sendiri, sebab Nabi Allah, Daud, memakan makanan dari hasil kerjanya sendiri”.
Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya di
siang hari, maka ia diampuni dosanya”.
“sebai-baik harta adalah harta halal yang ada di tangan orang sholeh (baik secara moral dan
mampu mengelola harta secara ekonomis)”.
“pedagang yang lurus dan jujur kelak akan tinggal bersama para Nabi, Shidiqin dan
Syuhada’”.
“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang bekerja dari yang baik membelanjakan
harta dengan hemat, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menghidupi kefakirannya”.
6.4 Tujuan Etos Kerja
Rosulullah adalah tauladan bagi semua umat islam. Dalam masalah bekerja, Rosulullah
tidak hanya memberikan nasihat dan pandangan saja akan tetapi memberikan contoh.
2016
4
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etos Kerja 1: Bekerja sampai Tuntas
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pekerjaan harus diselesaikan secara
tuntas. Yaitu dengan menyelesaikan dengan hasil yang memuaskan, proses kerjanya dilakukan
secara efisien, dan semuanya dilakukan dengan perencanaan yang baik serta didukung dengan
ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap ikhlas. Rosul bersabda:
“sesungguhnya Allah mencintai seseorang diantara kamu yang apabila mengerjakan sesuatu
pekerjaan, dia merapikan pekerjaannya itu”.
Hadis ini mengisyaratkan pada manusia untuk bekerja rapi dan profesional. Kemampuan
profesionalitas menuntut pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni. Selain itu juga menuntut
managemen yang baik. Bagaimana menerapkan etos kerja menurut islam? Pertama, kita dapat
melakukan dengan menjadi orang profesional yaitu ahli dibidangnya. Kita harus dapat memilih
bidang yang sesuai dengan bidang kita misalnya akuntanm dokter, arsitek dan lain-lain. Kedua,
kita harus komitmen dengan pekerjaan. Kita harus berjanji menyelesaikan pekerjaan dengan baik
dan tepat waktu. Ketiga, kita harus membuat perencanaan dan evaluasi pekerjaan.
Etos Kerja 2: Bekerja dengan Ikhlas
Islam memaknai tujuan kerja tidak hanya untuk kepentingan dunia saja akan tetapi juga
untuk akherat. Maka ukuran kesuksesan tidak hanya diukur dengan tingginya jabatan, atau
kekayaan akan tetapi bagaimana memanfaatkan jabatan dan kekayaan dengan cara yang baik dan
benar sesuai dengan ridha Allah.
Bekerja dalam konteks islam harus dimaknai sebagai bekerja keras dengan cerdas dan
ikhlas.pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan rapi apabila menggunakan strategi bekerja
dengna mengkombinasikan antara potensi fisik,dan potensi akal atau hati yang ikhlas sebagai
upaya meraih pertolongan Allah.
Ikhlas adalah sikap untuk menerima dengan tulus hati.bekerja adalah kewajiban dari
Allah,dan kita menerima kewajiban tersebut dengan ikhlas.oleh karena itu, kita berlatih
senantiasa bekerja dengan baik, kerja keras adalah ladang ibadah. Sehingga keuntungan dari
bekerja yang di peroleh dapat merupakan rezeki dan nafkah bagi keluarga,dan merupakan
fiisabiilillah bagi kita yang bekerja dengan niat ikhlas.
Pekerjaan yang kita senangi biasanya dapat mendorong etos ikhlas namun sulit uintuk
pekerjaan yang tidak kita senangi menimbulkan stres, bosan, dan akhirnya tidak produktif. Islam
2016
5
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan kondisi demikian mengajak kita untuk mengukur pekerjaan bukan dari kita senang atau
tidak, tetapi apakah Allah menyukai pekerjaan kita atau tidak.
Adakalanya pekerjaan tersebut, tidak kita sukai, namun pekerjaan tersebut disukai Allah.
Sebagai contoh seperti pekerjaan perawat bagi orang sakit. Pekerjaan ini relatif menguras fisik
dan emosional bagi perawat.oleh sebab itu pekerja yang demikian dapat melihat dari sisi
lain,yaitu pekerjaan tersebut sebagai ladang amal.
Etos kerja 3: bekerja dengan jujur
Bekerja dengan jujur dapat diartikan bekerja dengan mencapai tujuan dengan tidak
sombong,lurus hati,tidak berkhianat dan dapat dipercaya dalam ucapan maupun perbuatan.
Mengapa islam mementingkan kejujuran dalam bekerja?karena pekerjaan tersebut adalah
amanah bagi setiap orang,dan setiap orang harus mempertanggungjawabkannya.
Rasulullah SAW bersabda
‘’kamu semua adalah gembala,dan kamu semua bertanggung jawab atas gembalamu.seorang
imam adalah pengembala dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang di pimpinnya.seorang
laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan dia bertanggung jawab terhadap apa yang
dipimpinnya.seorang wanita adalah pemimpin dalam runah suaminya dan dia bertagungjawab
terhadap apa yang dipimpinnya.seorang pembantu adalah penjaga harta majikannya,dan dia
bertanggungjawab terhadap tugasnya.seorang anak laki-laki dalah penjaga harta ayahnyadan
dia bertanggungjawab terhadap tugasnya.oleh sebab itu semua adalah pemimpin dan semua
kamu bertanggungjawab atas yang kamu pimpin’’.
Dari hadits tadi sangat jelas,bahwa semua pekerjaan yang kita lakukan pasti akan
dipertanggungjawabkan.dari
hadits
juga
jelas,setiap
orang
bertanggungjawab
atas
pekerjaanya.kita ingat kisah kholifah umar bin khottob,yang menangis mengetahui ada rakyatnya
yang kelaparan,dan memberikan roti yang dia mau makan kepada rakyatnya tersebut.
Karena setiap pekerjaan harus dipertanggungjawabkan, maka pada dasarnya kita harus bekerja
sebaik dan sejujur mungkin. Allah selalu mengawasi kita, sehingga sebenarnya tidak ada celah
kita untuk korupsi waktu dengan santai-santai, Rosulullah melarang keras kita untuk korupsi,
sebagaimana sabdanya:
2016
6
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘’barang siapa yang merampas harta orang lain,ia bukan termasuk golongan kami’’ ‘’barang
siapa yang merampas sejengkal tanah,maka tanah itu akan dikalungkan kepadanya dari tujuh
petala bumi’’
Rasulullah SAW juga melarang korupsi dan penggunan uang korupsi untuk makan dan minum
keluarganya,serta beramal dan perbuatan lainnya,sebagaimana sabda Rasulullah:
‘’siapa saja orang yang memperoleh harta dengan jalan yang tidak halal dan
menafkahinya,maka ia dan hartanya tidak memperoleh berkah,dan apabila bersedekah tidak
akan diterima dan sisanya menjadi bekal keneraka.sesungguhnya orang yang keji tidak dapat
menghapus dosa orang yang keji,tetapi orang yang baik dapat menghapus dosa orang yang
keji”.
Terhadap harta korupsi yang dibuat makan dan minum baik dirinya sendiri dan
keluarganya,maka nabi mengancamnya tidak masuk surga
‘’tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari barang yang haram’’.
Dari seluruh hadits di atas jelas, islam sangat menjunjung tinggi kejujuran, bahkan memberikan
hukuman yang berat dari tindakan ketidakjujuran, dan ancaman tidak masuk surga.
Etos kerja 4: bekerja menggunakan teknologi
Bekerja
menggunakan
teknologi
dapat
diartikan
dalam
melakukan
pekerjaan
menggunakan benda/alat yang dikembangkan manusia untuk memenuhi segala macam
kebutuhan hidupnya.
Teknologi memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan cepat dan mudah,murah dan
hasilnya memuaskan.seperti handphone yang memudahkan komonikasi keseluruh penjuru
dunia,komputer memudahkan dalam pengolahan dan penyimpanan data.
Bagaimana islam memandang faktor teknologi dalam pekerjaan mencari nafkah?
Rasuluulah SAW bersabda:
“Rasulullah SAW mengambil dua dirhamdan memberikan keseorang laki-laki anshar, dan
berkata.”satu dirham untuk membeli makanan dan berikan kepada keluargamu,dan satu dirham
untuk membeli kampak,kemudian bawalah kemari”. Orang tersebut kemudian kembali kepada
Rasulullah SAW dengan membawa kampak, dan Rasulullah bersabda: ’’pergilah mencari
kayu,kemudian juAllah kayu itu dan kamu jangan menampakkan dirimu di hadapanku selama
lima belas hari”.
2016
7
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagaimana kita mengimplementasikan faktor teknologi ini? umat islam harus mau belajar
denganagar dapat menciptakan teknologi, atau harus mampu menguasai teknologi, sehingga
pekerjaandapat diselesaikan dengan cepat dan hasilnya baik. Umat islam tidak boleh malas
dalam belajar teknologi sehingga selalu terbelakang.
Etos kerja 5. Bekerja dengan kelompok
Bekerja dengan kelompok dapat diartikan bahwa melakukan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan bersama-sama dengan orang lain atau dengan beberapa orang lain.pada saat ini
disadari bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan yang terbatas baik dalam pengetahuan,
keterampilan dan tingkah lakunya. Seseorang sangat tidak mungkin menguasai seluruh ilmu
seperti akuntansi, manajemen, elektrok omonikasi, gizi dan lain-lain. Padahal dalam hidup tidak
hanya dibutuhkan hanya satu cabang ilmu.
Terkait dengan kerja sama kelompok kelompok,Rasulullah SAW memberikan teladan
sebagaimana diriwayatkan oleh salaman al- farisy:
“Rasulullah SAW pergi bersamaku ketempat yang telah kugali tanahnya dan aku menunjukkan
bibit kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW lah yangmenanamkannya dengan tangannya
sendiri sehingga selesai”
Kerja kelompok atau team work era modern dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu
kerja sama yang suka rela dan terpaksa. Kerja sama suka rela mencakup kerja sama antar orang
yang mempunyai tujuan yang sama. Sedangkan kerja sama terpaksa antar orang yang
mempunyai tujuan yang sama.namun mereka umumnya tidak mempunyai tujuan yang sama.pada
kenyataannya kerja sama yang terpaksa ini kurang berhasil.
Bagaimana kita memulai mengembangkan etos kerja kelompok? Pertama, kita harus
bekerja dengan bidang yang kita sukai dan kita kuasai. Kedua, kita harus membuat pembagian
pekerjaan setiap orang dalam kelompok, kita usakan seluruh pekerjaan dibagi habis dan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anggota. Dan ketiga, kita melakukan evaluasi
terhadap hasil kerja masing-masing,memperbaiki yang kurang baik, dan memecahkan masalah
dengan solusi dan bukan mencari kambing hitam atau atau siapa yang salah.
2016
8
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etos kerja 6. Bekerja keras
Etos kerja bekerja keras dapat diartikan sebagai bekerja dengan penuh semangat atau
penuh mitivasi. Manusia merupakan ciptaan Allah yang sempurna, manusia diberikan tubuh
yang sempurna lengkap
dengan indranya serta kemampuan berfikir. Oleh sebab itu sudah
selayaknya umat islam memacu diri untuk berbuat yang terbaik dalam hidupnya yang bermanfaat
di dunia dan bermakna di akhirat nanti.
Terkait dengan bekerja keras, berikut firman Allah dan teladan rosul:
ْ‫صب‬
َ ‫فَإِذَا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan
yang lain)”.
( QS. Al-Insyirah:7 )
“ketika kaum kafir quraisy dan pada sekutunya dari kabilah arab dan yahudi berkumpul untuk
menyerbu madinah,maka Rasulullah SAW menyuruh umatnya menggali parit beliau sendiri ikut
serta memecahkan batu dengan memakai linggis dan menggali tanah sampai kelihatan erutnya
yang putih,dan beliaupun menutupinya.”
Dari suroh al insyirah ayat 7, memperlihatkan bahwa Allah menyuruh kita bekerja keras, apabila
suatu urusan selesai, maka kita harus melakukan urusan yang lain.rosulpun memberi teladan
yang patut di contoh sebagai rosul, beliau masih mau bekerja untuk memecahkan batu dengan
linggis dan menggali tanah dalam rangka membuat parit.
Bagaimana kita memulai untuk bekerja keras? Pertama, kita harus menciptakan harapan,
yaitu keinginan yang ingin kita capai, sehingga mendorong kita untuk terus berusaha dan dan
pantang menyerah. Kedua, mengenal Allah dengan mengenal Allah melalui ajaran-ajaran-Nya,
maka kita merasa bahwa petolongan Allah sangat besar. Sesulit apapun yang kita hadapi, kita
tidak akan putus asa, karena Allah mampu berbuat apapun dan Allah tidak mencoba diluar batas
hambanya. Ketiga, tawakkal, setelah kita mempunyai keunginan, kemudian bekerja keras untuk
mencapainya, maka kemudian kita berdo’a dan memperkokoh ibadah. Dengan ibadah semakin
rajin, dan bekerja keras, maka akan mengundang pertolongan Allah lebih dekat. Keempat,
berpikir positif terhadap apa hasil kerja, tidak boleh berputus asa, atau bernegatif kepada
Allah.kita harus berprasangka baik kepada Allah, apapun yang terjadi adalah yang terbaik bagi
kita.
2016
9
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Etos kerja 7. Bekerja sebagai bentuk pelayanan
Bekerja sebagai bentuk pelayanan dapat diartikan kita bekerja sebagai bentuk usaha
melayani kebutuhan orang lain. Rasulullah SAW terkait dengan bekerja sebagai bentuk
pelayanan menyampaikan sabdanya:
“Rasulullah SAW bersabda:tidak ada seseorang nabi yang tidak mengembalakan kambing”.ada
yang bertanya:engkau juga,wahai Rasulullah? ”. Beliau menjawab,”iya, aku juga “.
Bagaimana kita memulai bekerja dengan melayani? pertama, kita memandang mulia
pekerjaan kita dan kita bekerja dengan niat ikhlas dalam rangka ibadah kepada Allah. Kedua,
kita mengetahui apa keinginan dari yang kita layani. Untuk mengetahui apa kebutuhan
konsumen kita, maka kita dapat melakukan survey atau bertanya tentang apa yang diharapkan
dari pekerjaan kita. Yang juga perlu diketahui adalah bagaimana pekerjaan tersebut berjalan,
apakah pekerjaan kita menjadi input atau bahan dari pekerjaan lain dan bagaimana hubungan
pekerjaan kita dengan pekerjaan lain. Ketiga, kita harus mengetahui apakah konsumen belum
puas, maka kewajiban melakukan perbaikan cara kerja kita, sehingga konsumen menjadi puas.
6.5 Allah dan Rasulnya memuliakan para pekerja
RasulAllah SAW bersabda:
“bekerjalah,karena setiap kalian dimudahkan untuk melakukan amal tertentu,”
( HR Bukhori-Muslim )
Mari kita tadabburi surat cinta dari Allah SWT dan Rasulullah SAW tentang kedudukan
seorang pekerja dihadapan Allah SWT dan rasul-Nya
6.5.1 Mendapat Cinta Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda:”sesungguhnya Allah mencintai seseorang hamba yang
apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (dari Aisyah Ummul Mu’minin Al Bani
menghasankan hadits ini dalam Shohih Al Jami’, 1880, atau dalam silsilah as-shahihah, 1113)
“sesungguhnya Allah ta’ala suka melihat hamba-nya bersusah payah dalam mencari rezeki
yang halal”. (HR Dailami)
“sesungguhnya Allah swt sangat menyukai hambanya yang mu’min dan bekerja “.( HR
Thabrani dan Baihaqi dari Ibnu Umar )
2016
10
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6.5.2 Bernilai Shadaqah
“tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman
tersebut dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah
baginya “
( HR Bukhori, 2152)
“tidaklah seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman lalu tanaman tersebut
dimakan oleh manusia,binatang melata atau sesuatu yang lain kecuali hal itu bernilai shadaqah
baginya”. (HR.Muslim, 2901)
“tidaklah seseorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih baik dari jerih payah tangannya
sendiri.dan tidaklah seseorang menafkahi dirinya,
( HR. Ibnu Majah )
6.5.3 Pejuang Fi Sabilillah
“ sesungguhnya Allah SWT cinta kepada hamba-nya yang mempunyai usaha, dan siapa saja
yang bersusah payah serta bekerja mencari nafkah untuk keluargnya, lantara mereka seperti fi
sabilillah,
(
pejuang
dijalan
Allah
SWT
)
‘Azza
Wa
Jalla
”.
( HR.Ahmad )
Umar ibnu al khottob Ra memaknai bahwa bekerja untuk mencari nafkah sejajar dengan
berjuang dijalan Allah SWT. Karenanya walau mati saat bekerja maka seperti mati saat berjuang
dijalan Allah SWT.
6.5.4 Pekerjaan Dan Penghasilan Terbaik
Dari al miqdam r.a bahwa Rasulullah SAW: ” tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang
lebih baik dari makan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri.dan sesungguhnya
nabi daud a.s dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” ( HR Bukhori )
Dari abu hurairah r.a.,ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“sungguh, seandainya salah seorang diantara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan
kayu itu,maka itu lebih baik,daripada meminta-minta kepada seseorang,baik orang itu
memberinya
ataupun
( HR.Bukhori dan Muslim )
2016
11
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tidak.”
.
6.5.5 Kedudukannya Disejajarkan Dengan Para Nabi,Shiddiqin Dan Syuhada'
Allah swt berfirman,” ( QS Surah Al Ankabut ayat 9 )
َ‫صا ِل ُِين‬
ِ ‫صا ِل َُا‬
َّ ‫ت لَنُد ِْخلَنَّ ُه ْم فِي ال‬
َّ ‫ع ِملُوا ال‬
َ ‫َوالَّذِينَ آ َمنُوا َو‬
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh”.
“barang siapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka
dewasa,maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti
ini),”dan beliau mengumpulkan jari jemarinya”.
( HR.Muslim no.
2631 ).
6.5.6 Mendapatkan Ampunan.
Allah SWT berfirman dalam ( QS Surah Ali Imran ayat 136 )
َ‫املِين‬
ِ ‫ار خَا ِلدِينَ فِي َها َونِ ْع َم أَجْ ُر ْال َع‬
ُ ‫أُولَُِكَ َجزَ ا ُؤ ُه ْم َم ْغ ِف َرة ٌ ِم ْن َربِ ِه ْم َو َجنَّاتٌ َُجْ ِري ِم ْن َُُْ تِ َها اْل ْن َه‬
“Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orangorang yang beramal”.
Rasulullah SAW bersabda; “siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rezeki
yang halal,malam itu ia diampuni “.
( HR.Ibnu Asakir
dari Anas )
“siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja,maka sore itu ia diampuni ”.
( HR,Thabrani dan
Ibnu Abbas )
6.5.7 Bekerja Sebagai Kendaraan Masuk Kesurga
Allah SWT berfirman dalam surah ( QS. Ali Imran ayat 136 )
َ‫املِين‬
ِ ‫ار خَا ِلدِينَ فِي َها َونِ ْع َم أَجْ ُر ْال َع‬
ُ ‫أُولَُِكَ َجزَ ا ُؤ ُه ْم َم ْغ ِف َرة ٌ ِم ْن َربِ ِه ْم َو َجنَّاتٌ َُجْ ِري ِم ْن َُُْ تِ َها اْل ْن َه‬
2016
12
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
“Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orangorang yang beramal”.
2016
13
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Hatim, Dr. Muhammad Abd al-Qadir. 2002. Al-I’lam fi al-Qur’an al-Karim. Kairo: alHai’ah al-Masriyyah al-‘Ammah lil-Kitab.
Wahyuddin, Achmad, dan M. Ilyas dkk, Pendidkan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi , Grasindo: Jakarta 2009.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
CV. Naladana.
Dewan Redaksi. 2010. Ensiklopedi Metodologi Al-Quran. Jakarta: Kalam Publika.
Agustian A.g. 2001. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. Arga. Jakarta.
Al-Hufiy, A.M. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setia.
Bandung.
Al-Sya'rani, A A. 2004. 99 Akhlak Sufi: Meniti jalan surga bersama orang-orang
Suci.
Mizan Media Utama. Bandung.
Departemen Agama. 1971. Al-Quran dan terjemahannya. Departemen
Jakarta.
Sanusi A. 2006. Jalan Kebahagiaan. Gema Insani Press. Jakarta.
2016
14
Pendidikan Agama Islam
Muhammad Alvi Firdausi, S.Si, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agama.
Download