i2. 1 Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 1 Salam Sejahtera! Kita bertemu lagi pada WAO edisi 14 Desember 2007, tidak terasa dalam beberapa minggu ke depan kita akan memasuki tahun 2008. Doa kami yang tiada putusputusnya berharap Anda Pembaca setia WAO agar tidak menghadapi kendala untuk menerima e-media ini. Perlu kami beritahukan bahwa pada edisi 21 Desember 2007 WAO tidak terbit sehubungan dengan libur bersama di Indonesia. Kita akan bertemu kembali pada edisi 28 Desember 2007 yang akan dating. ”Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini DI HADAPAN Allah?” Yusuf menyebutkan perkataan ini ‘di hadapan Allah.’ Renungan yang dibawakan oleh Bpk. Denny D.R.O. Rumamby mengajak kita umat Tuhan agar memiliki integritas yang tinggi. Integritas tidak datang secara kebetulan, tapi merupakan suatu proses dalam menentukan pilihan. Editorial pekan mengingatkan kita agar waspada terhadap bujuk rayu Setan yang terus melipatgandakan usahanya yang dahsyat untuk memecah belah umat melalui berbagai cara. Anda masih akan menikmati lanjutan dari tulisan-tulisan berseri lainnya dan dapat Anda baca pada WAO edisi ini yang kami harapkan dapat menjadi santapan rohani yang menguatkan kita semua dalam menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Nantikan selalu WAO dan beritahukan kepada sahabat atau keluarga anda untuk berlangganan WAO secara rutin dengan mengunjungi website kami di http://www.wartaadvent.org atau dapat mengirimkan permohonan anda ke alamat redaksi. Masukan dapat dikirimkan kepada redaksi WAO dengan alamat [email protected] atau kunjungi website kami di http://www.wartaadvent.org dan mengisi buku tamu yang tersedia. Edisi-edisi sebelumnya (pertama hingga terakhir) dapat juga di-download dari situs kami tersebut dan tersedia dalam dua format file yaitu MS_Word dan Adobe_PDF. Di website ini pun dapat di-download file perhitungan waktu matahari terbenam dalam format Excel. Juga Artikel Musik, Artikel Kesehatan (CELEBRATIONS) dan pelajaran Sekolah Sabat dengan bahasa yang mudah dimengerti dalam format MS_Word. Bila Anda mempunyai pertanyaan atas tulisan/artikel WAO, baik pada edisi ini maupun edisi-edisi sebelumnya, silahkan kirimkan pertanyaan Anda kepada redaksi melalui email ke [email protected] Mudah–mudahan edisi WAO minggu ini membawa berkat bagi kita semua. Amin -Tim Redaksi WAO GAMBAR SAMPUL 1 Mahkota Duri Yang Dikenakan Yesus Melambangkan Penderitaan-Nya, Kita Dapat Merasakan bahwa Dia hadir secara nyata (fisik) di tengahtengah kehidupan kita RENUNGAN 4 Integritas EDITORIAL 6 Menyimak Perjalanan Zaman DARI REDAKSI 3 Pengantar Edisi 14 Des 2007 KOLOM TETAP 17 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset) 16Terjemahan Bible Commentary/RN KOLOM PEMBACA 3 Edisi minggu lalu & Surat Pembaca ARTIKEL ROHANI 8 Adventist World Radio – Memahami Ekspresi Emosi dalam Komunikasi Keluarga [ Bagian 23] 10 Bab-8 Elia Modern-Tabiat & Hujan Akhir [Doa, Obat Penawar Yang Mujarab] lanjutan 12 Pengembangan Diri - "Life - PENTING! Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita. Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita. Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya. Foto/gambar yang masuk menjadi hak WAO. Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 Strategies for Success and Happiness" – Heroic Mission (No. 43) 14 Pendalaman Alkitab: Formula A-B-C Belajar Alkitab – Formula C Homiletika BERITA ADVENT SEJAGAT 18 SEAF Church Gelar Songs of Thanksgiving 2 Edisi Minggu Lalu :: Media Penyejuk & Penjernih :: Thanks Bpk. Redaksi, GBU -JIMMY RUMAYAR Penasehat Pdt. Berlin Samosir Penanggung Jawab Philip C. Wattimena Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah Dr. Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan Dr. Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Pdt. Sweneys Tandidio Willy Wuisan Dr. Eddy Lukas Wayne Rumambi Tata Letak: Janette Sepang Samuel Pandiangan Wilhon Silitonga Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Lucky Mangkey Nielson Assa Tapson Manik Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea Dr. Ronny Kountur Dr. Jonathan Kuntaraf Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja Max W. Langi Dr. Herbert A. Legoh Hans Mandalas Joice Manurung Edy Nurhan Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dr. H.S.P. Silitonga Andrey Sitanggang Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan Joppy Wauran Kirim berita ke: [email protected] Website: www.wartaadvent.org Berlangganan: [email protected] Warta Advent On-line (WAO) Kepada Redaksi WAO, Saya ingin tanyakan ada dua hal: 1. Apakah orang yang tidak vegetarian tidak bisa masuk surga? Apakah ada kutipan Roh Nubuat yang menyatakan demikian? Hal ini perlu saya tanyakan karena seakan-akan ada kutipan yang menyatakan demikian. Padahal secara Alkitabiah Yesus pada detik-detik terakhir sebelum naik ke surga makan ikan juga. Kepada Bpk. Redaksi tolong ini diperjelas supaya tidak menjadi batu sandungan bagi kita untuk menyampaikan kebenaran pada anggota kita khususnya kepada orang-orang yang sangat simpati dengan kebenaran yang diajarkan Gereja Advent. 2. Bpk. Redaksi tolong penjelasan kelompok 144.000. Yang saya tahu kelompok ini adalah kelompok yang tidak bercacat cela dan masih hidup pada waktu Yesus datang kedua kali. Namun saya mendengar bahwa ada kutipan yang menyatakan bahwa Ny. White masuk dalam kelompok 144.000, sedangkan Ny. White sudah lama wafat. Tolong diberikan penjelasan. Kepada Redaksi WAO, hal ini saya tanyakan karena saya tidak memiliki tendensi unsur macammacam, tapi justru untuk membekali kita memberikan jawaban bila ada pertanyaan dari orang-orang lain yang pertanyaan seperti di atas? 14 Desember 2007 Sdr. Rumayar Ykk, Jawaban untuk Pertanyaan I: Keselamatan masuk surga itu adalah anugerah pemberian cuma-cuma, karena berdasarkan pengampunan atas semua dosa-dosa. (Lukas 1:77). Namun dosa tidak diampuni bila belum benar-benar hatinya berjuang untuk meninggalkan dosa tersebut. Itu hanya Tuhanlah yang tahu. Tetapi kalau seseorang itu sudah diyakinkan oleh Roh Suci bahwa makan daging itu sumber kesusahan dan mendatangkan kelemahan bagi dirinya dan ia terus melawan bisikan Roh itu, bisa menjadi dosa baginya. Jadi orang yang sudah tahu bahwa hal itu baik tapi tidak mau melakukan yang baik itu maka hal itu bisa menjadi dosa bagi dirinya sendiri. (Yakobus 4:17). Bisa jadi hal itu menjadi penghalang baginya untuk berserah sepenuhnya dalam kuasa dan pimpinan Roh Kudus, bahkan akhirnya tidak dapat dipenuhi oleh Roh Kudus. Jawaban untuk Pertanyaan II: Rombongan 144.000 adalah satu rombongan yang khusus yang dimeteraikan saat penutupan sejarah dunia ini. (Wahyu 7:2-3). Dan dalam buku The Great Controversy, GC 648,649 7BC 977, dijelaskan bahwa mereka itu adalah orang yang sudah dimeteraikan, dan mempunyai tabiat yang tidak ada cacat cela. Menang terhadap selera, menang dalam segala pergumulan melawan dosa, menang melawan tanda binatang dan patungnya dan mereka melihat dunia ini binasa karena tujuh bela. Mereka itu semua diubahkan hidup-hidup seperti Henokh. Jadi benar E.G.White tidak ikut mengalami tujuh bela. Jadi tidak tergolong dalam kelompok 144.000 orang itu. Sekian jawaban saya, jika masih kurang jelas sedia untuk memperjelas dan menhubungi redaksi. Terimakasih. Wassalam - P D T . E. G U L T O M 3 R E N U N G A N Oleh Denny Refly O. Rumambi “Integritas” D alam dunia bisnis kata integritas sangatlah penting. Oleh karena, kata ini menyangkut sukses tidaknya suatu bisnis. Apa pun profesi dan bisnis anda, integritas adalah karakter yg berperan penting dalam menentukan suatu keberhasilan. Sebagai contoh: perusahaan Ford Motor Company dalam kode etik perusahaannya menyatakan dengan sangat jelas bahwa perusahaan ini memiliki komitmen untuk melakukan bisnis dengan Integritas. Untuk skala nasional, Bank BNI 46 menempatkan integritas sebagai salah satu dari 4 nilai budaya kerja di bank tersebut. Malahan belum lama ini PERTAMINA yang menurut survey tahun lalu dari majalah Warta Ekonomi dinyatakan sebagai salah satu dari 10 besar perusahaan idaman di Indonesia, baru saja menandatangani apa yg disebut “Pakta Integritas” yang isinya tidak lain adalah usaha untuk menerapkan Good Corporate Governance dengan cara menjalankan kembali Prinsip-Prinsip Dasar Integritas Perusahaan. Sebagai seorang Kristen, integritas juga merupakan bagian penting dalam Warta Advent On-line (WAO) kesuksesan pembangunan karakter. Sebab sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk memiliki integritas seperti Yesus (Mat. 22:16). Dalam Amsal 20:7 dikatakan, ‘Orang yang berintegritas adalah orang yang benar’. Dan bagi umat manusia menjadi orang benar adalah mutlak. Mengapa? Karena Tuhan mendengar orang benar (Maz. 34:17), Tuhan mengenal jalan orang benar (Maz. 1:6) dan Tuhan memberkati orang benar (Maz. 5:12, Ams. 20:7, Ams. 3:33). Bisa kita temui banyak definisi dari kata integritas. Ada yang mengatakan bahwa orang yang berintegritas adalah orang yang bertindak sesuai dengan prinsip, sesuai dengan apa yang dia katakan dan yang dia percayai. Menurut kamus Webster definisi integritas adalah: keterpaduan, kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat dipercaya. Terlepas dari banyaknya definisi dari kata Integritas, ada satu definisi yang menarik tentang integritas, yang justru datang dari sumber yang tidak dikenal, yang mengatakan bahwa integritas adalah ketika seseorang melakukan sesuatu hal yang benar, walaupun tidak ada orang 14 Desember 2007 lain yang melihat atau memperhatikan. Dalam bahasa aslinya disebutkan, “Integrity is doing the right thing (even) when no one is looking”. Ini adalah definisi integritas yang sederhana dan paling praktikal. Dari sekian banyak aspek tentang integritas, ada 4 fakta yang penting, yaitu: 1. Integritas tidak terjadi secara kebetulan Dalam Alkitab, Yusuf merupakan salah satu sosok yang memiliki integritas yang patut diteladani. Namun memiliki integritas seperti Yusuf tidak terjadi secara kebetulan. Di masa mudanya Yusuf telah diajarkan untuk mencintai dan takut akan Tuhan – kekuatan karakter dan tabiat serta integritas dimiliki melalui proses yang dimulai sejak masa mudanya. Masalah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari merupakan ujian iman yang melayakkan kita untuk hal-hal yang lebih besar. Artinya, kalau kita sudah terbiasa membuat keputusan 4 yang benar untuk hal-hal yang kecil, maka kita juga akan terbiasa membuat keputusan yang benar untuk hal-hal atau masalah-masalah ataupun pencobaan-pencobaan yang besar yang datang ke dalam hidup kita. Ini juga merujuk kepada definisi integritas yang saya sukai, bahwa integritas itu adalah melakukan hal yang benar walaupun tidak ada orang yang melihat atau memperhatikan kita. Jadi, untuk menjadi orang yang berintegritas harus dimulai dengan hal-hal yang kecil, karena integritas itu tidak datang secara kebetulan, tapi itu adalah suatu proses di mana kita membuat keputusan-keputusan yang benar dari hal-hal kecil sampai kepada hal-hal yang besar dalam hidup kita. 2. Integritas tidak diperoleh dengan mudah Seringkali dalam mempertahankan integritas, kita harus rela dan siap kehilangan sesuatu. Bisa saja itu pekerjaan, hubungan sahabat, ataupun hal-hal lainnya. Dalam kehidupan Yusuf dan Daniel, demi mempertahankan integritas, mereka kehilangan kedudukan, pekerjaan dan bahkan dipenjarakan. 3. Integritas adalah alat yang efektif untuk penginjilan Menurut suatu penilitian oleh para ahli di bidang ilmu sosial, didapati bahwa kehidupan satu orang dapat mempengaruhi kurang lebih 10,000 orang lain di sekelilingnya baik secara langsung maupun tidak langsung! Dengan demikian, seorang yang memiliki integritas berarti sementara menjadi saksi kepada banyak orang lain, baik itu keluarga, teman, ataupun tetangga. 4. Tuhan menyediakan upah bagi orang yang memiliki integritas Di sekitar tahun 1893, seorang George Boldt adalah manajer di sebuah hotel kecil di Philadelphia, USA. Pada suatu malam dia dapati bahwa semua ruangan di hotel-nya sudah penuh. Menjelang tengah malam datanglah seorang tua yang kelihatannya sangat memerlukan tempat untuk menginap pada malam itu. George tidak mengenal orang tua ini, dan jika ia mau, bisa saja George menolak orang tua ini, karena memang sudah tidak ada lagi Warta Advent On-line (WAO) kamar yang kosong dan juga hari sudah jauh malam dan terlebih lagi sudah tidak ada orang atau tamu hotel yang beraktifitas. Tapi sebaliknya dia menawarkan kamar pribadi keluarganya untuk orang tua ini. Sementara, George beserta keluarganya tidur di tempat di mana para pegawai hotel biasa gunakan untuk beristirahat. Ternyata, orang tua ini adalah John Jacob Astor, yang kemudian bersama sepupunya William Astor mendirikan hotel paling mewah di dunia pada saat itu, yang letaknya di New York City. Sampai hari ini, hotel tersebut-Waldorf-Astoria Hotel merupakan salah satu hotel termahal dan termewah di dunia. Karena integritas yang ditunjukan oleh George Boldt kepada orang tua itu, dia dipilih untuk menjadi Manager pertama Waldorf Astoria Hotel dan selanjutnya menjadi salah satu pemiliknya. Menjadi orang yang memiliki integritas mungkin tidak akan mendapat upah yang sama dengan George Boldt. Tapi yang pasti Tuhan yang empunya semua kekayaan di alam semesta ini telah menyediakan upah yang besar bagi orang yang memiliki integritas. Bagaimana menjadi orang yang berintegritas? Jawaban umum yang biasa kita dengar adalah, jadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita. Tentu itu sangatlah benar! Namun lebih penting lagi adalah dengan menyadari bahwa Tuhan hadir secara nyata (fisik) di tengah-tengah kehidupan kita, maka kita bisa menjadi orang yang berintegritas. Mengapa? Seringkali kita lebih takut kepada sesama manusia, daripada kepada Tuhan. Hal ini disebabkan karena kita melihat secara nyata orang-orang di sekitar kita, tapi kehadiran Allah itu menjadi kurang bermakna karena kita tidak melihat Dia secara langsung. Saya suka sekali dengan perkataan Yusuf ketika dia digoda oleh istri Potifar dalam Kejadian 39:9 dia berkata:”bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini DI HADAPAN Allah?” Yusuf menyebutkan perkataan ‘di hadapan Allah’ sebagai bukti bahwa Ia merasakan Allah benar-benar hadir dan berada di dekatnya secara fisik dan berjalan bersama dia dan sementara mengawasinya secara nyata. Itulah sebabnya Yusuf mengatakan bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan besar 14 Desember 2007 ini di hadapan Tuhan. E.G. White dalam buku Conflict & Courage hal. 75, mengatakan, “Kalau kita menghidupkan kebiasaan bahwa Tuhan melihat dan mendengar semua yang kita lakukan dan katakan dan menyimpan catatan yang lengkap atas semua perkataan dan perbuatan kita, dan kita harus mempertanggung jawabkan itu semua, maka kita akan takut berbuat dosa.” Hendaklah kita menjadi orang benar. Umat Tuhan yang memiliki integritas! Dan ingatlah bahwa integritas itu tidak datang secara kebetulan, tapi merupakan suatu proses dalam menentukan pilihan. Dimulai dari halhal yang kecil sampai kepada perkaraperkara yang besar. Integritas itu tidak datang dengan mudah, sering kita harus siap dan rela kehilangan sesuatu yang kita miliki. Namun, integritas yang kita hidupkan bisa menjadi suatu kesaksian yang menuntun banyak orang kepada kebenaran. Dan akhirnya, Tuhan sementara mempersiapkan upah paling berharga untuk orang yang memiliki integritas dalam hidupnya yaitu kehidupan kekal di kerajaan Surga. Wahyu 22:12 mengatakan, “Lihat, Aku datang segera, dan Aku membawa upah setiap orang menurut perbuatannya.” -DENNY REFLY O. RUMAMBI Sebagai Akuntan Kepala, SSD – Southern Asia-Pacific Division of General Conference of SDA, Manila Philippines. Istri: Gwendolyne Lumowa. Anak-anak: Sharlyn Rumambi (9 tahun), Ryan Rumambi (5 tahun), dan Joshua Rumambi (2 tahun) 5 E D I T O R I A L MENYIMAK PERJALANAN ZAMAN indikasi akan nasib dunia ini untuk masa yang akan datang. Menjelang bulan Januari tinggal hanya hitungan hari, namun dalam benak semua orang agaknya sedang terlintas bayangbayang suram tinggal menanti kenyataan. Tanpa terasa pergantian tahun telah di ambang pintu, segera tahun 2008 akan kita jelang. Sudah barang tentu momen seperti ini selalu diwarnai berbagai fenomena, terlebih-lebih bagi para pelaku bisnis, karena mereka akan merinci segala sepak terjang perusahaan selama setahun dan itu akan menjadi tolok ukur dalam mengatur rencana ke depan. Demikian juga petinggi-petinggi negara bersama para praktisinya akan selalu memeras otak agar hari depan semua bangsa selalu lebih baik dari masa lampau. Hal yang sama juga menjadi tujuan dari seluruh umat manusia baik secara individu, apalagi secara rumah tangga. Jika ini menjadi bahan meditasi kita semua, bagaimanakah gerangan corak kehidupan mendatang berdasarkan sinyal-sinyal yang kelihatan di Warta Advent On-line (WAO) penghujung tahun 2007 ini. Akankah lebih baik atau mungkin lebih buruk? Semua orang memang mengakui bahwa masa yang akan datang tetap merupakan sesuatu yang rahasia di mana tidak seorangpun dapat memberikan prediksi dengan tepat. Namun sekedar menjadi pedoman bagi kita, Kaisar Romawi dulu kala ketika hendak memberi nama bulan Januari, dia mendirikan sebuah patung yang memiliki dua kepala dengan posisi bertolak belakang di atas satu tubuh (badan). Dari patung bernama “Janua” itulah asal nama bulan Januari yang berarti, untuk memandang ke depan jangan lupa lebih dulu menoleh ke belakang. Dengan kata lain, bilamana akan menentukan rencana ke masa yang akan datang jangan lupa berpatokan ke masa silam. Atas dasar inilah kita mencoba melihat sebuah 14 Desember 2007 Barusan saja topik “Global Warming” atau pemanasan global menjadi pembahasan serius dari para pemimpin negara-negara di dunia yang masingmasing mengikutsertakan para ahli lingkungan hidup ke Bali. Walaupun hasil konkritnya belum dipublikasikan kepada masyarakat luas, namun semua tahu bahwa ide konferensi tersebut muncul dari kekhawatiran manusia di seluruh penjuru dunia akan semakin menipisnya lapisan ozon. Hal ini akan berdampak pada melonjaknya suhu panas bahkan sampai mengakibatkan meleburnya lapisan es di kutub bumi, sehingga daratan yang dihuni penduduk akan terancam tenggelam termasuk pulau-pulau kecil di Indonesia. Kemudian setelah itu muncul pula persoalan yang lebih meresahkan dengan berita akan melejitnya harga BBM itupun dalam distribusi yang terbatas. Sungguh ironis memang kenyataan ini. Tadinya minyak bumi menjadi primadona dan tumpuan harapan di republik ini, namun kini menjadi pemicu persoalan tersendiri di kalangan rakyat banyak. Berdasarkan kondisi inilah kita akan menggunakan kaca mata nubuatan, untuk melihat apa sesungguhnya yang akan terjadi, agar pembaca paling sedikit dapat mengetahui di mana kita sedang berada dalam perjalanan sejarah dunia ini. Semoga dengan demikian kita tahu mengayunkan langkah ke mana akan pergi. 6 karena sudah terkuras. Sementara ladang minyak Amerika Serikat masih tersimpan utuh hanya sebagian kecil yang telah dieksploitasi. Sudah sejak lama negara adidaya tersebut selalu berupaya habis-habisan menguasai sumber minyak dunia yang ada di berbagai negara, dan tidak peduli jika harus dilakukan dengan cara intervensi. Kini tinggallah hanya AS satu-satunya negara superpower dengan persediaan minyak yang cukup banyak. Sudah barang tentu sangat masuk akal bahwa cadangan energi yang amat menentukan itulah nanti akan menjadi senjata ampuh bagi negara Paman Sam tersebut untuk menguasai seluruh dunia, sehingga apa yang mereka katakan semua tunduk mengikutinya. Dan mereka tidak akan segan-segan membunuh siapa saja yang melawan, bisa saja dengan melakukan embargo bahan bakar yang mereka punyai. Hanya mereka yang rajin menyelidiki Kitab Suci Alkitab yang menyadari semua ini, sebab telah dinubuatkan lebih dahulu melalui ::Wahyu 13:15:: Semua pemimpin dunia mengetahui saat ini, bahwa persediaan minyak di negara-negara pengexport (OPEC) termasuk Indonesia telah menipis, Warta Advent On-line (WAO) Hanya mereka yang rajin menyelidiki kitab suci Alkitab yang menyadari semua ini, sebab telah dinubuatkan lebih dahulu melalui Wahyu 13:15. Itulah juga yang belum pernah terbaca oleh kebanyakan orang di bawah kolong langit ini, sehingga di satu pihak ada yang pusing tujuh keliling mencari solusi, sementara di pihak lain banyak yang menjadi panik menghadapinya. Akan tetapi berbahagialah para pembaca yang memperhatikan dengan cermat, kata Yesus, sebab apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat. (Mat. 24:15 ; Luk 21:28). karena itu bisa menjadikan seseorang merasa lebih suci, padahal tanpa disadaari sikap seperti itu adalah semu daya Iblis. Patut diwaspadai di saat waktunya sudah semakin singkat, Setan melipatgandakan usahanya yang dahsyat untuk memecah belah umat melalui berbagai cara. Akan tetapi marilah kita melakukanya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, karena dengan demikianlah kita masing-masing mendapati bahwa diri kita penuh dosa dan tidak layak. Maka itu pulalah yang mendorong kita untuk datang kepada-Nya dan pada saat yang sama pula hubungan kita menjadi dekat satu sama lain di hadirat-Nya. Ketika itulah kita akan merentangkan tangan menjangkau sesama untuk bergandengan hingga maranatha. Akhirnya mereka yang masih dalam kegelapan dapat tertuntun kepada terang-Nya yang ajaib oleh melihat kehidupan kita yang selalu siap sedia bagi kedatangan-Nya. Tim Redaksi WAO Adalah menjadi tugas kita semua untuk mencanangkan hal ini kepada dunia agar merekapun ikut mempersiapkan diri. Marilah merapatkan barisan hai semua umat Tuhan. Sendi-sendi persaudaraan yang longgar, kinilah saatnya untuk dikuatkan. Hendaknya pemilihan pelayan-pelayan jemaat jangan lagi diangkat menjadi persoalan tersendiri, kadang kala sampai mengganggu keutuhan persatuan. Jabatan apapun di gereja tidak ada hubunganya sama sekali dengan keselamatan, apalagi jika itu diasumsikan sebagai pengabdian terhadap diri sendiri dan kelompok. Adalah jauh lebih bermanfaat untuk mengulurkan tangan agar saling menguatkan satu sama lain. Kikis dari dalam diri roh menghakimi 14 Desember 2007 7 ARTIKEL ROHANI . 5awr awr awr M e m a h a m i Ekspresi Emosi dalam Komunikasi Keluarga A R T I K E L # 23 Oleh DR. Nico J.J. Koroh Saudara sekalian, selamat berjumpa lagi dalam acara komunikasi dalam keluarga melalui Adventist World Radio. Melanjutkan program komunikasi keluarga, hari ini kita akan lanjutkan lagi diskusi dengan seorang pakar komunikasi keluarga, Dr. Nico J.J. Koroh dengan moderator Sdri. Ayura. Topic edisi ini adalah “Memahami Ekspresi Emosi dalam Komunikasi Keluarga.” (Ayura): Bagaimana kabarnya Pak Nico, ehat-sehat semua? (Nico): Terimakasih Ayura, dengan berkat Tuhan masih berada dalam keadaan sehat, demikian pula dengan keluarga, terimakasih. (Ayura): Beberapa waktu yang lalu sudah kita bahas tentang nada suara dalam komunikasi keluarga, dan skearang kita akan membahas tentang Ekpresi Emosi dalam komunikasi Keluarga. Apa saja yang dimaksud Bapak mengenai ekspresi emosi dalam berkomunikasi? (Nico): Yah kata orang bahwa emosi itu merupakan wujud nyata dari sikap jiwa seseorang, memang benar oleh karena mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa apabila semua gerakan tubuh kita kebanyakan dikendalikan oleh otak kita, emosi pun demikian tapi oleh otak yang berbeda, otak yang ukurannya jauh lebih kecil yang disebut “amigdala”, dan otak inilah atau amigdala inilah yang mengendalikan emosi kita. (Ayura): Jadi maksud Bapak, ada otak khusus yang mengendalikan emosi, yang berbeda dengan pengendalian proses berpikir kita Pak? (Nico): Yah betul sekali Ayura, jadi apabila otak kita yang merencanakan kemana kita pergi dengan siapa kita Warta Advent On-line (WAO) 30 Nopember 2007 pergi atau dengan siapa kita berbicara, atau apa yang harus kita lakukan, maka otak emosi atau amigdala ini mengendalikan peran emosional kita. Mungkin Ayura pernah mendengar istilah “Emotional Intelligence” atau kecerdasan emosional. Misalnya begini, Ayura lagi berjalan santai, tiba-tiba seekor 8 ular lewat di samping anda, maka reaksi Anda pasti langsung melompat untuk menghindari ular tersebut, atau langsung mengambil kayu atau batu untuk membunuh ular itu. Apa yang Anda lakukan itu bukanlah dikendalikan oleh otak rasio kita, tapi oleh otak emosi kita. (Ayura): Jadi dengan demikian, ekspresi emosi itu senantiasa dikendalikan oleh otak emosi kita begitu ya Pak? (Nico): Menang benar demikian. (Ayura): Jadi apa makna ekspresi emosi dengan komunikasi dan di mana kira-kira letak hubungannya Pak Nico? (Nico): Kembali lagi pada dasar komunikasi, bahwa komunikasi itu seorang yang menyampaikan informasi atau berita maka berita itu harus sampai pada penerima berita bukan? Biasanya seorang yang dalam keadaan emosional maka baginya akan sangat sulit untuk menerima informasi apalagi menyampaikan suatu informasi. Jadi apabila Ayura ingin menyampaikan sesuatu pada seseorang yang sedang berada dalam keadaan emosional yang berat lebih baik urungkan dulu sampai ia tenang, sebab bila tidak , apa yang kita sampaikan itu tidak akan diterima secara objektif. (Ayura): Contohnya seperti apa Pak? (Nico): Misalnya Ayura menyampaikan surat pada seseorang yang sedang menangis karena sedih, bisa saja surat itu diremas-remas lalu dibuang, atau dilemparkan langsung ke tempat sampah, oleh karena melihat bahwa pengirim surat itu kebetulan orang yang Warta Advent On-line (WAO) tidak ia sukai. Atau bisa saja surat itu langsung dimasukkan ke dalam kantong, dan akhirnya ia tidak tahu lagi di mana surat itu berada. (Ayura): Pada dasarnya orang yang dilanda emosi itu sikap jiwanya sulit ditebak, apa begitu Pak? (Nico): Yah, begitulah kira-kira, apalagi bagi orang yang tidak dapat mengendalikan emosinya, maka dia biasanya akan berbuat hal-hal yang berakibat negatif. Oleh karena itu sebaiknya sebelum kita ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang yang dilanda emosi, sebaiknya kita usahakan terlebih dahulu untuk menenangkan dirinya. (Ayura): Bagaimana sebenarnya bentuk ekspresi emosi itu Pak Nico, apa bisa tolong dijelaskan? (Nico): Menurut seorang ahli yang bernama Daniel Goleman ekspersi emosi adalah seperti: Marah, di mana darah mengalir, sehingga mudah ia mengambil alat apa saja untuk memukul. Ketakutan, biasanya darah mengalir ke kaki, sehingga kita siap untuk melompat atau lari. Bahagia, menambah aktivitas di pusat otak yang ditempati oleh perasaan negatif, maka orang itu akan bergembira. Cinta,perasaan penuh kasih sayang, perasaan kepuasan seksual. Terkejut (surprise), perasaan ketika mendapatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Perasaan Jijik, karena melihat sesuatu atau mengalami sesuatu. Terakhir adalah perasaan sedih. Yang ditimbulkan oleh karena sesuatu hal. (Ayura): Jadi ketujuh jenis ekpresi emosional yang sudah dikemukakan tadi, semuanya itu yang mengendalikan adalah otak emosional kita atau apa tadi, yah amigdala itu, apa demikian Pak? (Nico): Ya, benar sekali Ayura, otak emosional itulah yang dapat mengendalikan emosi kita. (Ayura): Apa benar memang sulit untuk mengendalikan emosi itu Pak? (Nico): Justru dari temuan para ahli ilmu jiwa, ternyata bahwa otak emosi itu dapat dilatih, bahkan otak emosi dapat mengingat, itulah sebabnya emosi itu dapat dikendalikan, dan untuk itu memang otak emosi perlu mendapatkan latihan pengendalian itu. (Ayura): Bagaimana sebenarnya melatih emosi kita Pak? (Nico): Tadi sudah dijelaskan bahwa emosi dikendalikan oleh otak emosi. Makanya kemampuan mengendalikan 14 Desember 2007 emosi disebut Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional kita. Misalnya kita dapat melatih kesabaran kita. Jadi sama dengan kecerdasan otak kita yang dapat dilatih dan dipertajam, maka demikian pula dengan kecerdasan emosional kita. (Ayura): Wah sangat menarik Pak Nico, tapi karena waktu sangat terbatas, maka sampai di sini dulu pertemuan kita dalam mebahas sekilas tentang Ekpresi Emosi dalam Komunikasi Keluarga. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Selamat berpisah. DR. NICO J.J. KOROH, MBA Dosen Pascasarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII, Jakarta 9 ARTIKEL ROHANI DOA Obat Penawar Yang Mujarab bab viii - lanjutan Oleh Pdt. E. Gultom k ita perlu mewaspadai mengapa sifat ini bertumbuh subur di kalangan malaikat Laodikea itu adalah karena kurang banyak bergantung kepada Tuhan. Dan ini ditunjukkan dengan kurang banyak berdoa secara diam-diam dan sembunyisembunyi kepada Tuhan di tempat yang tersembunyi. “Kesibukan dalam segala ragam kegiatan dalam pekerjaan Allah mendominasi pikiran sehingga doa dilupakan dan akhirnya merasa diri penting dan merasa diri cukup baik akan merupakan peluang besar di jalan mereka itu.” 263) Siapakah mereka yang mudah sekali dihinggapi penyakit rohani yang sangat sukar disembuhkan yaitu: merasa diri penting dan cukup baik (self sufficient)? “Mereka adalah orang yang sangat sibuk dalam melakukan pekerjaan Tuhan namun kurang Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 berdoa.” 264) Kita dipanggil lebih banyak berdoa seperti Henokh yang telah diangkat ke surga hidup-hidup tanpa mengalami kematian. Ia telah menghidupkan kehidupan yang saleh di tengah manusia yang bengkok dan jahat yang segera dibinasakan Allah dengan Air Bah sesudah Henokh naik ke surga. Kejadian 5:24, “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Apa yang dimaksud dengan bergaul dengan Allah? Roh Nubuat menjelaskan bahwa Henokh bergaul dengan Allah melalui doa pribadinya. Bagaimana Henokh berdoa? ”Bagi Henokh doa itu merupakan nafas hidup kerohanian.” 265) Dan dengan hubungan yang erat sekali dengan Tuhan pada setiap waktu 10 Henokh dapat menang melawan kejahatan dan ia sudah menang. “Orang yang banyak berdoa adalah orang yang berkuasa.” 266) Banyak berdoa banyak kuasa, sedikit berdoa sedikit kuasa dan tidak berdoa maka tidak ada kuasa. Efesus 6:18, ”......Berdoalah setiap waktu di dalam Roh.....” Kita garis bawahi, setiap waktu artinya satu pekerjaan, atau kegiatan yang kita lakukan setiap saat dalam kehidupan ini, tidak lain adalah” bernafas.” Demikian Henokh dengan doa yang tidak henti-hentinya sehingga baginya “doa merupakan nafas kehidupan kerohaniannya.” Bagaimana Henokh harus melakukannya dalam segala pergumulan hidupnya? Apa yang mendorong seseorang harus berhubungan selalu dan tidak henti-hentinya untuk mencari perhubungan dengan sumber kuasa itu? Tidak lain adalah karena ia merasa tidak sanggup dengan kekuatan sendiri melakukan tugas pelayanan dan tetap tinggal aman dalam kuasa dan pengendalian yang sepenuhnya oleh Roh Kudus. Akan tetapi sebaliknya, orang yang merasa cukup baik dan kuat, orang yang merasa cukup kaya dan tidak kurang sesuatu apapun, ia tidak perlu melakukan doa sebanyak itu. Itulah yang menyebabkan ”kecenderungan untuk mengembangkan sifat merasa cukup baik (self-sufficiency) di hadapan Tuhan.” Pekabaran dari Elia yang memulihkan segala sesuatu agar tersedia satu umat yang layak bertemu dengan Kristus adalah ajakan untuk menghidupkan kehidupan seperti Henokh. “Tabiat saleh dari Henokh melukiskan keadaan yang harus dicapai oleh mereka yang ditebus dari dunia ini.” 267) Tabiat dari Henokh, harus tabiat setiap orang yang akan ditebus nanti seperti Henokh, yang diubahkan hidup-hidup pada kedatangan Yesus kedua kali, mereka itu tanpa mengalami kematian, langsung diubah dalam sekejap dan dibawa naik ke surga bersama semua orang saleh pada hari Yesus datang ke dunia menjemput semua umat pilihan-Nya. Bagaimana kita bisa membentuk ”tabiat”? Apakah tabiat itu? Dalam Amanat Kepada Orang Muda halaman 160, ”Tabiat adalah pengulangan berturut-turut dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan itu menjadi satu adat kebiasaan yang sudah mendarah daging.” Tabiat itu dibentuk dari pada kebiasaan-kebiasaan. Dengan tekun kebiasaan itu terus menerus dilakukan dan akhirnya jadi kebiasaan yang sudah mendarah daging, itulah menjadi tabiat. Tidak satupun kebiasaan yang salah yang harus dipertahankan. Semua kebiasaan yang salah harus dikalahkan agar dengan demikian kita dapat memiliki satu tabiat yang tidak bercacat cela seperti tabiatnya Henokh. Sebab kalau tidak, kita tidak tahan berdiri pada puncak pengguncangan di mana banyak orang gugur imannya dan hilang. Kita harus menjadi seperti Henok dalam sifat tabiat ”berdoa” merupakan nafas kerohanian, saat sekarang ini merupakan obat yang mujarab bagi penyakit rohani pemimpin-pemimpin yang sibuk di Laodikea. “Kepada saya ditunjukkan bahwa mereka yang harus diguncang dan disaring dan disaring lagi sehingga mereka bebas dari segala jenis kesalahan, atau jika tidak maka mereka itu tidak pernah masuk kedalam kerajaan Allah.” 268) “Bukanlah uang atau tanah atau jabatan, tetapi mempunyai tabiat seperti Kristuslah yang membukakan pintu gerbang Firdaus bagi kita. Bukan keagungan, bukan pencapaian intelek, yang memenangkan mahkota yang kekal bagi kita. Hanyalah kerendahan-hati kelemah-lembutan, bagi mereka yang telah membuat Allah berkaria dan menerima anugerah itu.” 269) Masa sekarang dalam kalender Nubuatan, kita hidup pada masa pemeriksaan pengadilan surga. Imam Besar kita, Kristus, ada di bilik yang mahasuci di surga, sejak kenaikan-Nya ke surga Ia telah melayani di bilik yang Suci sebagai Imam Besar kita, dan sebagai kegenapan nubuatan 2.300 petang dan pagi (Daniel 8:14) Ia telah pindah ke bilik yang Mahasuci untuk melakukan pemeriksaan pengadilan bagi semua orang percaya yang ada namanya dalam buku Al-Hayat. Pemeriksaan itu dimulai dengan orang yang sudah mati sejak Adam dan kemudian akan tiba giliran kita orang yang masih hidup. Kapan tepatnya waktu bagi kita, tidak seorang pun yang tahu. Nasehat bagi kita adalah, berjaga-jagalah kapan tiba giliran kita untuk ditetapkan selamat atau tidak dalam pengadilan surga. Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 Ada nama yang ditolak ada yang diterima. “Sementara pemeriksaan penghakiman berlangsung disorga, sementara dosa-dosa orang yang bertobat disingkirkan dari Bait Allah disroga, itulah satu masa untuk meninggalkan semua dosa-dosa oleh umat Tuhan dibumi ini. Bila hal ini sudah terjadi barulah para pengikut Kristus sudah bersedia menyambut kedatangan-Nya.” 270) Bila semua dosa sudah ditinggalkan itu berarti semua petunjuk dan nasehat Tuhan sudah diperhatikan dan dilakukan dengan segala daya dan kemampuan yang ada, dan itu juga berarti semua adat dan kebiasaan yang benar telah dihidupkan dan dengan demikian kita sudah memiliki tabiat yang benar-benar memantulkan tabiat Yesus Kristus maka kita barulah sedia untuk menyambut akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Roh Nubuat menjelaskan, “Bila tabiat Kristus sudah dipantulkan dengan sempurna oleh umat-Nya maka barulah Dia datang untuk menuntut mereka sebagai milik-Nya pribadi.” 271) Kapankah Kristus datang dan menuntut kita sebagai milik-Nya pribadi? Jawabannya bukan karena kita: a. sudah banyak berkhotbah. b. sudah banyak membaptiskan orang c. sudah memberikan banyak uang untuk pekerjaan Tuhan. d. sudah menjadi pemimpin dalam pekerjaan Tuhan e. sudah mencapai gelar-gelar dari perguruan tinggi f. sudah menerima banyak pujian dan sanjungan, penghargaan. g. sudah menunjukkan kepintaran dan kegeniusan luar biasa. Akan tetapi tulisan yang diilhamkan itu berkata dengan jelas bahwa kalau kita sudah memantulkan tabiat Kristus dengan sempurnanya. Tabiat Kristus adalah sifat dan kebiasaan-Nya. Sebab “tabiat” dibentuk oleh “kebiasaan.” Maka tidak satupun kebiasaan yang salah dan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dapat ditoleransi dalam diri umat dan para pemimpin umat-Nya di jemaat Laodikea ini. (b e r s a m b u n g ) -Pdt. E. Gultom Chief Editor Indonesia Publishing House (IPH) & Kontributor Khusus WAO, Bandung 11 AR TI K EL PE NG E M B AN G AN D I RI Life Strategies for Success and Happiness Heroic Mission Article No. 43 Nevertheles, those statements remain valid up to now even up to the end of the world especially on the “struggle to extract a living” and on the “it will grow thorns and thistles for you”. The Lord said: “...I have placed a curse upon the soil. All your life you will struggle to extract a living from it. It will grow thorns and thistles for you, and you shall eat grasses. All your life you will sweat to master it, until your dying day. Then you will return to the ground from which you came.” Genesis 3:17-19. T he above statements were issued thousand years ago where the only source of living was only soil. Now there are so many sources of living, not only soil, so many types of industry, so many types of trades, etc. Warta Advent On-line (WAO) It doesn’t matter how rich we are, how successful we are in our career, how high in our position, etc, we remain faced with the struggle in our current condition and we remain faced with the thorns and thistles in our current condition. Nothing is smooth in this world to everybody, no exception. There are always struggle, thorns and thistles. These are the predicament of mankind. Nevertheles, the Lord is so kind to promise this: “There is that scattereth, and yet increaseth; and there is that withholdeth more than is meet, but it tendeth to poverty.” Proverb 11:24 The more we give, the more we get; the less we give, the less we get. This promise has become the law of nature like the law of gravity, like the law of sunrise must come from the east not from the south. One may ask, how do we mitigate that “curse of struggle, thorns and thistles” at least to the minimum of our own individual life experiences? Especially connecting it with the law of nature of : the more we give, the more we get, the law of giving? 14 Desember 2007 PERHAPS, one of the answers is we instil a Heroic Mission in what we do where we face struggle, thorns and thistles. What’s a Heroic Mission? Is there a mission that is not heroic? What can a Heroid Mission do to the struggle, thorns and thistles in what we do? Again and again I repeat this story. When I was in the senior high school, I had to walk 8,000 kms back and forth to my school; it’s about 8 times walking Jakarta to Surabaya. During that long walk for 3 years, I had my struggle, thorns and thistles. What was my Mission at that time? A revenge mission? You bet. Yes, it was a revenge mission, not a Heroic Mission. My mission was to have 10 cars, good ones, luxurious ones, expensive ones, famous ones, so that I can revenge this long walk. Was my revenge successful? Yes it was. I have more than 10 cars. I have, Porsche, Range Rover, Mercedes, BMW, Lexus, etc. What was my mission? Taking revenge mission. Did I have my struggle, thorns and thistles? A lot and heavy and became heavier, heavier, sharper and sharper. That’s when my misssion was not Heroic Mission. On the other hand, when our mission is Heroic Mission, the struggle, thorns and thistles becomes lighter, and lighter and lighter. Because the Principle of Giving (per Proverb 11:24) 12 applies only to those who carry the Heroic Mission. When I graduated from UNAI Bandung back in 1975, I went to work in Jakarta with the mission of ADVANCING MY CAREER. It was not a heroic mission. The mission was focused on me, focused on my career, focused on myself, an egoistic mission. First I worked with an oil company, just for three months and I quit to join a management consulting company for three years. Still my mission was to further my career, an egoistic mission, not a heroic one. Then I moved to a group of companies holding a broader responsibilities as Assistant to the President Director. Still my mission remained egoistic mission, focused only to myself; not a heroic one. Then I moved to a financial institution in charge of corporate finance, I became a banker. Still my mission remain ego focused, focusing only on the advancement of my career, my position, my saved funds, etc, all focused on me, me and me. Not a heroic mission. How was my struggle, thorns and thistles? They were heavy, heavier and heavier. When we have egoistic mission, not heroic ones, our struggle, thorns and thistles feel so heavy burdern for us. On the contrary, when we instil a heroic mission in everything we do, those burdens of struggle, thorns and thistles becomes light, lighter and lighter even almost disappear. When I focused my career in Corporate Loan Workout, it was very difficult. It was difficult to collect bad loans. Especially when the collateral was only 25% worth of the loan; how would you collect it. It was difficult, I was stressful, emotional, easy to get angry, sometimes depressed. Why? Because my mission was not Heroic Mission. It was still an egoistic mission. My Mission was to meet the target of collection, to meet the collection recovery as high as possible. All related with figures, target achievments etc., all were egoistic mission. The struggle, thorns and thistles felt heavy, and became heavier and heavier every day. Life was very difficult, the temptation of quitting was almost every second. That was the bad moment of truth for me. But, fortunately, when I changed my mission to a Heroic Mission, the Warta Advent On-line (WAO) Principle of Giving of Proverb 11:24 applied to me. I felt a huge strong energy began flowing in myself. The struggle, thorns and thistles felt light, lighter, and lighter and almost negligible. It was AMAZING! And what was my Heroic Mission? My Heroic Mission was simply: “HELPING PEOPLE”! Not anymore target collection, target recovery; these became the number two mission. For whatever reason they did not pay the loan, my mission remained “I want to help them” to get out of bad loans. If it’s a factory, I want to help thousand of workers in that factory by helping this company getting out of its debt. It’s unbelievable, the result was faster and bigger. I began to convey a positive vibration to all those bad debtors and they all could feel that I was there to HELP THEM as my heroic mission. And they began to cooperate with me to solve the bad loans, and unbelievable all were solved not only well but very well. So, with the Heroic Mission, I experienced this Principle of Giving of Proverb 11:24. I not only believe it, but I experienced it, I experienced this principle of giving; the more I give the more I get; I will get more of what I give. I give HELP (my heroic mission), I get Help in return. When my mission was only target collection of loan, I did not give anything to my debtors, so in return I did not get what I want from them. Again, when we instill a Heroic Mission in our job, our burden became light, we have the energy flowing in us to do the job. Every thing become easy and joy to do. Why? Because we have the pride to do it. And PRIDE is the fuel to human accomplishment. So instill a Heroic Mission in your job. Even corporations have it; otherwise they will surely fail. Nonnegotiable. PT. Indofood, the largest instant noodle produces in the world, certainly, has the heroic mission of “Providing an affordable quick intant noodle for the needies of 150 million Indonesians”. Singapore Airlines has the Heroic Mission of “Providing the safest flight on earth”. Kentucky Fried Chicken’s heroic mission, perhaps is “Providing an affordabe fast food for the mid-class society”, etc. You name it. Corporations with no heroic mission go banckrupt for sure because they are 14 Desember 2007 against the law of giving as one of the law of nature. So, what’s your Heroic Mission in your current job? Do you have one alredy? Congratulation! You don’t have one? Formulate it now. Take for example for a preacher, what’s your heroic mission? Just to give sermon? Yes? If only that, what you will do is only showing in your church every Sunday or Saturday to deliver your sermon. That’s it, and that is what you are doing or will be doing. No visit to your congregation in private, not that because you don’t care, but because your mission is only to give sermon, not a heroic one. But if your mission is a heroic mission, maybe it will sound like this: To help my congregation to improve their spiritual life and quality of life. This heroic mission will give you that much energy to personaly visit every member of your church. Just an example. Define a heroic mission that works for you that will give you vast and huge energy to go on. Your struggle, thorns and thistles will be lighter and lighter and the Principle of Giving as the law of nature will definitely apply to you. You become blessing to others through your Heroic Mission. God bless us. Amen -Max E. Makahinda, MBA Elder SDA Kelapa Gading, Jakarta. Experiences: Executive Vice President (EVP), Bank Danamon Jakarta. Winner of Peugeot Business Award, the Indonesian Best Executive seected by Astra International Inc. and Peugeot Motor of France. Award as the Most Outstanding Alumni of UNAI (Universiatas Advent Indonesia) 13 PENDALAMAN ALKITAB DASA DHARMA KISAH KASIH Oleh Hotma Saor Parasian Silitonga, M.A., M.Th., Ph.D. Spesialis Pendalaman—Pemahaman Alkitab Lektor Kepala Bidang Teologi DikNas RI Formula C: Homiletika Cerdiklah Menerapkan Firman Allah itu Berdasarkan Situasi dan Kondisinya Bilamana kita membaca Alkitab sebagai Firman Allah yang hidup, patutlah disadari bahwa setiap bahan yang digunakan oleh para penulis Kitab Suci tersebut disampaikan dalam suatu situasi dan kondisi yang nyata atau konkrit berdasarkan tempat, waktu, tujuan atau maksud tertentu sesuai kebutuhannya dan kesanggupannya untuk menulis. Sumber bahan-bahan tersebut tidak semuanya merupakan wahyu dalam arti penyataan yang Allah berikan kepada para penulis Warta Advent On-line (WAO) melalui mimpi, penglihatan, malaikat Allah, atau suara Allah secara langsung. Bahan-bahan tersebut bisa saja dari pengalaman pribadi, kesan-kesan, pesan-pesan, berita-berita, kesaksian-kesaksian, cerita-cerita, bahan bacaan yang ada atau dokumen yang dapat dipercaya. Namun, kita patut menyadari bahwa data atau bahan yang ditulis di Alkitab itu “Semuanya diilhamkan Allah” kepada si Penulis (2 Timotius 3:16; 2 Peterus 1:20-21). Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa isi Kitab Suci disebut “Firman Allah,” karena “Segala tulisan itu diilhamkan Allah” dalam arti bahwa para penulisnya “menulis atas nama Allah oleh dorongan kuasa Roh Kudus.” Dengan kata lain, pada dasarnya yang menjadi pengarang Kitab Suci adalah Allah sendiri, namun para penulis-Nya menyampaikannya dalam bahasa manusia berdasarkan kamus dan perbendaharaan kata yang cocok, sesuai situasi dan kondisi manusia. Sebagai hasilnya, karena Allah adalah pengarangnya dan manusia hanyalah sebagai penulis, isi Kitab Suci itu disebut “Firman Allah” bukan firman manusia. Bilamana kita mengamati seluruh isi Kitab Suci itu dengan seksama dan cermat, kita dapat memperhatikan bahwa corak dan jenis penulisan Kitab Suci itu bermacam-macam. Ada cerita, ada khotbah, ada ceramah, ada puisi, ada nyanyian, ada peribahasa, ada pepatah, ada peraturan, ada undang-undang, ada nasehat, ada surat, ada wahyu, ada percakapan, ada diskusi kelompok atau perorangan, dan lain sebagainya. Secara ringkas, berdasarkan ilmu sastra bahasa, jenis tulisan itu terbagi dua. Pertama disebut prosa dan kedua puisi. Namun karena penulis Alkitab ini hidup akrab dan karib di lingkungan budaya Timur, tidak jarang tulisannya itu sukar dibedakan antara puisi dan prosa. Bahkan yang lebih sering terjadi adalah perpaduan antara puisi dan prosa. Bayangkanlah, bilamana Anda berada di lingkungan orang Melayu dan mendengarkan mereka bercerita atau bercakapcakap. Bukankah percakapan mereka itu banyak bernada 14 Desember 2007 14 pantun? Nah, begitulah caranya para Penulis Alkitab menyampaikan isi “Firman Allah.” Pelaksanaan Formula A-B-C ini dapat dilakukan juga dengan cara “3 P” yaitu Pengamatan, Penafsiran dan Penerapan. Situasi dan kondisi ini sama juga dengan Penghayatan, Pengalaman dan Pengamalan Pengajaran Allah. Inilah rincian prosesnya. meyakinkan. Demi kesederhanaan dan mudah diingat, kita sebutlah hal itu dengan "3 P" untuk mempelajari Alkitab. Apakah itu? Yang pertama adalah PENGAMATAN. Lalu yang kedua adalah PENAFSIRAN. Kemudian yang ketiga adalah PENERAPAN. Ketiga hal ini adalah berurutan dan terpadu tidak boleh di putar-balikkan dan selanjutnya dijabarkan dalam BELAJAR ALKITAB DALAM BUDAYA INDONESIA. 1. PENGAMATAN terhadap Alkitab patutlah dilakukan dengan teliti dan teratur. Proses ini sering disebut dalam penelitian di bidang Teologi sebagai eksegesis. Segala sesuatu yang ada hubungannya dengan ayat yang akan dibahas perlu diteliti. Hal ini akan dijelaskan dengan lebih luas lagi di bagian berikut setelah ini secara terperinci. 2. PENAFSIRAN terhadap Alkitab adalah langkah yang berikut setelah kita mengadakan pengamatan dengan seksama. Inilah yang dikatakan sebagai jembatan menuju kepada bagian yang ketiga. Ia di kenal dengan nama hermeneutik. Ini pun juga akan diperinci di bagian berikut. 3. PENERAPAN terhadap Alkitab adalah membaca Alkitab di zaman modern ini dengan menggunakan Alkitab sebagai kamusnya sendiri melalui proses eksegesis dan hermeneutik yang disebut di atas. Inilah yang disebut dengan Homiletika. (bersambung) -PDT. HSP. SILITONGA "3 P" UNTUK MEMPELAJARI ALKITAB Kita mau menggunakan dasar pemikiran yang penting untuk mempelajari Alkitab dengan hasil yang memuaskan dan Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 15 TERJEMAHAN BIBLE COMMENTARY & ROH NUBUAT by Pd t. J op p y Wa u ra n Galatia 5:22 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan.” Kasih. Lihat di Matius 5:43, 44; 1 Korintus 13. Sukacita. Lihat Roma 14:17. 22. Buah Roh. Secara alamiah akan dikembangkan di dalam kehidupan apabila Roh Kudus yang mengendalikan (ayat 18). Pembuktian akan hasil-hasil dari pengendalian itu adalah bertolak-belakang dengan perbuatan-perbuatan dari tubuh jasmaniah. (ayat 19-21). Buah Roh bukanlah hasil sifat alamiah dari sifat manusia itu sendiri tetapi suatu kelengkapan kuasa yang bekerja dari luar tubuh jasmaniah. Perhatikan akan kata “buah” adalah berbentuk tunggal sedangkan kata perbuatan-perbuatan (ayat 19, lihat terjemahan Indonesia Sehari-hari) adalah jamak. Hanya ada satu “Buah Roh,” dan hanya ada satu buah yang mencantumkan semua anugrah orang Kristen yang disebutkan satu demi satu di ayat 22 dan 23. Di dalam kata-kata lain, semua perbuatan baik ini harus ada di dalam kehidupan sebagai orang Kristen dan hal ini tidak bisa dikatakan seorang memiliki buah Roh sedangkan ada salah satu dari buah ini tidak diperaktekan. Di lain pihak, ada banyak cara yang setan bisa lakukan dan hal ini penting walaupun hanya satu sifat dari setan yang tercantum di ayat 19-21 dihidupkan di dalam kehidupan seseorang yang diklasifikasi sebagai orang-orang yang menghasilkan “perbuatan-perbuatan daging.” Hal ini mencakup semua perbuatan-perbuatan baik/buah-buah Roh untuk menjadikan seseorang pengikut Kristus yang benar sebaliknya hanya satu saja dari “perbuatan-perbuatan daging” akan membuat seseorang menjadi pengikut setan. Warta Advent On-line (WAO) Damai sejahtra. Lihat Yohanis 14:27. Panjang sabar. Atau, “kesabaran.” Lihat 1 Korintus 13:4; 2 Korintus 6:6. Kelemahlembutan. Atau kebaikan,” bahasa Grika chrēstos (lihat 2 Korintus 6:6). Seorang yang lemah lembut adalah ramah, tenang, dan memiliki sifat bertenang diri. Seorang Kristen tidak pernah bersifat muram atau merengut, tetapi gembira, baik tehadap orang lain, dan sopan. Kebaikan. Yaitu tulus di dalam hati dan kehidupan, motif dan tingkah laku. Lihat Matius 7:12; 12:33; 19:17; Yohanis 7:12. Kesetiaan. Bahasa Grika pistis, yang berarti “iman” dan “kesetiaan.” Di mana “iman” adalah suatu sikap kepercayaan kepada orang-orang lain atau di dalam kenyataankenyataannya bukti tujuannya tidak lengkap atau berhasil, “kesetiaan” adalah suatu kualitas tingkah laku yang memberikan kepada orang-orang lain alasan untuk memberikan kepercayaan terhadap kita. Iman adalah suatu sikap mental; kesetiaan adalah menunjukkan pola dari tingkah laku. Hal ini “Kesetiaan” boleh lebih dekat perbandingannya dengan yang lain adalah “buat”. Lihat Ibrani 11:17. 14 Desember 2007 16 Jadwal Terbit/Terbenamnya Matahari Sumber http://www.wartaadvent.org JUMAT SABAT 15-dec-2007 14-Dec LOKASI :: Terjemahan Roh Nubuat :: 1 Testimonies for the Church, hal. 303 Sa y a t ela h dit u nju k ka n s ua t u po s i si y a ng ti ng g i da n ber ta ng g u ng j a w a b unt u k u ma t - u ma t T uha n mi l i ki. M ere ka a da la h g a ra m du n ia d a n t era ng du n ia da n me r e ka ha r u s ber ja l a n se ba g a i ma n Ye su s p er na h b erj a la n . M ere k a a ka n kel ua r da r i ke su sa ha n y a ng b es a r. Se ka ra ng in i a da la h s ua t u w a kt u per t a r ung a n da n pe r co ba a n. J ur u se la ma t kit a ber ka ta di Wa hy u 3 :2 1 : “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan BapaKu di atas takhta-Nya.” Pahala tidak diberikan kepada semua orang yang mengaku pengikut Kristus, tetapi hanya kepada mereka yang menang sebagaimana Dia juga yang telah menang. Kita harus mempelajari kehidupan Kristus dan mempelajari apa yang harus kita mengaku kepada Tuhan di hadapan dunia. Supaya kita mengaku Kristus, kita harus meminta Kristus untuk memberikan pengakuan. Tidak ada seorangpun yang sesungguhnya meminta pengakuan Kristus kecuali pikiran dan roh Kristus berada di dalamnya. Jikalau ada suatu kesucian atau pengakuan akan kebenaran, dengan demikian kita akan selalu berada di dalam pengakuan Kristus dan kita akan berkata: Adalah luas jalan untuk menuju kepada kehidupan dan banyak orang bisa mendapatkannya. Kita harus mengerti apa yang dimaksudkan untuk mengaku memiliki Yesus Kristus dan sebaliknya penolakan akan Yesus Kristus. Hal ini mustahil untuk mengaku Kristus dalam bibir kita apabila kita menolak Kristus. Buah-buah Roh dimanifestasikan di dalam kehidupan yang berarti suatu pengakuan akan Yesus Kristus. Jikalau kita menaruh harap hanya untuk Kristus, kehidupan kita akan menjadi rendah hati, percakapan kita akan membicarakan hal hal surgawi, dan tingkah laku kita tidak bercacat. { 1 T 303.1} 2007 TERBENAM Sabang 18:26 Medan 18:17 Pematangsiantar 18:16 Pekanbaru 18:11 Padang 18:18 Jambi 18:06 Palembang 18:04 Bndr. Lampung 18:06 Anyer-Carita 18:05 Jakarta 18:01 Puncak 18:01 U N A I 17:59 Bandung 17:59 Cirebon 17:55 Cilacap 17:55 Semarang 17:48 Solo 17:48 Surabaya 17:39 Jember 17:37 Denpasar 18:32 Mataram 18:28 Ende 18:06 Kupang 18:01 Pontianak 17:40 Pangkalan Bun 17:36 Palangkaraya 17:26 Banjarmasin 18:25 Balikpapan 18:12 Tarakan 18:02 Makassar 18:09 Kendari 17:54 Palu 18:00 Gorontalo 17:44 Manado 17:36 UNKLAB 17:35 Ternate 18:27 Ambon 18:31 Sorong 18:14 Tembagapura 17:57 Biak 17:55 Jayapura 17:39 Merauke 17:51 Kuala Lumpur 19:05 Singapore 19:00 Manila 17:28 A I I A S 17:29 Andrews Univ.* 17:14 GC* 16:46 Loma Linda* 16:40 Seattle* 16:17 Delft* 16:30 Edison, NJ* 16:31 Day Length MATAHARI BEREM TER-BANG BENAM 12:33 18:27 11:47 12:20 18:17 11:55 12:18 18:17 11:57 12:09 18:11 12:05 12:13 18:18 12:10 12:00 18:06 12:13 11:55 18:04 12:17 11:53 18:06 12:26 11:51 18:05 12:28 11:47 18:02 12:28 11:46 18:02 12:30 11:44 18:00 12:30 11:44 18:00 12:31 11:40 17:56 12:30 11:38 17:56 12:34 11:33 17:49 12:31 11:31 17:48 12:33 11:24 17:40 12:32 11:20 17:37 12:35 12:14 18:32 12:37 12:10 18:29 12:37 11:48 18:07 12:38 11:40 18:02 12:43 11:37 17:41 12:07 11:28 17:36 12:16 11:19 17:26 12:15 12:16 18:25 12:18 12:07 18:13 12:11 12:04 18:02 11:56 11:57 18:09 12:25 11:44 17:55 12:21 11:55 18:00 12:10 11:42 17:45 12:05 11:35 17:36 12:02 11:34 17:36 12:02 12:25 18:27 12:04 12:22 18:32 12:20 12:09 18:14 12:10 11:46 17:58 12:22 11:50 17:56 12:11 11:32 17:40 12:16 11:33 17:51 12:37 13:08 19:06 11:56 12:59 19:01 12:03 11:50 17:29 11:16 11:51 17:30 11:18 12:40 17:14 9:08 12:03 16:46 9:27 11:44 16:41 9:54 12:04 16:18 8:27 12:37 16:30 7:47 11:52 16:31 9:17 TERBIT 6:39 6:22 6:19 6:06 6:08 5:53 5:46 5:40 5:37 5:33 5:31 5:29 5:28 5:25 5:21 5:17 5:14 5:07 5:02 5:55 5:51 5:29 5:19 5:33 5:20 5:11 6:07 6:01 6:06 5:44 5:33 5:50 5:39 5:34 5:33 6:22 6:12 6:04 5:35 5:44 5:23 5:14 7:09 6:57 6:12 6:12 8:06 7:19 6:47 7:50 8:43 7:13 PENTING: Daftar waktu terbit, berembang, dan terbenamnya matahari ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kotakota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbit, berembang, dan terbenamnya matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan -Pdt. Joppy Wauran Penterjemah dan Kontributor Khusus WAO, USA Warta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 17 [ karen a B ERI TA AD VENT SEJ AG AT dengan menget ahui seluk beluk tekanan suara dalam komuni :: Bersama Sebagian orang Indonesia SEA Kids :: kasi verbal CHURCH GELAR SONGS OF kita THANKSGIVING dapat Oleh Frederik J. Wantah mengid entifika [Berrien Springs, Michigan] – Southeast Asia Fellowship (SEAF) Church pada Thanksgiving Day tergelincir karena salju dan menabrak pagar jalanan si Sabat (24/11) menggelar Songs of Thanksgiving mengambil tempat di Burman Auditorium, Andrews university, Michigan. SEAF Church umumnya anggotanya sehingga mobil terputar-putar namun apakah berasal dari Southeast Asia termasuk Indonesia yang dikoordinir oleh Robert tidak terjatuh ke jurang dan tidak ada Benjamin dan Junce Walangitan selaku pastoral staff. yang cedera. suara yangAcara kebaktian berupa khotbah dalam lagu yang diawali :: Musik Angklung SEA Kids :: dengan nyanyian pembukaan berjudul “Praise to the kita Lord.” Doa syafaat dalam versi “Garden of Prayer” dilayangkan oleh Elwood Siagian. Persembahan musik dengan “Celebration” dalam membuka Songs of Thanksgiving dibawakan oleh Wen Ting & Isabel Ong berupa duet dalam piano & violin yang cukup profesional. berkom Michigan Indonesian SDA (MISDA) Youth unikasi mempersembahkan sebuah lagu berjudul “Give Them All itu To Jesus.” Eunice Marpaung & Gino Vanderkley tampil berduet dalam lagu “Amazing Grace” dengan cirri khas merupa suara mereka. Tampilnya Dolfie Lontoh dengan gitar dapat menarik kalangan orang tua melalui sebuah kan tunggal lagu hymnal berjudul “Tiada Lain Pelindung S’perti Yesus.” Berbeda dengan Mutiara Salulimbong ketika suara mempersembahkan lagu solo berjudul “Imagine Me yangWithout You” telah menyentuh hati kawula muda. Sebuah lagu terakhir berjudul “The puas, Merujuk kepada tema acara tidak heran lagu “Give Thanks” selain dipersembahkan Prayer” dipersembahkan oleh Ong Family dalam versi bahasa Inggris dan atauoleh Dalson Enterprise Male Chorus, juga dilantunkan dalam irama musik tradisional Angklung oleh Southeast Asia (SEA) Kids. Dilanjutkan dengan Cina. Kemudian doa penutup suara Meditation & Offertory yang dipimpin oleh Junce Walangitan. Duet Wen Ting & rangkaian acara dilayangkan oleh Ben Ong kembali mempersembahkan sebuah lagu dengan ketrampilan mereka Meguad. Acara dilanjutkan dengan yangIsabel memainkan musik piano dan violin. ramah tamah berupa potluck bersama di Burman Activity Room. (*) kecewa Acara puncak berupa “Praise & Thansks” di mana hadirin diberikan kesempatan atauuntuk bersaksi dan mengucap syukur. Pada kesempatan tersebut penulis mewakili -FREDERIK J. WANTAH rombongan yang terdiri dari tujuh orang dalam perjalanan dari New Jersey ke DEWAN REDAKSI WAO-NEW JERSEY nadaMichigan telah memberikan kesaksian dan ucapan syukur pada Tuhan atas perlindungan-Nya ketika kami pada Kamis (22/11) bertepatan dengan suara yangWarta Advent On-line (WAO) 14 Desember 2007 18 gembir a] SEAF