HILBERT SPACE IN SEQUENCE SPACE 2 Wahidah Alwi Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM [email protected] ABSTRACT The main object of the vectors are the vectors can be added together and generate a vector, and produces a number is multiplied by another vector. Any set of objects with properties like this are called "vector space". In this study aims to assess pre-Hilbert space and Hilbert space in a sequence Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi: Januari – Juni 2014 Artikel No.: 5 Halaman: 28 - 34 ISSN: 2355-083X Prodi Matematika UINAM space 2 . Based on the purpose of the study, it was found that a vector space form a pre Hilbert space when equipped with the inner product space. While a pre-Hilbert space is complete if every Cauchy sequence (xn) in X, convergent in X called a Hilbert space. Key Word: vector space, pre-Hilbert and Hilbert space, sequence space 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Vektor 1. PENDAHULUAN Ruang vektor merupakan suatu himpunan obyek yang dapat dijumlahkan satu sama lain dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang masingmasing menghasilkan anggota lain dalam himpunan itu. Struktur matematika yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah ruang preHilbert dan ruang Hilbert. Ruang pre-Hilbert adalah ruang vektor riil atau kompleks yang dilengkapi dengan inner product. Sedangkan ruang Hilbert adalah ruang vektor riil atau kompleks yang dilengkapi dengan hasil kali dalam (inner product) dan lengkap. Ruang barisan 2 adalah himpunan semua barisan bilangan kompleks x = (n) yang mempunyai jumlah kuadrat mutlak berhingga, yaitu 2 = {x = (n) : n n 1 2 }. Jika x = (n) dan y = (n), ditulis x = y bila n = n untuk setiap n. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis akan mengkaji ruang pre-Hilbert dan ruang Hilbert dalam suatu ruang barisan 2 . . 2 Obyek utama tentang vektor adalah vektorvektor dapat dijumlahkan dan menghasilkan vektor, dan dikalikan dengan suatu bilangan menghasilkan vektor lagi. Sebarang himpunan obyek dengan sifat seperti ini disebut “ruang vektor”. Pada bagian ini semua anggota himpunan bilangan kompleks ¢ dipandang sebagai “skalar”. Sebelum mendefinisikan ruang vektor V atas ¢ maka ada dua operasi yang harus diperhatikan yaitu: (i) Operasi tambah di dalam himpunan V. Maksudnya adalah jika a, b V, maka (a + b) juga di V. Dalam hal ini, V harus tertutup terhadap operasi tambah. (ii) Operasi perkalian “skalar” antara anggota – anggota himpunan ¢ dengan anggota – anggota himpunan V. Maksudnya adalah jika ¢ dan a V maka juga di V. Definisi 2.1.1 (Berberian, 1961:3) Ruang vektor V atas ¢ adalah himpunan obyek – obyek x, y, z, … disebut vektor. Vektor nol dinotasikan dengan , untuk setiap vektor x, 28 Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 negatif dari x dinotasikan dengan –x. Aksioma – aksioma berikut diasumsikan berlaku: (A) Untuk setiap pasangan vektor x, y di V terdapat vektor yang disebut “jumlah x dan y”, dinotasikan x + y di V, dan berlaku: (A1) x + y = y + x untuk setiap x, y V (A2) x + (y + z) = (x + y) + z untuk setiap x, y, z V (A3) Terdapat dengan tunggal V sedemikian sehingga x + = x untuk setiap x V (A4) Untuk setiap x V, terdapat dengan tunggal –x V yang disebut negatif x sedemikian sehingga x + (-x) = (M) Untuk setiap skalar dan setiap vektor x di V, terdapat vektor disebut “hasil kali x dengan ”, dinotasikan dengan x di V, dan berlaku: (M1) (x + y) = x + y untuk setiap x, y V dan adalah skalar (M2) ( + )x = x + x untuk setiap x V dan , adalah skalar (M3) ()x = (x) untuk setiap x V dan , adalah skalar (M4) 1 . x = x untuk setiap x V Sebagai catatan, x + (-y) biasa ditulis dengan x – y. Teorema 2.1.2 (Berberian, 1961: 6) Untuk sebarang ruang vektor: (i) Persamaan vektor x + y = z mempunyai satu dan hanya satu penyelesaian x (ii) Jika z + z = z maka z = (iii) = untuk setiap skalar (iv) 0x = untuk setiap vektor x (v) Jika x = maka = 0 atau x = Akibat 2.1.3 (Berberian, 1961:7) Konjugate dari bilangan kompleks akan dinotasikan dengan *. Jadi, jika = + i, dan bilangan riil, maka * = - i. Sifat-sifat yang telah dikenal dengan baik dari konjugate adalah (*)* = , ( + )* = * + *, ()* = * *, || = * , dan * = jika dan hanya jika bilangan riil. Definisi 2.2.1 Diberikan ruang vektor V atas field ¢ yaitu: a. Fungsi , : V V ¢ dikatakan inner product bila memenuhi: (I1). x, y * = y, x (tanda * dinotasikan sebagai konyugate) (I2). x, y = x, y jika x dan y V dan adalah skalar (I3). x y,z = x, z + y,z jika x, y dan z V (I4). x, x 0 untuk setiap x V dan x, x = 0 hanya jika x = . b. Ruang vektor V yang diperlengkapi dengan inner product dinamakan ruang inner product atau ruang Pre-Hilbert. Salah satu sifat sederhana inner product diberikan dalam teorema berikut ini. Teorema 2.2.2 (Berberian, 1961:27) Dalam sebarang ruang Pre-Hilbert berlaku: (1). x, y z = x, y + x, z (2). x, y = * x, y (3). , y = x, = 0 (4). x - y,z = x, z – y,z x, y - z = x, y – x, z Untuk sebarang ruang vektor V berlaku: (i). (-)x = (-x) = -( x) (ii). (x – y) = x - y (iii). ( - )x = x - x 2.2 Ruang Pre-Hilbert dan Ruang Hilbert (5). Jika x, z = y, z untuk setiap z, maka x =y. Bukti: Ambil sebarang x, y, z X dan adalah skalar, maka: (1). Gunakan aksioma (I1) dan (I3) pada definisi 2.3.1. 29 Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 x, y z = y z, x * = [ y, x + z, x ]* = x, x * x, y y, x * y, y = x, x * x, y [ y, x * y, y ] …*) = y, x * + z, x * = x, y + x, z (2). Gunakan aksioma (I1) dan (I2) pada definisi 2.3.1 Dengan memilih ¢ sehingga * = y, x y, y dimana y 0, maka *) menjadi, x, y = y, x * = [ y, x ]* 0 x, x = * y, x * = * x, y x, x, x, x, menurut (1) di atas. Oleh karena itu x, = 0. 0 x, x - - x, y * y, y Dan sama untuk x, y z x, y x, z . y = atau x = y. y, y . 2 x, x . y, y . x, y x, x 1/ 2 . y, y 1/ 2 Atau untuk setiap z, maka x y, z x, z y, z 0 untuk setiap z. Khusus untuk z = x – y, diperoleh x y, x y = 0. Menurut aksioma (I4), x – | x, y | 2 Jadi = x, z y, z y, z y, y x, y = x, z (1) y, z x, z = x, y = x, x Akibatnya dipenuhi x (-y),z = x, z y, z = x, z (1) y, z (5). Jika y, x x, y (3). , y , y , y , y menurut aksioma (I3) pada definisi 2.3.1, oleh karena itu , y = 0. Begitu pula untuk (4). x y, z = - x, y x . y . Teorema 2.2.4 (Berberian, 1961:30) Ketaksamaan Segitiga Di dalam sebarang ruang Pre – Hilbert, Teorema 2.2.3 (Berberian, 1961:30) ||x + y|| ||x|| + ||y||. Ketaksamaan Cauchy – Schwarz Dalam sebarang ruang Pre – Hilbert, x, y x y . Bukti: Jika x = atau y = , maka (x|y) = 0, jelas ketaksamaan berlaku. Jika y 0, maka untuk setiap ¢ berlaku, 0 x y, x y x, x y y, x y 30 Bukti: Dinotasikan Re () bagian rill dari bilangan kompleks . Jelas bahwa Re() |Re ()| ||. Dengan menerapkan ketaksamaan Cauchy-Schwarz diperoleh, ||x + y||2 = ||x||2 + ||y||2 + x, y + x, y * Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 n = ||x||2 + ||y||2 + 2 Re ( x, y ) = k 1 ||x||2 + ||y||2 + 2 | x, y | * k ( k* )* (Sifat konjugate) n = k 1 ||x||2 + ||y||2 + 2 ||x|| ||y|| * k k (Sifat konjugate) * k (Sifat komutatif) n = 2 = (||x|| + ||y||) k 1 Karena kedua ruas tak negatif maka ||x + y|| ||x|| + ||y||. k = y, x n ( (I2). x, y = Dari sifat-sifat sederhana di atas, mudah ditunjukkan bahwa setiap ruang PreHilbert V merupakan ruang bernorma , sebab jika didefinisikan || x || = x, x untuk setiap x V maka || . || memenuhi sifat: k 1 ( k k 1 (ii). || x|| = || ||x|| x V ) * k (Sifat ) perkalian skalar dengan vektor) n ( k k 1 || x || = 0 jika dan hanya jika x = * k n = = (i). || x || 0 x V k * k ) = x, y (I3). x y, z = (iii). ||x + y|| ||x|| + ||y|| x, y V n ( k 1 Definisi 2.2.5 = Ruang Pre-Hilbert dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy (xn) di dalam X, konvergen di dalam X k k ) k* n n k 1 k 1 (k k* ) ( k k* ) (Sifat distributif) = x, z y, z Definisi 2.2.6 (Berberian, 1961:40) Ruang Pre-Hilbert (inner product) yang lengkap dinamakan ruang Hilbert n (I4). x, x (k *k ) k 1 Contoh 3.1 n Misalkan ruang vektor F = {x = (1, 2, …, n * n n)}, didefinisikan x, y = k k . x, y k 1 n. n F . Akan ditunjukkan bahwa F adalah ruang pre-Hilbert. Solusi: Ambil sebarang x, y, z V dan skalar, sehingga memenuhi inner product berikut: n (I1). x, y * = k 1 k * * k = k 1 2 k 0 , jelas sebab k2 0 untuk setiap k. Selanjutnya kesamaan berlaku jika dan hanya jika |1| = |2| = ... = |n| = 0. Tetapi ini benar jika dan hanya jika 1, 2, ..., n = 0, yaitu jika dan hanya jika x = . Contoh 3.2 Diberikan V ruang vektor fungsi kontinu pada [a,b], a < b. Jadi V = {x : [a,b] ¢, x kontinu}. 31 Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 = x, z y, z Didefinisikan b b x, y = x ( t ) . y( t )* dt untuk setiap x, y V. (I4). x, x x(t ) x(t )* d (t ) a a V biasa disebut ruang Pre – Hilbert fungsi kontinu pada [a,b]. b = Solusi 2 d (t ) 0 , jelas sebab x(t)2 0 a Ambil sebarang x, y, z V dan skalar, sehingga memenuhi inner product berikut: x(t ) y(t ) d (t ) b (I1). x, y x(t ) * = * * a x(t ) * * * ( y (t ) ) d (t ) Ruang barisan klasik 2 adalah himpunan semua barisan bilangan kompleks x = (n) yang mempunyai jumlah kuadrat mutlak berhingga, yaitu a (Sifat konjugate) b = x(t ) Selanjutnya kesamaan berlaku jika dan hanya jika |x(a)| = |x(b)| = 0. Tetapi ini benar jika dan hanya jika x(a) = x(b) = 0, yaitu jika dan hanya jika x = . Definisi 2.2.7 b = untuk setiap t. * y (t ) d (t ) a 2 = {x = (n) : n (Sifat konjugate) 2 n 1 }. b = y(t ) x(t ) * d (t ) a) Jika x = (n) dan y = (n), ditulis x = y bila n = n untuk setiap n a (Sifat komutatif) = y, x 3. PEMBAHASAN b (I2). x, y = ( x(t ) y (t ) ) d (t ) * Ruang Hilbert 2 adalah himpunan semua barisan bilangan kompleks x = (n) yang mempunyai jumlah kuadrat mutlak berhingga, yaitu a b = ( x(t ) y (t )* ) d (t ) (Sifat a perkalian skalar dengan vektor) 2 = {x = (n) : n 2 n 1 b = ( x(t ) y (t )* ) d (t ) }. Jika x = (n) dan y = (n), ditulis x = y bila n = n untuk setiap n. a = x, y Pertama kita tunjukkan 2 ruang vektor. b (I3). x y, z = ( x(t ) y(t )) z (t ) d (t ) * Yaitu, jika x = (n), y = (n) 2 , bilangan kompleks maka x + y 2 dan x 2 . a = b b ( x(t ) z(t ) ) d (t ) ( y(t ) z(t ) * a (Sifat distributif) 32 a * d (t ) Telah k k diketahui 2 k k 2 2 k 2 2 k 2 Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 Berarti k k 2 2 k 2 2 k 2 mk nk mj nj x m x n 2 2 2 0 j1 Oleh karena itu diperoleh: k 1 k 2 k 2 k 2 k 2 k 1 2 k 1 Selanjutnya, karena k 1 2 k 2 Sekarang kita definisikan x = (k). k 1 2 k , maka x 2 . Kedua, ditunjukkan 2 ruang Pre – Hilbert. Untuk setiap x = (n) dan y = (n) 2 , Akan ditunjukkan bahwa x 2 dan ||xn – x|| 0. Diambil > 0 sebarang. Karena (xn) barisan Cauchy maka terdapat indeks p sehingga untuk setiap n, m p berlaku ||xm- xn|| < . Untuk setiap bilangan asli r,berlaku: r mk nk mk nk didefinisikan x, y k *k . 2 k 1 k 1 r Ambil m maka x, y = Karena r sebarang maka k 1 1 2 2 k k k k . k 1 k 1 k 1 k 1 2 * k k Untuk sifat – sifat hasil skalar x, y k *k k 1 p. Khususnya nk bila n p. x, y x, y jika x, y V dan skalar x, x 0 untuk setiap x V dan x, x 0 hanya k 1 2 k nk bila n 2 k pk . Ini berarti barisan (k - ) 2 . Karena 2 ruang vektor maka x = (k) = (k - pk ) + ( pk ) 2 . k 1 x y, z x, z y, z jika x,y dan z V p k Selanjutnya, karena y, x 2 2 k k 1 mudah ditunjukkan bahwa berlaku: x, y xm xn * k k * 2 k 1 x, y berhingga,sebab Ini berarti (x + y) 2 . Ini berarti barisan nk 1k , 2k , 3k , ... merupakan barisan bilangan kompleks lengkap, maka untuk setiap k terdapat k sehingga nk k . 2 k nk bila n p, maka ||x – xn||2 = k 1 2 k nk bila n p. Jadi (xn) x. jika x = 4. KESIMPULAN Ini menunjukkan 2 ruang Pre – Hilbert. Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji ruang pre-Hilbert dan ruang Hilbert dalam ruang barisan 2 , maka diperoleh bahwa suatu ruang vektor membentuk ruang pre Hilbert jika dilengkapi dengan ruang inner product. Sedangkan suatu ruang pre-Hilbert yang lengkap Ketiga, ditunjukkan 2 lengkap. Untuk itu dimisalkan (xm) barisan Cauchy di dalam 2 dengan xn = (k) yaitu ||xm – xn|| 0. Untuk setiap k, berlaku 33 Jurnal MSA Vo. 2 No. 1 Ed. Jan-Juni 2014 yaitu jika setiap barisan Cauchy (xn) di dalam X, konvergen di dalam X disebut ruang Hilbert. 5. DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. 1998. Aljabar Linear Elementer. Erlangga, Jakarta. Bartle, G. Robert. 1982. Introduction to Real Analysis. John Wiley & Sons. Inc, New York Berberian.K, Sterling. 1961. Introduktion to Hilbert Space. Oxpord University Press, New York 34 Echols, John. M dan Hassan Shadily. 1975. Kamus Inggris Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Klambauer, Gabriel. 1973. Real Analysis. American Elseviser Publishing Company, Inc, New York. Maddox, I. J. 1970. Element of Functional Analisis. Cambridge at The University Press. P. Y. Lee. Zeller Theory And Classical Sequence Spaces. National University of Singapore, Singapore.