Marketing, pertemuan ke 5

advertisement
pertemuan ke 2
Company and Marketing Strategy: Partnering
to Build Customer Relatioanships
Tujuan Instruksional Khusus setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan
mampu:
 Menjelaskan perencanaan strategi perusahaan dan ke empat langkahlangkahnya
 Mendiskusikan
bagaimana
mendesain
portofolio
bisnis
dan
mengembangkan strategi-strategi pertumbuhan.
 Menjelaskan peran marketing dalam perencanaan strategik dan bagaimana
kerja pemasaran dengan partner-partnernya untuk menghasilkan dan
menyampaikan nilai kustomer/pelanggan.
 Menjelaskan unsur-unsur dari strategi pemasaran yang didorong/digerakan
pelanggan
dan
baurannya,
dan
kekuatan-kekuatan
yang
mempengaruhinya.
 Menyusun fungsi-fungsi manajemen pemasaran termasuk unsur-unsur
perencanaan marketing, dan mendiskusikan pentingnya mengukur dan
mengelola hasil dari pemasaran.
A. Tinjauan Konsep
Di bab ini, pembahasan akan menggali lebih dalam proses-proses
pemasaran – mendesain strategi-strategi pemasaran yang berorientasi
pelanggan dan menyusun program-program pemasaran.

Pertama akan membahas peran pemasaran di organisasi secara
menyeluruh. Kontribusi-kontribusi pemasaran untuk dan sebagai
pedoman dari rencana strategi perusahaan.

Selanjutnya di rencana strategi, marketer bekerja dengan fungsi-fungsi
lain yang ada diperusahaan untuk menyusun strategi-strategi
pemasaran dalam menghantarkan/delivery nilai kepada pelanggan
target secara tepat/cermat.

Selanjutnya, marketer mengembangkan “marketing mixes” – terdiri
dari: produk, harga, distribusi, dan taktik-taktik promosi – untuk
menjalankan strategi-strategi tersebut secara menguntungkan.
I. Companywide Strategic Planning: Defining
Marketing’s Role
Strategic Planning adalah proses pengembangan dan mempertahankan
strategik agar cocok dengan tujuan-tujuan dan kemampuan-kemampuan
organisasi dan perubahan-perubahan peluang pemasarannya. Termasuk di
dalamnya mendefinisikan misi perusahaan dengan jelas, menetapkan
sasaran-sasaran pendukung dan menyusun portofolio yang logis dan
mengkoordinasikan strategi-strategi fungsional perusahaan.
Rencana strategik meliputi perubahan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan-keuntungan dari peluang-peluang di lingkungan yang berubah secara
terus menerus.
Di tingkat corporate, perusahaan memulainya dari proses perencanaan strategi
dengan mendefinisikan tujuan dan misi secara keseluruhan (lihat figure 21.).
‘12
1
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Figure 2.1. Steps in strategic planning
Corporate level
Businness unit,
produk, and
market level
Defining the
company
mission
Setting company
objectives and
goals
Designing the
bussiness
portfolio
Planning
marketing and
other functional
strategies
1.1. Defining Market – Oriented Mission
Mission statement: a statement of the organization’s
purpose – what it wants to accomplish in the larger
environment?
Ketika organisasi mulai berubah, suatu keharusan memperbaharui tujuan
atau misinya, maka pertanyaan berikut menjadi penting untuk dijawab.
“What is our bussiness? Who is the customer? What do consumers value?
What should our businness be?”
Perusahaan-perusahaan yang sukses, secara terus menerus memunculkan
pertanyaan-pertanyaan ini dan menjawabnya secara hati-hati serta
komprehensif. Banyak organisasi mengembangkan pernyataan misi secara
formal untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
Pernyataan misi secara jelas bertindak sebagai tangan tak terlihat yang
mengarahkan/membimbing orang-orang dalam organisasi.
Sebagian perusahaan mendifinisikan mereka secara myopia dalam istilah
produk atau teknologi, contohnya“We make and sell furniture or we are a
chemical – processing firm”.
Pernyataan misi sebaiknya berorientasi pasar dan didefinisikan dalam
konteks kepentingan pelanggan. Produk dan teknologi terkadang
menjadi usang/out dated, tapi kebutuhan pasar dapat berlangsung
selamanya.
Tabel 2.1 Penyajian beberapa contoh lain definisi bisnis berorientasi
produk versus berorientasi pasar.
Company
Product–Oriented
Definition
Market – Oriented Definition
Amazon.com
We sell books, videos, CDs.
Toys, consumer electronics,
hardware, house wares, and
other products.
We provide online services.
We make the internet buying experience fast,
easy, and enjoyable- we’re the place where you
can find and discover anything you want to
buy online.
We create customer connectivity, anytime,
anywhere.
We create fantasies – a place where America
still works the way it’s supposed to.
We connect individual buyers and sellers in the
world’s online marketplace, a unique Web
community in which they can shop around,
have fun, and get know each other.
We provide advice and solutions that transform
ham-handed homeowners into Mr. and Mrs.
Fixit.
We help people experience the emotion of
American
Online
Disney
‘12
We run theme parks
eBay
We hold online auctions
Home Depot
We sell tools and home repair
and improvement items.
Nike
We sell shoes
2
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Revlon
We make cosmetics
Ritz-Carlton
Hotels
We rent rooms
Wal-Mart
We run discount stores
competition,
winning,
and
crushing
competitors.
We sell lifestyle and self-expression, success
and status; memories, hopes, and dreams.
We create the Ritz-Carlton experience – one
that enlivens the senses, instills well –being ,
and fulfills even the unexpressed wishes and
needs of our guests.
We deliver low prices every day and give
ordinary folks the chance to buy the same
things as rich people.
Manajemen harus menghindari pembuatan (pernyataan) misi yang
terlalu sempit atau terlalu luas.
Contoh misi sebuah pabrikan pembuat pensil: “We are in the
communication equipment businness.”
Misi sebaiknya realistik dan spesifik, serta harus cocok dengan
lingkungan pasarnya.
Pernyataan misi sebaiknya memotivasi. Misi perusahaan sebaiknya
tidak menyatakan sebagai yang paling banyak melakukan penjualan
atau menghasilkan profit – profit hanyalah suatu reward karena
melakukan sesuatu aktivitas yang berguna.
1.2.
Setting Company Objectives and Goals
Misi perusahaan perlu dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran
pendukung yang rinci untuk masing-masing level manajemen. Setiap
manajer harus mempunyai sasaran-sasaran dan bertanggung jawab
untuk mencapainya.
Contoh, Monsanto beroperasi dibanyak bisnis, termasuk pertanian, farmasi,
dan produk-produk makanan. Perusahaan ini mendefinisikan misinya
sebagai penghasil “the abundant food and a healthy environment.”
Perusahaan berupaya untuk membantu ledakan populasi dunia dilain pihak
menjaga keberlangsungan lingkungan.
Misi ini menimbulkan hirarki-hirarki sasaran, termasuk sasaran bisnis dan
sasaran pemasaran. Sasaran keseluruhan Monsanto adalah membangun
hubungan pelanggan yang menguntungkan dengan menghasilkan produkproduk lebih baik secara lingkungan dan memperolehnya di pasar lebih
cepat dengan harga-harga yang lebih murah. Untuk itu sasaran divisi
pertanian adalah untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan
mengurangi polusi kimia. Ini dilakukan dengan meneliti tanaman-tanaman
yang tahan hama penyakit, menghasilkan produksi tinggi tanpa
penyemprotan kimia. Akan tetapi riset ini mahal dan memerlukan perubahan
profit untuk digunakan kembali ke program riset. Sehingga perubahan profit
menjadi sasaran utama lain Monsanto. Profit dapat diperbaiki dengan
meningkatkan penjualan atau pengurangan biaya-biaya. Penjualan dapat
ditingkatkan dengan memperbaiki share perusahaan dipasar U.S, atau
dengan masuk ke pasar-pasar luar negeri yang baru atau kedua-duanya.
Tujuan-tujuan ini selanjutnya menjadi sasaran-sasaran perusahaan saat ini.
Strategi-strategi dan program-program pemasaran harus dikembangkan
untuk mendukung sasaran marketing ini. Untuk menaikan pangsa pasarnya
di U.S, Monsanto dapat meningkatkan ketersediaan produknya dan promosi.
Untuk masuk ke pasar-pasar baru di luar negeri, perusahaan dapat
memotong harga dan mentargetkan perusahaan besar di luar negeri.
Semuanya ini adalah strategi-strategi marketing.
Setiap strategi marketing yang komprehensif selanjutnya harus didefinisikan
dalam rincian yang lebih besar. Sebagai contoh, peningkatan promosi
produk akan membutuhkan lebih banyak tenaga penjual dan iklan; jika
‘12
3
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
demikian kedua syarat tersebut harus diterangkan dengan rinci. Dengan cara
ini, misi perusahaan diterjemahkan dalam sekumpulan sasaran untuk
periode saat ini.
1.3. Designing the Business Portofolio
Diarahkan oleh pernyataan misi dan sasaran perusahaan, manajemen harus
merencanakan portofolio bisnisnya – “the collection of businesses and
product that make up the company.” Portofolio bisnis terbaik ialah yang
paling cocok dengan kekuatan-kekuatan dan kelemaham-kelemahan
perusahaan dihadapkan dengan peluang-peluang di lingkungannya.
Perencanaan portofolio bisnis meliputi dua langkah:
 Pertama, perusahaan harus menganalisa portofolio bisnisnya saat ini
dan memutuskan bisnis-bisnis mana yang perlu menerima investasi
lebih, kurang, atau tidak sama sekali.
 Kedua, perencanaan harus membuat portofolio masa depan dengan
mengembangkan
strategi-strategi
untuk
pertumbuhan
atau
penurunan/donwsizing.
1.3.1 Analyzing the Current Business Portofolio
Aktivitas utama dalam perencanaan strategik adalah analisa portofolio
bisnis, dimana manajemen mengevaluasi produk-produk yang dijalankan
perusahaan.
Langkah pertama manajemen adalah mengidentifikasi bisnis-bisnis
kunci yang dijalankan perusahaan. Proses ini dapat disebut unit-unit
bisnis strategik (UBS).
UBS adalah suatu unit diperusahaan yang mempunyai misi
dan sasaran terpisah dan dapat merencanakan secara
indipenden dari bisnis-bisnis lain diperusahaan.
Satu UBS dapat menjadi satu divisi perusahaan; lini produk dalam divisi,
atau terkadang produk tunggal atau “brand”
Langkah selanjutnya dalam menganalisa portofolio bisnis memerlukan
manajemen untuk menilai daya tarik dari beragam UBS perusahaan dan
memutuskan yang mana yang lebih disuport. Umumnya perusahaan yang
bijaksana “stick to their knitting” ketika menyusun portofolio bisnisnya.
.
Tujuan perencanaan strategik adalah untuk mencari cara-cara dimana
perusahaan dapat menggunakan dengan baik kekuatan-kekuatan untuk
mendapatkan keuntungan dari peluang-peluang yang menarik di
lingkungannya.
Metode perencanaaan portofolio yang terkenal yaitu yang
dikembangkan oleh “the Boston Consulting Group (BCG)”,
perusahaan penasehat manajemen terbaik.
1.3.2 The Boston Consulting Group Approach
Menggunakan pendekatan BCG, perusahaan mengklasifikasikan SBU-nya sesuai
dengan matriks pangsa pertumbuhan (the growth-share matrix) yang diperlihatkan
pada figure 2.2.
‘12
4
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Figure 2.2. The BCG growth-share matrix
Di sumbu vertikal, tingkat pertumbuhan pasar menjelaskan suatu ukuran
daya tarik pasar. sumbu horizontal, menjelaskan pangsa pasar relatif sebagai
ukuran kekuatan perusahaan di pasar.
The growth-share matrix mendifinisikan empat tipe SBU.
Stars: sedang bertumbuh, tinggi pangsa bisnisnya atau produknya. Stars
sering memerlukan investasi besar untuk membiayai pertumbuhannya yang
cepat. Terkadang pertumbuhannya akan menurun dan berubah menjadi Cash
Cows.
Cash Cows: tumbuhnya lambat, pangsa bisnis atau produknya besar. SBUSBUnya yang berhasil dan stabil, perlu sedikit investasi untuk
mempertahankan pangsa pasarnya. Sehingga, Cash Cows menghasilkan
banyak uang yang digunakan perusahaan untuk membayar tagihan-tagihan
dan mendukung kebutuhan investasi SBU-SBU lainnya.
[
Question mark: adalah rendah pangsa unit bisnisnya di pasar yang
pertumbuhannya tinggi. SBU ini perlu banyak dana untuk mempertahankan
pangsanya,
dengan
membiarkan
agar
meningkat
sendiri.
Manajemen/perusahaan harus berpikir keras mengenai Question mark mana
yang diupayakan untuk bangkit menjadi Stars dan yang mana sebaiknya
ditutup.
Dogs: pertumbuhannya rendah, pangsa bisnis atau pangsa produk rendah.
Dogs dapat menghasilkan cukup uang hanya untuk sekedar bisa bertahan
hidup, tapi tidak bisa menjanjikan untuk menjadi sumber–sumber dana yang
besar.
Sepuluh lingkaran dalam matrix mencerminkan sepuluh SBU perusahaan yang
ada. Perusahaan mempunyai dua Stars, dua Cash Cows, tiga Question Marks,
dan tiga Dogs. Bidang-bidang lingkaran menggambarkan proporsi dari penjualan
($) tiap SBU. Perusahaan ini digambarkan dengan bentuk cukup baik, meskipun
belum baik. Perusahaan menginginkan untuk berinvestasi di Question Mark yang
lebih menjanjikan dengan membuatnya menjadi Stars dan tetap mempertahankan
Stars.-stars yang ada hingga mereka menjadi Cash Cows di pasar-pasar mereka
yang “mature.” Untungnya, perusahaan mempunyai dua SBU di Cash Cows
yang ukurannya bagus. Pemasukan dari Cash Cows ini akan membantu
keuangan di SBU-SBU yang ada yaitu: Question Mark, Stars, and Dogs.
Perusahaan sebaiknya melakukan beberapa tindakan menentukan mengenai
SBU-SBU di Dogs dan Question Mark.
Situasi akan menjadi buruk jika perusahaan tidak memiliki SBU-SBU di Stars, jika
perusahan mempuyai SBU-SBU terlalu banyak di Dogs atau jika mempunyai
hanya satu SBU lemah di Cash Cows.
‘12
5
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Setelah perusahaan melakukan pengklasifikasian terhadap SBU-nya, perusahaan
harus menetapkan peran dari tiap SBU yang akan dijalankan di kemudian hari.
Satu dari ke empat strategi dapat diteruskan untuk pengembangan tiap unit SBU.
Perusahaan dapat berinvestasi lebih banyak di unit bisnis untuk membangun
share-nya. Atau dapat berinvestasi hanya untuk mempertahankan pangsa SBU
pada level yang ada. Perusahaan dapat “memanen” SBU, mengubahnya menjadi
cash flow/arus tunai jangka pendek dan mengabaikan pengaruhnya terhadap
jangka panjang. Terakhir, perusahaan dapat menghentikan berivestasi dengan
menjual SBU atau menutupnya dan menggunaakan sumber daya-sumber daya
yang ada ke bagian lain.
1.3.2. Problems with Matrix Approaches
The BCG dan metoda formal lain merubah dengan cepat perencanaan strategik.
Akan tetapi, pendekatan-pendekatan ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan,
selain lebih sulit, memakan banyak waktu dan mahal untuk dilaksanakan.
Manajemen dapat merasakan kesulitan tersebut untuk mendefinisikan SBU-SBU
dan ukuran pangsa pasar dan pertumbuhan. Tambahan lagi, pendekatanpendekatan ini fokusnya pada pengklasifikasian bisnis-bisnis saat ini, tapi sedikit
memberikan masukan untuk perencanaan masa mendatang.
Pendekatan-pendekatan perencanaan formal juga menempatkan terlalu banyak
penekanan pada pertumbuhan pangsa pasar atau pertumbuhan dengan memasuki
pasar-pasar baru yang menarik. Menggunakan pendekatan ini, banyak
perusahaan terjun ke bisnis-bisnis baru yang pertumbuhan tinggi, tidak terkait, dan
tidak mereka kuasai — dengan hasil yang sangat buruk
Hal yang sama, perusahaan-perusahaan ini seringkali terlalu cepat menarik diri
atau melepaskan, menjual, atau memerah hingga SBUnya berhenti/mati. Hasilnya,
banyak perusahaan yang mendiversifikasi terlalu beragam di masa lalu, sekarang
memperkecil fokus mereka dan kembali ke bisnis inti atau beberapa industri yang
mereka kenal dengan sangat baik.
Karena masalah-masalah semacam ini banyak perusahaan yang tidak
menggunakan metoda matriks formal dan menyesuaikan pendekatanpendekatan yang lebih cocok dengan situasi spesifik perusahaan. Tidak
seperti upaya-upaya perencanaan strategik sebelumnya, yang mengandalkan
umumnya di tangan para senior manajer di kantor pusat perusahaan,
perencanaan strategik sekarang ini telah didesentralisasikan. Perusahaanperusahaan menyerahkan tanggung jawab perencanaan strategik ditangan
para manajer tim lintas fungsi yang dekat dengan pasarnya. Beberapa tim
bahkan memasukkan pelanggan-pelanggan dan suplaier dalam proses
perencanaan strategik.
1.4. Developing Strategies for growth and Downsizing
Orang-orang di marketing mempunyai tanggung jawab penting untuk meraih
pertumbuhan keuntungan perusahaan. Marketing harus mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih peluang-peluang pasar dan strategi-strategi
menentukan untuk mendapatkannya.
Satu alat yang berguna untuk pengidentifikasian peluangpeluang pertumbuhan ialah the product/market expansion
grid (jaringan ekspansi pasar/produk), diperlihatkan pada
Figure 2.3.
Kita menggunakan Starbucks sebagai contoh.
Pertama, manajemen Starbucks mungkin mempertimbangkan bahwa perusahaan
dapat melakukan “market penetration” lebih dalam—melakukan lebih banyak
penjualan untuk pelanggan-pelanggan yang ada tanpa merubah produkproduknya.
Perusahaan mungkin saja menambah toko-toko baru di area-area pasar
yang ada untuk membuat pelanggan-pelanggan lebih mudah untuk
mengunjunginya. Kenyataannya, Starbucks menambah rata-rata 26 toko
seminggu, 52 minggu setahun. Perbaikan diperiklanan, harga-harga,
‘12
6
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
layanan, pilihan menu, atau desain toko, yang mungkin mendorong
pelanggan-pelanggan untuk mampir lebih sering, tinggal lebih lama, atau
membeli lebih banyak dari setiap kunjungan. Sebagai contoh, Starbucks
akhir-akhir ini menambahkan jendela-jendela tembus pandang di banyak
toko-tokonya. Starbucks mengintrodusir kartu debit perusahaan, yang
memungkinkan pelanggan-pelanggan membayar dimuka untuk kopi dan
makanan ringan atau memberikan hadiah dari starbucks kepada famili
dan para sahabat.
FIGURE 2.3
The Product/market
Expansion grid
Kedua, manajemen Starbucks mungkin mempertimbangkan peluang-peluang
untuk melakukan “market development” – mengidentifikasi dan
mengembangkan pasar-pasar baru untuk produk-produknya saat ini.
Sebagai contoh, manajer dapat mengevaluasi pasar-pasar demographic
baru (new demographic markets). Kemungkinan-kemungkinan kelompokkelompok baru—seperti para senior atau group-group etnik tertentu—
yang memungkinkan untuk diajak mengunjungi toko-toko/warung kopi
Strabucks untuk pertama kali atau untuk membeli lebih banyak. Manajer
dapat juga me-review new geographival markets. Starbucks sedang giatgiatnya memperluas ke pasar-pasar baru di U.S, khususnya di bagian
Tenggara Baratdaya Amerika.
Ketiga, manajemen dapat mempertimbangkan “product development”—
menawarkan modifikasi atau produk-produk baru ke pasar-pasar yang ada.
Contohnya, Starbucks telah menambahkan sandwiches hangat untuk sarapan
pagi ke dalam menunya untuk mencuri pelanggan bisnis pagi hari dari
McDonald’s dan Burger King. Perusahaan juga akhir-akhir ini menambahkan
lini minuman “iced shaken” untuk menarik lebih banyak pelanggan-pelanggan
sepanjang musim panas yang benar-benar panas.
Keempat, Starbucks kemungkinan mempertimbangkan ”diversification”—
memulai atau membeli bisnis-bisnis di luar produk-produk dan pasar-pasar
yang dimiliki sekarang ini.
Sebagai contoh, di tahun 1999, Starbucks membeli “Hear Music” dan memulai
membuat kompilasi musik CD untuk dimainkan/diperdengarkan dan dijual di
toko-tokonya. Perusahaan ini sekarang menempatkan kios-kios “hear Music”,
CD-burning’, yang memungkinkan pelanggan membuat CD mereka sendiri.
Diversifikasi lebih ekstrim, Starbucks dapat mempertimbangkan “leveraging”
nama “brand”nya yang kuat dengan membuat dan memasarkan serangkaian
pakaian kasual bermerk sesuai dengan “Starbucks Experience”.
Akan tetapi, kemungkinan ini kurang bijak/tepat. Perusahaan-perusahaan yang
mendiversifikasi terlalu luas/jauh menjadi produk-produk/industri yang tidak
familiar akan/dapat kehilangan fokus pasar. Satu hal yang harus disadari,
beberapa kritik telah muncul terhadap Starbucks.
Perusahaan-perusahaan tidak hanya harus mengembangkan strategi-strategi
pertumbuhan portofolio bisnisnya, tapi sebaliknya dapat juga melakukan strategistrategi downsizing. Ada beberapa alasan, perusahaan mungkin ingin
meninggalkan produk-produk atau pasar. Lingkungan pasar mungkin berubah,
membuat beberapa produk dan pasar perusahaan kurang menguntungkan.
‘12
7
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Perusahaan mungkin saja tumbuh terlalu cepat atau masuk ke wilayah-wilayah
dimana perusahaan kurang pengalaman. Hal ini terjadi ketika perusahaan masuk
terlalu banyak ke pasar-pasar yang masih asing tanpa riset yang baik atau bila
perusahaan mengintrodusir produk-produk baru yang tidak menawarkan “superior
customer value.”
Ketika perusahaan menemukan brand atau bisnis yang tidak menguntungkan atau
tidak lagi sesuai dengan keseluruhan strategi perusahaan, perusahaan harus
menghentikannya, memanen, atau melepasnya secara hati-hati. Bisnis-bisnis yang
lemah biasanya memerlukan perhatian manajemen dengan proporsi yang tidak
sepadan. Manajer sebaiknya fokus pada peluang-peluang pertumbuhan yang
menjanjikan, tidak memboroskan energi untuk mencoba menyelamatkan yang
lemah.
II. Planning Marketing: Partnering to Build Customer
Relationships
Departemen fungsional utama di tiap unit – marketing, keuangan, akunting,
pembelian, operasi-operasi, sistem informasi, SDM, dan lain-lain -- harus
bekerja-sama untuk menyempurnakan sasaran-sasaran strategik
Marketing memainkan peranan kunci dalam perencanaan strategik
perusahaan dengan beberapa cara:
Pertama, marketing memberikan pedoman/masukan philosophy — the
marketing concept — yang diusulkan dalam strategi perusahaan berkaitan
dengan membangun hubungan yang menguntungkan dengan kelompokkelompok konsumer penting.
Kedua, marketing menyediakan input-input untuk perencana strategik dengan
mengidentifikasi peluang pasar yang menarik dan melakukan penilaian
potensi- potensi perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan yang dimiliki
perusahaan.
Terakhir, di dalam unit-unit bisnis individual, marketing menyusun strategistrategi untuk mencapai sasaran-sasaran unit. Ketika sasaran unit ditetapkan,
tugas marketing ialah untuk mendukung melaksanakannya agar
menguntungkan.
Meskipun marketer memainkan peranan penting, marketing hanya dapat
menjadi bagian salah satu patner dalam menarik, mempertahankan dan
menumbuhkan pelanggan. Lagipula untuk manajemen hubungan pelanggan,
marketer juga harus menjalankan manajemen hubungan berpatner. Marketer
harus bekerja lebih dekat dengan patner-patner di departemen-departemen
dalam organisasi untuk membentuk rantai nilai efektif yang melayani
pelanggan-pelanggan. Lebih-lebih lagi, marketer harus ber patner secara
efektif dengan perusahaan-perusahaan lain dalam sistem marketing untuk
membentuk jaringan penyampaian nilai superior secara kompetitif.
2.1 Partnering with Other Company Departments
Setiap departemen di perusahaan dapat dipertimbangkan sebagai bagian terkait
dalam rantai nilai perusahaan (the company’s value chain), yaitu tiap
departemen menjalankan kegiatan-kegiatan penciptaan nilai untuk mendisain,
memproduksi, memasarkan, menyampaikan dan mendukung produk-produk
perusahaan. Keberhasilan perusahaan tidak hanya tergantung pada seberapa baik
tiap departemen menjalankan tugasnya tapi juga seberapa baik kegiatan-kegiatan
pada beragam departemen terkoordinasi.
Contoh, tujuan Wal-Mart’s ialah menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan
dengan menyediakan pembeli-pembeli berupa produk-produk yang mereka
inginkan pada harga serendah mungkin. Marketer Wal-Mart memainkan
peranan penting. Mereka mempelajari apa yang pelanggan-pelanggan
butuhkan dan stock rak-rak toko dengan produk yang diinginkan dan harga
rendah yang sulit tersaingi. Mereka menyiapkan iklan dan program-program
penjualan barang dan membantu para pembeli dengan customer
service/layanan pelanggan. Dengan cara ini dan kegiatan-kegiatan lain,
marketer Wal-Mart mendukung penghantaran nilai kepada pelanggan (deliver
value to customers).
‘12
8
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
2.2 Partnering with Others in the Marketing System
Dalam pencarian untuk menghasilkan nilai pelanggan, perusahaan perlu
melihat di luar rantai nilainya dan melihat rantai-rantai nilai dari suplaier,
distributor dan terakhir pelanggan-pelanggan.
Contoh berikut mengilustrasikan hal tersebut. McD’s memiliki 31.000 restauran
di seluruh dunia, melayani lebih dari 47 juta pelanggan per hari, memperoleh
43 % pangsa di pasar burger. Orang-orang tidak berduyun-duyun ke McD
hanya karena mereka menyukai: the chain’s hamburgers. Sebenarnya
rangking konsumen terhadap rasa, McD khususnya di bawah Burger King dan
Wendy’s. Konsumen berdatangan ke McD’s tidak hanya untuk produk
makanannya. Diseluruh dunia, McD’s menselaraskan secara cermat
sistem delivery standar tinggi dengan apa yang perusahaan sebut QSCV
— quality, service, cleanliness, and value.
Keberhasilan McD’s hanya melanjutkan apa yang patner-patnernya lakukan
dengan sukses, melalui franchisees, suppliers, dan lain-lain yang bergabung
menghantarkan nilai pelanggan yang luarbiasa tinggi (deliver exceptionally
high customer value).
Sekarang ini makin banyak perusahaan yang berpatner dengan pihak-pihak
lain dalam rantai supplai (the supply chain) untuk memperbaiki kinerja
terkait dengan “the cutomer value — deliver network — the network
made up of the company, suppliers, distributors, and ultimately
customers who “partner’ with each other to improve the performance
of the entire system.”
III. Marketing Strategy and the Marketing Mix
Rencana strategik mendefinisikan keseluruhan misi dan sasaran perusahaan.
Peran dan kegiatan marketing diperlihatkan di Figure 2.4. yang meringkas
kegiatan-kegiatan utama yang terlibat pada pengelolaan strategi pemasaran dan
bauran pemasaran.
Marketing Strategy—the marketing logic by which the company hopes
to achieve these profitable relationships.
Melalui segmentasi, targeting, dan posisioning pasar,
perusahaan memutuskan pelanggan-pelanggan mana yang
akan dilayani dan bagaimana.
Perusahaan mengidentifikasi jumlah pasar, selanjutnya membaginya menjadi
segmen-segmen lebih kecil, memilah segmen-segmen yang paling menjanjikan,
dan fokus pada pelanggan dan kepuasan pelanggan di segmen ini.
Berpedoman pada strategi marketing, perusahaan menyusun marketing mix,
menentukan faktor-faktor yang dapat dikendalikan: “produk, harga, tempat, dan
promosi”. Untuk mendapatkan strategi marketing dan baurannya, perusahaan
berurusan dengan analisa pemasaran, perencanaan, implementasi dan
pengendalian. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melihat dan
mengadaptasi faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pasar.
‘12
9
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Figure 2.4 Managing marketing strategy and the marketing mix
3.1. Customer-Centered Marketing Strategy
Pada pembahasan sebalumnya ditekankan bahwa untuk berhasil di pasar
bersaing, perusahaan perlu menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian.
Perusahan harus memenangkan pelanggan dari pesaing-pesaing,
selanjutnya mempertahankan dan menumbuhkan pelanggan dengan
“delivering greater value”.
Ada begitu banyak ragam pelanggan dengan sangat beragam kebutuhan.
Umumnya perusahaan ada di posisi untuk melayani beberapa segmen lebih
baik daripada yang lain. Sehingga setiap perusahaan harus membagi total
pasar, memilah segmen-segmen terbaik, dan menyusun strategi-strategi
untuk melayani segmen-segmen terpilih yang memberikan keuntungan.
Proses ini meliputi tiga langkah:
 Market segmentation


Proses pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli
berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan, karakteristik-karakteristik atau
perilaku berbeda, yang mungkin memerlukan produk-produk atau
program-program marketing terpisah.
a market segment : terdiri dari konsumen-konsumen yang merespon
dalam cara yang sama terhadap serangkaian upaya pemasaran yang
diberikan.
 Target Marketing

Adalah proses evaluasi setiap segmen pasar yang menarik dan
menseleksi satu atau lebih segmen-segmen untuk dimasuki.
 Market Positioning


‘12
10
Penataan atau penetapan untuk penempatan produk secara jelas,
khusus, dan tempat yang relatif diinginkan untuk produk-roduk
bersaing dalam menarik konsumer target.
Sehingga, marketer merencanakan posisi-posisi yang membedakan
produk-produk perusahaan dengan brand-brand pesaing, dan
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana

memberikan mereka keunggulan strategik terbaik di pasar-pasar
target perusahaan.
Positioning yang efektif dimulai dengan mendefinisikan penawaran
marketing perusahaan sehingga memberikan kepada konsumen lebih
banyak nilai.
3.2. Developing the Marketing Mix
Marketing mix/bauran pemasaran: adalah alat-alat pemasaran yang secara
taktik dapat dikontrol — produk, harga, tempat, dan promosi — yang
perusahaan gabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar
target
Marketing mix terdiri dari semua hal yang perusahaan dapat lakukan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Figure 2.5 berikut memperlihatkan
“tools” pemasaran khusus .
Figure 2.5 The four Ps of the marketing mix
Produk
ialah kombinasi barang-barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan ke pasar target.
Price
adalah sejumlah uang pelanggan yang harus dibayarkan untuk
mendapatkan produk
Place
termasuk kegiatan-kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia di konsumer target
Promosi
berarti kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan manfaat dari
produk dan membujuk konsumer target untuk membelinya.
Program pemasaran yang efektif menggabungkan semua elemen-elemen bauran
pemasaran mejadi program terkoordinasi, disusun untuk mencapai sasaransasaran pemasaran perusahaan dengan penghantaran nilai kepada pelanggan (by
delivering value to consumers).
Ada pendapat lain dan juga valid, bahwa konsep “the four Ps” berangkat dari sudut
pandang penjual terhadap pasar, bukan dari pandangan pembeli. Dari sudut
pandang pembeli, di era hubungan-hubungan pelanggan, maka “the four Ps”
mungkin lebih baik dijelaskan sebagai “the four Cs”.
‘12
11
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
4Ps
Product
Price
Place
Promotion
4 Cs
Customer solution
Customer cost
Convenience
Communication
Sehingga, ketika marketer melihat diri mereka sebagai penjual produk, kustomer
melihat diri mereka sebagai pembeli nilai (buying value).
IV. Managing the Marketing Effort.
Mengelola proses pemasaran memerlukan ke 4 fungsi-fungsi manajemen
pemasaran seperti yang diperlihatkan di Figure 2.6 — analisa, perencanaan,
implementasi dan pengendalian.
Pertama, perusahaan mengembangkan rencana strategik keseluruhan
perusahaan dan selanjutnya menterjemahkannya ke dalam rencana-rencana
pemasaran dan lainnya untuk masing-masing divisi, produk dan brand.
Pada implementasi, perusahaan menterjemahkan rencana menjadi tindakan atau
aksi-aksi.
Pengendalian terdiri dari pengukuran dan evaluasi hasil dari kegiatan-kegiatan
pemasaran dan melakukan tindakan korektif jika diperlukan. Selanjutnya, analisa
pemasaran menyiapkan informasi-informasi dan evaluasi-evaluasi yang diperlukan
untuk semua kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya.
Figure 2.6 Marketing analysis, planning, implementation, and control
4.1. Marketing Analysis
Perusahaan harus menganalisa pasar dan lingkungan pasar untuk mendapatkan
peluang-peluang menarik dan menjauhi/menghindari ancaman-ancaman
lingkungan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan, demikian juga tindakan marketing yang mungkin untuk menentukan
peluang-peluang mana yang bagus untuk dikejar. Marketing menyediakan inputinput untuk tiap fungsi-fungsi manajemen pemasaran lainnya.
‘12
12
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
4.2. Marketing Planning
Dengan perencanaan strategik, perusahaan memutuskan apa yang ingin dilakukan
dengan masing-masing unit bisnis. Perencanaan marketing melibatkan keputusan
strategi-strategi marketing yang akan membantu perusahaan mencapai sasaransasaran strategik keseluruhan.
Tabel 2.2. Garis besar seksi-seksi penting dimulai dari rencana produk atau
brand. Perencanaan dimulai dari ringkasan eksekutif yang menjelaskan
secara ringkas penilaian-penilaian, tujuan-tujuan dan rekomendasi penting.
4.3. Marketing implementation
Strategi marketing yang brilian kurang
mengimplementasikannya dengan benar.
bernilai
jika
perusahaan
gagal
Marketing implementatioan: adalah proses yang menjabarkan strategi-strategi
marketing dan rencana-rencana menjadi aksi atau tindakan marketing agar
tercapai sasaran marketing strategik.
Implementasi melibatkan kegiatan-kegiatan: “day-to-day, month-to-month”
yang menempatkan rencana marketing menjadi pekerjaan secara efektif.
Kemana rencana marketing ditujukan, apa dan mengapa,
merupakan
kegiatan-kegiatan
marketing.
Sedangkan
implementasi ditujukan ke siapa, dimana, kapan, dan
bagaimana.
Banyak manajer yang menganggap bahwa “doing things right” (implementasi)
sepenting bahkan lebih penting dari “doing the right things (strategi).
Kenyataannya adalah kedua-duanya secara keseluruhan penting.
Keberhasilan implementasi pemasaran tergantung pada bagaimana perusahaan
menggabungkan (blends): orang-orang, struktur organisasi, keputusankeputusan dan sistem reward, dan budaya perusahaan menjadi program aksi
yang padu mendukung strategi perusahaan.
Terakhir, untuk berhasilnya implementasi, strategi marketing harus cocok dengan
budaya perusahaan, sistem nilai dan keyakinan-keyakinan yang memasyarakat
atau diterapkan di organisasi.
4.4. Marketing Department Organization
Perusahaan harus mendisain organisasi pemasaran yang dapat menjalankan
strategi-strategi dan rencana-rencana marketing. Jika perusahaan sangat kecil,
satu orang mungkin melakukan semua hal: riset, menjual, mengiklankan, melayani
pelanggan, dan pekerjaan-pekerjaan marketing lainnya.
Ketika organisasi bertumbuh, departemen marketing muncul untuk merencanakan
dan menjalankan kegiatan-kegiatan marketing. Di organisasi-oragnisasi besar,
departemen ini terdiri dari banyak spesialis. Contoh GE dan Microsoft memiliki
manajer produk & pasar, manajer penjualan dan tenaga penjual, peneliti-peneliti
pasar, pakar periklanan, dan spesialis-spesialis lainnya.
Functional Organization
Di organisasi seperti ini, kegiatan-kegiatan pemasaran yang berbeda di kepalai
oleh seorang spesialis fungsional –sales manager, advertising manager etc.
Geographic organization.
Digunakan pada organisasi-organisasi yang menjual di lintas negara atau
internasional, dimana penjual dan orang-orang marketing ditugaskan di negaranegara tertentu, atau wilayah tertentu.
A product management organization.
Digunakan oleh organisasi dengan banyak produk-produk berbeda atau jenis.
‘12
13
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Customer management organization.
Digunakan oleh organisasi yang menjual satu lini produk di banyak tipe pasar dan
pelanggan berbeda yang mempunyai minat dan kebutuhan berbeda-beda.
Combination of functional, geographic, and market organization forms.
Digunakan perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan banyak produk
berbeda yang mengalir ke banyak geogfraphic dan pasar pelanggan berbeda.
4.5 Marketing Control
Pengendalian marketing meliputi evaluasi hasil-hasil strategi-strategi dan rencanarencana marketing dan melakukan tindakan-tindakan korektif untuk menjamin agar
sasaran bisa tercapai.
Pengendalian marketing meliputi 4 langkah:
 Manajemen menetapkan tujuan khusus pemasaran,
 Mengukur kinerjanya di pasar,
 Mengevaluasi penyebab-penyebab yang berbeda antara kinerja yang diharapkan
dengan kinerja aktual
 Manajemen mengambil tindakan korektif untuk menutup gap antara tujuantujuan manajemen dan kinerja
Kesimpulan dari pengendalian ini mungkin saja perlu merubah program aksi
atau bahkan merubah tujuan-tujuan.
Operating control/pengendalian operasi meliputi pengecekan kinerja yang
sedang berlangsung terhadap renacana tahunan dan melakukan tindakan korektif
jika diperlukan.
Strategic
Control
meliputi pengamatan apakah strategi-strategi dasar
perusahaan tetap cocok dengan peluang yang ada. Strategi-strategi dan programprogram marketing dapat dengan cepat ketinggalan dan setiap perusahaan harus
menilai ulang secara periodik keseluruhan pendekatan pasar. Alat utama untuk
pengendalian strategik ini adalah “a marketing audit” yaitu: comprehensive,
systematic, independent, and periodic examination of a company’
environment, objectives, strategies, and activities to determine problem
areas and opportunities.
The audit menyediakan input yang baik untuk rencana aksi memperbaiki kinerja
marketing perusahaan.
The audit is normally conducted by an objective and experienced outside
party.
4.6. The marketing Environment
Menangani fungsi marketing akan cukup sulit, marketer tidak hanya berurusan
dengan variabel-variabel bauran pemasaran yang dapat dikendalikan. Perusahaan
beroperasi di lingkungan pemasaran yang kompleks, terdiri dari kekuatan-kekuatan
yang tidak dapat dikontrol, dan perusahaan harus dapat menyesuaikan diri.
Lingkungan menghasilkan baik ancaman maupun peluang. Perusahaan harus
menganalisa secara cermat lingkungannya, sehingga dapat menghindari ancaman
dan mendapatkan keuntungan dari peluang-peluang.
Lingkungan marketing perusahaan :
 Marketing perusahaan lain dan kompetitor
 Pihak-pihak dalam distribusi
 Suplier
 Publik
 Kekuatan demographic dan ekonomi
 Pengaruh politik da hukum
 Pengaruh lingkungan, dan
 Pengaruh sosial budaya
‘12
14
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
V. Measuring and Managing Return on Marketing
Reviewing the Concepts
Manajemen pemasaran harus memastikan bahwa, their marketing dollars digunakan
dengan baik. Di masa lalu banyak marketer membelanjakan secara bebas pada
kampanye iklan besar-besaran dan program marketing yang mahal. Seringkali tanpa
pemikiran yang cermat mengenai peluang pengembalian uang/biaya yang
digunakan. Marketer percaya bahwa marketing menghasilkan sesuatu/results yang
tak terlihat segera, yang tidak mudah untuk mengukur produktivitas atau penghasilan
secara langsung.
Keadaan tersebut sudah berubah. Kecenderungan ekonomi ketat akhir-akhir ini dan
penyusutan anggaran, membuat marketer dihadapkan pada tekanan-tekanan yang
timbul untuk memahami bahwa mereka harus bertanggung-jawab menambahkan
nilai seiring dengan pengeluaran biaya-biaya.
Banyak perusahaan sekarang ini memandang marketing sebagai suatu investasi
daripada biaya. Perusahaan mengharapkan marketer bertanggungjawab terhadap
hasil, dalam kaitan baik pengaruh pasar dan juga profit. Oleh sebab itu marketer
perlu mengembangkan pengukuran lebih cermat terhadap “return on marketing.”
Return on marketing (atau ROI marketing) adalah pendapatn bersih dari invesatsi
pemasaran dibagi biaya-biaya investasi pemasaran.
Perusahaan dapat menilai return on marketing dalam konteks mengukur standar
kinerja marketing, seperti “brand awareness, penjualan atau pangsa pasar.”
Figure 2.7, menggambarkan biaya-biaya marketing sebagai investasi
yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk-bentuk hubungan
pelanggan yang lebih menguntungkan.
Terima Kasih
‘12
15
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Download