Makalah VIII.e: St Teresa Avilla: Tahap-tahap Doa SESI PILIHAN II ST TERESA AVILLA: TAHAP-TAHAP DOA Pembicara: Sr. Angelica, P.Karm Sebelum masuk ke dalam tahap-tahap doa kiranya baik juga melihat sebentar peranan doa dalam Spiritualitas Teresian. 1. Doa adalah pintu masuk ke dalam puri/istana jiwa di mana Allah bersemayam. Dalam keheningan dan kesunyian, jiwa-jiwa bisa dan harus menghidupkan kembali cita-cita awali untuk berdoa terus-menerus. 2. Bagi para karmelit, doa bukanlah hanya sarana untuk kesempurnaan, bukan hanya suatu latihan hidup rohani. Doa adalah pekerjaan hakiki yang harus mengisi hari, yang harus menjadi makanan hidup rohani. 3. Doa batin sama perlunya seperti halnya doa vocal dan tidak dapat dipisahkan dari doa itu. Bagi Teresa, doa batin merupakan latihan hakiki hidup rohani. Doa batin tidak lain dari percakapan yang mesra dengan Dia yang mencintai kita. Doa batin mengatur serta mencakup semua unsur-unsur lain seperti penyangkalan diri, karya cinta kasih dll. Beberapa keuntungan yang diberikan doa batin pada jiwa: Doa batin menguatkan keyakinan dan menguatkan ketetapan hati untuk berkarya dan menderita. Doa batin adalah sumber terang, dan sehubungan dengan cinta, doa batin memegang peran yang sama seperti peran budi terhadap kehendak: mendahului, mengorientasi dan meneranginya pada tiap langkah. Asketisme akan dibimbing oleh doa batin dan bertujuan memurnikan pandangan iman dan menghancurkan apa saja yang dapat menghalangi persatuan yang lebih dalam dengan Allah. Doa batin ini biasanya harus berkembang sampai mencapai kesempurnaan. Klasifikasi menurut tahap kesempurnaan seharusnya mungkin dan kelihatannya perlu; namun, bagaimana menilai kesempurnaan doa? Berdasarkan apakah klasifikasi harus diadakan? Santa Teresa tetap setia pada definisinya di mana ia menggarisbawahi persahabatan mesra dengan Allah sebagai unsur hakiki dari doa batin. Berdasarkan kualitas persahabatan ini, yaitu: berdasarkan kualitas cinta adikodrati dan efeknya dalam kebajikan dan dalam persatuan, Teresa menilai kesempurnaan doa itu sendiri. Dalam buku Riwayat Hidup Teresa memberi klasifikasi yang terkenal tentang tahap-tahap doa, yang digambarkan dengan perbandingan yang indah tentang empat cara menyiram kebun. “Bagiku nampaknya kebun bisa disirami dengan empat cara : dengan mengambil air dari sumur, atau dengan kincir air dan ember-ember. Ini memerlukan banyak tenaga. bila air diambil dengan mesin kerek (saya kadang-kadang mengambilnya dengan cara ini; lebih menghemat tenaga daripada yang lain dan memberi lebih banyak air). dengan sungai atau selokan, yang mengairi tanah secara lebih baik, karena lebih menyerap dan tidak perlu sering menyiraminya, sehingga pekerjaan tukang kebun semakin berkurang dengan hujan yang lebat, bila Tuhan menyiramnya tanpa tenaga dari kita. Ini suatu cara yang lebih baik dibandingkan dengan yang sudah saya jelaskan. “ “Dan sekarang saya sampai pada pokok pembahasanku, yaitu penerapan keempat metode menyiram dengan mana kebun tetap subur, karena kalau tidak ada air, kebun akan rusak. Rasanya saya bisa menjelaskan sesuatu tentang keempat tahap doa dengan cara ini, cara di mana Tuhan, dalam kebaikanNya telah membawa jiwa saya.” (Riwayat Hidup,xi, Peers, I, 65) Santa Teresa menjelaskan perbandingannya : 1. Para pemula dalam doa, adalah mereka yang mengambil air dari sumur: seperti sudah saya katakan, ini pekerjaan yang berat, karena supaya indra-indra bisa terpusat ini sangat melelahkan. Ini merupakan pekerjaan yang berat karena orang sudah terbiasa dengan hidup yang kacau............ Kemudian mereka harus berusaha merenungkan hidup Kristus dan ini melelahkan pikiran mereka.............. Ini yang dimaksud dengan mulai mengambil air dari sumur – bahwa ada air di dalamnya ini berkat Tuhan. (ibid; 66) Konferensi Internasional KTM Ngadireso, 28 Juli – 1 Agustus 2004 1 Sumber: www.holytrinitycarmel.com Makalah VIII.e: St Teresa Avilla: Tahap-tahap Doa 2. Dengan menggunakan mesin kerek dan ember-ember, tukang kebun mengambil lebih banyak air dengan lebih sedikit tenaga sehingga ia beristirahat sedikit dan tidak bekerja terus. Dalam metode inilah, termasuk doa yang disebut Doa Keheningan, Tahap ini adalah terpusatnya daya-daya batin di dalam jiwa, sehingga hasil kepuasan hati yang diperoleh lebih menyenangkan. Tetapi dayadaya tidak hilang, dan tidak tidur. Hanya kehendak yang sibuk, begitu sibuknya, sehingga tanpa tahu bagaimananya, kehendak tertawan. Kehendak membiarkan diri dikuasai oleh Allah, karena ia tahu betul bahwa dia menjadi tawanan Dia yang dicintainya... (Riwayat Hidup,xiv, Peers, I, 83) 3. Air yang mengalir yang keluar dari sungai atau sumber. Tuhan sekarang berkenan membantu tukang kebun, sehingga boleh dikata Tuhan sendiri menjadi tukang kebun, karena Dialah yang melakukan segalanya. Ini adalah tahap terlelapnya daya-daya batin. Daya-daya tidak sepenuhnya hilang, dan tetap bisa mengerti bagaimana kerjanya. (Ibid.,xvi; 96) 4. Bila air yang ke-empat jatuh dari langit, jiwa merasa dirinya di tengah sukacita yang manis dan mendalam, dalam suatu keadaan seperti pingsan. Pada waktu-waktu tertentu air ini menghasilkan persatuan sempurna, atau bahkan terbangnya roh dalam mana “Tuhan mengangkat jiwa........dan mengangkatnya sehingga jiwa keluar dari dirinya (saya dengar bahwa dengan cara inilah awan atau matahari mengumpulkan uap air) (Ibid, xx; 119) Pada waktu St.Teresa menulis Riwayat Hidupnya, dia belum sampai pada tahap pernikahan rohani. Dalam klasifikasi doa yang diberikannya dalam Puri Batin, Teresa mengalami rahmat dan pengalaman yang berlimpah, yang lebih kaya dan lebih tepat dalam nuansanya, lebih mendetail dan lebih komplit. Dia sendiri mengatakan bahwa: pada waktu menulis Riwayat Hidupnya, tukang emasnya belum begitu pandai dan kualitas emas juga belum begitu murni seperti ketika dia menulis Puri Batin. (Dalam Puri Batin St.Teresa tidak lagi membedakan air yang ketiga, yaitu terlelapnya daya-daya batin, sebagai tahap doa khusus. Mungkin, meskipun pada mulanya sangat terkesan dengan efek-efek doa ini karena intensitas indrawi lebih besar dari doa keheningan biasa, Teresa kemudian menyadari, dalam suatu visi yang lebih tepat dan komplit tentang segala tahap doa, bahwa terlelapnya daya-daya batin hanyalah suatu luapan rasa ketenangan ilahi ke dalam indera. Karena bukan persatuan yang sempurna, maka termasuk dalam doa keheningan). Karena doa adalah persahabatan yang mesra dengan Allah maka doa adalah buah dari aktivitas rangkap dari kasih Allah kepada jiwa dan kasih adikodrati jiwa kepada Allah. St.Teresa membedakan dua tahap dalam perkembangan aktivitas rangkap ini: Dalam tahap pertama, Allah membuktikan kasih-Nya dengan bantuan umum atau rahmat biasa yang diberikan kepada jiwa. Jiwa sendirilah yang mengambil inisiatif dan mengambil bagian utama dalam kegiatan doa. Dalam tahap kedua, Allah campur tangan dalam doa dengan bantuan khusus yang semakin lama semakin kuat. Allah secara bertahap menguasai jiwa dan mengurangi aktivitas jiwa sedikit demi sedikit menuju kepasifan. 1. Tahap pertama, yang mengacu pada cara pertama mengairi kebun dengan bekerja keras mengambil air dari sumur, mencakup ke tiga Ruangan dalam Puri Batin. 2. Tahap kedua, yang mengacu pada ketiga cara lain menyiram kebun, mencakup keempat Ruangan yang lebih dalam. Doa keheningan (cara menyiram kedua) dan terlelapnya daya-daya batin (cara ketiga), doa-doa kontemplatif yang tidak sempurna berada dalam Ruangan keempat. 3. Cara menyiram kebun yang keempat, yang memuat seluruh rangkaian doa persatuan yang semakin sempurna, dipelajari dengan cermat dan detail yang kaya sekali dalam Ruangan-ruangan kelima, keenam dan ketujuh. Dari pemikiran atas klasifikasi yang diberikan dalam Riwayat Hidup orang mungkin berpendapat bahwa perkembangan doa sebanding dengan intensitas usaha-usaha indrawi dan pengurangan usaha jiwa. Studi tentang Puri Batin mengungkapkan dengan jelas bahwa St.Teresa hanya memikirkan kualitas cinta dan keagungan efek yang dihasilkan. Ia menyatakan doa itu lebih tinggi bila menghasilkan tingkat cinta yang lebih tinggi, dan bila cinta itu mempunyai pengaruh besar atas kegiatan manusia, yang harus dikuasainya dan ditundukkan pada Allah yang tinggal di dalam jiwa. Catatan: Doa yang terbaik dan yang paling berkenan pada Allah adalah doa yang menghasilkan efek-efek yang baik. Saya tidak berbicara tentang kerinduan-kerinduan yang besar, meskipun kerinduan adalah hal yang baik, kerinduan itu tidak selalu seperti yang keluar dari cinta diri kita. Saya sebut “efekefek yang baik” bila buahnya terwujud dalam karya, sehingga jiwa membiarkan kerinduannya demi kemuliaan Allah diketahui melalui perhatiannya untuk bekerja hanya untuk Dia.” Konferensi Internasional KTM Ngadireso, 28 Juli – 1 Agustus 2004 2 Sumber: www.holytrinitycarmel.com Makalah VIII.e: St Teresa Avilla: Tahap-tahap Doa TAHAP-TAHAP DOA MENURUT ST.TERESA AVILA 1.Doa diskursif 2.Doa afektif 3.Kontemplasi insani (pandangan tunggal, keterpusatan aktif, hening aktif) AKTIF DOA 1.Keterpusatan adi kodrati 4.Doa hening (semi pasif) 2.Doa hening yang sesungguhnya 3.Tidurnya daya-daya jiwa PASIF (d.supernatural,mistik,kontemplasi ilahi) 1.Persatuan awali 5.Doa Persatuan (pasif total) 2.P.intensif (pertunangan rohani ) 3.P.transforman (perkawinan rohani) Dalam Puri Batin St.Teresa menjelaskan bahwa : Pada tahap I (AKTIF) : Allah membantu dengan sarana umum (Ruang I,II,III) Pada tahap II (PASIF) : Allah membantu dengan sarana khusus (Ruang IV,V, VI dan VII ) SKEMA PURI BATIN TAHAP I : Allah membantu dengan sarana umum RUANG AKTIVITAS ALLAH AKTIVITAS JIWA Y.KRISTUS Ruang I tidak ada manifestasi Saat keberangkatan menghindari dosa berat mempelajari hidup Yesus dalam Injil & mengikuti jejakNya Ruang II Usaha yg tekun & berat Hiburan sensibel dan kekeringan berusaha berdoa, pemusatan perhatian, memperbaiki kesalahan, mengatur hidup rohani dan kelepasan. Usaha ini dibantu dengan bacaan rohani , bimbingan dan persahabatan rohani. Ruang III Keberhasilan usaha Kemampuan untuk memusatkan perhatian hidup teratur dalam ibadah, cermat menghindari dosa dan menjalankan kontemplasi insani TAHAP II : Allah membantu dengan sarana khusus Pengantar Allah bekerja secara progresif dalam jiwa dengan bantuan karunia Roh Kudus. Ia memasukinya sampai persatuan transforman Jiwa menyerah kepada Allah, memberikan dirinya dalam kerendahan hati dan kesabaran, ia membantu karya Allah dengan askesis yang mantap kebijaksanaan berkarya dalam jiwa Ruang IV Malam Indrawi Kehadiran Allah dinyatalewat terang yang membutakan & keterpusatpusatan pasif jiwa menghormati karya Allah dlm doa, menyempurnakannya; damai hening, aktivitas seimbang. Disamping doa askesis yg mantap untuk menghancurkan dosa-dosa pokok cahaya menyilaukan dari Sang Sabda. Senang dalam Kebijaksanaan Ruang V Persatuan kehendak Keterpusatan habitual, kadang-kadang sesudah rahmat persatuan mistik kesetiaan pd hukum Allah, ketaatan kebijaksanaan menguasai kehendak untuk merealisir rencana abadi-Nya Ruang VI Malam gelap roPembentukan St./ Santa & rasul Allah memurnikan dan memperkaya lewat sentuhan-2 Nya dlm jiwa & dlm daya jiwa pasrah dan kesabaran yg tenang. Semangat kemiskinan dan pengharapan Persatuan dengan Kristus & Maria Ruang VII persatuan transforman penaklukkan illahi selesai. Dipakai untuk Gereja kemurnian dan cintakasih sempurna, untuk pelayanan dalam Gereja persatuan dengan Kristus total Konferensi Internasional KTM Ngadireso, 28 Juli – 1 Agustus 2004 3 Sumber: www.holytrinitycarmel.com Makalah VIII.e: St Teresa Avilla: Tahap-tahap Doa Keterangan: Ruang I: Jiwa berada dalam keadaan rahmat tetapi masih terpikat oleh kesenangan duniawi, ambisi dan penghargaan. Dalam doa: banyak berpikir, meditasi, refleksi dan doa masih sulit/berat karena daya-daya batin terpecah/tersebar. Diperlukan pengenalan diri dan latihan kerendahan hati Nasehat : - memupuk pengenalan akan Allah dengan membaca dan merenungkan misterimisteri kehidupan Yesus, terutama sengsara-Nya. - bersyukur atas segala yang sudah diterima - mengarahkan pandangan kepada Yesus Kristus yang mengajarkan kerendahan hati yang sejati. Aktivitas jiwa: timbul rasa sesal, tobat dan menghindari dosa berat. Aktivitas Allah: tak ada manifestasi. Mempelajari hidup Yesus dalam Injil dan mengikuti jejak-Nya. Ruang II : Pengertian akan panggilan Tuhan yang diterimanya lewat macam-macam cara (kata-kata orang lain, khotbah, bacaan rohani, penderitaan, penyakit, kebenaran-kebenaran yang diterima dari Tuhan dalam doa) Diperlukan disiplin dan penyangkalan diri (usaha tekun dan berat) - taat pada jam-jam doa dan lamanya waktu berdoa - harus bekerja dan mempersiapkan diri dengan tekad bulat dan berusaha sedapat mungkin untuk menyelaraskan kehendaknya dengan kehendak Allah. Aktivitas jiwa: mulai mempraktekkan doa dan merasakan perlunya dan senangnya berdoa tetapi belum punya keteguhan hati. Pemusatan perhatian, memperbaiki kesalahan, mengatur hidup rohani dan kelepasan. Usaha ini dibantu dengan bacaan rohani (terutama tentang hidup Kristus dalam Injil), bimbingan dan persahabatan rohani. Aktivitas Allah: hiburan sensibel dan kekeringan Nasehat : 1. jangan putus asa dan jangan berhenti berjuang untuk maju, karena bahkan dari kejatuhan Allah akan mendatangkan kebaikan. 2. percaya akan kerahiman dan kasih Allah dan jangan mengandalkan kemampuan sendiri. 3. berdoa mohon diberi pengertian: betapa kita berharga bagiNya dan bahwa seorang hamba tidak lebih besar dari tuannya dan bahwa kita harus berjuang untuk menikmati kemuliaanNya. Ruang III: Mulai menjaga diri terhadap dosa ringan, tidak mau menyakiti hati Tuhan, senang bermati raga, senang untuk hening, melakukan perbuatan cinta kasih terhadap sesama dan menghayati hidup disiplin dan teratur. Perlu berserah total kepada Allah. Karena cinta masih dikendalikan oleh pertimbanganpertimbangan budi maka perkembangannya lambat Mungkin akan mengalami kekeringan (terutama bagi yang serius mempraktekkan doa batin). Allah dapat menimbulkan kekeringan ini untuk memurnikan dan mengangkat ke tingkat doa yang lebih tinggi. Aktivitas jiwa: hidup teratur dalam ibadah, cermat menghindari dosa dan menjalankan kontemplasi insani. Aktivitas Allah: memberi kemampuan untuk memusatkan perhatian. Pengantar: Dalam Ruang-ruang berikut : Aktivitas jiwa: jiwa menyerah kepada Allah, memberikan dirinya dalam kerendahan hati dan kesabaran; ia membantu karya Allah dengan askesis yang mantap Aktivitas Allah: Allah berkarya secara progresif dalam jiwa dengan bantuan karunia Roh Kudus. Ia memasukinya sampai persatuan transforman Kebijaksanaan berkarya dalam jiwa. Ruang IV: Malam indrawi Jiwa mulai menarik diri dari kesenangan-kesenangan duniawi dan mulai berkembang dalam kebajikan- kebajikan. (iman, harapan, kasih, kerendahan hati) Konferensi Internasional KTM Ngadireso, 28 Juli – 1 Agustus 2004 4 Sumber: www.holytrinitycarmel.com Makalah VIII.e: St Teresa Avilla: Tahap-tahap Doa Usaha asketis jiwa membuka jalan untuk pengaruh Allah yang lebih nyata. Jiwa diperkenalkan dengan tahap-tahap pertama hidup mistik yaitu doa yang hening dan doa yang terpusat. (Daya-daya batin sudah mulai harmonis). Ada perubahan dari doa yang lebih aktif kepada doa yang lebih pasif. Aktivitas jiwa: Jiwa menghormati karya Allah dalam doa, menyempurnakannya, damai, hening, aktivitas seimbang. Di samping doa askesis yang mantap untuk menghancurkan dosa-dosa pokok. Aktivitas Allah: kehadiran Allah dinyatakan lewat terang yang membutakan dan keterpusatan pasif. Nasehat: harus waspada supaya tidak jatuh dalam kesombongan. Cahaya menyilaukan dari Sang Sabda. Senang dalam Kebijaksanaan. Ruang V: Persatuan kehendak (Pertunangan Rohani) Allah mempertunangkan diriNya dengan jiwa dengan menempatkan diriNya sedemikian rupa dalam jiwa sehingga bila jiwa menyadarinya, tidak bisa diragukan bahwa dia berada dalam Allah dan Allah dalam dia. Persatuan dengan Allah senantiasa singkat/pendek, seakan mati dan bangkit bersamaNya untuk menyambut kehidupan baru. (Alegori ulat sutra) Aktivitas jiwa: kesetiaan pada hukum Allah, ketaatan Aktivitas Allah: keterpusatan habitual, kadang-kadang sesudah rahmat persatuan mistik. Kebijaksanaan menguasai kehendak untuk merealisir rencana abadiNya. Ruang VI: Malam gelap rohani. Pembentukan santo/santa dan rasul. Kehadiran Allah dalam jiwa begitu hidup dan ia ingin berada sendirian dengan Allah. Ada kerinduan yang sangat besar akan Allah. Ini bisa mengakibatkan penderitaan yang besar. Kalau ini berasal dari Allah, maka perjumpaan ini meninggalkan kesan yang begitu mendalam sehingga yang diinginkan jiwa hanyalah untuk menikmatinya lagi. Jiwa mengalami pemurnian, tapi juga disertai berkat luar biasa. Penderitaan bisa berupa percobaan lahiriah (penyakit jasmani, ditinggalkan teman-teman, salah mengerti, penganiayaan, kesulitan dll) atau percobaan batin. Namun kalau datangnya dari Tuhan, dia tetap setia dan mendapat kekuatan. Aktivitas jiwa: pasrah dan kesabaran yang tenang. Semangat kemiskinan dan pengharapan. Aktivitas Allah: Allah memurnikan dan memperkaya lewat sentuhan-sentuhanNya dalam jiwa dan dalam daya jiwa. Persatuan dengan Kristus dan Maria. Ruang VII: Persatuan transforman (Pernikahan rohani) Terjadi pada pusat jiwa. Allah menyatakan diri sebagaimana Ia menyatakan diri pada para rasul ketika Ia masuk tidak lewat pintu. Ada kemanunggalan dengan Tuhan yang betul-betul mengubah jiwa. Jiwa mengalami perubahan batin yang sempurna yang bercirikan kedamaian yang indah dan sempurna. (Hanya bisa dibandingkan dengan kemuliaan surgawi). Maka: secara khusus jiwa memelihara dan memperhatikan latihan-latihan kebajikan terutama kasih kepada sesama dan kerendahan hati (mereka ingin dianggap paling hina) dan menjalankan tugas-tugas dengan setia. Aktivitas jiwa: kemurnian & cintakasih sempurna, untuk pelayanan dalam Gereja. Aktivitas Allah: penaklukan ilahi selesai. Dipakai untuk Gereja Persatuan dengan Kristus total. Efek dari doa persatuan : 1. Melupakan diri sendiri. Apa yang dilakukan Tuhan dianggap terbaik, tidak kuatir akan apa yang akan terjadi. 2. Ada keinginan yang besar untuk mengabdi Tuhan, memuji Tuhan dan membantu setiap orang yang dapat dibantunya. 3. Ingin sekali menderita. Bila Tuhan menghendaki jiwa menderita, itu baik, kalau tidak, jiwapun tidak cemas seperti sebelumnya. “mereka tidak saja ingin mati, tetapi mereka ingin hidup bertahun-tahun dalam penderitaan yang berat asal saja melalui semua penderitaan ini mereka dapat membantu agar Tuhan dipuji”. -o- Konferensi Internasional KTM Ngadireso, 28 Juli – 1 Agustus 2004 5 Sumber: www.holytrinitycarmel.com