Seni Dalam Berprilaku ~Hubungan baik yang luas akan mendatangkan banyak dewa penolong~ Tekan panah kanan untuk ganti halaman Menjalin hubungan baik yang luas 1. Pandangan seseorang akan membentuk prilakunya; Prilaku seseorang akan membentuk kebiasaannya; Kebiasaan seseorang akan membentuk karakternya; Karakter seseorang akan menentukan nasibnya. 2. Berlaku rendah hati terhadap orang lebih tua adalah kewajiban diri, berlaku rendah hati terhadap orang seumur adalah pengasuhan diri, berlaku rendah hati terhadap orang lebih muda adalah kemuliaan, berlaku rendah hati terhadap semua orang adalah mencari selamat. 3. Menjalin hubungan baik yang luas dan harmonis (EQ): Teknik komunikasi terbaik adalah menghormati pendapat orang lain. Menjalin hubungan baik yang luas 4. “5 hati” untuk menjalin hubungan baik: Hati tulus, hati pemaaf, hati empati, hati suka menolong, hati berterima kasih. “5 baik” untuk menjalin hubungan baik: Hati baik, sikap baik, raut wajah baik, tutur kata baik dan prilaku baik. 5 Dengan niat kebajikan dalam batin, setiap hari merupakan hari baik, bila ada hubungan harmonis dengan tetangga, di mana saja juga akan merupakan alam suci. 6. Relakan waktu untuk mendengar keluh kesah orang, dengan perasaan empati “merasakan sendiri” masalah orang, tunjukkan perhatian, pujian dan pengertian. Meningkatkan “Kebijaksanaan hidup” 1. “Berpuas diri mengundang kerugian, rendah hati mendatangkan keuntungan”, “Belajar tidak kenal usia tua”, terus belajar hal-hal baru, demi menambah daya hidup dan kebijaksanaan, juga mendapatkan rasa hormat dan sayang dari orang lain. 2. Tidak semua sesuai harapan dalam hidup ini: belajar seperti ranting, walau bergoyang dihembus angin, tetap saja tidak patah. Bila sanggup menghadapi cobaan, tentu akan menambah daya tahan. 3. Uang berapa pun tidak mampu membeli pengetahuan akan hal yang belum terjadi, juga tidak ada obat mujarab untuk rasa penyesalan; pengalaman dapat membuat seseorang menjadi pintar, kerugian dapat membuat seseorang lebih berhati-hati, kegagalan dapat membuat seseorang semakin tumbuh. Meningkatkan “Kebijaksanaan hidup” 4. Lebih mudah mengenal orang lain daripada mengenal diri sendiri; lebih mudah memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain. 5. Bila semata hanya mencari keuntungan yang semudah membalik telapak tangan, tentu mudah juga tertipu orang; bila banyak berbuat hal baik, tentu dapat menikmati segala kebajikan. 6. Belajar sedikit bodoh, hidup akan semakin bahagia; belajar sedikit mengalah, hidup akan semakin beruntung. Meningkatkan “Kebijaksanaan hidup” 7. Bersikap tenang adalah metode utama dalam berprilaku dalam masyarakat. Toleransi adalah metode utama dalam memperlakukan orang. Sikap mengalah adalah metode utama dalam melindungi diri. Bebas dan nyaman adalah metode utama dalam mengasuh batin. 8. Kebahagiaan sesungguhnya bukan terletak pada seberapa banyak yang dimiliki, melainkan pada seberapa sedikit keluhan. 9. Dalam menyelesaikan masalah, hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan. Kalau kondisi batin berubah mengikuti lingkungan, akan mendatangkan kerisauan, namun jika dapat merubah lingkungan sesuai kondisi batin, akan mendatangkan suka cita. “Manajemen emosi” yang baik 1. 2. 3. 4. Dapat berhubungan baik atau tidak dengan orang lain tidak seluruhnya bergantung pada karakter bawaan atau latar keluarga, menurut riset para pakar psikologi masyarakat, kelebihan seseorang selalu menjadi salah satu hambatan dalam berhubungan dengan orang, biasa-biasa atau ada kekurangan malah sangat membantu. Bergaul dengan orang, biasa-biasa saja; bekerja sama dengan orang, penuh keharmonisan; biasa-biasa saja dapat bertahan lama, keharmonisan dapat membawa kegembiraan selamanya. “Kalau memberi kritik pada keburukan orang, jangan terlalu keras, harus pikirkan apakah sanggup diterima; ketika meminta orang berbuat kebajikan, jangan berharap terlalu tinggi, harus pikirkan apakah sanggup dilakukan. (buku Cai Gen Tan) Mengalah satu langkah merupakan langkah terbaik dalam bermasyarakat, mengalah merupakan modal mencapai kemajuan; berlapang dada merupakan keberkahan, menguntungkan orang juga diri sendiri. (buku Cai Gen Tan) “Manajemen emosi” yang baik 5. Menjadi seorang berjiwa sehat dan selalu disambut oleh orang lain: lemah lembut, akrab, optimis, humoris, tegar, penuh semangat, sabar, penuh perhatian, komunikasi baik, giat, tahu berpuas hati, percaya diri, terbuka, suka cita, damai. 6. Hindari untuk menjadi seorang yang tidak disambut orang: mudah emosi, lekas marah, keras kepala, selalu kuatir, perasaan mudah bergolak, tidak mau maju. 7. Kegembiraan terbesar adalah tiada kerisauan, penderitaan terbesar adalah banyak keinginan, kekayaan terbesar adalah tahu berpuas diri, keserakahan terbesar adalah nafsu ketamakan. “Manajemen emosi” yang baik 8. Pengetahuan membuat orang rendah hati, ketidak tahuan membuat orang angkuh; rendah hati membuat orang mulia, angkuh membuat orang dangkal. 9. Bersabar satu kata, sumber masalah tidak akan timbul; Pikirkan sekali lagi, jangan berebut kalah menang dengan orang ; Bersabar sebentar, tungku panas berubah menjadi kolam teratai; Mundur satu langkah, itulah jalan pelatihan diri di dunia ini. Bikksu Bu-dai: “Tangan menanamkan kecambah muda ke seluruh sawah, begitu menundukkan kepala terlihat langit pada permukaan air; lahan batin yang jernih merupakan jalan menuju pencerahan, mundur selangkah rupanya merupakan langkah maju.” Menekankan pada “tata cara berprilaku” 1. Kalau dalam setiap hal selalu membandingkan diri dengan orang lain, kehidupan tidak akan berbahagia: Dalam masyarakat tani Tionghoa kuno ada pepatah, “Biarlah berlomba menanam sawah dengan orang, jangan berlomba bertahun baru dengan orang.” 2. Orang yang tidak bisa dipercayai, tidak mungkin berhasil untuk selama-lamanya. 3. Berikrar niat baik, bertutur kata baik, berbuat hal baik. 4. Terimalah kondisi diri sendiri dengan hati tenang, berlapang dadalah terhadap orang lain. 5. Berjodoh untuk saling mengenal merupakan keberkahan, tahu untuk menghargai jodoh adalah kebijaksanaan. Menekankan pada “tata cara berprilaku” 6. Dengan hati suka cita memberi pujian pada keberhasilan orang. 7. Memaafkan kesalahan orang akan lebih mudah untuk menyadarkannya dari kesalahan; memaafkan kesalahan diri sendiri sebaliknya akan lebih mudah untuk terulang kembali. 8. Kalau tidak berbuat hal buruk, jangan takut dibicarakan orang; kalau tidak berbicara buruk, jangan takut dicurigai orang. 9. Pada jalan sempit, harus mengalah selangkah untuk orang lewat; ketika ada hidangan lezat, sisakan sedikit untuk orang lain. 10. Kata-kata yang diucapkan dalam kondisi gembira lebih banyak diingkari, kata-kata yang diucapkan dalam kondisi emosi lebih banyak melukai perasaan orang. 11. Desas desus selalu saja ada, kalau tidak mau didengar dengan sendirinya akan lenyap. “Hubungan insani” sama-sama senang 1. 2. Pelihara rasa humor. Di antara sesama, selain saling mengagumi, bekerja sama dan saling menyenangi, juga harus saling mengalah dan saling memaafkan. Konfusius mengatakan: “Belajar sendiri tanpa teman, membuat pengetahuan jadi dangkal dan sempit”, “Ada 3 jenis teman yang menguntungkan, yaitu teman yang jujur, layak dipercayai dan berpengetahuan luas.” 3. Menekankan pada teknik komunikasi “siasat berguna berawal dari pertimbangan baik”, komunikasi efektif harus memilih metode yang memungkinkan tercapainya sasaran. Jika ingin menunjukkan kesalahan atau masalah pribadi orang, jangan langsung mengatakan, agar tidak melukai harga diri orang, lebih baik memakai taktik memutar, berikan kesempatan untuk berpikir ulang pada kedua belah pihak. “Hubungan insani” sama-sama senang Komunikasi tidak harus “berhadapan muka”, jika di antara sesama sudah ada silang pendapat, salah paham atau emosi lepas kendali, lebih baik pihak ketiga yang membantu bicara. Ketika emosi bergolak, “kata penuh emosi” paling melukai perasaan, “sabar, sabar dan sabar” agar emosi mereda, kurangi berbicara, tunggu sampai dua belah pihak tenang barulah berbicara, agar tidak terjadi sama-sama terluka. 4. 5. 6. Ketika mengkritik atau menghibur orang, jangan secara terbuka, jangan sampai orang tersebut tidak tahan terhadap pandangan mata semua orang, ini bukan saja tidak mencapai tujuan perkataan, malah menciptakan rasa dendam dan merusak hubungan. ”Memberi pujian di muka umum, memberi hukuman di tempat tersendiri.” “Hubungan insani” sama-sama senang 7. Komunikasi bawah meja dalam pekerjaan merupakan “komunikasi tidak resmi”, sebelum rapat meminta pendapat orang dengan rendah hati, dalam rapat akan memperoleh hasil bagai “di mana air mengalir, di situ saluran terjadi”. 8. Memperlakukan orang dengan tulus, rendah hati dan ramah tamah, katakan “hal yang pantas dikatakan”, bukannya “hal yang hendak dikatakan”. Perlu diingat dalam bermasyarakat 1. Sepatah kata baik membuat pendengarnya bagai mendapatkan kehangatan di tengah musim dingin, sebaliknya sepatah kata pedas akan melukai perasaan dan harga diri orang, bahkan pada musim panas menyengat juga terasa dingin. Kurangi kata keluhan, perbanyak kata murah hati; Kurangi kata sindiran, perbanyak kata menghormati; Kurangi kata penolakan, perbanyak kata penuh perhatian; Kurangi kata perintah, perbanyak kata berunding; Kurangi kata kritik, perbanyak kata memberi semangat. 2. Kurangi sikap menertawai dan menyalahkan, perbanyak sikap penuh pengertian dan perhatian; kata pujian yang pendek lebih baik daripada kata menyalahkan yang panjang lebar. 3. Jadilah seorang yang senantiasa disambut -- dalam setiap hal pikirkan orang lain, biasanya mendatangkan hasil luar dugaan. Orang tahu minum arak memperoleh “sensasi” Orang tahu berpuas diri memperoleh “kegembiraan” Orang tahu melepaskan memperoleh “kenyamanan” Orang tahu menghargai memperoleh “kebahagiaan” Orang tahu menenangkan hati memperoleh “relaksasi” Orang tahu melupakan memperoleh “kebebasan” Orang tahu memberi perhatian memperoleh “teman” Cuaca dingin tidaklah dingin, hati kecewa barulah dingin. Semoga Anda dipenuhi kehangatan selalu! Semoga saja Anda sehat dan berbahagia Tahu akan keberkahan, menghargai keberkahan, menciptakan keberkahan, mengasihi keberkahan, menyumbangkan keberkahan dan menikmati keberkahan