1 BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Hotel Shangri

advertisement
BAB 3
OBYEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Hotel Shangri-La
Hotel Shangri-La Internasional merupakan kelompok dari usaha milik The
Kuok Brother Company. Pada tahun 1978, Kuok Group mendirikan perusahaan yang
bergerak dalam bidang perhotelan dengan nama Kuok Hotel. Properti pertama yang
dimiliki berada di Singapura, Malaysia dan Fiji.
Pada tahun 1983, perusahaan tersebut berkembang pesat dan merubah
namanya menjadi Shangri-La. Nama Shangri-La diambil dari sebuah novel karya
James Hilton yang berjudul The Lost Horizon, yang pada intinya menceritakan
tentang :
1. Keeleganan yang tak lekang oleh waktu (timeless elegance)
2. Ketenangan dan kesentosaan (Trangcjuility)
3. Pelayanan yang ramah serta menyenangkan (gracious service)
4. Ketenangan dan kenikmatan hidup (comfortable oflife)
Kata Shangri-La pada novel tersebut identik dengan kata paradise atau surga,
oleh karena itu dalam perkembangannya hotel Shangri-La diartikan sebagai hotel
Excellent.
Sejak semula, tujuan dari kelompok usaha tersebut adalah memberikan
akomodasi yang mewah disertai dengan standar pelayanan yang istimewa. ShangriLa mempertahankan “kehangatan yang mengundang” sebagai daya tariknya sekaligus
menjadi ciri khasnya sampai saat ini.
39
40
Kelompok usaha sampai saat ini mengelolah hotel di kota-kota besar dan
daerah-daerah wisata di Asia Pasifik. Hotel-hotel yang dikelola oleh kelompok usaha
tersebut berusaha untuk mewujudkan suasana yang tenang dan harmonis dengan
akomodasi yang lengkap dan fasilitas yang memadai.
Shangri-La Hotels and Resorts yang berbasis di Hongkong kini memiliki dan
mengelola 72 hotel dan resorts dibawah merek Shangri-La, Kerry dan Traders dengan
jumlah total kamar lebih dari 30.000. Hotel-hotel Shangri-La adalah property bintang
lima dengan aneka ragam kemewahan fasilitas dan pelayanan. Hotel-hotel Shangri-La
terletak di Australia, Kanada, China, Fiji, Perancis, Hong Kong, India, Indonesia,
Jepang, Malaysia, Maladewa, Filipina, Singapura, Kesultanan Oman, Taiwan,
Thailand dan Uni Emirat Arab. Grup ini memiliki proyek-proyek yang sedang
dikembangkan di Kanada, China, India, Malaysia, Mongolia, Filipina, Qatar, Sri
Lanka, Turki dan Inggris Raya.
Di Indonesia Shangri-La Group telah memiliki 2(dua) hotel, yaitu :

Shangri-La Hotel Jakarta (661 kamar)

Shangri-La Hotel Surabaya (385 kamar)
3.1.1 Sejarah Shangri-La Hotel Jakarta
Setelah mengetahui uraian Shangri-La Hotel Internasional secara
keseluruhan dari setiap sisi, maka penulis ingin mengemukakan secara singkat
mengenai Shangri-La Hotel Jakarta yang menjadi obyek penelitian.
Shangri-La Hotel Jakarta adalah salah satu hotel dengan standar bintang
lima di bawah jaringan Shangri-La Internasional Management (SLIM) yang
41
berada di Hongkong. Shangri-La Internasional Management (SLIM) didirikan
oleh Kuok Brothers Company yang bergerak dalam bidang perhotelan. Hotel
pertama yang didirikan oleh Kuok Brothers adalah Kuok Hotel. Pada tahun 1983,
Kuok Hotel merubah namanya menjadi Shangri-La Hotel dan Resort.
Shangri-La adalah sebuah nama yang berarti paradise, terinspirasi oleh
sebuah novel legendaris karangan James Hilton yang berjudul Lost Horizon yang
diterbitkan pada tahun 1933. Novel yang menceritakan tentang keindahan alam
yang begitu alami di sebuah desa di daerah pengunungan Tibet tersebut memberi
inspirasi pada visi dan misi Shangri-La Hotel dan Resort yakni dengan
membahagiakan pelanggan sehingga tidak hanya memenuhi, melainkan
melampaui harapan dari konsumen sendiri, sehingga Shangri-La menjadi pilihan
utama pelanggan.
Shangri-La Hotel Jakarta menawarkan perpaduan unik Timur dan Barat
dalam suasana harmonis dan ramah. Masing-masing kamar menyediakan
ruangan bebas rokok, penyejuk udara, Koran harian, film in-house, meja tulis,
pengering rambut, akses internet (nirkabel). Dengan menonjolkan fitur layanan
kamar 24 jam, lift, coffee shop, bar/pub, layanan laundry/ dry cleaning, fasilitas
rapat, restoran. Fasilitas lain seperti, kolam (anak), klub anak, gym/fasilitas
kebugaran, sauna, spa, kolam renang (luar ruangan) adalah paduan yang
sempurna bagi para tamu atau pengunjung hotel. Fasiltas akses Internet nirkabel
(wi-fi) juga dapat dinikmati secara gratis di seluruh kamar dan semua area publik
seperti restoran, bar, dan lounge di Shangri-La Jakarta. Layanan complimentary
weekend city shuffle juga tersedia pada hari Sabtu dan Minggu dan melayani rute
42
Shangri-La Jakarta – Grand Indonesia – Plaza Indonesia untuk memberi
kemudahan bagi tamu yang ingin berbelanja.
Dengan nuansa yang elegan, fasilitas terbaik dan lokasi yang strategis di
tengah pusat bisnis di Jakarta, Shangri-La Jakarta memberi suasana seperti di
rumah bagi para pelaku bisnis yang tengah melakukan perjalanan. Restoranrestoran di Shangri-La Jakarta juga menjadi favorit bagi para pecinta kuliner
maupun sebagai tempat bersosialisasi warga Jakarta. Shangri-La Jakarta
menawarkan kemewahan serta suasana yang menenangkan di tengah kota
metropolis serta memberi pelayanan yang hangat dan ramah kepada setiap
tamunya
Saat ini, Shangri-La memiliki 66 properti yang tersebar di seluruh
kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Lebih jauh lagi, Shangri-La akan
memperluas jaringanya sampai ke benua Amerika dan Eropa. Di Indonesia
sendiri, saat ini Shangri-La memiliki 2 properti yaitu di Jakarta dan Surabaya.
Semua properti-properti milik Shangri-La ada di bawah manajemen dari ShangriLa Internasional Management (SLIM) yang berada di Hongkong. Hal ini
bertujuan agar seluruh properti Shangri-La memiliki standar manajemen dan
pelayanan yang sama.
Shangri-La Hotel Jakarta berdiri pada 22 Maret 1994 di Jalan Jendral
Sudirman Kav 1, Kota BNI, Central Jakarta. Lokasinya yang sangat strategis
membuat Shangri-La Hotel Jakarta mudah dijangkau dan dekat dengan berbagai
macam pusat bisnis, perbelanjaan maupun hiburan.
43
Sejak pertama kali diresmikan, Shangri-La Jakarta telah memenangkan
berbagai penghargaan baik dari institusi di dalam dan diluarnegeri. Setahun
setelah diresmikan, hotel memenangkan dua penghargaan “Best of Asia”
3.1.2 Profile Shangri-La Hotel Jakarta
Nama
: Shangri-La Hotel Jakarta
Jenis Usaha
: Perhotelan
Alamat
:Jalan Jendral Sudirman Kav.1, Kota BNI, Central
Jakarta.
Kota/Negara : Jakarta10220 / Indonesia
Telepon
: (62 21) 570 7440
Fax
: (62 21) 570 3530
Website
: www.shangri-la.com
Kategori
: Hotel bintang lima
Jumlah Kamar : 661
44
3.1.3 Logo Shangri-La Hotel Jakarta
Gambar 3.1 Logo Shangri-La Hotel Jakarta
Sumber : Data Perusahaan
Shangri-La memiliki logo berbentuk huruf S berwarna emas. Logo
tersebut merefleksikan bentuk dataran tinggi Tibet yang terpantul pada air danau
yang tenang. Warna emas digunakan untuk menggambarkan kemewahan dan
suasana Luxury. Melalui logo ini, Shangri-La ingin menyatakan brand image
sebagai hotel mewah yang menawarkan akomodasi yang tenang dan nyaman
dengan kualitas pelayanan tingkat dunia untuk para tamu.
3.1.4 Visi dan Misi Shangri-La Hotel Jakarta
a. Visi Shangri-La Hotel Jakarta
Visi Shangri-La adalah “To be the first choice for guest, collegues,
shareholders and business partners” yang berarti “Pilihan pertama bagi para
pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan mitra usaha”, yang mempunyai
maksud :
45
a. Memiliki pelanggan setia yang membuat Shangri-La Hotel Jakarta
menjadi pilihan pertama diantara hotel lain.
b. Menjadi pemimpin pasar sebagai tujuan Shangri-La Hotel Jakarta,
dimana saja menjalankan usaha
c. Memperkuat nama Shangri-La Hotel Jakarta untuk membangun
landasan yang kokoh, guna mengembangkan usaha dan terus menerus
memperoleh para pelanggan baru dan pemilik modal.
d. Menarik dan mempertahankan orang-orang terbaik yang bermotivasi
untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan.
e. Mencari laba tertinggi di industri dan penghargaan
f. Mencapai sukses secara finansial untuk mendapatkan kesetiaan dari
para pemegang saham dan mitra usaha Shangri-La Hotel Jakarta.
b. Misi Shangri-La Hotel Jakarta
Misi Shangri-La adalah “To delight our guest everytime by creating
engaging experiences of hospitality straight from our hearts” berarti
“Membahagiakan pelanggan selalu dan setiap saat” yang mempunyai maksud:
a. Membahagiakan pelanggan Shangri-La dan membuat pelanggan setia
melalui penghargaan secara pribadi, pengantisipasian kebutuhan,
fleksibilitas, dan proses perbaikan.
b. Melampaui harapan para pelanggan melalui pemberian kualitas dan
nilai dalam produk-produk pelayanan secara konsisten
c. Menjadi panutan dalam bidang pemberian jasa/pelayanan.
46
d. Memenuhi pemberian janji besar dan semua nama yang diwakili oleh
“Shangri-La”
3.1.5 Fasilitas yang dimiliki Shangri-La Hotel Jakarta
Shangri-La Hotel Jakarta merupakan salah satu industri parawisata yang
menjadi pelengkap kebutuhan wisatawan akan akomodasi seperti halnya
parawisata lainnya. Produk-produk yang ditawarkan oleh Shangri-La Hotel
Jakarta antara lain kamar, makanan dan minuman, dan fasilitas lain yang
mendukung kenyamanan tamu.
Sebagai salah satu hotel berbintang lima di Jakarta, Shangri-La Hotel
juga menyediakan beragam fasilitas dan kebutuhan para tamu untuk menambah
keunggukan dan keunikan yang dimiliki oleh Shangri-La Hotel Jakarta. Fasilitasfasilitas tersebut antara lain sebagai berikut :
a.
Fasilitas Kamar
Jenis kamar yang dimiliki oleh Shangri-La Hotel Jakarta sebagai berikut:

Deluxe Room
: 407 kamar

Executive Room
: 96 kamar

Horizon Club
: 118 kamar

Executive Room
: 9 kamar

One Bedroom
: 24 kamar

Bay Room
: 5 kamar

Presidential Suite Room : 2 kamar
47
b.
Fasilitas Hotel
Fasilitas-fasilitas Hotel yang disediakan oleh Shangri-La Hotel Jakarta
diantaranya sebagai berikut :

Health Club and Spa

Aerobics & aroma therapy

Children’s Pool

Jacuzzi Massage, Sauna and Steam Room

Large free form swimming pool

Outdoor Tenis Court

Putting Green

Bussines Center

Airport Transfer

Facilities for the handicapped

Gift Shop and Shopping Arcade

In Room Check In

Internet Facilities

Limousine Service

Non Smoking Rooms

Same day Laundry and Valet

Restaurant
48
3.2 Struktur Organisasi Shangri-La Hotel Jakarta
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Shangri-La Hotel Jakarta
Sumber : HRD Shangri-La Hotel Jakarta
3.3 Prosedur yang berlaku
Prosedur terhasilnya kebijakan PR dalam Shangri-La Hotel Jakarta, semua
berada pada kuasa Director of Communications, dimana bentuk prosedur dapat
berupa bottom up dan top down. Prosedur berjalannya pekerjaan dalam bentuk top
down, kebanyakan hal-hal yang rutin dilakukan setiap bulan, jadi general manager
memberikan perintah kepada Director of Sales and Marketing kemudian
disampaikan ke Director of Communications lalu dikerjakan oleh Public Relations.
49
jika prosedur berjalannya pekerjaan dalam bentuk bottom up yaitu dimana PR
melakukan special event atau media gathering harus ada persetujuan dari Director
of Communications kemudian selanjutnya Director of Sales and Marketing karena
PR berada dibawah divisi tersebut kemudian yang terakhir yaitu General Manager.
3.3.1 Job Description
Dari Struktur Organisasi Shangri-La Hotel Jakarta, maka fungsi dari Public
relations Hotel yaitu :
 General Manager : Gerhard Hecker
General Manager merupakan kepemimpinan tertinggi dalam struktur
organisasi. Sesuai dengan tugasnya yang besar tanggung jawab dari seorang
General Manager juga besar, yaitu mengontrol dan mengawasi keseluruhan
kegiatan divisi Hotel.
 Director of Sales & Marketing : Susanna Yong
Director of Sales Marketing merupakan pimpinan yang membawahi divisi
sales, government Affairs, events, china affairs, sales japanese accounts,
reservation, national sales, dan salah satu yaitu divisi Communications dimana PR
berada dalam pengawasan Communications.
 Director of Communication : Patricia Muljadi
Director of Communications memiliki tanggung jawab penuh terhadap
semua aktivitas dalam Department Communications. Segala kegiatan yang akan
50
dilakukan yang berkaitan dengan Public Relations Shangri-La Hotel Jakarta
berada pada keputusan dari Ibu Patricia, Di Shangri-La Hotel Jakarta Department
Communication memiliki tim kerja, diantaranya yaitu :
 Assistant Director of Communications
: Felicia Setiawan
Assistant Communication Manager Shangri-La Hotel Jakarta merupakan
tangan kanan Director of Communications yang mempunyai tugas
melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan public relations
seperti kegiatan media relations yang dilakukan oleh Shangri-La Hotel
Jakarta, selain itu juga mengetahui aktivitas baik yang akan dilakukan
atau sudah dilakukan oleh Director of Communications.
 Public Relations Executive
: Adwina Ami Windarti
Dalam Shangri-La Hotel Jakarta, tugas utama seorang Public Relations
Executive yaitu memberitahukan kepada publik melalui media massa
yang sering di gunakan Shangri-La Hotel Jakarta sebagai alat komunikasi
kepada publik seperti koran, majalah dan website, untuk mendapatkan
free coverage (pemberitaan tanpa harus mengeluarkan biaya) dengan
salah satu cara yaitu mengirim press release ke media. Di samping itu,
setelah mengirimkan press release, media kemudian di undang ke
Shangri-La Hotel Jakarta untuk melihat langsung serta mencicipi promo
yang di tawarkan oleh Shangri-La Hotel Jakarta yang akan di
publikasikan ke publik. Dan memperoleh publisitas seluas mungkin
tentang kegiatan serta langkah Shangri-La Jakarta yang dianggap baik
untuk diketahui publik.
51
 Art Manager : Aria Wirasmara
Art Manager mempunyai tugas sebagai kepala yang memimpin terhadap
pembuatan collateral, item promotion dan semua yang berhubungan
dengan promosi dalam Shangri-La Hotel Jakarta. Selain itu tugas lain
seorang Art Manager yaitu memberikan arahan kepada tim mereka
dengan menuangkan ide kreatif yang kemudian akan dibentuk menjadi
sebuah gambar yang akan digunakan Shangri-La Hotel Jakarta dalam
melakukan promosi yang bermanfaat.
 Art Designer : Lewi & William Wangsanegara
Departement Communication memiliki tim kreatif yaitu Art Designer.
Tugas utama yaitu membuat collateral, item promotion, dan promosi dari
setiap department Shangri-La Hotel Jakarta salah satu nya yaitu
department Food&Beverage untuk membuat daftar menu dan juga
promosi yang akan dilakukan tiap bulannya dari setiap outlet di ShangriLa Hotel Jakarta.
 Print Shop
Print Shop di Shangri-La Hotel Jakarta berfungsi dalam pembuatan kartu
nama, dan sesuatu yang bersifat sederhana dikarenakan kondisi print shop
yang sudah tua dan mesin-mesin untuk percetakan kurang menunjang.
Jadi untuk hal-hal yang lebih rumit sebagai contoh pembuatan poster akan
dilakukan di luar Shangri-La Jakarta.
52
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan Data terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
Menurut Kriyantono (2010:41) Data primer adalah data yang diperoleh
oleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini
bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, dan
observasi. Dalam analisis ini, data primernya adalah isi komunikasi yang diteliti.
a.
Wawancara mendalam
Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara mendalam
kepada beberapa narasumber. Narasumber merupakan sasaran subjek penelitian
yang dianggap sangat kredibel dan akurat dalam penyampaian data-data yang
dicari serta dibutuhkan oleh peneliti.
Dalam Penelitian ini yang dijadikan sebagai narasumber adalah seorang
praktisi yang terjun langsung dalam menjalankan program dan fungsi PR secara
keseluruhan. Narasumber tersebut adalah sebagai berikut :
a. Director of Communications
Director of Communications Shangri-La Hotel Jakarta bernama
Patricia Muljadi. Penulis memilih Ibu Patricia karena Ia yang berwenang
dan bertanggung jawab secara penuh atas program kerja yang telah
direncanakan dalam divisi PR dan menjaga hubungan yang baik dengan
media guna mendukung kegiatan-kegiatan yang ingin di lakukan oleh
pihak hotel dalam memperkenalkan hotel kepada media dan masyarakat.
53
Ia juga merupakan narasumber yang akurat karena sesuai dengan tujuan
penelitian ini dan dapat membantu dalam pengumpulan data penelitian.
b. Public Relations Executive
Public Relations Executive Shangri-La Hotel Jakarta bernama
Adwina Ami Windarti. Penulis memilih Kak Ami karena Ia adalah orang
yang paling erat kaitannya dengan kegiatan media relations dan yang
melaksanakan kegiatan media relations seperti media monitoring di
Shangri-La Hotel Jakarta. Oleh karena itu penulis memilih karena dapat
memberikan banyak informasi dan masukan yang dibutuhkan oleh
penulis.
b.
Observasi
Sutrisno Hadi menerangkan bahwa pengamatan (observasi) merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang
tampak pada objek penelitian.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi partisipan
yang menurut Hadi dalam Prastowo adalah teknik pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup
bersama,
merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan
demikian, pengamat betul-betul menyelami kehidupan objek pengamatan,
bahkan tidak jarang, pengamat kemudian mengambil bagian dalam kehidupan
budaya mereka. (2011:220)
54
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2008:129), data sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat
orang lain/ lewat dokumen-dokumen yang ada. Adapun data sekunder dapat
dikumpulkan dengan dua macam cara yaitu:
a. Studi kepustakaan
Segala usaha dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang sedang di teliti dengan membaca buku teks,
catatan kuliah, makalah-makalah untuk memperoleh perbandingan antara
teori yang ada dengan kenyataan dilapangan. Diharapkan studi kepustakaan
dapat melengkapi isi dari penulisan ini.
b. Dokumentasi
Penulis mendapatkan informasi berupa dokumen dari perusahaan
yang menjadi data pendukung dalam penelitian, seperti press release, media
internet dan website.
55
3.5 Permasalahan yang ada
Shangri-La Hotel Jakarta sebagai hotel yang berlokasi strategis dan berada
dekat dengan pusat perkantoran serta perbelanjaan maka Shangri-La Hotel Jakarta
untuk dapat terus eksis harus dapat melaksanakan kegiatan media relations. Untuk
melaksanakan dan menjalin media relations di tengah persaingan yang cukup ketat
dalam dunia perhotelan di Jakarta bukan suatu hal yang mudah. Diperlukannya
strategi dan keahlian seorang PR Shangri-La Hotel Jakarta untuk dapat menjalin dan
membangun hubungan yang baik dengan media, sehingga media dapat memuat berita
mengenai Shangri-La Hotel Jakarta yang dapat menghasilkan perhatian publik secara
positif.
Dari pengamatan penulis dan tanya jawab dengan PR Shangri-La Hotel
Jakarta maka penulis menyimpulkan bahwa Shangri-La Hotel Jakarta dalam
menjalankan strategi PR dalam menjalankan kegiatan media relations kurang
maksimal dikarenakan fokus yang mendalam terhadap divisi Food&Beverage
sehingga tujuan dan fungsi PR Shangri-La Hotel Jakarta yang sebenarnya telah
melenceng dari fokus utama. Tujuan yang sebenarnya yaitu memperkenalkan
Shangri-La Hotel Jakarta secara keseluruhan isi Hotel. Serta kurangnya waktu untuk
menjalin hubungan dan komunikasi yang intensif dengan media, dan disebabkan oleh
terbatasnya dana yang merupakan salah satu faktor kendala bagi PR.
56
3.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan
penulis yaitu dengan
wawancara dari pihak Shangri-La Hotel Jakarta untuk mendapatkan informasi yang
akurat sesuai dengan kebutuhan penelitian, serta penelitian didukung dengan praktek
observasi partisipan, dimana penulis dalam meneliti, langsung merasakan dan hidup
bersama dengan objek penelitian sehingga penulis mendapatkan informasi yang lebih
banyak seputar penelitian. Setelah penulis melakukan penelitian dengan wawancara
dan observasi maka penulis akan memberikan masukan secara positif terhadap pihak
Shangri-La Hotel Jakarta untuk mengatasi kendala dalam melakukan kegiatan media
relations untuk menjalin hubungan yang baik dengan media.
Download
Study collections