MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh MK61014 Yoanita Eliseba, M. Psi Abstract Kompetensi Pembahasan teori Harry Stack Sullivan mengenai ciri-ciri khusus, proses& dinamika kepribadian berdasarkan pandangan Interpersonal Theory. Pemahaman konsep dasar dan utama dari Interpersonal Theorydan hal-hal penting yang terkait. HARRY STACK SULLIVAN Harry Stack Sullivan lahir di Norwich, New York, pada Februari 1892. Ia dibesarkan di daerah pertanian yang relatif terpencil, tanpa saudara kandung dan tidak banyak teman sebaya. Ia mendapatkan gelar dokter dari Chicago College of Medicine and Surgery pada tahun 1917. Pada tahun 1925, ia menjadi pimpinan riset klinis pada Sheppard Pratt Hospital di Maryland, dan di situ juga ia mendirikan bangsal untuk lakilaki muda penderita skizofren. Harry Stack Sullivan adalah orang pertama kelahiran Amerika Serikat yang mengembangkan teori kepribadian.Menurutnya kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari situasi-situasi interpersonal yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia. Kepribadian merupakan kesatuan hipotetis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi interpersonal, dan perilaku interpersonal adalah kepribadian yang dapat diobservasi. Selain itu fokusnya juga adalah pada efek loneliness pada kesehatan mental. Sullivan tidak menyangkal penting hereditas dan pematangan dalam membentuk dan membangun kepribadian. Namun ia berpendapat apa yang khas manusiawi adalah interaksi sosial. Pengalaman hubungan antar pribadi telah merubah fungsi fisiologis organisme (sehingga manusia kehilangan kesatuan biologisnya) menjadi organisme sosial. STRUKTUR KEPRIBADIAN Berdasarkan Sullivan, kepribadian hanya dapat termanifestasi ketika seseorang berelasi dengan orang lain. Relasi dengan orang lain ini tidak harus dengan orang yang hadir, dapat juga relasi dengan tokoh pahlawan yang disukai, atau nenek moyang, dll. Mempersepsi, mengingat, berpikir, membayangkan, dan seluruh proses psikologis bersifat interpersonal dalam karakter. Aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama: Dinamisme, Personifikasi dan Proses Kognitif. Dinamisme (The Dynamism) Dinamisme adalah unit terkecil yang dapat digali dari studi individual. Didefinisikan sebagai pola khas tingkah laku (transformasi energi) yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Transformasi energi merupakan 2014 2 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perilaku manusia dalam bentuk apapun, baik yang bersifat overt dan publik seperti berbicara, maupun covert dan pribadi seperti berpikir dan berimajinasi. Karena dinamisme merupakan pola yang berulang, maka dapat disetarakan dengan kebiasaan (habit). Dinamisme yang berbeda antar individu adalah mencirikan karakter relasi interpersonal seseorang. Misalnya, seseorang terbiasa bersikap bermusuhan terhadap orang atau kelompok tertentu, hal ini merupakan ekspresi dinamisme kebencian. Seorang anak yang cenderung takut pada orang asing memiliki dinamisme ketakutan. Reaksi habitual terhadap satu atau lebih orang, dalam bentuk apapun baik itu perasaan, sikap, atau perilaku overt lainnya membentuk dinamisme. Semua orang memiliki dasar dinamisme yang sama, namun cara mengekspresikannya berbeda-beda tergantung situasi dan pengalaman hidup individu. Dinamisme pada umumnya bertujuan memuaskan kebutuhan dasar. Dinamisme yang melayani kebutuhan kepuasaan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni: alat receptor (penerima stimuli), efector (menampilkan tindakan) dan eductor yaitu system syaraf (perantara antara receptor dan efector).Misalnya: dinamisme makan melibatkan mulut dan otot leher, dinamisme seks melibatkan organ genital. Self system Ada bentuk dinamisme penting yang berkembang sebagai hasil dari kecemasan. Dinamisme ini dinamakan sebagai self atau self system. Kecemasan merupakan produk dari relasi interpersonal, yang pada awalnya ditransmisikan dari ibu ke bayi dan dalam kehidupan yang kemudian oleh ancaman terhadap rasa aman seseorang. Untuk menghindari atau meminimalisir kecemasan actual atau potensial, orang-orang mengadopsi berbagai jenis ukuran perlindungan dan kontrol terhadap perilaku mereka. Seseorang menghindari hukuman dengan mengikuti keinginan orangtuanya. Ukuran rasa aman ini membentuk self system yang mengijinkan bentuk perilaku tertentu (the good-me self), melarang bentuk perilaku lain (the bad-me self), dan mengeluarkan dari kesadaran bentuk yang lainnya lagi yang dianggap terlalu asing atau menjijikan untuk dianggap sebagai bagian dari diri (the not-me self). Melalui proses ini self system bertindak sebagai penyaring kesadaran (awareness). Ada beberapa macam operasi keamanan sejak bayi, seperti Disosiasi (dissociation), Inatensi (innatension), apati (apathy) dan pertahanan tidur (somnolent detachment). a. Disosiasi adalah mekanisme menolak impuls, keinginan, dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Banyak pengalaman bayi yang didisosiasi karena pengalaman itu tidak mendapat hadiah dan juga tidak mendapat hukuman sehingga pengalaman itu 2014 3 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjadi bagian dari self system. Disosiasi tidak hilang, tetapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku dari sana, misalnya mimpi, lamunan, dan aktivitas tak sengaja diarahkan untuk mempertahankan keamanan interpersonal. b. Inatensi atau selective attention, yaitu penolakan ketidaksadaran pada kejadian atau perasaan pemicu kecemasan. Proses ini memiliki kemiripan dengan defense mechanism yang dikemukakan Freud. c. Apati (apathy) dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment) mirip dengan inatensi, pada apatis bayi tidak memilih obyek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan kepada pihak luar. Pada pertahanan tidur bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi. Bila mengabaikan stimulasi hal yang berguna, self system menjadi terisolir dari bagian kepribadian. Agar self system dapat melindungi diri dari kecemasan, informasi yang terseleksi menjadi semakin banyak. Ini berakibat orang gagal mempelajari hal baru, sehingga tidak memiliki kemampuan mengantisipasi ke dan mengarahkan tingkah laku secara adaptif. Personifikasi Personifikasi adalah suatu gambaran yang dimiliki individu mengenai diri atau orang lain, yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Misalnya personifikasi yang dikembangkan bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother). Gambaran ini diperoleh dari pengalaman ibunya menyusui dan merawatnya. Atau gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh dari pengalaman pendekatan ibu yang menimbulkan kecemasan dan takut. Personifikasi kompleks dapat terbentuk bila beberapa gambaran tergabung, yang dihasilkan oleh satu individu (misalnya ibu yang overprotektif dan inkonsisten). Gambaran yang kita miliki ini jarang merupakan deskripsi yang akurat tentang orang yang diacu. Sekali gambaran ini terbentuk, biasanya menetap dan mempengaruhi sikap kita terhadap orang lain. Maka, seseorang yang mempersonifikasikan ayahnya sebagai figure yang otoriter dapat memproyeksikan personifikasi yang sama terhadap orang tua lainnya, misalnya guru, atasan, dll. Personifikasi tentang diri sebagai good-me atau bad-me mengikuti aturan yang sama seperti pada personifikasi terhadap orang lain. Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang dikembangkan dari pengalaman 2014 4 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan makan. Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan atau pengalaman ditolak atau dihukum. Baik good-me maupun bad-me bergabung ke dalam gambaran diri. Sullivan mengemukakan personifikasi dalam bentuk lain berdasarkan observasinya bahwa pada anak-anak seringkali membuat sifat-sifat khayalan yang mereka proyeksikan pada orang lain, yang disebut eidetic personifications. Termasuk dalam hal ini adalah eidetic personifications adalah teman khayalan, yang pada anak dibawah usia sekolah sering ditemui. Teman khayalan ini memampukan anak untuk memiliki relasi yang aman dengan orang lain, meskipun orang ini bersifat khayalan. Personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotype. Ini biasanya merupakan konsep yang divalidasikan secara konsensus. Contoh dari stereotipe yang umum dikembangkan seperti misalnya seniman yang eksentrik, pejabat pemerintah yang tidak dapat dipercaya, dll. Proses kognitif (Cognitive Process) Proses kognitif, yang merupakan kontribusi unik Sullivan terhadap kepribadian, dapat dikelompokkan menjadi tiga macam mengikuti alur perkembangan dan kematangan organisme, yakni prototaksis, parataksis, dan sintaksis. a. Prototaksis (Prototaxis) Adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada masa bayi, dimana arus kesadaran (pengindraan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa adanya makna dan pengertian “sebelum” dan “sesudah”. Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, disini dan sekarang. Elemen pengalaman prototaksis-sensasi sederhana-mungkin terus dan tetap menjadi bagian dari kehidupan mental orang dewasa. Pada usia dewasa, dominasi pengalaman prototaksis hampir tidak ditemui. b. Parataksis (Parataxis) Modus pikir parataksis melihat hubungan sebab-akibat antara kejadian-kejadian yang terjadi pada saat yang sama tetapi tidak berhubungan secara logis. Pada awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaan dan pebedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau pengalaman asosiasi. Pada tahap ini, bayi mengembangkan cara berpikir, melihat hubungan sebab akibat, asosiasional peristiwa yang terjadi pada saat yang bersamaan. Misalnya, Bayi yang diberi makan memakai sendok yang terlalu 2014 5 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id panas (karena disiram air panas) sehingga lidahnya menjadi sakit. Bayi itu menolak makan, bukan karena rasa makanannya tetapi karena sendok. Parataxis ini dialami dan dipikirkan, sehingga sering dialami orang dewasa. Misalnya, orang yang memakai pakaian berwarna hijau pada suatu hari mendapatkan kemujuran di sepanjang hari itu, lalu ia berpikir bahwa kemujurannya adalah karena ia memakai pakaian berwarna hijau tersebut. c. Sintaksis (Syntaxis) Sintaksis merupakan modus pikir yang paling tinggi. Berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang disepakati bersama. Ketika anak mulai belajar berbicara mempelajari “kata” yang secara umum diterima sebagai wakil dari suatu peristiwa saat itu, saat itulah anak mulai berpikir sintaksis. Sintaksis menghasilkan hubungan logis antar pengalaman dan memungkinkan orang berkomunikasi, melalui proses validasi konsensus (Consensus Validation) atau persetujuan dengan orang lain dan kemudian meyakinkan kebenarannya melalui pengulangan pengalaman. Sullivan menekankan pentingnya tinjauan ke masa depan dalam fungsi kognitif. Manusia hidup di masa lampau, masa sekarang, dan masa depan semuanya jelas relevan dalam menerangkan pikiran dan perbuatannya. Pandangan manusia terhadap masa depan tergantung pada tinjauan ke masa lampau dan interprestasinya terhadap masa sekarang. DINAMIKA KEPRIBADIAN Sullivan memandang kehidupan manusia sebagai sistem ketegangan (tension system). Ada dua sumber utama ketegangan, yaitu 1) ketegangan yang muncul dari kebutuhan organisme, dan 2) ketegangan yang merupakan hasil dari kecemasan. Kebutuhan Kebutuhan-kebutuhan bisa sangat umum, dan menempatkan diri mereka pada urutan hirarki. Kebutuhan yang paling bawah haruslah dipuaskan lebih dulu sebelum urutan selanjutnya dapat diakomodasi. Hasil dari reduksi kebutuhan (need reduction) adalah pengalaman kepuasan. Ketegangan-ketegangan dapat dilihat sebagai kebutuhan untuk transformasi energi khusus yang akan menghilangkan ketegangan tersebut. 2014 6 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kebutuhan yang pertama muncul adalah ketegangan yang timbul akibat ketidakseimbangan biologis di dalam individu dan atau ketidakseimbangan fisiokimia antara individu dengan lingkungannya. Kebutuhan biologis dipuaskan dengan dengan memberi mengembalikan keseimbangannya.Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah kelembutan kasih sayang (tenderness).Bayi mengembangkan kebutuhan untuk memperoleh kelembutan dari pelaku keibuan (disebut Sullivan:”the mothering one”), tidak harus ibu kandung. Misalnya, bayi membutuhkan kelembutan, mengeksperesikan kebutuhan ini dengan menangis, atau tertawa, dan bentuk sentuhan, rangkulan, atau gendongan. Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi setiap orang seperti halnya kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah kebutuhan khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut “erogenic zone”). Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi energi yakni; kegiatan fisik-tingkah laku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat dan berpikir Kecemasan Kecemasan merupakan pengalaman ketegangan yang dihasilkan dari ancaman nyata maupun imajiner terhadap keamanan seseorang. Dalam jumlah yang besar, kecemasan mengurangi efisiensi individu dalam pemuasan kebutuhannya, mengganggu relasi interpersonal dan menimbulkan kebingungan dalam pikiran. Sullivan percaya bahwa kecemasan merupakan pengaruh yang terbesar dalam kehidupan. Kecemasan ditransmisikan kepada bayi melalui ‘pengasuhan’ oleh ibu yang mengekspresikan kecemasannya melalui penampilannya, nada suara dan perilakunya, dan bayi akan tereduksi sehingga merasakan kecemasan seperti yang dirasakan ibunya. Proses ini menurut Sullivan dinamakan empati. Umumnya bayi menangani kecemasan dengan operasi rasa aman, bisa pertahanan tidur atau somnolent detachment (bayi menolak berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara tidur), menyesuaikan tingkah lakunya dengan kemauan dan tuntutan orang tua, dan atau dengan memilih mana yang harus tidak diperhatikan (selective inattention) – menolak menyadari stimulus yang mengganggu. Transformasi energi (Energy Transformations) Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan, baik yang melibatkan fisik maupun mental. Ketegangan yang ditransformasikan menjadi tingkah laku, baik tingkah laku yang overt maupun covert disebut transformasi energi. Tingkah laku hasil transformasi itu meliputi perasaan, pikiran, persepsi, dan ingatan. Menurut Sullivan 2014 7 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bentuk kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan ditentukan oleh masyarakat dimana orang itu dibesarkan. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Sullivan membagi usia manusia menjadi tujuh tahap perkembangan. Periode Orang Penting Proses Interpersonal Figur Keibuan Kelembutan kasih sayang Infancy (0-1,5) Orang tua Childhood (1,5-4) Juvenile (4-8/10) Preadolescence (8/10-12) Early adolescence Awal (12-16) Late adolescence (16-20) 8 Awal mengorganisasi pengalaman, belajar memuaskan beberapa kebutuhan diri Melindungi Belajar melalui identifikasi rasa aman dengan orang tua; belajar melalui sublimasi mengganti suatu gambaran kepuasan dengan teman sebaya kepuasan yang lain Perkembangan Negatif Rasa aman beroperasi melalui apathy dan somnolent detachment Perfomansi as if, rasionalisasi preokupasi transformasi jahat Teman bermain seusia Orientasi menuju kehidupan sebaya Belajar bekerja sama dan bersaing dengan orang lain, belajar berurusan dengan figur otoritas Stereotip Ekslusivisme Kritisisme Teman karib tunggal Intimasi Belajar mencintai orang lain seperti atau melebihi mencintai diri sendiri Loneliness Teman karib Intimasi dan Integrasi kebutuhan jamak nafsu seks ke Intimasi dengan kepuasan lawan jenis seksual Kekasih Maturity 20 < 2014 Pencapaian Utama Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Menggabung Intimasi dengan nafsu Integrasi ke dalam masyarakat dewasa, self-respect Konsolidasi pencapaian setiap tahap Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pola tingkahlaku seksual yang tidak terpuaskan Personifikasi yang tidak tepat Keterbatasan hidup Bayi (infancy): lahir- bisa berbicara (0-18bulan) Pengalaman menyusu pada bayi akan membentuk personifikasi ibu. Puting susu yang mewakili ibu menimbulkan image, sesuai dengan pengalaman bayi itu dengan puting susu tersebut; 1. Putting susu baik (good nipple) - puting yang lembut penuh kasih saying dan menjanjikan kepuasan fisik (bisa terjadi, good nipple tidak memuaskan karena diberikan kepada bayi yang tidak lapar). 2. Bukan putting susu (not-nipple) atau puting susu yang salah karena tidak mengeluarkan air susu, bahkan merupakan tanda penolakan dan isyarat mencari puting yang lain. 3. Puting susu yang buruk (bad nipple) - puting dari ibu yang cemas, tidak memberi kasih sayang dan kepuasaan fisik pada bayi. Pada pertengahan tahap ini bayi mulai belajar berkomunikasi dengan bahasa, di mulai dengan kata-kata yang tidak memiliki validasi konsensual.Kata-kata yang dimaknai oleh bayi itu sendiri, tanpa mengaitkannya dengan makna sosial dan budaya, disebut bahasa autistik (autistic language). Ciri penting perkembangan menurut Sullivan: 1. Timbulnya dinamisme apati, pertahanan tidur, disosiasi, dan inatensi 2. Peralihan dari prototaxis ke parataxis 3. Organisasi personifikasi-personifikasi, baik personifikasi ibu maupun personifikasi diri 4. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar system diri 5. Diferensi tubuh bayi sendiri, mengenal, dan memanipulasi tubuh 6. Belajar bahasa dimulai dengan bahasa autism 7. Belajar melakukan gerakan yang terkoordinasi, melibatkan mata, tangan, mulut, telinga, serta organ tubuh lainnya. Chilhood: mampu mengucap kata – butuh kawan bermain (1,5-4tahun) Tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berfikir sintaksis, serta perluasan kebutuhan bergaul dengan kelompok sebaya. Anak mulai belajar menyembunyikan aspek tingkah laku yang diyakininya dapat menimbulkan kecemasan atau hukuman. Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if performance), yakni: 2014 9 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah olah dewasa, belajar mengidentifikasi diri dengan orang tuanya. Misalnya, anak berperan sebagai orang tuanya dan menghukum boneka yang bertingkah laku yang tidak dikehendaki. 2. Keterpakuan (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu kegiatan yang membuat mereka dapat menghindari sesuatu yang dapat menekan dirinya. Misalnya, anak mencoba menghindar dari kecemasan mendapat komentar secara pedas orang tuanya, dengan menyibukkan diri dengan koleksi musiknya. 3. Transformasi jahat (Malevolent transformation): transformasi jahat-perasaaan bahwa dirinya hidup ditengah-tengah musuh sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidakpercayaan bahkan sampai tingkah laku yang paranoid. 4. Sublimasi tak sadar (Unwitting Sublimation): mengganti sesuatu atau aktivitas (tak sadar atau unwitting) yang dapat menimbulkan kecemasan dengan aktivitas yang dapat diterima sosial. Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping menerima juga dapat memberi kasih sayang. Hubungan dengan ibu menjadi lebih pribadi, dan tidak searah lagi. Remaja awal (Juvenile); Usia sekolah – berkeinginan bergaul intim (4-10 tahun) Tahap ini ditandai dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu rumusan atau wawasan tentang: 1. Kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya memberi ciri pada hubungan antar pribadi 2. Keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif bebas dari kecemasan 3. Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapai orang perlu menangguhkan kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka pendek. Predolescence: mulai bergaul akrab – pubertas (8/10-12tahun) Periode ini sangat singkat, berakhir sampai pubertas, tetapi sangat penting. Preadolescence ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Menurut Sullivan, melalui persahabatan karib (Chumpship) remaja mungkin dapat memecahkan masalah pada 2014 10 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tahap sebelumnya seperti sikap malevolent atau kecenderungan menghina atau mengkritik. Tahap preadolescent ditandai oleh beberapa fenomena berikut: 1. Orang tua masih penting, tetapi mereka dinilai secara lebih realistik 2. Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan sebelum dirumitkan oleh nafsu seks. 3. Terlibat dalam kerjasama untuk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri sendiri. 4. Kolaborasi dengan teman karib, kalau tidak dipelajari pada tahap ini, akan membuat perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat. 5. Hubungan teman karib dapat mengatasi pengaruh buruk sesuai yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnnya. Early Adolescence; pubertas – pola aktivitas seksual yang mantap, (12-16tahun) Pada tahap ini pola aktivitas seksual yang memuaskan seharusnya sudah dapat dimiliki. Banyak problem yang muncul pada periode ini merefleksikan konflik antar tiga kebutuhan dasar: keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab dengan lawan jenis) dan kepuasan seksual. Keintiman bertentangan dengan kepuasaan seksual, mereka kesulitan mengkombinasikan intimasi dengan kepuasan seksual untuk diarahkan kepada satu orang paling tidak karena empat alasan: 1. Banyak adolesen yang melakukan sublimasi terhadap terhadap dorongan genitalnya, untuk mencegah penggabungan dorongan seks dengan keintiman. 2. Dorongan seks yang kuat dapat dipuaskan dengan masturbasi atau hubungan seks tanpa intimasi 3. Masyarakat membagi dua “baik” dan “buruk”, sedang remaja selalu memandang “baik” 4. Alasan kultural, orang tua, guru, dan otoritas lainnya melarang keintiman dengan yang sesama jenis karena takut menjadi homoseksualitas, tetapi mereka juga melarang intimasi dengan jenis kelamin yang berlainan karena takut penyakit menular seksual, kehamilan, atau kawin dini. Menurut Sullivan adolesen adalah titik balik dalam perkembangan kepribadian. Late adolenscence: kemantapan seks- tanggung jawab sosial (16-awal 20an) Periode ini berakhir sampai pemuda mengenal kepuasan dan tanggung jawab dari kehidupan sosial dan warganegara dewasa. Selama periode ini, pengalaman semakin 2014 11 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id banyak terjadi pada tingkat berpikir sintaksis.Menurut Sullivan perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta dengan orang lain bukan tujuan utama kehidupan, tetapi sekedar sumber utama kepuasan kehidupan. Pencapaian akhir periode ini adalah self-respect, yang menjadi syarat untuk menghargai orang lain. Menurut Sullivan, umumnya orang menghina atau menjatuhkan orang lain, karena orang itu mempunyai kualitas yang mencemaskan atau memalukan diri sendiri. Kematangan (maturity) Dewasa yang matang hendaknya sudah belajar memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang penting; berkerja sama dan berkompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi dan seksual; dan fungsi secara efektif di masyarakat. Menurut Sullivan diantara pencapaian-pencapaian itu, intimasi yang penting. APLIKASI Gangguan mental Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacatnya hubungan interpersonal dan hanya dapat dipahami oleh lingkungan sosial orang itu.Sullivan banyak menangani skizoprenia, yang dia bedakan menjadi dua kelompok yakni: skizoprenia yang menunjukkan symptom organik dan skizoprenia yang akar masalah faktor sosial. Psikoterapi Teori Sullivan menunjuk kesulitan hubungan interpersonal sebagai penyebab gangguan mental, sehingga prosedur terapinya berpusat pada usaha untuk memperbaiki hubungan interpersonal pasien. 2014 12 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA Pervin, L.A. & John, O.P. (1997). Personality Theory and Research (7th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Diktat Psikologi Kepribadian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 2014 13 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id