Harry Stack Sullivan (1892-1949) PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 1 Drs. E.M Agus Subekti, M.Kes., M.Psi., psi Weni Endahing Warni, M.Psi., psikolog Lutfi Arya, M.Psi., psikolog BIOGRAFI Lahir di komunitas pertanian kecil di New York th1892, keluarganya adalah petani miskin, ibunya sakit-sakitan Memandang kepribadian sebagai pola yang tetap dari interaksi sosial, Ironisnya hubungan sosialnya sendiri tidak bagus Sebagai anak-anak, setidaknya mengalami sekali periode schizophrenia Sebagai seorang dewasa, hubungan sosialnya bersifat superficial (dangkal) dan ambivalent Ibu memanjakan dan melindungi secara berlebihan karena telah kehilangan 2 anak setahun sebelum kelahiran Sullivan Pada usia 3-5 th ibu masuk RSJ, sehingga dia punya 3 figur ibu dalam hidupnya (ibu, nenek, bibi) Pada masa pra sekolah temannya hanya binatang-binatang ternak Pernah punya teman anak lelaki yang 5 th lebih tua pada masa preadolescent (Clarence Bellinger) Tidak pernah menikah, punya hubungan yang diduga homosexual yang dianggap banyak mempengaruhi pandangan Sullivan tentang intimacy. Terkenal sebagai pendiri Washington School of Psychiatry Meninggal dalam kesendirian di Paris th 1949, pada usia 57. Teorinya dikenal dengan sebutan “interpersonal theory of psychiatry”. →because he believed psychiatry is the study of what goes on between people. This is in contrast to Freud’s paradigm that focuses on what goes on inside people. Kepribadian didefinisikan sebagai: pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang terulang kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan manusia. INTERPERSONAL THEORY the self berisi reflected appraisals dari figur orang tua dan other significant adults Jika orang tua sangat pengkritik, anak tumbuh dengan mengkritik dirinya sendiri dan hidup dalam kecemasan. Jika orang tua penyayang, anak tumbuh dengan kemampuan “love, fellowship and good social adjustment in general” INTERPERSONAL THEORY “we come to treat ourselves as we have been treated by our parents” Hubungan di awal kehidupan dan pertemuan dengan orang lain, interpersonal transactions, membentuk pandangan tentang diri dan menciptakan kecenderungan perilaku yang bertahan sepanjang hidup INTERPERSONAL THEORY . . . • Mental disorders bersumber/ berakar dari pola hubungan interpersonal di awal kehidupan • Specific life events and current interpersonal issues berhubungan kuat dengan kondisi mood klien masa sekarang • Mengubah lingkungan hubungan interpersonal dapat membantu klien mengurangi gejala dan mengurangi emosi berlebihan/ negatif Dinamika kepribadian Sullivan berpendapat manusia adalah suatu sistem energi, yang salah satu tugasnya adalah mengurangi ketergantungan yang disebabkan oleh need-nya. Motivation Sullivan proposed two sources of motivation: the pursuit of satisfactions and the pursuit of security. On the one hand, we seek to maximize the satisfaction of mainly biological bodily needs. On the other hand, we desire to minimize insecurity that arises from cultural and social needs. In Sullivan’s model, the main motive force of personality is the avoidance and reduction of anxiety. We seek to avoid a greater anxiety by selecting a lesser anxiety. Rangkuman Teori Sullivan 1. Tensions-TEGANGAN (Potensi u/ bertindak) A. Needs (general needs & zonal needs) - Kebutuhan umum interpersonal & fisiologis - Kebutuhan zonal Oral, genital, manual B. Anxiety (Kecemasan) 2. Energy transformations 3. Dynamisms-DINAMISME A. Malevolence / Kedendaman B. Intimacy / Keintiman C. Lust / Nafsu 4. Levels of Cognitions – TINGKATAN KOGNISI A. Prototaxic B. Parataxic C. Syntaxic 1. Tensions (ketegangan = potensi untuk melakukan tindakan) Kepribadian adalah sistem energi Energi dapat muncul sebagai ketegangan (kesiapan untuk bertindak) atau sebagai tindakan2 (transformasi energi) Transformasi energi mengubah ketegangan menjadi perilaku yang tampak maupun tidak tampak dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan serta mengurangi kecemasan Ketegangan adalah kesiapan untuk bertindak yang mungkin disadari atau tidak disadari. Menurut Sullivan ada 2 ketegangan: kebutuhan dan kecemasan. Kebutuhan biasanya menghasilkan tindakan yang produktif, kecemasan yg non produktif A. Needs (kebutuhan)membantu pengintegrasian kepribadian Kebutuhan adalah ketegangan yang muncul akibat ketidakseimbangan biologis antara seseorang dengan lingkungan fisiokemikalnya, di dalam maupun luar dirinya Kebutuhan memiliki kurun waktu, kalau sudah terpuaskan ia tidak memiliki kekuatan lagi, tetapi setelah beberapa waktu ia akan muncul lagi Kebutuhan bersifat biologis, namun banyak yang muncul dari situasi interpersonal. Kebutuhan interpersonal yang paling dasar adalah: kebutuhan akan kelembutan Kebutuhan Umum (memfasilitasi seluruh kebaikan pribadi)kesejahteraan seseorang a. Antar pribadi/interpersonal (kelembutan, keintiman, cinta) • Seorang bayi mengembangkan kebutuhan untuk mendapatkan kelembutan dari pengasuh utamanya. • Untuk memenuhi kebutuhan akan kelembutan ini diperlukan dua orang: bayi akan menangis, tersenyum untuk mendapat kelembutan, ibu/pengasuh akan memeluk, menyentuh bayi untuk memberikannya. • Kebutuhan akan kelembutan dipuaskan melalui mulut bayi dan tangan ibu. Kelembutan adalah kebutuhan yang bersifat umum karena berkaitan dengan kesejahteraan seseorang secara umum b. Kebutuhan Fisiologis • Makanan, minuman, air, oksigen Kebutuhan Zonal (oral, genital, manual) • Kebutuhan zonal (zonal needs) adalah kebutuhan yang muncul dari bagian2 tertentu dari tubuh • Beberapa bagian tubuh dapat memenuhi kebutuhan umum maupun kebutuhan zonal, misalnya – mulut memenuhi kebutuhan umum akan makanan dan oksigen, tapi sekaligus juga memenuhi kebutuhan zonal untuk kegiatan oral – Tangan memuaskan kebutuhan zonal dengan aktivitas manual – anus dan genital adalah bagian2 tubuh yang bisa memenuhi baik kebutuhan umum maupun zonal B. Anxiety (kecemasan) Berbeda dengan kebutuhan, kecemasan bersifat lebih samar, kacau dan tidak berhubungan dengan tindakan2 tertentu untuk meredakannya Menurut Sullivan kecemasan ditransfer dari ortu kpd bayi lewat proses empatiibu cemas berpengaruh ke anak. Kecemasan adalah kekuatan yang menghambat perkembangan hubungan2 interpersonal yang sehat Kecemasan membuat orang tidak mampu belajar, merusak ingatan, mempersempit sudut pandang (persepsi) dan bahkan dapat menyebabkan amnesia total Kecemasan menghasilkan perilaku yang: 1. Menghambat orang untuk belajar dari kesalahan2nya 2. Kekanak-kanakan untuk mendapatkan rasa aman 3. Secara umum memastikan bahwa orang tidak akan belajar dari pengalaman2nya 2. Energy transformations (transformasi energi) Adalah: Ketegangan yang ditransformasikan menjadi tindakan nyata yang tampak (berbicara, berjalan) dan tidak tampak (emosi, pikiran atau perilaku-perilaku tersembunyi dari pandangan orang lain) Tindakan2 nyata itu bertujuan untuk memuaskan kebutuhan & mengurangi kecemasan 3. DINAMISME (Karakter/pola prilaku) Pola khas tingkah laku (transformasi enerji) yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus individu. Dinamisme melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh. Dinamisme menjadi pembeda antar manusia & menjadi ciri khas hubungan antar pribadi atau kebiasaan bagaimana mereaksi orang lain (perasaan, sikap, tingkah laku terbuka). Transformasi energi yang terorganisir dan menjadi pola2 perilaku khas yang menjadi karakteristik individu sepanjang hidupnya (=kebiasaan) Kebiasaan ada dua jenis: Yang berhubungan dengan area tubuh tertentu (mulut, anus dan genital) Yang berhubungan dengan ketegangan: Disjunctive: perilaku merusak berkaitan dg malevolence Isolating: pola perilaku yg tdk berkaitan dg hubungan interpersonal (misalnya: lust – nafsu birahi) Conjunctive: perilaku yg bermanfaat, intimacy dan self system A. Malevolence Dinamisme yang berkaitan dengan kejahatan dan kebencian, ditandai oleh perasaan hidup di tengah2 musuh Berasal dari pengalaman buruk yang dirasakan anak pada usia 2-3 tahun: anak merasa cemas atau sakit hati, akibat orangtua ingin mengendalikan perilaku anak (memukul, membentak, menelantarkan) Bentuk malevolence antara lain: anak pemalu, nakal, melawan atau bentuk2 perilaku asosial atau antisosial lain B. Intimacy • Berkembang dari kebutuhan akan hubungan penuh kelembutan, mencakup hubungan interpersonal yang erat diantara dua orang yang posisinya sejajar • Berkembang menjelang masa pubertas diantara dua anak yang menilai temannya sejajar dengan dia. Jarang terjadi dalam hubungan ortu-anak, kecuali waktu anak sudah dewasa • Intimacy menurunkan kecemasan dan rasa kesepian, oleh karena itu intimacy adalah pengalaman yang memberikan rasa menyenangkan sehingga diharapkan oleh semua orang yang sehat C. Lust (nafsu birahi) Kecenderungan untuk mengasingkan diri, tidak membutuhkan orang lain untuk pemuasannya. Menampilkan dirinya sebagai perilaku autoerotic, walaupun melibatkan orang lain sebagai objeknya Lust muncul pada masa remaja, sering disalah artikan sebagai ketertarikan seksual Lust seringkali mendorong remaja melakukan tindakan2 yang tidak diterima oleh teman2nya (bahkan menyebabkan putusnya hubungan yang sudah akrab) sehingga memunculkan kecemasan dan penurunan harga diri Self system Pola perilaku yang konsisten, untuk memelihara rasa aman interpersonal seseorang, melindunginya dari kecemasan Muncul pertama kali pada usia 12-18 bulan waktu anak mulai belajar perilaku mana yang akan menimbulkan dan menurunkan kecemasan Self system akan menciptakan peringatan pada individu bila ada pengalaman interpersonal yang mengancam keamanan diri dan akan menimbulkan kecemasan Orang akan menyangkal atau mengubah pengalaman interpersonal yang berkonflik dengan harga dirinya Self system Dua operasi keamanan self system: Disosiasi: dorongan, keinginan dan kebutuhan yang ditolak individu untuk memasuki kesadaran Selective inattention (pengabaian yang selektif): penolakan untuk melihat sesuatu yang tidak ingin dilihat. Bersifat lebih ringan dan lebih terbatas dari disosiasi, bersumber dari usaha kita sendiri untuk tidak ingin mengingat pengalaman yang tidak konsisten dengan self system (kita melupakan bahwa kita pernah melakukan “kenakalan”) KEDUANYA TETAP AKTIF DI ALAM BAWAH SADAR SELF SYSTEM Pengalaman interpersonal bertentangan mengancam keamanan diri pertahanan diri menggunakan security operation (proses untuk mereduksi perasaan tidak aman terhadap sistem self) dengan tidak mengakui atau mengubahnya Macam-macam security operation : Dissociation : menolak impuls muncul di kesadaran → ditekan di ketidaksadaran Inattention : orang berpura-pura tidak merasakan Apathy : tidak memilih obyek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan kepada pihak luar Somnolent detachment : pertahanan tidur PERSONIFIKASI Melalui interaksi sosial dan selective attention or inattention, manusia mengembangkan personifikasi → Gambaran mengenai diri dan orang lain yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan interpersonal memberi kepuasan image positif Hubungan interpersonal kurang memberi kepuasan image negatif Personifications Sejak masa bayi orang memiliki imaji2 tertentu tentang diri mereka maupun orang lain di sekitarnya Imaji2 ini disebut personifications (personifikasi) Imaji2 ini bisa akurat sebagaimana aslinya, bisa juga berubah karena diwarnai oleh kebutuhan dan kecemasan Ada 3 personifikasi yang penting: The bad mother The good mother The me The bad-good mother Personifikasi the bad mother berkaitan dengan proses penerimaan makanan yang tidak memuaskan, bisa tertuju pada ibu atau siapapun yang memberi susu/makanan Personifikasi the good mother berkaitan dengan sikap yang lembut, hangat, tenang pada saat proses penerimaan makanan Keduanya bisa sekaligus tertuju pada satu figur yang sama menciptakan personifikasi yang kompleks The me Pada masa bayi seorang anak memiliki 3 personifikasi saya: bad-me, good-me, not-me. Semuanya berkaitan dengan saya dan tubuh saya Bad-me berasal dari pengalaman dihukum dan tidak diterima Good-me berasal dari pengalaman menyenangkan dan dicintai Not me adalah disosiasi dan pengabaian selektif akibat pengalaman kecemasan. Not me ini sampai masa dewasa bisa muncul dalam mimpi buruk atau episode schizophrenia akibat tekanan hidup yg berat Eidetic personifications Tidak semua pengalaman interpersonal anak dialami dengan orang yang nyata. Beberapa anak memiliki teman imajiner yang diciptakan untuk melindungi harga diri mereka Menurut Sullivan teman imajiner ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan anak, sama dengan teman anak yang nyata Eidetic personifications bisa terjadi pada orang dewasa juga: melihat sifat2 fiksi pada seseorang Eidetic personifications pada orang dewasa merusak hubungan interpersonalnya dengan orang sekitar 4. Levels of cognitions (tingkat/derajat pemikiran) Tingkat pemikiran dibagi dalam 3 pengalaman: prototaxic, parataxic dan syntaxic Tingkat pemikiran ini mencakup: cara mempersepsikan, membayangkan dan memahami Pengalaman pada tingkat prototaxic tidak dapat dikomunikasikan, parataxic bersifat personal, tidak logis dan kalau dikomunikasikan bentuknya sudah berubah, pengalaman syntaxic bermakna dalam komunikasi interpersonal KONSEPSI TENTANG FUNGSI KOGNITIF Prototaxic (muncul sejak individu lahir, tidak disadari. Pengetahuan saat ini, disini, sekarang. Pengetahuan berdiri sendiri, sepotong-potong, tidak terintegrasikan) Parataxic (lebih didasari, tapi kesadaran tidak bersifat menerangkan. Dapat melihat hubungan kausal, tapi secara logis tidak dapat dibenarkan) Syntaxic (level kognitif tertinggi, yang melibatkan logical thinking atau realistic thinking. Cara ini memungkinkan komunikasi) PROSES KOGNITIF Dikelompokkan mjd 3 macam, yaitu: • Prototaksis Rangkaian pengalaman yg terpilah2 yg dlm pd masa bayi, tdk diintegrasikan scr logis & hampir tdk ditemukan pd usia dewasa. • Parataksis Pengalaman asosiasi dmn pd awal tahun ke-2 bayi mulai mengenali persamaan & perbedaan peristiwa2. Pd tahap ini bayi mulai mengembangkan cara berpikir, melihat hubungan sebab-akibat, asosiasional peristiwa yg tjd pd saat yg bersamaan tetapi hubungan tidak harus logis. • Sintaksis Berpikir logis & realistis, mengambarkan lambang2 yg diterima bersama, khususnya bahasa, kata, bilangan. Ketika anak mulai belajar berbicara, mempelajari “kata” yg secara umum diterima sbg wakil dari suatu peristiwa A. Tingkat Prototaxic • Pengalaman paling awal dan paling primitif seorang bayi yang dilahirkan • Tidak dapat disampaikan dalam kata2, bagaimana seorang bayi yang baru lahir melakukan kontak dengan lingkungan, pasti berkaitan dengan tubuh • Pada orang dewasa pengalaman prototaxic dapat dirasakan sebagai sebuah sensasi, imaji, perasaan, suasana hati atau kesan yang melintas sesaat. Bisa dalam mimpi atau pengalaman langsung. Tidak sepenuhnya disadari tapi bisa diceritakan sebagai pengalaman yang aneh dan tidak bisa digambarkan B. Tingkat Parataxic Pengalaman yang tidak logis dan biasanya terjadi jika seseorang mengasumsikan sebuah sebab-akibat yang terjadi secara kebetulan Kognisi parataxic lebih jelas daripada prototaxic, tetapi bersifat pribadi sehingga sulit untuk dikomunikasikan kepada orang lain Seorang anak kecil yang berkali-kali mengalami mendapat rejeki setiap memotong kuku akan percaya bahwa ada hubungan antara potong kuku dan rejeki. Mungkin sampai dewasapun pemahaman ini terbawa: potong kuku = rejeki C. Tingkat Syntaxic Pengalaman yang telah divalidasi dan dapat secara simbolik dikomunikasikan, misalnya: kata2 dan ekspresi wajah Anak dan orangtua dapat berkomunikasi pada tingkat syntaxic jika keduanya telah menyepakati kata2 dan ekspresi yang sama Semua orang yang telah mencapai tingkat kognisi syntaxic tidak kehilangan tingkat prototaxic maupun parataxic. Pada orang dewasa ketiganya berfungsi Tahap Perkembangan Kepribadian Sullivan membagi menjadi 7 tahap yang akan membentuk kepribadian. Setiap tahap perkembangan akan menghadapi masalah hubungan interpersonal berbeda-beda. Infancy (birth to 1 year) Childhood (1 to 5 years old) Juvenile (6 to 8 years old) Preadolescence (9 to 12 years old) Early Adolescence (13 to 17 years old) Late Adolescence (18 to 22 or 23 years old) Adulthood (23 years old and on) Infancy Sejak bayi dilahirkan s/d usia 18-24 bln, waktu bahasa syntaxic mulai berkembang Personifikasi ibu sebagai the good mother sekaligus the bad mother membentuk pola-pola dinamisme anak untuk mendapat kepuasan dan menjauhi kecemasan Komunikasi bayi dg dunia luar dimulai dengan gaya bahasa autis yang hanya dimengerti oleh bayi dan pengasuhnya, sampai berkembang menjadi bahasa dan ekspresi yang dipahami orang2 di sekelilingnya Pada saat bayi sudah bisa berkomunikasi dengan lingkungan terdekatnya, masa infancy selesai Childhood • Masa ini terbentang antara usia 18-24 bln s/d 5-6 th (tergantung kultur), antara perkembangan bahasa syntaxic sampai munculnya kebutuhan untuk memiliki teman bermain yang statusnya sejajar • Ibu masih dominan pada masa ini, namun dalam konteks yang berbeda karena anak2 sudah mampu berkomunikasi dengan ibu secara timbal balik • Masa ini adalah masa belajar nilai2 budaya yang paling sensitif, anak menyerap semua perilaku orang2 di sekitarnya, terutama orangtuanya. Ia juga mengembangkan berbagai model dinamisme untuk melawan segala situasi dan kondisi yang menimbulkan kecemasan Menjelang awal masa sekolah anak sering mempunyai teman2 imajiner yang diajaknya berkomunikasi. Ini adalah cara anak mengembangkan hubungan di luar hubungannya dengan orangtua dan hubungan dengan teman imajiner lebih memberikan rasa aman karena jarang sekali menimbulkan kecemasan. Sullivan menilai hubungan anak dengan teman imajinernya sebagai latihan untuk berhubungan dengan teman2 nyatanya kelak kalau dia lebih siap Pada masa ini anak2 juga mulai mengembangkan perilaku mandiri untuk melawan kecemasan, antara lain dengan menyibukan dirinya sendiri Juvenile era • Mulai dari usia pertemanan yang sejajar (AS: 5/6 thn) sampai usia ingin memiliki hubungan yang lebih erat dengan seseorang (AS: 8,5 thn) • Disini anak harus belajar persaingan, kompromi dan kerjasama untuk mengembangkan hubungan yang lebih akrab dan bermakna kelak • Umumnya di usia ini anak2 bergaul dalam kelompok, laki2 dan perempuan bercampur. Beberapa anak mulai memilih teman2 yang lebih cocok dengan dirinya, iapun sudah bisa menilai kualitas orangtua • Pada akhir tahap ini anak2 sudah lebih siap memasuki hubungan interpersonal yang lebih mendalam, penuh kelembutan, jauh dari kecemasan Preadolescence • Dimulai dari usia 8,5 tahun sampai anak siap menjalin hubungan yang akrab dengan orang tertentu yang umumnya berasal dari usia, status sosial dan jender yang setara • Disini anak untuk pertama kalinya dalam hidup belajar untuk mengembangkan hubungan yang akrab dengan orang lain demi orang itu • Disini anak telah memiliki kapasitas untuk mencintai orang lain secara tulus dan merasa puas bila ia mampu membahagiakan orang, belum diwarnai lust • Ini adalah masa yang paling tidak bermasalah dan paling tidak perlu perawatan. Ortu masih penting, tetapi hubungannya dengan anak berbeda Hubungan dengan teman sebaya di masa ini lebih penting drpd hubungan dengan ortu/guru. Anak2 bisa secara bebas mengekspresikan pendapat dan emosi mereka satu sama lain tanpa takut/malu Keberhasilan untuk mengembangkan hubungan yang bermakna disini akan menghapuskan semua kesalahan dalam tahap perkembangan sebelumnya, namun kegagalan dalam tahap ini akan berdampak panjang ke tahap-tahap selanjutnya Anak yang kesepian dan tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang akrab pada masa ini akan kehilangan kesempatan untuk belajar mengembangkan hubungan interpersonal selamanya Early adolescence Dimulai sejak pubertas, berakhir pada saat muncul kebutuhan untuk mencintai seseorang secara seksual (di AS waktu SMP) Masa ini ditandai dengan munculnya minat terhadap alat kelamin dan dorongan untuk menjalin hubungan penuh birahi Kebutuhan untuk berhubungan akrab sebagai sambungan dari masa sebelumnya masih ada, namun sekarang disertai kebutuhan paralel yang berbeda: lust (nafsu birahi) Kebutuhan intimacy, lust dan security (bebas dari kecemasan) sering berkonflik pada masa ini: Lust berkonflik dg security, karena aktivitas seks tidak diterima di masyarakat Intimacy berkonflik dg security, jika seorang remaja akrab dg lawan jenisnya Intimacy berkonflik dg lust, jika dorongan nafsu lebih besar dari keakraban persahabatan. Seringkali persahabatan ingin dipertahankan, sehingga nafsu birahi diarahkan pada orang yang tidak dikenal Late adolescence Dimulai pada saat seseorang dapat merasakan lust dan intimacy terhadap orang yang sama, berakhir pada masa dewasa waktu ia bisa menjalin hubungan cinta jangka panjang Ini adalah periode menemukan diri sendiri, dalam masa ini seorang remaja memutuskan orientasi pribadinya dalam perilaku seksual, biasanya pada usia 15-17/18 tahun Pada masa ini telah terbentuk pola perilaku seksual yang stabil dimana orang yang dicintai selain menjadi objek nafsu birahi, juga menjadi subjek hubungan interpersonal yang diwarnai oleh cinta kepada sesama (bukan cinta kepada diri sendiri) Adulthood Keberhasilan melewati masa late adolescence menjadi awal masa adulthood. Masa ini ditandai oleh kemampuan untuk memapankan hubungan cinta dengan seseorang yang sangat bernilai bagi dirinya Kemampuan membangun hubungan akrab dalam jangka panjang adalah sumber kepuasan hidup Orang dewasa menikmati hidup yang menyenangkan di tengah2 orang tercintanya Masa dewasa adalah sambungan dari masa2 sebelumnya, jika seluruh tahap perkembangan dilewati dengan baik, orang akan memasuki masa dewasa, sebaliknya orang mungkin tidak pernah menjadi dewasa jk ada gangguan dlm perkembangan Tahap Perkembangan Kepribadian 1. Infancy (0 – 12 bulan) Pengalaman di masa bayi akan membentuk personifikasi ibu. Good mother dan bad mother awal personifikasi diri. Bayi mulai belajar berkomunikasi (bahasa autistik) 2. Childhood (1 – 5 tahun) Perkembangan bicara dan belajar sintaksis, kebutuhan untuk bergaul dengan teman sebaya good mother & bad mother bergabung sehingga akan membentuk gambaran diri yang terintegrasi pula (good me & bad me) sistem self koheren. Anak belajar menyembunyikan tingkah laku yang dapat membuat kecemasan atau hukuman 3. Juvenille (6 to 8). Anak belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, memahami makna perasaan kelompok Perkembangan negatif di masa ini: stereotypes : meniru atau memakai personifikasi mengenai orang atau kelompok orang yang diturunkan antar generasi ostracism :pengalaman anak diisolasi secara paksa, dikeluarkan /diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat Disparagement :meremehkan atau menjatuhkan orang lain, akan berpengaruh pada hubungan interpersonal ketika dewasa 4. Pre adolescence (9 – 12 tahun) “most important period because intimate relationships are possible without the added complication of lust“ Fokus pada kemampuan bergaul akrab dengan orang lain. Hubungan ini akan membantu individu merasa berharga dan disukai Tanpa kemampuan ini, pembentukan hubungan yang intim pada late adolescence dan adulthood akan mengalami kesulitan Bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Adanya chum teman akrab dari jenis kelamin sama, teman yang dapat mencurahkan isi hati, dan bersama-sama memahami dan memecahkan masalah hidup. 5. Early adolescence (13-17 tahun) Perubahan kebutuhan dari friendship ke sexual expression. Self worth sering sinonim dengan sexual attractiveness dan penerimaan oleh lawan jenis. Masalah yang muncul : keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab dengan lawan jenis), kepuasan seksual Late adolescence (18 – 22/23 tahun) Kombinasi kebutuhan akan friendship dan sexual expression . Konflik antara kontrol ortu dengan self-expression Penggunaan selective inattention yang berlebihan pada tahap sebelumnya dapat berakibat persepsi yang sempit tentang diri sendiri dan dunia. Pemantapan hubungan cinta jangka panjang Adulthood/ Maturity (> 23 tahun) Berjuang untuk mendapatkan keamanan finansial, karir dan keluarga Berbekal kesuksesan pada tahap adolescent, hubungan dewasa dan sosialisasi yang dibutuhkan lebih mudah dicapai. Tanpa backgroud yang baik konflik interpersonal yang menimbulkan kecemasan sering terjadi. Kemasakan ditandai dengan sudah belajar memuaskan kebutuhan yang penting, bekerja sama dan berkompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi dan seksual, berfungsi secara efektif di masyarakat. Menurut Sullivan yang paling penting adalah intimasi