MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh MK61014 Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Abstract Kompetensi Pembahasan teori Harry Stack Sullivan mengenai ciri-ciri khusus, proses& dinamika kepribadian berdasarkan pandangan Interpersonal Theory. Pemahaman konsep dasar dan utama dari Interpersonal Theorydan hal-hal penting yang terkait. HARRY STACK SULLIVAN (1829-1949) Sullivan lahir di Norwich, New York, dan dibesarkan di lingkungan pertanian. Di lingkungan tersebut, ia adalah satu-satunya imigran dari Irlandia, dan satu-satunya anak beragama Katolik di tengah-tengah masyarakat Protestan. Masa kecilnya tidak terlalu bahagia. Ayahnya berjarak dengannya secara emosional, dan ibunya tidak memberikan Sullivan banyak perhatian dan kasih sayang. Ia juga tidak memiliki teman seusianya hingga ia masuk sekolah. Di sekolah, Sullivan termasuk anak yang superior. Ia mendapatkan beasiswa ke Universitas Cornell, namun di tahun pertama ia dikeluarkan karena nilai-nilai yang buruk. Walaupun begitu, pada tahun 1917 ia mendapatkan gelar medis. Pada tahun 1921 Sullivan mulai bekerja pada bidang psikiatri. Sepuluh tahun kemudian ia memutuskan membuka praktek pribadi, dan di situlah ia bertemu dengan Karen Horney dan Erich Fromm. Kemudian pada tahun 1936 ia membantu pembukaan Washington School of Psychiatry dan penerbitan jurnal Psychiatry, dimana ia menjadi editornya hingga akhir hayatnya. Sullivan digambarkan oleh teman-temannya sebagai orang yang penyendiri dan kesepian. Ia berperilaku murah hati dengan memberikan uang kepada teman yang membutuhkan atau mempersilakan temannya tinggal di rumahnya bila mereka membutuhkan tempat tinggal, namun lebih sering ia hidup menyendiri. Dalam situasi sosial, Sullivan dapat tampil dengan menawan, tapi di kesempatan lain ia menarik diri dan pendiam. Dalam rapat-rapat, Sullivan seringkali tidak sabar dan bersikap argumentatif membela pemikirannya. Sullivan adalah pribadi dengan banyak kontras. DINAMIKA KEPRIBADIAN Harry Stack Sullivan adalah orang pertama kelahiran Amerika Serikat yang mengembangkan teori kepribadian. Ia mengembangkan interpersonal theory of psychiatry yang mendefinisikan kepribadian sebagai pola yang relatif menetap dari situasi-situasi interpersonal yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia. Kepribadian merupakan kesatuan hipotetis yang hanya dihasilkan dari konteks perilaku interpersonal. Sepanjang hidup, manusia berinteraksi dengan individu lain. Bahkan ketika sedang sendiri, orang lain muncul dalam pemikiran, perasaan, dan fantasi kita. Sullivan mengkonseptualisasikan manusia sebagai sistem energi yang perhatiannya adalah untuk mengurangi tekanan yang berasal dari kebutuhan.Tekanan dan perilaku yang dilakukan 2014 2 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id untuk menghilangkannya dialami dalam tiga moda kognitif, atau cara mempersepsi dan berpikir. Tekanan (tension) sendiri muncul dalam kontinum dari yang tingkatannya relaksasi absolut atau euphoria, hingga tekanan absolut, seperti di dalam teror. Terdapat dua sumber utama dari tekanan yaitu physiochemical needs seperti makanan dan minuman, dan kecemasan yang berasal dari ancaman terhadap rasa aman. Saat individu memuaskan kebutuhan, tekanan dalam dirinya akan menurun. Kebutuhan dipuaskan dengan transformasi energi, yaitu perilaku fisik atau mental, seperti mempersepsi, mengingat, dan berpikir. Berkaitan dengan moda kognitif, Sullivan menyatakan terdapat tiga cara mempersepsi dan berpikir yang berkembang seiring pertumbuhan dan kedewasaan individu. Cara pertama adalah prototaxic atau tidak terdiferensiasi, dialami pada saat kelahiran. Segala hal yang bayi ketahui sifatnya hanya sementara, ia belum memiliki kesadaran akan kejadian sebelum, sesudah, dan bahkan keberadaan dirinya sebagai entitas yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Pada tahun kedua, bayi mulai membedakan kejadian-kejadian dan mengenali ciri-ciri hal-hal di sekitarnya. Ia mulai mengembangkan cara kedua, yaitu parataxic. Bayi menghubungkan kejadian-kejadian hanya karena mereka muncul bersama atau mirip di beberapa detil kecil. Misalnya bayi yang diberi makan bubur dengan sendok yang panas akan menolak memakan bubur itu di kemudian hari. Jadi ia menolak makanan karena sendok, bukan karena kualitas dari makanan itu sendiri. Cara ketiga dan merupakan cara tertinggi adalah syntaxic atau berpikir secara logis. Hal ini dimungkinkan dengan adanya consensual variation, dimana individu mencapai kesepakatan (consensus) dengan orang lain dan kemudian memvalidasinya lewat pengalaman yang berulang. ASPEK MENETAP DALAM KEPRIBADIAN Terdapat beberapa aspek yang menetap dalam kepribadian menurut teori Sullivan. Aspek pertama adalah dinamisme yang merupakan pola perilaku yang khusus dan berulang yang menjadi karakteristik orang tertentu. Dinamisme dapat melibatkan area tubuh tertentu, atau bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dasar organisme. Pada manusia, dinamisme tidak melibatkan area tubuh, namun cara berelasi dengan manusia lainnya. Dinamisme yang berbeda antar individu adalah mencirikan karakter relasi interpersonal seseorang. Misalnya, seseorang terbiasa bersikap bermusuhan terhadap orang atau kelompok tertentu, hal ini merupakan ekspresi dinamisme kebencian. Self system merupakan bentuk dinamisme yang muncul untuk menghindari atau meminimalisasi kecemasan. Kecemasan merupakan produk dari relasi interpersonal, 2014 3 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang pada awalnya diteruskan dari ibu ke bayi dan dalam kehidupan yang kemudian oleh ancaman terhadap rasa aman seseorang. Untuk menghindari atau meminimalisir kecemasan actual atau potensial, orang-orang mengadopsi berbagai jenis ukuran perlindungan dan kontrol terhadap perilaku mereka. Seseorang menghindari hukuman dengan mengikuti keinginan orangtuanya. Ukuran rasa aman ini membentuk self system yang mengijinkan bentuk perilaku tertentu (the good-me self), melarang bentuk perilaku lain (the bad-me self), dan mengeluarkan dari kesadaran bentuk yang lainnya lagi yang dianggap terlalu asing atau menjijikan untuk dianggap sebagai bagian dari diri (the notme self). Melalui proses ini self system bertindak sebagai penyaring kesadaran (awareness). Ada beberapa macam operasi keamanan sejak bayi, seperti Disosiasi (dissociation), inatensi (innatention), apati (apathy) dan pertahanan tidur (somnolent detachment). Disosiasi adalah mekanisme menolak impuls, keinginan, dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Banyak pengalaman bayi yang didisosiasi karena pengalaman itu tidak mendapat hadiah dan juga tidak mendapat hukuman sehingga pengalaman itu menjadi bagian dari self system. Disosiasi tidak hilang, tetapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku dari sana, misalnya mimpi, lamunan, dan aktivitas tak sengaja diarahkan untuk mempertahankan keamanan interpersonal. Inatensi atau selective attention, yaitu penolakan ketidaksadaran pada kejadian atau perasaan pemicu kecemasan. Proses ini memiliki kemiripan dengan defense mechanism yang dikemukakan Freud. Sementara apati (apathy) dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment) mirip dengan inatensi, pada apatis bayi tidak memilih obyek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan kepada pihak luar. Pada pertahanan tidur bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi. Bila mengabaikan stimulasi hal yang berguna, self system menjadi terisolir dari bagian kepribadian. Agar self system dapat melindungi diri dari kecemasan, informasi yang terseleksi menjadi semakin banyak. Ini berakibat orang gagal mempelajari hal baru, sehingga tidak memiliki kemampuan mengantisipasi ke dan mengarahkan tingkah laku secara adaptif. Aspek lainnya adalah personifikasi yang merupakan suatu gambaran yang dimiliki individu mengenai diri atau orang lain, yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Misalnya personifikasi yang dikembangkan bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother). Gambaran ini diperoleh dari pengalaman ibunya menyusui dan merawatnya. Atau gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh dari pengalaman pendekatan ibu yang menimbulkan kecemasan dan takut. Personifikasi kompleks dapat terbentuk bila beberapa gambaran tergabung, yang dihasilkan oleh satu individu (misalnya ibu yang overprotektif dan inkonsisten). 2014 4 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambaran yang kita miliki ini jarang merupakan deskripsi yang akurat tentang orang yang diacu. Sekali gambaran ini terbentuk, biasanya menetap dan mempengaruhi sikap kita terhadap orang lain. Maka, seseorang yang mempersonifikasikan ayahnya sebagai figure yang otoriter dapat memproyeksikan personifikasi yang sama terhadap orang tua lainnya, misalnya guru, atasan, dll. Personifikasi tentang diri sebagai good-me atau bad-me mengikuti aturan yang sama seperti pada personifikasi terhadap orang lain. Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan makan. Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan atau pengalaman ditolak atau dihukum. Baik good-me maupun bad-me bergabung ke dalam gambaran diri. Sullivan mengemukakan personifikasi dalam bentuk lain berdasarkan observasinya bahwa pada anak-anak seringkali membuat sifat-sifat khayalan yang mereka proyeksikan pada orang lain, yang disebut eidetic personifications. Termasuk dalam hal ini adalah eidetic personifications adalah teman khayalan, yang pada anak dibawah usia sekolah sering ditemui. Teman khayalan ini memampukan anak untuk memiliki relasi yang aman dengan orang lain, meskipun orang ini bersifat khayalan. Personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotype. Ini biasanya merupakan konsep yang divalidasikan secara konsensus. Contoh dari stereotipe yang umum dikembangkan seperti misalnya seniman yang eksentrik, pejabat pemerintah yang tidak dapat dipercaya, dll. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Sullivan membagi usia manusia menjadi tujuh tahap perkembangan. Periode Orang Penting Proses Interpersonal Figur Keibuan Kelembutan kasih saying Infancy (0-1,5) 2014 5 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pencapaian Utama Awal mengorganisasi pengalaman, belajar memuaskan beberapa kebutuhan diri Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan Negatif Rasa aman beroperasi melalui apathy dan somnolent detachment Orang tua Childhood (1,5-4) Juvenile (4-8/10) Preadolescence (8/10-12) Early adolescence Awal (12-16) Late adolescence (16-20) Melindungi Belajar melalui identifikasi rasa aman dengan orang tua; belajar melalui sublimasi mengganti suatu gambaran kepuasan dengan teman sebaya kepuasan yang lain Teman bermain seusia Orientasi menuju kehidupan sebaya Belajar bekerja sama dan bersaing dengan orang lain, belajar berurusan dengan figur otoritas Stereotip Ekslusivisme Kritisisme Teman karib tunggal Intimasi Belajar mencintai orang lain seperti atau melebihi mencintai diri sendiri Loneliness Teman karib Intimasi dan Integrasi kebutuhan jamak nafsu seks ke Intimasi dengan kepuasan lawan jenis seksual Kekasih Menggabung Intimasi dengan nafsu Maturity >20 2014 6 Perfomansi as if, rasionalisasi preokupasi transformasi jahat Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Integrasi ke dalam masyarakat dewasa, self-respect Konsolidasi pencapaian setiap tahap Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pola tingkahlaku seksual yang tidak terpuaskan Personifikasi yang tidak tepat Keterbatasan hidup Bayi (infancy): lahir- bisa berbicara (0-18bulan) Pengalaman menyusu pada bayi akan membentuk personifikasi ibu. Puting susu yang mewakili ibu menimbulkan imaji, sesuai dengan pengalaman bayi itu dengan puting susu tersebut; 1. Putting susu baik (good nipple) - puting yang lembut penuh kasih saying dan menjanjikan kepuasan fisik (bisa terjadi, good nipple tidak memuaskan karena diberikan kepada bayi yang tidak lapar). 2. Bukan putting susu (not-nipple) atau puting susu yang salah karena tidak mengeluarkan air susu, bahkan merupakan tanda penolakan dan isyarat mencari puting yang lain. 3. Puting susu yang buruk (bad nipple) - puting dari ibu yang cemas, tidak memberi kasih sayang dan kepuasaan fisik pada bayi. Pada pertengahan tahap ini bayi mulai belajar berkomunikasi dengan bahasa, dimulai dengan kata-kata yang tidak memiliki validasi konsensual.Kata-kata yang dimaknai oleh bayi itu sendiri, tanpa mengaitkannya dengan makna sosial dan budaya, disebut bahasa autistik (autistic language). Ciri penting perkembangan bayi menurut Sullivan: 1. Timbulnya dinamisme apati, pertahanan tidur, disosiasi, dan inatensi 2. Peralihan dari prototaxis ke parataxis 3. Organisasi personifikasi-personifikasi, baik personifikasi ibu maupun personifikasi diri 4. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar system diri 5. Diferensi tubuh bayi sendiri, mengenal, dan memanipulasi tubuh 6. Belajar bahasa dimulai dengan bahasa autism 7. Belajar melakukan gerakan yang terkoordinasi, melibatkan mata, tangan, mulut, telinga, serta organ tubuh lainnya. Childhood: mampu mengucap kata – butuh kawan bermain (1,5-4tahun) Tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berfikir sintaksis, serta perluasan kebutuhan bergaul dengan kelompok sebaya. Anak mulai belajar menyembunyikan aspek tingkah laku yang diyakininya dapat menimbulkan kecemasan atau hukuman. Mereka memiliki perilaku seolah-olah (as if performance), yakni: 2014 7 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah olah dewasa, belajar mengidentifikasi diri dengan orang tuanya. Misalnya, anak berperan sebagai orang tuanya dan menghukum boneka yang bertingkah laku yang tidak dikehendaki. 2. Keterpakuan (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu kegiatan yang membuat mereka dapat menghindari sesuatu yang dapat menekan dirinya. Misalnya, anak mencoba menghindar dari kecemasan mendapat komentar secara pedas orang tuanya, dengan menyibukkan diri dengan koleksi musiknya. 3. Transformasi jahat (Malevolent transformation): transformasi jahat-perasaaan bahwa dirinya hidup ditengah-tengah musuh sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidakpercayaan bahkan sampai tingkah laku yang paranoid. 4. Sublimasi tak sadar (Unwitting Sublimation): mengganti sesuatu atau aktivitas (tak sadar atau unwitting) yang dapat menimbulkan kecemasan dengan aktivitas yang dapat diterima sosial. Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping menerima juga dapat memberi kasih sayang. Hubungan dengan ibu menjadi lebih pribadi, dan tidak searah lagi. Remaja awal (Juvenile); Usia sekolah – berkeinginan bergaul intim (4-10 tahun) Tahap ini ditandai dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu rumusan atau wawasan tentang: 1. Kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya memberi ciri pada hubungan antar pribadi 2. Keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif bebas dari kecemasan 3. Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapai orang perlu menangguhkan kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka pendek. Predolescence: mulai bergaul akrab – pubertas (8/10-12tahun) Periode ini sangat singkat, berakhir sampai pubertas, tetapi sangat penting. Preadolescence ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Menurut Sullivan, melalui persahabatan karib (Chumpship) remaja mungkin dapat memecahkan masalah pada 2014 8 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tahap sebelumnya seperti sikap malevolent atau kecenderungan menghina atau mengkritik. Tahap preadolescence ditandai oleh beberapa fenomena berikut: 1. Orang tua masih penting, tetapi mereka dinilai secara lebih realistik 2. Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan sebelum dirumitkan oleh nafsu seks. 3. Terlibat dalam kerjasama untuk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri sendiri. 4. Kolaborasi dengan teman karib, kalau tidak dipelajari pada tahap ini, akan membuat perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat. 5. Hubungan teman karib dapat mengatasi pengaruh buruk sesuai yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnnya. Early Adolescence; pubertas – pola aktivitas seksual yang mantap, (12-16tahun) Pada tahap ini pola aktivitas seksual yang memuaskan seharusnya sudah dapat dimiliki. Banyak problem yang muncul pada periode ini merefleksikan konflik antar tiga kebutuhan dasar: keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab dengan lawan jenis) dan kepuasan seksual. Keintiman bertentangan dengan kepuasaan seksual, mereka kesulitan mengkombinasikan intimasi dengan kepuasan seksual untuk diarahkan kepada satu orang paling tidak karena empat alasan: 1. Banyak remaja yang melakukan sublimasi terhadap terhadap dorongan genitalnya, untuk mencegah penggabungan dorongan seks dengan keintiman. 2. Dorongan seks yang kuat dapat dipuaskan dengan masturbasi atau hubungan seks tanpa intimasi 3. Masyarakat membagi dua “baik” dan “buruk”, sedang remaja selalu memandang “baik” 4. Alasan kultural, orang tua, guru, dan otoritas lainnya melarang keintiman dengan yang sesama jenis karena takut menjadi homoseksualitas, tetapi mereka juga melarang intimasi dengan jenis kelamin yang berlainan karena takut penyakit menular seksual, kehamilan, atau kawin dini. Menurut Sullivan remaja adalah titik balik dalam perkembangan kepribadian. Late adolescence: kemantapan seks- tanggung jawab sosial (16-awal 20an) Periode ini berakhir sampai pemuda mengenal kepuasan dan tanggung jawab dari kehidupan sosial dan warganegara dewasa. Selama periode ini, pengalaman semakin 2014 9 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id banyak terjadi pada tingkat berpikir sintaksis. Menurut Sullivan perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta dengan orang lain bukan tujuan utama kehidupan, tetapi sekedar sumber utama kepuasan kehidupan.Pencapaian akhir periode ini adalah selfrespect, yang menjadi syarat untuk menghargai orang lain. Menurut Sullivan, umumnya orang menghina atau menjatuhkan orang lain, karena orang itu mempunyai kualitas yang mencemaskan atau memalukan diri sendiri. Kematangan (maturity) Orang dewasa yang matang hendaknya sudah belajar memuaskan kebutuhankebutuhan yang penting; berkerja sama dan berkompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi dan seksual; dan fungsi secara efektif di masyarakat. Menurut Sullivan diantara pencapaianpencapaian itu, intimasi yang penting. DAFTAR PUSTAKA Hall, C.S., Lindzey, G. & Campbell, J.B. (1998). Theories of Personality (4th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. 2014 10 Psikologi Kepribadian II Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id