MODUL PERKULIAHAN TEORI KEPRIBADIAN Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh 61101 Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Abstract Kompetensi Modul ini menjelaskan tentang Pandangan dari Harry Stack Sulivan tentang kepribadian dengan teorinya yang terkenal yaitu teori Interpersonal Setelah membaca modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk: Menjelaskan definisi kepribadian dari Harry Stack Sullivan Memahami teori Interpersonal yang digunakan oleh Harry Stack Sulivan dalam menjelaskan Perilaku Pengertian Kepribadian Harry Stack Sullivan 1.1 Harry Stack Sullivan Harry Stack Sullivan lahir disuatu daerah pertanian dekat Norwich, New York, pada tanggal 21 Februari 1892, dan meninggal pada tanggal 14 Januari 1949 di Paris. Ia meraih gelar dokternya dari Chicago College of Medicine and Surgery pada tahun 1917, dan bekerja pada angkatan bersenjata selama perang dunia I. Pada tahun 1922 ia pergi kerumah sakit Santa Elizabeth di Washington D.C, dimana ia berada pengaruh William Alanson White seorang pakar dalam ilmu neuropsikiatri di Amerika. Sullivan mendapat kesempatan pertamanya untuk bekerja dengan pasien schizophrenic dalam jumlah besar. Ketika tinggal di Washigton, dia mulai berhubungan dengan sekolah medis di University of Maryland dan dengan Shepard and Enoch Pratt Hospital di Towson, maryland. Pada periode Baltimore di hidupnya, dia mempelajari Schizophrenia secara intensif, yang memberikan dugaan-dugaan awal tentang pentingnya relasi interpersonal. Dalam mencoba mengambil makna dari perkataan pasien schizophrenic, Sullivan menyimpulkan bahwa penyakit mereka adlaah cara untuk menyesuaikan diri dengan anxiety yang disebabkan lingkungan sosial dan interpersonal. Pengalamannya sebagai dokter klinis secara perlahan berubah menjadi awal mulanya teori psikiatri interpersonal. Pada tahun 1930 ia pindah ke New York City dan membuka praktik swasta, berharap untuk memperluas pengertiannya akan relasi interpersonal dengan menyelidiki kelainan non schizophrenic, terutama yang bersifat obsesif. Selama tinggal di New York dia berhubungan dengan beberapa psikiater dan ilmuwan sosial dengan latar belakang Eropa. Diantaranya adalah Karen Horney, Erich Fromm, dan Frieda Fromm Reichmann yang, bersama dengan Sullivan membentuk Zodiac group, sebuah organisasi informal yang bertemu secara rutin secara informal untuk membicarakan ide baru dan lama dalam psikiatri dan ilmu sosial yang berhubungan. Di sisi personalnya, Sullivan tidak nyaman dengan seksualitasnya dan memiliki perasaan ambivalen tentang perkawinan (Perry, 1982). Sebagai seorang dewasa, ia membawa ke rumahna seorang pria berumur 15 tahun yang mungkin adalah seorang bekas pasiennya (Alexander, 1990). Pria muda ini -James Inscoe- tinggal bersama Sullivan selama 22 tahun, mengurus keuangannya, mengetik manuskrip dan mengurus rumah tangganya. Walau Sullivan tidak pernah mengadopsi jimmie secara resmi, dia menganggapnya sebagai seorang anak dan bahkan merubah namanya menjadi James I. Sullivan. Sullivan juga memiliki sifat ambivalen tentang agamanya. Terlahir kepada orang tua Katolik yang menghadiri gereja secara tidak rutin, dia meninggalkan katolikisme pada awal hidupnya. Dalam kehidupan berikutnya, kawan dan kenalannya menganggap dia tidak 2016 2 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id religius bahkan anti katolik, tapi secara mengejutkan, Sullivan menulis di surat wasiatnya bahwa ia ingin menerima penguburan secara katolik. Secara kebetulan, permintaan ini dikabulkan walaupun tubuh Sullivan sudah dikremasi di Paris. Abunya kemudian dikembalikan di Amerika Serikat, dimana abunya diletakkan di dalam peti dan menerima penguburan secara Katolik, lengkap dengan misa requiem. Harry Stack Sullivan adalah pencipta segi pandangan baru yang terkenal dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Ajaran pokok dari teori ini dalam hubungannya dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian adalah “pola relatif menetap dari situasisituasi antarpribadi yang berulang menjadi ciri kehidupan manusia.. 1.2 Pandangan kepribadian menurut Harry Stack Sullivan Seperti yang sudah dipaparkan di atas, kepribadian adalah pola yang dapat diamati saat individu berinteraksi dengan orang lain. Dimana pola tersbut relatif menetap dari situasisituasi antar pribadi yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia. Kepribadian merupakan suatu entitas hipotesis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi-situasi antarpribadi, dan tingkah laku antarpribadi merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai kepribadian. Karena itu Sullivan berpendapat bahwa sama sekali tidak ada gunanya berbicara tentang individu sebagai objek penelitian karena individu sama sekali tidak terpisah dari hubungannya dengan orang lain. Sejak hari pertama kehidupan, bayi merupakan bagian dari situasi antarpribadi, dan dalam kehidupan selanjutnya, ia tetap menjadi anggota masyarakat. Bahkan seorang pertapa yang mengundurkan diri dari masyarakat ke dalam hutan belantara pun tetap memiliki ingatan-ingatan tentang hubunganhubungan pribadi dimasa lampau yang tetap mempengaruhi pikiran dan perbuatannya. Sullivan tidak menyangkal pentingnya hereditas dan pematangan dalam membentuk dan membangun kepribadian, namun ia berpendapat bahwa apa yang khas manusiawi adalah interaksi sosial. Setiap orang bergerak dalam lingkungan sosial, sejak bayi sudah terlibat dalam interaksi dengan orang lain. Bahkan ketika sendirian pun, orang lain muncul dalam fikiran, perasaan, dan fantasinya. Menurut Sullivan kepribadian manusia bersifat dinamis tergantung dari interaksisosial dilingkungannya. Meskipun Sullivan memandang tegas sifat dinamis kepribadian, namun menurutnya ada beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama: dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif. 2016 3 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian 1.1 Dinamisme Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang. Karena dinamisme merupakan pola tingkah laku yang relatif menetap dan berulang maka dinamisme sama dengan kebiasaan. Dinamsme yang khas adalah dnamisme yang memberikan ciri kepada hubungan-hubungan antar pribadi seseorang. Misalnya, seseorang yang terbiasa bertingkahlaku bermusuhan dengan seseorang atau sekelompok orang tertentu, atau seseorang yang terbiasa berbicara kasar saat berhubungan dengan orang lain sehingga pola dinamisme atau ciri khas tingkahlakunya adalah orang yang kasar. Contoh lain adalah seseorang laki-laki yang cenderung mencari hubungan-hubungan yang menimbulkan birahi dengan wanita-wanita mempelihatkan dinamisme nafsu. Setiap reaksi yang sudah biasa terhadap seseorang baik itu berupa perasaan, sikap, atau tindakan terbuka merupakan suatu dinamisme. Semua orang memiliki dinamisme yang sama namun cara mengungkapkannya bisa berbeda-beda sesuai dengan situasi dan pengalaman hidup individu. 1.2. Personifikasi Menurut Sullivan personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan akan membangkitkan image negatif. Setiap hubungan antarpribadi yang memberikan kepuasan akan membangun suatu gambaran yang baik tentang orang yang memberinya kepuasan.Sebaliknya setiap hubungan yang memberikan kecemasan akan membangun gambaran yang kurang baik tentang orang yang memberinya. Gambaran-gambaran yang ada dalam pikiran kita ini jarang merupakan gambaran- gambaran yang tepat tentang orang-orang yang bersangkutan. Gambaran-gambaran itu dibentuk pertama-tama untuk menghadapi orang-orang dalam situasi-situasi antarpribadi yang agak terisolasi, tetapi sekali terbentuk maka gambaran-gambaran itu biasanya tetap ada dan mempengatuhi sikap kita terhadap orang-orang lain. Jadi, seseorang yang mempersonifikasikan ayahnya sebagai pemberang dan diktaktor, mungkin memproyeksikan personifikasi yang sama ini kepada pria-pria lain yang lebih tua, misalnya, guru, polisi, dan majikan. Maka dari itu sesuatu yang berfungsi mereduksikan kecemasan pada awal kehidupan mungkin mempengaruhi hubungan-hubungan antarpribadi seseorang dalam kehidupannya kemudian. Gambaran-gambaran yang penuh dengan kecemasan ini 2016 4 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengubah konsepsi-konsepsi seseorang tentang orang-orang yang penting sekarang ini. Personifikasi-personifikasi tentang diri, seperti saya seorang yang baik (the good-me) dan saya seorang yang buruk (the bad-me) mengikuti prinsip yang sama seperti personifikasi tentang orang-orang lain. Personifikasi ‘saya seorang yang baik’ disebabkan oleh pengalaman-pengalaman antarpribadi yang menyenangkan, sedang personifikasi ‘saya seorang yang buruk’ disebabkan oleh situasi-situasi yang membangkitkan kecemasan. Dan seperti personifikasi tentang orang-orang lain, personifikasi-personifikasi diri ini cenderung menghalangi evaluasi diri yang objektif. Personifikasi-personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotipe. Inilah konsepsi-konsepsi yang diakui bersama, yakni ide-ide yang diterima secara luas diantara anggota-anggota masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Contoh dari stereotipe-stereotipe yang umum dalam kebudayaan kita adalah profesor yang linglung, seniman yang eksentrik, pemimping perusahaan yang keras kepala. 1.3 Sistem Self Kecemasan dalah produk dari hubungan-hubungan antar pribadi, sistem diri berguna untuk mereduksi kecemasan. Sistem Self merupakan bagian dari dinamisme yang paling kompleks. memperthankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Setiap pengalaman yang bertentangan dengan sistem self berati mengancam keamanan. Security Operations berfungsi sebagai pereduksi perasaan tidak aman atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Secara umum, semakin berpengalaman orang dengan kecemasan, semakin besar peran sistem diri dan semakin terlepas dari kepribadian. Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkahlaku mana yang berhubungan-meningkatkan atau menurunkan-kecemasan. Beberapa macam sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain: Disosiasi adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkahlaku serta kepribadian dari sana. Inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya. Apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun. 2016 5 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1.4 Proses Kognitif Sumbangan yang unik dari Sullivan tentang peranan kognisi atau pengetahuan dalam hubungannya dengan kepribadian adalah tentang klasifikasinya tentang pengalaman ke dalam tiga golongan. Pengalaman katanya dibagi kedalam tiga golongan yakni Prototaksis, Parataksis, dan sintaksis Prototaksik= “arus kesadaran” perasaan murni yang terbentuk di awal-awal kehidupan Parataksik: Cara berpikir dimana pengalaman yang satu tidak ada kaitannya dengan pengalaman yang lain, contohnya takhayul Sintaksik: cara berpikir yang melobatkan pemikiran logis, dan pemikiran ini sudah diterima semua orang atau sudah baku Dinamika Kepribadian Sullivan memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, yang perhatian utamanya adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan kecemasan. Energi dapat terwujud dalam bentuk-bentuk di bawah ini; 1.1 Tegangan Tegangan (Tension) Tension adalah potensi untuk bertingkahlaku yang disadari atau tidak disadari. Sumber tegangan tersebut ada dua; Kebutuhan (needs) Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul akibat ketidak seimbangan biologis dalam diri individu. Kebutuhan ini dipuaskan dengan mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat episodik, sesudah memperoleh kepuasan tegangan akan menurun/ hilang, namun setelah lewat beberapa waktu akan muncul kembali. Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari hubungan interpersonal. Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah Kelembutan kasih sayang (tenderness). Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi setiap orang seperti halnya kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah kebutuhan khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut “erogenic zone). Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi energi yakni; kegiatan fisik-tingkahlaku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat dan berpikir. Memuaskan kebutuhan dapat menghilangkan tension, sedangkan kegagalan memuaskan need yang berkepanjangan bisa menimbulkan keadaan apathy (kelesuan), yaitu bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan ketegangan secara umum. 1.2 Kecemasan Kecemasan (anxiety) Menurut Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan terbesar sepanjang hayat, disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan kepada bayinya. Jika 2016 6 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ibu mengalami kecemasan, akan dinyatakan pada wajah, irama kata, dan tingkahlakunya. Proses ini oleh Sullivan dinamakan empati. Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-individu dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan-hubungan antarpribadi, mengacaukan pikiran. Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efektivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Kecemasan berat sama seperti hantaman pada kepala; tidak menyampaikan informasi apa-apa pada orang yang bersangkutan, sebaliknya menimbulkan kekacauan luarbiasa dan bahkan amnesia. Bentuk-bentuk kecemasan yang lebih ringan dapat bersifat informatif. Pada kenyataannya, Sullivan yakin bahwa kecemasan merupakan kekuatan edukatif pertama yang luarbiasa dalam kehidupan. Kecemasan ditransmisikan kepada bayi oleh “ibunya” dimana sang ibu sendiri menyatakan kecemasan itu lewat pandangan, nada suara, dan tingkah lakunya secara keseluruhan. Sullivan mengakui bahwa ia tidak mengetahui bagaimana terjadinya transmisi ini, mungkin oleh semacam proses empati yang tak diketahui sifatnya. Sebagai akibat dari kecemasan yang ditransmisikan oleh ibu ini, benda-benda lain yang ada disekitarnya juga menjadi mencemaskan beroperasinya cara parataksik yang menghubungkan pengalaman-pengalaman yang berdekatan. Puting susu ibu, misalnya, berubah menjadi puting susu yang buruk yang menyebabkan bayi melakukan reaksi-reaksi menghindar. Bayi belajar menghindari aktivitas-aktivitas atau benda-benda yang menambah kecemasan. Apabila bayi tidak dapat melepaskan diri dari kecemasan, maka ia selalu ingin tidur. 1.3 Transformasi Energi Transformasi Energi (Energy Transformation) Tegangan yang ditransformasikan menjadi tingkahlaku, baik tingkahlaku yang terbuka maupun tertutup, disebut transformasi energi. Tingkahlaku yang ditransformasi itu meliputi gerakan yang kasatmata, dan kegiatan mental seperti perasaan, pikiran, persepsi, dan ingatan. Energi dapat ditarnsformasikan melakukan pekerjaan. Pekerjaan bisa merupakan kegiatankegiatan yang melibatkan otot-otot badan, atau berupa kegiatan-kegiatan mental seperti persepsi, ingatan, berpikir. Kegiatan fisik maupun kegiatan mental yang dilakukan ini berguna untuk mengurangi tegangan. Dan kegiatan-kegiatan ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan dimana orang tersebut dibesarkan. Sullivan tidak yakin kalau kalau insting-insting merupakan sumber motivasi manusia. Seorang individu belajar belajar bertingkah laku dengan cara tertentu sebagai akibat dari interaksi dengan orang orang, dan bukan karena ia memiliki imperatif-imperatif bawaan yang mempengaruhi tingkah laku 2016 7 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan Kepribadian Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan. Sullivan memandang kepribadian sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat jelas perbedaannya : bayi, kanak-kanak, masa remaja, pra-dewasa, dewasa awal, dan dewasa akhir. a) Infancy (bayi) Mulai dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan). Keinginan utama si bayi adalah memperoleh makanan. Dan pada usia 9 bulan kehidupannya si bayi mulai belajar melakukan hal-hal yang memberi kenikmatan baginya, contohnya menghisap ibu jari. b) Childhood (kanak-kanak) Pada periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan teman sebaya (18 bulan - 4 tahun). Anak mulai belajar menghindari tindakan-tindakan yang menurut mereka dapat membawa kecemasan atau hukuman.Mereka belajar menjadi rasionalis dan mulai memberi alasan-alasan yang masuk akal untuk hal-hal yang telah mereka lakukan. c) The Juvenile Era (masa remaja) Anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat (4 – 8/10 tahun). Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain. Pada masa ini anakanak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang dia temui di luar.Norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini menjadi relatif. d) Pre-Adolescence (pra-dewasa) Belajar untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun). Ini merupakan periode yang sangat singkat, berlangsung hingga awal pubertas.Ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi, sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk bereproduksi. e) Early Adolescence (dewasa awal) Integrasi kebutuhan akan intimasi dan kepuasan seksual (12 – 16 tahun). Memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Masa ini juga dikenal dengan periode pemantapan identitas diri. f) Late Adolescence (dewasa akhir) Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis (16 – 20 tahun) 2016 8 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id g) Maturity Menggambarkan kematangan seseorang.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa. 2016 9 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press. Blair, Deirdre, Jung: A biography, Boston: Little Brown, 2003. Shamdasani, Sonu, Jung and the Making of modern Psychology: the dream of a science, Cambridge, Cambridge University Press, 2003 Boeree, C. George. (2009). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie. Feist, Jess & Feist J. Gregory (2006). Theories of Personality. New York: Pustaka Belajar: Penerjemah: Yudi Santoso. Fey-Rohn, Liliane. (1974) From Freud to Jung, New York: Putnam. Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. (1985). Introduction to Theorities of Personality. New York: John Wiley & Sons. (1993). Teori-teori Psikoanalitik (Klinis). Psikologi kepribadian I. Yogyakarta: Kanisius. Editor: A. Supratiknya. Hamdi, M. (2016) Teori Kepribadian Sebuah Pengantar. Bandung. Alfabeta 2016 10 Teori Kepribadian Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id