MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Object Relation Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 5 Kode MK Disusun Oleh MK61014 Yoanita Eliseba, M. Psi Abstract Kompetensi Pembahasan teori Melanie Klein, Margaret Mahler & Heinz Kohut mengenai; ciri-ciri khusus, struktur & dinamika kepribadian berdasarkan object relation theories. Pemahaman konsep dasar dan utama dari ”Object relation theories” dan halhal penting yang terkait. Teori Object Relation Teori object relation (hubungan objek) adalah sebuah cabang dari teori psikoanalitik yang menekankan hubungan interpersonal, terutama dalam keluarga dan khususnya antara ibu dan anak. "Obyek" sebenarnya berarti orang, dan terutama orang yang signifikan yang merupakan objek atau target dari perasaan atau intensi. Relasi merupakan seurutan interaksi-interaksi antara dua individu yang telah saling mengenal satu sama lain. Para ahli teori object relation tertarik pada gambaran dalam diri seseorang dan orang lain, serta bagaimana mereka memanisfestasikannya dalam situasi interpersonal. KONSEP UTAMA Object. Suatu objek adalah sesuatu yang berhubungan dengan subjek. Contohnya, saya menyayangi ibu saya, saya takut ular, saya marah pada teman saya. Dorongandorongan seperti seks, afeksi, emosi, dll memiliki objek. Dalam teori object relation, objek biasanya adalah orang, bagian dari orang, atau simbol dari salah satu hal tersebut. Representasi mengacu pada cara orang memiliki suatu objek. Representasi objek adalah respresentasi mental dari suatu objek. Suatu objek eksternal adalah orang, tempat atau hal lain yang seseorang telah menginvestasikan energi emosional di dalamnya. Sedangkan objek internal adalah representasi seseorang tentang orang lain, misalnya refleksi seorang anak mengenai cara berhubungan dengan ibunya. Merupakan memori, ide, fantasi tentang seseorang, tempat atau hal. Diri atau self merupakan gambaran internal, representasi mental seseorang baik sadar atau tak sadar. Representasi diri, representasi dalam diri seseorang mengenai dirinya berkaitan dengan pengalamannya berhubungan dengan significant others. Self-object. Hilangnya batasan, dimana self dan objek menjadi kabur dan pembedaan antara self dan objek eksternal tidak jelas (kondisi ini disebut confluence). Part object. Ini merupakan objek yang adalah bagian dari seseorang, misalnya tangan, payudara. Bagian lainnya tidak dianggap sebagai objek keseluruhan. 2014 2 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Whole object. Orang lain secara utuh yang dianggap memiliki hak, perasaan, kebutuhan, harapan, kekuatan dan kelemahan seperti yang dimiliki diri sendiri. Object constancy. Mempertahankan hubungan yang berlangsung lama dengan objek spesifik atau menolak pengganti objek tersebut. Menurut Mahler, object constancy merupakan kapasitas untuk mengenali dan mentoleransi perasaan cinta dan rasa bermusuhan terhadap objek yang sama; kapasitas untuk menjaga perasaan berpusat pada objek spesifik; dan kapasitas menilai suatu objek untuk atributnya daripada fungsinya dalam memenuhi kebutuhan. Splitting. Hal ini terjadi ketika seseorang (terutama seorang anak) tidak dapat menjaga dua pikiran atau perasaan yang kontradiksi pada saat yang sama, dan kemudian menjauhi perasaan konflik dan fokus hanya pada salah satu perasaan saja. Objek dapat direpresentasikan sebagai ‘baik’ atau memuaskan kebutuhan atau keinginan seseorang’ atau ‘buruk’ dan tidak memenuhi kebutuhan atau keinginan seseorang. Dengan kata lain, object relation merupakan suatu cara mengkonseptualisasikan hubungan interpersonal dan memperluas pemikiran psikoanalisis ke dalam alam interpersonal. Terdapat beberapa hal yang penting mengenai relasi. Pertama, telah mengenal satu sama lain. Ini menjadi penting karena pada individu-individu yang telah saling mengenal, sifat dan rangkaian dari setiap interaksi dipengaruhi oleh riwayat dari interaksi dimasa lalu yang telah dilewati antar individu tersebut dan oleh harapan-harapan interaksi pada masa depan yang akan datang. Kedua, hal dalam relasi yang perlu dipertimbangkan adalah derajat keakraban relasi. Derajat keakraban dari relasi ini ditentukan oleh kualitas-kualitas antara lain: 1. Frekuensi dan kekuatan pengaruh yang ditimbulkan oleh sebuah relasi dan seberapa sering pengaruh tersebut terjadi. 2. Keanekaragaman atau variasi pengaruh dari tingkah laku - tingkah laku yang berbeda dalam sebuah relasi 3. Lamanya relasi tersebut dialami. Dalam sebuah relasi yang akrab, pengaruh yang terjadi seringkali berbeda-beda, beraneka ragam dan bisa berlangsung lama. 2014 3 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TOKOH TEORI OBJECT RELATION 1. Melanie Klien Klein sebagai perintis kontroversial dari Inggris dalam psikoanalisis anak, sangat menekankan fantasi-fantasi objek yang dianggap sudah melekat pada bayi. Berbeda dengan Freud yang menekankan 5 tahun pertama sebagai kehidupan sebagai masa yang menentukan perkembangan anak selanjutnya, klein mengasumsikan 5 bulan pertama setelah melahirkan sebagai waktu yang sangat kritis. Kecenderungan yang paling awal dari bayi-bayi untuk berhubungan dengan objek-objek memberikan pengalaman-pengalaman mereka suatu kualitas yang tidak realistis atau fantasi yang mempengaruhi semua hubungan interpersonal dimasa yang akan datang. Dengan demikian, ide-ide Klein cenderung memindahkan pusat teori psikoanalitik dari tahap-tahap perkembangan yang bersifat organik kepada peran dari fantasi-fantasi awal dalam perkembangan hubungan interpersonal. Pada awalnya Klein sangat psikoanalitis, namun kemudian beralih. Dalam tradisi Freudian, ia melihat dunia psikis bayi dan anak dipenuhi dengan konflik primitif, dan kecenderungan kanibalistik. Klein merupakan figur transisional antara psikoanalisis klasik dan teori object relation. Penekanan pada dorongan biologis dan insting. Bayi mengalami ‘death instinct’ seperti ketakutan akan kematian. Ketakutan dari dorongan destruktif pada bayi ini ditransfer pada suatu objek yang tampak sangat kuat dan tidak dapat dikendalikan dalam fantasi bayi. Fantasi merupakan gambaran representasi mengenai insting dan dorongan tubuh. Bayi merasakan hal ini baik dalam tubuh maupun dalam jiwanya. Hal ini sangat jelas, karena pada awal masa bayi mereka tidak dapat membedakan antara fantasi dan realita. Frustrasi dan ketidaknyamanan dirasakan jika mereka diserang oleh rasa permusuhan dari luar. Mirip dengan psikosis yang dialami orang dewasa, namun hal ini adalah normal bagi bayi. Objek. Dorongan ditujukan secara alami terhadap objek. Bayi mencari susu dari payudara ibu. Payudara yang memberikan air susu adalah baik, dan payudara yang ditolak adalah yang buruk. Dunia objek selama bulan-bulan pertama terdiri dari bagian menyukai atau memusuhi dunia nyata si bayi. 2014 4 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Mekanisme psikis digunakan bayi termasuk splitting, introjection (fantasi mental dimana bayi menarik sesuatu dari dunia yang dipersepsikannya (misalnya internalisasi bahaya dan kekurangan), projection (bayi mempercayai suatu objek memiliki kualitas yang sebenarnya adalah perasaan bayi itu sendiri) dan projective identification (memisahkan secara imajinatif bagian dari seseorang dan mengatribusikannya pada orang lain dalam rangka mengendalikan orang lain). Pada anak-anak yang lebih tua, ego menjadi satu tetapi aspek-aspek yang berbeda dari ego mungkin tetap ada. Klein berpendapat bahwa ego ada pada saat kelahiran dan ego dapat merasakan kekuatan-kekuatan yang merusak dan kekuatankekuatan yang penuh kasih. Ia dapat mengalami berbagai hal dan juga dapat mengadakan mekanisme-mekanisme pertahanan dalam beberapa minggu pertama. Klein juga berpendapat bahwa super ego sudah ada jauh lebih awal daripada apa yang dikemukakan oleh Freud. Klein merupakan salah satu dari penulis psikoanalitik pertama yang memfokuskan perawatan langsung pada anak-anak. Klein menganggap bahwa emosi internal anakanak berfokus pada hubungan interpersonal. Klein berusaha untuk menguraikan dan memperluas teori Freud melalui pengamatan dan klinis bekerja dengan anak-anak. Klein bekerja secara keseluruhan dengan memperluasan hasil karya Freud, tetapi juga transformasi Freud melalui perspektif interpretatif yang unik. Klein menggunakan terapi bermain dan menggunakan teknik-teknik interpretasi yang sangat mirip dengan teknik yang digunakan orang dewasa. Ia berpendapat bahwa ego anak-anak belum cukup berkembang untuk analisis klasik, dan, sebagai gantinya, ia menganjurkan peran yang lebih edukatif analis yang bekerja dengan anak-anak. 2. Margaret Mahler Ide–idenya di peroleh dari hasil pengamatannya tentang tingkah laku anak-anak yang kalut yang berinteraksi dengan orang tua mereka dan tingkah laku anak-anak normal yang melekat pada ibu–ibu mereka pada 3 tahun kehidupan. Ia menekankan kelahiran psikologis individu dimulai pada minggu-minggu pertama kehidupan setelah kelahiran dan berlangsung untuk jangka waktu 3 tahun berikutnya. Mahler menekankan pentingnya cara menggendong seorang anak, dimana membantu anak merasa aman melalui kontak tubuh dan juga dekapan psikologis. Dekapan psikologis menjaga ketegangan dan frustrasi anak agar tidak menjadi besar. 2014 5 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dekapan yang salah mencakup tidak mendekap anak baik secara fisik maupun psikologis ketika ia butuh didekap, atau mendekap terlalu kuat sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada si anak. Ibu yang baik mendorong anak secara bertahap pada peningkatan kesadaran sensoris di lingkungan. Mahler mengemukakan tentang psychological birth. Yang dimaksud kelahiran psikologis ialah anak menjadi seorang individu yang terpisah dari orang yang sangat memperhatikannya, dan dilihat sebagai suatu prestasi yang pada akhirnya menimbulkan suatu perasaan identitas dirinya. Ini terjadi pada jangka waktu 3 tahun pertama pada kehidupan, dimana anak secara berangsur–angsur berjuang menjadi otonom dan terpisah dari ibu. Mahler berpendapat bahwa proses perpisahan anak dari ibu adalah sangat penting untuk perkembangan kepribadian pada waktu proses menjadi seorang individu ini berjalan, sang anak mengintroyesikan ke dalam kepribadiannya elemen–elemen dari ibu sebagai tokoh yang penting dalam kehidupannya. Untuk mencapai kelahiran psikologis dan individualisasi seorang anak harus melangkah melewati tiga tahap perkembangan penting yakni: a. Autisme normal berlangsung dari kelahiran sampai usia kira – kira 3 minggu, untuk mengembangkan tahap perkembangan autisme normal, Mahler meminjam analogi Freud yang menyamakan kelahiran psikologis dengan sebutir telur burung yang belum menetas. Burung dalam kulit telur itu mampu memuaskan kebutuhan – kebutuhan makanannya secara austik (tanpa memperhatikan kenyataan eksternal) karena persediaan makanannya tertutup dalam kulitnya, demikian juga bayi yang baru lahir memuaskan berbagai kebutuhan dalam lingkaran pencarian ibu yang sangat protektif. Bayi merasa kebutuhan – kebutuhannya diperhatikan secara otomatis tanpa ia harus berusaha sedikit pun. Mahler mengemukakan bahwa jabang bayi itu memiliki jangka waktu yang lama untuk tidur dan tidak mengalami tegangan. Ia berpendapat bawa inilah suatu periode narsisme primer yang absolut dimana bayi tidak menyadari keberadaan orang lain dengan demikian ia menyebut autism normal sebagai suatu tahap "tidak berobyek". Ia tidak sependapat dengan gagasan Klein bahwa bayi menginkorporasikan letak yang baik dan objek – objek lain kedalam egonya. Ketika bayi menyadari secara berangsur – angsur bahwa mereka tidak dapat memuaskan kebutuhan – kebutuhan mereka sendiri, mereka mengenal pemberi perhatian utama mereka dan mencari suatu hubungan 2014 6 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id simbiotik dengannya dan demikian bayi – bayi itu sekarang berada pada tahap perkembangan b. Simbiosis normal, simbiosis normal sekitar usia minggu ke empat atau ke lima tapi mencapai puncaknya pada bulan ke empat atau ke lima. Pada waktu ini, bayi bertingkah laku dan berfungsi seolah – olah dia dan ibunya adalah suatu system maha kuasa dwi rangkap dalam satu batas yang sama. Dalam analogi telur burung kulit telur sekarang mulai retak tetap suatu selaput psikologis dalam bentuk hubungan sibiotik masih melindungi jabang bayi, Mahler mengakui bahwa ini bukan simbiosis sebenarnya karena meskipun kehidupan bayi tergantung pada ibu, tapi sang ibu tidak secara absolute membutuhkan sang bayi. Ciri simbiosis adalah memberi isyarat timbal balik dari bayi dan ibu. Bayi memberikan isyarat-isyarat kepada ibu bahwa ia lapar, sakit, dan senang dan seterusnya, sedangkan ibu memberikan respon dengan isyarat – isyaratnya. Seperti memberi makanan, menggendong, atau tersenyum pada usia ini bayi dapat mengenal wajah ibu dan dapat mempersepsikan bahwa ibu senang/sedih. Akan tetapi hubungan-hubungan obyek belum mulai. c. Pemisahan-individuasi (separation-indualisation) yang berlangsung dan kira-kira usia bulan ke-4 atau ke-5 sampai kira-kira bulan ke-30 atau ke-36. Pada waktu ini anak terpisah secara psikologis dari ibunya, mencapai perasaan individuasi dan mulai mengembangkan perasaan-perasaan identitas pribadi karena anak tidak lagi mengalami kesatuan Dwi rangkap dengan ibunya. Anak-anak kecil dalam tahap pemisahan individuasi mengalami dunia eksternal sebagai yang lebih berbahaya dan mengancam waktu mereka berada pada kedua tahap pertama Mahler membagi tahap pemisahan individuasi menjadi 4 sub tahap yakni (1) Diferensiasi (2) Latihan/praktek (3) Persesuaian, dan (4) Konstansi obyek libidinal. Sub tahap diferensasi berlangsung dari usia bulan ke lima sampai bulan ke enam atau bulan ke sepuluh dan ditandai dengan pelepasan secara badaniah dari lingkungan simbiotik ibu dan anak. Dengan demikian, sub tahap diferensiasi dapat disamakan atau dianalogikan dengan telur yang retak pada usia ini, Mahler mengamati bahwa bayi-bayi tersenyum dalam memberikan respon kepada ibu mereka sendiri, yang menunjukan suatu ikatan dengan orang lain yang sepesifik. Bayi-bayi yang sehat secara psikologis yang memperluas dunia mereka melampaui ibu akan memiliki keingintahuan terhadap orang- 2014 7 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id orang yang dikenal dan akan menyelidiki mereka. Anak-anak yang tidak sehat akan takut terhadap orang-orang yang tidak dikenal dan mundur atau menjauhkan diri dari mereka. Ketika anak-anak secara fisik mulai bergerak menjauhi ibu-ibu mereka dengan merangkak dan berjalan maka sekarang mereka memasuki sub tahap latihan atau praktek pemisahan-individuasi, suatu periode yang berlangsung kira-kira pada usia bulan ke-7 atau bulan ke-10 sampai dengan bulan ke-15 atau ke-16. Pada sub tahap ini, anakanak mudah membedakan tubuh mereka dari tubuh ibu mereka, membentuk suatu ikatan spesifik dengan ibu mereka, dan mulai mengembangkan ego yang otonom. Meskipun demikian, pada tahap-tahap awal dari periode ini mereka tetap mengindahkan ibu mereka, mereka mengikutinya dengan mata mereka, dan memperlihatkan kesedihan bila sang ibu berada jauh dari mereka. Kemudian, mereka mulai berjalan dan dapat memahami dunia luar yang dialami mereka sebagai yang sangat mempesonakan dan menarik perhatian. Dari kira-kira usia 16-25 bulan, anak-anak mengalami sub tahap perkembangan berikutnya, yakni persesuaian (rapproachment) dengan ibu mereka. Artinya mereka ingin menyatukan kembali diri mereka sendiri dan ibu mereka secara fisik psikologis. Mahler memperhatikan bahwa anak-anak dalam usia ini ingin menceritakan kepada ibu mereka setiap keterampilan dan setiap pengalaman baru. Sekarang mereka dapat berjalan dengan mudah dan mereka secara fisik terpisah dari ibu mereka, tetapi secara paradox ada kemungkinan lebih besar mereka memperhatikan kecemasan akan pemisahan pada tahap persesuaian di bandingkan pada tahap sebelumnya. Keterampilan-keterampilan kognitif yang meningkat membuat mereka menyadari keterpisahan mereka, yang menyebabkan mereka mencoba bermacam-macam cara untuk memperoleh kembali kesatuan Dwi rangkap yang pernah mereka miliki dengan ibu mereka. Karena usahausaha ini sama sekali tidak pernah berhasil, anak-anak dari usia ini sering berkelahi dengan ibu mereka suatu kondisi yang dinamakan krisis persesuaian. Sub tahap terakhir proses pemisahan individuasi konstansi obyek yang berlangsung kira-kira tahun ke-3. Pada waktu ini, anak-anak harus mengembangkan suatu representasi batin ibu mereka yang konstan sehingga mereka dapat bertahan kalau secara fisik terpisah dari ibu mereka. Apabila konstansi obyek ini tidak berkembang anak-anak akan tetap tergantung pada kehadiran fisik ibu mereka supaya mereka sendiri merasa aman disamping memperoleh suatu kadar konstansi obyek, anak-anak harus 2014 8 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengkonsolidasikan individualitas mereka. Artinya mereka harus belajar untuk berfungsi tanpa ibu mereka dan mengembangkan hubungan-hubungan obyek lain. 3. Heinz Kohut Heinz Kohut (1913-1981) adalah seorang psikoanalisis yang lahir di Wina, dan selama hidupnya ia berkarya di Amerika serikat. Kohut mengemukakan suatu teori yang relatif baru, menyebabkan yang diri disebut (self) Self-Psychology. berkembang dari Kohut menekankan gambaran proses samar-samar dan yang tidak terdiferensiasi Sampai pada suatu perasaan identitas diri yang jelas dan tepat. Kohut berpendapat bahwa konsep diri seseorang adalah pengatur utama perkembangan psikologis. Pendekatannya terhadap perkembangan kepribadian berpusat terhadap pematangan perasaan tentang self dan keadaan yang rapuh dan terpisah-pisah.menjadi struktur dewasa yang kohesif dan stabil. Self berperan sebagai kekuatan perkembangan psikologis dan bukan dorongan seksual dan agresif seperti yang dilakukan oleh Freud. Kohut berpendapat bahwa gangguan psikologis terjadi karena ada kekurangankekurangan yang penting dalam struktur self. Pengalaman-pengalaman awal yang tidak menyenangkan, misalnya pengasuhan, dan perhatian yang tidak tepat, dapat mengganggu perkembangan self. Seperti para ahli object relation yang lain, ia memusatkan perhatian pada hubungan awal antara ibu dan anak sebagai kunci untuk memahami perkembangan selanjutnya. Kohut berpendapat bahwa hubungan merupakan inti kepribadian manusia dan bukan dorongan insting bawaan. Menurut Kohut, bayi-bayi membutuhkan orang dewasa yang memberi perhatian tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisik tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis dasar. Dalam memperlihatkan kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, orang dewasa atau seperti yang diistilahkan kohut sebagai self objects memperlakukan bayi seolah-olah mereka memiliki perasaan diri, misalnya orang tua akan bertindak hangat, dingin atau masa bodoh tergantung pada tingkah laku bayi mereka. Melalui proses interaksi empatik bayi mengerti respon-respon self object seperti rasa bangga, rasa bersalah, rasa malu dll. Sikap yang pada akhirnya membangun diri. Kohut mendefinisikan diri sebagai “pusat semesta psikologi diri”. Diri yang membentuk bagaimana seseorang akan berhubungan dengan orang tua dan self objects lain. 2014 9 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kohut (1971-1977) berpendapat bahwa bayi-bayi biasanya narsistik. Mereka egosentrik dan sangat memperhatikan keselamatan mereka sendiri dan menginginkan agar diri mereka dan apa yang dilakukan oleh mereka dikagumi oleh orang lain. Diri awal mengkristal disekitar 2 kebutuhan narsistik dasar yakni kebutuhan untuk memperlihatkan diri yang megah dan kebutuhan akan gambar dari salah satu atau kedua orang tua yang diidealkan. Diri yang megah terbentuk kalau bayi berhubungan dengan suatu self-object yang mengaguminya yang menunjukan bahwa tingkah lakunya disetujui, dengan demikian bayi itu membentuk suatu gambaran diri yang belum sempurna. Gambaran orang tua yang diidealkan bertentangan dengan diri yang megah karena gambaran orang tua yang diidealkan berarti seseorang lain adalah sempurna. Kedua gambaran diri yang narsistik itu sangat dibutuhkan untuk perkembangan kepribadian yang sehat. Gambaran-gambaran diri itu harus berubah ketika anak-anak bertumbuh menjadi lebih matang, bila kedua gambaran diri itu tetapi tidak berubah maka akibatnya adalah munculnya suatu kepribadian orang dewasa narsistik patologik (grandiose). Pandangan tersebut harus berubah menjadi suatu pandangan realistik tentang diri dan gambaran orang tua yang ideal harus tumbuh menjadi suatu gambaran realistik tentang orang tua. Kedua gambaran diri itu tidak boleh sama sekali hilang. Orang dewasa yang sehat tetap memiliki sikap-sikap positif terhadap diri dan tetap melihat kualitas-kualitas baik dalam orang tua atau pengganti orang tua. Akan tetapi seorang dewasa yang narsistik, tidak keluar dari kebutuhan-kebutuhan kanak-kanak ini dan tetap menjadi egosentrik dan melihat lain-lainnya dalam dunia sebagai penonton yang mengaguminya. Freud berpendapat bahwa orang yang narsistik itu adalah calon yang tidak baik untuk psikoanalis, tetapi Kohut berpendapat bahwa psikoterapi dapat menjadi efektif dengan pasien-pasien ini. Para terapis yang menganut pandangan self psikologi berpendapat bahwa tugas mereka adalah membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh hubungan dan lingkungan. Mereka mempermudah perasaan self yang sehat dalam diri pasien, suatu tingkat penghargaan diri sendiri yang memuaskan dan agak stabil dan kemampuan untuk membanggakan diri karena prestasi-prestasinya orang-orang yang mempraktekan teori ini juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran dalam diri pasien supaya ia merespon kebutuhannya sendiri dan kebutuhan orang lain. 2014 10 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA Hall, C.S., Lindzey, G. & Campbell, J.B. (1998). Theories of Personality (4th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Diktat Psikologi Kepribadian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 2014 11 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id