krisis tiroid - WordPress.com

advertisement
KRISIS TIROID
OLEH :
RENY CHAIDIR, SKp,M.Kep
PENDAHULUAAN
• Krisis tiroid (thyroid strom, decompensated thyroxicosis)
merupakan eksaserbasi keadaan hipertiroidisme yang
mengancam jiwa yang diakibatkan oleh dekompensasi dari
satu atau lebih sistem organ.
• Angka kejadian sekitar kurang dari 10%
• Bersifat fatal
• Angka kematian 20 – 30 %
• Paling sering pada penderita tiroksikosis akibat penyakit
Graves, adenoma toksik dan gondok multi nodular toksik
Ancient Greek
and Roman
coins showing
goiters
Maria de Medici,
wife of King Henry
IV of France in
1625, with a goiter
Fisiologi Hormon Tiroid
• Sintesis dan pelepasan hormon tiroid diatur oleh sumbu
hipotalamik-pituitari-tiroid.
• Dua hormon yang disekresi oleh kelenjar tiroid adalah
triiodotironin(T3) dan Tiroksin (T4).
• Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya sumber T4,
sedangkan mayoritas T3 berasal dari konversi T4 menjadi
T3 di perifer.
• Secara normal T4 merupakan hormon utama dalam
sirkulasi, dan T3 merupakan hormon aktif secara biologis.
• T3 dan T4 disirkulasi diikat oleh thyroxine-binding globulin,
transthyretin ( Thyroxine-blinding prealbumin) dan
albumin.
Hipotalamus
TRH
Pituitari
TSH
Tiroid
T4 T3
T3
jar. sasaran
Gejala klinik
• Penderita umumnya menunjukkan semua gejala tirotoksikosis tetapi
biasanya jauh lebih berat
• Demam  Hiperpireksia
• Gejala kardiovaskuler, gastrointestinal dan neurologik, seperti;
– Keringat berlebihan sampai dehidrasi
– TD sistolik meningkat
– Aritmia atrial dan takiaritmia  gagal jantung dan syok
– Nyeri angina akibat spasme arteri koroner
– Mual muntah
– Diare
– Gelisah
– Gangguan mental
– Kebingungan
– Gangguan kesadaran sampai koma
Faktor Pencetus
• Infeksi
• Pembedahan (tiroid atau
nontiroid)
• Terapi radioaktif
• Pewarna kontras yang
mengandung yodium
• Penghentian obat antitiroid
• Amiodaron
• Minum hormon tiroid
• Toksemia gravidarum
• Ketoasidosis diabetik
• Gagal jantung kongestif
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hipoglikemia
Partus
Stres emosi berat
Emboli paru
Cerebral vascular accident
Infark usus
Trauma
Ekstraksi gigi
Palpasi kelenjar tiroid yang
berlebih
Gejala-Gejala Hipertiroidisme
Keluhan
Tanda
Kelemahan
Gondok/bising tiroid
Kelelahan
Hiperkinesis/hiperaktif
Intoleransi panas
Oftalmopati
Ketegangan
Retraksi kelopak mata
Berkeringat berlebihan
Lid lag
Tremor
tremor
Palpitasi
Kulit hangat, basah
Nafsu makan meningkat
Kelelahan otot
Berat badan menurun
Hiperrefleksia
Hiperdefekasi
Takikardia/aritmia
Dispnea
Hipertensi sistollik
Kelainan menstruasi
Tekanan nadi melebar
Oftalmopati
Penderita yang diduga mengalami krisis tiroid
mempunyai riwayat :
• Penyakit hipertiroidisme dengan gejala-gejala
yang khas
• Berat badan turun, bahkan sampai 10-25 kg
• Perubahan suasana hati, bingung
• Diare, sebagian peneliti menyebutkan bahwa
keluhan ini harus ada untuk diagnosis krisis
tiroid
• Sebagian besar wanita muda datang dengan
amenore
Pada pemeriksaan fisik didapat
• Tanda dan gejala khas hipertiroidisme baik oleh
sebab Graves atau yang lain.
• Sistem saraf sentral tergagnggu seperti delirium
dan koma
• Demam tinggi sampai 40 derajat Celsius
• Takikardia sampai 130-200 kali/menit
• Sering ada fibrilasi atrium dengan respon
ventrikular cepat
• Bisa memperlihatkan gagal jantung kongestif
Laboratoium
• Tidak ada kriteria laboratorium untuk
diagnosis krisis tiroid. Yang ditunjukkan oleh
penderita adalah tanda adanya tiroksikosis
seperti :
– Peningkatan kadar T3 dan T4
– Peningkatan ambilan T3
– Penekanan TSH
– Peningkatan ambilan radioaktif
• Jika gejala-gejala krisis tiroid sedemikian nyata, maka pengobatan
hendaknya dimulai sambil menunggu hasil laboratorium untuk
memastikan hipertiroidisme.
• Hasil laboratorium lainnya yang dapat mengalami kelainan adalah :
–
–
–
–
–
–
–
–
Hiperglikemia
Leukositosis
Peningkatan ringan kadar kalsium
Peningkatan kadar- transaminase
Dehidrogenase laktat
Kinase kreatinin
Fosfatase alkali
bilirubin
Manifestasi klinik tiroid berdasarkan bobot/nilai
Disfungsi regulasi suhu
• Suhu C :
37,2 - 37,7
5
37,8 - 38,3
10
38,4 – 38,8
15
38,9 – 39,4
20
39,5 – 39,9
25
≥ 40
30
Disfungsi kardiovaskular
• Takikardia :
90 – 109
5
110 – 119
10
120 – 129
15
130 – 139
20
≥ 140
25
Gangguan sistem saraf
pusat
• Tidak ada
0
• Ringan : agitasi
10
• Sedang : delirium
20
psikosis
letargi berat
• Berat : Koma
30
Gagal jantung kongestif
• Tidak ada
0
• Ringan : edema tungkai 5
• Sedang : ronki +/+
10
• Berat : edema paru
15
• Disfungsi
hati/gastrointestinal
• Tidak ada
0
• Sedang : diare 10
muntah/neg
nyeri perut
• Berat : ikterus
Fibrilasi
• Tidak ada
• Ada
0
10
Faktor pencetus
• Tidak diketahui 0
• Ada
10
Keterangan
• Nilai total ≥ 45 : sangat mungkin krisis tiroid
• Nilai total 25 – 44 : krisis tiroid mengancam
• Nilai total < 25 : bukan krisis tiroid
Penatalaksanaan
• Perawatan supportif
• Obat-obatan antagonis terhadap aktivitas
hormon tiroid
• Pengobatan terhadap faktor presipitasi
Perawatan supportif
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
insensible dan pengeluaran melalui gastro intestinal
harus segera diperbaiki dengan infus dekstrose dan NaCl
0,9%.
• Suhu tinggi diatasi dengan kompres dingin dan
antipiretik.Asetaminofen lebih dipilih dibanding asam
salisilat, karena salisilat dapat menyebabkan lepasnya
ikatan hormon tiroid pada protein pengikat, sehingga
kadar hormon tiroid bebas menjadi lebih tinggi, dan
keadaan ini akan memperberat penyakitnya.
• Gagal jantung diatas dengan oksigen, diuretik dan
digetalis
Obat-obatan antagonis terhadap aktivitas
hormon tiroid
a.
b.
c.
d.
e.
Blokade produksi hormon tiroid
– Propiltiourasil (PTU) dosis tinggi, 300 mg tiap 4-6 jam
– Metimazol, dosis ekuivalennya ialah 20-30 mg tiap 4 jam.
Blokade pengeluaran hormon tiroid
– Solusio lugol, 8 tetes tiap 6 jam
– Na-Iodida, dosis 1 g tiap 12 jam baik oral maupun per infus,
diberikan 1-2 jam setelah PTU dan dilanjutkan selama 7-10 hari
– Ipodate (obat kontras radiologi/oragrafin), dosis 1-3 g/hari secara
oral
Penghambat Beta  Propranolol dosis 60-80 mg tiap 6 jam per oral atau
1-3 mg intravena perlahan.
Glukokortikoid  Hidrokortisol 100-500 mg intravena tiap 12 jam
Plasmaparesis dan dialisis peritoneal
Latihan 1
• Pasien wanita berusia 62 tahun datang ke Rumah Sakit diantar
keluarganya dengan keluhan tidak mau makan sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit (SMRS), badan pegal-pegal, badan tampak banyak
berkeringat, lemas, rasa mual di perut, setiap makan selalu dimuntahkan,
sesak nafas bila berjalan ke kamar mandi, sulit tidur, lidah terasa pahit,
buang air besar (BAB) susah, buang air kecil (BAK) lancar. Pasien juga
mengeluhkan tentang benjolan di lehernya yang semakin membesar dan
ikut bergerak jika menelan. Pemeriksaan fisik menunjukan mata
eksoftalmos (+), pada leher tekanan vena jugularis meningkat, kelejar
tiroid membesar (grade III), bruit pada tiroid(+), auskultasi jantung
terdapat bising sistole (+), pada ekstremitas tampak tremor dan
hiperhidrosis. Pemeriksaan laboratorium menunjukan kreatinin 0,45, SGOT
45, T3 4,85, TSH-S <0,05, T4 >70, hasil EKG atrial fibrilasi.
• Diagnosis
Hipertiroid
Download