Pertemuan 6 - Keperawatan Sistem Endokrin

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTIROID
A. PENDAHULUAN
Hipertiroidisme sering terjadi pada wanita dari pada pria, insiden yang lebih tinggi
terdapat pada usia antara 20-40 tahun, penyakit ini timbul sebagai episode trauma
emosional, infeksi, atau peningkatan stress dan sering terjadi pada individu yang
sedang mengalami gangguan endokrin lain (misalnya DM)
B. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID
1. STRUKTUR
Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dg diameter 50-500 µmeter. Terletak dibawah
anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler
menghasilkan hormon T4 (tiroksin) dan T3 ( triodotironin )
Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan
dalam pengaturan kalsium
Hormon Tiroid:
Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme
tubuh.Sel yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan
Triidotironin (T3;hormon aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan
glikoprotein,tiroglobulin, didalam koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum sel
kelenjar tiroid & asam amino. Hormon T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1 - 3 mmol
Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon ini mempunyai peran dalam
pengatur kelenjar tiroid ( masenjer ke dua),dan meransang pelepasan T3 & T4 dari
koloid .
Tahapan pembentukan Hormon Tiroid
1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin
2. Pembentukan tiroglobulin
3. Organifikasi tiroglobulin( iodin berikantan dg tryosylmoities pd tiroglobulin unt
membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 –diioditirosin)
4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3
5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin
6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin
7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang
Metabolisme Hormon T3 Dan T4
Hormon T3 , dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat
mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari
kelenjar. tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3
merupakan hormon efektif dan aktual.
Perubahan T3 mjd T4 ( terjadi di hati & ginjal) dikatalisis oleh
5-deiodinase dalam
mikrosom yg mengambil 5-iodin dari cincin luar T4.
Rasio T3 dan T4 dalam plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg
berbeda (terutama T4) :
1) Globulin mengikat Tiroksin ( TBG)
mengangkut dua pertiga dari T4
2) Prealbumin pengikat tiroksin ( TBPA)
3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam
sirkulasi )
Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH
sedangkan sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH ( Tiroliberin)
Hormon Tiroid
FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN
1. Hormon T4 : Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh
sel .
2. Hormon T3 :
a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel
b. Mengatur produksi panas tubuh
c. Merupakan antagonis insulin
d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet
e. Mempertahankan tonus otot
f.
Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung
g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen
h. Mempertahankan mobilisasi kalsium
i.
Mempengaruhi produksi sel darah merah
j.
Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa
kolesterol
k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf.
3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin adalah:
a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum
b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract )
c. Menghambat resorpsi tulang.
C. DEFINISI HIPERTIROID
Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut:
1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan.
2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah.
4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan,
merupakan suatu kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon
tiroid / tiroksin yang tidak terikat dalam sirkulasi darah.
D. ETIOLOGI / PENYEBAB
1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya( penyebab yang berhubungan dengan kelenjar tiroid)
2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT
dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT
dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan
HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan( penyebab yang tidak
berhubungan dengan kelenjar tiroid)
Penyebab Utama :
1 Penyakit Grave
2.Toxic multinodular goitre
3. Solitary toxic adenoma’’
Penyebab Lain
1. Tiroiditis
2.Penyakit troboblastis
3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
4. Pemakaian yodium yang berlebihan
5. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
Penyakit Grave (Struma multinodular toksik )
Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme, Adalah suatu
penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai
immunoglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), yang
menyebabkan meningkatnya pembentukan Hormon Tiroid (HT), namun tidak
mengalami umpan
balik negatif dari kadar HT yang tinggi.
Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar
HT yang tinggi.
Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah
wanita berusia antara 20 sampai 30 tahun.
Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi,
misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan
oleh pengakti pada hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh
sehingga terjadi peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid
berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal ( contoh pada indvidu
hamil mengalami gondok, setelah melahirkan hilang) . Walaupun kadang-kadang terjadi
perubahan yangn irreversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang
membesar tersebut dapat, ( tidak selalu), tetap memproduksi HT dalam jumlah
berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka
keadaan ini disebut “gondok nodular toksik”. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel
penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.
Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut:
a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid
b. Biasanya Difus dan simetris & besar >>
c. Bentuk & konsistensi berpariasi
d. Dapat menekan jaringan sekitar
e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan
terdenganrnya “sistolik bruit” diatas kelenjar.
E. TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare)
6. Tidak tahan panas
7. Gangguan reproduksi
8. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
9. Mata melotot (exoptalmus)
10.Cepat letih
11. Tanda bruit
12. Haid sedikit dan tidak tetap
13. Pembesaran kelenjar tiroid
F. PATOFISIOLOGI HIPERTIROID
Penyakit Grave,Toxic multinodular goiter, Solitary toxic adenoma’’, Tiroiditis,
Penyakit troboblastis, kanker pituitary, ambilan hormone tiroid secara berlebihan
dan pemakaian yodium yang berlebihan
Hipertiroid
Kontrol sekresi hormon tiroid tidak ada
Meransang sistim tubuh
Hypermetabolik
Peningkatan system saraf simpatuis
Peningkatan cardiac output, peningkatan konsumsi 02, aliran darah ke
perifermeningkat, peningkatan suhu tubuh.
Mempengaruhi sekresi & metabolism di hipotalamus & pituitari
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS/ PENUNJANG
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
Adapun pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan antara lain:
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone), pemeriksaan darah akan ditemukan meningkat
2. Bebas T3 ( triiodotironin) dan T4 (tiroksin), pemeriksaan dengan RIA( Radio imuno
assay) dalam serum darah
3. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi ( USG) kelenjar tiroid untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
INTERPRETASI TES DIAGNOSIS YANG BERHUBUNGAN DG HORMON TIROID
NO
JENIS TEST
1
Kadar serum T4
PROSEDUR&PERSIAPAN
- Sampel darah
-Tanpa persiapan
INTERPRETASI
- Mengukur tiroksin sirkulasi yg bebas
& terikat.
- Nilai normal: 3-7µg/100ml,
- Dipengaruhi oleh
kehamilan,estrogen(menyusui),
glukokortikoid, hipoproteinnemia.
2
3
Kadar serum T3
TBG
- Sampel darah radioassay
- Mengukur T3 terikat.
- Tanpa persiapan khusus
- Nilai normal: 100-170µg/100ml
- sampel darah
- Mengukur kadar TBG, TBG dpt naik
- Tanpa persiapan khusus
atau turun oleh kondisi lain & dpt
merubah kadar T3 &T4
4
T3 resin Uptake
( T3U)
- Sampel darah diambil, resin &T3
- Mengukur perubahan kadar tiroid
ditambahkan kedalamnya, T3
binding protein(TBG)
radioaktif akan berikatan pada
- Nilai normal: 25%-30%T3
tempat yg kosong pd TBG, jumlah
radioaktifberikatan dg resin.
radioaktif radioaktif pada darah &
- Jika tempat ikatan protein jenuh oleh
resin dihitunguntuk menentukan
T4 kadar T3U yg lebih tinggi
jumlah T3 yg terikat pada resin
menunjukkan hipertiroidisme, yg
rendah menunjukkan hipotiroidisme
5
Pemeriksaan tingkat
- Sampel darah
- Mengukur TSH secara langsung,
hipofise TSH radio
- Tanpa persiapan khusus
pengukuran membantu membedakan
immunoassay
hipertiroidisme primer & sekunder.
- Nilai meningkat pd hipertiroidisme
primer karena tdk ada control umpan
balik negatif.
6
Tes stimulasi TSH
Kadar TSH diukur, 500 µg TRH
Normal: TRH meningkatkan TSH 15-
diberikan 30 menit kemudian TSH
30µg/ml atau peningkatan 5 m/U diatas
diukur kembali
nilai basal, respon datar menunjukkan
hipertiroidime,
rsepon
yg
hebat
menunjukkan hipertiroidisme primer.
7
Pemeriksaan tingkat
- Iodine radioactive dosis kecil
Tiroid radioactive iodine
- Detektor scitilasi ditempatkan pd
- Mengukur tingkat aktifitas tiroid
peroral pada 2,6,24 jam.
uptake( RIAU)
- Tiroid normal menangkap 5% - 35%
derah tiroid & jumlah radioactive
dosis .
yg terkumpul dihitung iodine
- Peningkatan penangkapan terjadi
pada makanan ,obat, media x-
pada hipertiroidisme.
8
Scan Tiroid
ray, obat lain, dan makanan
- Kelebihan dosis tracer diekskresi urin
diperkaya iodine merendahkan
& dapat diukur.
pembacaan.( puasa makanan yg
- Urin 24 jam tamping penurunan
mengandung iodine selama 3
jumlahnya dalam urin menunjukkan
hari sebelum pemeriksaan)
hipertiroidisme.
Diberikan ¹²³ I, scintilasi dilakukan,
Ukuran, bentuk, fungsi anatomi kelenjar
gambaran distribusi radioactive
tiroid diperiksa, terdapat area
dicatat.
penangkapan yg tinggi dan rendah ,
ingesti iodine ( dalam obat& zat kontras
) merubah hasil pengukuran.
9
USG Tiroid
Tanpa persiapan
USG digunakan untuk mencari kelainan
struktur, kistik, nodul atau massa yg
lain,
10
Test antibody Tiroid
Sampel darah
Antibodi tiroglobulin dan mikrosum
terdapat pada tiroiditis Hashimoto
11
Thiroid-stimulating
Sampel darah
Immunoglobulin (TSI )
12
Jika terdapat antibody TSI : konfirmasi
untuk penyakit Grave.
Pemerikasaan yg
- Klien beristirahat & puasa
- Normal: - 15% - +15%
berhubungan dg efek
- jumlah oksigen saat istirahat
- Pada klien hipertiroid BMR > +15%
periferalhormon tiroid:
dihitung
- Pada hipertiroidisme kurang akurat
a. basal metabolic
- Oksigen yg digunakan
dari pada test yang lainnya, tetapi dpt
rate(BMR)
dibandingkan dg jenis kelamin,usia,
digunakan untuk mengevaluasi terapi.
&ukuran yg sama.
b. Kadar kolesterol
- sampel darah , klien puasa mulai
- normal: tiap laboratorium berbeda-
serum
malam hari( 6 – 8 jam)
beda kadarnya yg tinggi terdapat pada
hipotiroidsme dan rendah pada
hipertiroidisme, menunjang data lain
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami
gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propyl thiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksima 2000
mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala- gejala :
1). hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien
muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adernergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah
4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau
gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai
eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian
pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi
apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam
keadaan Hipertiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap hipertiroid atau
terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
I.
Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam
jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takhikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, dapat terjadi kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
masih tinggi.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang
dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
1. Pengkajian
a.
Aktivitas atau istirahat
1). Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan
koordinasi,Kelelahan berat
2).Tanda : Atrofi otot
b. Sirkulasi
1). Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
2). Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.
Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi
1). Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri /
terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri
tekan pada abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat
berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat),
urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif ( diare )
d. Integritas / Ego
1). Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
2). Tanda : Ansietas peka rangsang
e. Makanan / Cairan
1). Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan
lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretic
( tiazid )
2). Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (
peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ),
bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
f. Neurosensori
1). Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan
pada otot parastesia, gangguan penglihatan
2). Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut),
gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam
(RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
g. Nyeri / Kenyamanan
1).Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
h. Pernapasan
1). Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
2). Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat
i. Keamanan
1). Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
2). Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk
otot - otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
j. Seksualitas
1). Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;
kesulitan orgasme pada wanita
2). Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton
plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan
kolosterol meningkat
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul sangat tergantung dari penyebab, berat
ringannya penyakit hipertiroid, dan komplikasi yang menyertai.
Dibawah ini adalah diagnosa keperawatan pada umumnya yang mungkin
muncul pada klien dengan hipertiroidisme. Adapun diagnosa keperawatan yang
lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan (B.D)
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
b.Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan
dengan penurunan berat badan)
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
g. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik,peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
3. Perencanaan / Intervensi.
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
1) Nadi perifer dapat teraba normal.
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5)Tidak ada disritmia
Intervensi :
1). Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
2). Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
3). Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik
4). Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume
sirkulasi dan menurunkan curah jantung
5).
Catat masukan dan haluaran cairan tubuh
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkanv dehidrasi
berat.
b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
Energy.
Intervensi :
1). Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin
ditemukan.
2). Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
3). Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
4). Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
Rasional : Meningkatkan relaksasi
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan
dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
1). Nafsu makan baik.
2). Berat badan normal
3). Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
1). Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
2). Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
3). kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,
terbeba dari ulkus
Intervensi :
1). Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
2). Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan
retroorbita.
3). Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
4). Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
1). Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
imsomnis
2). Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
3). Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
4) Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan
criteria: Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
1). Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan
pilihan berdasarkana informasi
2). Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang
muncul akan menentukan tindakan pengobatan
3). Identifikasi sumber stress
Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan
/eksaserbasi dari penyakitnya
4). Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan
5) Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik,peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan
pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
1). Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
2). Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional :Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya
3). kaji tingkat ansietas
Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir
4). Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional :Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara.
5). Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan
6). Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik.
Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
e. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
g. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab
Reference
1. Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8, EGC, Jakarta
2. Barbara C.Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah ( suatu pendekatan proses
keperawatan),cetakan I , Bandung
3. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),
EGC, Jakarta
4. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
5. Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
6. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta
Download