ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTIROID A. PENDAHULUAN Hipertiroidisme sering terjadi pada wanita dari pada pria, insiden yang lebih tinggi terdapat pada usia antara 20-40 tahun, penyakit ini timbul sebagai episode trauma emosional, infeksi, atau peningkatan stress dan sering terjadi pada individu yang sedang mengalami gangguan endokrin lain (misalnya DM) B. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID 1. STRUKTUR Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dg diameter 50-500 µmeter. Terletak dibawah anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler menghasilkan hormon T4 (tiroksin) dan T3 ( triodotironin ) Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan dalam pengaturan kalsium Hormon Tiroid: Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme tubuh.Sel yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan Triidotironin (T3;hormon aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan glikoprotein,tiroglobulin, didalam koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum sel kelenjar tiroid & asam amino. Hormon T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1 - 3 mmol Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon ini mempunyai peran dalam pengatur kelenjar tiroid ( masenjer ke dua),dan meransang pelepasan T3 & T4 dari koloid . Tahapan pembentukan Hormon Tiroid 1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin 2. Pembentukan tiroglobulin 3. Organifikasi tiroglobulin( iodin berikantan dg tryosylmoities pd tiroglobulin unt membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 –diioditirosin) 4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3 5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin 6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin 7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang Metabolisme Hormon T3 Dan T4 Hormon T3 , dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari kelenjar. tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3 merupakan hormon efektif dan aktual. Perubahan T3 mjd T4 ( terjadi di hati & ginjal) dikatalisis oleh 5-deiodinase dalam mikrosom yg mengambil 5-iodin dari cincin luar T4. Rasio T3 dan T4 dalam plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg berbeda (terutama T4) : 1) Globulin mengikat Tiroksin ( TBG) mengangkut dua pertiga dari T4 2) Prealbumin pengikat tiroksin ( TBPA) 3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam sirkulasi ) Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH sedangkan sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH ( Tiroliberin) Hormon Tiroid FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN 1. Hormon T4 : Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh sel . 2. Hormon T3 : a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel b. Mengatur produksi panas tubuh c. Merupakan antagonis insulin d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet e. Mempertahankan tonus otot f. Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen h. Mempertahankan mobilisasi kalsium i. Mempengaruhi produksi sel darah merah j. Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa kolesterol k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf. 3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin adalah: a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract ) c. Menghambat resorpsi tulang. C. DEFINISI HIPERTIROID Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut: 1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. 2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. 3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. 4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan, merupakan suatu kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon tiroid / tiroksin yang tidak terikat dalam sirkulasi darah. D. ETIOLOGI / PENYEBAB 1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya( penyebab yang berhubungan dengan kelenjar tiroid) 2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan( penyebab yang tidak berhubungan dengan kelenjar tiroid) Penyebab Utama : 1 Penyakit Grave 2.Toxic multinodular goitre 3. Solitary toxic adenoma’’ Penyebab Lain 1. Tiroiditis 2.Penyakit troboblastis 3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan 4. Pemakaian yodium yang berlebihan 5. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodarone Penyakit Grave (Struma multinodular toksik ) Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme, Adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai immunoglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), yang menyebabkan meningkatnya pembentukan Hormon Tiroid (HT), namun tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT yang tinggi. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20 sampai 30 tahun. Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi, misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengakti pada hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga terjadi peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal ( contoh pada indvidu hamil mengalami gondok, setelah melahirkan hilang) . Walaupun kadang-kadang terjadi perubahan yangn irreversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, ( tidak selalu), tetap memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut “gondok nodular toksik”. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang. Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut: a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid b. Biasanya Difus dan simetris & besar >> c. Bentuk & konsistensi berpariasi d. Dapat menekan jaringan sekitar e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan terdenganrnya “sistolik bruit” diatas kelenjar. E. TANDA & GEJALA Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung 2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin. 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 5. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare) 6. Tidak tahan panas 7. Gangguan reproduksi 8. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid 9. Mata melotot (exoptalmus) 10.Cepat letih 11. Tanda bruit 12. Haid sedikit dan tidak tetap 13. Pembesaran kelenjar tiroid F. PATOFISIOLOGI HIPERTIROID Penyakit Grave,Toxic multinodular goiter, Solitary toxic adenoma’’, Tiroiditis, Penyakit troboblastis, kanker pituitary, ambilan hormone tiroid secara berlebihan dan pemakaian yodium yang berlebihan Hipertiroid Kontrol sekresi hormon tiroid tidak ada Meransang sistim tubuh Hypermetabolik Peningkatan system saraf simpatuis Peningkatan cardiac output, peningkatan konsumsi 02, aliran darah ke perifermeningkat, peningkatan suhu tubuh. Mempengaruhi sekresi & metabolism di hipotalamus & pituitari G. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS/ PENUNJANG Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini : Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Adapun pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan antara lain: 1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone), pemeriksaan darah akan ditemukan meningkat 2. Bebas T3 ( triiodotironin) dan T4 (tiroksin), pemeriksaan dengan RIA( Radio imuno assay) dalam serum darah 3. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi ( USG) kelenjar tiroid untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid 5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid 6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum 7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia INTERPRETASI TES DIAGNOSIS YANG BERHUBUNGAN DG HORMON TIROID NO JENIS TEST 1 Kadar serum T4 PROSEDUR&PERSIAPAN - Sampel darah -Tanpa persiapan INTERPRETASI - Mengukur tiroksin sirkulasi yg bebas & terikat. - Nilai normal: 3-7µg/100ml, - Dipengaruhi oleh kehamilan,estrogen(menyusui), glukokortikoid, hipoproteinnemia. 2 3 Kadar serum T3 TBG - Sampel darah radioassay - Mengukur T3 terikat. - Tanpa persiapan khusus - Nilai normal: 100-170µg/100ml - sampel darah - Mengukur kadar TBG, TBG dpt naik - Tanpa persiapan khusus atau turun oleh kondisi lain & dpt merubah kadar T3 &T4 4 T3 resin Uptake ( T3U) - Sampel darah diambil, resin &T3 - Mengukur perubahan kadar tiroid ditambahkan kedalamnya, T3 binding protein(TBG) radioaktif akan berikatan pada - Nilai normal: 25%-30%T3 tempat yg kosong pd TBG, jumlah radioaktifberikatan dg resin. radioaktif radioaktif pada darah & - Jika tempat ikatan protein jenuh oleh resin dihitunguntuk menentukan T4 kadar T3U yg lebih tinggi jumlah T3 yg terikat pada resin menunjukkan hipertiroidisme, yg rendah menunjukkan hipotiroidisme 5 Pemeriksaan tingkat - Sampel darah - Mengukur TSH secara langsung, hipofise TSH radio - Tanpa persiapan khusus pengukuran membantu membedakan immunoassay hipertiroidisme primer & sekunder. - Nilai meningkat pd hipertiroidisme primer karena tdk ada control umpan balik negatif. 6 Tes stimulasi TSH Kadar TSH diukur, 500 µg TRH Normal: TRH meningkatkan TSH 15- diberikan 30 menit kemudian TSH 30µg/ml atau peningkatan 5 m/U diatas diukur kembali nilai basal, respon datar menunjukkan hipertiroidime, rsepon yg hebat menunjukkan hipertiroidisme primer. 7 Pemeriksaan tingkat - Iodine radioactive dosis kecil Tiroid radioactive iodine - Detektor scitilasi ditempatkan pd - Mengukur tingkat aktifitas tiroid peroral pada 2,6,24 jam. uptake( RIAU) - Tiroid normal menangkap 5% - 35% derah tiroid & jumlah radioactive dosis . yg terkumpul dihitung iodine - Peningkatan penangkapan terjadi pada makanan ,obat, media x- pada hipertiroidisme. 8 Scan Tiroid ray, obat lain, dan makanan - Kelebihan dosis tracer diekskresi urin diperkaya iodine merendahkan & dapat diukur. pembacaan.( puasa makanan yg - Urin 24 jam tamping penurunan mengandung iodine selama 3 jumlahnya dalam urin menunjukkan hari sebelum pemeriksaan) hipertiroidisme. Diberikan ¹²³ I, scintilasi dilakukan, Ukuran, bentuk, fungsi anatomi kelenjar gambaran distribusi radioactive tiroid diperiksa, terdapat area dicatat. penangkapan yg tinggi dan rendah , ingesti iodine ( dalam obat& zat kontras ) merubah hasil pengukuran. 9 USG Tiroid Tanpa persiapan USG digunakan untuk mencari kelainan struktur, kistik, nodul atau massa yg lain, 10 Test antibody Tiroid Sampel darah Antibodi tiroglobulin dan mikrosum terdapat pada tiroiditis Hashimoto 11 Thiroid-stimulating Sampel darah Immunoglobulin (TSI ) 12 Jika terdapat antibody TSI : konfirmasi untuk penyakit Grave. Pemerikasaan yg - Klien beristirahat & puasa - Normal: - 15% - +15% berhubungan dg efek - jumlah oksigen saat istirahat - Pada klien hipertiroid BMR > +15% periferalhormon tiroid: dihitung - Pada hipertiroidisme kurang akurat a. basal metabolic - Oksigen yg digunakan dari pada test yang lainnya, tetapi dpt rate(BMR) dibandingkan dg jenis kelamin,usia, digunakan untuk mengevaluasi terapi. &ukuran yg sama. b. Kadar kolesterol - sampel darah , klien puasa mulai - normal: tiap laboratorium berbeda- serum malam hari( 6 – 8 jam) beda kadarnya yg tinggi terdapat pada hipotiroidsme dan rendah pada hipertiroidisme, menunjang data lain H. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Konservatif Tata laksana penyakit Graves a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut : 1) Thioamide 2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari 3) Propyl thiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksima 2000 mg/hari 4) Potassium Iodide 5) Sodium Ipodate 6) Anion Inhibitor b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala- gejala : 1). hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi : a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif c. Persiapan tiroidektomi d. Pasien hamil, usia lanjut e. Krisis tiroid Penyekat adernergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan Hipertiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap hipertiroid atau terjadi kolaps. 2. Surgical a. Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar I. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takhikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, dapat terjadi kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas masih tinggi. J. ASUHAN KEPERAWATAN Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini : 1. Pengkajian a. Aktivitas atau istirahat 1). Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,Kelelahan berat 2).Tanda : Atrofi otot b. Sirkulasi 1). Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina) 2). Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis) c. Eliminasi 1). Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan pada abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare ) d. Integritas / Ego 1). Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi. 2). Tanda : Ansietas peka rangsang e. Makanan / Cairan 1). Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretic ( tiazid ) 2). Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton) f. Neurosensori 1). Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parastesia, gangguan penglihatan 2). Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA) g. Nyeri / Kenyamanan 1).Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati. h. Pernapasan 1). Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak) 2). Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat i. Keamanan 1). Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit 2). Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot - otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam ) j. Seksualitas 1). Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita 2). Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang muncul sangat tergantung dari penyebab, berat ringannya penyakit hipertiroid, dan komplikasi yang menyertai. Dibawah ini adalah diagnosa keperawatan pada umumnya yang mungkin muncul pada klien dengan hipertiroidisme. Adapun diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut : a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan (B.D) hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung b.Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan) d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik. f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. g. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur 3. Perencanaan / Intervensi. a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5)Tidak ada disritmia Intervensi : 1). Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi 2). Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien. Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia 3). Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels) Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik 4). Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung 5). Catat masukan dan haluaran cairan tubuh Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkanv dehidrasi berat. b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat Energy. Intervensi : 1). Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan. 2). Ciptakan lingkungan yang tenang Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia 3). Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme 4). Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage Rasional : Meningkatkan relaksasi c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan) Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria : 1). Nafsu makan baik. 2). Berat badan normal 3). Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Intervensi : 1). Catat adanya anoreksia, mual dan muntah Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia 2). Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid 3). kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbeba dari ulkus Intervensi : 1). Observasi adanya edema periorbital Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan 2). Evaluasi ketajaman mata Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita. 3). Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap Rasional : Melindungi kerusakan kornea 4). Bagian kepala tempat tidur ditinggikan Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks Intervensi : 1). Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan imsomnis 2). Bicara singkat dengan kata yang sederhana Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi 3). Jelaskan prosedur tindakan Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi 4) Kurangi stimulasi dari luar Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan criteria: Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya Intervensi : 1). Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi 2). Berikan informasi yang tepat Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan 3). Identifikasi sumber stress Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan /eksaserbasi dari penyakitnya 4). Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat Rasional : Mencegah munculnya kelelahan 5) Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan. 7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab. Intervensi : 1). Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori 2). Catat adanya perubahan tingkah laku Rasional :Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya 3). kaji tingkat ansietas Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir 4). Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan Rasional :Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara. 5). Orientasikan pasien pada tempat dan waktu Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan 6). Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien. Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien. g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti psikotik. Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir. 4. Evaluasi Hasil yang diharapkan adalah : a. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus e. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya g. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab Reference 1. Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8, EGC, Jakarta 2. Barbara C.Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah ( suatu pendekatan proses keperawatan),cetakan I , Bandung 3. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta 4. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta 5. Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. 6. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta