Persamaan dan Perbedaan Budaya

advertisement
Persamaan dan Perbedaan
Budaya, Bahasa,
Dialek, Tradisi Lisan Yang Ada di
Masyarakat Setempat
Manusia merupakan makhluk social yang selalu berinteraksi dengan manusia yang
lainnya, dalam kehidupannya manusia menggunakan suatu bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi. Hamper disetiap daerah memiliki bahasa masing-masing. Setiap daerah di
Indonesia tentunya memiliki cirri khas bahasa, dan dialeknya. Bahkan untuk masyarakat juga
memiliki tradisi lisan untuk dapat melanggengkan kebudayaannya. Dengan adanya perbedaan
bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang bisa dijadikan sarana belajar dan menghargai antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya di Indonesia. Dengan adanya bahasa kita juga dapat
mengetahui perbedaan kondisi social budaya di suatu masyarakat.
Dialek adalah karagaman cara pengucapan atau gaya penggunaan bahasa. Setiap orang
mempunyai cara pengucapan yang berbeda walaupun dari daerah yang sama. Walaupun artinya
sama, tapi kemungkinan besar ada yang pengucapannya berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
dialek setiap daerah berbeda-beda dengan daerah lainnya.
Tradisi lisan adalah cerita lisan tentang suatu tempat atau tokoh yang dibuat teks kisahan
dalam berbagai bentuk, seperti syair, prosa, lirik, syair bebas, dan nyanyian. Setiap daerah
mempunyai cerita rakyat serta lagu daerah yang berbeda-beda. Walaupun ada daerah yang
mempunyai bahasa dan dialek yang sama tetapi tradisi lisan daerah tersebut berbeda.
Persamaan antara bahasa, dialek, dan tradisi biasanya disebabkan oleh letak geografi
yang berdekatan, yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang sering antara penutur-penutur
idiolek itu.
Berbicara tentang persamaan dam perbedaan bahasa dan dialek di suatu daerah dapat
diambil contoh seperti bahasa Jawa. Bahasa Jawa sesuai dengan keadaan geofisik Pulau Jawa,
maka
kita
dapat
membedakan
beberapa
subdaerah
linguistik
yang
masing-masing
mengembangkan dialek-dialek bahasa Jawa yang perbedaannya antara yang satu dengan lain
terlihat jelas sekali.
Di bagian barat Jawa terdapat daerah aliran Sungai Serayu yang berasal dari kompleks
Pegunungan Dieng, Sindoro, Sumbing, yang mengalir ke arah barat daya sebelum akhirnya
bermuara di Samudra Hindia di sebelah selatan Pulau Jawa. Orang-orang Jawa yang tinggal di
daerah aliran sungai ini mengucapkan suatu dialek Banyumas yang khas, di mana vokal bawah
belakang dalam bahasa Jawa umum diucapkan sebagai vokal bawah tengah yang sering kali
diakhiri dengan pita suara tutup pada akhir kata.
Di daerah aliran Sungai Opak, Praga, dan hulu Sungai Bengawan Solo, di tengah-tengah
komplek Gunung Merapi-Merbabu-Lawu, dipergunakan dialek Jawa Tengah Solo-Jogja. Daerah
ini juga merupakan daerah pusat kebudayaan Jawa – Keraton yang dianggap sebagai daerah
sumber dari nilai-nilai dan norma-norma Jawa. Dengan demikian, dialek Solo – Jogja juga
dianggap sebagai “bahasa Jawa yang beradab”. Dalam dialek ini penggunaan bahasa Jawa
dengan sistem kesembilan gaya bertingkat itu benar-benar sudah berkembang mencapai
kerumitan yang luar biasa.
Di sebelah utara daerah ini terdapat dialek Jawa pesisir yang dipergunakan di kotakota daerah pantai utara. Dialek ini tidak jauh berbeda dari dialek Solo-Jogja. Bagian barat
daerah subkebudayaan pesisir sangat dipengaruhikebudayaan dan bahasa Sunda yang tampak
pada dialek Cirebon, Indramayu, Tegal, dan daerah-daerah sekitarnya.
Sebelah timur daerah subkebudayaan Jawa Tengah adalah Sungai Brantas yang juga
melingkupi daerah-daerah sekitar Madiun dan Kediri di bagian baratnya, dan Kota Malang,
Lumajang, dan Jember di bagian timurnya. Logat yang diucapkan di daerah itu sangat
dipengaruhi oleh dialek Solo-Jogja dan bahkan mirip sekali, kecuali yang dipakai di delta Sungai
Brantas, khususnya Kota Surabaya yang memiliki dialek yang sangat khas pula.
Bahasa Jawa yang dipakai di daerah pantai Jawa Timur sangat banyak terpengaruh
bahasa Madura, yaitu suatu bahasa yang sama sekali berbeda dengan bahasa Jawa. Adapun
bahasa yang dipergunakan di ujung timur Pulau Jawa, yaitu Banyuwangi dan Blambangan
banyak dipengaruhi oleh bahasa Bali.
Di ujung sebelah barat Pulau Jawa, yaitu di sebelah barat daerah kebudayaan Sunda,
terdapat daerah Banten yang menggunakan suatu logat bahasa Jawa yang khas. Daerahnya
mencakup daerah sebelah barat Kota Jakarta hingga Kota Merak, dan ke arah selatan berbatasan
dengan Kota Bangka Belitung dan Pandeglang. Penduduk di daerah ini berbicara dua bahasa
(bilingual), yaitu bahasa Jawa, Banten dan Bahasa Sunda, tetapi di Kota Serang, yang
merupakan ibu kota daerah itu, terutama memakai bahasa Sunda.
Persamaan antara bahasa, dialek, tradisi lisan terletak pada berasal dari daerah masingmasing. Ketiganya sama-sama berasal dari daerah tempat tinggal masing-masing. Bahasa, dialek,
dan tradisi lisan digunakan untuk menyambung komunikasi dengan masyarakat lain. Selain itu
juga sama-sama mendapatkan pengaruh dari budaya lain. Biasanya terdapat kata yang sama
dalam bahasa antara daerah satu dengan daerah lainnya tetapi mempunyai makna yang berbeda.
Persamaan kata inilah yang terkadang membuat seseorang salah persepsi. Bahasa, dialek, dan
tradisi lisan tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-harinya. Oleh karena itu, ketiganya
sama-sama penting di semua daerah.
Perbedaan bahasa, dialek, tradisi lisan terletak pada kondisi geografis. Setiap daerah
mempunyai kondisi geografis yang berbeda yang menyebabkan munculnya bahasa, dialek, dan
tradisi lisan yang berbeda. Misalnya, pada daerah pegunungan masyarakat cenderung
mempunyai sifat yang lembut sesuai kondisi lingkungannya. Dengan kondisi tersebut,
menyebabkan seseorang mempunyai gaya bahasa dan dialek lebih halus dalam berbicara.
Sedangkan pada daerah pesisir masyarakat cenderung mempunyai sifat yang keras sesuai dengan
kondisi lingkungannya. Sehingga menyebabkan seseorang mempunyai gaya bahasa dan dialek
lebih keras dalam berbicara. Tradisi lisan setiap daerah pun mempunyai perbedaan karena cerita
rakyat atau legenda berasal dari daerah masing-masing yang memperlihatkan kekhasannya.
Harapannya walaupun setiap daerah mempunyai bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang berbeda
tetapi tidak menurunkan tingkat solidaritas antar sesama masyarakat.
Sumber:

Indriyawati, Emmy. 2009. Antropologi Untuk Kelas XI SMA dan
MA.Jakarta: Pusat Perbukuan.

Sekar Arum, Persamaan Dan Perbedaan Budaya, Bahasa, Dialek, Tradisi Lisan Yang
Ada Di Masyarakat Setempat, 9 Desember 2015.
http://blog.unnes.ac.id/sekararumngarasati/2015/12/09/materi-pembelajaranantropologi-kelas-xi-persamaan-dan-perbedaan-budaya-bahasa-dialek-tradisi-lisan-yangada-di-masyarakat-setempat/)
Download