RESUME VITAMIN VITAMIN A (RETINOL) 1. Kandungan dalam beberapa makanan Bahan Makanan retinol ekivalen/100 g Wortel 2.000 Bayam 1.000 Watercress 500 Apricots 250 Tomat 100 Kubis 50 Kapri 50 (Patrick,2006) 2. Fungsi bagi kesehatan Peranan vitamin A dalam indra penglihatan Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan bagi manusia.Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retinauntuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama dalam hal ini adalah retinol. Bersama denganrodopsin, senyawa retinol akan membentuk kompleks pigmenyang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ penglihatan (Patrick,2006). Vitamin A dan sistem imun Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksiorganisme asing, seperti bakteri patogen.Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus(Patrick,2006). 3. Defisiensi : Akibat Bagi kesehatan Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit(Patrick,2006). 4. Suapan Anjuran Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan dinyatakan dalam Retinol Ekivalen (RE). Satu RE setara dengan 1 mikrogram retinol atau 6 mikrogram atau 12 mikrogram karoten campuran. Sehubungan dengan hal ini perlu penataan kembali nilai vitamin A yang tercantum dalam daftar komposisi bahan makanan (DKBM). Nilai preformed vitamin A seyogyanya dinyatakan dalam mikogram, demikian pula untuk karoten. Kecukupan viatamin A per kg BB yang tertinggi juga terjadi pada bayi, kemudian berangsur-angsur menurun. Pada bayi angka kecukupan viatmin A per kg BB adalah 64 RE, sedangkan pada orang dewasa sekitar 10-11 per kg BB (Riyadi,2002). 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Selama pengolahan dapat terjadi kehilangan yang disengaja, misalnya pemotongan buah-buahan dan sayuran, pembersihan ikan , lemak dari bahan-bahan segar yang menyebabkan terjainya penyusutan. Adanya kehilangan zat gizi akibat pengolahan mungkin dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelompok di masyarakat. Selama pemasakan akan terjadi flavor, warna dan tekstur, meningkatkan daya cerna komponen pangan, terjadinya destruksi mikroorganisme dan toksi serta inaktivasi enzim yang dikehendaki. Besar kecilnya penurunan zat gizi antara lain dipengaruhi oleh carapengolahan yang dilakukan serta sifat dari pangan itu sendiri. Pengaruh utama pemasakan terhadap nilai gizi sayur-sayuran adalah hilangnya/rusaknya vitamin A. Kehilangan vitamin A selama pemasakan sayuran hijau dengan cara ditumis 8-18%, sayuran hijau yang dimasak dengan perebusan menyebabkan kehilangan vitamin A berkisar 3-30%. Serta sayuran hujau yang dimasak bersantan mengalami kehilangan vitamin A hanya sekitar 3%(Riyadi,2002). VITAMIN B1( TIAMIN) 1. Kandungan dalam beberapa makanan Bahan Makanan Vitamin B1 (Mg) Kacang Tanah Terkupas 0,30 Mg (dengan selaput) Kacang Tanah Rebus 0,44 Mg (dengan selaput) Dedak Gandum 30 Mg Jagung 150 Mg Bekatul 200 Mg (Lal, 2000) 2. Fungsi bagi kesehatan Sumber vitamin B1 adalah gandum, beras, daging, telur,susu dan lainnya. Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak (Lal, 2000). 3. Defisiensi: Akibatnya bagi kesehatan Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1 (Lal, 2000). 4. Suapan Anjuran FAO/WH0 menetapan kecukupan tiamin yang dianjurkan sebesar 0,4 mg atau 1000kkal, sedangkan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 dapat dilihat dalam table berikut ini. Angka kecukupan tiamin yang dianjurkan: Golongan Umur AKT* (µg) Golongan Umur AKT* (µg) 0 - 6 bl 0,3 Wanita: 7 - 11 bl 0,4 10 - 12 th 1,0 1 - 3 bl 0,5 13 - 15 th 1,1 4 - 6 bl 0,8 16 - 18 th 1,1 7 - 9 bl 0,9 19 - 29 th 1,0 30 - 49 th 1,0 50 - 64 th 1,0 ≥ 65 th 1,0 +0,3 Pria : 10 - 12 th 1,0 Hamil 13 - 15 th 1,2 Menyusui 16 - 18 th 1,3 0 – 6 bl +0,3 19 - 29 th 1,2 7 – 12 bl +0,3 30 - 49 th 1,2 50 - 64 th 1,2 ≥ 65 th 1,0 5. Kehilangan akibat pemanasan (Pengolahan) dan penyimpanan Tiamin tampak tidak akan terdestruksi ketika direbus dalam kondisi asam untuk beberapa jam, namun akan terjadi kehilangan hingga 100% apabila direbus dalam kondisi pH 9 selam 20 menit. Senyawa ini tidak stabil di uadara, terutama pada nilai pH lebih tinggi dan akan rusak selama proses autoklaf, sulfitasi dan dalam larutan alkali. Tiamin memiliki sifat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat hilang danrusak selama dalam proses pemasakan, dan juga tidak tahan terhadap pemanasanyang terlalu lama. Faktor lain yang juga menyebabkan kerusakan pada tiaminadalah adanya alkali yang terkandung. Jika dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 3050%. Pada Pembuatan roti dari terigu dapat mengurangi ketersediaan kalsium karena terjadinya ikatan kompleks dengan fitin. Pemanggangan roti sampai kulitnya berwarna cokelat akan menurunkan kadar tiamin 17 – 22%. Roti tawar akan kehilangan tiamin (vitamin B1) lebih sedikit dibandingkan dengan roti berukuran kecil. Hampir semua tiamin akan hilang apabila dalam proses pembuatan roti/kue digunakan bahan kimia seperti dalam pembuatan bolu panggang, cake, atau donat. Hal ini terjadi karena pH meningkat jauh di atas 6 akibat penggunaan soda dalam jumlah banyak. Pada daging yang direbus mencapai 50-70%, yangdipanggang kehilangan 40-50 %, digoreng kehilangan nya mencapai 0-45 %, dan dikalengkan kehilangannya mencapai 80%. Serta pada pemasakna telur dapat menyebabkan kehilangan thiamin sekitar 5-15%. Oleh karena itu, guna menjaga kehilangan tiamindari makanan, terutama sayuran, maka dalam memasaknya digunakan air yangsedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut di manfaatkan untuk konsumsi bersama sayuran itu sendiri(Lal, 2000). VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN) 1. Kandungan Dalam Beberapa Makanan Bahan makanan Mg riboflavin per 100gram Khamir bir yang dikeringkan 3,68 Hati Ginjal Jantung Keju Telur Daging sapi 3,10 2,10 1,60 0,50 0,47 0,20 0,1 (Budianto,2001) 2. Fungsi bagi Kesehatan Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu (Harjadi,2006). 3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini adalah keilosis ( terjadi kerak pada sudutmulut yang berwarna merah ). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan.Adapun bijibijian seperti beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlahyang kecil (sedikit)(Harjadi,2006). 4. Suapan Anjuran Kebutuhan riboflavin di anjurkan sebagai berikut (Harjadi,2006): Bagi wanita yang lebih dari 23 tahun 1,2 mg/hari Pria lebih dari 23 tahun 1,6 mg/hari Wanita menysui 1,7 mg/hari Wanita hamil 1,5 mg/hari Bayi 0,6 mg/hari Anak sampai 10 tahun 1,2 mg/hari 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Riboflavin sangat sensitif terhadap sinar dan kecepatan destruksinya akan meningkat seiring dengan meningkatnya Ph dan temperatur. Oleh karena itu, riboflavin dalam susu akan hilang secara cepat (50% dalam 2 jam) ketika terekspos dengan sinar matahari dan akan menghasilkan senyawa derivatif (lumiflavin) yang juga akan merusak asam askorbat dalam susu. Vitamin ini akan stabil terhadap panas dalam bentuk kering atau dalam larutan asam. Riboflavin atau vitamin B2 tidak akan hancur bila bahan makanan tersebut dimasak terlalu matang seperti pada jenis vitamin yang lain, tetapi kandungan vitamin ini akan berkurang bila dipaparkan di bawah sinar yang sangat kuat dalam waktu lama atau tekena baking soda yang cukup banyak. Panas dan udara memang tidak terlalu merusak bagi vitamin B2, tapi cahaya itu adalah suatu faktor perusak utama untuk vitamin ini. Dalam studi-studi yang melibatkan pengukusan mi macaroni, misalnya, dampak dari air dan temperatur tidak pernah menyebabkan kehilangan vitamin B2 dari dalam mi.Dalam setiap contoh, ekspose yang lama ke cahaya itu adalah faktor kritis. Untuk alasan ini, makanan-makanan yang tinggi dalam vitamin B2 seharusnya dimasak di dalam wadah-wadah yang tertutup dan disimpan di dalam wadah yang tidak tembus pandang setiap kali memungkinkan. Tanpa ekspose yang terlalu lama ke cahaya, kehilangan vitamin B2 akibat memasak dan menyimpannya itu biasanya kurang dari 25%.Pada riboflavin sedikit sekali yang hilang. Hanya saja, dalam proses penggorengan donat dengan minyak susut riboflavin bisa mencapai 23%. (Harjadi,2006). ASAM NIKOTINAT 1. Kandungan dalam beberapa makanan Bahan makanan Mg asam nikotianat ekivalen per 100 g Khamir bir yang 62,9 dikeringkan Kacang garing Hati Daging sapi Keju cieader Roti tawar asam 21,3 17,9 7,2 6,2 5,6 tepung gandum pecah kulit Telur Kapri Roti tawar 4,9 3,7 3,4 3.0 Kentang 1,7 Susu 0,9 Bir 0,6 (Budianto, 2001) 2. Fungsi bagi kesehatan Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah dan mencegah terjadinya kardiovaskular. Kolesterol LDL dan trigliserida diturunkan sehingga menurunkan adanya penumpukan kolesterol di hati dan arteri. Vitamin B3 ini juga mampu memproduksi histamin yaitu senyawa kimia yang mana bisa melebarkan pembuluh darah. Sehingga darah mengalir ke seluruh bagian tubuh dengan lebih leluasa. Saat pemberian dosis tinggi, niasin dapat mencegah aterosklerosis. Karena saat sirkulasi darah terganggu, masalah seperti sakit kepala berlebihan dapat diatasi. Selain itu vitamin B3 juga mampu untuk mencegah diabetes dan juga menahan kebutuhan insulin. Walaupun perlu diperhatikan penggunaan berlebih malah dapat menimbulkan gula darah tinggi. Manfaat lainnya adalah bahwa vitamin B3 mampu untuk meningkatkan kekuatan sendi, tulang dan otot. Sehingga vitamin B3 dapat digunakan dalam pengobatan osteoarthritis. Karena vitamin B3 juga memiliki efek anti-inflamasi juga dapat mengobati rheumatoid arthritis (Sulaiman,2005). 3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan Defisiensi vitamin B3 menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual (Sulaiman,2005). 4. Suapan Anjuran Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul penyakit pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit,dan system syarat. Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2 dan niasinsendiri(Sulaiman,2005). 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Larut dalam air, relatif stabil terhadap panas, oksidasi dan cahaya, serta asam dan akali.Niasin dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini seringterjadi apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasinditambahkan ke dalam makanan penduduk. Pada asam nikotinat lebih stabil terhadap panas sehingga kehilangannya lebih kecil.Asam nikotinat relatif stabil dalam proses pemanggangan. Dilaporkan, susut niasin hanya kurang dari 5%(Sulaiman,2005). VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) 1. Kandungan dalam beberapa makanan Bahan Makanan Vitamin C Pepaya 78 mg Mangga Muda 65 mg Nanas 24 mg Rambutan 58 mg Jeruk Manis 27 mg Daun Singkong 275 mg Bayam 60 mg Tomat Masak 40 mg Jeruk Nipis 27 mg (Sulaiman, 2005) 2. Fungsi bagi kesehatan Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, komponen struktural penting dari pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang. Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis neurotransmitter , norepinefrin. Neurotransmiter sangat penting untuk fungsi otak dan diketahui mempengaruhi suasana hati. Selain itu, vitamin C diperlukan untuk sintesis karnitin , molekul kecil yang sangat penting untuk pengangkutan lemak menjadi organel sel yang disebut mitokondria , di mana lemak diubah menjadi energi. Penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin C adalah terlibat dalam metabolisme kolesterol untuk asam empedu , yang mungkin memiliki implikasi terhadap kadar kolesterol darah dan kejadian batu empedu (Harjadi 2006). 3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Sumber utama vitamin C adalah jambu klutuk, jeruk, tomat, nanas dan sayur segar. Akibat yang ditimbukkan jika tubuh kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, sariawan, dll. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah (Sulaiman,2005). 4. Suapan Anjuran Vitamin C jika dimakan melebihi jumlah kecukupan dalm jumlah sedang, sisa vitamin C akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan. Pada tingkat lebih tinggi (500 mg atau lebih) akan di metabolisme menjadi asam oksalat dalam jumlah banyak asam oksalat di dalam ginjal dapat diubah menjadi batu ginjal. Angka kecukupan vitamin C sehari-hari dapat dilihat pada table dibawah ini (Wiyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004): Golongan Umur AKC** (µg) Golongan Umur AKC** (µg) 0 - 6 bl 40 Wanita: 7 - 11 bl 40 10 - 12 th 50 1 - 3 bl 40 13 - 15 th 65 4 - 6 bl 45 16 - 18 th 75 7 - 9 bl 45 19 - 29 th 75 30 - 49 th 75 50 - 64 th 75 ≥ 65 th 75 Pria : 10 - 12 th 50 Hamil +10 13 - 15 th 75 Menyusui 16 - 18 th 90 0 – 6 bl +25 19 - 29 th 90 7 – 12 bl +25 30 - 49 th 90 50 - 64 th 90 ≥ 65 th 90 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Dalam larutan air, vitamin c mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan.Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitaminc sering terjadi karena pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat penting dalam pembuatan zatzat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar diseluruh tubuh dalm jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisisn menjadi hidroksiprolin danhodroksilasi yang merupakan bahan pembentuk kolagen tersebut.Dalam proses pernapasan, vitamin C banyak terlibat , namun mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini adalah sebagai berikut(Almatsie,2004) : Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pernapasan Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folitat Sintese hormo-hormon steroid darikolesterol. Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat hilang karena hal-hal sebagai berikut(Almatsie,2004) : Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu Adanya alkali atau suasana basa dalam pengolahan Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasiyang tidak teversibel. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapa mengurangi kadar vitamin C. Pemanasansayuran hendaknya dilakukan sebentar saja dan dengan mendidihkan airnyaterlebih dahulu. Pada kandungan vitamin c sayuran mengalami kehilangan mencapai 50%. Pada kentang saat diseduh air panas kehilangan 18,5%, dikukus 20,3%, dan direbus 57,4% . Pada pengolahan susu mengakibatkan kehilangan vitamin c yang cukup peka terhadap panas. Jenis susu pasteurisasi kehilangan vitamin c 20%, sterilisasi 50%, bubuk 20%, kental tidak manis 60%, dan kental manis 15 %. Pada buah atau sari buah yang dibekukan juga terjadi susut vitamin C. Besarnya penyusutan sangat beragam, tergantung pada jenis buah, ada tidaknya sirup, kadar padatan dalam sari buah, dan jenis kemasan. Selama proses pembekuan kadar vitamin C bisa susut sampai 30%, sedangkan pada sari buah jeruk pekat susut vitamin C hanya 5%. Kecilnya susut gizi pada sari buah jeruk pekat disebabkan oleh rendahnya pH dan rendahnya kadar oksigen pada produk tersebut.Sari buah yang dibungkus dalam kertas tetrapak dan disimpan dalam suhu kamar ternyata penurunan nilai gizi vitamin C-nya lebih rendah ketimbang yang dikemas dalam botol. Dalam kemasan botol kehilangan vitamin C bisa mencapai 70% sedangkan dalam kotak tetrapak “cuma” 30%. Tampaknya minuman dalam botol lebih mudah terekspos panas dibandingkan dengan minuman dalam tetrapak sehingga susut vitmain C-nya lebih tinggi.(Almatsie,2004). VITAMIN D (KOLKALSIFEROL) 1. Kandungan dalam Beberapa Makanan Makanan IU per melayani * DV Persen ** Cod liver oil, 1 sendok makan 1.360 340 Salmon (sockeye), dimasak, 3 ons 794 199 Jamur yang telah terkena sinar ultraviolet untuk meningkatkan vitamin D, 3 ons (belum umum tersedia) 400 100 Tenggiri, dimasak, 3 ons 388 388 97 97 Ikan tuna, kalengan dalam air, dikeringkan, 3 ons 154 39 1 cup Susu, tanpa lemak, mengurangi lemak, dan utuh, yang diperkaya vitamin D, 1 cangkir 115-124 29-31 Jus jeruk diperkaya dengan vitamin D, 1 cangkir (periksa label produk, seperti jumlah vitamin D yang ditambahkan bervariasi) 100 25 Yogurt, dibentengi dengan 20% dari DV untuk vitamin D, 6 ons (lebih berat yogurt dibentengi menyediakan lebih dari DV) 80 20 Margarin, dibentengi, 1 sendok makan 60 15 Sarden, kalengan dalam minyak, tiriskan, 2 sarden 46 12 Hati, daging sapi, dimasak, 3,5 ons 46 12 Sereal-untuk-makan, diperkaya dengan 10% dari DV untuk vitamin D, 0,75-1 cangkir (sereal diperkaya lebih berat mungkin menyediakan lebih dari DV) 40 10 Telur, 1 keseluruhan (vitamin D ditemukan dalam kuning telur) 25 6 Keju, Swiss, 1 ons 6 2 (Budianto,2001) 2. Fungsi bagi Kesehatan Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasiberlebihan (Sunita, 2009). 3. Defisiensi : Akibat Bagi kesehatan Defisiensi vitamin D memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit inggris, karena mula-mula banyak terdapat dan dipelajari di negeri inggris. Sebelum diketahui adanya vitamin sebagai zat gizi. Penyakit ini merupakan problema gawat sekali di Negeri inggris, di mana anak-anak tidak dapat dikenai cukup sinar matahari untuk jangka waktu sangat panjang, karena hidup di lorong-lorong kota London, yang tidak pernah terkena sinar matahari karena terlindung oleh bayangan gedung-gedung yang tinggi. Secara umum di Indonesia penyakit ini tidak perlu dirisaukan, tetapi kasus sporadis mungkin masih dijumpai pada anak-anak atau para wanita yang karena adat istiadat sdikit sekali terkena sinar matahari (Sunita , 2009). 4. Suapan Anjuran Asupan Vitamin D dipercaya mampu memperkuat tulang. Namun kelebihan Vitamin D tidak hanya sebatas itu, tapi juga mampu mengkebalkan sistem pertahanan dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat sel pembunuh kuman yang disebut sebagai sel T, yang bergantung pada vitamin D. Jika manusia kekurangan vitamin D dalam darah maka sel T tidak aktif tetapi juga tidak mati. Bahayanya, jika infeksi maka tubuh akan sulit beradaptasi."Sel T harus mempunyai vitamin D atau proses aktivasi sel ini akan terhenti. Jika sel T tak menemukan vitamin D yang cukup dalam darah, proses mobilisasi tidak akan dimulai yang tidak kita sadari adalah seberapa penting vitamin D untuk mengaktifkan sistem imun, yang baru kami ketahui sekarang. (Sunita, 2009) 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Stabilitas vitamin D dipengaruhi oleh pelarut pada saat vitamin tersebut dilarutkan, namun akan stabil apabila dalam bentuk kristal disimpan dalam botol gelas tidak tembus pandang. Pada umumnya vitamin D stabil terhadap panas, asam dan oksigen. Vitamin ini akan rusak secara perlahan-lahan apabila suasana sedikit alkali, terutama dengan adanya udara dan cahaya (Sunita,2009). VITAMIN E (TOKOFEROL) 1. Kandungan dalam beberapa makanan Bahan Makanan Kandungan Vitamin E Minyak kacang 28,13 Mentega 3,22 Minyak kecambah 177,97 Kecambah 17,36 Beras merah,rebus 2,01 Roti,roti putih 0,80 Kacang, bakar kering 10,73 Hati,rebus 0,94 Udang,beku,bakar 0,89 Ayam, goreng 0,86 Telur 0,69 Apel Segar 0,46 Pisang Segar 0,33 (Lamid,2005) 2. Fungsi bagi kesehatan Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin, 2009). 3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan(Sirajuddin, 2009). 4. Suapan Anjuran Bila Anda menginginkan fungsi vitamin E sebagai antioksidan, maka seorang perempuan membutuhkan sedikitnya 120 IU(international unit) per hari. Namun menurut catatan medis, kebanyakan perempuan Indonesia hanya makanan yang mengandung 10.4 13,4 IU per hari. Untuk mencukupi kebutuhan itu, kita bisa mengonsumsi vitamin E dan vitamin E sintetis (dl-a tokoferol). Karena kebutuhan vitamin E kita terbatas, maka tubuh akan segera bereaksi ketika mengalami kondisi tidak berimbang. Gejala yang terlihat nyaris berbeda, namun cenderung samar sehingga bisa jadi sulit dipahami (Sunita, 2009). 5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap (Sunita, 2009). DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Budianto, MAK. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang :UMM Press. Harjadi. 2006. Biokimia I. Jakarta : Gramedia Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. New Delhi: CBS Publishers and Distributor Lamid,astuti. 2005. Vitamin E sebagai Antioksidan. Bogor: Puslitbang Gizi Patrick, hendra. 2006. Vitamins & Health Supplements Guide. Diakses pada 5 Mei 2010 Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC Riyadi, Hadi.2002. Gizi dan kesehatan keluarga. Jakarta: Universitas Terbuka Sirajuddin, S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS Sulaiman. 2005. Biokimia untuk Pertanian. Medan : USU-Press Sunita .2009.Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : PT.Gramedia pustaka utama . BAB II HASIL dan PEMBAHASAN Pada hasil vitamin yang dapat disimpulkan, bahwa masing-masing viatmin memiliki sifat yang berbeda-beda. Diantaranya adalah: Vitamin A umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik. Sumber vitamin A adalah susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain). Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A adalah rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.Vitamin B1 (Tiamin) merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.Vitamin B2 berbentuk murni, riboflavin adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak. Pada Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan.Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Nisin mudan diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.Sifat antioksidan vitamin E sangat penting bagi kita untuk mencegahdan melindungi sel tubuh dan organ penting untuk kerusakan sehingga dapat memperlambat terjadinya ketuaan, mencegah dari penyakit kanker, anterosklerosis dan lain-lain. Maka dengan mengkonsumsi vitamin E yang berasal dari makanan dalam jumlah cukup dapat memperpanjang usia kita. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Terdapat dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A,D,E,K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah thiamin, riboflavin, niacin dan vitamin C. Kedua golongan tersebut mempunyai sifat umum sendiri. Fungsi umum vitamin adalah sebagai bagian dari enzim atau koenzim, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, membantu proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru serta membantu pembuatan senyawa dalam tubuh. Ada beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin, yaitu anti vitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat berkompetisi dengan vitamin. 3.2 Saran Jadi bagaimanapun juga, makanan segar, terutama makanan nabati, tetap lebih baik nilai gizinya. Penyimpanan sebaiknya dilakukan bila memang diperlukan saja. Sementara, pemasakan atau pengolahan dengan panas sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang tidak terlalu besar mempengaruhi kandungan gizi. Kalau menggoreng, dianjurkan jangan sampai terlalu kering (gosong) agar protein yang terkandung di dalamnya tidak rusak. Kalau merebus sayuran seyogianya cukup sampai setengah matang supaya vitamin/mineral tidak banyak yang larut dalam air.Demikian pula apabila mengukus sebaiknya sayuran masih tampak hijau agak segar dan kalau digigit pun masih terasa renyah. Dan kalau memanggang sebaiknya makanan (daging) dimasukkan dulu ke dalam microwave selama dua menit supaya agak matang sehingga tidak diperlukan waktu lama untuk memanggang. Pemanggangan terlalu lama kurang baik bagi kesehatan karena menyebabkan munculnya aminia-aminia heterosiklis. Demikianlah, dengan cara memasak apa pun kita bisa memperoleh zat gizi dari makanan secara optimal.