RESUME TENTANG VITAMIN a. Vitamin A (Retinol) Vitamin A adalah suatu substansi yang larut dalam lemak dan terdapat pada hati (terutama hati ikan) dan pada kuning telur dan produk susu (Sommer, 2001). Kandungan dalam Beberapa Makanan Fungsi bagi Kesehatan Vitamin A berfungsi menjaga kesehatan indra penglihatan (mata), kesehatan kulit, dan rambut. Vitamin A juga mencegah penyakit Merophtalmia (penyakit mata dimana selaput ikat mata menjadi kering) (Sommer, 2001). Defisiensi Defisiensi vitamin A mengakibatkan suatu penyakit sistemik yang mempengauhi sel dan organ tubuh, yaitu pada hasil perubahan arsitektur epitel yang disebut “Metaplasia Keratinisasi”. Kekurangan asupan vitamin A juga dapat menyebabkan peningkatan Xerophtalmia, timbulnya rabun senja, serosis konjungtiva, Bercak Bitot, Serosis Kornea dan Ulserasi Kornea/Kerato Malasia (Sommer, 2001). Suapan Anjuran Asupan untuk Vitamin A sebesar 180–450 µg/hari retinol atau ekuivalennya (Sommer, 2001). Kehilangan Kandungan Vitamin A Vitamin A akan stabil dalam kondisi ruang hampa udara, namun akan cepat rusak ketika dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada suhu yang tinggi. Vitamin tersebut akan rusak seluruhnya apabila dioksidasi dan didehidrogenasi. Vitamin ini juga akan lebih sensitif terhadap sinar ultra violet dibandingkan dengan sinar pada panjang gelombang yang lain. b. Vitamin B1 (Tiamin) Vitamin B1 (Tiamin) adalah vitamin yang terdiri atas cincin pirimidina dan cincin thiazola (mengandung sulfur dan nitrogen) yang dihubungkan oleh metilen. Tiamin disintesis dalam bakteri, fungi dan tanaman (Rachmat, 2005). Kandungan dalam Beberapa Makanan Fungsi Vitamin B1 berfungsi untuk mencegah beri-beri dan untuk memperlancar pertumbuhan tubuh, selain itu juga berfungsi menjaga kesehatan sistem syaraf dan fungsi jantung (Songo, 2003). Defisiensi Asupan yang tidak cukup dapat menyebabkan penyakit beri-beri, yang mempengaruhi sistem saraf tepi dan sistem kardiovaskular sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Kekurangan vitamin B1 mengakibatkan gejala tidak nafsu makan, sukar buang air besar, susah tidur, dan gelisah. Kekurangan vitamin ini juga dapat menyebabkan sindrom Wernicke-Korsakoff (Rachmat, 2005). Suapan Anjuran Asupan Vitamin B1 yang di anjurkan setiap harinya pada wanita sebesar 1,1 mg sedangkan pada pria dianjurkan sebesar 1,2 mg (Devi, 2010). Kehilangan Kandungan Vitamin B1 Tiamin tampak tidak akan terdestruksi ketika direbus dalam kondisi asam untuk beberapa jam, namun akan terjadi kehilangan hingga 100% apabila direbus dalam kondisi pH 9 selam 20 menit. Senyawa ini tidak stabil di udara, terutama pada nilai pH lebih tinggi dan akan rusak selama proses autoklaf, sulfitasi dan dalam larutan alkali. Hilangnya atau rusaknya kandungan Vitamin B1 juga disebabkan oleh proses pemasakan yang terlalu lama pada suhu yang cukup tinggi, menggunakan air pemasak yang cukup banyak, potongan bahan makanan yang terlalu halus dan panci yang tidak tertutup (Hadi, 2006). c. Vitamin B2 ( Riboflavin) Vitamin B2 adalah mikronutrisi yang bersifat larut dalam air dan mudah dicerna, serta memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler (Asmadi, 2008). Kandungan dalam Beberapa Makanan Fungsi Vitamin B2 berfungsi untuk pembentukan kulit sehat dan pertumbuhan jaringan tubuh, mencegah kepekaan mata terhadap cahaya, mengkonversi protein, lemak, dan karbohidarat menjadi energi, membantu perbaikan jaringan tubuh, membantu kesehatan kulit, kuku, rambut, dan membantu fungsi sistem syaraf. Vitamin B juga memiliki peranan penting dalam pembetukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat (Songo, 2003). Defisiensi Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan penghambatan kerja metabolisme karbohodrat, lemak dan protein karena mineral-mineral tersebut membutuhkan bantuan vitamin B2 agar dapat digunakan oleh tubuh. Kekurangan ribflafin juga dapat menyebabkan gangguan fungsi pada kelenjar adrenal yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti anemia, sindrom kelelahan yang kronis serta katarak (Asmadi, 2008). Suapan Anjuran Konsumsi riboflavin tergantung pada berat tubuh, laju metabolisme, dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA, konsumsi perhari bagi pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg. Sedangkan bagi wanita hamil perlu tambahan 0,3 mg (Hadi, 2006). Kehilangan Riboflavin sangat sensitif terhadap sinar dan kecepatan destruksinya akan meningkat seiring dengan meningkatnya Ph dan temperatur. Oleh karena itu, riboflavin dalam susu akan hilang secara cepat (50% dalam 2 jam) ketika terekspos dengan sinar matahari dan akan menghasilkan senyawa derivative (lumiflavin) yang juga akan merusak asam askorbat dalam susu. Vitamin ini akan stabil terhadap panas dalam bentuk kering atau dalam larutan asam. d. Asam Nikotinat (Vitamin B3) Asam Nikotiat adalah salah satu senyawa organik yang ditemukan pada tahun 1937, yang berfungsi untuk mencegah penyakit pelagra. Senyawa organik yang lain disebut nikotinamida, keduanya mengandung alkaloidnikotina dan kemudian disebut sebagai vitamin B3, meskipun nikotinamida bukanlah nikotinamina (Hadi, 2006). Kandungan dalam Beberapa Makanan Fungsi Asam nikotinat berfungsi untuk membantu mengubah makanan menjadi energi. Membantu sistem syaraf dan mencegah berkurangnya selera makan serta mencegah Pellagra (Penyakit karenan kurang makan) (Songo, 2003). Defisiensi Defisiensi asam nikotinat menyebabkan penyakit lidah hitam pada ujung dan Pellogra (kulit kasar) pada manusia. Kemudian dapat menyebabkan terganggunya penyerapan Triptofan di usus dan ginjal (Satuhu, 2010). Suapan anjuran Suapan anjuran untuk Vitamin B3 sebesar 18 mg, yaitu setara dengan mengkonsumsi 153 gram hati sapi, 180 gram daging ayam bagian dada, 134 gram kacang tanah sangrai, 135 gram daging ikan tuna, 3 piring nasi, dan 2,5 mangkuk kecil jamur matang (Hadi, 2006). Kehilangan Niasinamid akan terhidrolisis sebagian dalam asam dan alkali.namun masih mempunyai nilai biologis yang sama. Pada umumnya niasin stabil terhadap udara, cahaya, panas, asam dan alkali. Hilangnya atau rusaknya kandungan Vitamin B3 juga disebabkan oleh proses pemasakan yang terlalu lama pada suhu yang cukup tinggi, menggunakan air pemasak yang cukup banyak, potongan bahan makanan yang terlalu halus dan panci yang tidak tertutup (Hadi, 2006). e. Vitamin C (Asam Askorbat) Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Kandungan Dalam Beberapa Makanan (Winarsi, 2007). (Pasiak, 2009). Fungsi Vitamin C bagi Kesehatan Vitamin C berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi, gusi, dan tulang akibat osteoporosis, kekurangan tulang rawan yang berkaitan dengan penuaan, membentuk selsel tubuh dan pembuluh darah mencegah kudisan.sebagai antioksidan. Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel netrofil, monoit, protein lensa, dan retina. Vitamin C juga dibutuhkan untuk menjaga fungsi kolagen sehingga mengurangi kekeriputan kulit dan menjaga kekebalan tubuh dari serangan infeksi dan alergi (Winarsi, 2007). Asam askorbat (vitamin C) juga dapat meningkatkan fungsi imun, dengan menstimulasi produksi interferon (protein yang melindungi sel dari serangan virus). Vitamin ini dapat menstimulasi kemotaksis dan respons proliferasi netrofil, mencegah terjadinya LDL teroksidasi dan memindahkan elektronnya ke tokoferol yang teroksidasi dalam membrane sel. Selain itu, vitamin C adalah vitamin yang penting dalam diet manusia (Winarsi, 2007). Defisiensi Defisiensi vitamin C sering ditemukan pada lanjut usia dan pada alkoholik kronis yang dietnya sering tanpa buah-buahan dan sayuran segar. Defisiensi derajat ringan menyebabkan terjadinya lemah tidak bersemangat dan mudah timbul ‘biru-biru’ pada kulit yang tidak biasa. Sedangkan derajat berat akan menimbulkan scurvy, suatu keadaan yang ditandai dengan bengkak, pendarahan gusi, hyperkeratosis folikel rambut, dan pendarahan kulit petekial (Underwood, 2006). Suapan Anjuran Konsumsi Vitamin C Anjuran konsumsi vitamin C sesuai takaran disajikan dalam tabel berikut (Pasiak,2009). Kehilangan Kandungan Vitamin C Selama pemasakan sayuran, vitamin C dapat hilang melalui cara terlarut dalam cairan pemasak dan proses oksidasi. Hampir seperempat bagian vitamin C sayuran terlarut dalam cairan pemasak, sedangkan daya tahan vitamin C pada beberapa macam sayuran yang dimasak dengan berbagai metode pemasakan berkisar antara 45-71%. Perebusan dengan air menyebabkan pemanasan bahan bervitamin C lebih merata, karena bahan berhubungan langsung dengan panas yang mengakibatkan vitamin C keluar dari sayuran dan larut dalam cairan pengolah. Faktor utama yang menyebabkan larutnya vitamin C adalah jumlah air yang digunakan untuk mengolah dan waktu pemasakan (Pasiak,2009). Kehilangan vitamin C yang terjadi pada saat penyimpanan dan pemanasan ulang terutama dikatalis oleh ion-ion logam (besi dan tembaga) yang berasal dari alat pemasak atau sudah ada dalam jaringan sayur tersebut. Ion-ion logam ini tidak dirusak oleh panas sehingga dapat menyebabkan sebagian vitamin C yang masih ada dioksidasi lagi setelah enzim asam askorbat oksidase tidak aktif lagi (Pasiak,2009). Sedangkan dalam penyimpanan pendinginan, semakin lama penundaan pendinginan akan semakin tinggi susut vitamin C dalam bahan beku. Pendinginan banyak membantu dalam mempertahankan kandungan zat gizi makanan, selama pendinginan masih terdapat kehilangan vitamin C yang relatif kecil dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar (Pasiak,2009). f. Vitamin D (Kolkalsiferol) Kandungan Vitamin D dalam Beberapa Makanan (Wirakusumah, 2008). Vitamin D juga dapat dibentuk dari proses yang dibantu oleh pancaran sinar matahari atau dari kerja sinar ultraviolet pada 7-dehidrokolesterol (D3) atau dipagi hari untuk membentuk kolekalsiferol dalam kulit precursor intermediet diaktifkan oleh hidroksilasi dalam hati dan ginjal untuk membentuk 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol, suatu hormone steroid (Wirakusumah, 2008). Fungsi Bagi Kesehatan Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama-sama dengan vitamin A dan vitamin C, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Fungsi khusus vitamin D adalah membantu proses pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Fungsi lainnya untuk membantu menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh serta mengatur pertumbuhan sel dan diferensiasinya (Wirakusumah, 2008). Defisiensi Kekurangan vitamin D pada anak-anak mengganggu mineralisasi skelet yang sedang tumbuh, sehingga menyebabkan rickets. Pada orang dewasa, defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalasia, pathogenesis rickets. Bentuk defisiensi dapat berasal dari tidak adanya vitamin D dalam makanan dengan sinar matahari yang kurang, malabsorpsi lemak dalam usus (vitamin D larut dalam lemak), dan rusaknya hidroksilasi karena penyakit hati atau ginjal (Underwood, 2006). Suapan Anjuran Konsumsi Vitamin D Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin D yang dianjurkan ( LIPI, 1998) adalah 510 µg atau 400 IU (International Unit), tetapi bagi Lansia diperlukan asupan yang lebih besar lagi yaitu sekitar 800 IU (Wirakusumah, 2008). Kehilangan Vitamin D Stabilitas vitamin D dipengaruhi oleh pelarut pada saat vitamin tersebut dilarutkan, namun akan stabil apabila dalam bentuk kristal disimpan dalam botol gelas tidak tembus pandang. Pada umumnya vitamin D stabil terhadap panas, asam dan oksigen. Vitamin ini akan rusak secara perlahan-lahan apabila suasana sedikit alkali, terutama dengan adanya udara dan cahaya (Wirakusumah, 2008). g. Vitamin E (Tokoferol) Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol) yang memiliki aktivitas vitamin E dalam nutrisi. Kandungan Vitamin E dalam Beberapa Makanan (Astawan, 2011). (Anonim, 2012). Fungsi Vitamin E bagi Kesehatan Vitamin E dapat membantu fungsi otot, mencegah kerusakan hati, menghasilkan energi, dan mampu meningkatkan oksigen pada otak. Dalam tubuh, vitamin E berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan ini melindungi sel-sel tubuh agar tidak teroksidasi oleh radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit kronis, seperti kanker, penyakit jantung, dan gejala-gejala penuaan. Selain itu, vitamin E juga berfungsi memelihara integritas membrane sel, sintesis DNA, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi (Wirakusumah, 2007). Defisiensi Defisiensi vitamin E (biasanya akibat malabsorpsi lemak karena kelainan empedu) yang berkaitan dengan beberapa kasus gangguan saraf atau otot dan anemia hemolitik pada bayi, termasuk defek pada pemeliharaan membrane, sindrom-sindrom klinis, misalnya gangguan kelangsungan hidup sel darah merah pada defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase atau fibroplasias retrolental pada bayi yang mendapat oksigen kadar tinggi. Defisiensi sejati jarang dijumpai, namun, hal ini tidak berarti bahwa suplementasi gizi tidak diperlukan (Sacher, 2002). Suapan Anjuran Konsumsi Vitamin E Asupan Vitamin E disajikan dalam tabel berikut. (Astawan, 2011). Kehilangan Kandungan Vitamin E Vitamin ini bersifat tidak stabil pada suhu kamar dengan adanya oksigen, alkali, garam feri dan ketika terekspos pada sinar ultra violet. Kehilangan Vitamin E (tokoferol) terjadi ketika terjadi oksidasi lemak dalam proses penggorengan terendam (deep-fat frying). Hal ini terutama disebabkan karena terjadi destruksi tokoferol oleh derivat asam lemak yang secara kimia aktif, yang terbentuk selama pemanasan dan oksidasi. Tokoferol masih bersifat stabil pada proses perebusan asam tanpa adanya oksigen dan juga akan stabil terhadap sinat tampak (visible light) (Astawan, 2011).