MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Pemahaman Karakter dan Potensi diri Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing Communication Abstract Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh 43029 (A51436AA) Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Kompetensi Dapat menjelaskan mengenai Karakter dan Potensi Diri Mengenal 4 Sifat Dasar atau Karakter Kepribadian Manusia Banyak orang ternyata suka bikin rencana. Lalu besoknya bikin lagi. Besoknya bikin lagi. Tapi nggak ada satu pun yang jadi 4 karakter manusia Mengapa bisa begitu? Florence Litteur, penulis buku laris “Personality Plus” menguraikan, ada 4 sifat dasar atau karakter manusia. Kalau semua sudah dipahami, kita akan sangat terbantu sekali berhubungan dengan berbagai macam karakter atau tipe kepribadian orang lain. Kita jadi mengerti mengapa seorang suami tiba-tiba marah sekali ketika meja kerjanya yang sebelumnya berantakan kita atur menjadi rapi. Kita juga akan mudah memahami mengapa seseorang begitu gampang berjanji… dan hebatnya, dengan mudah pula ia lupa, “Oh ya, saya lupa” katanya sambil tertawa santai. Kita juga akan mudah mengerti mengapa seorang istri nggak mau dengar sedikitpun pendapat suaminya, tak mau kalah, terus saja mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya. ‘13 2 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Apa saja 4 karakter kepribadian tersebut? Yang pertama, kata Florence adalah tipe kepribadian Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka yang memiliki karakter ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu. Namun sifat manusia tipe sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia seorang yang punya kepribadian sanguinis. Kemungkinan besar ia memiliki sifat dasar kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa janji apalagi bikin planning/rencana. Menariknya, kalau diminta melakukan sesuatu, ia dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga. Lain lagi dengan tipe kepribadian kedua, yang sering disebut karakter melankoli, artinya “Yang Sempurna”. Karakter manusia golongan ini sangat berseberangan dengan tipe sanguinis. Sifat dasarnya cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya manusia dengan tipe kepribadian ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun manusia melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betulbetul hasil yang ia pikirkan sudah secara mendalam. Orang dengan sifat melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang “melankoli” tak ‘13 3 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri melankoli anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tibatiba jadi berubah. Tipe Ketiga, adalah manusia Koleris, artinya “Yang Kuat”. Mereka dengan tipe kepribadian ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang, bahkan orang tuanya sekalipun. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu, banyak orang koleris kurang disenangi teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi korban karakternya yang suka ngatur dan tak mau kalah itu. Akan tetapi karakter koleris ini senang dengan tantangan dan suka petualangan. Mereka merasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua“. Karena itu mereka terlihat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, bisa jadi mau dan berani diajak naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Ia tak mudah menyerah, tak mudah mengalah. Beda sekali dengan jenis atau tipe keempat, Phlegmatis, sang “Pecinta Damai”. Kelompok ini tak suka konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segalagalanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan. ‘13 4 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kaum dengan karakter phlegmatis ini, biasanya kurang bersemangat, kurang teratur dan tampak serba dingin. Cenderung diam, kalem, tapi kalau memecahkan masalah umumnya akan sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik. Tapi kalau disuruh mengambil keputusan sendiri, ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis, sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis. Terkadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan“. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya. Mencoba Mengerti Orang Lain Anda masuk tipe apa? Coba pelajari dan amati istri, suami atau anak-anak anda, apa karakter mereka?Anda akan mulai mengerti mengapa suamiistri-anak-rekan anda bertingkah laku “seperti itu” selama ini. Dan anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan kejadian selama ini. Ya, tapi apakah persis begitu? Tentu saja tidak. Florence Litteur, berdasarkan penelitiannya bertahun-tahun telah melihat bahwa ternyata 4 sifat dasar manusia itu pada hakikatnya juga dimiliki oleh setiap manusia. Yang berbeda hanyalah kadarnya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak karakter manusia. Ada orang yang tergolong Koleris Sanguinis. Artinya kedua watak itu dominan dalam mempengaruhi cara kerja dan pola hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang koleris sanguinis ini. Ia suka mengatur-atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa). Ada pula golongan Koleris Melankolis. Mungkin anda akan kurang suka bergaul dengan dia. Bicaranya dingin, kalem, kaku, suka mengatur, tak mau kalah dan kalau bicara kadang kerasa agak menyakitkan (walau mungkin sebetulnya ia tak bermaksud begitu). ‘13 5 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setiap jawaban anda selalu ia kejar sampai mendalam. Sehingga serasa diintrogasi, sebab memang ia ingin kondisi sempurna, mengetahui secara lengkap dan mendalam. Menghadapi orang koleris melankolik, anda harus fahami saja sifatnya yang memang begitu lalu sedikit naikkan tingkat kesabaran anda. Yang penting sekarang anda tahu, bahwa ia sebetulnya juga baik, walau tampak di permukaan kadang kurang simpatik, itu saja. Lain lagi dengan kaum Phlegmatis Melankolis. Pembawaannya diam, tenang, tapi ingat… semua yang anda katakan, akan ia pikirkan, ia analisa. Lalu saat mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam dan ia pikirkan matang-matang. Banyak lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada pada tiap manusia. Akan tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika suami istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan cenderung berusaha memaafkan pasangannya. Lalu berusaha untuk menyikapinya secara bijaksana. Begitu pula saat menerima calon pegawai. Untuk bidang-bidang yang membutuhkan tingkat ketelitian dan keteraturan yang tinggi, jauh lebih baik anda tempatkan orang-orang yang melankolik sempurna. Sedang di bagian promosi, iklan, resepsionis, MC, humas, wiraniaga, tentu jauh lebih tepat anda tempatkan orang-orang koleris sanguinis. Tapi jangan coba posisikan orang-orang phlegmatis di bagian penagihan ataupun penjualan. Hasilnya mungkin akan mengecewakan. Begitulah, manusia memang sangat beragam. Muncul sedikit tanda tanya, diantara semua watak itu, mana yang paling baik? Jawabannya, menurut Florence, tak ada yang paling baik. Semuanya baik. Tanpa manusia sanguinis, dunia ini akan sepi. Tanpa orang melankoli, mungkin tak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa sang phlegmatis, tiada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia. Yang penting bukan mana yang terbaik. Sebab kita semua bisa mengasah keterampilan kita berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill). ‘13 6 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seorang yang ahli dalam berurusan dengan orang lain (memiliki people skill), ia akan mudah beradaptasi dengan berbagai watak itu. Ia tahu bagaimana menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya kaum sanguinis, misalnya dengan memintanya untuk selalu buat rencana dan memintanya melakukan segera. Ia pun jago memanas-manasi (menantang) potensi orang koleris mencapai goal-nya, atau membakar sang phlegmatis agar segera bertindak saat itu juga. “Inilah seninya”, kata Florence “dalam berinteraksi dengan orang lain”. Tentu saja awalnya adalah, “Anda dulu yang harus berubah”. Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia…(lalu tertawalah) Memahami Kekuatan dan Kelemahan Diri Jika kita berdiri di depan cermin yang besar, setinggi tubuh kita dan mencoba mengamati fisik kita, Subhanalloh kita manusia, merupakan mahkluk yang paling sempurna di diciptakan Tuhan YME di dunia ini di bandingkan mahkluk lainnya. Manusia adalah mahkluk yang paling sempurna makhluk ciptaan Tuhan, Pengertian mulia dalam konteks bahasan ini adalah sempurna, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu artinya antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya berbeda, tidak ada yang sama walau kembar sekalipun tetap memiliki perbedaan. Manusia sebagai makhluk sosial artinya ia tidak bisa sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia mempunyai ciri-ciri khusus yang berada antara satu dengan lainnya, artinya manusia itu unik, setiap manusia hendaknya memahami keunikannya, coba kita bayangkan berapa banyaknya jumlah penduduk dunia, sejak zaman Nabi Adam AS sampai sekarang ini, itu semua tidak ada yang sama, masing-masing mempunyai keunikan sendiri-sendiri. ‘13 7 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manusia terdiri atas jasmani dan rohani. Jasmani bersifat fisik, yatu badan yang tampak oleh mata lahir kita dan rohani bersifat non fisik atau abstrak, tidak kelihatan oleh mata lahir kita. Setiap orang mempunyai ciri-ciri fisik maupun non fisik. Untuk hal tersebut kadang-kadang kita menyadarinya, kadang-kadang juga kurang menyadarinya, sebaiknya kita bukan saja menyadari ciri-ciri dimaksud tetapi juga memahaminya, karena dengan memahami keduanya berarti kita memahami modal yang ada pada diri kita. Untuk dapat melihat ciri-ciri fisik, kita bisa langsung melihatnya di depan cermin atau mengamati dan mengukur badan kita, seperti, tinggi dan berat badan, warna kulit dan bentuk muka, mata, hidung, telinga, bibir, leher, kaki, tangan, dada, pinggang serta pinggul. Ukuran baju dan ukuran sepatu juga bisa membantu menggambarkan ciri-ciri fisik. Ciri-ciri non fisik tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata, tetapi memerlukan pemahaman, baik pemahaman diri secara langsung oleh kita sendiri, maupun pemahaman melalui penilaian orang lain, antara lain sifat diri, bakat, minat, hobi, potensi dan kemampuan. Sifat diri adalah kebiasaan yang dibawa sejak lahir dan cenderung menetap, walaupun demikian bisa berubah, kalau kita berusaha merubahnya. Sifat diri ada dua macam yaitu sifat diri yang positif dan sifat diri yang negatif. Sifat diri positif artinya kebiasaan yang baik-baik cotoh sabar, jujur, ramah rendah hati, hemat, tidak kikir, tegas terbuka (apa adanya), periang, tekun, teliti, cermat dan lain-lain. Sifat diri yang negatif artinya kebiasaan yang tidak baik, contohnya : pemarah, sombong, boros, kikir, malas, iri, jahil, tertutup usil, ceroboh, cerewet, ketus, sembrono, pembohong dan lain sebagainya. Setiap manusia mempunyai sifat diri yang positif dan yang negatif, kita harus memahami sifat-sifat kita, baik yang positif maupun yang negatif, sebaiknya sifat diri kita yang positif dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari supaya lebih bermanfaat, dan sifat diri kita yang negatif ‘13 8 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diperbaiki atau diperkecil resikonya, supaya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Bakat ialah anugerah Tuhan YME berupa kemampuan dasar yang masih terpendam yang dibawa sejak manusia dilahirkan ke dunia. Bakat masih berupa bibit atau bahan yang akan berkembang apabila di dukung oleh lingkungan. Tuhan menganugerahkan bakat kepada seseorang dilengkapi dengan minatnya. Minat adalah kecenderungan seseorang atau rasa suka seseorang terhadap sesuatu. Contoh Windi memiliki bakat seni suara; otomatis Windi sejak kecil suka nendengarkan lagu, suka menirukannya, lama-lama suka menyanyi. Kalau ada acara yang menampilkan lagu-lagu, Windi selalu memperhatikan, lantas menirukan. Ia ingin bisa menyanyi seperti para penyanyi yang ditontonnya di TV, atau sering di dengarnya di radio. Mula di SD Windi sering latihan menyanyi, kadang-kadang sendiri, kadangkadang berlatih bersama teman-temannya. Kegiatan tersebut akhirnya menjadi, kegemaran Windi. Melihat hobi Windi demikian itu, guru kesenianya menyampaikan kepada orang tuanya bahwa Windi sangat berpotensi dalam bidang tarik suara. Potensi artinya kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Orang tuanya pun sngat gembira mendengar hal tersebut. Berbagai kesempatan baik latihan-latihan ataupun lomba dalam bidang seni suara yang ada dilingkungan sekolah dan diluar sekolah tidak pernah ditinggalkan oleh Windi. Akhirnya kerja kerasnya membuahan hasil yang patut dibanggakan. Di SMP Windi sering "show" diacara-acara radio ataupun TV. Keberuntungan Windi semakin menanjak setelah ada produser yang menganggap kemampuannya. Kemampuan artinya kecakapan yang telah diperoleh melalui latihanlatihan. Akhirnya Windi bersama 2 orang rekannya membentuk group yang sekarang dikenal dengan "Trio Prety" prestasi Windi semakin melejit bersama Trio Pretynya setelah ia masuk ke SMA. Prestasi artinya kemampuan dalam bidang tertentu yang telah dioptimalkan Windi kini ‘13 9 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sedang naik daun, keharuma namanya bukan saja terkenal di bilangan negeri ini sendiri, tapi juga sampai ke manca negara. Bagaimanakan caranya kita mengetahui bakat, minat dan kemampuan yang ada pada diri kita ? jawabannya yaitu dengan "Pemahaman diri". Pemahaman diri adalah suatu proses memahami diri sendiri tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Melihat bakat dan minat yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita, tidak bisa dengan teropong atau kaca pembesar, tetapi harus dengan pemahaman diri. Biasanya yang kita fahami lebih dulu adalah minat. Kita suka bidang apa, tentang apa, melakukannya bagaimana ? Setelah diketahui, lalu coba dilatih, terus dilakukan berulang-ulang dengan sabar dan tekun hingga hasilnya kelihatan. Kalau anda berbakat dalam bidang itu, anda akan merasa senang dalam hal tersebut. Menjajagi bakat memerlukan waktu dan proses yang cukup lama. Semakin banyak dan sering dilatih, bakat kita akan lebih cepat tampak. Bakat kita akan tampak melalui beberapa tahapan. Mula-mula berupa potensi. Kalau hal ini dilatih terus dan mendapat dukunga dari lingkunga maka aka muncul menjadi kemampuan. Kemampuan dioptimalkan lagi akan menjadi prestasi. Keadaan fisik dan hal-hal yang termasuk kekuata non fisik adalah merupakan modal dasr dari kita untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemampuan dan prestasi. Hal-hal yang termasuk kelemagan non fisik perlu diperbaiki agat tidak menghambat Pengenalan Dan Pengukuran Potensi Diri Pengenalan dan pengukuran potensi diri sangat diperlukan bagi seorang pimpinan. Pengertian diri adalah keseluruhan dari self maupun ego yang ada pada diri dan kepribadian. Sedangkan potensi adalah kemampuankemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang namun belum dipergunakan secara maksimal. ‘13 10 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jadi Pengenalan dan pengukuran potensi diri adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan, kekuatan dan daya yang ada pada diri dengan menggunakan cara, metode, dan alat ukur atau instrument tertentu dengan aturan/tolok ukur atau karakteristik tertentu. Adapun tujuan dari pengenalan dan pengukuran potensi diri ini adalah untuk memberikan gambaran kepribadian seseorang, gambaran kecenderungan seseorang dalam berperilaku, sementara manfaatnya adalah untuk mengembangkan nature (kepribadian manusia yang terbentuk dari bawaan/lahir/bakat) dan nurture (kepribadian manusia yang terbentuk karena pengaruh lingkungan). Sementara metode pengukuran potensi diri dapat dilakukan melalui diri sendiri (self assessment), melalui feedback dari orang lain dan tes-tes psikologis seperti tes kecerdasan, tes kepribadian, tes kepemimpinan, tes kreativitas dll. Konsep diri adalah persepsi (pandangan) seseorang terhadap dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dan mendapat pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting. Konsep diri merupakan sistem operasi komputer mental yang mengendalikan apa yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan dan rasakan. Konsep diri terdiri dari 3 komponen yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya yaitu diri ideal (self ideal), citra diri (self image) dan harga diri (self esteem). Konsep diri ini akan sangat mempengaruhi pengembangan diri seseorang. Sebelum melakukan pengembangan potensi diri, diperlukan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode: 1. Self assessment (introspeksi) 2. Feed back : langsung dan tidak langsung; evaluatif dan deskriptif; bermanfaat 3. Tes psikologis/kepribadian melalui: • Tipologi diri: Kepribadian Sanguinis Populer (ekstrovert, membicara, optimis); Kepribadian Koleris Kuat (ekstrovert, pelaku, optimis); Kepribadian Melankolis Sempurna (introvert, pemikir, pesimis); Kepribadian Phlegmatis Damai (Introvert, Pengamat, Pesimis) • Tingkat Kepercayaan Diri: Menciptakan definisi diri positif, memperjuangkan keinginan yang positif, mengatasi masalah secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif, memiliki metode/teladan yang positif (menghindari mencari-cari alasan, menggunakan daya imajinasi, tidak takut gagal, berpenampilan membentuk kepercayaan diri, menyusun ‘13 11 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id catatan mengenai sukses yang diperoleh) • Ambisi: menumbuhkan dan mengendalikan ambisi dengan cara: miliki tujuan yang jelas dan mengacu pada tujuan tersebut, tentukan kapan akan dikerja untuk direalisasikan, jika gagal pelajari penyebabnya, jangan ubah tujuan hanya karna gagal, bekerjasama dengan orang-orang yang dapat membantu tercapainya tujuan, eksploitasi gagasan untuk merumuskan tujuan yang jelas, selalu berpikir positif. Pengembangan potensi diri tidak semudah dibayangkan. Ada banyak hambatan, baik dari diri sendiri maupun lingkungan, dan yang paling menghambat biasanya ada dalam diri seperti ketidakmampuan mengatur diri, nilai pribadi yang tidak jelas, tujuan pribadi yang tidak jelas, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial rendah, kemampuan menyelia rendah, kemampuan latih rendah, kemampuan membina tim rendah. Oleh krena itu, yang pertama harus disingkirkan adalah hambatanhambatan yang ada dalam diri sendiri. Kemudian untuk dapat mengembangkan potensi diri, perlu diperjelas dalam pikiran seperti apa yang kita ingin menjadi di masa yang akan datang, misalnya dengan: menentukan sasaran yang jelas, menentukan cara menilai keberhasilan, mensyukuri kemajuan waluapun hanya sedikit, berani mengambil resiko, perkembangan diatur oleh diri sendiri, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, terbuka untuk belajar dari siapa saja, belajar dari kesalahan dan selalu bersikap realistis, jangan hanya berbicara, tetapi kerjakan yang kita ucapkan. Sedangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk rancangan pengembangan haruslah tertulis, karena kalau tidak tertulis sama saja dengan angan-angan bukan tujuan. Adapun langkah-langkahnya yakni: menuliskan gambaran yang kita inginkan dalam bidang-bidang, menuliskan potensi atau perilaku yang kita ingin hilangkan dan upaya untuk menghilangkan, menuliskan potensi yang ingin kita kembangkan, menentukan langkah-langkah kegiatan serta waktu pencapaiannya, menentukan tolok ukur untuk nilai keberhasilannya. ‘13 12 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Ary Ginanjar Agutian. Emotional Spiritual Quotient. Buku Yodhia Antariksa, MSc. Seberapa Bagus Kecerdasan Emosional Anda. Strategi Manajemen Net Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. dan Bambang Semedi, S.H. (Widyaiswara). Modul: Keterampilan Komunikasi, Negoisasi dan Teknik Presentasi. Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Client Coordinator. Disusun Oleh: Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Bea Dan Cukai 2011 Edy Andra, SH, MM. Interpersonal Skills. blogspot 2013 Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A. Interpersonal Skills R. Bramantyo, S.E., M.M..Modul Interpersonal Skill. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan PengawasanBadan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Yuliana Setia Rahayu. Mendengarkan Dalam Komunikasi Antar Pribadi.yuli-kamboja blogspot Dra. Neneng Komariah, M.Lib.Keterampilan Komunikasi Interpersonal Bagi Pustakawan Bagi Pustakawan.Fakultas Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran. 2009 Dicky Andika, S. Sos.I. M.Si. Manusia Sebagai Pelaku Komunikasi.Modul 9 dan 10: Etika dan Filsafat Komunikasi. Edwi Arief Sosiawan. Eksplorasi Komunikasi Interpersonal. Kuliah 3 UPNYK: Komunikasi Interpersonal. Asrul Sani. Hambatan-Hambatan Dimasyarakat Komunikasi Yang Terjadi Dea Aliqa Fitri. Komunikasi Interpersonal Efektif Maryanto. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kepemimpinan. Interpersonal Skills Untuk Meraih Sukses. BPPK Depkeu. ‘13 13 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘13 14 Interpersonal Communication Skill Eppstian Syah As’ari, S.Si, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id