Hukum Dagang Internasional Pertemuan 14

advertisement
BAB XIII
General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
Merupakan suatu perjanjian internasional yang mengatur mengenai tarif dan perdagangan.
GATT dibentuk pada tahun 1947 dan bukan merupakan suatu organisasi internasional.
Sekretariatnya terdapat di Jenewa, Swiss, terdiri dari Sekretariat Eksekutif yang kemudian
berganti nama menjadi Direktur Jenderal dan berbagai komisi dan Consultative Groups
yang semuanya berfungsi untuk melaksanakan dan membahas masalah-masalah yang
timbul dalam perundingan atau konferensi GATT. Anggota GATT terdiri dari 120 negara
termasuk Indonesia.
Tujuan GATT:
1. meningkatkan taraf hidup umat manusia
2. meningkatkan kesempatan kerja
3. meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia
4.meningkatkan produksi dan tukar-menukar barang
Fungsi utama GATT untuk mencapai tujuannya, yaitu:
1. sebagai suatu perangkat ketentuan (aturan) multilateral yang mengatur tindak tanduk
perdagangan yang dilakukan oleh para pemerintah dengan memberikan suatu perangkat
ketentuan perdagangan (the rules of the road for trade)
2. sebagai suatu forum (wadah) perundingan perdagangan, dimana diupayakan agar praktek
perdagangan dapat dibebaskan dari rintangan-rintangan yang mengganggu (liberalisasi
perdagangan)
3. sebagai suatu pengadilan internasional dimana para anggotanya menyelesaikan sengketa
dagangnya dengan anggota-aggota GATT lainnya
Prinsip-prinsip GATT, yaitu:
a. prinsip Most Favoured Nation
yaitu suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar non diskriminatif
(semua negara anggota terikat untuk memberikan negara-negara lainnya perlakuan yang
sama dalam pelaksanaan dan kebijakan impor dan ekspor serta yang menyengkut biayabiaya lainnya)
b. prinsip National Treatment
yaitu menurut prinsip ini yaitu produk dari suatu negara anggota yang diimpor ke dalam
suatu negara harus diperlakukan sama seperti halnya produk dalam negeri. Prinsip ini
berlaku juga untuk semua macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya, dan juga
berlaku terhadap perundang-undangan, pengaturan dan persyaratan-persyaratan (hukum)
yang mempengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan
produk-produk di pasar dalam negeri
c. Prinsip Larangan Restriksi (pembatasan) Kuantitatif
yaitu merupakan larangan terhadap restriksi kuantitatif terhadap ekspor dan impor dalam
bentuk apapun (misalnya: penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi penggunaan
lisensi ekspor atau impor, pengawasan pembayaran produk-produk impor dan ekspor)
yang dapat mengganggu praktek perdagangan yang normal
d. prinsip Perlindungan Melalui Tarif
yaitu GATT hanya memperkenankan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif
(menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan tidak melalui upaya-upaya perdagangan lainnya
(non-tariff commercial measures)
e. prinsip Resiprositas
yaitu bahwa prinsip ini berlaku dalam perundingan-perundingan tarif yang didasarkan
atas dasar timbal balik dan saling menguntungkan kedu belah pihak
Garis-garis Besar ketentuan GATT, yaitu:
GATT memiliki 38 pasal dan secara garis besar dari pasal-pasal tersebut dibagi ke dalam 4
bagian antara lain:
Bagian pertama mengandung 2 pasal yaitu:
a. pasal I, berisi pasal utama yang menetapkan prinsip GATT yaitu keharusan negara
anggota untuk menerapkan klausula most favoured nation treatment, kepada semua
negara anggotanya
b. pasal II, berisi tentang penurunan tarif yang disepakati berdasarkan GATT
Bagian kedua, memuat 30 pasal, dari pasal III sampai pasal XXII
Pasal III, berisi larangan pengenaan pajak dan upaya-upaya lainnya yang diskriminatif
terhadap impor
Pasal IV (cinematograph film)
Pasal V (kenbebasan transit)
Pasal VI (custom valuation)
Pasal VII & VIII (fees and formalities)
Pasal IX (market of origin)
Pasal X (publikasi dan pengaturan-pengaturan perdagangan) adalah merupakan “pasalpasal teknis” yang dibuat untuk mencegah atau mengawasi upaya-upaya lainnya
sebagai pengganti tarif
Pasal XI & XV mengatur tentang restriksi kuantitatif:
Pasal XI mengatur larangan umum mengenai restriksi
Pasal XII menetapkan bagaimana restriksi kuantitatif ini dapat digunakan untuk
melindungi neraca pembayaran
Pasal XIII mensyaratkan bahwa penerapan restriksi kuantitatif tersebut harus
dilaksanakan tanpa diskriminasi
Pasal XIV mengatur pengecualian-pengecualian terhadap restriksi kuantitatif
Pasal XV mengatur mengenai kerja sama antara GATT dengan IMF
Pasal XVI mengatur himbauan mengenai penghapusan subsidi ekspor
Pasal XVII menyarankan perusahaan-perusahaan perdagangan milik negara agar tidak
melakukan diskriminasi dalam perdagangan luar negerinya
Pasal XVIII mengakui bahwa negara-negara sedang berkembang membutuhkan tarif
yang flexibel dan dapat menerapkan beberapa restriksi kuantitatif untuk
mempertahankan alat tukar luar negerinya untuk kebutuhan pembangunannya
Pasal XIX, XX & XXI menetapkan pengecualian-pengecualian umum terhadap GATT
(misalnya: untuk melindungi kesehatan masyarakat)
Pasal XXII mengatur konsultasi
Pasal XXIII mengatur penyelesaian sengketa dibidang perdagangan
Bagian ketiga berisis 11 pasal, antara lain:
Pasal XXIV mengatur bagaimana customs union dan free trade area dapat memanfaatkan
pengecualian-pengecualian terhadap ketentuan-ketentuan most favoured nation
Pasal XXV menetapkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh anggota para pemerintah.
Pasal ini mengakui pula diperbolehkannya beberapa pengecualian terhadap aturan
GATT
Pasal XXVI sampai XXXV adalah pasal-pasal yang berisis mengenai pengoprasian
GATT yang meliputi:
Pasal XXVI menetapkan penerimaan dan berlakunya ketentuan GATT
Pasal XXVII menetapkan peranan kondisi tarif dari negara bukan anggota
Pasal XXVIII menetapkan ketentuan untuk perundingan tarif dan perubahan-perubahan
dalam daftar tarif
Pasal XXIX menetapkan hubungan antara GATT dan Piagam Havana
Pasal XXX menetapkan perubahan terhadap GATT
Pasal XXXI menetapkan penarikan atau pengunduran diri anggota GATT
Pasal XXXII menetapkan contracting parties (keanggotaan GATT)
Pasal XXXIII & XXXIV menetapkan msuknya menjadi anggota GATT
Pasal XXXV menetapkan tidak diterapkannya beberapa aturan GATT diantara anggotaanggota GATT tertentu
Bagian keempat terdiri dari 3 pasal yang ditambahkan pada tahun 1965 yang berisi
mengenai kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara yang sedang berkembang yang
antara lain mengatur:
Pasal XXXVI dan XXXVII mengatur komitmen negara-negara anggota untuk
melaksanakan tujuan diatas
Pasal XXXVIII mengatur tindakan bersama oleh para anggota (negara sedang
berkembang)
Perundingan-perundingan utama/pokok GATT (Putaran atau Rounds)
 Putaran Jenewa (1947- diikuti oleh 23 negara)
 putaran Annecy (1947- diikuti oleh 13 negara)
 putaran Torquay (1951- diikuti oleh 38 negara)
 putaran Jenewa (1956- diikuti oleh 26 negara)
 putaran Jenewa atau putaran Dillon (1960-1961 diikuti oleh 26 negara)
 putaran Kennedy (1964-1967 diikuti oleh 62 negara)
 khusus membahas tarif dan anti dumping
 putaran Tokyo (1973-1979 diikuti oleh 102 negara)
 membahas tarif, non tarif dan favourable agreements
 putaran Uruguay (1986-1994 diikuti oleh 108 negara)
 tidak hanya merundingkan masalah-masalah tradisional seperti market access saja,
tetapi juga membahas hal-hal baru sebagai akibat majunya perdagangan dan
perkembangan ekonomi yang cepat
Tujuan putaran Uruguay, yaitu:
a. menciptakan perdagangan bebas yang akan memberik keuntungan bagi semua negara
khususnya negara berkembang, selain itu juga bertujuan untuk memberi peluang bagi
produk-produk ekspor dalam rangka memasuki pasar (access to market) melalui upaya
penurunan dan penghapusan tarif, pembatasan kuantitatif dan ganjalan-ganjalan tindakan
non tarif lainnya
b. meningkatkan peranan GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral
berdasarkan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan GATT serta memperluas cakupan
produk perdagangan dunia berdasarkan ketentuan multilateral yang efektif dan dapat
dipaksakan
c. meningkatkan ketangapan sistem GATT terhadap perkembangan situasi perekonomian
dengan memperlancar penyesuaian struktural (structural adjustment), mempererat
hubungan GATT dengan organisasi-organisasi internasional yang relevan dengan
mengingat prospek perdagangan dimasa yang akan datang, termasuk tumbuhnya produkproduk berteknologi tinggi
d. mengembangkan suatu bentuk kerjasama pada tingkat nasional dan internasional untuk
mempererat hubungan antara kebijaksanaan perdagangan dan kebijaksanaan ekonomi
lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan perekonomia melalui usaha
untuk memperbaiki sistem moneter internasional, arus aliran keuangan dan sumbersumber investasi ke negara yang sedang berkembang
Prinsip-prinsip perundingan, yaitu:
a. negosiasi akan dilaksanakan secara terbuka untuk semua anggota dan harus sesuai
dengan tujuan serta komitmen yang telah disepakati dalam putaran Uruguay serta
prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan umum GATT
b. peluncuran keputusan antara implementasi hasil perundingan merupakan satu paket (a
single undertaking), dimana persetujuan yang telah dicapai pada tahap awal dapat segera
dilaksanakan sementara tanpa menunggu selesainya perundingan dibidang lain
c. konsesi yang berimbang harus mencakup masalah perdagangan yang luas dan akan
dirundingkan untuk menghindari tuntutan lintas sektoral yang tidak diperbolehkan
d. penerapan prinsip differential and more favourable treatment bagi negara berkembang
didalam setiap pelaksanaan perundingan
e. negara maju tidak mengharapkan tindakan imbalan (non resiprositas) dari negara
berkembang apabila hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan, keuangan
dan perdagangan negara berkembang yang bersangkutan
f. keikutsertaan negara-negara kurang berkembang dalam menyumbangkan atau
merundingkan konsesi-konsesi berdasarkan GATT akan membantu pertumbuhan
perekonomian
g. perhatian khusus akan diberikan terhadap masalah yang dihadapi negara berkembang
Subyek-subyek perundingan Uruguay antara lain meliputi:
a. tarif
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk menghapuskan atau menurunkan tingkat tarif
termasuk pengurangan tarif tinggi dan tarif eksalasi
b. non tarif measure
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk mengurangi atau menghapuskan tindakantindakan nontarif termasuk pembatasan kuantitatif
c. tropical products
negosiasi dibidang ini bertujuan agar negara-negara anggota GATT mengakui
pentingnya perdagangan produk tropis bagi negara-negara berkembang dan sepakat
bahwa perundingan dalam bidang ini akan memperoleh perhatian khusus termasuk dalam
hal jangka waktu perundingannya serta penerapan hasil perundingan tersebut sesuai
ketentuan yang diatur dalam prinsip umum pelaksanaan perundingan putaran Uruguay
d. natural resources-based products
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk liberalisasi menyeluruh perdagangan produkproduk yang berasal dari sumber alam, khususnya perdagangan (produk) perikanan,
produk hasil hutan, logam dan mineral
e. tekstil dan pakaian
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk mengupayakan agar sektor ini kembali kedalam
GATT berdasarkan ketentuan dan disiplin GATT yang diperkuat, dengan demikian akan
memberikan sumbangan terhadap tujuan liberalisasi perdagangan
f. pertanian
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk mencapai liberalisasi yang lebih luas dalam
bidang perdagangan hasil-hasil pertanian, mengurangi subsidi dan mengembalikan
semua tindakan yang berakibat terhadap akses impor dan kompetisi ekspor kedalam
ketentuan-ketentuan GATT yang diperkuat dan berlaku secara efektif
g. GATT articles
para peserta perundingan akan meninjau pasal, peraturan dan disiplin GATT yang ada
bilamana hal itu diminta oleh negara anggota GATT yang berkepentingan dan kemudian
akan melaksanakan perundingannya
h. safeguard
tujuan negosiasi ini adalah untuk menciptakan suatu kesepakatan komprehensif yang
merupakan hal penting untuk memperkuat sistem GATT serta meningkatkan
perundingan-perundingan perdagangan multilateral
i. MTN agreements and arrangements
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk menyempurnakan, memperjelas, serta
memperluas berbagai persetujuan dan pengaturan yang dirundingkan dalam berbagai
perundingan perdagangan multilateral putaran Tokyo
j. subsidies and countervailing measure
negosiasi dibidang ini didasarkan pada pembahasan terhadap pasal VI dan XVI GATT
serta Codes on subsidies and countervailing duties dengan tujuan untuk
menyempurnakan disiplin GATT yang berhubungan dengan semua subsidi dan tindakantindakan countervailing yang berakibat terhadap perdagangan internasional
k. penyelesaian sengketa
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk menyempurnakan serta memperkuat ketentuan
dan prosedur proses penyelesaian sengketa
l. trade related aspects of intelectual property rights including trade in counterfeit goods
tujuan dari negosiasi ini adalah untuk memperjelas aturan-aturan GATT yang mengatur
perlindungan hak milik intelektual dan merundingkan aturan-aturan baru yang sesuai
bersama-sama dengan negosiasi suatu kerangka multilateral yang membahas
perdagangan mengenai barang-barang (hak milik intelektual) palsu
m. trade related investment measures
negosiasi ini ditujukan untuk membahas lebih lanjut ketentuan-ketentuan yang ada, yang
mungkin diperlukan untuk menghindari dampak tindakan investasi terhadap perdagangan
n. functioning of the GATT system
negosiasi ini bertujuan untuk membentuk persetujuan dan tatanan guna:
- mendorong sistem pengawasan dalam GATT agar dapat memantau secara reguler
kebijaksanaan dan praktek-praktek perdagangan negara anggota serta dampaknya
terhadap berfungsinya sistem perdagangan multilateral
- menyempurnakan efektifitas dan peranan GATT sebagai suatu lembaga pengambil
keputusan antara lain melalui keterlibatan para menteri
- meningkatkan kontribusi GATT guna terwujudnya keterkaitan dalam pembuatan
kebijaksanaan ekonomi global melalui upaya memperkuat hubungan dengan organisasi
internasional lainnya yang bertanggung jawab dalam masalah-masalah moneter dan
finansial
o. trade in services
negosiasi dibidang ini bertujuan untuk menetapkan suatu kerangka kerja multilateral dari
prinsip-prinsip dan peraturan untuk perdagangan jasa
Rancangan putaran Uruguay ini berakhir pada tahun 1993 dan diresmikan menjadi
perjanjian akhir. Perjanjian akhir ini memuat 3 pokok kesepakatan penting yaitu:
1. Final Act, yakni kesepakatan mengenai dirampungkannya perundingan perdagangan
multilateral putaran Uruguay
2. Agreement establishing the world trade organization beserta 4 pokok lampiran (annex),
yang terdiri dari:
Lampiran 1A: agreement on trade in goods
Lampiran 1B: general agreement on trade in services
Lampiran 1C: agreement on trade related aspects of intelectual property rights including
trade in counterfeit goods
Lampiran 2: understading on rules and procedures governing the settlement of disputes
Lampiran 3: trade policy review mechanism
Lampiran 4: plurilateral trade agreements
3. Ministerial decisions and declarations yang memuat keputusan dan deklarasi mengenai
subyek atau isu perdagangan
Proses penyelesaian sengketa melalui GATT antara lain meliputi:
1. konsultasi (perundingan)
Konsultasi ini dapat berbentuk formal ataupun informal. Para pihak yang bersengketa
diberikan waktu 30 hari untuk menetapkan kesediaannya untuk menyelesaikan untuk
menyelesaikan sengketanya melalui cara konsultasi. Apabila kedua belah pihak
menerimanya, maka para pihak diberikan waktu 60 hari untukdapat menyelesaikannya
2. panel
Cara ini dapat ditempuh apabila si termohon menolak untuk menyelesaikan sengketa
melalui konsultasi. Panel ini adalah merupakan upaya terakhir dalam GATT, namun
demikian ketentuan GATT masih mengizinkan para pihak untuk bersepakat mencari
alternatif penyelesaian lainnya yang masih mungkin, yaitu: jasa baik, konsultasi dan
mediasi.
Pada dasarnya ketiga bentuk alternatif penyelesaian ini pada pokoknya bersifat sama
yaitu mengundang pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan sengketa mereka.
Panel terdiri dari 3 orang yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang cukup lama
dalam hukum perdagangan internasional. Mereka adalah orang-orang netral yang dipilih
bukan dari negara-negara yang sedang bersengketa.
Dalam penyelesaian sengketa melalui panel dimungkinkan adanya upaya banding
terhadap putusan atau rekomendasi yang dikeluarkan oleh panel. Badan banding yaitu
lembaga yang akan menerima keberatan salah satu pihak dalam sengketa dan dibentuk
dan terdiri dari 7 orang yang bertugas selama 4 tahun. Setiap ada permohonan banding,
maka akan ditangani oleh 3 orang anggota. Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam
bidang hukum, perdagangan internasional dan masalah-masalah GATT dan mereka
merupakan pihak swasta yang tidak terikat oleh tugas atau hubungan kerja apapun
dengan pemerintahnya atau pemerintah tertentu.
Proses pemeriksaan banding tidak boleh lebih dari 60 hari sejak para pihak
memberitahukan keinginan formalnya untuk banding.
Tahap akhir dari proses ini adalah pelaksanaan putusan atau rekomendasi. Hasil tersebut
harus diserahkan kepada para pihak dan mereka diberikan waktu 30 hari untuk
menyatakan dan melaksanakan putusan rekomendasi tersebut.
Download