MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Antar Budaya Pengantar Komunikasi Antar Budaya Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh 85012 Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Abstract Kompetensi Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin tidak jarang kita akan menemui berbagai bentuk kesalahpahaman, karena ketidaktahuan atau kesalahpahaman antar individu, atau kelompok masyarakat, tentang latar belakang budaya yang budaya yang berbeda. Untuk itulah maka perlu dipelajari bagaimana membangun pemahaman Budaya dalam berkomunikasi Mahasiswa dapat memahami pengetahuan dasar mengenai betapa pentingnya memahami latar belakang budaya dari individu maupun kelompok masyarakat guna menunjang kemampuan berkomunikasi Pengantar Komunikasi Antar Budaya Pembuka Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin tidak jarang kita akan menemui berbagai bentuk kesalahpahaman, karena ketidaktahuan atau kesalahpahaman antar individu, atau kelompok masyarakat, tentang latar belakang budaya yang budaya yang berbeda. Hal ini misalnya saja, si A dari Indonesia, akan menganggap si B dari Inggris, kurang ajar, atau bahkan menghina, ketika si Si B bersalaman dengan tangan kiri dengan Si A. Si A tidak mengetahui bahwa menjabat tangan memakai tangan kiri, bukan merupakan suatu masalah bagi orang-orang eropa dan amerika. Namun bagi si A yang merupakan orang Indonesia, menjabat tangan, memberikan atau menerima sesuatu dengan tangan kiri adalah perilaku yang tidak sopan. Anggapan telah dihina, tentu tidak akan terjadi bila Si A, sudah mengetahui bahwa di eropa dan amerika, tidak ada ketentuan sopan santun, bahwa menggunakan tangan tangan adalah perbuatan sopan, sementara kiri tidak sopan. Demikian halnya bila Si B sudah mengetahui bahwa si A adalah orang Indonesia, yang memiliki norma-norma budaya sedemikian rupa, sehingga Si B akan bersalaman menggunakan dengan tangan kanan. Singkatnya pikiran buruk atau kesalahpahaman ini, terjadi karena ketiadaan komunikasi antar budaya yang berbeda, satu dengan yang lain. Oleh karena hal-hal yang menyebabkan prasangka dan kesalahpahaman seperti itulah, maka sangatlah perlu dipelajari mengenai komunikasi antar budaya, yang didalamnya menyangkut pula pentingnya mengetahui latar belakang budaya yang berbeda, serta keharusan untuk saling memahami, antar latar belakang budaya yang berbeda tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengetahui mengenai komunikasi antar budaya, ada baiknya diketahui pula terlebih dahulu, apa itu komunikasi, budaya dan kebudayaan. Komunikasi Untuk memahami interaksi antarbudaya, terlebih dulu kita harus memahami komunikasi manusia. (Deddy Mulyana: 2006,12). Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, apa yang dapat terjadi, akibat-akibat dari apa yang terjadi, dan akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut (Ibid). Komunikasi sendiri memiliki banyak definisi, sebagai berikut: ‘13 2 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley dalam Turner: 2008.3-20) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Berelson dan Stainer, dalam Turner: 2008.3-20) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) (Lasswell, dalam Turner: 2008.3-20) Sementara itu menurut Deddy Mulyana komunikasi diartikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat saluran (chanel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu ( Dedy Mulyana:2006, 14). Komunikasi akan lengkap hanya bila penerima pesan yang dimaksud mempersepsi atau mencerap perilaku yang disandi, memberi makna kepadanya dan terpengaruh olehnya (Ibid). Dalam transaksi ini harus dimasukkan semua stimuli sadartaksadar, sengaja-tak sengaja, verbal, nonverbal dan kontekstual yang berperan sebagai isyarat-isyarat kepada sumber dan penerima tentang kualitas dan kredebilitas pesan (Ibid). Dalam komunikasi sendiri memiliki beberapa unsur-unsur yang wajib dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu: 1. Sumber atau source. Suatu sumber atau source adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi (Ibid). kebutuhan ini mungkin berkisar dari kebutuhan sosial untuk diakui sebagai individu, hingga kebutuhan berbagai informasi (Ibid). 2. Encoding. Encoding adalah suatu kegiatan internal untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan non verbalnya yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan (Deddy Mulyana. 2006: 15) ‘13 3 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Adanya pesan (Message). Suatu pesan terdiri dari lambing-lambang verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat tertentu (Ibid). Meskipun encoding merupakan suatu kegiatan internal yang menghasilkan suatu pesan, pesanya itu sendiri bersifat eksternal bagi sumber; pesan adalah apa yang harus sampai dari sumber ke penerima bila sumber bermaksud mempengaruhi penerima (ibid). 4. Adanya Channel. Yang dimaksud Channel di sini adalah pesan yang di sampaikan atau diterima haruslah menggunakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan dari sumber informasi ke penerima informasi (Ibid). 5. Adanya penerima (receiver) Penerima adalah orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi terhubungkan dengan sumber pesan. Penerima mungkin dikehendaki oleh sumber atau orang lain yang dalam keadaaan apapun menerima pesan sekali pesan itu telah memasuki saluran (Ibid). 6. Decoding. Decoding adalah proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber (Ibid). Decoding juga merupakan pengubah energi eksternal menjadi pengalaman yang bermakna (Ibid). 7. Respon penerima (receiver response). Ini menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan. Respon ini bisa beraneka ragam, mulai dari tingkat minimum hingga tingkat maksimum. Respon minimum adalah keputusan penerima untuk mengabaikan pesan atau tidak berbuat apapun setelah ia menerima pesan. Sebaliknya, respon maksimum bisa merupakan suatu tindakan penerima yang dianggap berhasil, bila respon penerima mendekati apa yang dikehendaki oleh sumber yang menciptakan pesan (Ibid). 8. Unsur terakhir adalah umpan balik (feedback). Umpan balik adalah informasi yang tersedia, bagi sumber yang memungkinkannya menilai ke efektifan komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan penyusaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi selanjutnya (Ibid). Meskipun umpan balik dan respon bukan hal yang sama, keduanya jelas ‘13 4 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sangat berkaitan (Ibid). Respon adalah apa yang penerima putuskan atau lakukan setelah ia menerima pesan, sedangkan umpan balik adalah informasi tentang kefektifan komunikasi (Deddy Mulyana. 2006: 15-16). Disamping unsur-unsur ini, bila kita memikirkan komunikasi sebagai suatu proses, ada beberapa karakteristik lainnya yang membantu kita memahami bagaimana komunikasi berlangsung ((Deddy Mulyana. 2006:16): 1. Komunikasi itu dinamik. 2.Komunikasi itu interaktif 3.Komunikasi itu tidak dapat dibalik (Irreversible), dalam arti bahwa sekali kita mengatakan sesuatu dan seseorang telah menerima dan men decode pesan, kita tidak dapat menarik kembali pesan itu dan sama sekali meniadakan pengaruhnya. ‘13 5 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Komunikasi berlangsung dalam kontek fisik dan konteks sosial. a. yang dimaksud dengan konteks fisik adalah meliputi objek-objek fisik tertentu, seperti mebel, gorden, jendela, karpet, cahaya, keheningan atau kebisingan, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya (Deddy Mulyana. 2006: 17) b. yang dimaksud dengan konteks sosial, bahwa komunikasi harus senantiasa melihat setting sosial, dan mendefisinisikan juga dengan siapa kita berinteraksi, waktu, suasana hati, derajat kegugupan dll (Ibid). Dalam pemikiran para ilmuwan sosial aliran interaksionis, proses mendefinisikan konteks sosial tersebut dinamakan proses definisi situasi. Salah satu interaksionis yang membahas teori berinteraksi yang di dalamnya melibatkan komunikasi, adala Erving Goffman. Dalam bukunya mengenai The Presentation of Self in Everyday life, ia mengeluarkan konsep mengenai Dramaturgi. Menurut Goffman interaksi sosial, diandaikan sebagai proses interaksi sebagaimana layaknya panggung theater dimana ada front region, back region, performers, audience, dan outsiders (Kamanto Sunarto, 2000:37) Kebudayaan Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. ‘13 6 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Definisi kebudayaan menurut para ahli Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli: 1. Edward B. Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto: 2007, 150). 2. M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. 3. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 4. Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 5. William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. 6. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. 7. Francis Merill ‘13 7 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. 8. Bounded et.al Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu. 9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal. 10. Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal. 11. Arkeolog R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. Jenis-jenis Kebudayaan Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenis Kebudayaan tersebut yaitu: ‘13 8 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan. Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994). 1.2.2 Kebudayaan berdasarkan wujudnya Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu: Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. ‘13 9 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. 3 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama: Kebudayaan material Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal (Soerjono Soekanto: 2007, 154), antara lain : Bahasa Sistem Religi Organisasi Sosial Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Sistem Mata Pencaharian Kesenian Sistem Pengetahuan ‘13 10 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Mulyana, Deddy. 2006, Komunikasi Antar Budaya, Remaja Rosda Karya, Bandung Soekanto, Soerjono. 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta Sunarto, Kamanto, 2000: Pengantar Sosiologi, Lembagai Penerbit FE-UI, Jakarta ‘13 11 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id