MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Antar Budaya Kebudayaan, Akulturasi dan Asimilasi Budaya di Tengah Derasnya Arus Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan Tatap Muka 15 Kode MK Disusun Oleh MK85012 Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Abstract Kompetensi Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan individu dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung. homogen. Mendorong Mahasiswa untuk peka terhadap “semakin cairnya” bentukbentuk budaya di tengah era tehnologi infromasi saat ini Kebudayaan, Akulturasi dan Asimilasi Ditengah Derasnya Arus Komunikasi Pembuka Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan individu dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung. homogen. Artinya, jika setiap individu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap dan perilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat ada aturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan perempuan dapat disahkan sebagai suami istri. Ketika anggota masyarakat akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota masyarakat yang lainnya. Setiap kelompok masyarakat tertentu akan mempunyai cara yang berbeda dalam menjalani kehidupannya dengan sekelompok masyarakat yang lainnya. Cara-cara menjalani kehidupan sekelompok masyarakat dapat didefinisikan sebagai budaya masyarakat tersebut. Satu definisi klasik mengenai budaya adalah sebagai berikut: "budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu (Wallendorf & Reilly dalam Mowen: 1995)". Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang ditransmisikan pada anggota masyarakatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Proses transmisi dari generasi ke generasi tersebut dalam perjalanannya mengalami berbagai proses distorsi dan penetrasi budaya lain. Hal ini dimungkinkan karena informasi dan mobilitas anggota suatu masyarakat dengan anggota masyarakat yang lainnya mengalir tanpa hambatan. ‘13 2 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Interaksi antar anggota masyarakat yang berbeda latar belakang budayanya semakin intens. Oleh karena itu, dalam proses transmisi budaya dari generasi ke generasi, proses adaptasi budaya lain sangat dimungkinkan. Misalnya proses difusi budaya populer di Indonesia terjadi sepanjang waktu. Kita bisa melihat bagaimana remaja-remaja di Indonesia meniru dan menjalani budaya populer dari negara-negara Barat, sehingga budaya Indonesia sudah tidak lagi dijadikan dasar dalam bersikap dan berperilaku. Proses seperti inilah yang disebut bahwa budaya mengalami adaptasi dan penetrasi budaya lain. Dalam hal-hal tertentu adaptasi budaya membawa kebaikan, tetapi di sisi lain proses adaptasi budaya luar menunjukkan adanya rasa tidak percaya diri dari anggota masyarakat terhadap budaya sendiri. Agar budaya terus berkembang, proses adaptasi seperti dijelaskan di atas terus perlu dilakukan. Paradigma yang berkembang adalah bahwa budaya itu dinamis dan dapat merupakan hasil proses belajar, sehingga budaya suatu masyarakat tidak hadir dengan sendirinya. Proses belajar dan mempelajari budaya sendiri dalam suatu masyarakat disebut enkulturasi (enculturati). Enkulturasi menyebabkan budaya masyarakat tertentu akan bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman. Sebaliknya sebuah masyarakat yang cenderung sulit menerima hal-hal baru dalam masyarakat dan cenderung mempertahankan budaya lama yang sudah tidak relevan lagi disebut sebagai akulturasi (acculturation). Budaya yang ada dalam sekelompok masyarakat merupakan seperangkat aturan dan caracara hidup. Dengan adanya aturan dan cara hidup/ anggota dituntun untuk menjalani kehidupan yang serasi. Masyarakat diperkenalkan pada adanya baik-buruk, benar-salah dan adanya harapan-harapan hidup. Dengan aturan seperti itu orang akan mempunyai pijakan bersikap dan bertindak. Jika tindakan yang dilakukan memenuhi aturan yang telah digariskan, maka akan timbul perasaan puas dalam dirinya dalam menjalani kehidupan. Rasa bahagia akanjuga dirasakan oleh anggota masyarakat jika dia mampu memenuhi persyaratan-persyaratan sosialnya. Orang akan sangat bahagia jika mampu bertindak baik menurut aturan budayanya. Oleh karena itu, budaya merupakan sarana untuk memuaskan kebutuhan anggota masyarakatnya. Budaya sendiri secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada ‘13 3 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal Definisi kebudayaan menurut para ahli Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli: 1. Edward B. Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto: 2007, 150). 2. M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. 3. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 4. Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 5. William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. 6. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk ‘13 4 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. 7. Francis Merill Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. 8. Bounded et.al Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu. 9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal. 10. Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal. 11. Arkeolog R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. Jenis-jenis Kebudayaan ‘13 5 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenis Kebudayaan tersebut yaitu: Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan. Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994). 1.2.2 Kebudayaan berdasarkan wujudnya Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu: Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, didokumentasikan. ‘13 Artefak (karya) 6 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan dapat diamati dan Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. 3 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama: Kebudayaan material Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal (Soerjono Soekanto: 2007, 154), antara lain : Bahasa Kesenian Sistem Pengetahuan Sistem Religi Organisasi Sosial Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Sistem Mata Pencaharian ‘13 7 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal ini sama dengan pemikiran C. Kluckhohn, yang menamakan unsur kebudayaan tersebut sebagai universal categories of culture (Soerjono Soekanto: 2007,154), yaitu: a. peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan , alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya) b. mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya) c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan) d. bahasa (Lisan dan tertulis) e. kesenian f. sistem pengetahuan g. religi Akulturasi Kebudayaan Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. ada lima golongan masalah mengenai akulturasi, yaitu : 1.masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan ‘13 8 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat; 2. masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudahditerima, dan unsurunsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima olehmasyarakat penerima; 3.masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti ataudiubah, dan unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah olehunsur-unsur kebudayaan asing; 4.masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima,dan individuindividu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing; 5.masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi. Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para peneliti yang akan meneliti akulturasi adalah : 1. keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan; Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan tentang sejarah dari masyarakat yang bersangkutan.Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka bahan itu dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode yang biasa dipakai oleh para ahli sejarah.Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima yang kembali sejauhmungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan proses wawancara.Dengan demikian, seorang peneliti dapat mengetahui keadaankebudayaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.Saat inilah yang disebut “titik permulaan dari prosesakulturasi” atau base line of acculturation. 2. Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing; Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation.Pekerjaandan latar belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan dan unsurunsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah.Hal ini terjadi karena dalam suatu ‘13 9 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luasdan kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil darikebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan dengan profesi dan latarbelakang warga tersebut. 3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima; Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses akulturasi.Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan pusat untuk masuk kedalam kebudayaan daerah, maka saluransalurannya adalah melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain. 4. bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi; Kadang, unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan dalam masyarakat berbeda-beda.Oleh karena itu, pentinguntuk mengetahui bagian-bagian mana dari masyarakat penerima yangterkena pengaruh unsurunsur kebudayaan asing tersebut. 5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing, Terbagi menjadi 2 reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi “progresif”. Reaksi “kolot” adalah reaksi menolak unsur-unsurkebudayaan asing, yang pada akhirnya akan menyebabkanpengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat,kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno.Reaksi “progresif”adalah reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang menerimaunsur-unsur kebudayaan asing. Contoh-contoh Akulturasi 1.Kereta Singo Barong (Cirebon) Kereta Singa Barong, yang dibuat pada tahun 1549, merupakan refleksi dari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang ‘13 10 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak.Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya,melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam. Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan pada keretaitu memang detail dan rumit.Mencirikan budaya khas tiganegara sahabat itu, pahatan wadasan dan megamendung mencirikan khas Cirebon,warna-warna ukiran yangmerah-hijau mencitrakan khasCina. Dalam kereta itu, tigabudaya (Buddha, Hindu, danIslam) digambarkan menjadi satu dalam trisula di belalai gajah. 2.Keraton Kasepuhan Cirebon Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkanberbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupunbudaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semuaelemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan KeratonKasepuhan tersebut. Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gaya Eropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dinding angunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi serta penggunaan Jalusi sebagai ventilasi udara. Bangsal Prabayasa berfungsi sebagait empat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebut ditopang oleh tiang saka dari kayu. Tiang saka tersebut diberi hiasan motiftum pal yang berasal dari Jawa. Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah bangunan SitiHinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Seluruhbangunannya terbuat dari konstruksi batu bata seperti lazimnya bangunancandi Hindu. Kesan bangunan gaya Hindu terlihat kuat terutama padapintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuransama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah dibelah. ‘13 11 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada dinding kiri dan kanan bangsal Agung diberi hiasan tempelan Porselen dari Belanda berukuran kecil 110 x 10cm berwarna biru (blauwe delft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yang identik dengan simbol Islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merahmelambangkan kehidupan ataupun surgawi. Bangunan Keraton Kasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolismaupun budaya lokal dan luar. Mencerminkan kemajemukan gaya maupun kekayaan budaya bangsa Indonesia. 3. Barongsai Kesenian Barongsai, yang awalnya berasal dari Kebudayaan Tionghoa, kini telah berakulturasi dengan kesenian lokal Pengertian Asimilasi Asimilasi atau as s im ilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yangsaling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehinggakebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnyayang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsurkebudayaan campuran. Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritasdan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yangmengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuanmenyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas; sehingga lambat launkebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masukke dalam kebudayaan mayoritas. ‘13 12 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi: 1).Toleransi 2).Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang. 3).Suatu sikap yang menghargai orang asing dengan kebudayaannya. 4).Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat 5).Adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama 6).Perkawinan campuran 7).Adanya musuh bersama dari luar. Faktor-faktor yang dapat menghambat terjadinya asimilasi antara Lain adalah sebagai berikut: 1).Kehidupan yang terisolasi 2).Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi 3).Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi 4).Perasaan bahwa kebudayaan golongan lain lebih superior atau sebaliknya lebih inferior 5).Perbedaan warna kulit dan ciri-ciri fisik 6).Adanya In-group feeling 7).Terjadi gangguan dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas 8).Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan, baik yang bersifat pribadi maupun golongan. Daftar Pustaka Mulyana, Deddy. 2006, Komunikasi Antar Budaya, Remaja Rosda Karya, Bandung Soekanto, Soerjono. 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta Sunarto, Kamanto, 2000: Pengantar Sosiologi, Lembagai Penerbit FE-UI, Jakarta ‘13 13 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id