MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Antar Budaya Fungsi Komunikasi Antarbudaya Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh 85012 Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Abstract Kompetensi Bila fungsi berkomunikasi adalah tercapainya maksud dan tujuan antara pemberi dan penerima pesan, tentu fungsi komunikasi antar budaya lebih dari sekedar persoalan menyampaikan pesan. Apa saja fungsi Komunikasi Antar Budaya, akan diulas pada bahasan berikut. Mahasiswa dapat memahami fungsi Komunikasi Antar Budaya dan mempraktekkannya baik dalam ranah akademis, maupun kehidupan seharihari Mahasiswa Fungsi Komunikasi Antar Budaya Pembuka Pada pertemuan terdahulu, sudah dibahas mengeni fungsi komunikasi, terutama fungsi komunikasi yang utama untuk menyampaikan pesan antara pemberi pesan dan penerima pesan, sehingga maksud atau tujuan dari seseorang yang dapat tercapai. Dalam menjalankan fungsinya tersebut komunikasi menggunakan media bahasa sebagai media penyampai pesan yang paling utama, disamping media pendukung seperti media cetak (tertulis) atau elektronik. Bila fungsi berkomunikasi adalah tercapainya maksud dan tujuan antara pemberi dan penerima pesan, tentu fungsi komunikasi antar budaya lebih dari sekedar persoalan menyampaikan pesan. Ketika kita berbicara dalam konteks komunikasi antar budaya, maka kita akan terfokus bagaimana maksud tujuan yang saling dikomunikasikan dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang beragam, dapat tercapai. Sebagai contoh: Seorang Perancis yang memiliki mitra dagang seorang muslim Indonesia, bermaksud menghadiahkan champagne, sebagai tanda pertemanan. Namun maksud orang perancis untuk menjalin pertemanan berubah menjadi konflik kecil, karena orang Indonesia yang muslim tersebut, menolak pemberian champagne tersebut. Konflik kecil tersebut, tentu tidak akan terjadi, bila ada pemaham budaya yang berbeda diantara keduanya, sebelum proses komunikasi terjadi. Fenomena-fenomena kecil yang terjadi di masyarakat tersebut, mungkin pada awalnya sepele, namun sebagaimana sudah diketahui bersama, akan berubah menjadi konflik terselubung yang dapat meletus menjadi konflik besar, bila tidak ada proses untuk memahami dan menghargai sebuah perbedaan. Di Tanah air, mungkin sudah beberapa kali terjadi konflik antar etnis, yang bermula pada masalah sepele, seperti konflik di Tarakan baru-baru ini. Konflik lain yang terjadi tidak hanya di Indonesia, seperti di Los Angeles Amerika pada awal 90-an, hingga perselisihan tidak berkesudahan dalam hal bahasa di Belgia, tidak menutup kemungkinan, bermula pada pada peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari. Untuk itulah maka perlu diketahui fungsi komunikasi antar budaya, yang akan dibahas berikut ini. Fungsi-fungsi Komunikasi Antar Budaya ‘13 2 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara umum ada empat kategori fungsi utama komunikasi: 1. Fungsi Pribadi: Fungsi Pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu (Alo Liliweri. 2003; 36). a. Menyatakan identitas sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas diri maupun identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik verbal dan non verbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang (Ibid). b. Menyatakan Integrasi Sosial Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami, bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dengan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antara komunikator dengan komunikan maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka (Alo Liliweri. 2003; 37). c. Menambah Pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan. Misalnya ketika ada seorang spanyol bertemu dengan seorang Indonesia, di bus menuju tujuan tertentu. Pada suatu waktu ada pembicaraan mengenai sepakbola, mengingat spanyol baru saja menjuarai piala dunia 2010. Dari pembicaraan awal mengenai sepak bola, kemudian terjadilah saling tanya jawab mengenai seni, kuliner, kondisi politik, dan lain-lain (Alo Liliweri. 2003; 38). d. Melepaskan diri/ Jalan keluar. ‘13 3 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sadar ataupun tidak sadar ketika kita berkomunikasi dengan orang lain bermaksud untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Selain itu ketika melakukan komunikasi, seringkali kita melakukannyya atas dasar komplementer yang selalu dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai perilaku berbeda. Perilaku sesorang berfungsi sebagai stimulus perilaku perilaku komplenter dari yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan diantara kedua pihak dimaksimumkan. Perilaku komunikasi komplenter ini biasanya terjadi pada dua orang yang memiliki peran yang berbeda seperti, perilaku seorang atasan yang sedang berbicara dengan bawahannya (Alo Liliweri. 2003; 3839). 2. Fungsi sosial a. Pengawasan Prakterk komunikasi antarbudaya diantara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan “perkembangan” tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi di sekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda (Alo Liliweri. 2003; 39). b. Menjembatani Dalam proses komunikasi antarpribadi, termasuk komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan di atas perbedaan diantara mereka (Alo Liliweri. 2003; 40). c. Sosialisasi Nilai fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat lain (Alo Liliweri. 2003; 41). d. Menghibur. Seringkali komunikasi antar budaya, bisa menjadi atau bahkan melalui media yang menghibur. Misalnya tayangan anak-anak sesame street (atau versi Indonesianya Jalan sesame), di satu sisi tayang tersebut merupakan tayangan hiburan, di sisi lain, melalui ‘13 4 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hiburan, anak-anak juga mempelajari nilai-nilai, pengetahuan dan budaya yang baru (Alo Liliweri. 2003; 41). Untuk lebih dalam mengetahui fungsi-fungsi komunikasi, dapat dilihat skema berikut ini: Identitas Sosial Integrasi sosial Fungsi Pribadi Kognitif Melepaskan diri/ Mencari Jalan keluar Fungsi Komunikasi Pengawasan Menjembatani Fungsi Sosial Sosialisasi Menghibur ‘13 5 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Karakteristik dan Kebudayaan Karakteristik secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari kata character. Arti character sendiri adalah watak, sifat, dan peran. Karakter bisa diartikan sebagai suatu sifat ataupun cirri-ciri yang khusus (yang membedakannya dengan yang lain). Characteristic adalah sifat yang khas, yaitu sebuah keistimewaan atau ciri kahas yang membantu dalam mengenal seseuatu, memisahkannya dengan yang lain. Implikasi Karakteristik Kebudayaan ‘13 6 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat berubah, itu terjadi ‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antarmanusia dalam bentuk komunikasi antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi; komunikasi adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain. Disini Edward T. Hall menegaskan bahwa hanya manusialah yang memiliki kebudayaan, sedengakan biantang tidak.Karaktersitik dari kebudayaan membentuk perilaku –perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep subkultur. Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah komunitas dalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi mempunyai kebudayaan khsus, apakah itu dari segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.[3] Dalam mempelajari kebudayaan tedapat beberapa pendekatan: materi, behaviorisme, dan ideasional. Pendekatan materi yakni memandang kebudayaan sebagai materi: pada produk yang dihasilkan sehingga bisa diobservasi. Pendekatan behavirosime kebudayaan dipandang sebagai suatu pola tindakan dan perilaku atau sebagai suatu sistem adaptif. Sedangakan pada pendekatan ideasional kebudayaan dipandang sebagai suatu ide, yaitu keseluruhan pengetahuan yang memungkinkan prosuk dan perilaku ditampakkan.[4] Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan universal.[5] Dibawah ini akan dijelaskan beberapa karakteristik kebudayaan yang diambil dari suber atau bahan bacaan lain[6]: ‘13 7 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Culture is an adaptive mechanism Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan memberikan kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk kehidupan yang lain. Culture is learned Budaya bukanlah suatu hal yang naluriah, dimana kita telah terprogram untuk mengetahui fakta-fakta dari budaya tersebut. Oleh karena itu salah satu dari karakteristik budaya adalah diperoleh melalui belajar. Manusia lahir ke dunia dengan sifat dasar, yaitu ‘lapar’ dan ‘haus’. Akan tetapi mereka belum meiliki suatu bentuk pola naluriah untuk dapat memuaskan sifat dasar itu. Selain itu manusia saat lahir juga tidak dibekali pengetahuan tentang budaya (cultural knowledge). Tetapi mereka secara genetis terpengaruh untuk belajar/mempelajari bahasa dan tanda-tanda kebudayaan lainnya (cultural traits). Seorang bayi akan berada di suatu tempat (disini bisa diakatakan sebuah keluarga), dan mereka tumbuh dan belajar tentang kebudayaan sebagai sesuatu yang mereka miliki. ‘13 8 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Cultures change. Kebudayaan bukan sesuatu yang terus-menerus tetap (bertumpuk). Pada waktu yang sama dimana suatu kebudayaan ada, terdapat tanda-tanda kebudayaan baru. Tanda-tanda itu bisa sebagai tambahan (addition) atau pengurangan (subtraction). Tanda-tanda ini menyebabkan perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan berubah dan berkembang secara dinamis setiap saat: kebudayaan tidak statis. Berbagai aspek kebudayaan beserta tanda-tandanya akan terjalin rapat menjadi suatu pola yang sangat kompleks. People usually are not aware of their culture Cara kita bergaul dan melakukan segala sesuatu dalam keseharian kita terkesan berjalan dengan alami (natural). Kebanyakan dari kita tidak sadar akan budaya. Hal itu disebabkan oleh manusia yang pada dasarnya sangat dekat dengan kebudayaan itu dan mengetahuinya dengan sangat baik. Manusia merasakan bahwa semuanya seolah-olah terjadi begitu saja (mewarisi secara biologis). Dan biasanya manusia hanya akan sadar bahwa pola kelakuan mereka bukanlah sesuatu yang individual ketika mereka mulai berinteraksi dengan manusia dari kebudayaan lain. We do not know all of our own country Tidak ada satupun orang yang mengetahui budaya mereka secara keseluruhan. Dalam masyarakat, terdapat pengetahuan tentang budaya yang terbatas terhadap fakta-fakta kelas sosial, pekerjaan, agama, dan perkumpulan-perkumpulan lain. ‘13 9 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Culture gives us a range of permissible behavior patterns Kebudayaan umumnya memberikan jarak dalam cara bagaimana laki-laki sebagai laki-laki, wanita sebagai wanita. Kebudayaan juga memberitahukan bagaimana perbedaan aktivitas yang seharusnya ada dan tidak, seperti bagaimana seorang suami bertindak sebagai suami, siteri sebagai siteri, dan sebagainya. Aturan ini biasanya bersifat fleksibel di setiap derajat, kadar da tingkatnya. Dia Amerka Utara contohnya, kebudayaan mereka mengajarkan bahwa seorang harus berpakaian sesuai dengan jenis kelamin mereka (gender). Akan tetapi mereka boleh memakai pakaian dengan cara yang berbeda pada saat siutasi yang berbeda. Cultures no longer exist in isolation Artinya kebudayaan tidak akan bertahan lama dalam suatu wilayah terpencil. Apabila suatu kebudayaan baru memasuki wilayah tersebut, secara alamiah masyarakat disana akan berkembang dan mulai beradaotasi dengan kebudayaan-kebudayaan baru. Dengan kata lain, suatu budaya sulit bertahan (asli) di suatu tempat karena akan dipengaruhi oleh budaya-budaya dari daerah lain disekitarnya atau budaya luar yang memiliki hegemoni dan dominasi yang kuat. Culture is shared [7] Suatu kebudayaan dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang. Berdasarkan wilayah, kondisi iklim, dan warisan sejarah, mereka tumbuh dan berkembang di dalamnya. Mereka memiliki suatu nilai dan keyakinan, dimana kumpulan-kumpulan prinsip/asas/dasar nilai dan keyakinan ini akan membentuk kebudayaan mereka. Kebudayaan bisa saja menjadi kepunyaan dari komunitas tunggal, tapi tidak akan pernah menjadi kepunyaan dari seseorang yang tunggal (individu). Daftar Pustaka [1] Pengertian diakses dari http://www.thefreedictionary.com/characteristic. [2] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi:Kebudayaan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002) ‘13 10 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id [3] Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara, 2007) [4] Mudjahirin Thohir, Kebudayaan Indonesia, diakses dari http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2009/04/20/kebudayaan-indonesia/#more-244 pada tanggal 13 Oktober, 2009, pukul 1.13 AM. [5] Pengantar Antropologi: Rangkuman Mata Kuliah, diakses dari http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=412, tanggal 13 Oktober, 2009, pukul 1.17 AM [6] Characteristic of Culture, diakses dari http://anthro.palomar.edu/culture/culture_2.htm, tanggal 13 Oktober, 2009, pukul 1.21 AM [7] Manali Oak, Characteristic of Culture, http://www.buzzle.com/articles/characteristics-of-culture.html, 2009, pukul 2.30 AM ‘13 11 Komunikasi Antar Budaya Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diakses tanggal 13 dari Oktober,