BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Status nutrisi Saat ini telah diyakini bahwa peningkatan status nutrisi, pertumbuhan ekonomi, dan tren yang berkembang di masyarakat memiliki keterkaitan satu sama lain. Nutrisi yang adekuat sangatlah erat dengan pertumbuhan kesehatan, fisik, dan mental yang baik dan status kesejahteraan individu atau populasi. Di negara manapun di dunia, bahkan di negara yang miskin, ibu yang memiliki status nutrisi yang baik dapat memproduksi susu yang cukup untuk menyediakan seluruh kebutuhan nutrisi untuk bayi mereka hingga usia 6 bulan.7 Pertumbuhan yang cepat pada bayi dalam tahun petama kehidupannya (peningkatan tiga kali lipat dalam berat dan dua kali lipat dalam panjang) dan pertumbuhan yang berkelanjutan, walaupun dalam kecepatan yang lebih lambat, dari usia satu tahun hingga remaja menunjukkan adanya kebutuhan nutrisi yang unik. Karena pertumbuhan yang cepat ini diiringi dengan perubahan perkembangan fungsi dan komposisi organ yang jelas, kegagalan dalam menyediakan nutrien yang adekuat pada masa ini cenderung akan berdampak pada efek yang buruk terhadap perkembangan serta pertumbuhan.8 Penentuan status nutrisi adalah suatu proses di mana suatu individu dievaluasi untuk pertumbuhan normal dan kesehatan, untuk faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit, dan untuk deteksi awal kekurangan atau kelebihan nutrisi.9 Penentuan status nutrisi secara komprehensif meliputi Evaluasi diet Pengasuh anak harus ditanyakan apa yang anak biasanya makan seharihari, pada semua keadaan contohnya di rumah, tempat penitipan anak, atau di luar rumah. Anak mendapatkan 30%energinya melalui makanan tambahan selain makanan utama, sehingga penting untuk memasukkan hal ini di dalam evaluasi semua makanan dan minuman yang dikonsumsi.9 Metode kualitatif menilai riwayat diet dan pertanyaan frekuensi makanan. Metode ini tidak menilai kalkulasi yang rinci mengenai energi atau asupan nutrisi, melainkan menentukan pola, cara, dan jenis makanan. Metode kuantitatif menilai kalkulasi yang akurat mengenai energi dan asupan nutrisi dan hal ini mencakup catatan tentang makanan dalam 24 jam dan 3 hari. Jika evaluasi diet menimbulkan kecurigaan, maka sebaiknya dilakukan konsultasi ke ahli gizi.9 Pemeriksaan fisik dan antropometri Pemeriksaan fisik memberikan kesan umum mengenai status nutrisi, contohnya tanda anemia, kuning, atrofi, edema, letargi, kelemahan otot dan simpanan lemak.9 Dari pemeriksaan fisik bisa didapatkan tanda dari defisiensi mikronutrisi tertentu, yaitu pucat, perdarahan, kelainan kulit, rambut, dan gusi, serta penyakit neurologis dan opthalmologis.9 Antropometri merupakan pengukuran dari dimensi fisik dan komposisi tubuh. Pengukuran tinggi/panjang dan berat memberikan evaluasi yang berguna untuk status nutrisi secara menyeluruh, meskipun pertumbuhan normal masih bisa terjadi pada anak yang malnutrisi ringan. Pengukuran serial dari pertumbuhan memberikan informasi yang sangat bermakna mengenai dampak dan kronisitas dari gangguan nutrisi. Pengukuran berikut merupakan pengukuran rutin yang digunakan untuk menentukan komponen antropometri dari status nutrisi: - panjang badan sebelum umur 2 tahun, atau tinggi badan setelah umur 2 tahun per umur - berat badan per umur - berat badan per tinggi badan - lingkar kepala (digunakan sampai umur 36 bulan) - kecepatan pertumbuhan berat badan - tebal lipatan kulit - lingkar lengan atas Kurva pertumbuhan untuk tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala digunakan untuk memonitor pertumbuhan pada umur kronologis yang berbeda. Pada etnokultural yang spesifik dan juga pada sindrom (Down, Turner) terdapat kurva pertumbuhan yang spesifik. Pada kurva terdapat persentil dari persentil ke 3 sampai persentil ke 97, dimana persentil 50 merupakan standar.9 Body mass index Perhitungan body mass index (BMI) digunakan untuk mengukur berat badan ideal pada anak. Tetapi BMI tidak bisa membedakan berat badan lebih yang disebabkan oleh lemak, otot, atau edema. Pada anak dengan defisiensi nutrisi, dan pada anak dengan berat badan lebih dan obesitas, perhitungan BMI merupakan pengukuran lemak yang sangat berguna. Rumus BMI adalah = berat badan [kg] tinggi badan [m]2 Perhitungan BMI harus dibandingkan dengan standar sesuai umur dan jenis kelamin.9 Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendeteksi status defisiensi yang subklinis atau untuk mendukung diagnosis klinis. Pemeriksaan laboratorium memberikan data objektif untuk menentukan status nutrisi.9 2.1.2 Pengukuran status nutrisi Pengkajian status nutrisi di klinik berbeda dengan di masyarakat karena meliputi empat cara pengkajian, yaitu pemerikaan klinis, analisis diet, pemeriksaan antopometri, dan pemeriksaan laboratorium.10 Pola Pemberian makanan dapat mempengaruhi pengukuran. Tinggi badan per umur dipengaruhi oleh pola pemberian makanan jangka panjang. Berat badan per tinggi badan merupakan indikator dan perubahan pola makan yang akut atau penyakit akut.11 Body Mass Index (BMI) merupakan angka yang menggambarkan berat badan dan tinggi badannya. BMI dapat menjadi indikator pertumbuhan jika digabungkan dengan grafik. Penting diingat untuk mengukur panjang badan pada anak usia kurang dari 2 tahun dan tinggi badan untuk anak usia lebih dari 2 tahun. 12 Berikut adalah interpretasi BMI per umur berdasarkan kurva pertumbuhan WHO. Skor Z BMI per umur Di atas 3 Obesitas Di atas 2 Berat badan lebih Di atas 1 Risiko berat badan lebih 0 (median) Normal Di bawah -1 Normal Di bawah -2 Berat badan kurang Di bawah -3 Berat badan sangat kurang Tabel 1. Body Mass Index per umur12 Tinggi/panjang badan menurut umur Indikator tinggi/panjang badan menurut umur dapat mengidentifikasi anak yang pendek karena nutrisi kurang yang berkepanjangan atau penyakit yang berulang. Anak-anak yang tinggi menurut umur juga bisa diidentifikasi, tapi jarang menjadi masalah kecuali sangat berlebihan dan bisa menggambarkan gangguan endokrin.12 Untuk menggunakan kurva tinggi atau panjang badan untuk umur:12 - pada garis vertikal, gunakan garis yang ada. Contohnya jika seorang anak berumur 5½ tahun maka buatlah titik pada umur 5 tahun, bukan antara 5 dan 6 tahun - Untuk garis horisontal, gunakan presisi seakurat mungkin - Jika terdapat dua atau lebih kunjungan, hubungkan antara titik satu dan yang lain untuk melihat pertumbuhan 2.1.3 Kriteria pertumbuhan anak normal Pertumbuhan manusia dimulai saat terjadi proses fertilisasi antara sperma dan sel telur. Sangatlah sulit menentukan kapan pertumbuhan berakhir, walaupun ukuran dewasa biasanya dicapai pada usia remaja pertengahan hingga akhir. Kelahiran hanyalah merupakan suatu titik dalam proses ini. Hal ini sangatlah penting karena lingkungan anak berubah dengan drastis seiring dengan transformasi dalam cara pemberian nutrien.7 Selama pertumbuhan terjadi fase-fase selama proses kehidupan ekstrauterin. Fase ini dikenal sebagai ICP (Infant, Child, Puberty) Model.13 Pertumbuhan linier anak pascanatal dibagi kedalam 3 fase yaitu: Fase bayi Pada fase ini terjadi deselerasi pertumbuhan yaitu panjang badan bertambah rerata 25 cm pada tahun pertama, 12 cm pada tahun kedua, dan 8 cm selama tahun ketiga. Antara tahun kedua dan ketiga, panjang badan anak telah mencapai hampir 50% tinggi badan akhir. Untuk berat badan, pada usia 5 bulan bertambah dua kali lipat, tiga kali lipat pada usia 1 tahun, dan empat kali lipat pada usia 2 tahun dibandingkan berat lahir.13 Kecepatan pertumbuhan lingkar kepala paling cepat pada fase ini, yaitu bertambah rerata 12 cm pada selama tahun pertama kehidupan dibandingkan saat lahir, dan hanya bertambah 5 cm selama tahun kedua kehidupan sehingga pada akhir tahun kedua telah mencapai 80% ukuran lingkaran kepala dewasa.13 Pertumbuhan pada tahap awal fase ini masih sangat dipengaruhi oleh faktor nutrisi dna maternal dan kemudian secara perlahan pengaruh genetik dan hormonal mulai berpengaruh nyata.Pengaruh genetik pada fase ini terlihat dari fenomena catch-up atau catch-down yaitu berpindah lajur atau persentil mencari potensi genetiknya. Proses mencari potensi genetikdianggap telah tercapai pada usia 18 sampai 24 bulan.13 Fase anak Pada fase ini pertumbuhan linier relatif konstan sebesar 5-7 cm pertahun sampai menjelang pubertas. Pada saat mendekati fase pubertas seorang anak dapat mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup besar (“prepubertal drip”) sehingga seringkali dirujuk. Pada fase ini hormon utama yang mempengaruhi pertumbuhan adalah Growth Hormone. Oleh karena pada fase ini kecepatan pertumbuan konstan, maka secara konsisten akan terlihat selalu berada pada suatu lajur tertentu pada kurva pertumbuhan atau bergerak paralel sampai memasuki fase pubertas.13 Kecepatan pertumbuhan yang patologis pada fase ini adalah bila kecepatan pertumbuhan adalah kurang dari persentile 25 atau 4 cm per tahun.13 Fase pubertas Pada fase ini terjadi akselerasi pertumbuhan akibat kerja hormon steroid seks yang selain berfungsi normal memicu perkembangan tanda-tanda seks sekunder juga memicu pertumbuhan tulang.13 Proses mencari potensi genetik pada usia bayi (0-2 tahun) dapat memberikan dampak kurang menguntungkan untuk bayi. Pola pertumbuhan yang cenderung melambat dan memotong persentil kurva pertumbuhan akan dianggap seperti gagal tumbuh atau menderita infeksi kronik. Rasio berat dan tinggi badan yang cenderung stabil dan normal sangat membantu untuk membedakannya dengan keadaan yang patologis.13 2.1.4 Faktor yang berhubungan dengan status nutrisi a. Faktor anak Berat badan selalu berubah karena pengaruh masukan makanan atau minuman, karena bernafas, berkeringat, miksi dan defekasi. Selain itu berat badan sangat terpengaruh oleh keadaan sehat tidaknya seorang anak.1 Tinggi badan atau panjang badan merupakan ukuran yang sangat terpercaya sebagai indikator pertumbuhan.. Pada pengukuran panjang badan perlu dipertimbangkan bahwa ukuran tersebut dipengaruhi oleh jenis kelamin, suku bangsa, dan sosial ekonomi.1 Penelitian yang dilakukan Rahman dkk. (2009) di Bangladesh menggambarkan perbedaan BMI pada anak laki-laki dan perempuan. Pada penelitian tersebut anak perempuan lebih banyak yang berat badan kurang (44.5%) dibandingkan anak laki-laki (36.1%), meskipun secara statistik tidak signifikan. 5 Pada penelitian yang dilakukan Grummer-Strawn dkk.(2004) di Amerika Serikat rasio anak yang mempunyai berat badan lebih pada umur 4 tahun lebih tinggi pada anak yang mendapat air susu ibu (ASI) dibandingkan anak yang tidak pernah mendapat ASI. Angka anak dengan berat badan lebih berkurang seiring dengan durasi ASI yang meningkat. Rasio anak dengan berat badan kurang meningkat pada anak yang tidak pernah mendapat ASI. Oleh karena itu, anak yang mendapat ASI lebih jarang menjadi anak dengan berat badan lebih atau kurang. Angka BMI yang didapatkan pada anak yang mendapat ASI hampir sama, tetapi standar deviasi BMI berkurang seiring dengan durasi pemberian ASI yang meningkat.6 Penelitian yang dilakukan Kramer dkk.(2007) melaporkan tidak ada perbedaan signifikan pada BMI grup eksperimen yang mendapat ASI eksklusif dibandingkan dengan grup kontrol yang tidak memberikan ASI eksklusif.14 b. Faktor ibu Status ekonomi ibu dapat dinilai menggunakan beberapa variabel yang berhubungan dengan pendidikan ibu, pekerjaan dan kontrol terhadap aset ekonomi. Berdasarkan studi data penduduk Nepal oleh Diane dan Anu (2005) didapatkan tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh pada berat badan per tinggi badan anak. Namun terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan tinggi badan per umur. Hal tersebut dapat disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin baik pula nutrisi yang akan didapatkan oleh anak. Nutrisi yang adekuat dalam jangka waktu panjang memberikan efek yang lebih baik terhadap tinggi badan anak berdasarkan usia. Yang lebih menarik adalah penemuan bahwa pendidikan primer ( SD ) ibu mempunyai efek yang lebih besar pada nutrisi anak jangka panjang, daripada pendidikan sekunder. Pada anak laki-laki yang di teliti, pendidikan ibu baik primer maupun sekunder memberikan hasil signifikan pada tinggi badan per umur, namun pada anak perempuan hanya pendidikan primer saja yang signifikan. Tetapi pada anak perempuan yang mempunyai ibu berpendidikan primer, tinggi badan per umur lebih tinggi dari anak yang mempunyai ibu tidak berpendidikan.3 Penelitian yang dilakukan Rahman dkk. (2009) menilai status keluarga melalui barang-barang yang ada di rumah. Ibu yang mempunyai barang-barang kelas atas di rumah mempunyai anak yang lebih sehat (75%) dibandingkan ibu yang hanya mempunyai barang-barang kelas bawah (25%). Pada penelitian tersebut juga ditemukan bahwa ibu yang bekerja mempunyai anak yang lebih sehat dikarenakan pendapatan keluarga yang meningkat, yang menguntungkan dalam pembelian makanan. Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa anak-anak pada ibu berusia lebih dari 45 tahun beratnya lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang ibu berusia muda atau tingkatan usia lainnya dikarenakan ibu yang berusia lebih tua lebih mempunyai pengetahuan tentang merawat dan membesarkan anak yang termasuk pemberian makanan.5 Penelitian oleh Rezaeian dkk.(2009) di Iran mendapatkan hubungan antara status nutrisi pada urutan anak dan jumlah anak. Status nutrisi pada anak ketiga dan selanjutnya lebih baik daripada anak pertama dan kedua (15.3% dibandingkan 17%). Meskipun hal ini tidak terlalu signifikan tetapi pada keadaan penelitian tersebut, di mana anak –anak tersebut bekerja sehingga menambah pemasukan keluarga sehingga bisa memberikan akses makanan yang lebih baik untuk keluarga.4 c. Faktor lingkungan Berdasarkan studi data penduduk Nepal oleh Diane dan Anu (2005) diketahui bahwa akses ke pelayanan kesehatan ketika anak sakit tidak berpengaruh kepada rasio berat menurut tinggi badan.3 Perang dan migrasi baik nasional maupun internasional ternyata bisa mempengaruhi kesehatan dan status nutrisi anak menurut penelitian oleh Rezaeian dkk.(2009) di Iran. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa anak-anak kelahiran Afganistan lalu pindah ke Iran ketika perang memiliki angka berat badan kurang yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang lahir dan tinggal di Iran. Pada anak-anak tersebut juga terjadi pengurangan akses ke pusat edukasi dan pelayanan kesehatan. 4 2.2 Dampak gangguan nutrisi Nutrisi merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan normal pada anak-anak dan remaja. Baik nutrisi yang kurang dan lebih dapat menyebabkan efek jangka panjang pada pola pertumbuhan. Nutrisi yang kurang, terutama jika terjadi saat kehamilan atau postnatal bisa mempengaruhi kedua pola pertumbuhan berat dan tinggi badan dan juga perkembangan dari organ tubuh. Saat kehamilan, nutrisi yang kurang berhubungan dengan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Nutrisi yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan juga maturasi pubertal lebih awal. Nutrisi yang berlebih saat remaja nantinya akan menjadi obesitas yang terjadi sepanjang hidup dengan risiko tinggi hipertensi, resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2. 11 Konsekuensi defisiensi nutrisi Terganggunya fungsi imun dan risiko infeksi/sepsis meningkatnya waktu penyembuhan luka dan meningkatnya risiko komplikasi post-operatif Muscle wasting dan kelemahan sehingga mempengaruhi: fungsi respirasi : infeksi paru-paru fungsi jantung: gagal jantung mobilitas yang menurun: meingkatkan risiko trombosis vena dalam/emboli paru apati, depresi kelemahan sistemik yang menggangu kemampuan fisik untuk makan nutrisi yang kurang menyebabkan meningkatnya lama rawat di rumah sakit dan meningkatnya biaya rawat11 2.3 Air Susu Ibu (ASI) Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak dini, termasuk pemberian makanan yang ideal. Tidak ada satupun makanan yang ideal untuk bayi baru lahir selain Air Susu Ibu (ASI). Mendapatkan ASI merupakan salah satu hak azasi bayi yang harus dipenuhi. Hak bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan Resolusi World Health Assembly (WHA) 2001, yaitu bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan pemberian ASI diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih.15 Air Susu Ibu mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Hampir 90% dari ASI terdiri dari air, karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas.16 Menyusui memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang baik bagi bayi maupun ibu, antara lain membantu melindungi anak dari beragam kelainan akut dan kronik. Berbagai studi dari negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI memiliki kecenderungan 6 hingga 10 kali lebih besar kemungkinannya meninggal pada bulan pertama kehidupan dibandingkan bayi yang diberi ASI. Diare dan pneumonia lebih umum terjadi dan lebih berat pada anak yang tidak diberi ASI, bahkan pada keadaan higien yang adekuat. Infeksi akut lainnya, seperti otitis media, meningitis Haemophilus influenzae, dan infeksi saluran kemih lebih jarang dan ringan pada bayi yang diberi ASI.17 Posisi pemberian ASI Untuk menstimulasi puting dan mengeluarkan susu dari dada ibu, dan untuk memastikan pemberian yang adekuat dan aliran susu yang baik,bayi harus menempel dengan baik. Kesulitan bisa terjadi karena bayi tidak memasukkan dada secara baik. Ketika bayi menghisap, aliran dari lidah dari depan ke belakang, menekan dada dengan palatum ,sehingga menekan susu untuk keluar dari sinus ke mulut bayi lalu ditelan. Jika bayi menempel dengan baik, mulut dan lidahnya tidak melukai kulit ibu.17 (Gambar 1) Gambar 1. Perlekatan anak yang baik17 Gambar 2. Perlekatan anak yang kurang baik17 Gambar 2 menggambarkan apa yang terjadi pada mulut jika bayi tidak bisa menempel dengan baik pada dada ibu. Yang harus diperhatikan ialah, hanya puting ibu yang masuk ke dalam mulut anak, bukan jaringan payudara, lidah bayi dibelakang atau di dalam mulutnya, sehingga tidak bisa menekan duktus untuk menekannya.17 Bayi bisa menyusui dalam berbagai posisi: sepanjang dada dan perut ibu, di bawah tangan ibu, atau seiring badan ibu. Apapun posisi ibu dan bayi, ada 4 kunci dalam posisi pemberian ASI Badan bayi harus lurus, tidak ditekuk. Kepala bayi bisa ekstensi sedikit untuk membantu dagunya mendekati payudara ibu Bayi harus menghadap ke payudara. Puting susu biasanya mengarah ke bawah, sehingga bayi tidak terlentang pada dada atau perut ibu, tetapi sedikit mengarah ke dalam. Badan bayi harus dekat ke ibu sehingga bayi bisa mendekati payudara ibu dan minum dengan mulut penuh Tubuh bayi harus disokong, bisa dengan tempat tidur atau bantal, atau tangan ibu, sehingga bukan hanya kepala bayi yang disokong. Gambar 3. Berbagai posisi menyusui18 Penyimpanan ASI 1. Susu bisa disimpan pada suhu ruangan (sampai 77°F atau 25°C) untuk 6-8 jam. Suhu yang lebih tinggi dari 25°C tidak baik untuk penyimpanan. Tempat penyimpanan haruslah ditutup dan dijaga sedingin mungkin. 2. Susu bisa disimpan di kotak pendingin dengan es batu selama 24 jam 3. Susu bisa disimpan di dalam kulkas (39°F atau 4°C) sampai 5 hai 4. Simpan susu di dalam kulkas bagian belakang dimana suhunya paling konstan. Susu yang disimpan untuk durasi yang lebih lama masih aman, tetapi terdapat bukti bahwa kadar lemak dalam susu akan terdegradasi sehingga memberikan kualitas yang tidak begitu baik. 5. Guideline di atas hanya berlaku untuk bayi yang sehat dan cukup bulan. Terdapat guideline yang berbeda untuk bayi yang dirawat di rumah sakit, sakit, atau kurang bulan.19 2.3 Kerangka Konsep