ANGGOTA : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dhesy Wulandari M. Rian Heriansyah Hambali Agung Surya A.P M. Adi Azhari Hevi Putra T (101103001) (101103013) (101103016) (101103027) (101103032) (101103033) ASAM DAN BASA Teori Asam Basa 1. Teori Asam Basa Arrhenius Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion Hidrogen,H+. Sedangkan basa adalah senyawa yang jika di larutkan dalam air akan melepeskan ion hidroksida,OH-. Dalam teori ini,ion H+ adalah pembawa sifat asam, dan ion OH- sebagai pembawa sifat basa. Contoh Asam adalah senyawa HCl jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sebagai berikut : HCl (g) + H2O (l) Cl- (aq) + H3O+ (aq) Dalam reaksi diatas HCl memberikan H+ ke air sehingga menghasilkan ion Hidronium (H3O+). Contoh basa adalah senyawa NaOH yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi : NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq) Beberapa keterbatasan dalam teori asam basa diantaranya : Senyawa-senyawa yang dapat dijelaskan lewat teori ini adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus kimia HnX untuk asam dan L(OH)n untuk basa. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan HCl bersifat asam dalam larutan encernya, serta tidak mampu menjelaskan kenyataan bahwa CO2 dalam air bersifat asam dan NH3 bersifat basa dalam air. Teori ini hanya terbatas pada senyawa yang dilarutkan dalam air. 2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Asam Bronsted-Lowry adalah spesi yang menjadi donor (penghasil) H+, dan basa Bronsted-Lowry adalah spesi yang menjadi akseptor (penerima) H+. Dalam reaksi asam basa Bronsted-Lowry, ion Hidrogen berpindah dari asam ke basa. Sebagai contoh, ketika asam asetat dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi berikut : CH3COOH (aq) + H2O (l) ⇌ H3O+ (aq) + CHCOO- (aq) Pada reaksi tersebut ion Hidrogen berpindah dalam asam asetat ke air. Maka asam asetat disebut sebagai asam sedangkan air disebut sebagai basa. Dalam teori ini, dikenal istilah asam basa konjugasi. Basa konjugasi merupakan produk yang dihasilkan setelah suatu asam melepaskan ion H+. Sehingga secara sederhana, teori ini dapat dituliskan sebagai berikut : Asam ⇌ H+ + basa konjugasi Basa + H + ⇌ asam konjugasi Salah satu keunggulan dari teori ini adalah bahawa teori ini tidak terbatas pada senyawa yang dilarutkan dalam air. Dalam teori asam basa Bronsted-Lowry suatu senyawa bertindak sebagai asam sedangkan dalam reaksi yang lain senyawa tersebut bertindak sebagai basa tergantung dari kondisi dan reaksi tersebut. Senyawa yang memiliki sifat seperti ini (sifat ampiprotik) disebut sebagai amfoter. 3. Teori Asam Basa Lewis Teori asam basa Bronsted Lowry tidak mampu menjelaskan zat- zat yang tidak mengandung atom hidrogen (sifat aprotik) tetapi ia bersifat asam. Hingga pada tahun 1932 seseorang kimiawan bernama Gilbert N. Lewis menumukan teori asam basa yang lebih luas dibanding dua teori sebelumnya. Menurut Lewis, reaksi asam basa adalah merupakan reaksi serah terima pasangan elektron. Sehingga, yang disebut sebagai basa adalah spesi yang memiliki pasangan elektron bebas dan mampu didonorkan kepada zat lain. Sedangkan asam adalah spesi yang menerima pasangan elektron tersebut. Produk dari reaksi asam basa Lewis kini disebutkan sebagai adduct yaitu spesies tunggalyang mengandung sebuah ikatan kovalen baru. A+B ⇌ A-B (adduct) Dapat disumpalkan bahwa dalam teori asam bas Lewis, yang menjadi ciri utama bahwa spesi disebut sebagai basa Lewis adalah ada tidaknya sebuah pasangan elektron bebas yang dapat didonorkan. Sedangkan untuk asam Lewis adalah ada tidaknya sebuah orbital kosong (atau kemampuan untuk menyusun ulang ikatan nya untuk mebentuk suatu ikatan baru) untuk menerima pasangan elektron dari spesi lain dan membentuk suatu ikatan baru. Contoh reaksi asam bas Lewis adalah sebagai berikut antara BF3 dengan NH3 : BF3 + NH3 FH3BNH3 Pada reaksi tersebut, BH3 bertindak sebagai asam karena ia menerima pasangan elektron dari NH3, dan NH3 bertindak sebagai basa karena mendonorkan pasangan elektronnya kepada BF3 sehingga terbentuk koordinasi baru antarra BF3 dan NH3. ASAM Contoh Asam dalam kehidupan sehari-hari: No Nama asam Terdapat dalam 1. Asam asetat Larutan cuka 2. Asam askorbat Jeruk,tomat,sayuran 3. Asam sitrat Jeruk 4. Asam tanat Teh 5. Asam karbonat Minuman berkarbonasi 6. Asam klorida Lambung 7. Asam nitrat Pupuk,peledak (TNT) 8. Asam laktat Susu yang difermentasikan 9. Asam sulfat Baterai mobil,pupuk 10. Asam benzoat bahan pengawet makanan Sifat asam Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap. b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air. c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7). d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam. e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut. • Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah. • Lakmus merah -> tetap berwarna merah. f. Menghantarkan arus listrik. g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen. Pengelompokan asam Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya). b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian). Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita, contohnya adalah sebagai berikut: a. Proses dalam pembuatan pupuk b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan c. Pembersih permukaan logam d. Proses pembuatan Bahan peledak e. Proses pembuatan Pengawet makanan BASA Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut. a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit. b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH-. c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7). d. Bersifat elektrolit. e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut. • Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru. • Lakmus biru -> tetap berwarna biru f. Menetralkan sifat asam. Pengelompokan basa Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu : a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida. b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OHdalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia. Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari a. Bahan dalam pembuatan semen. b. Pembuatan deterjen/sabun. c. Baking soda dalam pembuatan kue. Derajat Keasaman (pH) dan Kebasaan (pOH) Notasi pH (potent Hidrogen) dan pOH (potent Hidroksida) mulai digunakan untuk menyatakan kekuatan suatu asam dan basa dengan mengukur konsentrasi H+ atau OH- dalam suatu larutan setelah diperkenalkan oleh seorang ahli biokimia Denmark Soren Sorensen pada tahun 1909. Oleh Sorensen, notasi pH didefinisikan sebagai nilai negatif logaritma konsentrasi ion H+ dalam larutan. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : pH = - log [H+] pOH = -log [OH-] tanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi H+ maka nilai pH semakin kecil. Untuk larutan aqua, akan berlaku hubungan matematis sebagai berikut : pH + pOH = 14 atau pH + pOH = pKw Derajat Ionisasi Asam Basa Disosiasi elektrolit asam dan basa kuat adalah proses yang mirip dengan disosiasi elektrolit kuat ketika dilarutkan dalam air. Dengan adanya stabilisasi ion yang terdisosiasi oleh hidrasi asam dan basa kuat akan terdisosiasi sempurna. Sebagai mana contoh berikut ini : HCl ⇌ H+ + ClNaOH ⇌ Na+ + OHKarena terdisosiasi sempurna,maka : [H+] = [HCl]awal [OH-] = [NaOH]awal Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada asam dan basa lemah. Dalam pelarut air, asam dan basa lemah mengalami disosiasi elektrolit yang tidak sempurna. Sebagian atau semua asam dan basa lemah tersebut tetap jadi spesi netral seperti sebelumnya. Contoh pada asam asetat. CH3COOH ⇌ CH3COO- + H+ Ka = [H+][CH3COO-] [CH3COOH] Saat tercapai kesetimbangan, [H+] = [CH3COO-], sehingga : [H+] = √Ka [CH3COOH] Atau secara umum : [H+] = √Ka [HA] Dan untuk basa lemah, contoh NH4OH, NH3 + H2O ⇌ NH4+ + OH- Kb = [OH-][NH4+] [NH3] Saat tercapai kesetimbangan, [OH-] = [NH4+], sehingga : [OH-] = √Kb [NH3] Atau secara umum : [OH-] = √Kb [LOH] Ka dan Kb, disebut sebagai konstanta disosiasi asam dan konstanta disosiasi basa. Untuk pasangan asam basa berlaku : Ka . Kb = Kw