mata kuliah bahasa indonesia

advertisement
Modul ke:
10
MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
DIKSI ATAU PILIHAN KATA
Fakultas
EKONOMI DAN
BISNIS
Program Studi
Akuntansi
www.mercubuana.ac.id
SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd.
HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583
E-Mail: [email protected]
Pengertian Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah hasil upaya memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu (untuk dipakai
dalam suatu kalimat).
Ketepatan Pilihan Kata berkaitan dengan kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau
pembicara.
Indikator ketepatan Pilihan Kata
1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan
kata yang tepat berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia,
2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling
efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna,
3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar
sesuai harapan penulis atau pembicara, dan
4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Fungsi Diksi (Pilihan Kata)
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara
verbal,
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
4. Mencegah perbedaan penafsiran,
5. Menciptakan suasana yang tepat,
6. Mencegah salah pemahaman, dan
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Syarat-syarat diksi
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi secara cermat.
• Makna denotasi yaitu makna dalam alam wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai
dengan apa adanya. Denotasi mempunyai pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif.
Contoh:
Kata makan, misalnya, bermakna memasukan sesuatu ke
dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna konotasi adalah makna asosiatif, makna yang timbul
sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Contoh :
Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.
Syarat Diksi
2. Membedakan secara cermat kata-kata yang
hampir bersinonim.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada
dasarnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan.
Contoh:
adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam
pemakaiaannya berbeda-beda.
Syarat Diksi
3. Membedakan kata-kata yang hampir mirip
dalam ejaannya.
Contoh:
™
inferensi (kesimpulan) dan interfensi (saling
mempengaruhi)
™
sarat (penuh) dan syarat (ketentuan)
Syarat Diksi
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif
berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemakaiannya belum dapat dipastikan, pemakai
harus menemukan makna tepat dalam kamus.
Contoh:
• Kata modern sering diartikan secara subjektif
canggih.
Menurut kamus:
• modern berarti terbaru atau mutakhir.
canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu,
banyak mengetahui, bergaya intelektual.
Syarat Diksi
5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan)
harus memahami maknanya secara tepat,
misalnya:
dilegalisir seharusnya dilegalisasi,
koordinir seharusnya koordinasi
Syarat Diksi
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan
susunan (pasangan) yang benar.
Contoh: Pasangan kata yang salah:
• antara … dengan …
• tidak … melainkan
• baik … ataupun …
• bukan … tetapi …
Contoh pasangan kata yang benar:
•
•
•
•
antara … dan …
tidak … tetapi
baik … maupun
bukan … melainkan
Syarat Diksi
7. Menggunakan kata-kata umum dan kata
khusus, secara cermat.
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih
luas, sedangkan kata khusus adalah kata yang
acuannya lebih khusus.
Misalnya:
mobil (kata umum)
corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota)
Syarat Diksi
8. Menggunakan kata yang berubah makna secara
cermat, misalnya:
Isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti
publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam
bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas
asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).
Syarat Diksi
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim,
berhomofoni, dan berhomograf
Kata Bersinonim : Misalnya: saya dan aku,
Kata berhomofon: misalnya: bang dan bank, ketahanan
dan ke tahanan),
Kata berhomograf : misalnya: apel buah, apel upacara).
Syarat Diksi
10. Menggunakan kata abstrak dan konkret
secara cermat,
Kata abstrak adalah sebuah kata yang
acuannya tidak mudah diserap panca indra,
contoh keadilan, kebahagiaan, keluhuran,
kebaikan, kebijakan, kebijaksanaan.
Kata konkrit adalah kata yang acuannya
semakin mudah diserap pancaindra, contoh
meja, rumah, mobil, air, dll.
Ketepatan pilihan kata
• Selain ketepatan pilihan kata, pengguna bahasa
harus pula memperhatikan kesesuaian kata
agar tidak merusak makna, suasana, dan
situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana
yang sedang berlangsung.
Syarat-syarat kesesuaian kata:
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan
tidak mencampuradukan penggunaanya dengan kata
tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan,
• misalnya:
• hakikat (baku), hakekat (tidak baku),
• konduite (baku, kondite (tidak baku).
Syarat-syarat kesesuaian kata:
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan
nilai sosial dengan cermat,
• misalnya:
• kencing (kurang sopan), buang air kecil
(lebih sopan),
• pelacur (kasar), tuna susila (lebih halus),
Syarat-syarat kesesuaian kata:
3. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu,
misalnya berjalan lambat, mengesot, dan
merangkak
Syarat-syarat kesesuaian kata:
4. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan
karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah
(surat-menyurat, diskusi umum)
menggunakan kata popular, misalnya:
argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular),
psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).
Syarat-syarat kesesuaian kata:
5. Menghindarkan penggunaan ragam lisan
(pergaulan) dalam bahasa tulis,
• misalnya: tulis, baca, kerja (bahasa lisan),
• menulis, membaca, bekerja,
mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis).
Perubahan Makna
• Perkembangan dapat menimbulkan
perubahan yang mencakup perluasan,
penyempitan, pembatasan, pelemahan,
pengaburan, dan pergeseran makna.
Faktor-faktor penyebab perubahan makna:
Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor
kebahasaan meliputi perubahan intonasi,
bentuk kata, dan bentuk kalimat.
1.
1. Faktor Kebahasaan
1. Perubahan intonasi adalah perubahan makna
yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama,
dan tekanan.
• Kalimat berita Ia makan. Makna berubah
jika intonasi kalimat diubah, misalnya:
• Ia makan?
• Ia makan!
Faktor Kebahasaan
2. Perubahan Struktur Frasa,
• kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu
kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng),
• dokter anak (dokter spesialis anak) anak dokter
(anak yang dilahirkan oleh orang tua yang
menjadi dokter).
Faktor Kebahasaan
Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna
yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk.
Tua (tidak muda) jika ditambah awalan kemenjadi ketua, makna berubah menjadi
pemimpin; sayang (cinta) berbeda dengan
penyayang (orang yang mencintai).
Idiomatik
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang
berpasangan. Misalnya sesuai dengan, disebabkan
oleh, berharap akan, dan lain-lain.
Contoh:
1. Bangsa Indonesia berharap akan tampilnya
seorang presiden yang mampu mengatasi berbagai
kesulitan bangsa.
2. Karyawan itu bekerja sesuai dengan aturan
perusahaan.
3. Kekacauan sosial di berbagai tempat disebabkan
oleh tidak meratanya keadilan dan kemakmuran.
Homonim, Homofon, Homograf
Homonim berasal dari kata homo berarti sama dan
nym berarti nama. Homonim dapat diartikan kata
yang tulisan dan cara pelafalan sama tetapi
memiliki makna yang berbeda.
Contoh:
a. genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah = atap
b. bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun
Homofon terdiri atas kata homo berarti sama dan foni
(phone) berarti bunyi atau suara. Homofon adalah
kata yang cara pelafalannya sama tetapi tulisan dan
maknanya berbeda.
Contoh:
a. Bang = Bang Ali = bang (berarti sebutan kakak lakilaki).
Bank= Bank Mandiri (tempat menyimpan/mengutang
uang)
b. Halaman = halaman buku
Halaman = halaman rumah
Homograf
Homograf terdiri dari kata homo berarti sama dan graf
(graph) berarti tulisan.
Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi
pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh:
1. Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di
lapangan.
2. Pejabat teras (pejabat utama) itu duduk di teras
(lantai rumah) sambil membaca berita di koran
tentang pertanian di daerah teras (bidang tanah
datar yang miring diperbukitan).
Peristilahan
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan
cermat mengungkapkan suatu makna, konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Ada dua macam istilahyaitu istilah khusus dan istilah
umum.
1. Istilah khusus adalah kata yang pemakaiannya dan
maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu,
misalnya cakar ayam (bangunan), radiator,
pedagogi, panitera, sekering.
2. Istilah umum adalah kata yang menjadi unsur
bahasa umum, misalnya: ambil alih, daya guna,
kecerdasan, dan tepat guna.
Kata formal, semiformal, dan nonformal.
• Kata formal, semiformal, dan nonformal.
Penggunaan kata formal, semiformal, dan nonformal
berkaitan dengan siapa yang menjadi pembaca atau
pendengar. Pengetahuan penulis dan pembicara akan
situasi juga akan mempengaruhi pilihan katanya.
• Misalnya, pemakaian kata ganti saya, aku, atau gue
sangat bergantung pada situasi dan kepada siapa kita
berbicara
Kata populer dan kata ilmiah.
• Kosakata suatu bahasa, pada umumnya, terdiri atas katakata
yang sering digunakan oleh penuturnya.
• Kata-kata akan digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh
semua lapisan masyarakat. Namun, ada pula sejumlah kata
yang hanya digunakan dalam komunikasi ilmiah: dalam
diskusi, pertemuan resmi, pengajaran. Umumnya, kata-kata
ilmiah itu diserap dari bahasa asing.
• Ada yang dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia
(supervisi dengan penyelia) dan ada pula yang disesuaikan
dengan struktur kata bahasa Indonesia (formation dengan
formasi).
Jargon
• Jargon adalah kata-kata teknis dalam suatu
bidang ilmu tertentu dan sering kali
bertumpang-tindih dengan pengertian istilah.
Jargon merupakan bahasa atau kata yang
khusus sekali. Pemakaian jargon harus diikuti
oleh penjelasan arti kata tersebut.
Kata Slang.
• Kata-kata slang adalah kata-kata percakapan yang menjurus
ke arah nonstandar yang disusun secara khas, seperti bahasa
prokem atau bahasa gaul.
• Biasanya, muda-mudi selalu berusaha untuk menggunakan
bahasa dengan cara-cara baru atau dengan arti baru,
termasuk di dalamnya penggunaan akronim dari kata umum,
misalnya benci menjadi benar-benar cinta. Kelemahan dari
kata-kata slang ini adalah hanya sedikit yang bertahan lama
dan kata-kata slang selalu menimbulkan ketidaksesuaian. Kata
slang yang pada suatu waktu tumbuh secara populer atau
trendi, di saat lain akan segera hilang dari peredaran.
Kesegaran dan daya gunanya hanya terasa pada saat pertama
kali kata itu digunakan.
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa atau Langgam adalah Cara penutur mengungkapkan
maksudnya.
Faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komuniaktor :
a. Cara dan media komunikasi
b. Bidang ilmu
c. Situasi
d. Ruang atau konteks
e. Tujuan
Syarat membedakan Gaya Bahasa baik dan buruk
1. Kujujuran
: mengikuti aturan dalam kaidah berbahasa
2. Sopan santun : menyampaikan sesuatu secara jelas dan tidak
membuat pendengar kebingungan.
3. Menarik
: gaya bahasa harus dibuat variasi
Bahasa Artifisial
Bahasa Artifisial adalah bahasa yang disusun secara
seni. Bahasa yang Artifisial tidak terkandung dalam
kata yang digunakan, tetapi dalam pemakaian nya
untuk menyatakan suatu maksud.
Dalam karya sastra memang perlu ditampilkan
bahasa yang artifisial. Dalam bahasa umum atau
bahasa ilmiah, bahasa artifisial perlu di hindari.
Peranti-peranti Diksi
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada yang perlu
diperhatikan, yaitu
:
1. Bernilai Rasa
2. Ragam Baku dan Ragam tidak Baku
3. Masalah penyempitan dan perluasan makna
4. Ragam Fungsiolek dan dialek
5. Keaktifan kata dan kepasifan kata.
6. Kata yang berhubungan dengan indra/sinestesia
Pembentukan Kata
Salah satu cara untuk memperluas perbendaharaan
kata adalah dengan menganalisis sebuah kata.
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam
dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa indonesia terbentuk kosakata
baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan yang dari luar terbentuk kata baru
melalui serapan.
Terima Kasih
Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Download