Kewirausahaan”. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan
Usaha
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Informatika
TatapMuka
14
Kode MK
DisusunOleh
B41152EL
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons).
Abstract
Kompetensi
Perencanaan awal akan membuat
usaha itu berjalan dengan baik atau
tidak. Maka diperlukan sekali untuk
merencanakan sesuai dengan kaedahkaedah yang standar dipakai oleh
kebanyakan pebisnis
Mahasiswa diharapkan dapat
merencanakan sebuah usaha dengan
baik dan tepat sehingga tingkat
pencapaiannya dapat diandalkan
Pendahuluan
Kewirausahaan dan Lingkungan
1. Kewirausahaan dan Lingkungan Global
Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan
dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan di luar perusahaan, baik pada skala
nasional, regional, maupun global. sebagian dari dampak perubahan faktor lingkungan yang
ditimbulkan terbukti telah memengaruhi datangnya berbagai peluang bisnis, tetapi banyak
pula kasus dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam berusaha. kasus teknologi
SMS yang hampir menghancurkan bisnis pos, namun juga memberi peluang bagi bisnis ritel
kartu telepon yang berkembang di banyak tempat.
Kegiatan operasional perusahaan, baik domestik maupun swasta asing di Indonesia
tidak dapat melepaskan diri dari kondisi dan perkembangan perekonomian global dan
regional. Setiap perubahan perekonomian yang terjadi di negara industri utama, seperti
Amerka Serikat, Jepang, Jerman, dan negara maju lainnya akan selalu memengaruhi gerak
perekonomian Indonesia. sebagai negara agraris, yang sebagian besar ekspornya masih
mengandalkan
produk
pertanian
ke
negara-negara
tersebut,
dampak
kekuatan
perekonomian global sangat terasa pada kemampuan dan keunggulan bersaing produk
ekspor yang berasal dari negara kita.
Daya saing sebagian produk ekspor indonesia yang mengalami penurunan tajam
selama krisis ekonomi dan mulai meningkat kembali sejak sejak tahun 2003 harus terus
dipertahankan, melalui keunggulan tenaga kerja lokal penggunaan bahan baku domestik
dan penempatan teknologi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wirausahawan Indonesia, baik yang
bergerak dalam aktivitas lokal maupun global, adalah terjadinya berbagai perubahan yang
dipicu oleh perkembangan teknologi yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing.
2. Perkembangan teknologi dan informasi.
2015
2
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Perkembangan teknologi barang substitusi.
4. Berbagai penemuan baru.
5. Adaptasi teknologi yang siap pakai.
6. Strategi perkembangan teknologi nasional.
7. Biaya penelitian dan pengembangan (research and development-R&D) oleh
perusahaan pesaing atau perusahaan-perusahaan dalam satu industri.
8. Siklus hidup produk (product life cycle).
9. Terobosan-terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik di
bidang input, pengolahan, dan pemasaran.
10. Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan.
Beberapa hal tersebut dipandang sebagai tantangan sekaligus kesempatan bagi para
wirausahawan untuk membuktikan dirinya apakah mampu bersaing dengan segala
kemampuan dan kapabilitas yang dimilikinya. untuk mencapai keberhasilan, maka
diperlukan kombinasi antara kemampuan kewirausahaan dengan kemampuan manajemen
strategis dalam menghadapi berbagai tantangan melalui proses penciptaan berbagai
keunggulan (baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif) dan melalui proses
kreatif dan inovatif berwirausaha sebagai bagian dari kompetensi sumber daya manusia
yang handal.
2. Kewirausahaan Sebagai Pemicu Perekonomian Negara
Kontribusi sektor swasta yang diberikan oleh perusahaan besar maupun UKM dalam
pembangunan ekonomi suatu Negara sudah tidak bisa disangsikan lagi. Terdapat empat
keunggulan yang dimiliki wirausahawan dalam mendukung perekonomian negara, yaitu
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi,
produk dan jasa baru, serta menciptakan perubahan dan kompetisi.
Dalam upaya memicu pertumbuhan ekonomi sekaligus memengaruhi kehidupan sosialekonomi masyarakat, wirausahawan melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan.
2. Meningkatkan kualitas hidup.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
4. Memanfaatkan dan memobolisasi sumber daya untuk meningkatkan produktivitas
nasional.
2015
3
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak.
Menurut beberapa pakar, pembangunan kewirausahaan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja baru (Schumpeter, 1971), melahirkan banyak
kreativitas dan inovasi baru dalam melakukan usaha maupun teknologi (Porter, 1990),
meningkatkan kualitas kompetisi yang berujung pada nilai tambah bagi masyarakat (Lumkin
dan Dess, 1996), menurunkan biaya dan waktu yang timbul akibat ketidakpastian (McGrath,
1992), dan kesejahteraan yang pada dasarnya adalah sebuah created wealth (Porter, 2004).
ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh suatu bangsa dalam menumbuhkembangkan kewirausahaan dengan baik, antara lain:
1. Pembinaan UKM dan bagi-bagi Modal Belas Kasihan
Secara umum dapat dikatakan pemerintah masih mengalami ”kebingungan” dalam
membina UKM. bahkan ketika berbicara tentang UKM, yang tampak adalah usahausaha mikro yang proses terbentuknya masih jauh dari tujuannya, serta
kemungkinan
gagalnya
masih
sangat
tinggi.
akibatnya
pembinaan
sering
terperangkap dengan prinsip belas kasihan dan bagi-bagi rejeki.
2. Pribumisasi Usahawan yang gagal.
Sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno yang kemudian dilanjutkan dengan
masa pemerintahan Presiden Soeharto, bangsa ini telah bersusah payah melahirkan
usahawan-usahawan pribumi yang mampu mengimbangi kekuatan kalangan
keturunan asing yang berhasil membesarkan usahanya. Program Benteng Group
(1950-an) dan kemudian program pembentukan usahawan ”plat merah” lewat
tender-tender pemerintah pada tahun 1980-an yang dikoordinasi oleh kantor Menteri
Seretaris Negara (Mensesneg) adalah beberapa contohnya. Meskipun secara politis
program ini tampak begitu ideal, namun dalam praktiknya upaya-upaya ini tidak
membuahkan hasil.
Dari kaca mata teoretis, upaya ”pribumisasi”
pengusaha sesungguhnya
sudah lama ditunjukkan bukanlah keberhasilan orang- orang Cina dalam bisnis lebih
disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka bukanlah ”pribumi” di tanah mereka
berada. SebutanChinese overseas menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai
ikatan yang kuat dengan tanah di mana mereka dilahirkan, sehingga tidak memiliki
dukungan masyarakat setempat yang kuat untuk mengisi pos-pos lapangan kerja,
apalagi yang berkaitan dengan kekuasaan dan pemerintahan. Kao menyebut sifat itu
2015
4
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai the survival mentality. hal serupa juga terjadi pada orang-orang keturunan
India yang menjadi pengusaha di Afrika Timur, orang-orang Yahudi di Eropa dan
Amerika Serikat, serta orang-orang keturunan Vietnam dan Korea di Amerika
Serikat.
Gagasan ini dibenarkan oleh Knight (1983) yang menemukan bahwa
wirausaha dibentuk oleh prinsip-prinsip refugee (pengungsi). di tanah pengungsian
itu seseorang harus memulai sesuatu dari bawah, tanpa dukungan modal uang,
ataupun dukungan keluarga besar, tetapi mereka dituntut jeli melihat pasar dan
tekun memeliharanya. Refugee tidak selalu pengungsi politik, melainkan terjadi
melalui berbagai peristiwa kehidupan, seperti kebiasaan adat (misalnya perantau
Minang di luar Sumatera Barat), diberhentikan dari perusahaan (corporate refugee),
ibu-ibu yang anaknya mulai dewasa (parental refugee), perlakuan diskriminatif yang
dialami kaum perempuan (feminist refugee), atau mereka yang sekolahnya gagal
(educational refugee).
3. Usaha-usaha Kecil Umumnya Gagal menjadi Usaha Besar.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang terbesit dibenak kita ketika melihat krisis telah
menjatuhkan perusahaan-perusahaan besar naasional. selain berpindah ke tangan
asing, kita juga menyaksikan perusahaan-perusahaan menengah satu persatu
mengalami kebangkrutan begitu memasuki tahap berikutnya. Kegagalan UKM
menjadi besar juga banyak disebabkan oleh permasalahan mental, kepemimpinan,
dan gaya hidup yang cepat puas.
Sensus ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (2006) menunjukkan bahwa jumlah
perusahaan di Indonesia telah mencapai 22,7 juta perusahaan, di mana bisnis yang
paling diminati adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang besarnya 59%
atau 13,4 juta perusahaan. lebih dari 83% (18,84 juta) perusahaan berusaha di
wilayah barat Indonesia-terutama di Jawa 63,8% atau 14,5 juta perusahaan-sisanya
di wilayah timur Indonesia, di mana yang paling banyak adalah di Sulawesi 7,0%
atau1,59 juta perusahaan. Dari segi lokasi, 12,8 juta (56,5%) perusahaan menetap,
sisanya 9,9 juta (43,5%) tidak permanen. sektor industri pengolahan mencapai 3,2
juta (14,15%), sektor transfortasi dan komunikasi 2,6 juta (11,75%), dan sektor jasa
2,1 juta (9,42%).
2015
5
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sesuatu hal yang perlu menjadi renungan dan pemikiran kita bersama
adalah, mengapa dengan jumlah pengusaha tang begitu besar dan setiap tahun
mengalami kenaikan rata-rata 4%, ternyata masih belum mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang kita harapkan.
3. Kebersamaan, Etika dan Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan
Kebersamaan merupakan keselarasan hubungan dan komunikasi yang baik antara pihak
pengusaha dengan pihak eksternal organisasi dengan prinsip saling menguntungkan (winwin solution). etika berkenaan dengan tindakan benar dan salah atau berkenaan dengan
kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Perilaku etis adalah perilaku yang memenuhi
prinsip-prinsip kebenaran yang telah diterima oleh masyarakat.
Etika
(ethics)
merupakan
cara
menyampaikan
ungkapan-ungkapan
yang
menyangkut perilaku, perbuatan, dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya. Tanggung jawab sosial (social responsibiity) merupakan
kewajiban
perusahaan untuk
merumuskan kebijakan,
mengambil
keputusan,
dan
melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat (benefit) kepada masyarakat.
Kebersamaan dan Etika Bisnis
Kebersamaan dan etika bisnis
merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan
kewirausahaan. dengan menerapkan kebersamaan secara total (internal dan eksternal
perusahaan) maka kegiatan usaha akan mendapatkan dukungan dan keterlibatan berbagai
pihak yang terkait. Hal ini pada akhirnya akan memudahkan pencapaian trget usaha.
Apabila etika bisnis telah menjadi pedoman dalam berpikir dan bertindak di berbagai
kegiatan usaha serta dapat diterapkan dengan benar maka akan mencerminkan kualitas
dan citra perusahaan yang bersangkutan. Pengusaha dianggap memiliki kemampuan
kewirausahaan yang andal apabila pengusaha tersebut mampu memanfaatkan, mencari,
dan menciptakan peluang bisnis, serta mampu menerapkan asas kebersamaan dan
menjalankan etika bisnis secara total, sehingga menghasilkan:
a. Terciptanya moral karyawan perusahaan (baik pimpinan maupun staf) untuk aelalu
berorientasi pada pencapaian target perusahaan yang menjadi komitmen bersama.
Moral yang baik ini dicirikan melalui pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada
2015
6
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pekerjaan, pencapaian, dan pengendalian baik rencana kerja maupun rencana
keuangan perusahaan.
b. Terciptanya hubungan yang sehat dengan pihak-pihak eksternal perusahaan yang
memberikan dukungan kepada realisasi peluang-peluang bisnis. Pihak eksternal
akan termotivasi dengan pola kepemimpinan perusahaan, maka perusahaan harus
dapat menjaga kesinambungan dan hubungan yang baik dengan pihak eksternal.
Jadi, kebersamaan dengan pihak eksternal adalah hubungan yang saling
menguntungkan yang akhirnya akan berorientasi pada peningkatan kualitas dan
kuantitas pelanggan.
Asas Etika Bisnis yang Sehat
Penerapan asas etika bisnis yang sehat, terutama tercermin dalam perilaku perusahaan
dalam memanfaatkan, mencari, dan menciptakan peluang bisnis yang selalu berorientasi
pada kepuasan pelanggan dan pelayanan terbaik (service excellent). Beberapa pedoman
sebagai dasar berpikir dan bertindak dalam penerapan etika bisnis yang sehat, antara lain:
a. Selalu menjaga kualitas produk dan jasa pada pelanggan melalui kewajaran dan
keterbukaan.
Kepuasan pelanggan terhadap produk
dan jasa perusahaan
merupakan kunci keberhasilan bagi perusahaan.
b. Keberhasilan dengan unsur internal dan menghindari kesan bahwa perusahaan
mengeksploitasi karyawan secara tidak manusiawi.
c. Kebersamaan dengan lingkungan dalam menjaga kelestarian dan menghindari
polusi yang mengganggu masyarakat.
d. Dalam proses bisnis atau transaksi usaha, selalu didukung dengan upaya
penghayatan nilai dan norma bisnis serta kebiasaan atau esensi dunia usaha yang
berlaku.
e. Menghindari cara-cara yang tidak etis dalam persaingan bisnis dengan tidak
menggunakan isu, fitnah, dan perilaku negatif.
secara universal, pendapat Michael Josephson yang dikutip Zimmerer (2005) menyatakan
ada sepuluh prinsip etika yang harus menjadi pegangan para pelaku bisnis, sebagai berikut:
1. Kejujuran, yaitu dapat dipercaya dan tidak bohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip dan melakukan semua kegiatan secara
terhormat.
3. Memelihara janji, yaitu dengan mentaati janji.
2015
7
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Kesetiaan, yaituhormat dan loyal pada keluarga, teman, dan negara.
5. Keadilan,
yaituberlakuwajar
dan
adilsertabersediamengakuikesalahan
yang
pernahdiperbuat.
6. Suka membantu orang lain, yaitu belas kasihan dan tolong-menolong.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain dan berperilaku
sopan santun.
8. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum dan
menghargai proses demokrasi dalam proses pengambilan keputusan.
9. Mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan pribadi atau
interpersonal maupun pertanggungjawaban profesional.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dn konsekuensinya serta selalu memberi contoh atau menjadi panutan.
Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan
Ternyata dalam penerapan tanggung jawab sosial terdapat argumen yang mendukung atau
yang menolak. Namun demikian, banyak penelitian menyatakan bahwa dengan melakukan
kegiatan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibilityCSR), perusahaan akan mendapat banyak keuntungan selain dapat menjaga kelangsungan
hidup perusahaan dalam jangka panjang.
pendapat yang menolak menyatakan, jika perusahaan diharuskan melakukan
pertanggungjawaban sosial, maka akan terjadi konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan
sosial. sedangkan pendapat yang mendukung menyatakan, pada dasarnya perusahaan
merupakan bagian dari masyarakat. Jadi, seandainya perusahaan sudah memiliki kekayaan
dalam jumlah besar, maka sebaiknya diimbangi dengan melakukan program-program sosial
yang keuntungannya mungkin akan dirasakan dalam jangka panjang.
2015
8
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2015
9
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DaftarPustaka
Bulaeng, A. R. 2000. Komunikasi Pemasaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
Jakarta.
Muntolib, A. 1979. Management dan Perencanaan. BPFE-UGM, Yogyakarta.
Ramli, R. dan A. Warsidi. 2001. Asas-asas Manajemen. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta
Suryana. 2003. Kewirausahaan; Pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
IR. H. Moko P. Astamoen, 2005. “ entrepreneurship dalam perspektif kondisi bangsa
indonesia” . Alfabeta.
A. Khoerussalim Ikhs, 2005.” To be the Moeslim Entrepreneur”. Pustaka al-Kautsar.
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto S.K dan Maman Faturohman, 2007.”
Kewirausahaan”. Salemba Empat.
2015
10
Kewirausahaan 1
Presentasi Perencanaan Usaha
Hasan Nuryadi, M.Ec,. B.Sc(Hons)
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download