PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Rizal Agung NIM 7101410012 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar Ra’du 13:11) Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada Nya. (Qs. Ali Imron 3:159) Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs. Al Mujadalah 11) Persembahan 1. Bapakku Suhadi, Ibuku Kalbadriyah yang selalu memberikan semangat dan do’a dalam setiap langkahku. 2. Kakakku Ahmad Islah Tamimi yang selalu memberikan semangat untuk menggapai citacita. 3. Teman-teman Mahapala Unnes yang selalu memberikan dukungan moril, sarana dan prasarana. 4. Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010 yang selalu mengarahkanku. 5. Almamaterku Universitas Negeri Semarang. v PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang” dalam rangka menyelesaikan pendidikan strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Universitas Konservasi). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan FE Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan Skripsi ini; 3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 4. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi arahan pada penulis. 5. Sandy Arief, S.Pd. M.Sc. dan Lyna Latifah, S.Pd. M.Si, Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini. 6. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Dosen Wali yang senantiasa memberikan arahan dan motivasi. 7. Seluruh dosen dan karyawan FE Unnes yang telah memberikan bimbingan dan dukungan. vi 8. Kepala SMK Kanisius Ungaran yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 9. Guru mata pelajaran Ekonomi SMK Kanisius Ungaran yang telah membantu penulis dalam penelitian. 10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan yang ada dalam diri penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan dunia pendidikan selanjutnya. Semarang, Agustus 2015 Penulis vii SARI Agung, Rizal. 2015. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si. Kata Kunci: Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan tinggi. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa dan menghasilkan regenerasi yang lebih baik. Kualitas pendidikan suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) masyarakat di perguruan tinggi. SMK Kanisius Ungaran mempunyai APK lulusan di perguruan tinggi yang rendah yaitu dibawah 20%. Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena populasi kurang dari 100 sehingga sampel diambil dari seluruh jumlah populasi yang ada. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, pengolahan data menggunakan analisis deskriptif prosentase dan statistik inferensial, serta penginterpretasian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan berpengaruh positif terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 31,1%. Tidak ada pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 24,40%. Peserta didik lebih aktif mencari informasi mengenai beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi terkait dengan minat peserta didik yang tinggi untuk melanjutkan kuliah. Sekolah berperan aktif dalam mensosialisasikan tentang pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan informasi beasiswa pada orangtua dan siswa. Keluarga dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap minat peserta didik, karena keluarga menjadi lingkungan awal anak dalam hal pendidikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bervariatif. viii ABSTRACT Agung, Rizal. 2015. Effects of Economics Learning Achievement, Family Support and School Environment towards Interest in Continuing Education To University In Class XII Students of SMK Kanisius Ungaran Semarang District. Final Project. Economic Education Department. Faculty Of Economics. Semarang State University. Counsellor Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Sc. Keywords: Economics Learning Achievement, Family Supports, School Environment, Continuing Education Interests to University. Education has a very important role in the development of a nation and in the production of better regeneration. The quality of education of a nation can be seen from the Gross Enrollment Rate (GER) of universities. SMK Kanisius Ungaran has low GER university graduates below 20%. The formulation of the problem in this study is whether there is influence of learning achievement of economic, family support and school environment either partially or simultaneously to the interest of continuing education to universities. This study aims to determine how much influence student achievement, family support and school environment on the interest of continuing education to university either simultaneously or partially. The population in this study are students of class XII SMK Kanisius Ungaran with the total of 33 people. This is a population study, because the respondents/ subjects are less than 100 so that the samples were taken of the total population. This study was divided into three stages; gathering data using questionnaires and documentation, data processing using descriptive analysis of percentage and inferential statistics, and interpretation of data. The results showed that the learning achievement of economic, family support and school environments simultaneously, have positive influence on the interest in continuing education to universities with 31.1%. The studying economics achievements no affects the interest of continuing education to universities, family support no affect the interest of continuing education to higher education and school environments affect the interest of continuing education to higher education amounted to 24.40%. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………......... Halaman i PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………... ii PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………... iii PERNYATAAN ………………………………………………… iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………... v PRAKATA …………………………………………...…………. vi SARI ……………………………………………………………... viii ABSTRACT ……………………………………………………... ix DAFTAR ISI …………………………………………………….. x DAFTAR TABEL ……………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR …………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………..... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………. 1 1.2. Perumusan Masalah ………………………………….. 12 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………….. 12 1.4. Manfaat Penelitian …………………………………… 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi ……………………………………………………... 15 2.1.1. Definisi Minat …………………………………………. 15 x 2.1.2. Definisi Perguruan Tinggi …………………………. 17 2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi ……………………………………………………… 20 2.2. Konsep Prestasi Belajar …………………………………… 23 2.2.1. Definisi Prestasi ……………………………………. 23 2.2.2. Definisi Belajar …………………………………….. 23 2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi…....... 25 2.3. Konsep Dukungan Keluarga ………………………………. 27 2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga ………………………. 27 2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi …….. 30 2.4. Konsep Lingkungan Sekolah …………………………...…. 32 2.5. Penelitian Terdahulu ……………………………………… 38 2.6. Kerangka Berpikir ……………………………………...... 39 2.7. Hipotesis Penelitian …………………………………....... 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ………………………………. 44 3.1.1. Jenis penelitian …………………………………….. 44 3.1.2. Desain Penelitian …………………………………... 44 3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……. 45 3.3. Variabel Penelitian ………………………………………. 45 3.3.1. Variabel terikat (Y) ………………………………… 46 xi 3.3.2. Variabel Bebas (X) ………………………………… 46 3.4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 49 3.4.1. Teknik Angket (Kuesioner) ………………………... 49 3.4.2. Teknik Dokumentasi ………………………………. 51 3.5. Instrumen Penelitian ……………………………………... 51 3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian ………………….. 51 3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian …………………….. 52 3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian …………………... 55 3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data …………………… 56 3.6.1. Analisis Deskriptif …………………………………. 56 3.6.2. Statistik Inferensial ………………………………… 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden …………………………………….. 67 4.2. Hasil Penelitian …………………………………………... 68 4.2.1. Analisis Dekriptif ………………………………….. 68 4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda …………….. 75 4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda ……………………. 79 4.2.4. Analisis Regresi Berganda ………………………… . 83 4.3. Pembahasan ………………………………………………. 84 4.3.1. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah secara Simultan terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi …………………............................................. xii 84 4.3.2. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi…..….. 89 4.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ..….... 93 4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi……… 97 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan …………………………………………………. 102 5.2. Saran ……………………………………………………... 103 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 104 LAMPIRAN …………………………………………………….. 107 xiii DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.1. Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi ……................................................................... 9 Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ………………………………….. 38 Tabel 3.1. Penilaian (Scoring) Jawaban Responden ……………. . 50 Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi…………………………………………………. 53 Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga ……………... 54 Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah …………….. 55 Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ……………………... 56 Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Y ……………………………. 60 Tabel 3.7. Kategori Skor Variabel X2 …………………………... 60 Tabel 3.8. Kategori Skor Variabel X3 …………………………... 60 Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ……………..…………………........ 68 Tabel 4.2. Deskripsi variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ……………………………………… 69 Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Prestasi belajar ………………….... 70 Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Prestasi belajar ............................... 71 Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga ……………… 72 Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga ……………... 72 xiv Tabel 4.6. Deskripsi Statistik Lingkungan Sekolah …………….. . 73 Tabel 4.7. Deskripsi variabel Lingkungan Sekolah ……………... 74 Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov ………………………………………………………... 75 Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas …………………………... 76 Tabel 4.10.Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)....………… 78 Tabel 4.11.Hasil Uji Simultan (Uji F) …………………………… 79 Tabel 4.12.Hasil Uji Determinasi Simultan ……………………… 79 Tabel 4.13.Hasil Uji Parsial ……………………………………… 80 Tabel 4.14.Hasil Uji Determinasi Parsial ………………………... 81 Tabel 4.15.Hasil Analisis Regresi Berganda …………………….. 83 xv DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Program Penelitian …………… 42 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)……….. 77 Gambar 4.1. xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran 1. Daftar Responden Penelitian ……………………….. 107 Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba ………………………... 109 Lampiran 3. Uji Coba Instrumen ………………………………… 110 Lampiran 4. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .…………... 116 Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrumen ………..………….... 117 Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS v.22……………………………………...……. 121 Lampiran 7. Instrumen Penelitian ……………………………….. 129 Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……………………... 135 Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian …………………… 136 Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015 ......……….. 142 Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y …………... 143 Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2 …………. 145 Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3 …………. 147 Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik …………….... 149 Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis ……………………….... 151 Lampiran 16 Surat Izin Penelitian .................................................. 152 Lampiran 17 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ........................... 153 xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Dalyono (2007:5) dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Pendidikan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam (Dalyono, 2007:6) adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik. Kemajuan suatu bangsa bergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa atau negara tersebut. Untuk memperoleh SDM yang berkualitas, pendidikan memiliki peranan penting. Pendidikan merupakan investasi penting dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, pendidikan sangat penting untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-manusia yang berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. 1 2 Warga negara Indonesia yang baik, tentunya mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai wadah untuk mengembangkan diri menuju manusia yang memiliki kualitas SDM yang baik. Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu, maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Sehingga akan menjadikan penyemangat dalam memperolehnya. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180). Gie (1995:129) suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani seseorang selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan seseorang berhasil dalam kegiatan studi. Djaali (2007:121) Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu aktivitas yang disenanginya. Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. 3 Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat menjadi tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan. Bila seseorang siswa memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu siswa tersebut cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup. Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai yang tidak pernah terputus. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia akan memiliki peluang yang besar dalam memperoleh prestasi belajar, karena didalamnya ia akan selalu bersungguh-sungguh dalam memperolehnya. Akhirnya akan memunculkan suatu kebanggaan bagi orang yang telah memiliki prestasi yang baik. Sehingga hal tersebut akan memacu minat dan motivasinya untuk rajin giat belajar lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Bahri (1994:20) yang mengatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati akan diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Hal ini selaras dengan yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:787) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Sehingga prestasi dapat disimpulkan sebagai hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun 4 kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990:130) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) seperti motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap dan perasaan maupun dari luar (eksternal) seperti sarana prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial dan ekonomi. Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak dapat menentukan prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak (Dalyono, 2007:73). Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Sementara tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya (Dalyono, 2007:130). Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu-individu dan kelompok, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Sedangkan keluarga menurut 5 Dalyono (2007:59) adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan minat dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Dalyono, 2007:59). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Hal tersebut semakin menguatkan jika dukungan keluarga sangat diperlukan demi kesuksesan pembelajaran bagi anak. Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan manusia seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan sebagainya. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah 6 semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi di sekolah. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono (2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik. Yusuf (2009:56) berpendapat bahwa keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta didik. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2010:66) yang mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan berbagai program untuk memancing agar semakin banyak peserta didik dari sekolah menengah yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Diantara program tersebut adalah program beasiswa bagi calon mahasiswa kurang mampu. Didukung dengan perundang-undangan yang mengharuskan pemerintah mengalokasikan 20% (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pendidikan, (DIKTI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memaksimalkan 7 program beasiswa di perguruan tinggi. Beasiswa Bidikmisi yang membebaskan mahasiswa kurang mampu dari segala biaya selama menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu wujud usaha pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (http://www.dikti.go.id/). APK (Angka Partisipasi Kasar) perguruan tinggi yang merupakan cerminan tingkat partisipasi masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih rendah tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya. Sampai saat ini Indonesia baru mencapai Angka Partisipasi Kasar perguruan tinggi 18,7%, angka ini menunjukkan bahwa hanya 18,7% lulusan SMA/ SMK sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan sisanya sebesar 81,3% tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Angka ini termasuk rendah bila dibandingkan rata-rata APK Negara maju sebesar 40% (http://www.menkokesra.go.id/). Penelitian ini mengangkat fenomena yang terjadi di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Rendahnya APK di Indonesia tampak jelas terjadi pada SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. SMK Kanisius Ungaran kabupaten Semarang merupakan sekolah swasta yang berbasis keagamaan, dimana kurikulumnya terdapat mata pelajaran umum, kejuruan dan mata pelajaran keagamaan. Data yang diperoleh peneliti berdasarkan informasi dari guru BK SMK Kanisius Ungaran menunjukkan prosentase partisipasi siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi dari SMK Kanisius Ungaran kabupaten Semarang memiliki rata-rata kurang dari sama dengan 20%. Sehingga minat 8 peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi perlu ditingkatkan. Ini merupakan tugas dari pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan tentunya pemerintah. Dilihat dari sudut pandang peserta didik di SMK Kanisius Ungaran sebenarnya banyak yang berprestasi dalam bidang akademik ataupun bidang lainnya. Maka seharusnya perlu adanya perubahan yang besar dalam meningkatkan minat anak terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Awal-awal yang dilakukan selayaknya dengan memberi stimulus terhadap peserta didik, agar tergerak dari dalam diri peserta didik untuk selalu berfikir akan meningkatkan kualitas dirinya dengan mengenyam pendidikan. Kemudian daripada itu selanjutnya adalah dengan semangat dari orangtua, karena lingkungan yang sangat berpengaruh kental terhadap kepribadian anak. Dari lingkungan sekolah yakni dengan semangat dari para guru, sangat diharapkan oleh murid, didukung dengan informasi-informasi terkait beasiswa, agar siswa semakin mengukuhkan diri untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, dengan seperti itu, kualitas diri dari peserta didik akan semakin meningkat. Hal yang paling penting dalam meningkatkan kapasitas dari siswa adalah dengan meningkatkan mental belajar pada anak. Menurut Dalyono (2007:73) umur mental anak akan mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak dapat menentukan tingkat prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak. Jika hanya sekolah di SMK, maka kompetensi siswa akan terbatas pada konsentrasi bidang ilmu yang diperolehnya dan sifatnya dasar. Namun 9 peserta didik harus selalu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian di bidangnya. Karena kebutuhan akan dunia tenaga kerja tingkat persaingannya cukup tinggi. Seiring dengan tujuan pendidikan menengah kejuruan dalam pasal 3 ayat 2 PP no. 29 tahun 1990 memang menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, mampu memilih karier, kompetensi dan pengembangan diri. Namun upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya dasar pendidikan (SMA/ SMK) merupakan bagian yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dikaitkan dengan tuntutan era globalisasi. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perubahan struktur ekonomi, industri dan informasi membawa implikasi terhadap jenis-jenis pekerjaan dan kualisasi jabatan. Tentunya melanjutkan ke perguruan tinggi, maka akan meningkatkan kompetensi. Perubahan tersebut akan menyebabkan pergeseran kebutuhan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kerja. Data prosentase peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 1.1. Rekapitulasi jumlah peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Tahun Jumlah Jumlah peserta didik Prosentase minat No Lulus Siswa yang melanjutkan ke PT siswa ke PT 1 2011/ 2012 42 4 10% 2 2012/ 2013 52 10 3 2013/ 2014 46 6 Sumber : Data diperoleh dari BK SMK Kanisius Ungaran 20% 15% Keinginan untuk membahagiakan kedua orang tua mendorong anak-anak untuk lebih cermat dalam memilih sekolah lanjutan akhir. Dalam sekolah yang 10 telah dijalani di sekolah menengah telah memberi banyak sedikitnya manfaat dalam kontribusi pada kehidupan nantinya. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang paling akhir, dimana semua manfaat pendidikan akan dirasakan jika telah sepenuhnya berhasil menempuh jenjang ini. Perguruan tinggi yang baik memiliki faktor pendorong dalam perubahan orientasi kehidupan, kedua faktor tersebut yaitu faktor intelektual dan faktor politik. Dimana kedua faktor tersebut akan menunjukkan citra universitas yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2006:189) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 35,6 %. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu kondisi sosial orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 12,4 %. Pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 9,5 %. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2010:35), bahwa ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011). Pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA 11 Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dapat diterima dan Ho ditolak. Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Arifin dkk (2013:10) hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Hasil persentase kondisi sosial ekonomi orang tua menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori “sedang”, (2) Hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”, (3) Hasil regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi yaitu sebesar 0,197, sehingga dikatakan rendah. Diantara penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh peneliti, menunjukkan bahwa variabel yang menunjukkan adanya pengaruh terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan pendidikan bagi anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menjadikan variabel lain yang dapat digunakan sebagai penentu terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 12 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 2. Adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 3. Adakah pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 4. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 13 2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 3. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ? 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh penelitipeneliti selanjutnya terkait objek penelitian yang sama. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi peserta didik Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan bertambahnya pengetahuan terkait faktor- 14 faktor minat melanjutkan ke perguruan tinggi, diharapkan peserta didik semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. b. Manfaat bagi keluarga peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan keluarga dalam menumbuhkan motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. c. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan sekolah tentang seberapa besar pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sehingga akan mengurangi jumlah peserta didik yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. d. Manfaat bagi perguruan tinggi Penelitian ini dapat dijadikan manifestasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di universitas yang bersangkutan. e. Manfaat bagi pemerintah Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang akar permasalahan APK perguruan tinggi yang rendah. Sehingga harapannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan berdasarkan penelitian ini. untuk meningkatkan APK BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi 2.1.1. Definisi Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180). Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat yang tinggi terhadap sesuatu hal akan meningkatkan motivasi terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Menurut Dalyono (2007:56) minat menjadi sebuah modal awal untuk mencapai sesuatu. Sedangkan motivasi menjadi penggerak atau daya dorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, minat dan motivasi sejatinya mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama berfungsi untuk mencapai suatu hal atau pekerjaan. 15 16 Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu, siswa cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup. Menurut Swasta dan Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku. Minat (intention) merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam minat yaitu, a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan. d. Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya. 17 2.1.2. Definisi Perguruan Tinggi Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU) RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 19 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi berbeda dengan pendidikan menengah dan pendidikan dasar dalam hal pelaksanaan karena pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Sistem terbuka inilah yang memungkinkan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi melakukan inovasi-inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Peneliti menyimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang peserta didiknya disebut sebagai mahasiswa, berasal dari berbagai latar belakang suku, budaya, agama, etnik, dan lain-lain untuk mengikuti kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sehingga mampu menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Pendapat lain dari Hinkelman dan Luzzo dalam (Gladding, 2012:498) menyatakan bahwa perguruan tinggi menandai dimulainya peningkatan kebebasan, pengambilan keputusan, serta pengaturan pergeseran peran. Seiring dengan hal ini, memang di dalam perguruan tinggi selain cara belajarnya yang sudah mulai mandiri, pada perguruan tinggi juga sudah mulai ada tuntutan sebagai 18 peran individu yang dewasa yang mampu untuk mengambil keputusan yang mampu dipertanggung jawabkan. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan pilar yang melandasi aktivitas perguruan tinggi menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi seperti tercantum dalam RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 ayat 2 tahun 2003. Hal inilah yang membedakan perguruan tinggi dengan pendidikan dasar dan menengah yang hanya menitik beratkan pada pendidikan. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pemantik munculnya inovasi dan kreativitas mahasiswa maupun dosen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU) RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 tahun 2003 menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, akademi, politeknik, sekolah tinggi, atau institut, Pendidikan tinggi baik akademik maupun vokasi mempunyai berbagai macam, yaitu: 1. Universitas Universitas adalah lembaga pendidikan yang paling dikenal di Indonesia. Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk mengarahkan lulusannya menjadi tenaga profesional siap kerja atau tenaga pendidikan serta peneliti. Universitas terdiri atas berbagai fakultas. Fakultas adalah bagian dari universitas yang mendidik mahasiswa dalam bidang tertentu. 19 2. Akademi Akademi hanya menyelenggarakan satu program studi dan lebih menekankan pada keterampilan praktik kerja dan kemampuan untuk mandiri. Umumnya, lama pendidikan di perguruan tinggi ini hanya 3 tahun. Di perguruan tinggi ini porsi praktik lebih besar daripada teori. Banyak akademi di Indonesia berstatus kedinasan. Artinya akademi itu diselenggarakan oleh dinas pemerintah. 3. Politeknik Politeknik merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai tujuannya, politeknik memberikan pengalaman belajar berupa praktik dan latihan yang memadai. Di politeknik porsi praktik lebih besar daripada teori. 4. Institut Institut berbeda dengan universitas yang mempunyai program studi beragam, institut berkonsentrasi pada satu bidang saja. Sebagai contoh, institut pertanian hanya mengkhususkan bidang pertanian saja, institut teknik hanya berkonsentrasi di bidang teknologi saja, atau institut seni berkutat di bidang seni saja. Meskipun demikian, institut juga mempunyai beberapa fakultas. Sebagai contoh institut pertanian mempunyai Fakultas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan. 20 5. Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Pendidikan tinggi mempunyai tujuan yang majemuk dan dalam rangka menampung calon mahasiswa yang mempunyai minat dan kemampuan yang beragam maka pendidikan tinggi disusun dalam struktur multi strata. Jenjang pendidikan pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik adalah S1, S2 dan S3. Program S1 ditempuh antara 8 – 12 semester, S2 ditempuh selama 4-10 semester dan program S3 ditempuh selama 8-14 semester. Sedangkan pada pendidikan vokasi ada empat jenjang pendidikan yaitu D1, D2, D3 dan D4 (www.dikti.go.id). 2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat yang tinggi terhadap suatu hal akan meningkatkan motivasi terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. 21 Minat merupakan ketertarikan atau keinginan terhadap sesuatu hal. Maka dalam hal ini minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan atau keinginan lulusan SMA sederajat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi baik universitas, institut, sekolah tinggi maupun yang lainnya. Ketika minat yang dimiliki tinggi maka kemungkinan untuk merealisasikan minat tersebut sangat besar pula. Hal-hal yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam memperoleh pendidikan menurut Slameto (2010:180) adalah dengan menggunakan minatminat siswa yang telah ada melalui pembelajaran yang sesungguhnya. Tanner (1975) mengemukakan bahwa agar minat peserta didik terbentuk untuk semangat dalam memperoleh ilmu dan melanjutkan pendidikan, maka dilakukan dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi di sekolah. Dengan meningkatnya belajar peserta didik sehingga minat untuk memasuki dunia perguruan tinggi akan meningkat pula. Hal ini terjadi karena minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan manifestasi peningkatan proses belajar. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono (2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik. 22 Kurikulum yang digunakan di SMK memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minatnya. Ada dua jurusan di SMK yaitu jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran. Peserta didik di SMK Kanisius Ungaran akan mempunyai minat yang lebih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi karena jurusan ekonomi sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sardiman (2010:57) menjelaskan bahwa seorang peserta didik akan lebih giat belajar pada mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya karena ada daya tarik baginya. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat melanjutkan ke perguruan tinggi yang identik dengan minat untuk belajar dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri berupa jasmani dan rohani. Motivasi untuk menjadi lebih berprestasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik yang mempunyai prestasi tinggi akan mempunyai minat yang tinggi pula untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan di rumah dan di sekolah sehingga lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah menjadi faktor pokok dari luar yang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan 23 siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. Sehingga indikator yang dijadikan oleh peneliti untuk mengukur tingkat minat siswa dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi (a) kebutuhan akan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara untuk masuk ke perguruan tinggi, (d) perhatian akan peserta didik terhadap perguruan tinggi jurusan ekonomi. 2.2. Konsep Prestasi Belajar 2.2.1. Definisi Prestasi Djamarah (1994:20) mengartikan prestasi yaitu apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati. Hasil yang menyenangkan hati menjadi kunci pokok yang membedakan prestasi dengan hasil yang lainnya. Oleh karena itu, hasil yang tidak menyenangkan hati tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah prestasi. 2.2.2. Definisi Belajar Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Dalyono, 2007:175). Hamalik 24 (2009:27) dalam bukunya menafsirkan belajar dalam dua macam penafsiran. Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut penafsiran tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Kedua, belajar ditafsirkan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto (2010:2) menafsirkan makna belajar dari sisi psikologis yaitu belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan ini akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada beberapa ciri perubahan yang bisa diartikan dalam pengertian belajar yaitu: 1. Perubahan terjadi secara sadar. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Senada dengan Slameto, Sardiman (2008:20) memaknai belajar sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak bersifat verbalistik. 25 Berbagai pendapat dari para ahli yang telah diuraikan di atas mempunyai berbagai redaksi tentang makna belajar tetapi sama-sama menitikberatkan pada perubahan tingkah laku. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. 2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Winkel dalam Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Purwanto (2011:28) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagai mana yang dinyatakan dalam rapor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Djamarah (2008:178) prestasi belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: a. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Selama hidup seorang manusia tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah. b. Faktor instrumental Faktor instrumental merupakan faktor dari sekolah yang terdiri dari kurikulum, program dan sarana prasarana serta guru. Faktor instrumental sangat berpengaruh karena proses belajar peserta didik selama di sekolah tidak pernah 26 lepas dari keempat hal di atas. Jenis kurikulum, program yang dilaksanakan, kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik guru akan mempengaruhi cara belajar peserta didik dan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. c. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. d. Kondisi Psikologis Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh sebab itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Sedangkan faktor-faktor psikologis terdiri dari minat, kecerdasan, bakat dan motivasi. Individu yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan mempunyai peluang yang tinggi pula dalam meraih kesuksesan dalam belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:21). Meraih kesuksesan dalam belajar berarti individu mempunyai prestasi belajar. Ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar maka akan meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi karena sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang puas. Motivasi yang tinggi inilah yang berimbas pada meningkatnya minat seorang individu untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Argumen ini diperkuat oleh Sardiman (2008:79) bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi. Suatu pujian akan mendatangkan rasa kebanggaan bagi 27 orang yang dipuji. Begitu pula dengan seorang individu yang mendapatkan prestasi bagus maka dia akan mempunyai rasa kebanggaan atas prestasi tersebut sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi. Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai yang tak terputus. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Individu (peserta didik) yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka ia akan mempunyai peluang yang tinggi dalam mencapai prestasi belajar karena akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebaliknya, ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar yang baik dia akan mempunyai kebanggaan, sehingga akan memacu minat dan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Indikator prestasi belajar ekonomi dapat diketahui dalam nilai raport mata pelajaran ekonomi siswa pada semester V. Indikator tersebut merupakan indikator yang diambil dari teori Ahmadi dan Supriyono yang mengemukakan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepandaian dan faktor eksternal. 2.3. Konsep Dukungan Keluarga 2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga Keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana seorang manusia menjadi anggotanya. Keluarga menjadi tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi seorang manusia (anak), Ibu, ayah, saudara dan anggota keluarga lainnya adalah orang-orang pertama yang melakukan kontak dengan anak sehingga merupakan 28 orang yang pertama kali menanamkan arti kehidupan bagi seorang anak. Hampir setengah dari umur manusia dihabiskan dalam lingkungan keluarga sehingga keluarga menjadi pengaruh paling besar dalam pola pikir seorang individu (Ahmadi, 2007:108). Shochib (2000:17) mengartikan keluarga dari dua tinjauan yaitu dari tinjauan hubungan darah dan dari tinjauan hubungan sosial. Keluarga ditinjau dari hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu sama lain. Berdasarkan tinjauan ini keluarga dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya interaksi antar anggota dan saling mempengaruhi walaupun diantara mereka tidak ada hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogis. Solaeman dalam Shochib (2000:17) menjelaskan makna dari keluarga dilihat dari sudut pandang psikologis dan pedagogis. Pengertian psikologis keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Dari pandangan pedagogis, keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. 29 Dalyono (2007:59) memberikan pengertian yang simple pada keluarga yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Dari berbagai pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan suatu perkumpulan yang mempuyai hubungan darah yang tinggal bersama dan mempunyai interaksi sosial yang erat sehingga saling mempengaruhi dan saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya. Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami/ istri, dukungan dari saudara kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan (Friedman, 1998). Kane (1998 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal balik), umpan balik (kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial. Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga 30 membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam kehidupan (Friedman,1998). 2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Menurut Dalyono (2007:59) cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Dari pendapat Slameto tersebut semakin menguatkan perlunya dukungan dari keluarga untuk kesuksesan pembelajaran anak. Dukungan dari orang tua tidak harus berupa nasehat ataupun bimbingan, kemauan untuk mendengarkan pendapat dari anak dapat menjadi dukungan yang nyata dari orang tua kepada anak. Usia peserta didik SMA/ SMK merupakan usia 31 remaja dimana pola pikirnya masih labil dan menginginkan kebebasan dan pengakuan. Desmita (2009:217) berpendapat bahwa secara psikologis usia remaja menginginkan pengakuan atas pendapatnya. Adanya kemauan orang tua untuk mendengarkan keluh kesah anaknya dalam hal pembelajaran membuat anak tersebut merasa dihargai sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat. Rasa percaya diri inilah yang meyakinkan diri seorang anak untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik melalui melanjutkan ke perguruan tinggi. Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menyebutkan bahwa ada empat jenis dukungan keluarga, yaitu: 1) Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk, usulan dan pemberian infomasi. 2) Dukungan pendampingan/ penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian. 32 3) Dukungan instrumental Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. 4) Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini dukungan keluarga merepresentasikan segenap sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan keluarga secara umum dapat berupa materi maupun non materi. Sehingga dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh anak untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Ini artinya dukungan keluarga berpengaruh positif pada minat seorang anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Adapun indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan orang tua bisa dilihat dari empat aspek yaitu dukungan informasi, dukungan pendampingan, dukungan instrumental dan dukungan emosional. 2.4. Konsep Lingkungan Sekolah Hamalik (2009:5) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini 33 memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sekolah telah menyusun dan mengatur pola dan sistematika tertentu yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan pengembangan peserta didik. Lingkungan dapat diartikan sebagai segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural (Dalyono, 2007:129). Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi material jasmaniah di dalam tubuh. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan manusia seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan lain sebagainya. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung. Baharuddin dan Wahyuni (2008:26) membagi lingkungan sekolah menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial/ lingkungan alam. 34 Lingkungan sosial sekolah berarti semua orang yang berada di sekolah yang mempengaruhi kita. Seorang dapat dipengaruhi oleh orang lain ketika orang tersebut berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu orang lain yang dapat mempengaruhi seorang peserta didik di sekolah adalah orang lain yang berinteraksi dengan peserta didik tersebut. Guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan dan teman sekelas adalah orang-orang yang berhubungan dengan peseta didik di sekolah. Lingkungan alam di sekolah adalah segala sesuatu yang bukan manusia yang ada di sekolah. Lingkungan alam ini berupa bangunan, sarana-prasarana, kondisi alam dan sebagainya. Mengingat begitu luasnya pembahasan tentang lingkungan sekolah maka pada penelitian ini, peneliti hanya akan memfokuskan pada lingkungan sosial sekolah. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik. Hurlock dalam Yusuf (2009:54) mengemukakan pentingnya lingkungan sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah menjadi tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga dan substitusi orang tua. Beberapa faktor yang mengakibatkan sekolah dapat mempengaruhi pola pikir seorang anak adalah karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah dan sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan dan menilai dirinya secara realistik. Diantara orang-orang yang berinteraksi dengan peserta didik di sekolah, guru dan teman sekelas mempunyai pengaruh yang paling besar dalam pola pikir 35 peserta didik karena mempunyai intensitas interaksi paling banyak. Relasi antara guru dan peserta didik terjadi ketika proses belajar. Yusuf (2009:56) berpendapat keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta didik. Selaras dengan pendapat tersebut, Slameto (2010:66) mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai. Selain sebagai seorang pengajar guru juga sebagai seorang pembimbing dan motivator di kelas. Bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru akan mempengaruhi pola pikir dari peserta didik. Seorang guru yang mempunyai hubungan harmonis dengan siswa dan sering memberi motivasi dan bimbingan kepada peserta didik akan berpengaruh positif terhadap pola pikir, semangat dan motivasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam belajar. Disisi lain peserta didik yang mempunyai hubungan harmonis dengan gurunya dan telah mendapatkan bimbingan serta motivasi dari guru akan mempunyai minat yang lebih untuk mendalami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Pendalaman mata pelajaran inilah yang menjadi cikal bakal munculnya minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain guru ada satu lagi yang berpengaruh besar terhadap seorang peserta didik yaitu teman sekelas. Teman sekelas yang merupakan teman sebaya tidak bisa ditinggalkan dari perkembangan pola pikir dan perilaku peserta didik. Desmita (2009:219) menjelaskan bahwa perkembangan kehidupan sosial remaja 36 ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupannya. Teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja. Teman sebaya akan berpengaruh besar dalam pengambilan pilihan kehidupan seorang remaja. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, oleh karena itu remaja mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya. Disinilah letak pengaruh terbesar teman sebaya. Banyak pilihan yang diambil oleh remaja ditentukan karena dia mengikuti atau dibujuk oleh temannya. Ketika teman kelas mengajak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maka peserta didik tersebut juga akan punya kecenderungan yang besar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi mengikuti temannya. Di sisi lain teman sebaya menjadi akses informasi yang paling besar bagi seorang peserta didik. Banyak informasi yang didapatkan oleh peserta didik berasal dari teman sekelasnya. Lingkungan secara umum terbagi menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik (bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah. Lingkungan sosial merupakan semua orang yang ada di sekolah yang mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak yang berada di sekolah yang bisa mempengaruhi peserta didik adalah guru, karyawan, kepala sekolah dan teman sekelas. Pada penelitian ini, fokus penelitian hanya pada sisi lingkungan sosialnya, dengan keyakinan bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap psikologi peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan sekolah dalam hal ini lingkungan sosial sekolah mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 37 Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan sosial sekolah dapat dilihat dari hubungan peserta didik dengan guru, kepala sekolah, pegawai atau karyawan dan teman sebaya. Pengukuran indikator- indikator pada variabel lingkungan sekolah menggunakan metode angket. Adapun indikator yang dapat dijadikan untuk mengukur lingkungan sekolah menurut Dalyono (2007:131) adalah, 1. Interaksi antara peserta didik dengan guru Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi dari guru terhadap peserta didik. 2. Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan fasilitas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari kepala sekolah terhadap peserta didik. 3. Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan dukungan administrasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari karyawan terhadap peserta didik. 4. Interaksi antara peserta didik dengan teman sekolah Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi dari teman sekelas terhadap peserta didik. 38 2.5. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan Pengaruh Kondisi Ada pengaruh yang signifikan 1. Nanik Suryani (2006) sosial dan Ekonomi antara kondisi sosial dan Orang Tua kondisi ekonomi orang tu Terhadap Motivasi terhadap motivasi melanjutkan Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pendidikan ke Kondisi sosial berpengaruh Perguruan Tinggi. 12,4% sedangkan kondisi ekonomi berpengaruh 9,5%. L A case study of the Orang tua berpengaruh terhadap 2. Shawna Acker-Ball influence on first aspirasi anak untuk melanjutkan (2007) generation college ke perguruan tinggi. student’s educational aspirationspost high school Faktor-faktor yang Terdapat pengaruh yang 3. Safitri Damayanti Mempengaruhi signifikan antara faktor internal (2009) Minat Siswa SMA dan faktor eksternal terhadap Negeri Kota Malang minat masuk perguruan tinggi Melanjutkan Studi bidang ekonomi. Faktor internal ke Perguruan Tinggi berpengaruh 53,95% sedangkan Bidang Ekonomi faktor eksternal berpengaruh 8,72%. Pengaruh Sosial Ada pengaruh sosial ekonomi 4. Syafrina Nasution dan Ekonomi Orang Tua orangtua terhadap minat anak Lemta Tarigan Terhadap Minat melanjutkan pendidikan ke (2010) Anak Melanjutkan perguruan tinggi. Pendidikan Ke Perguruan Tinggi. (Studi Kasus Kelas XI Semester Genap Di SMA Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/2011) Faktor-faktor yang Ada 7 faktor yang 5. Nunuk Indriyanti, Mempengaruhi mempengaruhi minat Siswandari dan Minat Melanjutkan melanjutkan pendidikan ke Elvia Ivada Pendidikan ke perguruan tinggi yaitu: faktor 39 No 2.6. Nama Peneliti (2013) Judul Penelitian Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013 Kesimpulan potensi diri, faktor motivasi, faktor ekspektasi masa depan, faktor peluang, faktor lingkungan sosial, faktor situasi dan kondisi dan faktor institusional. Kerangka Berpikir Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tertinggi dalam jenjang pendidikan pada sistem pendidikan di Indonesia mempunyai peranan yang urgent dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kuantitas dan kualitas perguruan tinggi disuatu negara tidak jarang dijadikan sebagai bentuk perwujudan tingkat kemajuan negara tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni lahir dari perguruan tinggi. Maka sangatlah penting jika peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, sebagai bentuk media untuk meningkatkan kualitas kemampuan dirinya. Dengan kualitas kemampuan diri yang meningkat, maka juga membantu dalam kemajuan suatu negara. Peserta didik SMA/ SMK dan sederajat sebagai input perguruan tinggi tampaknya belum banyak merespon tentang pentingnya menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini terlihat dengan rendahnya APK (Angka Partisipasi Kasar) Perguruan Tinggi Indonesia yang hanya mencapai 18,7%. Ini berarti hanya ada 18,7% lulusan SMA sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan lainnya memilih untuk bekerja maupun masih menganggur. Jika setiap orang berfikir demikian, maka jumlah tenaga pendidik-tenaga pendidik dalam negeri akan semakin menyusut, karena semakin jauh perkembangan zaman, akan 40 dibutuhkan tenaga-tenaga terampil dari bidang ilmu pendidikan, sebagai tenaga pengajar. Minat peserta didik SMA sederajat untuk memasuki dunia perguruan tinggi tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Slameto (2010:54) mengungkapkan bahwa minta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor internal yang paling mencolok adalah motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi karena mempunyai prestasi yang tinggi. Seorang peserta didik yang mempunyai prestasi yang tinggi, dia akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengembangkan ilmunya dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri peserta didik atau dari lingkungan yang berada disekitar peserta didik. Setidaknya ada tiga lingkungan yang ada disekitar peserta didik yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah menjadi lebih dominan karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan pada kedua lingkungan tersebut. Minat dipandang sebagai suatu hal penentu bagi perilaku yang sesungguhnya. Artinya semakin kuat minat seseorang melanjutkan pendidikan, semakin besar pula keberhasilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan tersebut untuk terjadi (benar-benar melanjutkan pendidikan). Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan saat ini semakin menurun terkait hubungannya dengan keadaan ekonomi, sehingga mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan, selain 41 itu siswa juga cenderung bosan menuntut ilmu dan berfikir bahwa masih banyak pengangguran setelah dari perguruan tinggi juga. Apalagi pemikiran anak SMK, dengan sekolah di kejuruan, maka mereka siap untuk bekerja di dunia kerja. Padahal seharusnya siswa harus berfikiran bahwa kuliah dapat mencapai cita-cita ke masa depan yang lebih baik. Karena tidak dapat dipungkiri, sekarang ini persaingan hidup semakin berat, maka dari itu pendidikan harus dikembangkan dengan benar, dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maka akan menambah intelektualitas, begitu juga saat mencari pekerjaan akan menjadi mudah karena pengalaman juga bertambah. Dukungan dari keluarga yang merupakan salah satu menifestasi dari lingkungan keluarga menjadi tambahan motivasi bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan keluarga ini bisa berupa dukungan materiil maupun dukungan non-materiil seperti nasehat, informasi dan doa. Lingkungan sekolah sangatlah kompleks meliputi lingkungan sosial yang berupa hubungan antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, hubungan dengan guru dan dengan karyawan sekolah lainnya maupun lingkungan non-sosial yang berupa sarana dan prasarana. Lingkungan sosial di sekolah lebih dominan karena pengaruh dari teman dan guru akan berpengaruh besar terhadap pemikiran peserta didik tentang pentingnya pendidikan yang tinggi. Dari uraian di atas, akhirnya peneliti menyimpulkan untuk meneliti pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. 42 Prestasi Belajar (X1) - Nilai Raport Ekonomi Semester V Dukungan Keluarga(X2) - Dukungan Informasional - Dukungan Pendampingan - Dukungan Instrumental - Dukungan Emosional Minat Melanjutkan ke PT (Y) - Kebutuhan - Keinginan - Keingintahuan - Motivasi - perhatian Lingkungan Sekolah(X3) - Interaksi antara peserta didik dengan guru - Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah - Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah - Interaksi antara peserta didik dengan teman sekolah Gambar 1. Kerangka Berfikir Program Penelitian 2.7. Hipotesis Penelitian Dari paparan diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Ada pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran? H2: Ada pengaruh antara prestasi belajar terhadap minat melanjutkan pe86.ndidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran? 43 H3: Ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran? H4: Ada pengaruh antara lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran? BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas (uji pengaruh) untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi pada peserta didik SMK Kanisius Ungaran kelas XII, dimana kelas XII nya terbagi atas kelas akuntansi dan administrasi perkantoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14) metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3.1.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Observasi awal untuk mengetahui permasalahan minat melanjutkan ke perguruan tinggi di SMK Kanisius Ungaran. b. Penyusunan instrumen penelitian yang sesuai dengan indikator variabel. 44 45 c. Melakukan uji coba instrumen pada peserta didik kelas XI SMK Kanisius Ungaran untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. d. Pengumpulan data melalui dokumentasi nilai raport ekonomi pada semester V kelas XII SMK Kanisius Ungaran dan angket Instrumen Penelitian. e. Analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda. f. Penginterpretasian hasil analisis data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan. 3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi pada penelitian ini didapat dari seluruh siswa kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang berjumlah sebanyak 33 siswa/ responden. Dimana rincian populasi tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 17 siswa kelas akuntansi dan 16 siswa kelas administrasi perkantoran. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sampel pada penelitian ini didapat dari seluruh siswa kelas XI SMK Kanisius Ungaran kabupaten semarang yang berjumlah sebanyak 22 siswa/ responden. Dimana rincian sampel penelitian tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 10 siswa kelas akuntansi dan 12 siswa kelas administrasi perkantoran. 3.3. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). 46 3.3.1. Variabel Terikat (Y) Sugiyono (2010:61) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan akuntansi dan administrasi perkantoran pada peserta didik SMK Kanisius Ungaran kelas XII. Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur tingkat minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan (akuntansi dan administrasi perkantoran) pada peserta didik meliputi (a) kebutuhan akan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara masuk ke perguruan tinggi, (d) motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi, dan (e) perhatian yang dimiliki oleh peserta didik terhadap perguruan tinggi. 3.3.2. Variabel Bebas (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi (X1), Dukungan keluarga (X2), dan Lingkungan sekolah (X3). A. Prestasi Belajar Ekonomi (X1) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar yang telah dicapai oleh peserta didik pada penelitian ini diambil dari rata-rata nilai raport mata pelajaran ekonomi pada semester gasal kelas XII. 47 B. Dukungan Keluarga (X2) Dukungan keluarga diartikan sebagai keluarga terhadap anggotanya. sikap, tindakan dan penerimaan Pada penelitian ini dukungan keluarga merepresentasikan segenap sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan keluarga secara umum bisa berupa materi maupun non-materi. Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi, 1) Dukungan informasi Dukungan ini meliputi saran, nasehat dan informasi yang diberikan keluarga terkait minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 2) Dukungan pendampingan/ penilaian Dukungan pendampingan atau penilaian merupakan dukungan yang berupa umpan balik (penghargaan), pembimbingan dan pemecahan masalah atas minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 3) Dukungan instrumental Dukungan instrumental merupakan dukungan praktis yang bisa berupa materi (uang) ataupun fasilitas untuk mendukung minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 4) Dukungan emosional Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan didengarkan. 48 C. Lingkungan Sekolah (X3) Lingkungan sekolah secara umum terbagi menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa benda fisik (bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah. Lingkungan sosial merupakan semua orang yang ada di sekolah yang mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak yang berada di sekolah yang bisa mempengaruhi peserta didik adalah guru, karyawan, kepala sekolah dan teman kelas. Pada penelitian ini, variabel lingkungan sekolah difokuskan pada lingkungan sosial dengan keyakinan peneliti bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap psikologi peserta didik. Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur lingkungan sekolah adalah, 1. Interaksi antara peserta didik dengan guru Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian dan motivasi dari guru terhadap peserta didik. 2. Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan fasilitas untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari kepala sekolah terhadap peserta didik. 3. Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan dukungan administrasi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari karyawan sekolah terhadap peserta didik. 49 4. Interaksi antara peserta didik dengan teman kelas Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian dan motivasi dari teman kelas terhadap peserta didik. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2010:193), terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen sedangkan kualitas pengumpulan data berkenaaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Ada dua teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu teknik angket (kuesioner) dan teknik dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data dari minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar terutama di bidang ekonomi. Penjelasan tentang kedua teknik tersebut akan dijelaskan dibawah ini. 3.4.1. Teknik Angket (Kuesioner) Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa teknik angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik kuesioner/ angket akan efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan 50 diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Pada teknik angket ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini adalah jenis angket dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan memudahkan bagi responden karena responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti dalam angket. Alternatif jawaban yang telah tersedia dalam angket dijadikan dasar untuk mengukur variabel tersebut. Alternatif jawaban yang dijadikan sebagai pengukur variabel menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Indikator yang akan diukur dalam skala likert dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun instrumen yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian ini dijabarkan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1. Penilaian (Scoring) Jawaban Responden Variabel Jenis Jawaban Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Y) 1. Kebutuhan 2. Keinginan Skor Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 Sangat Sering Sering 5 4 3. Keingintahuan 4. Perhatian 5. Motivasi Dukungan Keluarga (X2) 51 1. Dukungan informasi 2. Dukungan penilaian/ bimbingan Jarang Hampir Tidak Pernah Tidak Pernah 3 2 1 Sangat Sering Sering Jarang Hampir Tidak Pernah Tidak Pernah 5 4 3 2 1 3. Dukungan instrumental 4. Dukungan Emosional Lingkungan Sekolah (X3) 1. Hubungan dengan Guru 2. Hubungan dengan kepala Sekolah 3. Hubungan dengan Karyawan Sekolah 4. Hubungan dengan teman sekolah 3.4.2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data mengenai variabel dari catatan, transkrip, buku dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar peserta didik. Data tentang prestasi belajar peserta didik dikumpulkan dari nilai rata-rata raport mata pelajaran ekonomi pada semester V di kelas XII. 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri atas penyusunan instrumen penelitian, validitas instrumen penelitian, dan reliabilitas instrumen penelitian. 3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian (Sugiyono, 2010:148).Titik tolak dari penyusunan instrumen penelitian 52 adalah variabel yang ditetapkan untuk diteliti. Variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya kemudian ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi pertanyaan atau pernyataan yang dicantumkan dalam instrumen penelitian. 3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi begitu juga sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (variabel) dengan menggunakan aplikasi SPSS v.22. Instrumen dikatakan valid apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total konstruk menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan diketahui dari nilai sig (2 tailed) kurang dari 0,05 dengan taraf signifikansi 5%. Uji coba instrumen untuk mengetahui validitas instrumen dilakukan di SMK Kanisius Ungaran Kelas XI. Berdasarkan hasil uji validitas angket tentang pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang dengan menggunakan program SPSS v.22 diperoleh hasil sebagai berikut. 53 Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Correlation Butir Soal Sig. (2-tailed) Sig 5 % Hasil 1 0,002 0,05 Valid 2 0,000 0,05 Valid 3 0,000 0,05 Valid 4 0,008 0,05 Valid 5 0,947 0,05 Tidak Valid 6 0,000 0,05 Valid 7 0,002 0,05 Valid 8 0,000 0,05 Valid 9 0,000 0,05 Valid 10 0,000 0,05 Valid 11 0,000 0,05 Valid 12 0,000 0,05 Valid 13 0,000 0,05 Valid 14 0,000 0,05 Valid 15 0,000 0,05 Valid 16 0,000 0,05 Valid 17 0,056 0,05 Tidak Valid 18 0,001 0,05 Valid 19 0,007 0,05 Valid 20 0,002 0,05 Valid 21 0,001 0,05 Valid 22 0,000 0,05 Valid 23 0,000 0,05 Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Valid 54 Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.2. di atas, terlihat bahwa ada dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 5 dan 17 karena nilai signifikansinya > 0,05 (α). Sehingga pertanyaan yang tidak valid dibuang karena tidak bisa mengukur variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan sudah ada indikator yang mewakili. Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga Correlation Butir Soal Sig. (2-tailed) Sig 5 % 1 0 0,05 2 0 0,05 3 0,01 0,05 4 0,001 0,05 5 0 0,05 6 0 0,05 7 0 0,05 8 0 0,05 9 0 0,05 10 0 0,05 11 0 0,05 12 0 0,05 13 0 0,05 14 0 0,05 Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Hasil Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.3. di atas, terlihat bahwa seluruh pertanyaan pada variabel dukungan keluarga dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya < 0,05 (α). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur variabel dukungan keluarga. 55 Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah Correlation Butir Soal Sig. (2-tailed) Sig 5 % 1 0,001 0,05 2 0,000 0,05 3 0,000 0,05 4 0,000 0,05 5 0,000 0,05 6 0,000 0,05 7 0,009 0,05 8 0,008 0,05 9 0,013 0,05 10 0,008 0,05 11 0,001 0,05 12 0,000 0,05 13 0,008 0,05 14 0,003 0,05 15 0,001 0,05 16 0,001 0,05 17 0,002 0,05 Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Hasil Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.4. di atas, terlihat bahwa seluruh pertanyaan pada variabel lingkungan sekolah dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya < 0,05 (α). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur variabel lingkungan sekolah. 3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu instrumen. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Uji validitas dapat diketahui melalui uji statistik Cronbach Alpha (α) dengan menggunakan 56 aplikasi SPSS v.22. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:48). Berikut ini hasil uji reliabilitas pertanyaan yang telah digunakan. Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Cronbach's Alpha Based on Standardized Items Kriteria (Nunnally) > 0,70 Minat Melanjutkan 0,947 0,70 ke PT Bidang Ekonomi Dukungan 0,955 0,70 Keluarga Lingkungan 0,916 0,70 Sekolah Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Hasil Reliabel Reliabel Reliabel Berdasarkan tabel 3.5. di atas, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha pada masing-masing variabel berada di atas 0,70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. 3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan statistik inferensial. 3.6.1. Analisis Deskriptif Sugiyono (2010:207) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik 57 deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang ada dalam penelitian ini agar dapat dipahami dengan lebih mudah oleh pembaca. Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya statistik deskriptif mencakup: (1). Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti : a). Grafik distibusi (histogram, poligon frekuensi, dan ogif); b). Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil dan sebagainya); c). Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan ratarata, variasi, simpangan baku, dan sebagainya); d). Kemencengan dan keruncingan kurva.(2). Angka indeks.(3).Times series/ deret waktu atau berkala.(4). Korelasi dan regresi sederhana. Suryoatmono (2004:18) menyatakan Statistika Deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja. Ukuran Lokasi: mode, mean, median, dan lain-lain. Ukuran Variabilitas: varians, deviasi standar, range, dan lain-lain. Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks. Subagyo (2003:1) menyatakan: Yang dimaksud sebagai statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal, disini data yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca. Sudjana (1996:7) menjelaskan: Fase statistika dimana hanya berusaha melukiskan atau menganalisa kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif. Statistik Deskriptif dapat dinyatakan dengan frekuensi, mode, dan keragaman (variability). 58 a). Frekuensi (F) Biasanya dinyatakan dengan persentase, bentuk yang tepat dalam menampilkan data frekuensi adalah diagram dan grafik. b). Mode dan Median Mode adalah nilai yang paling sering muncul, ia menyatakan jumlah kategori yang paling sering muncul pada suatu kasus. Median adalah nilai tengah, ia merupakan titik tengah pembagi data. c). Mean (M) Mean merupakan rataan dari skor yang diukur, menghitung mean untuk variable X dapat menggunakan rumus: d). Variabilitas/ Dispersi Salah satu teknik untuk mengelompokkan data pada teknik statistik deskriptif adalah menghitung dispersi atau variabilitas. Tiga cara menghitung variabilitas antara lain, 1).Range (R): pemisahan antara skor terendah dan tertinggi (skor tertinggi – skor terendah). 2).Keragaman (S2): semakin besar perbedaan skor pada data, maka keragaman akan semakin besar pula. Sementara range hanya mengklasifikasi skor terendah dan tertinggi, keragaman (variance) mengitung semua data yang digunakan. Cara menghitung, 59 3).Standar Deviasi (Stdev): pengukuran dispersi dari pengamatan individu yang ditarik dari nilai mean, untuk menghitung Stdev kita dapat membagi populasi mean dengan jumlah sampel (n-1). Cara menghitung, Tabel kategori digunakan dalam analisis deskriptif untuk mengetahui tingkatan kategori dari suatu variabel. Tabel kategori menunjukkan tingkatantingkatan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti. Hadi (2004:9) menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan tabel kategori sebagai berikut. 1. Menentukan jumlah bilangan dalam jangkauan dengan cara mengurangi data terbesar dengan data terkecil (R). 2. Menentukan jumlah interval yang diperlukan. 3. Menentukan lebar interval yang digunakan (i) dengan rumus: 4. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus Sisa kekurangan bilangan sebaiknya ditambahkan pada kedua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri. 60 Berikut ini tabel kategori untuk variabel Y: Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Y Skor Frekuensi Kategori 85,4-90 12 Sangat Tinggi 80,8-85,3 13 Tinggi 76,2-80,7 5 Sedang 71,6-76,1 2 Rendah 67-71,5 1 Sangat Rendah Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Berikut ini tabel kategori untuk variabel X1: Tabel 3.7. Kategori Skor Variabel X1 Skor Frekuensi Kategori 89,6-94 2 Sangat Tinggi 85,2-89,5 3 Tinggi 80,8-85,1 13 Sedang 76,4-80,7 12 Rendah 72-76,3 3 Sangat Rendah Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Berikut ini tabel kategori untuk variabel X2: Tabel 3.8. Kategori Skor Variabel X2 Skor Frekuensi Kategori 63,2-69 3 Sangat Tinggi 57,4-63,1 3 Tinggi 51,6-57,3 9 Sedang 45,8-51,5 13 Rendah 40-45,7 5 Sangat Rendah Sumber : Data penelitian, diolah 2015 Berikut ini tabel kategori untuk variabel X3: Tabel 3.9. Kategori Skor Variabel X3 Skor Frekuensi Kategori 68,4-74 5 Sangat Tinggi 62,8-68,3 9 Tinggi 57,2-62,7 6 Sedang 51,6-57,1 10 Rendah 61 46-51,5 3 Sangat Rendah Sumber : Data penelitian, diolah 2015 3.6.2. Statistik Inferensial Gujarati (2007:89) mengungkapkan bahwa statistik inferensial diartikan sebagai studi tentang hubungan antara populasi dan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pada statistik inferensial hasil dari sampel digeneralisasikan sebagai suatu hasil bagi keseluruhan populasi. Statistik inferensial pada penelitian ini digunakan untuk pengujian hipotesis. Proses analisis data menggunakan bantuan aplikasi SPSS v.22 untuk memudahkan proses analisis dan mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat. Pengujian hipotesis akan dilakukan setelah data terbebas dari gejala asumsi klasik. 1. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal apa tidak (Ghozali, 2010:160). Model uji normalitas dapat menggunakan histogram, normal problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut: H0 : Data terdistribusi dengan normal H1 : Data tidak terdistribusi dengan normal Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan aplikasi SPSS v.22 mempunyai Sig< α (0,05) maka H0 ditolak, ini berarti data 62 tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig> α (0,05) maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal. b) Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel X). model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan menggunakan aplikasi SPSS v.22 dapat diketahui melalui nilai tolerance dan lawannya yaitu nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 maka bisa dikatakan tidak terjadi multikolinearitas serius. Nilai VIF < 10 menunjukkan tidak ada multikolinearitas serius antar variabel independen. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Ada berbagai cara untuk menguji heteroskedastisitas, diantaranya adalah dengan analisis grafik plots dan Uji Park. Analisis grafik plots memiliki kelemahan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin 63 sulit mempresentasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2010:141). Kelemahan inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan Uji Park dalam uji Heteroskedastisitas. Pada uji Park suatu variabel dinyatakan bersifat Heteroskedastisitas apabila nilai Sig < 0,05. Apabila nilai Sig > 0,05 maka tidak terdapat Heteroskedastisitas yang artinya variabel tersebut bersifat Homoskedastisitas. 2. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ketergantungan variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2010:95). Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel bebas. Pada penelitian ini analisis regresi digunakan untuk membuat model matematis untuk mengetahui pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik. Bentuk umum dari model regresi berganda dengan 3 variabel bebas adalah sebagai berikut: Keterangan: Y = Variabel Terikat X1, X2, X3 = Variabel Bebas a = Nilai Konstanta 64 b1, b2, b3 = Koefisien regresi 3. Uji Hipotesis Secara umum uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, secara spesifik ada beberapa analisis dalam regresi untuk menguji hipotesis secara lebih mendalam. Pada uji hipotesis ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS v.22 untuk memudahkan analisis data. a) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ghozali, 2010:98). Pada konteks penelitian ini berarti Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apabila nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti semua variabel bebas secara simultan dapat menjelaskan variabel terikat secara signifikan. Sebaliknya, apabila nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti semua variabel bebas secara simultan tidak mampu menjelaskan variabel terikat secara signifikan. b) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil menunjukkan 65 kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat juga kecil/ sangat terbatas (Ghozali, 2010:97). Nilai koefisien yang besar (mendekati 1) dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) mempunyai kelemahan yaitu bias terhadap jumlah regresi dapat menaikkan ataupun menurunkan nilai Adjusted R2 bergantung kepada variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted R2 sebesar 0, (37,5%) pada output SPSS v.22 menunjukkan bahwa variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar (37,5%), sedangkan sisanya (100% - 37,5%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apabila hasil dari SPSS menunjukkan suatu variabel bebas mempunyai nilai Sig< 0,05 maka variabel bebas tersebut secara individu mampu menjelaskan dengan signifikan variabel terikat. Sebaliknya, ketika nilai Sig dari suatu variabel bebas > 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak mampu menjelaskan secara signifikan variabel terikat. d) Uji Determinasi Parsial (r2) Uji determinasi parsial digunakan untuk mengetahui kontribusi masingmasing variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Besarnya r2 dihitung dari mengkuadratkan nilai Correlation Partial yang muncul dari 66 output SPSS v.22. Nilai r2 sebesar 0,(37,5) menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut secara individu mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 37,5%, sedangkan sisanya (100%-37,5%) dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan responden menggunakan teknik penelitian populasi dengan alasan jumlah seluruh populasi dijadikan sampel. Jumlah keseluruhan responden adalah 33 peserta didik dengan rincian 6 laki-laki dan 27 perempuan. SMK Kanisius Ungaran merupakan sekolah swasta yang berbasis Agama Kristiani. Peserta didik SMK Kanisius Ungaran tidak hanya terbatas untuk orangorang kristiani, akan tetapi peserta didik dapat berasal dari agama non kristiani. SMK Kanisius Ungaran berada di bawah naungan yayasan Kanisius. SMK ini berdiri pada tanggal 7 Juni 1995 di Desa Dliwang Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Secara umum SMK Kanisius Ungaran menggunakan kurikulum yang dikeluarkan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMK Kanisius Ungaran memiliki 2 (dua) jurusan, yaitu Administrasi Perkantoran dan Akuntansi. Penjurusan dilakukan sejak awal peserta didik masuk kelas X (sepuluh), dengan tujuan agar semakin mengukuhkan ilmu pengetahuannya. Peserta didik sebagian besar berasal dari Daerah Kecamatan Ungaran Barat dan sekitarnya. Sedangkan Guru yang mengampu di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang memiliki latar belakang pendidikan hingga jenjang S1 dan S2. 67 68 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Data tentang minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dapat diperoleh melalui instrumen penelitian angket (kuesioner). Variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi diukur melalui lima indikator, yakni: 1) Kebutuhan; 2) Keinginan; 3) Keingintahuan; 4) Motivasi; 5) Perhatian. Analisis deskriptif menggunakan program SPSS v.22, menghasilkan output sebagai berikut. Tabel 4.1 Deskripsi Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Descriptive Statistics N Rang Minimum Maximum Sum Mean e Stati Statist stic Minat mljtkn PT Valid N (listwise) 33 Statistic Statistic Statistic Statistic ic 23.00 Std. Std. Varianc Deviation e Statistic Statistic Error 67.00 90.00 2750.00 83.3333 .89047 5.11534 26.167 33 Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Berdasarkan jawaban dari angket yang telah diisi oleh masing-masing responden pada tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa yang memilki minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi minimal sebesar 67,00% dan maksimal sebesar 90,00%, maka gambaran mengenai minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dapat disajikan pada tabel 4.2. berikut. 69 Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi No 1 2 3 4 5 Skor 85,4-90 80,8-85,3 76,2-80,7 71,6-76,1 67-71,5 Jumlah F % 12 36,4% 13 39,4% 5 15,1% 2 6,1% 1 3% 33 100% Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Rata-rata 83 Tinggi Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Tabel 4.2. menunjukkan tingkat minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil menunjukkan bahwa 12 peserta didik, prosentasenya yaitu 36,4%. 13 responden mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, prosentasenya yaitu 39,4%. 5 responden prosentasenya yaitu 15,1% mempunyai minat yang sedang, 2 responden, prosentasenya yaitu 6,1%. 1 responden mempunyai nilai prosentase sebesar 3%. Dari hasil secara umum peserta didik pada kelas XII SMK Kanisius Ungaran mempunyai rata-rata minat yang tinggi terhadap kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi. 2. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Data mengenai prestasi belajar dapat diperoleh dari nilai raport mata pelajaran ekonomi semester V pada kelas XII. Nilai raport diambil sebagai sumber data dengan alasan bahwa nilai raport merupakan akumulasi nilai yang telah diperoleh oleh peserta didik selama satu semester. Nilai raport menjadi representasi terhadap prestasi peserta didik karena dalam nilai raport terkandung nilai harian, nilai UTS dan nilai UAS. Sedangkan nilai raport semester V diambil sebagai sumber data prestasi belajar karena nilai 70 dalam semester V merupakan nilai raport terakhir yang paling mendekati dengan kelulusan. Pada semester VI tidak menjadi hitungan penilaian, karena pada saat penelitian ini dilakukan hasil nilai semester VI belum keluar. Adapun hasil olahan statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS v.22 dari variabel prestasi belajar ditampilkan pada tabel 4.3. berikut. Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Prestasi Belajar Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Varian Deviatio ce n Prestasi belajar Valid N (listwise) Stati Statisti stic c 33 22.00 Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error 72.00 94.00 2665.00 80.7576 .87692 Statistic Statisti c 5.03755 25.377 33 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 94 sedangkan nilai terendah adalah 72. Rata-rata nilai raport pelajaran ekonomi dari responden pada semester V adalah 80. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa semua nilai responden masuk dalam kategori baik karena di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM mata pelajaran ekonomi pada kelas XII adalah 70. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun ada responden yang nilainya sama dengan KKM, tetapi secara umum mempunyai nilai yang baik karena rata-rata nilai responden mencapai 80 yang jauh di atas nilai KKM. Uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa 71 rata-rata prestasi belajar peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran dilihat dari nilai raport semester V hasilnya adalah baik. Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar No 1 2 3 4 5 Skor F % 89,6-94 2 6,1% 85,2-89,5 3 9,1% 80,8-85,1 13 39,4% 76,4-80,7 12 36,3% 72-76,3 3 9,1% Jumlah 33 100% Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Rata-rata 80,8 Sedang Tabel 4.4. menunjukkan nilai mata pelajaran ekonomi pada kelas XII SMK Kanisius Ungaran. Hasil menunjukkan bahwa nilai siswa sudah mencapai KKM, yaitu 70. Akan tetapi secara rata-rata siswa memperoleh nilai tergolong sedang yaitu 80,8. 3. Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga Data mengenai variabel dukungan keluarga diperoleh dari pertanyaan pada kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Pengukuran variabel dukungan keluarga diambil dari empat indikator yaitu: dukungan informasi, dukungan penilaian/ pendampingan, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Keseluruhan ada 14 soal untuk menanyakan keempat indikator tersebut. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 22, analisis deskriptif dari variabel dukungan keluarga ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut. 72 Tabel 4.5. Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Varian Deviatio ce n Sta Statisti tisti Statistic Statistic Statistic Statistic Std. c Statistic Statisti Error c c Dkgn Keluarga Valid N (listwise) 33 29.00 40.00 69.00 1708.00 51.7576 1.25154 7.18953 51.689 33 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Dari tabel 4.4. tersebut dapat diketahui bahwa nilai tertinggi sebesar 69 sedangkan nilai terendah adalah 40. Rata-rata nilai jawaban responden adalah 51. Adapun untuk melihat deskripsi kategori dari jawaban masing-masing responden ditampilkan pada tabel 4.5. berikut. Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga No Skor F % Kategori 1 63,2-69 3 9,1% Sangat Tinggi 2 57,4-63,1 3 9,1% Tinggi 3 51,6-57,3 9 27,3% Sedang 4 45,8-51,5 13 39,4% Rendah 5 40-45,7 5 15,1% Sangat Rendah 33 100 Jumlah Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Rata-Rata 51,8 Sedang Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa rata-rata dukungan keluarga pada responden untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berada dalam kategori sedang. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (9,1%) mempunyai dukungan keluarga yang 73 tinggi, 9,1% mempunyai dukungan yang sangat tinggi. 27,3% masuk kategori sedang, 39,4 mempunyai dukungan yang rendah dan sisanya 15,1% pada kategori sangat rendah. Dukungan dari keluarga ini berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional bagi responden untuk mendorong responden melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil ini diperkuat dengan pengakuan dari responden bahwa tidak ada responden yang tidak diizinkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 4. Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah Data mengenai variabel lingkungan sekolah diperoleh melalui instrumen kuesioner dengan jumlah soal sebanyak 17 soal. Variabel lingkungan sekolah diukur dari empat indikator yaitu: 1) Interaksi dengan kepala sekolah, 2) interaksi dengan karyawan sekolah, 3) interaksi dengan guru, dan 4) interaksi dengan teman sekolah. Dengan bantuan program SPSS v.22, diperoleh hasil uji statistik deskriptif sebagaimana terlihat pada tabel 4.7. berikut. Tabel 4.7. Deskripsi Statistik Lingkungan Sekolah Descriptive Statistics N Stati stic Lngkn sekolah Valid N (listwise) 33 Range Minim Maxim um um Statisti Statisti Statisti c 28.00 c 46.00 Sum Mean Statistic Statistic Std. Error 2003.00 60.6970 1.20249 Std. Varianc Deviation e Statistic Statistic c 74.00 33 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 6.90781 47.718 74 Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel 4.7. menggambarkan bahwa rata-rata nilai dari jawaban responden pada variabel lingkungan sekolah sebesar 60. Nilai maksimum variabel lingkungan sekolah dari hasil jawaban responden adalah 74 dan sedangkan nilai minimumnya adalah 46. Jika dilihat dari analisis deskripsi berdasarkan tabel 4.7, prosentase menunjukkan bahwa rata-rata variabel lingkungan sekolah menurut responden masuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara responden (peserta didik) dengan kepala sekolah, karyawan sekolah, guru dan teman sekolah terjalin dengan intensif. Apabila pengkategorian variabel lingkungan sekolah ditinjau dari masing-masing jawaban responden, maka diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 4.7. berikut. Tabel 4.8. Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah No 1 2 3 4 5 Skor F % Kategori 68,4-74 5 15,1% Sangat Tinggi 62,8-68,3 9 27,3% Tinggi 57,2-62,7 6 18,2% Sedang 51,6-57,1 10 30,3% Rendah 46-51,5 3 9,1% Sangat Rendah 33 100 Jumlah Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Rata-Rata 60,7 Sedang Berdasarkan tabel 4.8. di atas, bahwa interaksi yang terjadi di lingkungan sekolah pada 5 responden terjalin sangat tinggi yakni sebesar 15,1%, sedangkan 27,3% dapat dikatakan tinggi, itu terjadi pada 14 responden. Sedangkan 18,2% sedang, itu terjadi pada 6 responden. dan 30,3% rendah dan 9,1%. Tergolong Kategori sangat rendah. Secara umum, 75 interaksi antara responden dengan kepala sekolah, karyawan sekolah, guru dan teman sekolah terjalin secara lebih intens atau dikatakan tinggi. 4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda 1. Uji Normalitas Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prestasi Dkgn Lngkn Minat mljtkn belajar Keluarga sekolah PT N 33 33 33 33 80,7576 51,7576 60,6970 83,3333 5,03755 7,18953 6,90781 5,11534 Absolute ,117 ,087 ,098 ,097 Positive ,117 ,087 ,098 ,096 Negative -,082 -,060 -,067 -,097 Kolmogorov-Smirnov Z ,673 ,502 ,561 ,559 Asymp. Sig. (2-tailed) ,755 ,963 ,911 ,914 Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation Most Extreme Differences Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan program SPSS v.22 seperti yang tergambar pada tabel 4.9. di atas, diperoleh nilai Kolmogorof-Smirnov sebesar 0,673 (Prestasi Belajar); 0,502 (Dukungan keluarga), 0,561 (Lingkungan Sekolah), 0,559 (Minat Melanjutkan Ke PT), dan Sig (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,755 (Prestasi Belajar), 0,963 (Dukungan Keluarga), 0,911 (Lingkungan Sekolah), dan 0,914 (Minat Melanjutkan pendidikan ke PT). Jika diketahui nilai α adalah 0,05 maka H0 diterima. karena Sig pada ketiga variabel hasilnya lebih tinggi dari pada α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga data dapat terdistribusi dengan normal. 76 2. Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model Unstandardized Standar Coefficients dized t a Sig. Correlations Collinearity Statistics Coefficie nts B Std. Beta Zero Error Partial Part - Toleranc VIF e order (Constant ) Prestasi 1 belajar Dkgn Keluarga Lngkn sekolah 44,317 12,579 3,523 ,001 ,188 ,156 ,185 1,202 ,239 ,323 ,218 ,176 ,912 1,097 -,020 ,129 -,028 -,155 ,878 ,339 -,029 -,023 ,657 1,522 ,410 ,134 ,554 3,059 ,005 ,587 ,494 ,449 ,657 1,523 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.10. di atas, dapat diketahui bahwa hasil dari ketiga variabel independen mempunyai nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Oleh sebab itu, model regresi dalam penelitian ini terbukti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. 77 B. Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berdasarkan masukan variabel prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah. Deteksi terhadap terjadinya heteroskedastisitas juga dapat dilihat melalui uji Glejser. Apabila nilai signifikansi variabel independen dari hasil uji Glejser lebih dari signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Dan sebaliknya apabila signifikansi 78 variabel independen dari hasil uji Glejser kurang dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:143). Hasil uji heteroskedastisitas dengan bantuan program SPSS 22 pada penelitian ini ditampilkan pada tabel 4.11. berikut. Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) 1 a Std. Error 14,388 8,241 Prestasi belajar -,068 ,102 Dkgn Keluarga ,013 Lngkn sekolah -,110 t Sig. Beta 1,746 ,091 -,123 -,666 ,511 ,084 ,035 ,160 ,874 ,088 -,274 -1,257 ,219 a. Dependent Variable: absolute Sumber: Data Penelitian, diolah 2015 Hasil dari uji heteroskedastisitas menggunakan program SPSS v.22 pada tabel 4.11. di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari ketiga variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 79 4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda 1. Uji Simultan (Uji F) Tabel 4.12. Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 314,210 3 104,737 Residual 523,124 29 18,039 Total 837,333 32 F 5,806 Sig. ,003 b Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan hasil uji simultan pada tabel 4.12. di atas, maka untuk menguji hipotesis 1 (H1), telah diperoleh nilai F hitung sebesar 5,806 dengan signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari α (0,05), maka hipotesis 1 (H1) diterima, yang berarti bahwa prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 2. Uji Determinasi Simultan (R2) Tabel 4.13. Hasil Uji Determinasi Simultan Model Summary Model 1 R ,613 a R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,375 ,311 4,24721 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Output SPSS pada tabel 4.13. di atas menunjukkan besar Adjusted R2 adalah 0,311. Hal ini berarti 31,1% variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu prestasi 80 belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah. Sedangkan sisanya sebesar 68,9% (100% - 31,1%) disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model. 3. Uji parsial (Uji t) Tabel 4.14. Hasil Uji Parsial Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) 1 Std. Error 44,317 12,579 ,188 ,156 Dkgn Keluarga -,020 Lngkn sekolah ,410 Prestasi belajar a t Sig. Beta 3,523 ,001 ,185 1,202 ,239 ,129 -,028 -,155 ,878 ,134 ,554 3,059 ,005 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.14. di atas, maka untuk menguji hipotesis 2 (H2), telah diperoleh nilai t hitung untuk prestasi belajar sebesar 1,202 dengan nilai signifikansi sebesar 0,239. Karena nilai signifikansi variabel prestasi belajar sebesar 0,239, dan hal itu lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 maka prestasi belajar tidak ada pengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 2 (H2) yang berbunyi ada pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditolak secara uji parsial (uji t). Pengujian hipotesis 3 (H3) dengan menggunakan uji parsial, diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 0,155 dengan signifikansi sebesar 0,878. Karena nilai signifikansi di atas nilai α sebesar 0,05, maka hipotesis 3 (H3) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap 81 minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, jika dilakukan pengujian secara parsial (uji t). Pengujian hipotesis 4 (H4) dengan menggunakan uji parsial, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Karena nilai signifikansi α sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 4. Uji determinasi parsial Tabel 4.15. Hasil Uji Determinasi Parsial Coefficients Model Unstandardized Standar Coefficients dized t a Sig. Correlations Collinearity Statistics Coeffici ents B Std. Beta Zero- Partial Error (Constant) Prestasi belajar 1 Dkgn Keluarga Lngkn sekolah 44,317 12,579 ,188 ,156 -,020 ,410 Part order 3,523 ,001 ,185 1,202 ,239 ,323 ,129 -,028 -,155 ,878 ,339 ,134 ,554 3,059 ,005 ,587 Tolera VIF nce ,218 ,176 ,912 1,097 -,029 -,023 ,657 1,522 ,657 1,523 ,494 ,449 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan nilai koefisien determinasi partial (r2) pada tabel 4.15. di atas, maka kontribusi prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sebesar (0,218)2 x 100% = 4,75%, hal tersebut berarti bahwa prestasi belajar memiliki kontribusi untuk menjelaskan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius 82 Ungaran sebesar 4,75%, namun untuk hipotesisnya ditolak karena nilai signifikansinya lebih besar daripada taraf signifikansi. Dengan asumsi variabel dukungan keluarga dan lingkungan sekolah dianggap tetap/ konstan. Kontribusi variabel dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar (0,029)2 x 100% = 0,08 %, hal tersebut berarti bahwa dukungan keluarga memiliki kontribusi untuk menjelaskan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran sebesar 0,08, namun untuk hipotesisnya ditolak karena nilai signifikansinya lebih besar daripada taraf signifikansi. Dengan asumsi variabel prestasi belajar dan lingkungan sekolah dianggap tetap. Sedangkan kontribusi variabel lingkungan sekolah terhadap variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sebesar (0,494)2 x 100% = 24,40 %, hal tersebut berarti bahwa lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 24,40% terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran. Dengan asumsi variabel prestasi belajar dan dukungan keluarga dianggap tetap. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Lingkungan sekolah mempunyai kontribusi paling besar terhadap variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan variabel prestasi belajar dan dukungan keluarga. 83 4.2.4. Analisis Regresi Berganda Tabel 4.16. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients Model Unstandardized Standa Coefficients rdized t a Sig. Correlations Collinearity Statistics Coeffic ients B Std. Beta Error (Constant) Prestasi belajar 1 Dkgn Keluarga Lngkn sekolah 44,317 12,579 ,188 ,156 -,020 ,129 ,410 ,134 Zero- Partia order l Part Tolera VIF nce 3,523 ,001 ,185 1,202 ,239 ,323 ,218 ,176 ,912 1,097 -,155 ,878 ,339 -,029 -,023 ,657 1,522 ,554 3,059 ,005 ,587 ,494 ,449 ,657 1,523 -,028 Sumber: Data penelitian, diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.16. di atas, diperoleh koefisien untuk variabel independen yaitu X1 = 0,188, X2 = 0,020, X3 = 0,410, dengan konstanta sebesar 44,317. Dengan demikian, dapat dihasilkan regresi berganda sebagai berikut. Y = 44,317+ 0,188X1 + 0,020X2 + 0,410X3 Persamaan regresi di atas, memiliki makna sebagai berikut. 1. Konstanta (a) sebesar 44,317 artinya apabila variabel independen yaitu prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah mempunyai nilai 0, maka minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi nilainya sebesar 44,317. 2. Koefisien regresi variabel prestasi belajar (X1) sebesar 0,188 artinya jika prestasi belajar mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel minat 84 melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mengalami peningkatan sebesar 0,188 satuan, dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap. 3. Koefisien regresi variabel dukungan keluarga (X2) sebesar 0,020 artinya jika dukungan keluarga mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mengalami peningkatan sebesar 0,020 satuan, dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap. 4. Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X3) sebesar 0,410 artinya jika variabel lingkungan sekolah mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mengalami peningkatan sebesar 0,410 satuan, dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah secara Simultan terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Hasil penelitian pada uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran. Secara simultan (bersama-sama), prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 31,1% terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai signifikansi sebesar 0,003. Hasil 85 tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara bersama-sama memberikan dampak pada peningkatan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bagi peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini selaras dengan teori yang telah dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2011: 132) bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor internal yakni fisiologis dan psikologis: dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mengandung makna minat untuk belajar sehingga faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sama dengan faktor yang mempengaruhi dalam belajar. Hasil ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyanti dkk (2013) bahwa minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor internal (potensi diri, ekspektasi masa depan dan motivasi) dan faktor eksternal (peluang, lingkungan sosial, situasi dan kondisi). Minat adalah keadaan psikologis yang menjadikan seorang individu menginginkan untuk melakukan sesuatu. Minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang dialami oleh peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik tersebut mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi sehingga minat yang tinggi selalu diiringi dengan motivasi yang tinggi. Minat seorang individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Pada 86 penelitian ini faktor internal berupa prestasi belajar dan faktor eksternal berupa dukungan keluarga dan lingkungan sosial di sekolah. Minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran rata-rata pada kategori yang tinggi. Hal ini menunjukkan secara umum peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Minat yang tinggi ini juga diimbangi dengan prestasi belajar siswa yang tinggi. Prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai raport semester V pada mata pelajaran ekonomi yang mencapai KKM. Dukungan keluarga dilihat dari persepsi peserta didik juga cukup tinggi. Hal ini menunjukkan keluarga peserta didik mendukung penuh minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lingkungan sosial sekolah juga sangat interaktif dimana interaksi yang terjalin antara peserta didik dengan teman sekolahnya, gurunya, karyawan sekolahnya berjalan dengan intensitas yang cukup tinggi. Kombinasi pada ketiga variabel independen ini mempunyai nilai yang tinggi selaras dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang tinggi juga. Prestasi belajar peserta didik yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah nilai raport ekonomi pada semester V. Nilai raport ekonomi menunjukkan seberapa paham siswa dalam memahami ilmu ekonomi selama satu semester, karena nilai raport merupakan representasi dari nilai harian, nilai UTS dan nilai UAS. Peserta didik yang mempunyai prestasi baik dalam mata pelajaran ekonomi secara umum mempunyai ketertarikan yang tinggi pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini terjadi karena peserta didik yang tertarik dengan mata pelajaran ekonomi 87 akan mendorongnya untuk belajar lebih giat sehingga menjadikannya mendapatkan prestasi yang baik. Dorongan ini juga berasal dari pujian yang diterima peserta didik ketika mendapatkan prestasi. Sardiman (2006:79) mengungkapkan bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi. Peserta didik yang telah mendapatkan prestasi yang baik dalam mata pelajaran ekonomi maka dia akan tertarik untuk mempelajari ilmu ekonomi secara lebih mendalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Prestasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi merupakan faktor pendorong dari diri seorang peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang mempunyai prestasi tinggi dalam mata pelajaran ekonomi cenderung akan mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada peserta didik mempunyai peranan yang sangat besar pada tinggi rendahnya minat seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sifat labil yang dimiliki oleh peserta didik SMK yang berada pada rentang usia remaja membutuhkan peranan keluarga sebagai pengarah. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dalyono (2007:59) bahwa “Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar”. Peserta didik yang didukung penuh oleh keluarganya baik berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional akan mempunyai modal yang lebih tinggi untuk mendorong minatnya 88 melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan dari keluarga ini memberikan semangat kepada peserta didik untuk lebih percaya diri melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Besarnya dukungan keluarga akan selaras dengan tingginya minat seorang peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik yang mempunyai persepsi kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya cenderung mempunyai minat yang lemah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, meskipun memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena dorongan semangat dari orang-orang terdekatnya sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan lingkungan sosial sekolahnya memberikan pengaruh kepada peserta didik. Guru-guru di SMK Kanisius Ungaran tidak hanya memberikan pengajaran, tapi juga memberikan motivasi dan informasi kepada peserta didik untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya. Secara tidak langsung keadaan ini akan memotivasi peserta didik sehingga meningkatkan minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Interaksi yang intensif dengan teman sekolah yang berupa obrolan maupun ajakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi juga akan berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Teman sekolah berpengaruh besar terhadap perkembangan peserta didik. Sama halnya yang diungkapkan oleh Desmita (2009:219) bahwa “perkembangan kehidupan 89 sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupannya”. Interaksi yang diterapkan oleh sekolah terjalin dengan komunikatif. Sehingga antara kepala sekolah dan peserta didik terjadi berupa interaksi langsung maupun kebijakan kepala sekolah untuk peserta didik. Interaksi langsung yang terjadi berupa pemberian motivasi/ arahan oleh kepala sekolah kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pemberian motivasi ini sering dilakukan oleh kepala sekolah baik pada saat upacara bendera maupun pada saat kegiatan-kegiatan tertentu. Kombinasi dari ketiga varabel independen yaitu prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah yang merupakan faktor internal dan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh terhadap minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pengaruh yang muncul adalah pengaruh positif dimana jika ketiga variabel independen secara simultan mengalami kenaikan satu poin, maka variabel dependen juga mengalami kenaikan juga, itu berlaku jika variabel lain dianggap konstan. 4.3.2. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,202 dengan nilai signifikansi sebesar 0,239, kerena nilai signifikansi lebih besar daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar ekonomi tidak ada pengaruhnya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 2 (H2) yang berbunyi terdapat 90 pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditolak secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial (r2) menghasilkan nilai sebesar 4,75%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel bebas (Prestasi Belajar Ekonomi) sebesar 4,75% dapat menjelaskan variabel terikat (Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi). Meskipun ketiga variabel independen ini digabungkan akan meningkatkan variabel dependennya yakni minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi ketika kombinasi variabel ini dilakukan uji secara parsial, ternyata hasil dari variabel prestasi belajar tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil prestasi yang baik, belum tentu menjadi semangat bagi peserta didik, namun kondisi psikologis, penanaman moral yang baik serta pujian-pujian terhadap prestasi belajar juga perlu dilakukan, agar peserta didik terpacu untuk meningkatkan kualitas diri dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Walaupun hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, akan tetapi hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa tidak selamanya variabel –variabel bebas akan berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2012: 70) yang mengatakan bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar tidak dapat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh agustine, hanya variabel metode pembelajaran yang berpengaruh signifikan sebesar 35,6% terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 91 Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sofiarini (2011:66) yang menyatakan bahwa prestasi belajar dan dukungan orangtua tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di kelurahan sendangguwo, semarang tahun ajaran 2009/2010. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh sofiarini secara bersama-sama menunjukkan pengaruh yang signifikan dukungan orangtua, lingkungan dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 45,6%, namun hanya lingkungan yang berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 26,2%. Baharuddin dan Wahyuni (2008) mengemukakan bahwa faktor psikologis mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran peserta didik. Prestasi yang diraih oleh peserta didik akan berpengaruh positif pada psikologisnya sehingga akan meningkatkan minat dan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi. Pujian yang diterima ketika meraih prestasi juga akan meningkatkan minatnya seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2008:79) bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi. Data prestasi belajar ekonomi pada penelitian ini diambil dari nilai raport mata pelajaran ekonomi semester V. Semua nilai raport mata pelajaran ekonomi milik responden masuk dalam kriteria tuntas karena tidak ada nilai yang di bawah KKM. Nilai raport yang mencapai KKM menunjukkan bahwa peserta didik telah memahami dan menguasai materi yang telah diajarkan. Pemahaman peserta didik pada materi yang telah diajarkan menjadi modal utama untuk mempelajari materi 92 pada materi selanjutnya. Pada hakikatnya penguasaan materi oleh peserta didik menunjukkan kesiapan peserta didik untuk menerima materi selanjutnya. Peserta didik yang mempunyai prestasi yang baik pada mata pelajaran ekonomi akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk lebih memahami materi dalam ilmu ekonomi. Peserta didik ini akan selalu ingin menambah pengetahuannya tentang ilmu ekonomi. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi jawaban atas keinginannya dalam menguasai ilmu ekonomi. Penguasaannya pada bidang ilmu ekonomi akan menjadikannya mempunyai rasa percaya diri yang tinggi untuk mempelajari ilmu ekonomi dibandingkan dengan ilmu lainnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peserta didik yang mempunyai prestasi baik dalam ilmu ekonomi, cenderung mempunyai minat yang tinggi pula untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniyati (2015:80) yang menyatakan bahwa prestasi belajar tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Uraian di atas memberikan sebuah penjelasan bahwa prestasi belajar ekonomi tidak berbanding lurus dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan kata lain, variabel prestasi belajar ekonomi tidak dapat berpengaruh pada minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran. 93 4.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0,155 dengan nilai signifikansi sebesar 0,878, karena nilai signifikansi lebih besar daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga tidak ada pengaruhnya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 3 (H3) yang berbunyi ada pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditolak secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial (r2) menghasilkan nilai sebesar 0,08%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel bebas (dukungan keluarga) sebesar 0,08% dapat menjelaskan variabel terikat (Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi). Meskipun ketiga variabel independen ini digabungkan akan meningkatkan variabel dependennya yakni minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi ketika kombinasi variabel ini dilakukan uji secara parsial, ternyata hasil dari variabel dukungan keluarga tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofiarini (2011:65) yang menyatakan bahwa dukungan orangtua tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada penelitian yang dilakukan sofiarini, hanya lingkungan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di kelurahan sendangguwo sebesar 26,2%. Namun secara bersama-sama antara 94 variabel dukungan orangtua, lingkungan, dan prestasi dapat berpengaruh signifikan sebesar 45,6%. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baihaqi (2011:84) yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga tidak dapat berpengaruh terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa SMAN 1 Mayong Kabupaten Jepara. Pada penelitian yang dilakukan oleh Baihaqi antara pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggin sebesar 29,48%. Disiplin belajar berpengaruh signifikan terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 21,5% Keinginan anak yang besar terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tidak didukung dengan motivasi yang besar pula dari orangtua, karena berbagai macam kondisi yang menyebabkan orangtua berfikir agar bagaimana anaknya setelah lulus SMK langsung kerja. Hal ini menyebabkan menyebabkan terjadinya menurunnya semangat dari anak untuk memiliki keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan Dalyono (2007:59) bahwa cukup atau kurangnya perhatian orangtua dan bimbingan dari orangtua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orangtua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anaknya dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Kesulitan 95 belajar yang dialami oleh peserta didik menjadikan minatnya untuk belajar lebih luas di jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan menurun. Dukungan keluarga bagi peserta didik merupakan elemen yang sangat penting untuk menunjang minatnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kehidupan peserta didik yang sebagian besar dijalani di keluarga menjadi alasan yang kuat untuk hal tersebut. Lebih dari 17 jam setiap harinya peserta didik berada di lingkungan keluarga sehingga mewujudkan sebuah ikatan emosional yang kuat antara peserta didik dan keluarganya. Sebelum memasuki pendidikan formal, peserta didik juga mendapatkan pelajaran dari keluarga. Sedikit banyak pelajaran yang diberikan oleh keluarga akan tertanam di jiwa peserta didik. Dukungan dari keluarga adalah sebuah pemompa semangat bagi peserta didik untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Hal ini berlaku pada minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan yang diberikan oleh keluarga, baik berupa dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penilaian maupun dukungan emosional akan mendorong minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik akan merasa mempunyai modal yang lebih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jika dia mendapatkan dukungan dari keluarga dengan baik. Dukungan informasi, dukungan penilaian, dan dukungan emosional lebih bersifat rohaniah dimana dukungan-dukungan tersebut berguna bagi jiwa dan pemikiran peserta didik. Dukungan tersebut berfungsi untuk meningkatkan semangat dan menambah pemahaman kepada peserta didik tentang betapa pentingnya untuk meningkatkan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan 96 tinggi. Informasi yang peneliti dapatkan dari pihak sekolah, bahwa rata-rata peserta didik kurang berminat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena kurangnya dukungan dari keluarga. Keluarga merasa peserta didik sudah cukup mengenyam pendidikan sampai SMK dan menyarankan untuk bekerja daripada kuliah. Hal ini terjadi karena sebagian besar keluarga peserta didik berasal dari keluarga yang kondisi ekonominya rendah dan masih mempunyai pola pikir yang sederhana. Mereka berpikir sempit bahwa lulusan SMK sudah cukup sebagai bekal hidup di lingkungannya. Dukungan instrumental tidak selalu berbanding lurus dengan jenis dukungan lainnya karena dukungan ini bersifat materiil. Dukungan instrumental merupakan dukungan fisik yang berupa dukungan materi yang diberikan oleh keluarga kepada peserta didik. Dukungan ini dapat berupa biaya ketika kuliah maupun biaya yang dikeluarkan untuk persiapan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Latar belakang ekonomi keluarga yang menengah ke bawah dan mata pencaharian yang rata-rata menjadi buruh pabrik membuat masih banyak keluarga peserta didik yang kurang memberi dukungan instrumental. Masih banyak keluarga peserta didik yang merasa tidak sanggup untuk membiayai kuliah peserta didik. Kekurangan materi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bagi sebagian peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran dapat teratasi dengan adanya program beasiswa bidikmisi. Beasiswa bidikmisi mewujudkan impian peserta didik berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa terbebani masalah biaya. Beasiswa 97 bidikmisi telah memacu peserta didik untuk berlomba-lomba melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan begitu dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan emosional telah lebih dari cukup untuk meningkatkan minat peserta didik melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam meningkatkan minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan keluarga menjadi modal sekaligus pendorong minat peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan dukungan yang besar dari keluarganya akan senantiasa mempunyai minat yang besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Begitu juga sebaliknya peserta didik yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya maka dia akan cenderung kurang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianasari (2015:103) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dapat dikatakan juga bahwa hasil penelitian ini tidak berbanding lurus dengan Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2006) yang mengungkapkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga berpengaruh signifikan terhadap motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,059 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05, hal ini menunjukkan nilai signifikansi lebih 98 kecil daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 4 (H4) yang berbunyi terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bisa diterima secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial (r2) menghasilkan nilai sebesar 4,75%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel bebas (lingkungan sekolah) sebesar 24,40% dapat menjelaskan variabel terikat (Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi). Lingkungan sekolah mempunyai dua sisi yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Pada penelitian ini hanya lingkungan sosial yang digunakan sebagai acuan penelitian. Lingkungan sosial peserta didik bisa dilihat dari interaksinya dengan pihak-pihak yang ada di sekolah yakni kepala sekolah, buruh, karyawan sekolah dan teman sekolah. Interaksi ini menjadi ukuran apakah peserta didik mempunyai interaksi yang tinggi/ rendah dengan pihak-pihak tersebut. Interaksi yang terjadi antara peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran dengan para guru terjadi dengan cukup intens. Di sela-sela mengajar guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Penyampaian materi oleh guru yang mudah dan menyenangkan menjadikan peserta didik lebih mudah memahami dan senang dengan materi tersebut. Wawasan, motivasi dan penyampaian materi mudah dan menyenangkan oleh guru secara tidak langsung akan meningkatkan minat peserta didik ke perguruan tinggi. 99 Interaksi antara peserta didik dengan guru akan berdampak positif kepada minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik yang interaksinya lebih intens dengan gurunya akan mempunyai minat yang lebih tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya. Motivasi dan wawasan yang diberikan oleh guru akan membuka pola pikir peserta didik. Peserta didik yang awalnya mempunyai pola pikir yang sederhana menganggap bahwa pendidikan di SMK sudah cukup untuk bekal mengarungi hidup, tetapi dengan wawasan dan motivasi yang diberikan oleh guru akan membuka pola pikir mereka bahwa pendidikan harus dicapai setinggitingginya. Keadaan di atas juga terjadi pada interaksi antara kepala sekolah dengan peserta didik. Meskipun tidak se-intens guru, kepala SMK Kanisius Ungaran juga sering memberi nasehat dan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada kesempatan ketika ada kegiatankegiatan seperti upacara bendera dan kegiatan-kegiatan tertentu. Pengaruh antara interaksi peserta didik dengan karyawan sekolah tidak berbeda keadaannya dengan interaksi antara peserta didik dengan guru dan kepala sekolah. Karyawan sekolah banyak berinteraksi dengan peserta didik pada pemberian informasi seleksi masuk perguruan tinggi. Karyawan sekolah juga membantu mendaftarkan peserta didik pada seleksi masuk perguruan tinggi. Pelayanan dan bantuan yang diberikan oleh karyawan sekolah membuat peserta didik merasa nyaman untuk mengurus administrasi. Kenyamanan dan kemudahan ini secara tidak langsung akan meningkatkan minat peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. 100 Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan teman sekolahnya sedikit berbeda dengan interaksi antara peserta didik dengan guru, kepala sekolah dan karyawan sekolah. Jika interaksi antara peserta didik dengan guru, kepala sekolah dan karyawan sekolah secara umum relatif sama tingginya bagi setiap peserta didik, tetapi interaksi antara peserta didik dengan teman sekolahnya akan sangat beragam. Ada peserta didik yang mempunyai banyak teman sehingga banyak beriteraksi dengan teman, adapula peserta didik yang tidak banyak mempunyai teman sehingga kurang banyak berinteraksi dengan teman sekolahnya. Peserta didik yang lebih banyak dengan teman akan mendapatkan wawasan dan pemahaman yang lebih luas tentang perguruan tinggi karena antar peserta didik saling bertukar informasi. Pada usia ini, peserta didik akan menganggap teman sekolah sebagai teman untuk berbagi masalah kehidupan. Permasalahan yang dibahas pada pembicaraan antar peserta didik meliputi berbagai hal termasuk pendidikan dan masa depan. Peserta didik akan saling memberi informasi tentang perguruan tinggi sehingga pengaruhnya terhadap peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi cukup besar. Hipotesis pada penelitian ini tentang adanya pengaruh antara lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi selaras dengan pandangan Hurlock dalam Yusuf (2009:54) yang mengemukakan pentingnya lingkungan sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah menjadi tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku. Sekolah akan membuka pola pikir peserta didik secara luas dan beragam. Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyanti dkk 101 (2013) bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah lingkungan sosial. BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasakan hasil analisis dalam penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh antara prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan secara simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang sebesar 31,1%. 2. Tidak ada Pengaruh Prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. 3. Tidak ada Pengaruh Dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. 4. Lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 24,40% terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. 102 103 5.2. Saran Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik lebih aktif mencari informasi mengenai beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi terkait dengan minat peserta didik yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sehingga keterbatasan biaya tidak menjadi penghalang. 2. Sekolah memberikan pemahaman kepada orangtua siswa terkait pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 3. Keluarga dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena keluarga merupakan lingkungan awal peserta didik memperoleh pendidikan. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel penelitian tidak hanya pada prestasi belajar, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bervariatif. 104 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Agustine, Felicia. 2012. Pengaruh Motivasi Belajar, metode pembelajaran, dan Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa Melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi pada SMK Bethel Jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran. Semarang: UNNES Arifin, dkk. 2013. “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Partisipasi Anak Pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Dalam Jurnal Edu Geography. Volume 1 No. 2. Hal 6-10. Semarang: UNNES Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian: SuatuPendekatan. Jakarta: RinekaCipta Acker-Ball, Shawna L. 2007. A Case Study Of The Influence Of Family On FirstGeneration College Students’Educational Aspirations Post High School. Washington, D.C.: University of Maryland, College Park, in partial fulfillment APK Indonesia Hanya 18%. http://www.menkokesra.go.id/content/apk-indonesiahanya-187-persen. 20 Juni 2014. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Baihaqi, Fitri. 2011. Pengaruh Disiplin Belajar, dan Lingkungan Keluarga terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada Siswa SMAN 1 Mayong Kabupaten Jepara. Semarang. UNNES Basu Swastha & Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE Dalyono. M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Damayanti, Safitri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa SMA Negeri di Kota Malang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Bidang Ekonomi (Studi pada siswa SMA kelas XII IPS SMA Negeri 2 Malang, SMA Negeri 6 Malang, dan MAN Malang I). Malang:Universitas Negeri Malang DEPDIKNAS. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: RemajaRosdaKarya Djaali. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Febrianasari, Wiwit. 2015. Pengaruh Dukungan Keluarga, Lingkungan Sosial, Potensi diri dan Informasi Perguruan Tinggi terhadap Minat Melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1 Kebumen. Semarang: UNNES Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 105 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. The Liang Gie. 1995. Cara belajar yang efisien. Yogyakarta: Liberty Gladding, S. T. 2012. Konseling profesi yang menyeluruh. Jakarta: Indeks Gujarat, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: ANDI OFFSET Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta Indriyanti, dkk. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Kurniyati, Eni. 2015. Determinan Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Banjarnegara. Semarang: UNNES Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya Nasution, Syafrina. 2010.”Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Anak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi”. Dalam Jurnal Pendidikan. Volume 00 Nomor 00 2013. Medan: Universitas Negeri Medan Pendidikan tinggi di indonesia.http://www.dikti.go.id (diunduh pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 08.20 WIB) Purwanto, Ngalim. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sochib, Mohamad. 2000. Pola Asuh Orang tua Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: RinekaCipta dalam Membantu Sofiarini, Andrian Dian. 2011. Pengaruh Dukungan Orangtua, Lingkungan, dan Motivasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada siswa SMA Kelas XII di Kelurahan Sendangguwo Semarang tahun Ajaran 2009/2010. Semarang: UNNES Subagyo, Pangestu. 2003. Statistik. Yogyakarta: BPFEUGM Sudjana, N. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sunarto. 1996. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta 106 Suryani, Nanik. 2006. “Pengaruh Kondisi Sosial dan Ekonomi Orangtua terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi”. Semarang: UNNES Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tanner, D., & Tanner, L. 1975. Curriculum development: Theory into practice. New York: Macmilan Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta.:Grasindo Http://www. Populer.web.id.201411pendaftaran-online-dikti.html (diunduh pada tanggal 19 Januari 2015 pukul 08.14 WIB) Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. 107 Lampiran 1 Daftar Nama Siswa SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015 (Responden Penelitian) No NAMA SISWA JENIS KELAMIN KODE RESPONDEN 1. Chinta Agustina Perempuan R-001 2 Christine Chandra D. S. Perempuan R-002 3 Danang Putranto Laki – laki R-003 4 Daniel Sutrisna Laki – laki R-004 5 Della Rosalia Fatmawati Perempuan R-005 6 Deva D. K. Perempuan R-006 7 Dian Novita Sari Perempuan R-007 8 Dwi Anggraeni Perempuan R-008 9 Ellen Angelika Perempuan R-009 10 Jefri Yulianto Laki – laki R-010 11 Krestina Enik Setiani Perempuan R-011 12 Nathanael Bramahdi Pangesya Aji Laki – laki R-012 13 Wahyu Budi K Laki – laki R-013 14 Widya Kartika Perempuan R-014 15 Windi Astuti Perempuan R-015 16 Agustina Puji R Perempuan R-016 17 Yustika Dian Krismandita Perempuan R-017 18 Asista Ika Lestari Perempuan R-018 19 Catur Wahyu Pambudi Laki – laki R-019 20 Devi Eka Istiana Perempuan R-020 21 Eka Mardianti Perempuan R-021 22 Vera W Perempuan R-022 23 Leersia Hexsandra W Perempuan R-023 24 Melva Monica Perempuan R-024 25 Meta Narwarni Perempuan R-025 108 26 Puput Nur Saputri Perempuan R-026 27 Ratih Purwanti Perempuan R-027 28 Rias Susanti Perempuan R-028 29 Sandi Suci Perempuan R-029 30 Siti Ariantiningsih Perempuan R-030 31 Titis Herawati Perempuan R-031 32 Tri Istianti Perempuan R-032 33 Youlan Febri Anindya Putri Perempuan R-033 109 Lampiran 2 Daftar Responden Uji Coba No NAMA SISWA JENIS KELAMIN KODE RESPONDEN 1 Yoga Bhakti V. Laki-laki R-001 2 Setyo Hadi D. Laki-laki R-002 3 Nadya Susan Perempuan R-003 4 Ira Eko Safitri Perempuan R-004 5 Fransisca Indah D. C. Perempuan R-005 6 Deo Laki-laki R-006 7 Ayuk W. Perempuan R-007 8 Arista Dewi N. Perempuan R-008 9 Anita Fadilla Sari Perempuan R-009 10 Anang Dwi Pamungkas Laki-laki R-010 11 Irma Rahayu Perempuan R-011 12 Indah Widiyaningsih Perempuan R-012 13 Haryati Perempuan R-013 14 Irsan Maulana Laki-laki R-014 15 Gia Aditya P. P Laki-laki R-015 16 Lusia Budi S. Laki-laki R-016 17 Meilia Kustanti Perempuan R-017 18 Puji Astutik Perempuan R-018 19 Risa Andriani Perempuan R-019 20 Sriyanti Perempuan R-020 21 Stefanus Laki-laki R-021 22 Yustina Gracy P. Perempuan R-022 110 Lampiran 3 Uji Coba Instrumen Penelitian UJI ANGKET PENELITIAN NAMA : KELAS/ JURUSAN : Petunjuk : 1. Tulislah identitas anda dengan lengkap ! 2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang ada, dengan pilihan jawaban dan mempunyai bobot poin sebagai berikut: SS : Sangat setuju (5) TS : Tidak setuju (2) S : Setuju (4) STS : Sangat tidak setuju (1) RR : Ragu-ragu (3) 1. MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi KEBUTUHAN 1 Semua orang berfikir bahwa melanjutkan ke perguruan tinggi adalah sebuah kebutuhan 2 Saya akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih, saat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi 3 Saya berminat masuk ke Perguruan Tinggi agar siap dengan perkembangan dunia kerja di masa mendatang yang membutuhkan banyak lulusan dari perguruan tinggi 4 Saya berfikir besarnya peluang kerja yang ada pada masingmasing jurusan di perguruan tinggi, menjadi pertimbangan seseorang untuk memilih studi di suatu perguruan tinggi 5 Saya berfikir bahwa jurusan ekonomi (akuntansi atau Sangat Setuju Setuju RaguRagu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 111 administrasi perkantoran) adalah jurusan yang memiliki peluang kerja yang luas di masa mendatang KEINGINAN 6 Saya melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi karena keinginan diri sendiri 7 Saya tertarik masuk jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) dibandingkan dengan yang lain 8 Saya ingin mengembangkan pengetahuan di bidang ekonomi melalui jurusan (akuntansi atau administrasi perkantoran) di Perguruan Tinggi. 9 Saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi yang memiliki akreditasi terbaik pada jurusan yang saya minati KEINGINTAHUAN 10 Saya mencari informasi tentang sistem pendidikan di perguruan tinggi 11 Saya mencari informasi tentang jurusan yang saya minati di perguruan tinggi 12 Saya mencari informasi tentang macam-macam prodi yang ada di perguruan tinggi 13 Saya mencari informasi tentang panduan masuk perguruan tinggi 14 Saya mencari tahu tentang akreditasi pada jurusan yang saya minati di masing-masing perguruan tinggi 15 Saya mencari informasi tentang jenis-jenis beasiswa yang ditawarkan di berbagai perguruan tinggi 16 Saya mencari tahu tentang besarnya biaya pada jurusan yang saya minati di berbagai perguruan tinggi MOTIVASI 112 17 Saya akan dapat mengembangkan kemampuan yang saya miliki setelah saya melanjutkan ke perguruan tinggi 18 Saya yakin bisa masuk ke perguruan tinggi jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran. karena saya lulusan dari SMK jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) 19 Saya akan merasa bangga, jika dapat masuk di perguruan tinggi yang memiliki akreditasi baik pada jurusan yang saya minati 20 Saya akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah saya lulus dari perguruan tinggi PERHATIAN 21 Saya mengikuti perkembangan tentang pendidikan di perguruan tinggi 22 Saya telah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi 23 Saya rajin belajar untuk mempersiapkan masuk perguruan tinggi jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) 2. DUKUNGAN KELUARGA Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi DUKUNGAN INFORMASI 24 Keluarga menyarankan untuk kuliah daripada kerja setelah lulus SMK 25 Keluarga memberi nasehat kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 26 Keluarga memberi informasi tentang seleksi masuk perguruan Sangat Sering Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah 113 tinggi Keluarga memberi informasi tentang pendidikan di perguruan tinggi DUKUNGAN PENILAIAN/ PENDAMPINGAN 28 Keluarga tidak keberatan jika saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 29 Keluarga siap diajak diskusi tentang perguruan tinggi 30 Keluarga membimbing saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 31 Keluarga menghargai pendapat/ keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi DUKUNGAN INSTRUMENTAL 32 Keluarga siap membiayai jika saya masuk perguruan tinggi 33 Keluarga siap membantu saya dalam pendaftaran seleksi masuk ke perguruan tinggi 34 Keluarga memberi dukungan fasilitas untuk persiapan masuk ke perguruan tinggi DUKUNGAN EMOSIONAL 35 Keluarga memberi motivasi kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 36 Keluarga mendorong kepada saya untuk belajar yang rajin supaya diterima di perguruan tinggi 37 Keluarga memberikan kepercayaan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan pilihan saya sendiri 27 114 3. LINGKUNGAN SEKOLAH Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi Interaksi dengan Guru 38 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 39 Guru bersedia diajak diskusi tentang perguruan tinggi 40 Guru memberikan informasi tentang tips dan trik masuk perguruan tinggi 41 Guru memberikan info tentang jurusan yang sesuai dengan karakteristik siswa 42 Guru memberikan rekomendasi tentang perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan siswa 43 Guru merekomendasikan bukubuku terkait persiapan masuk perguruan tinggi Interaksi dengan Kepala Sekolah 44 Kepala Sekolah memberikan informasi tentang pentingnya melanjutkan ke perguruan tinggi 45 Kepala Sekolah memberikan motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 46 Kepala Sekolah mendorong peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 47 Kepala Sekolah mempersiapkan siswa untuk seleksi masuk perguruan tinggi Interaksi dengan Karyawan Sekolah 48 Karyawan sekolah memberi informasi tentang perguruan tinggi dan karakteristiknya masing-masing. 49 Karyawan sekolah memberikan informasi tentang tata cara masuk perguruan tinggi Sangat Sering Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah 115 50 Karyawan sekolah membantu peserta didik dalam pendaftaran ke perguruan tinggi Interaksi dengan Teman sekolah 51 Teman sekolah mengajak saya untuk mendaftar ke perguruan tinggi 52 Teman sekolah memberikan motivasi kepada saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 53 Teman sekolah bersedia diajak diskusi tentang perguruan tinggi 54 Teman sekolah memberikan informasi tentang tips dan trik masuk perguruan tinggi ~Selamat Mengerjakan~ 116 Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian KISI-KISI UJI COBA ANGKET PENELITIAN PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG No 1 2 3 Variabel Minat Masuk PT Bidang Ekonomi (Y) Dukungan Keluarga (X2) Lingkungan Sekolah (X3) Indikator Kebutuhan Keinginan Keingintahuan Motivasi Perhatian Dukungan Informasi Dukungan Penilaian/ Pendampingan Dukungan Instrumental Dukungan Emosional Interaksi dengan Guru Interaksi dengan Kepala Sekolah Interaksi dengan Karyawan Interaksi dengan teman sekolah Total Butir Soal NomorSoal 1, 2,3 ,4, 5 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20 21, 22, 23 24, 25, 26, 27 28, 29, 30, 31 Jumlah Soal 5 soal 4 soal 7 soal 4 soal 3 soal 4 soal 4 soal 32, 33, 34 35, 36, 37 38, 39, 40, 41, 42, 43 44, 45, 46, 47 3 soal 3 soal 6 soal 48, 49, 50 51, 52, 53, 54 3 soal 4 soal 54 Soal 4 soal 117 Lampiran 5 Data Hasil Uji Coba Instrumen Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Nomor Soal Resp. R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 1 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 2 4 5 4 4 3 5 2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 2 5 5 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 1 5 4 3 4 6 3 3 4 3 4 5 5 4 5 5 3 2 4 5 5 4 3 5 7 3 3 5 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 8 4 3 5 4 3 3 5 3 4 3 3 2 3 5 5 3 2 4 9 4 2 5 5 4 4 5 4 5 5 4 2 5 5 5 4 3 5 10 2 3 5 5 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 5 11 4 2 5 5 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 5 3 3 5 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 4 4 5 3 2 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 23 2 2 4 3 4 3 4 3 5 3 3 2 4 4 5 4 2 4 Minat Melanjutkan Ke PT 82 72 100 98 94 86 102 85 101 87 89 63 90 102 108 86 72 110 118 R-019 R-020 R-021 R-022 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 1 4 5 4 3 4 5 5 3 4 5 5 2 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 4 3 3 4 5 3 3 4 5 3 Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Dukungan Keluarga Resp. R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 Nomor Soal 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 1 2 3 3 3 4 3 3 5 1 5 5 3 4 4 5 5 5 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 1 1 5 5 5 5 3 3 3 4 5 5 2 2 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 3 1 1 3 3 4 4 1 3 3 3 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 Dukungan Keluarga 16 29 39 55 48 36 37 36 52 25 40 17 52 90 107 106 74 119 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019 R-020 R-021 R-022 5 3 4 2 4 3 3 4 1 4 1 4 3 5 3 3 3 1 4 1 3 2 3 3 1 3 1 4 1 3 3 3 3 1 1 1 4 3 4 4 5 2 3 1 1 4 4 4 3 4 2 3 1 1 4 3 4 4 4 1 3 3 1 4 4 4 4 5 1 3 3 1 4 3 4 3 5 2 2 3 1 4 5 3 3 5 1 1 3 1 5 5 1 3 5 2 1 1 1 5 1 2 4 5 1 2 1 1 5 3 4 5 5 1 3 4 1 5 1 4 3 5 2 3 3 1 61 38 48 46 63 27 32 34 14 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Sekolah Resp. R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 38 39 40 41 42 43 44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Nomor Soal Lingkungan 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Sekolah 3 3 3 1 3 1 3 3 1 1 43 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 47 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 69 3 5 3 3 3 3 4 3 4 3 63 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 28 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 47 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 60 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 47 1 1 1 5 4 1 5 5 5 5 40 120 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019 R-020 R-021 R-022 3 5 3 1 4 5 3 3 4 4 3 3 2 2 4 3 1 4 5 3 3 3 4 1 1 1 2 4 3 1 4 5 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 1 5 5 2 4 3 3 1 1 2 2 4 3 1 4 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 1 3 3 1 1 5 1 2 3 3 3 1 1 3 2 3 1 1 4 1 3 3 3 3 2 1 2 3 1 1 1 4 1 3 3 3 3 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 3 3 2 1 1 3 4 5 1 5 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 4 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 5 4 5 4 4 3 1 2 3 1 1 3 3 5 3 4 4 4 3 4 2 1 1 1 2 5 5 3 3 4 3 3 4 2 1 1 1 2 1 5 1 4 1 2 3 1 2 1 1 1 41 52 52 24 66 46 40 48 43 46 26 22 24 121 Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS v.22 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi 122 DATA HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL DUKUNGAN KELUARGA Correlations Q1 Pearson Correlation Q1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Q3 Sig. (2-tailed) N Q4 ,457 Q6 ,495 * Q7 ,558 ** ,528 ,684 JUMLAH ** ,729 ** ,000 ,007 ,027 ,032 ,011 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** * ** ** ** ** * ** ** ** 22 ** ,703 ,703 ,479 ,736 ,541 ,445 ,718 ,574 ,858 ,842 ** ,000 ,001 ,000 ,009 ,038 ,000 ,005 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ,326 ,159 ,253 ,232 ** ,339 ,302 ,350 ,235 ,423 * ,000 ,138 ,479 ,255 ,300 ,006 ,122 ,172 ,111 ,293 ,050 ,010 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 * ,375 ,356 ,336 ** ,378 ,478 * * ,280 ,477 * ,011 ,086 ,103 ,126 ,004 ,083 ,024 ,010 ,207 ,025 ,001 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** 22 22 ** ** ,839 ,839 22 22 22 * ** ,326 ,530 * ,530 Pearson Correlation ,495 Sig. (2-tailed) ,019 ,000 ,138 ,011 22 22 22 22 22 ** * ,159 ,375 ** ,007 ,024 ,479 ,086 ,000 22 22 22 22 22 22 ** ** ,253 ,356 ** ** ,000 ,255 ,103 ,696 ,640 ,024 * ,479 ,696 ,000 22 ,729 ,729 ,000 ,000 ,725 ,725 ,000 ,003 ,006 ,459 Q14 * ,009 22 Sig. (2-tailed) ,472 Q13 * ,006 ** ,568 ,557 Q12 * ,007 ,000 Pearson Correlation ,712 Q11 ** ,019 ,000 N ,543 Q10 ** ,033 ,033 Sig. (2-tailed) ,568 Q9 ** ,003 22 ,558 Q8 ** ,000 ,000 ,601 ,601 Q5 * Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Q7 ,682 ** ,682 Q4 ** ,457 N Q6 22 Q3 ** Pearson Correlation N Q5 1 Sig. (2-tailed) N Q2 Q2 ,726 ,857 ,000 ,726 ,857 ,897 ,568 ,592 ,670 ,669 ,611 ,534 ,827 ,685 ,812 ,538 ,641 ,892 ** ** ** ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** ** * * * ** ,630 ,002 ,630 ,711 ,602 ,557 ,519 ,464 ,470 ,548 ,705 ** ,002 ,000 ,003 ,007 ,013 ,030 ,027 ,008 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** ** ** ** ** ,931 ,000 ,668 ,001 ,746 ,000 ,563 ,006 ,788 ,000 ,827 ,000 ,856 ,000 ,885 ** ,000 123 N Pearson Correlation Q8 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Q9 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Q10 Sig. (2-tailed) N Q11 22 22 22 ,232 ,336 ** ** ** ,009 ,001 ,300 ,126 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 ** ** ** ** ** ** ** ** ,712 ,640 ,736 ,568 ,592 ,897 ,670 ,711 ,602 ,931 ,668 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** ** ** ** ,678 ,678 ,793 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 1 ** ** ** ** ** ,781 ,004 ,001 ,003 ,001 ,001 22 22 22 22 22 22 22 ** ** ,339 ,378 ** ** ** ** ** ,007 ,009 ,122 ,083 ,001 ,007 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * ,302 ,478 * ** * ** ** ** ** ,445 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 1 ** ** ** ** ,810 ,810 ,002 ,000 22 22 22 1 ** ** * ,006 ,003 ,002 ,000 22 22 22 22 22 * ** ,350 ,534 * ** * ** ** ** ** ** ,011 ,000 22 22 1 ** ** ,000 ,111 ,010 ,000 ,030 ,000 ,000 ,002 ,003 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * ** ,235 ,280 ** * ** ** ** ** ** ** ,005 ,293 ,207 Sig. (2-tailed) ,011 Sig. (2-tailed) N JUM Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 22 ,684 ** ,000 22 ,729 ** ,000 22 ,858 ** ,000 22 ,842 ** ,000 22 ,423 * ,050 22 ,538 ** ,010 22 ,477 * ,025 22 ,641 ** ,001 ,000 22 ,812 ** ,000 22 ,892 ** ,000 ,027 22 ,548 ** ,008 22 ,705 ** ,000 ,000 22 ,856 ** ,000 22 ,885 ** ,000 ,000 22 ,802 ** ,000 22 ,885 ** ,000 ,000 22 ,696 ** ,000 22 ,858 ** ,000 ,000 22 ,623 ** ,002 22 ,825 ** ,000 ,576 ,005 22 ,532 * ,011 22 ,750 ** ,000 ** 22 22 ,700 ,750 ,005 ,032 ,695 ,532 22 Sig. (2-tailed) ,802 ,576 ,000 ,459 ,827 ,687 ,687 Pearson Correlation ,470 ** ,000 22 ,685 ,825 22 ,013 ,574 ,623 ,003 22 ,528 ,700 22 ,003 ,608 ,608 ,000 22 Pearson Correlation ** ,002 ,024 ,630 ,858 22 22 ,741 ,630 ,696 ,002 ,172 ,788 ,610 ,695 22 22 ,464 ,563 ,630 ,000 ,038 ,827 ,519 ,781 ,630 22 ,718 ,611 ,793 ** ,000 ,006 ,746 ,885 ,000 22 ,557 ,802 ,003 ,000 ,669 ,802 ,000 22 ,541 ,741 22 ,001 ,000 ,557 ,610 ,027 Pearson Correlation LAH 22 ,543 22 Sig. (2-tailed) N Q14 ** ,472 N Q13 22 ** Pearson Correlation N Q12 22 ,790 ,790 22 ** ,000 22 ,860 ** ,000 ,860 ** ,000 ,000 ,000 22 22 22 1 ** ,000 ,857 ,857 ,815 ,000 22 22 ** 1 ,815 ,000 22 ,818 ** ,000 ,818 ** ,000 22 ,899 ** ,000 22 22 ** 1 ,899 ,000 124 N 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). DATA HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL LINGKUNGAN SEKOLAH Correlations Q1 Pearson Correlation Q1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q3 Correlation Sig. (2-tailed) N Q4 1 Sig. (2-tailed) N Q2 Q2 Pearson Correlation 22 ,849 Q3 ,849 * ,644 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 JUMLAH ,427 * ,493 * ,438 * ,420 ,138 ,152 ,258 ,046 ,085 ,278 -,055 ,652 ** * * ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,048 ,020 ,042 ,052 ,541 ,498 ,246 ,840 ,706 ,210 ,809 ,001 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * * ,391 ,278 ,336 ,337 ,351 ,415 ,478 * ,206 1 22 * * ,877 ,877 ,773 ,410 ,457 * ,456 ,806 ** * * ,000 ,000 ,000 ,000 ,058 ,032 ,033 ,072 ,210 ,126 ,125 ,109 ,055 ,024 ,357 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * ,406 ,417 ,242 ,296 ,335 ,231 ,285 ,438 * ,135 1 ,000 ,000 22 22 22 * * * * ,696 * * ,906 ,906 * * * ,757 Q7 * * 22 ,813 ,813 Q6 * * ,000 ,917 ,917 Q5 * * * * Q4 * ,935 * ,935 ,808 ,699 ,417 ,431 ,770 ** * * * ,000 ,000 ,000 ,053 ,045 ,061 ,054 ,278 ,181 ,128 ,302 ,198 ,041 ,549 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * ,399 ,367 ,421 ,355 ,370 * ,270 1 ,807 * ,784 * ,521 * ,485 * ,448 ,376 ,465 ,852 ** 125 Sig. (2-tailed) N Pearson Q5 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q6 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q7 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q8 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q9 Correlation Sig. (2-tailed) N Q10 Pearson Correlation ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 * * * * ,757 ,696 ,808 ,807 ,000 ,000 ,013 ,022 ,036 ,066 ,093 ,051 ,105 ,090 ,085 ,029 ,225 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * ,401 ,252 ,317 ,361 ,420 ,303 ,134 ,229 ,337 ,219 ,000 ,034 ,064 ,258 ,151 ,099 ,051 ,171 ,553 ,306 ,125 ,327 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * ,342 ,370 ,412 1 * * * * ,000 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 * * * * * ,644 ,773 ,699 ,784 ,701 * * * * * ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 ,427 * * * * 1 22 ,410 ,417 ,521 ,048 ,058 ,053 ,013 ,034 ,279 22 22 22 22 22 22 ,493 * ,457 * ,431 * ,485 * ,453 ,701 * ,242 ,401 ,290 ,453 ,279 ,191 ,230 ,222 ,047 ,006 ,018 ,014 ,119 ,090 ,056 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * 1 22 ,914 ,914 * ,210 ,278 ,162 -,078 ,013 -,054 ,027 ,000 ,000 ,000 ,349 ,211 ,472 ,729 ,952 ,810 ,904 ,009 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * 1 ,064 ,191 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 * * ,406 ,448 * ,252 ,267 ,042 ,033 ,061 ,036 ,258 ,230 22 22 22 22 22 22 ,420 ,391 ,417 ,399 ,317 ,271 ,738 ,804 * * ,000 ,000 22 ,734 * * 22 ,830 * * ,804 ,830 ,544 ** * ,022 * ,734 ,772 * * * ,738 ,514 ** ,271 ,428 * ,501 * ,267 ,045 ,456 * ,290 ,032 * ,564 ** ,242 ,020 ,438 * ,709 * ,098 ,175 ,129 -,009 ,027 -,023 -,011 ,000 ,000 ,665 ,437 ,567 ,967 ,904 ,917 ,962 ,008 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * ,044 ,165 ,258 ,031 ,034 -,100 ,057 ,519 ,000 ,846 ,464 ,246 ,890 ,880 ,659 ,800 ,013 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 ,045 ,208 ,347 ,045 ,125 -,027 ,136 1 22 ,835 ,835 ,547 ** * * * * * ,549 ** 126 Sig. (2-tailed) N Pearson Q11 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q12 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q13 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q14 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Q15 Correlation Sig. (2-tailed) N Q16 Pearson Correlation ,052 ,072 ,054 ,066 ,151 ,222 ,000 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 ,138 ,278 ,242 ,367 ,361 ,428 ,541 ,210 ,278 ,093 ,099 22 22 22 22 22 ,152 ,336 ,296 ,421 ,420 ,498 ,126 ,181 ,051 22 22 22 22 * 22 ,210 ,098 ,044 ,045 ,047 ,349 ,665 ,846 ,842 22 22 22 22 22 ,564 * ,545 ,008 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * 1 22 ,918 ,006 ,211 ,437 ,464 ,354 ,000 22 22 22 22 22 22 22 ,125 ,128 ,105 ,171 22 22 22 22 22 * * ,326 ,000 22 * 22 * ,129 ,258 ,347 ,326 ,469 ,018 ,472 ,567 ,246 ,114 ,139 ,028 22 22 22 22 22 22 22 * * * ,351 ,231 ,370 ,134 ,514 -,078 -,009 ,840 ,109 ,302 ,090 ,553 ,014 ,729 22 22 22 22 22 22 22 ,031 ,045 ,967 ,890 22 22 ,656 ,656 ,003 ,001 ,000 ,001 22 22 22 22 22 22 * * * * * ,002 ,006 ,000 ,000 22 22 22 22 22 22 1 22 22 * ,706 ,055 ,198 ,085 ,306 ,119 ,952 ,904 ,880 ,580 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 ,370 -,054 -,023 -,100 -,027 ,617 * * ,293 ,003 ,002 ,186 22 22 22 ,674 * * ,564 * * ** ,001 22 ,610 ,741 ,028 * ,125 ,799 * 22 ,034 ,564 * 22 ,027 ,617 * ,228 ,013 ,656 * ,001 ,342 ** ,001 ,001 ,229 ,678 ,139 ,841 ,376 ,805 * ,268 ,285 ,674 * * ,415 ,610 * * ,085 ,656 * 1 ,469 ,162 ,046 ,337 ,918 * * ,051 ,246 * ,907 ,208 ,303 ,501 ,465 ,580 ,165 ,355 * ,841 ,175 ,335 ,438 ,114 ,278 ,337 * ,354 * ,258 ,278 ,478 ,842 ,330 ,547 * ,293 ,330 ,228 ,186 ,134 ,008 ,008 22 22 22 22 22 * * * 1 22 ,736 ,736 22 * * ,601 ** * * ,000 ,001 ,000 ,003 22 22 22 22 * * 1 ,000 ,660 ,725 * * * ,660 * ,549 ** ,268 22 ,834 ,834 ,637 ** * ,000 ,000 ,001 22 22 22 * * ,715 * 1 ,635 * * ,648 ** 127 Sig. (2-tailed) N Pearson Q17 Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson JUM Correlation LAH Sig. (2-tailed) N ,210 ,024 ,041 ,029 ,125 ,090 ,810 ,917 ,659 ,907 ,001 ,006 ,134 ,001 ,000 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * * * -,055 ,206 ,135 ,270 ,219 ,412 ,027 -,011 ,057 ,136 ,809 ,357 ,549 ,225 ,327 ,056 ,904 ,962 ,800 22 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * * * * * ,652 ,806 ,770 ,852 ,709 ,772 ,544 ,547 * * * * * * * * ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,009 ,008 22 22 22 22 22 22 22 22 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ,519 * ,805 ,799 ,547 ,725 ,715 ,635 ,002 ,001 22 22 1 * * * * * * ,545 ,000 ,000 ,008 ,000 ,000 ,002 22 22 22 22 22 22 22 22 * * * * * * * * ,549 ,678 ,741 ,549 ,601 ,637 ,648 ,629 ** ,002 ,629 * * * * * * * * ,013 ,008 ,001 ,000 ,008 ,003 ,001 ,001 ,002 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 1 22 128 HASIL ANALISIS RELIABILITAS 1. Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.947 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.947 N of Items 22 2. Variabel Dukungan Keluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.955 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.955 N of Items 22 3. Variabel Lingkungan Sekolah Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.916 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.919 N of Items 22 129 Lampiran 7 Instrumen Penelitian ANGKET PENELITIAN “Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang” Peneliti: Rizal Agung NAMA : KELAS/ JURUSAN : Petunjuk : 1. Tulislah identitas anda dengan lengkap ! 2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang ada, dengan pilihan jawaban dan mempunyai bobot poin sebagai berikut: SS : Sangat setuju (5) TS : Tidak setuju (2) S : Setuju (4) STS : Sangat tidak setuju (1) RR : Ragu-ragu (3) 4. MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi KEBUTUHAN 1 Semua orang berfikir bahwa melanjutkan ke perguruan tinggi adalah sebuah kebutuhan 2 Saya akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih, saat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi 3 saya berminat masuk ke Perguruan Tinggi agar siap dengan perkembangan dunia kerja di masa mendatang yang membutuhkan banyak lulusan dari perguruan tinggi 4 Saya berfikir besarnya peluang kerja yang ada pada masing- Sangat Setuju Setuju RaguRagu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 130 masing jurusan di perguruan tinggi, menjadi pertimbangan seseorang untuk memilih studi di suatu perguruan tinggi KEINGINAN 5 Saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena keinginan diri sendiri 6 Saya tertarik masuk jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) dibandingkan dengan yang lain 7 Saya ingin mengembangkan pengetahuan di bidang ekonomi melalui jurusan (akuntansi atau administrasi perkantoran) di Perguruan Tinggi. 8 Saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi yang memiliki akreditasi terbaik pada jurusan yang saya minati KEINGINTAHUAN 9 Saya mencari informasi tentang sistem pendidikan di perguruan tinggi 10 Saya mencari informasi tentang jurusan yang saya minati di perguruan tinggi 11 Saya mencari informasi tentang macam-macam prodi yang ada di perguruan tinggi 12 Saya mencari informasi tentang panduan masuk perguruan tinggi 13 Saya mencari tahu tentang akreditasi pada jurusan yang saya minati di masing-masing perguruan tinggi 14 Saya mencari informasi tentang jenis-jenis beasiswa yang ditawarkan di berbagai perguruan tinggi 15 Saya mencari tahu tentang besarnya biaya pada jurusan yang saya minati di berbagai perguruan tinggi MOTIVASI 131 16 Saya yakin bisa masuk ke perguruan tinggi jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran. karena saya lulusan dari SMK jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) 17 Saya akan merasa bangga, jika dapat masuk di perguruan tinggi yang memiliki akreditasi baik pada jurusan yang saya minati 18 Saya akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah saya lulus dari perguruan tinggi PERHATIAN 19 Saya mengikuti perkembangan tentang pendidikan di perguruan tinggi 20 Saya telah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi 21 Saya rajin belajar untuk mempersiapkan masuk perguruan tinggi jurusan ekonomi (akuntansi atau administrasi perkantoran) 5. DUKUNGAN KELUARGA Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi DU3KUNGAN INFORMASI 22 Keluarga menyarankan untuk kuliah daripada kerja setelah lulus SMK 23 Keluarga memberi nasehat kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 24 Keluarga memberi informasi tentang seleksi masuk perguruan tinggi 25 Keluarga memberi informasi tentang pendidikan di perguruan tinggi Sangat Sering Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah 132 DUKUNGAN PENILAIAN/ PENDAMPINGAN 26 Keluarga tidak keberatan jika saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 27 Keluarga siap diajak diskusi tentang perguruan tinggi 28 Keluarga membimbing saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 29 Keluarga menghargai pendapat/ keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi DUKUNGAN INSTRUMENTAL 30 Keluarga siap membiayai jika saya masuk perguruan tinggi 31 Keluarga siap membantu saya dalam pendaftaran seleksi masuk ke perguruan tinggi 32 Keluarga memberi dukungan fasilitas untuk persiapan masuk ke perguruan tinggi DUKUNGAN EMOSIONAL 33 Keluarga memberi motivasi kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 34 Keluarga mendorong kepada saya untuk belajar yang rajin supaya diterima di perguruan tinggi 35 Keluarga memberikan kepercayaan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan pilihan saya sendiri 6. LINGKUNGAN SEKOLAH Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda! No Deskripsi Interaksi dengan Guru 36 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Sangat Sering Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah 133 37 Guru bersedia diajak diskusi tentang perguruan tinggi 38 Guru memberikan informasi tentang tips dan trik masuk perguruan tinggi 39 Guru memberikan info tentang jurusan yang sesuai dengan karakteristik siswa 40 Guru memberikan rekomendasi tentang perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan siswa 41 Guru merekomendasikan bukubuku terkait persiapan masuk perguruan tinggi Interaksi dengan Kepala Sekolah 42 Kepala Sekolah memberikan informasi tentang pentingnya melanjutkan ke perguruan tinggi 43 Kepala Sekolah memberikan motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 44 Kepala Sekolah mendorong peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 45 Kepala Sekolah mempersiapkan siswa untuk seleksi masuk perguruan tinggi Interaksi dengan Karyawan Sekolah 46 Karyawan sekolah memberi informasi tentang perguruan tinggi dan karakteristiknya masing-masing. 47 Karyawan sekolah memberikan informasi tentang tata cara masuk perguruan tinggi 48 Karyawan sekolah membantu peserta didik dalam pendaftaran ke perguruan tinggi Interaksi dengan Teman sekolah 49 Teman sekolah mengajak saya untuk mendaftar ke perguruan tinggi 50 Teman sekolah memberikan motivasi kepada saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 134 51 52 Teman sekolah bersedia diajak diskusi tentang perguruan tinggi Teman sekolah memberikan informasi tentang tips dan trik masuk perguruan tinggi ~Selamat Mengerjakan~ 135 Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian KISI-KISI UJI INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG No 1 2 3 Variabel Minat Masuk PT Bidang Ekonomi (Y) Dukungan Keluarga (X2) Lingkungan Sekolah (X3) Indikator Kebutuhan Keinginan Keingintahuan Motivasi Perhatian Dukungan Informasi Dukungan Penilaian/ Pendampingan Dukungan Instrumental Dukungan Emosional Interaksi dengan Guru Interaksi dengan Kepala Sekolah Interaksi dengan Karyawan Interaksi dengan teman sekolah Total Butir Soal Nomor Soal 1, 2, 3 , 4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18 19, 20, 21 22, 23, 24, 25 26, 27, 28, 29 Jumlah Soal 4 soal 4 soal 7 soal 3 soal 3 soal 4 soal 4 soal 30, 31, 32 33, 34, 35 36, 37, 38, 39, 40, 41 42, 43, 44, 45 3 soal 3 soal 6 soal 46, 47, 48 49, 50, 51, 52 3 soal 4 soal 52 Soal 4 soal 136 Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Resp. Kebutuhan Keinginan Keingintahuan 1 2 3 4 Σ Ktgr. 5 6 7 8 Σ Ktgr. R-001 4 4 4 5 17 S 4 4 4 5 17 S R-002 3 4 4 4 15 S 4 4 4 5 17 R-003 4 4 4 3 15 S 5 3 3 4 R-004 5 4 5 5 19 SS 4 4 4 R-005 3 4 4 3 14 S 4 3 R-006 3 4 4 4 15 S 4 R-007 4 4 4 4 16 S R-008 4 4 5 5 18 R-009 3 5 5 4 R-010 4 4 4 R-011 4 5 R-012 4 R-013 Motivasi Perhatian Total 10 11 12 13 14 15 Σ Ktgr. 16 17 18 Σ Ktgr. 19 20 21 Σ Ktgr. Jml. Ktgr. 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 5 5 14 SS 4 4 4 12 S 88 S S 4 4 4 4 4 5 5 30 SS 4 5 5 14 SS 4 3 4 11 S 87 S 15 S 4 4 4 4 4 3 4 27 S 3 4 3 10 RR 4 4 3 11 S 78 S 5 17 S 4 5 4 4 5 4 4 30 SS 3 4 3 10 RR 3 3 4 10 RR 86 S 3 4 14 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 4 3 11 S 4 4 5 13 SS 80 S 4 4 5 17 S 5 4 4 4 5 5 5 32 SS 4 5 5 14 SS 4 3 4 11 S 89 SS 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 3 4 27 S 4 5 4 13 SS 3 3 3 9 RR 81 S SS 5 5 4 4 18 SS 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 5 4 13 SS 4 4 4 12 S 89 SS 17 S 5 4 5 4 18 SS 3 4 3 3 4 4 4 25 S 5 5 4 14 SS 4 3 3 10 RR 84 S 4 16 S 3 4 4 4 15 S 4 4 4 3 3 4 4 26 S 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 81 S 3 5 17 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 3 4 4 11 S 2 2 3 7 TS 79 S 4 3 4 15 S 4 3 4 4 15 S 3 4 4 4 4 4 4 27 S 4 5 3 12 S 4 4 2 10 RR 79 S 4 5 5 5 19 SS 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 5 5 30 SS 5 4 5 14 SS 4 3 4 11 S 90 SS R-014 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 16 S 4 4 3 4 4 4 4 27 S 4 4 4 12 S 4 3 4 11 S 82 S R-015 4 5 3 5 17 S 4 5 5 5 19 SS 4 4 4 4 4 5 4 29 S 4 5 5 14 SS 4 3 3 10 RR 89 SS R-016 5 4 4 4 17 S 4 4 4 4 16 S 3 4 4 4 3 4 4 26 S 4 5 4 13 SS 4 4 4 12 S 84 S R-017 3 4 4 3 14 S 5 3 4 4 16 S 5 5 3 4 4 5 5 31 SS 4 5 2 11 S 3 4 3 10 RR 82 S R-018 4 4 4 5 17 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 4 3 11 S 4 4 4 12 S 84 S 9 137 R-019 4 4 4 5 17 S 4 4 4 5 17 S 5 4 4 4 4 5 5 31 SS 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 89 SS R-020 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 3 4 4 11 S 4 3 4 11 S 82 S R-021 3 4 4 4 15 S 4 4 3 4 15 S 4 4 4 4 4 4 5 29 S 5 4 4 13 SS 5 4 4 13 SS 85 S R-022 4 5 4 4 17 S 3 4 4 4 15 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 5 5 14 SS 4 3 4 11 S 85 S R-023 3 5 5 4 17 S 5 4 4 5 18 SS 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 5 4 13 SS 4 5 5 14 SS 90 SS R-024 4 5 4 4 17 S 4 2 2 5 13 RR 4 4 5 5 5 5 5 33 SS 4 5 4 13 SS 4 4 4 12 S 88 S R-025 4 4 4 4 16 S 3 4 4 4 15 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 5 5 14 SS 4 3 3 10 RR 83 S R-026 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 4 5 13 SS 4 3 3 10 RR 83 S R-027 3 4 4 4 15 S 3 2 2 2 9 TS 3 3 3 3 3 5 4 24 S 2 5 3 10 RR 3 3 3 9 RR 67 RR R-028 4 4 4 5 17 S 3 4 4 3 14 S 4 3 3 3 4 4 4 25 S 3 4 4 11 S 3 3 3 9 RR 76 S R-029 4 4 4 3 15 S 5 3 3 5 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 5 4 5 14 SS 4 4 5 13 SS 86 S R-030 4 5 4 4 17 S 4 3 3 4 14 S 4 3 3 3 3 3 3 22 S 3 4 4 11 S 3 3 3 9 RR 73 S R-031 4 3 5 4 16 S 4 3 3 5 15 S 4 4 4 4 5 3 4 28 S 3 5 3 11 S 4 3 3 10 RR 80 S R-032 5 5 4 4 18 SS 4 3 4 5 16 S 4 4 4 4 4 4 4 28 S 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 86 S R-033 2 4 4 4 14 S 4 2 4 5 15 S 5 4 4 4 4 5 5 31 SS 4 5 3 12 S 4 4 5 13 SS 85 S Jumlah Ratarata 125 140 135 137 537 133 120 124 141 518 132 131 127 128 132 137 139 926 127 149 131 407 125 115 122 362 2750 3.79 4.2 4.1 4.2 16 4 3.6 3.76 4.3 15.7 4 4 3.8 3.9 4 4.2 4.2 28 3.8 4.5 4 12 3.8 3.5 3.7 11 83.3 138 Variabel Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Resp. D. Informasi D. Penilaian Total D. Instrumental D. Emosional Σ Ktgr. SS 58 S 11 S 47 RR 4 10 RR 45 RR 5 5 15 SS 57 S 3 3 4 10 RR 40 RR RR 3 4 4 11 S 47 RR 13 SS 5 4 4 13 SS 60 SS 3 10 RR 4 4 4 12 S 51 S 3 4 9 RR 5 4 4 13 SS 53 S 4 4 3 11 S 4 4 4 12 S 49 S RR 3 3 2 8 RR 3 3 3 9 RR 42 RR 13 RR 3 3 4 10 RR 3 3 4 10 RR 46 RR 5 18 SS 5 3 5 13 SS 4 4 5 13 SS 55 S 3 4 13 RR 4 4 3 11 S 3 3 3 9 RR 46 RR 3 3 3 12 RR 3 3 3 9 RR 3 3 3 9 RR 40 4 4 4 4 16 S 4 3 3 10 RR 4 4 4 12 S 51 RR S RR 5 3 3 5 16 S 2 4 3 9 RR 3 4 5 12 S 50 S 20 SS 5 5 5 5 20 SS 4 5 5 14 SS 5 5 5 15 SS 69 SS 5 18 SS 4 5 5 5 19 SS 4 4 4 12 S 5 5 5 15 SS 64 SS 4 15 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 55 S 22 23 24 25 Σ Ktgr. 26 27 28 29 Σ Ktgr. 30 31 32 Σ Ktgr. 33 34 35 Σ Ktgr. R-001 4 4 3 3 14 S 4 4 4 4 16 S 4 4 5 13 SS 5 5 5 15 R-002 3 3 3 3 12 RR 4 4 3 4 15 S 3 3 3 9 RR 3 4 4 R-003 3 3 2 2 10 TS 4 3 3 4 14 S 4 3 4 11 S 3 3 R-004 4 5 3 3 15 S 5 4 3 5 17 S 3 3 4 10 RR 5 R-005 3 3 3 3 12 RR 4 3 3 3 13 RR 1 1 3 5 STS R-006 3 3 3 3 12 RR 4 4 3 4 15 S 3 3 3 9 R-007 3 4 4 4 15 S 5 5 4 5 19 SS 5 4 4 R-008 4 3 3 3 13 RR 4 4 4 4 16 S 4 3 R-009 4 4 3 3 14 S 5 4 4 4 17 S 2 R-010 3 3 3 3 12 RR 4 3 3 4 14 S R-011 3 3 3 3 12 RR 3 3 3 4 13 R-012 3 3 3 4 13 RR 4 3 3 3 R-013 3 4 2 2 11 RR 5 5 3 R-014 4 4 3 2 13 RR 3 3 R-015 3 3 2 2 10 TS 3 R-016 4 3 3 3 13 RR R-017 2 3 4 4 13 R-018 5 5 5 5 R-019 4 5 4 R-020 4 4 3 139 R-021 4 3 4 4 15 S 4 4 4 4 16 S 3 4 4 11 S 4 4 4 12 S 54 S R-022 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 56 S R-023 4 4 4 4 16 S 5 5 5 5 20 SS 5 5 5 15 SS 5 5 5 15 SS 66 SS R-024 4 5 5 4 18 SS 5 5 4 4 18 SS 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 60 SS R-025 3 3 3 3 12 RR 4 4 3 4 15 S 4 4 4 12 S 3 3 4 10 RR 49 S R-026 4 4 3 3 14 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 12 S 4 4 4 12 S 54 S R-027 3 3 3 3 12 RR 4 4 3 5 16 S 4 4 4 12 S 4 4 3 11 S 51 S R-028 3 4 3 3 13 RR 3 3 3 4 13 RR 3 3 3 9 RR 4 4 4 12 S 47 RR R-029 3 3 3 3 12 RR 4 2 3 4 13 RR 2 3 2 7 TS 3 3 3 9 RR 41 RR R-030 5 4 3 2 14 S 3 2 3 4 12 RR 3 3 4 10 RR 4 3 3 10 RR 46 RR R-031 3 3 4 5 15 S 4 5 3 4 16 RR 3 3 4 10 RR 3 4 4 11 S 52 S R-032 4 4 4 4 16 S 4 4 4 4 16 RR 4 4 4 12 S 4 4 5 13 SS 57 S R-033 4 4 1 4 13 RR 4 5 5 4 18 SS 5 1 3 9 RR 3 4 3 10 RR 50 S Jumlah 117 120 106 110 453 135 127 118 137 517 117 113 121 351 126 128 133 387 1708 Rata-rata 3.5 3.6 3.2 3.3 14 4.1 3.8 3.6 4.2 16 3.5 3.4 3.7 11 3.8 3.9 4 12 51.8 140 Variabel Lingkungan Sekolah Lingkungan Sekolah Resp. 36 37 Interaksi dengan Guru 38 39 40 41 Σ Ktgr. 42 Interaksi dgn Kepala Sekolah 43 44 45 Σ Ktgr. Intrksi dgn Krywn Sekolah 46 47 48 Σ Ktgr. 49 R-001 4 4 4 4 4 4 24 S 4 4 4 4 16 R-002 4 4 4 4 4 4 24 S 4 4 4 3 R-003 4 4 3 4 3 3 21 S 3 3 4 R-004 4 4 4 3 4 3 22 S 4 4 R-005 4 3 4 4 3 1 19 RR 3 R-006 4 4 4 4 4 4 24 S R-007 4 4 4 4 4 3 23 R-008 4 4 4 4 4 3 R-009 4 4 4 3 2 R-010 5 4 3 4 R-011 4 4 4 R-012 4 3 R-013 4 R-014 Interaksi dengan Tmn Sekolah 50 51 52 Σ Ktgr. S 4 4 4 12 S 5 4 4 5 18 SS 70 S 15 S 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 64 S 3 13 RR 3 3 3 9 RR 4 3 3 2 12 RR 55 RR 4 4 16 S 3 3 3 9 RR 5 4 4 4 17 S 64 S 3 3 3 12 RR 1 4 3 8 RR 4 3 4 3 14 S 53 RR 4 4 4 3 15 S 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 64 S S 3 3 3 3 12 RR 3 3 3 9 RR 3 3 3 3 12 RR 56 RR 23 S 4 4 4 3 15 S 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 63 S 4 21 S 4 4 3 3 14 S 2 2 2 6 TS 4 4 4 4 16 S 57 RR 4 3 23 S 3 3 3 3 12 RR 3 3 3 9 RR 4 4 4 3 15 S 59 S 4 4 1 21 S 4 4 4 1 13 RR 1 1 1 3 STS 4 3 4 3 14 S 51 RR 4 4 4 3 22 S 3 4 4 3 14 S 3 2 2 7 TS 4 4 4 4 16 S 59 S 4 4 4 4 4 24 S 5 5 5 5 20 SS 3 3 3 9 RR 5 5 5 5 20 SS 73 SS 4 3 3 4 4 3 21 S 3 3 3 3 12 RR 4 3 3 10 RR 3 3 4 3 13 RR 56 RR R-015 4 4 3 3 3 3 20 R 3 3 3 3 12 RR 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 57 RR R-016 4 4 4 4 4 3 23 S 4 4 4 3 15 S 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 63 S R-017 5 5 5 2 3 2 22 S 3 3 3 3 12 RR 2 1 1 4 STS 4 4 4 3 15 S 53 RR R-018 3 4 5 5 5 3 25 S 3 5 5 5 18 SS 3 3 3 9 RR 4 5 5 5 19 SS 71 S R-019 5 5 5 4 4 4 27 SS 4 4 5 4 17 S 4 4 4 12 S 5 4 5 4 18 SS 74 SS R-020 4 4 4 4 4 3 23 S 3 3 4 3 13 RR 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 61 S Σ Total Ktgr. 141 R-021 4 4 4 4 4 2 22 S 4 4 3 2 13 RR 4 4 4 12 S 3 4 4 4 15 S 62 S R-022 4 4 4 4 4 4 24 S 5 4 4 4 17 S 3 4 4 11 S 4 4 4 4 16 S 68 S R-023 4 4 4 3 3 3 21 S 3 4 3 3 13 RR 3 4 3 10 RR 3 4 4 3 14 S 58 RR R-024 4 4 4 4 4 4 24 S 4 4 5 4 17 S 4 4 4 12 S 4 4 4 4 16 S 69 S R-025 4 4 4 4 4 4 24 S 4 4 4 4 16 S 4 4 4 12 S 4 4 4 4 16 S 68 S R-026 4 4 4 3 3 3 21 S 3 3 4 3 13 RR 3 3 3 9 RR 3 3 3 3 12 RR 55 RR R-027 3 3 3 3 3 3 18 RR 3 3 3 3 12 RR 3 3 1 7 TS 3 2 2 2 9 TS 46 RR R-028 4 4 4 4 3 3 22 S 4 4 4 3 15 S 3 3 3 9 RR 4 4 4 4 16 S 62 S R-029 4 4 3 3 2 3 19 RR 3 3 3 3 12 RR 3 3 2 8 RR 3 4 3 2 12 RR 51 RR R-030 3 3 4 4 3 3 20 RR 3 3 3 3 12 RR 3 4 4 11 S 3 3 3 3 12 RR 55 RR R-031 5 4 4 4 4 3 24 S 4 5 4 3 16 S 4 3 2 9 RR 4 4 4 4 16 S 65 S R-032 3 5 4 4 4 3 23 S 4 4 4 4 16 S 3 4 4 11 S 4 4 4 4 16 S 66 S R-033 4 3 4 3 4 3 21 S 4 3 3 3 13 RR 1 1 1 3 STS 5 5 4 4 18 SS 55 RR Jumlah 132 129 129 123 120 102 735 119 122 123 107 471 98 101 95 294 129 126 128 120 503 2003 4 3.9 3.9 3.7 3.6 3.1 22 3.6 3.7 3.7 3.2 14 3 3.1 2.9 8.9 3.9 3.8 3.9 3.6 15 60.7 Rata-rata 142 Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/ 2015 Kode No Nama Siswa Nilai Responden Ketuntasan 1 Chinta Agustina R-001 82 Tuntas 2 Christine Chandra D. S. R-002 83 Tuntas 3 Danang Putranto R-003 84 Tuntas 4 Daniel Sutrisna R-004 77 Tuntas 5 Della Rosalia Fatmawati R-005 81 Tuntas 6 Deva D. K. R-006 80 Tuntas 7 Dian Novita Sari R-007 81 Tuntas 8 Dwi Anggraeni R-008 82 Tuntas 9 Ellen Angelika R-009 81 Tuntas 10 Jefri Yulianto R-010 78 Tuntas 11 Krestina Enik Setiani R-011 84 Tuntas 12 Nathanael Bramahdi Pangesya Aji R-012 76 Tuntas 13 Wahyu Budi K R-013 76 Tuntas 14 Widya Kartika R-014 81 Tuntas 15 Windi Astuti R-015 88 Tuntas 16 Agustina Puji R R-016 79 Tuntas 17 Yustika Dian Krismandita R-017 73 tuntas 18 Asista Ika Lestari R-018 81 Tuntas 19 Catur Wahyu Pambudi R-019 72 tuntas 20 Devi Eka Istiana R-020 86 Tuntas 21 Eka Mardianti R-021 78 Tuntas 22 Vera W R-022 83 Tuntas 23 Leersia Hexsandra W R-023 78 Tuntas 24 Melva Monica R-024 94 Tuntas 25 Meta Narwarni R-025 93 Tuntas 26 Puput Nur Saputri R-026 77 Tuntas 27 Ratih Purwanti R-027 77 Tuntas 28 Rias Susanti R-028 73 tuntas 29 Sandi Suci R-029 81 Tuntas 30 Siti Ariantiningsih R-030 76 Tuntas 31 Titis Herawati R-031 80 Tuntas 32 Tri Istianti R-032 84 Tuntas 33 Youlan Febri Anindya Putri R-033 86 Tuntas 2665 Jumlah 80 Tuntas Rata-rata 143 Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y Deskripsi Indikator Kebutuhan No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 4 29 0 0 % Kategori 12,1% Sangat Tinggi 87,9% Tinggi 0% Sedang 0% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 16 Tinggi Deskripsi Indikator Keinginan No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 4 27 1 1 % Kategori 12,1% Sangat Tinggi 81,8% Tinggi 3% Sedang 3% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 15,7 Tinggi Deskripsi Indikator Keingintahuan No 1 2 3 4 5 Skor 29,8 – 35,4 24,1 – 29,7 18,4 – 24 12,7 – 18,3 F 8 23 2 0 % Kategori 24,2% Sangat Tinggi 69,7% Tinggi 6% Sedang 0% Rendah Sangat 7 – 12,6 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 28 Tinggi 144 Deskripsi Indikator Motivasi No 1 2 3 4 5 Skor 13 – 15,4 10,5 – 12,9 8 – 10,4 5,5 – 7,9 F 16 14 3 0 % Kategori 48,5% Sangat Tinggi 42,4% Tinggi 9% Sedang 0% Rendah Sangat 3 – 5,4 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 12 Tinggi Deskripsi Indikator Perhatian No 1 2 3 4 5 Skor 13 – 15,4 10,5 – 12,9 8 – 10,4 5,5 – 7,9 F 5 15 12 1 % Kategori 15,1% Sangat Tinggi 45,5% Tinggi 36,4% Sedang 3% Rendah Sangat 3 – 5,4 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 11 Tinggi 145 Lampiran 12 Statistik Deskriptif Variabel Indikator X2 Deskripsi Indikator Dukungan Informasi No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 3 12 16 2 % Kategori 9% Sangat Tinggi 36,4% Tinggi 48,5% Sedang 6% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 14 Tinggi Deskripsi Indikator Dukungan Penilaian/ Pendampingan No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 7 18 8 0 % Kategori 21,2% Sangat Tinggi 54,5% Tinggi 24,2% Sedang 0% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 15,7 Tinggi Deskripsi Indikator Dukungan Instrumental No 1 2 3 4 5 Skor 13 – 15,4 10,5 – 12,9 8 – 10,4 5,5 – 7,9 F 5 12 14 1 % Kategori 15,2% Sangat Tinggi 36,4% Tinggi 42,4% Sedang 3% Rendah Sangat 3 – 5,4 3% 1 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 11 Tinggi 146 Deskripsi Indikator Dukungan Emosional No 1 2 3 4 5 Skor 13 – 15,4 10,5 – 12,9 8 – 10,4 5,5 – 7,9 F 9 14 10 0 % Kategori 27,3% Sangat Tinggi 42,4% Tinggi 30,3% Sedang 0% Rendah Sangat 3 – 5,4 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 12 Tinggi 147 Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3 Deskripsi Indikator Interaksi dengan Guru No 1 2 3 4 5 Skor 22,5 – 26,5 18,3 – 22,4 14,2 – 18,2 10,1 – 14,1 F 16 16 1 0 % Kategori 48,5% Sangat Tinggi 48,5% Tinggi 3% Sedang 0% Rendah Sangat 6 – 10 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 22 Tinggi Deskripsi Indikator Interaksi dengan Kepala Sekolah No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 2 15 16 0 % Kategori 6% Sangat Tinggi 45,5% Tinggi 48,5% Sedang 0% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 14 Tinggi Deskripsi Indikator Interaksi dengan Karyawan Sekolah No 1 2 3 4 5 \ Skor 13 – 15,4 10,5 – 12,9 8 – 10,4 5,5 – 7,9 F 0 8 19 3 % Kategori 0% Sangat Tinggi 24,2% Tinggi 57,6% Sedang 9% Rendah Sangat 3 – 5,4 9% 3 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 8,9 Sedang 148 Deskripsi Indikator Interaksi dengan Teman Sekolah No 1 2 3 4 5 Skor 17,2 – 20 13,9 – 17,1 10,6 – 13,8 7,3 – 10,5 F 5 21 6 1 % Kategori 15,2% Sangat Tinggi 63,6% Tinggi 18,2% Sedang 3% Rendah Sangat 4 – 7,2 0% 0 Rendah Jumlah 33 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2015 Rata-rata 15 Tinggi 149 Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik 150 151 Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .613 a .375 .311 4.247 a. Predictors: (Constant): Prestasi Belajar, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 314.210 3 104.737 Residual 523.124 29 18.039 Total 837.333 32 F Sig. 5.806 .003 b a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi b. Predictors: (Constant): Prestasi Belajar, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Constant Prestasi Belajar 1 Dukungan Keluarga Lingkungan Sekolah a Std. Error 44.317 12.579 .188 .156 -.020 .410 t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF 3.523 .001 .185 1.202 .239 .912 1.097 .129 -.028 -.155 .878 .657 1.522 .134 .554 3.059 .005 .657 1.523 a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi 152 153