pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga

advertisement
PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN
KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP
MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN
TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS
UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Rizal Agung
NIM 7101410012
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
 Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar Ra’du
13:11)
 Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada Nya. (Qs. Ali Imron 3:159)
 Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs. Al Mujadalah 11)
Persembahan
1. Bapakku Suhadi, Ibuku Kalbadriyah yang selalu
memberikan semangat dan do’a dalam setiap
langkahku.
2. Kakakku Ahmad Islah Tamimi yang selalu
memberikan semangat untuk menggapai citacita.
3. Teman-teman Mahapala Unnes yang selalu
memberikan
dukungan
moril,
sarana
dan
prasarana.
4. Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan
2010 yang selalu mengarahkanku.
5. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan
Lingkungan
Sekolah
terhadap
Minat
Melanjutkan
Pendidikan
Ke
Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran
Kabupaten Semarang” dalam rangka menyelesaikan pendidikan strata I untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang (Universitas Konservasi).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan FE Universitas Negeri Semarang yang telah
mengesahkan Skripsi ini;
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan kesempatan
untuk mengadakan penelitian.
4. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar
membimbing dan memberi arahan pada penulis.
5. Sandy Arief, S.Pd. M.Sc. dan Lyna Latifah, S.Pd. M.Si, Dosen Penguji yang
telah memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Dosen Wali yang senantiasa memberikan arahan
dan motivasi.
7. Seluruh dosen dan karyawan FE Unnes yang telah memberikan bimbingan
dan dukungan.
vi
8. Kepala SMK Kanisius Ungaran yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian.
9. Guru mata pelajaran Ekonomi SMK Kanisius Ungaran yang telah membantu
penulis dalam penelitian.
10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan yang ada dalam diri
penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.
Semarang, Agustus 2015
Penulis
vii
SARI
Agung, Rizal. 2015. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga,
dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan
Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten
Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci: Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, Lingkungan
Sekolah, Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan tinggi.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan
suatu bangsa dan menghasilkan regenerasi yang lebih baik. Kualitas pendidikan
suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) masyarakat di
perguruan tinggi. SMK Kanisius Ungaran mempunyai APK lulusan di perguruan
tinggi yang rendah yaitu dibawah 20%. Rumusan permasalahan pada penelitian
ini adalah adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan
lingkungan sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan
lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
baik secara simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
karena populasi kurang dari 100 sehingga sampel diambil dari seluruh jumlah
populasi yang ada. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu pengumpulan
data menggunakan angket dan dokumentasi, pengolahan data menggunakan
analisis deskriptif prosentase dan statistik inferensial, serta penginterpretasian
data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan
keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan berpengaruh positif terhadap
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 31,1%. Tidak ada
pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, Dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 24,40%.
Peserta didik lebih aktif mencari informasi mengenai beasiswa untuk
masuk ke perguruan tinggi terkait dengan minat peserta didik yang tinggi untuk
melanjutkan kuliah. Sekolah berperan aktif dalam mensosialisasikan tentang
pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan informasi beasiswa
pada orangtua dan siswa. Keluarga dapat memberikan dukungan yang maksimal
terhadap minat peserta didik, karena keluarga menjadi lingkungan awal anak
dalam hal pendidikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel
penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bervariatif.
viii
ABSTRACT
Agung, Rizal. 2015. Effects of Economics Learning Achievement, Family
Support and School Environment towards Interest in Continuing Education To
University In Class XII Students of SMK Kanisius Ungaran Semarang District.
Final Project. Economic Education Department. Faculty Of Economics. Semarang
State University. Counsellor Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Sc.
Keywords: Economics Learning Achievement, Family Supports,
School Environment, Continuing Education Interests to University.
Education has a very important role in the development of a nation and in
the production of better regeneration. The quality of education of a nation can be
seen from the Gross Enrollment Rate (GER) of universities. SMK Kanisius
Ungaran has low GER university graduates below 20%. The formulation of the
problem in this study is whether there is influence of learning achievement of
economic, family support and school environment either partially or
simultaneously to the interest of continuing education to universities. This study
aims to determine how much influence student achievement, family support and
school environment on the interest of continuing education to university either
simultaneously or partially.
The population in this study are students of class XII SMK Kanisius
Ungaran with the total of 33 people. This is a population study, because the
respondents/ subjects are less than 100 so that the samples were taken of the total
population. This study was divided into three stages; gathering data using
questionnaires and documentation, data processing using descriptive analysis of
percentage and inferential statistics, and interpretation of data.
The results showed that the learning achievement of economic, family
support and school environments simultaneously, have positive influence on the
interest in continuing education to universities with 31.1%. The studying
economics achievements no affects the interest of continuing education to
universities, family support no affect the interest of continuing education to higher
education and school environments affect the interest of continuing education to
higher education amounted to 24.40%.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………….........
Halaman
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………...
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………...
iii
PERNYATAAN …………………………………………………
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………...
v
PRAKATA …………………………………………...………….
vi
SARI ……………………………………………………………...
viii
ABSTRACT ……………………………………………………...
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL ………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….....
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………….
1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………..
12
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………..
12
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………
13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan
Tinggi ……………………………………………………...
15
2.1.1. Definisi Minat ………………………………………….
15
x
2.1.2. Definisi Perguruan Tinggi ………………………….
17
2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
………………………………………………………
20
2.2. Konsep Prestasi Belajar ……………………………………
23
2.2.1. Definisi Prestasi …………………………………….
23
2.2.2. Definisi Belajar ……………………………………..
23
2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi….......
25
2.3. Konsep Dukungan Keluarga ……………………………….
27
2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga ……………………….
27
2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ……..
30
2.4. Konsep Lingkungan Sekolah …………………………...….
32
2.5. Penelitian Terdahulu ………………………………………
38
2.6. Kerangka Berpikir ……………………………………......
39
2.7. Hipotesis Penelitian ………………………………….......
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ……………………………….
44
3.1.1. Jenis penelitian ……………………………………..
44
3.1.2. Desain Penelitian …………………………………...
44
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …….
45
3.3. Variabel Penelitian ……………………………………….
45
3.3.1. Variabel terikat (Y) …………………………………
46
xi
3.3.2. Variabel Bebas (X) …………………………………
46
3.4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
49
3.4.1. Teknik Angket (Kuesioner) ………………………...
49
3.4.2. Teknik Dokumentasi ……………………………….
51
3.5. Instrumen Penelitian ……………………………………...
51
3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian …………………..
51
3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian ……………………..
52
3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian …………………...
55
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………
56
3.6.1. Analisis Deskriptif ………………………………….
56
3.6.2. Statistik Inferensial …………………………………
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Responden ……………………………………..
67
4.2. Hasil Penelitian …………………………………………...
68
4.2.1. Analisis Dekriptif …………………………………..
68
4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda ……………..
75
4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda …………………….
79
4.2.4. Analisis Regresi Berganda ………………………… .
83
4.3. Pembahasan ……………………………………………….
84
4.3.1. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan
Keluarga dan Lingkungan Sekolah secara Simultan
terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan
Tinggi ………………….............................................
xii
84
4.3.2. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi…..…..
89
4.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ..…....
93
4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi………
97
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ………………………………………………….
102
5.2. Saran ……………………………………………………...
103
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………
104
LAMPIRAN ……………………………………………………..
107
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1. Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Kelas XII SMK
Kanisius Ungaran yang Melanjutkan ke Perguruan
Tinggi ……...................................................................
9
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu …………………………………..
38
Tabel 3.1. Penilaian (Scoring) Jawaban Responden ……………. .
50
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Perguruan
Tinggi………………………………………………….
53
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga ……………...
54
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ……………..
55
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ……………………...
56
Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Y …………………………….
60
Tabel 3.7. Kategori Skor Variabel X2 …………………………...
60
Tabel 3.8. Kategori Skor Variabel X3 …………………………...
60
Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi ……………..…………………........
68
Tabel 4.2. Deskripsi variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi ………………………………………
69
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Prestasi belajar …………………....
70
Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Prestasi belajar ...............................
71
Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga ………………
72
Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga ……………...
72
xiv
Tabel 4.6. Deskripsi Statistik Lingkungan Sekolah …………….. .
73
Tabel 4.7. Deskripsi variabel Lingkungan Sekolah ……………...
74
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov
………………………………………………………...
75
Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas …………………………...
76
Tabel 4.10.Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)....…………
78
Tabel 4.11.Hasil Uji Simultan (Uji F) ……………………………
79
Tabel 4.12.Hasil Uji Determinasi Simultan ………………………
79
Tabel 4.13.Hasil Uji Parsial ………………………………………
80
Tabel 4.14.Hasil Uji Determinasi Parsial ………………………...
81
Tabel 4.15.Hasil Analisis Regresi Berganda ……………………..
83
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Program Penelitian ……………
42
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)………..
77
Gambar 4.1.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Daftar Responden Penelitian ………………………..
107
Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba ………………………...
109
Lampiran 3. Uji Coba Instrumen …………………………………
110
Lampiran 4. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .…………...
116
Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrumen ………..…………....
117
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan
SPSS v.22……………………………………...…….
121
Lampiran 7. Instrumen Penelitian ………………………………..
129
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……………………...
135
Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian ……………………
136
Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran
Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015 ......………..
142
Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y …………...
143
Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2 ………….
145
Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3 ………….
147
Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik ……………....
149
Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis ………………………....
151
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ..................................................
152
Lampiran 17 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ...........................
153
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Dalyono (2007:5) dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena
pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran.
Pendidikan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam (Dalyono, 2007:6)
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang
tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai
kewajiban untuk mendidik.
Kemajuan suatu bangsa bergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dimiliki oleh bangsa atau negara tersebut. Untuk memperoleh SDM
yang berkualitas, pendidikan memiliki peranan penting. Pendidikan merupakan
investasi penting dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, pendidikan
sangat penting untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-manusia
yang berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang
lebih baik.
1
2
Warga negara Indonesia yang baik, tentunya mempunyai minat yang
tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai wadah
untuk mengembangkan diri menuju manusia yang memiliki kualitas SDM yang
baik. Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai
tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu, maka
hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya.
Sehingga akan menjadikan penyemangat dalam memperolehnya.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).
Gie (1995:129) suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban
yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani seseorang selama tugas studi,
dengan demikian memungkinkan seseorang berhasil dalam kegiatan studi. Djaali
(2007:121) Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal
daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu
aktivitas yang disenanginya.
Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan
siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah
menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,
perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.
3
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor
penggerak untuk dapat menjadi tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat,
tujuan belajar tidak akan tercapai. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan
modal yang besar untuk mencapai tujuan. Bila seseorang siswa memiliki
ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi
dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu siswa
tersebut cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan
berhubungan dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan
menambah ilmu untuk bekal hidup.
Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai
yang tidak pernah terputus. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi. Seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia akan
memiliki peluang yang besar dalam memperoleh prestasi belajar, karena
didalamnya ia akan selalu bersungguh-sungguh dalam memperolehnya. Akhirnya
akan memunculkan suatu kebanggaan bagi orang yang telah memiliki prestasi
yang baik. Sehingga hal tersebut akan memacu minat dan motivasinya untuk rajin
giat belajar lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
Bahri (1994:20) yang mengatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah
dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati akan diperoleh
dengan jalan keuletan kerja. Hal ini selaras dengan yang terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1991:787) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Sehingga prestasi dapat
disimpulkan sebagai hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun
4
kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990:130) mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya
baik dari dalam diri (internal) seperti motivasi, minat, bakat, kepandaian,
kesehatan, sikap dan perasaan maupun dari luar (eksternal) seperti sarana
prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial dan
ekonomi.
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental
anak dapat menentukan prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat
antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak
(Dalyono, 2007:73).
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah
tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari. Besar
kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri
serta jasmani dan
rohaninya. Sementara tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap
perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya
(Dalyono, 2007:130).
Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga adalah wadah yang sangat penting
diantara individu-individu dan kelompok, dan merupakan kelompok sosial yang
pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Sedangkan keluarga menurut
5
Dalyono (2007:59) adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi
penghuni rumah.
Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua
akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan
orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak.
Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun
non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan minat dalam
diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak
yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan
perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Dalyono, 2007:59).
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:61),
menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya
dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak
dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam
belajar. Hal tersebut semakin menguatkan jika dukungan keluarga sangat
diperlukan demi kesuksesan pembelajaran bagi anak.
Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi
tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan
manusia seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan sebagainya.
Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh
manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah
6
semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari
lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman
kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang
harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar
lebih baik lagi di sekolah. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono
(2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik.
Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta
kepribadian seorang peserta didik.
Yusuf (2009:56) berpendapat bahwa keharmonisan hubungan antara guru
dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta
didik. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2010:66)
yang mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya
akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru
tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran
yang diajarkan oleh guru yang disukai.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan
berbagai program untuk memancing agar semakin banyak peserta didik dari
sekolah menengah yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Diantara program
tersebut adalah program beasiswa bagi calon mahasiswa kurang mampu.
Didukung
dengan
perundang-undangan
yang
mengharuskan
pemerintah
mengalokasikan 20% (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk
pendidikan, (DIKTI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memaksimalkan
7
program beasiswa di perguruan tinggi. Beasiswa Bidikmisi yang membebaskan
mahasiswa kurang mampu dari segala biaya selama menempuh studi di perguruan
tinggi merupakan salah satu wujud usaha pemerintah untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
(http://www.dikti.go.id/).
APK (Angka Partisipasi Kasar) perguruan tinggi yang merupakan
cerminan tingkat partisipasi masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih rendah tingkat
pendidikan yang telah ditempuhnya. Sampai saat ini Indonesia baru mencapai
Angka Partisipasi Kasar perguruan tinggi 18,7%, angka ini menunjukkan bahwa
hanya 18,7% lulusan SMA/ SMK sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi,
sedangkan sisanya sebesar 81,3% tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan
tinggi. Angka ini termasuk rendah bila dibandingkan rata-rata APK Negara maju
sebesar 40% (http://www.menkokesra.go.id/).
Penelitian ini mengangkat fenomena yang terjadi di SMK Kanisius
Ungaran Kabupaten Semarang. Rendahnya APK di Indonesia tampak jelas terjadi
pada SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. SMK Kanisius Ungaran
kabupaten Semarang merupakan sekolah swasta yang berbasis keagamaan,
dimana kurikulumnya terdapat mata pelajaran umum, kejuruan dan mata pelajaran
keagamaan. Data yang diperoleh peneliti berdasarkan informasi dari guru BK
SMK Kanisius Ungaran menunjukkan prosentase partisipasi siswa yang
melanjutkan ke perguruan tinggi dari SMK Kanisius Ungaran kabupaten
Semarang memiliki rata-rata kurang dari sama dengan 20%. Sehingga minat
8
peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi perlu
ditingkatkan. Ini merupakan tugas dari pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan
tentunya pemerintah.
Dilihat dari sudut pandang peserta didik di SMK Kanisius Ungaran
sebenarnya banyak yang berprestasi dalam bidang akademik ataupun bidang
lainnya. Maka seharusnya perlu adanya perubahan yang besar dalam
meningkatkan minat anak terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Awal-awal yang dilakukan selayaknya dengan memberi stimulus terhadap peserta
didik, agar tergerak dari dalam diri peserta didik untuk selalu berfikir akan
meningkatkan kualitas dirinya dengan mengenyam pendidikan. Kemudian
daripada itu selanjutnya adalah dengan semangat dari orangtua, karena lingkungan
yang sangat berpengaruh kental terhadap kepribadian anak. Dari lingkungan
sekolah yakni dengan semangat dari para guru, sangat diharapkan oleh murid,
didukung dengan informasi-informasi terkait beasiswa, agar siswa semakin
mengukuhkan diri untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, dengan seperti
itu, kualitas diri dari peserta didik akan semakin meningkat.
Hal yang paling penting dalam meningkatkan kapasitas dari siswa adalah
dengan meningkatkan mental belajar pada anak. Menurut Dalyono (2007:73)
umur mental anak akan mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental
anak dapat menentukan tingkat prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan
yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan
terhadap anak. Jika hanya sekolah di SMK, maka kompetensi siswa akan terbatas
pada konsentrasi bidang ilmu yang diperolehnya dan sifatnya dasar. Namun
9
peserta didik harus selalu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian
di bidangnya. Karena kebutuhan akan dunia tenaga kerja tingkat persaingannya
cukup tinggi.
Seiring dengan tujuan pendidikan menengah kejuruan dalam pasal 3 ayat 2
PP no. 29 tahun 1990 memang menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja
serta mengembangkan sikap profesional, mampu memilih karier, kompetensi dan
pengembangan diri. Namun upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya dasar
pendidikan (SMA/ SMK) merupakan bagian yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dikaitkan dengan
tuntutan era globalisasi. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perubahan
struktur ekonomi, industri dan informasi membawa implikasi terhadap jenis-jenis
pekerjaan dan kualisasi jabatan. Tentunya melanjutkan ke perguruan tinggi, maka
akan meningkatkan kompetensi. Perubahan tersebut akan menyebabkan
pergeseran kebutuhan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kerja.
Data prosentase peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1.1.
Rekapitulasi jumlah peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran
yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Tahun
Jumlah
Jumlah peserta didik
Prosentase minat
No
Lulus
Siswa yang melanjutkan ke PT
siswa ke PT
1 2011/ 2012
42
4
10%
2 2012/ 2013
52
10
3 2013/ 2014
46
6
Sumber : Data diperoleh dari BK SMK Kanisius Ungaran
20%
15%
Keinginan untuk membahagiakan kedua orang tua mendorong anak-anak
untuk lebih cermat dalam memilih sekolah lanjutan akhir. Dalam sekolah yang
10
telah dijalani di sekolah menengah telah memberi banyak sedikitnya manfaat
dalam kontribusi pada kehidupan nantinya.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang paling
akhir, dimana semua manfaat pendidikan akan dirasakan jika telah sepenuhnya
berhasil menempuh jenjang ini. Perguruan tinggi yang baik memiliki faktor
pendorong dalam perubahan orientasi kehidupan, kedua faktor tersebut yaitu
faktor intelektual dan faktor politik. Dimana kedua faktor tersebut akan
menunjukkan citra universitas yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2006:189) menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua terhadap
motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 35,6 %. Besarnya
pengaruh masing-masing variabel yaitu kondisi sosial orang tua terhadap motivasi
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 12,4 %. Pengaruh kondisi
ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
sebesar 9,5 %.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2010:35),
bahwa ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA
Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/
2011). Pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA
11
Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011
dapat diterima dan Ho ditolak.
Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Arifin dkk (2013:10)
hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Hasil persentase kondisi sosial ekonomi
orang tua menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat
diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori
“sedang”, (2) Hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan
tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”, (3) Hasil
regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga
terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi yaitu sebesar 0,197,
sehingga dikatakan rendah.
Diantara
penelitian
terdahulu
yang
dikemukakan
oleh
peneliti,
menunjukkan bahwa variabel yang menunjukkan adanya pengaruh terhadap minat
anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah pengaruh kondisi sosial
ekonomi orang tua yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan pendidikan
bagi anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menjadikan
variabel lain yang dapat digunakan sebagai penentu terhadap minat anak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
12
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi, dukungan
keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran
Kabupaten Semarang ?
2. Adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
3. Adakah pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
4. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi,
dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
13
2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII
SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
3. Untuk
mengetahui
pengaruh
dukungan
keluarga
terhadap
minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII
SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII
SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengaruh prestasi
belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap
minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh penelitipeneliti selanjutnya terkait objek penelitian yang sama.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi peserta didik
Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Dengan bertambahnya pengetahuan terkait faktor-
14
faktor minat melanjutkan ke perguruan tinggi, diharapkan peserta didik
semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi.
b. Manfaat bagi keluarga peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan keluarga dalam
menumbuhkan motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi.
c. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan sekolah tentang
seberapa besar pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi. Sehingga akan mengurangi jumlah peserta didik
yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
d. Manfaat bagi perguruan tinggi
Penelitian ini dapat dijadikan manifestasi pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi di universitas yang bersangkutan.
e. Manfaat bagi pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang akar permasalahan
APK perguruan tinggi yang rendah. Sehingga harapannya, pemerintah
mengeluarkan
kebijakan-kebijakan
berdasarkan penelitian ini.
untuk
meningkatkan
APK
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
2.1.1. Definisi Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).
Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi
mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan,
begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang
pokok. Minat yang tinggi terhadap sesuatu hal akan meningkatkan motivasi
terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi
motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap
faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Menurut Dalyono (2007:56) minat menjadi sebuah modal awal untuk
mencapai sesuatu. Sedangkan motivasi menjadi penggerak atau daya dorong
untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, minat dan motivasi sejatinya
mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu hal atau pekerjaan.
15
16
Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan
siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah
menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,
perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.
Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai
tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka
hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya
melalui kesadaran itu, siswa cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar
untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup.
Menurut Swasta dan Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat
mempunyai kaitan yang erat
dengan sikap dan perilaku. Minat (intention)
merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu
sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam minat
yaitu,
a. Minat
dianggap
sebagai
penangkap
atau
perantara
faktor-faktor
motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.
c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan
seseorang untuk dilakukan.
d. Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya.
17
2.1.2.
Definisi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU)
RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 19 tahun
2003 menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi berbeda dengan pendidikan
menengah dan pendidikan dasar dalam hal pelaksanaan karena pendidikan tinggi
diselenggarakan
dengan
sistem
terbuka.
Sistem
terbuka
inilah
yang
memungkinkan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi
melakukan inovasi-inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi maupun
seni. Peneliti menyimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan jenjang
pendidikan yang peserta didiknya disebut sebagai mahasiswa, berasal dari
berbagai latar belakang suku, budaya, agama, etnik, dan lain-lain untuk mengikuti
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sehingga
mampu menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
Pendapat lain dari Hinkelman dan Luzzo dalam (Gladding, 2012:498)
menyatakan bahwa perguruan tinggi
menandai dimulainya peningkatan
kebebasan, pengambilan keputusan, serta pengaturan pergeseran peran. Seiring
dengan hal ini, memang di dalam perguruan tinggi selain cara belajarnya yang
sudah mulai mandiri, pada perguruan tinggi juga sudah mulai ada tuntutan sebagai
18
peran individu yang dewasa yang mampu untuk mengambil keputusan yang
mampu dipertanggung jawabkan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan pilar yang melandasi aktivitas
perguruan tinggi menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi
seperti tercantum dalam RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) pasal 20 ayat 2 tahun 2003. Hal inilah yang membedakan
perguruan tinggi dengan pendidikan dasar dan menengah yang hanya menitik
beratkan pada pendidikan. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pemantik
munculnya
inovasi
dan
kreativitas
mahasiswa
maupun
dosen
untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU)
RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 tahun
2003 menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, akademi,
politeknik, sekolah tinggi, atau institut, Pendidikan tinggi baik akademik maupun
vokasi mempunyai berbagai macam, yaitu:
1.
Universitas
Universitas adalah lembaga pendidikan yang paling dikenal di Indonesia.
Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk mengarahkan lulusannya menjadi
tenaga profesional siap kerja atau tenaga pendidikan serta peneliti.
Universitas terdiri atas berbagai fakultas. Fakultas adalah bagian dari
universitas yang mendidik mahasiswa dalam bidang tertentu.
19
2.
Akademi
Akademi hanya menyelenggarakan satu program studi dan lebih menekankan
pada keterampilan praktik kerja dan kemampuan untuk mandiri. Umumnya,
lama pendidikan di perguruan tinggi ini hanya 3 tahun. Di perguruan tinggi
ini porsi praktik lebih besar daripada teori. Banyak akademi di Indonesia
berstatus kedinasan. Artinya akademi itu diselenggarakan oleh dinas
pemerintah.
3.
Politeknik
Politeknik merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan
menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai tujuannya,
politeknik memberikan pengalaman belajar berupa praktik dan latihan yang
memadai. Di politeknik porsi praktik lebih besar daripada teori.
4.
Institut
Institut berbeda dengan universitas yang mempunyai program studi beragam,
institut berkonsentrasi pada satu bidang saja. Sebagai contoh, institut
pertanian hanya mengkhususkan bidang pertanian saja, institut teknik hanya
berkonsentrasi di bidang teknologi saja, atau institut seni berkutat di bidang
seni saja. Meskipun demikian, institut juga mempunyai beberapa fakultas.
Sebagai contoh institut pertanian mempunyai Fakultas Pertanian, Peternakan,
Perikanan, dan Kehutanan.
20
5.
Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni.
Jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi.
Pendidikan tinggi mempunyai tujuan yang majemuk dan dalam rangka
menampung calon mahasiswa yang mempunyai minat dan kemampuan yang
beragam maka pendidikan tinggi disusun dalam struktur multi strata. Jenjang
pendidikan pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
adalah S1, S2 dan S3. Program S1 ditempuh antara 8 – 12 semester, S2 ditempuh
selama 4-10 semester dan program S3 ditempuh selama 8-14 semester.
Sedangkan pada pendidikan vokasi ada empat jenjang pendidikan yaitu D1, D2,
D3 dan D4 (www.dikti.go.id).
2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi
mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan,
begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang
pokok. Minat yang tinggi terhadap suatu hal akan meningkatkan motivasi
terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi
motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap
faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
21
Minat merupakan ketertarikan atau keinginan terhadap sesuatu hal. Maka
dalam hal ini minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan atau
keinginan lulusan SMA sederajat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke
perguruan tinggi baik universitas, institut, sekolah tinggi maupun yang lainnya.
Ketika minat yang dimiliki tinggi maka kemungkinan untuk merealisasikan minat
tersebut sangat besar pula.
Hal-hal yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam memperoleh
pendidikan menurut Slameto (2010:180) adalah dengan menggunakan minatminat siswa yang telah ada melalui pembelajaran yang sesungguhnya. Tanner
(1975) mengemukakan bahwa agar minat peserta didik terbentuk untuk semangat
dalam memperoleh ilmu dan melanjutkan pendidikan, maka dilakukan dengan
memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman
kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang
harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar
lebih baik lagi di sekolah. Dengan meningkatnya belajar peserta didik sehingga
minat untuk memasuki dunia perguruan tinggi akan meningkat pula. Hal ini
terjadi karena minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan manifestasi
peningkatan proses belajar.
Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono
(2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik.
Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta
kepribadian seorang peserta didik.
22
Kurikulum yang digunakan di SMK memungkinkan siswa untuk belajar
sesuai dengan minatnya. Ada dua jurusan di SMK yaitu jurusan Akuntansi dan
Administrasi Perkantoran. Peserta didik di SMK Kanisius Ungaran akan
mempunyai minat yang lebih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan
ekonomi karena jurusan ekonomi sesuai dengan bidang yang diminatinya.
Sardiman (2010:57) menjelaskan bahwa seorang peserta didik akan lebih giat
belajar pada mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya karena ada daya tarik
baginya.
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
melanjutkan ke perguruan tinggi yang identik dengan minat untuk belajar
dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri berupa jasmani dan rohani.
Motivasi untuk menjadi lebih berprestasi menjadi faktor utama yang
mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada peserta didik. Oleh
karena itu, peserta didik yang mempunyai prestasi tinggi akan mempunyai minat
yang tinggi pula untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik berupa lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sebagian besar waktu
peserta didik dihabiskan di rumah dan di sekolah sehingga lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah menjadi faktor pokok dari luar yang berpengaruh
terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan
23
siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah
menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,
perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. Sehingga indikator
yang dijadikan oleh peneliti untuk mengukur tingkat minat siswa dalam
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi (a) kebutuhan akan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan
informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara untuk masuk ke
perguruan tinggi, (d) perhatian akan peserta didik terhadap perguruan tinggi
jurusan ekonomi.
2.2.
Konsep Prestasi Belajar
2.2.1. Definisi Prestasi
Djamarah (1994:20) mengartikan prestasi yaitu apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang
menyenangkan hati. Hasil yang menyenangkan hati menjadi kunci pokok yang
membedakan prestasi dengan hasil yang lainnya. Oleh karena itu, hasil yang tidak
menyenangkan hati tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah prestasi.
2.2.2. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Dalyono, 2007:175). Hamalik
24
(2009:27) dalam bukunya menafsirkan belajar dalam dua macam penafsiran.
Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut penafsiran tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu yaitu mengalami. Kedua, belajar ditafsirkan sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Slameto (2010:2) menafsirkan makna belajar dari sisi psikologis yaitu
belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan ini
akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Tidak semua perubahan
dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada beberapa ciri
perubahan yang bisa diartikan dalam pengertian belajar yaitu:
1.
Perubahan terjadi secara sadar.
2.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
3.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4.
Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
5.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
6.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Senada dengan Slameto, Sardiman (2008:20) memaknai belajar sebagai
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar
akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak
bersifat verbalistik.
25
Berbagai pendapat dari para ahli yang telah diuraikan di atas mempunyai
berbagai redaksi tentang makna belajar tetapi sama-sama menitikberatkan pada
perubahan tingkah laku. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan
ke Perguruan Tinggi
Winkel dalam Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Purwanto
(2011:28) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
usaha belajar sebagai mana yang dinyatakan dalam rapor.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Djamarah
(2008:178) prestasi belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:
a. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam
lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan. Selama hidup seorang manusia tidak bisa menghindarkan diri dari
lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari keduanya mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.
b. Faktor instrumental
Faktor instrumental merupakan faktor dari sekolah yang terdiri dari kurikulum,
program dan sarana prasarana serta guru. Faktor instrumental sangat
berpengaruh karena proses belajar peserta didik selama di sekolah tidak pernah
26
lepas dari keempat hal di atas. Jenis kurikulum, program yang dilaksanakan,
kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik guru akan mempengaruhi
cara belajar peserta didik dan akan berpengaruh pada hasil belajar yang
dicapai.
c. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda
belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.
d. Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh sebab itu, semua
keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.
Sedangkan faktor-faktor psikologis terdiri dari minat, kecerdasan, bakat dan
motivasi.
Individu yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan mempunyai
peluang yang tinggi pula dalam meraih kesuksesan dalam belajar (Baharuddin dan
Wahyuni, 2008:21). Meraih kesuksesan dalam belajar berarti individu mempunyai
prestasi belajar. Ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar maka akan
meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi karena
sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang puas. Motivasi yang tinggi inilah
yang berimbas pada meningkatnya minat seorang individu untuk belajar ke
jenjang yang lebih tinggi. Argumen ini diperkuat oleh Sardiman (2008:79) bahwa
pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan
belajar lebih giat lagi. Suatu pujian akan mendatangkan rasa kebanggaan bagi
27
orang yang dipuji. Begitu pula dengan seorang individu yang mendapatkan
prestasi bagus maka dia akan mempunyai rasa kebanggaan atas prestasi tersebut
sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi.
Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai
yang tak terputus. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi. Individu (peserta didik) yang mempunyai minat belajar yang
tinggi maka ia akan mempunyai peluang yang tinggi dalam mencapai prestasi
belajar karena akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebaliknya, ketika
seorang individu mempunyai prestasi belajar yang baik dia akan mempunyai
kebanggaan, sehingga akan memacu minat dan motivasinya untuk belajar lebih
giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
Indikator prestasi belajar ekonomi dapat diketahui dalam nilai raport mata
pelajaran ekonomi siswa pada semester V. Indikator tersebut merupakan indikator
yang diambil dari teori Ahmadi dan Supriyono yang mengemukakan bahwa
prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepandaian dan
faktor eksternal.
2.3.
Konsep Dukungan Keluarga
2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga
Keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu
karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana seorang manusia menjadi
anggotanya. Keluarga menjadi tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi
seorang manusia (anak), Ibu, ayah, saudara dan anggota keluarga lainnya adalah
orang-orang pertama yang melakukan kontak dengan anak sehingga merupakan
28
orang yang pertama kali menanamkan arti kehidupan bagi seorang anak. Hampir
setengah dari umur manusia dihabiskan dalam lingkungan keluarga sehingga
keluarga menjadi pengaruh paling besar dalam pola pikir seorang individu
(Ahmadi, 2007:108).
Shochib (2000:17) mengartikan keluarga dari dua tinjauan yaitu dari
tinjauan hubungan darah dan dari tinjauan hubungan sosial. Keluarga ditinjau dari
hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan
darah antara satu sama lain. Berdasarkan tinjauan ini keluarga dibedakan menjadi
keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial,
keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya interaksi antar
anggota dan saling mempengaruhi walaupun diantara mereka tidak ada hubungan
darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga
psikologis dan keluarga pedagogis.
Solaeman dalam Shochib (2000:17) menjelaskan makna dari keluarga
dilihat dari sudut pandang psikologis dan pedagogis. Pengertian psikologis
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal
bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri.
Dari pandangan pedagogis, keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup
yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang
dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan
diri.
29
Dalyono (2007:59) memberikan pengertian yang simple pada keluarga
yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Dari
berbagai pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga merupakan suatu perkumpulan yang mempuyai
hubungan darah yang tinggal bersama dan mempunyai interaksi sosial yang erat
sehingga saling mempengaruhi dan saling memperhatikan antara satu dengan
yang lainnya.
Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang
oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga
dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa
dukungan internal, seperti dukungan dari suami/ istri, dukungan dari saudara
kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan
dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan
(Friedman, 1998).
Kane (1998 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan dukungan keluarga
sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya.
Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal balik), umpan balik
(kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan emosional (kedalaman
intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial.
Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang
kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga
30
membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk
meningkatkan
kesehatan
dan
adaptasi
keluarga
dalam
kehidupan
(Friedman,1998).
2.3.2. Pengaruh
Dukungan
Keluarga
terhadap
Minat
Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Menurut Dalyono (2007:59) cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan
bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapian anak dalam belajar.
Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam
proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang
berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu
meningkatkan motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga
meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan
semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya
orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar,
tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar
akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Dari
pendapat Slameto tersebut semakin menguatkan perlunya dukungan dari keluarga
untuk kesuksesan pembelajaran anak.
Dukungan dari orang tua tidak harus berupa nasehat ataupun bimbingan,
kemauan untuk mendengarkan pendapat dari anak dapat menjadi dukungan yang
nyata dari orang tua kepada anak. Usia peserta didik SMA/ SMK merupakan usia
31
remaja dimana pola pikirnya masih labil dan menginginkan kebebasan dan
pengakuan. Desmita (2009:217) berpendapat bahwa secara psikologis usia remaja
menginginkan pengakuan atas pendapatnya. Adanya kemauan orang tua untuk
mendengarkan keluh kesah anaknya
dalam hal pembelajaran membuat anak
tersebut merasa dihargai sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat. Rasa
percaya diri inilah yang meyakinkan diri seorang anak untuk mempersiapkan
masa depan yang lebih baik melalui melanjutkan ke perguruan tinggi.
Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menyebutkan bahwa ada
empat jenis dukungan keluarga, yaitu:
1) Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan suatu masalah.
Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk, usulan dan
pemberian infomasi.
2) Dukungan pendampingan/ penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas
anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan
perhatian.
32
3) Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya
kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,
terhindarnya penderita dari kelelahan.
4) Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan
emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini
dukungan
keluarga
merepresentasikan segenap sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap
minat melanjutkan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan
keluarga secara umum dapat berupa materi maupun non materi. Sehingga
dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh anak untuk mencapai kesuksesan
dalam belajar. Ini artinya dukungan keluarga berpengaruh positif pada minat
seorang anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Adapun
indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan orang tua bisa
dilihat dari empat aspek yaitu dukungan informasi, dukungan pendampingan,
dukungan instrumental dan dukungan emosional.
2.4.
Konsep Lingkungan Sekolah
Hamalik (2009:5) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga
yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini
33
memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan
masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sekolah telah
menyusun dan mengatur pola dan sistematika tertentu yang memungkinkan
kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan
pengembangan peserta didik.
Lingkungan dapat diartikan sebagai segala material dan stimulus di dalam
dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural (Dalyono, 2007:129). Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala
kondisi material jasmaniah di dalam tubuh. Secara psikologis, lingkungan
mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam
konsesi, kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan
mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan
perlakuan ataupun karya orang lain.
Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi
tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan
manusia seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan lain sebagainya.
Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh
manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah
semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari
lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.
Baharuddin dan Wahyuni (2008:26) membagi lingkungan sekolah menjadi
dua yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial/ lingkungan alam.
34
Lingkungan sosial sekolah berarti semua orang yang berada di sekolah yang
mempengaruhi kita. Seorang dapat dipengaruhi oleh orang lain ketika orang
tersebut berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu orang
lain yang dapat mempengaruhi seorang peserta didik di sekolah adalah orang lain
yang berinteraksi dengan peserta didik tersebut. Guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan dan teman sekelas adalah orang-orang yang berhubungan dengan
peseta didik di sekolah. Lingkungan alam di sekolah adalah segala sesuatu yang
bukan manusia yang ada di sekolah. Lingkungan alam ini berupa bangunan,
sarana-prasarana, kondisi alam dan sebagainya. Mengingat begitu luasnya
pembahasan tentang lingkungan sekolah maka pada penelitian ini, peneliti hanya
akan memfokuskan pada lingkungan sosial sekolah. Sekolah sangat berperan
dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan
jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik.
Hurlock dalam Yusuf (2009:54) mengemukakan pentingnya lingkungan
sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah menjadi
tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku. Sekolah
berperan sebagai substitusi keluarga dan substitusi orang tua. Beberapa faktor
yang mengakibatkan sekolah dapat mempengaruhi pola pikir seorang anak adalah
karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah dan sekolah memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan dan menilai dirinya
secara realistik.
Diantara orang-orang yang berinteraksi dengan peserta didik di sekolah,
guru dan teman sekelas mempunyai pengaruh yang paling besar dalam pola pikir
35
peserta didik karena mempunyai intensitas interaksi paling banyak. Relasi antara
guru dan peserta didik terjadi ketika proses belajar. Yusuf (2009:56) berpendapat
keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif
terhadap kemajuan belajar peserta didik. Selaras dengan pendapat tersebut,
Slameto (2010:66) mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik
terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran
yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat
mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai.
Selain sebagai seorang pengajar guru juga sebagai seorang pembimbing
dan motivator di kelas. Bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru akan
mempengaruhi pola pikir dari peserta didik. Seorang guru yang mempunyai
hubungan harmonis dengan siswa dan sering memberi motivasi dan bimbingan
kepada peserta didik akan berpengaruh positif terhadap pola pikir, semangat dan
motivasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam belajar. Disisi lain
peserta didik yang mempunyai hubungan harmonis dengan gurunya dan telah
mendapatkan bimbingan serta motivasi dari guru akan mempunyai minat yang
lebih untuk mendalami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Pendalaman mata pelajaran inilah yang menjadi cikal bakal munculnya minat
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Selain guru ada satu lagi yang berpengaruh besar terhadap seorang peserta
didik yaitu teman sekelas. Teman sekelas yang merupakan teman sebaya tidak
bisa ditinggalkan dari perkembangan pola pikir dan perilaku peserta didik.
Desmita (2009:219) menjelaskan bahwa perkembangan kehidupan sosial remaja
36
ditandai
dengan
gejala
meningkatnya
pengaruh
teman
sebaya
dalam
kehidupannya. Teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja.
Teman sebaya akan berpengaruh besar dalam pengambilan pilihan kehidupan
seorang remaja. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, oleh karena itu remaja
mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya.
Disinilah letak pengaruh terbesar teman sebaya. Banyak pilihan yang diambil oleh
remaja ditentukan karena dia mengikuti atau dibujuk oleh temannya. Ketika
teman kelas mengajak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maka peserta didik
tersebut juga akan punya kecenderungan yang besar untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi mengikuti temannya. Di sisi lain teman sebaya menjadi akses
informasi yang paling besar bagi seorang peserta didik. Banyak informasi yang
didapatkan oleh peserta didik berasal dari teman sekelasnya.
Lingkungan secara umum terbagi menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik (bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah.
Lingkungan sosial merupakan semua orang yang ada di sekolah yang
mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak yang berada di sekolah yang bisa
mempengaruhi peserta didik adalah guru, karyawan, kepala sekolah dan teman
sekelas. Pada penelitian ini, fokus penelitian hanya pada sisi lingkungan
sosialnya, dengan keyakinan bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap psikologi peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan
sekolah dalam hal ini lingkungan sosial sekolah mempunyai pengaruh yang positif
terhadap minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
37
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan sosial sekolah
dapat dilihat dari hubungan peserta didik dengan guru, kepala sekolah, pegawai
atau karyawan dan teman sebaya. Pengukuran indikator- indikator pada variabel
lingkungan sekolah menggunakan metode angket. Adapun indikator yang dapat
dijadikan untuk mengukur lingkungan sekolah menurut Dalyono (2007:131)
adalah,
1.
Interaksi antara peserta didik dengan guru
Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi
dari guru terhadap peserta didik.
2.
Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah
Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan fasilitas untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi dari kepala sekolah terhadap peserta didik.
3.
Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah
Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan dukungan administrasi untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi dari karyawan terhadap peserta didik.
4.
Interaksi antara peserta didik dengan teman sekolah
Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi
dari teman sekelas terhadap peserta didik.
38
2.5.
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian
Kesimpulan
Pengaruh Kondisi Ada pengaruh yang signifikan
1. Nanik Suryani
(2006)
sosial dan Ekonomi antara kondisi sosial dan
Orang
Tua kondisi ekonomi orang tu
Terhadap Motivasi terhadap motivasi melanjutkan
Melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Pendidikan
ke Kondisi sosial berpengaruh
Perguruan Tinggi.
12,4%
sedangkan
kondisi
ekonomi berpengaruh 9,5%.
L A case study of the Orang tua berpengaruh terhadap
2. Shawna
Acker-Ball
influence on first aspirasi anak untuk melanjutkan
(2007)
generation college ke perguruan tinggi.
student’s
educational
aspirationspost high
school
Faktor-faktor yang Terdapat
pengaruh
yang
3. Safitri
Damayanti
Mempengaruhi
signifikan antara faktor internal
(2009)
Minat Siswa SMA dan faktor eksternal terhadap
Negeri Kota Malang minat masuk perguruan tinggi
Melanjutkan Studi bidang ekonomi. Faktor internal
ke Perguruan Tinggi berpengaruh 53,95% sedangkan
Bidang Ekonomi
faktor eksternal berpengaruh
8,72%.
Pengaruh Sosial
Ada pengaruh sosial ekonomi
4. Syafrina
Nasution
dan Ekonomi Orang Tua orangtua terhadap minat anak
Lemta Tarigan
Terhadap Minat
melanjutkan pendidikan ke
(2010)
Anak Melanjutkan
perguruan tinggi.
Pendidikan Ke
Perguruan Tinggi.
(Studi Kasus Kelas
XI Semester Genap
Di SMA Sinar
Husni Medan
Helvetia Kabupaten
Deli Serdang Tahun
Pelajaran
2010/2011)
Faktor-faktor yang Ada
7
faktor
yang
5. Nunuk
Indriyanti,
Mempengaruhi
mempengaruhi
minat
Siswandari dan Minat Melanjutkan melanjutkan pendidikan ke
Elvia Ivada
Pendidikan
ke perguruan tinggi yaitu: faktor
39
No
2.6.
Nama Peneliti
(2013)
Judul Penelitian
Perguruan
Tinggi
pada Siswa Kelas
XII Akuntansi SMK
Negeri 6 Surakarta
Tahun 2013
Kesimpulan
potensi diri, faktor motivasi,
faktor ekspektasi masa depan,
faktor
peluang,
faktor
lingkungan sosial, faktor situasi
dan
kondisi
dan
faktor
institusional.
Kerangka Berpikir
Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tertinggi dalam jenjang
pendidikan pada sistem pendidikan di Indonesia mempunyai peranan yang urgent
dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kuantitas dan kualitas
perguruan tinggi disuatu negara tidak jarang dijadikan sebagai bentuk perwujudan
tingkat kemajuan negara tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar
inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni lahir dari perguruan
tinggi. Maka sangatlah penting jika peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi, sebagai bentuk media untuk meningkatkan kualitas
kemampuan dirinya. Dengan kualitas kemampuan diri yang meningkat, maka juga
membantu dalam kemajuan suatu negara.
Peserta didik SMA/ SMK dan sederajat sebagai input perguruan tinggi
tampaknya belum banyak merespon tentang pentingnya menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Hal ini terlihat dengan rendahnya APK (Angka Partisipasi
Kasar) Perguruan Tinggi Indonesia yang hanya mencapai 18,7%. Ini berarti hanya
ada 18,7% lulusan SMA sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi,
sedangkan lainnya memilih untuk bekerja maupun masih menganggur. Jika setiap
orang berfikir demikian, maka jumlah tenaga pendidik-tenaga pendidik dalam
negeri akan semakin menyusut, karena semakin jauh perkembangan zaman, akan
40
dibutuhkan tenaga-tenaga terampil dari bidang ilmu pendidikan, sebagai tenaga
pengajar.
Minat peserta didik SMA sederajat untuk memasuki dunia perguruan
tinggi
tentunya
dipengaruhi
oleh
berbagai
faktor.
Slameto
(2010:54)
mengungkapkan bahwa minta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor dari dalam diri sendiri. Faktor internal yang paling mencolok adalah
motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi karena mempunyai prestasi yang tinggi.
Seorang peserta didik yang mempunyai prestasi yang tinggi, dia akan mempunyai
motivasi yang tinggi untuk mengembangkan ilmunya dengan menempuh
pendidikan yang lebih tinggi.
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri peserta didik atau dari
lingkungan yang berada disekitar peserta didik. Setidaknya ada tiga lingkungan
yang ada disekitar peserta didik yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah
menjadi lebih dominan karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan pada
kedua lingkungan tersebut.
Minat dipandang sebagai suatu hal penentu bagi perilaku yang
sesungguhnya. Artinya semakin kuat minat seseorang melanjutkan pendidikan,
semakin besar pula keberhasilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan
tersebut untuk terjadi (benar-benar melanjutkan pendidikan). Minat siswa untuk
melanjutkan pendidikan saat ini semakin menurun terkait hubungannya dengan
keadaan ekonomi, sehingga mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan, selain
41
itu siswa juga cenderung bosan menuntut ilmu dan berfikir bahwa masih banyak
pengangguran setelah dari perguruan tinggi juga. Apalagi pemikiran anak SMK,
dengan sekolah di kejuruan, maka mereka siap untuk bekerja di dunia kerja.
Padahal seharusnya siswa harus berfikiran bahwa kuliah dapat mencapai cita-cita
ke masa depan yang lebih baik. Karena tidak dapat dipungkiri, sekarang ini
persaingan hidup semakin berat, maka dari itu pendidikan harus dikembangkan
dengan benar, dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maka akan
menambah intelektualitas, begitu juga saat mencari pekerjaan akan menjadi
mudah karena pengalaman juga bertambah.
Dukungan dari keluarga yang merupakan salah satu menifestasi dari
lingkungan
keluarga menjadi tambahan motivasi bagi peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan keluarga ini bisa berupa
dukungan materiil maupun dukungan non-materiil seperti nasehat, informasi dan
doa. Lingkungan sekolah sangatlah kompleks meliputi lingkungan sosial yang
berupa hubungan antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya,
hubungan dengan guru dan dengan karyawan sekolah lainnya maupun lingkungan
non-sosial yang berupa sarana dan prasarana. Lingkungan sosial di sekolah lebih
dominan karena pengaruh dari teman dan guru akan berpengaruh besar terhadap
pemikiran peserta didik tentang pentingnya pendidikan yang tinggi.
Dari uraian di atas, akhirnya peneliti menyimpulkan untuk meneliti
pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah
terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
42
Prestasi Belajar (X1)
- Nilai Raport Ekonomi
Semester V
Dukungan Keluarga(X2)
- Dukungan Informasional
- Dukungan Pendampingan
- Dukungan Instrumental
- Dukungan Emosional
Minat Melanjutkan ke PT (Y)
- Kebutuhan
- Keinginan
- Keingintahuan
- Motivasi
- perhatian
Lingkungan Sekolah(X3)
- Interaksi antara peserta
didik dengan guru
- Interaksi antara peserta
didik dengan kepala sekolah
- Interaksi antara peserta
didik dengan karyawan
sekolah
- Interaksi antara peserta
didik dengan teman sekolah
Gambar 1. Kerangka Berfikir Program Penelitian
2.7.
Hipotesis Penelitian
Dari paparan diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Ada pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan
sekolah secara simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran?
H2: Ada pengaruh antara prestasi belajar terhadap minat melanjutkan
pe86.ndidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran?
43
H3: Ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran?
H4: Ada pengaruh antara lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran?
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
penelitian kausalitas (uji pengaruh) untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar,
dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi pada peserta didik SMK
Kanisius Ungaran kelas XII, dimana kelas XII nya terbagi atas kelas akuntansi
dan administrasi perkantoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14) metode kuantitatif digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
3.1.2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Observasi awal untuk mengetahui permasalahan minat melanjutkan ke
perguruan tinggi di SMK Kanisius Ungaran.
b. Penyusunan instrumen penelitian yang sesuai dengan indikator variabel.
44
45
c. Melakukan uji coba instrumen pada peserta didik kelas XI SMK Kanisius
Ungaran untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
d. Pengumpulan data melalui dokumentasi nilai raport ekonomi pada
semester V kelas XII SMK Kanisius Ungaran dan angket Instrumen
Penelitian.
e. Analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda.
f. Penginterpretasian hasil analisis data untuk membuktikan hipotesis yang
telah ditetapkan.
3.2.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi pada penelitian ini didapat dari seluruh siswa kelas XII SMK Kanisius
Ungaran yang berjumlah sebanyak 33 siswa/ responden. Dimana rincian populasi
tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 17 siswa kelas akuntansi dan 16
siswa kelas administrasi perkantoran.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sampel pada penelitian ini didapat dari
seluruh siswa kelas XI SMK Kanisius Ungaran kabupaten semarang yang
berjumlah sebanyak 22 siswa/ responden. Dimana rincian sampel penelitian
tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 10 siswa kelas akuntansi dan 12
siswa kelas administrasi perkantoran.
3.3.
Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y).
46
3.3.1. Variabel Terikat (Y)
Sugiyono (2010:61) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada
penelitian ini variabel bebasnya adalah minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi jurusan akuntansi dan administrasi perkantoran pada peserta
didik SMK Kanisius Ungaran kelas XII.
Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur tingkat minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan (akuntansi dan administrasi
perkantoran) pada peserta didik meliputi (a) kebutuhan akan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan informasi tentang perguruan tinggi
jurusan ekonomi dan cara masuk ke perguruan tinggi, (d) motivasi untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi, dan (e) perhatian yang dimiliki
oleh peserta didik terhadap perguruan tinggi.
3.3.2. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi (X1),
Dukungan keluarga (X2), dan Lingkungan sekolah (X3).
A. Prestasi Belajar Ekonomi (X1)
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya. Prestasi belajar yang telah dicapai oleh peserta didik pada penelitian
ini diambil dari rata-rata nilai raport mata pelajaran ekonomi pada semester gasal
kelas XII.
47
B. Dukungan Keluarga (X2)
Dukungan keluarga diartikan sebagai
keluarga terhadap anggotanya.
sikap, tindakan dan penerimaan
Pada penelitian ini
dukungan
keluarga
merepresentasikan segenap sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik).
Dukungan keluarga secara umum bisa berupa materi maupun non-materi.
Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat
dukungan keluarga terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi meliputi,
1) Dukungan informasi
Dukungan ini meliputi saran, nasehat dan informasi yang diberikan keluarga
terkait minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
2) Dukungan pendampingan/ penilaian
Dukungan pendampingan atau penilaian merupakan dukungan yang berupa
umpan balik (penghargaan), pembimbingan dan pemecahan masalah atas
minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
3) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental merupakan dukungan praktis yang bisa berupa materi
(uang) ataupun fasilitas untuk mendukung minat anak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
4) Dukungan emosional
Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi,
adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan didengarkan.
48
C. Lingkungan Sekolah (X3)
Lingkungan sekolah secara umum terbagi menjadi dua macam yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa benda fisik
(bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah. Lingkungan sosial merupakan
semua orang yang ada di sekolah yang mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak
yang berada di sekolah yang bisa mempengaruhi peserta didik adalah guru,
karyawan, kepala sekolah dan teman kelas. Pada penelitian ini, variabel
lingkungan sekolah difokuskan pada lingkungan sosial dengan keyakinan peneliti
bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
psikologi peserta didik.
Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur lingkungan
sekolah adalah,
1. Interaksi antara peserta didik dengan guru
Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian dan motivasi
dari guru terhadap peserta didik.
2. Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah
Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan fasilitas untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dari kepala sekolah terhadap peserta didik.
3. Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah
Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan dukungan administrasi untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari karyawan sekolah terhadap
peserta didik.
49
4. Interaksi antara peserta didik dengan teman kelas
Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian dan motivasi
dari teman kelas terhadap peserta didik.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut
Sugiyono
(2010:193),
terdapat
dua
hal
utama
yang
mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian
dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen sedangkan kualitas pengumpulan data
berkenaaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
Ada dua teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian
ini yaitu teknik angket (kuesioner) dan teknik dokumentasi. Teknik angket
digunakan untuk mengumpulkan data dari minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah. Sedangkan teknik
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
terutama di bidang ekonomi. Penjelasan tentang kedua teknik tersebut akan
dijelaskan dibawah ini.
3.4.1. Teknik Angket (Kuesioner)
Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa teknik angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik kuesioner/
angket akan efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan
50
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Pada teknik angket ada
dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini adalah jenis angket
dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan memudahkan bagi
responden karena responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan oleh peneliti dalam angket. Alternatif jawaban yang telah tersedia
dalam angket dijadikan dasar untuk mengukur variabel tersebut.
Alternatif
jawaban
yang
dijadikan
sebagai
pengukur
variabel
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2010:134). Indikator yang akan diukur dalam skala likert dijabarkan
menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk
menyusun instrumen yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.
Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian ini
dijabarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1.
Penilaian (Scoring) Jawaban Responden
Variabel
Jenis Jawaban
Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi (Y)
1. Kebutuhan
2. Keinginan
Skor
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
Sangat Sering
Sering
5
4
3. Keingintahuan
4. Perhatian
5. Motivasi
Dukungan Keluarga (X2)
51
1. Dukungan informasi
2. Dukungan penilaian/ bimbingan
Jarang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
3
2
1
Sangat Sering
Sering
Jarang
Hampir Tidak Pernah
Tidak Pernah
5
4
3
2
1
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan Emosional
Lingkungan Sekolah (X3)
1. Hubungan dengan Guru
2. Hubungan dengan kepala Sekolah
3. Hubungan dengan Karyawan
Sekolah
4. Hubungan dengan teman sekolah
3.4.2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data
mengenai variabel dari catatan, transkrip, buku dan sebagainya (Arikunto,
2006:231). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
prestasi belajar peserta didik. Data tentang prestasi belajar peserta didik
dikumpulkan dari nilai rata-rata raport mata pelajaran ekonomi pada semester V di
kelas XII.
3.5.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri atas penyusunan
instrumen penelitian, validitas instrumen penelitian, dan reliabilitas instrumen
penelitian.
3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah
penelitian (Sugiyono, 2010:148).Titik tolak dari penyusunan instrumen penelitian
52
adalah variabel yang ditetapkan untuk diteliti. Variabel-variabel tersebut diberikan
definisi operasionalnya kemudian ditentukan indikator yang akan diukur. Dari
indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi pertanyaan atau pernyataan
yang dicantumkan dalam instrumen penelitian.
3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid
mempunyai tingkat validitas yang tinggi begitu juga sebaliknya. Sebuah
instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat korelasi
bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk
(variabel) dengan menggunakan aplikasi SPSS v.22. Instrumen dikatakan valid
apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total konstruk
menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan diketahui dari nilai sig
(2 tailed) kurang dari 0,05 dengan taraf signifikansi 5%. Uji coba instrumen untuk
mengetahui validitas instrumen dilakukan di SMK Kanisius Ungaran Kelas XI.
Berdasarkan hasil uji validitas angket tentang pengaruh prestasi belajar
ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran Kabupaten Semarang dengan menggunakan program SPSS v.22
diperoleh hasil sebagai berikut.
53
Tabel 3.2.
Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan Ke Perguruan
Tinggi
Correlation
Butir Soal
Sig. (2-tailed)
Sig 5 %
Hasil
1
0,002
0,05
Valid
2
0,000
0,05
Valid
3
0,000
0,05
Valid
4
0,008
0,05
Valid
5
0,947
0,05
Tidak Valid
6
0,000
0,05
Valid
7
0,002
0,05
Valid
8
0,000
0,05
Valid
9
0,000
0,05
Valid
10
0,000
0,05
Valid
11
0,000
0,05
Valid
12
0,000
0,05
Valid
13
0,000
0,05
Valid
14
0,000
0,05
Valid
15
0,000
0,05
Valid
16
0,000
0,05
Valid
17
0,056
0,05
Tidak Valid
18
0,001
0,05
Valid
19
0,007
0,05
Valid
20
0,002
0,05
Valid
21
0,001
0,05
Valid
22
0,000
0,05
Valid
23
0,000
0,05
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Valid
54
Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.2. di atas, terlihat bahwa
ada dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 5 dan 17 karena nilai
signifikansinya > 0,05 (α). Sehingga pertanyaan yang tidak valid dibuang karena
tidak bisa mengukur variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dan sudah ada indikator yang mewakili.
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga
Correlation
Butir Soal
Sig. (2-tailed)
Sig 5 %
1
0
0,05
2
0
0,05
3
0,01
0,05
4
0,001
0,05
5
0
0,05
6
0
0,05
7
0
0,05
8
0
0,05
9
0
0,05
10
0
0,05
11
0
0,05
12
0
0,05
13
0
0,05
14
0
0,05
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Hasil
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.3. di atas, terlihat bahwa
seluruh pertanyaan pada variabel dukungan keluarga dinyatakan valid, karena
nilai signifikansinya < 0,05 (α). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan
dapat digunakan untuk mengukur variabel dukungan keluarga.
55
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah
Correlation
Butir Soal
Sig. (2-tailed)
Sig 5 %
1
0,001
0,05
2
0,000
0,05
3
0,000
0,05
4
0,000
0,05
5
0,000
0,05
6
0,000
0,05
7
0,009
0,05
8
0,008
0,05
9
0,013
0,05
10
0,008
0,05
11
0,001
0,05
12
0,000
0,05
13
0,008
0,05
14
0,003
0,05
15
0,001
0,05
16
0,001
0,05
17
0,002
0,05
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Hasil
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tampilan output SPSS pada tabel 3.4. di atas, terlihat bahwa
seluruh pertanyaan pada variabel lingkungan sekolah dinyatakan valid, karena
nilai signifikansinya < 0,05 (α). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan
dapat digunakan untuk mengukur variabel lingkungan sekolah.
3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu
instrumen. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Uji validitas
dapat diketahui melalui uji statistik Cronbach Alpha (α) dengan menggunakan
56
aplikasi SPSS v.22. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha
lebih dari 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:48). Berikut ini hasil uji reliabilitas
pertanyaan yang telah digunakan.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
Kriteria
(Nunnally)
> 0,70
Minat
Melanjutkan
0,947
0,70
ke PT Bidang
Ekonomi
Dukungan
0,955
0,70
Keluarga
Lingkungan
0,916
0,70
Sekolah
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Hasil
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan tabel 3.5. di atas, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha
pada masing-masing variabel berada di atas 0,70. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut reliabel untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.6.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari
analisis deskriptif dan statistik inferensial.
3.6.1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2010:207) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik
57
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang ada dalam penelitian
ini agar dapat dipahami dengan lebih mudah oleh pembaca.
Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya statistik deskriptif mencakup:
(1). Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti : a). Grafik distibusi
(histogram, poligon frekuensi, dan ogif); b). Ukuran nilai pusat (rata-rata, median,
modus, kuartil dan sebagainya); c). Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan ratarata, variasi, simpangan baku, dan sebagainya); d). Kemencengan dan
keruncingan kurva.(2). Angka indeks.(3).Times series/ deret waktu atau
berkala.(4). Korelasi dan regresi sederhana. Suryoatmono (2004:18) menyatakan
Statistika Deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu
kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu
saja. Ukuran Lokasi: mode, mean, median, dan lain-lain. Ukuran Variabilitas:
varians, deviasi standar, range, dan lain-lain.
Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks. Subagyo (2003:1)
menyatakan: Yang dimaksud sebagai statistika deskriptif adalah bagian statistika
mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika,
pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal, disini data yang disajikan
dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca. Sudjana (1996:7)
menjelaskan: Fase statistika dimana hanya berusaha melukiskan atau menganalisa
kelompok
yang
diberikan
tanpa
membuat
atau
menarik
kesimpulan
tentang populasi atau kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif.
Statistik Deskriptif dapat dinyatakan dengan frekuensi, mode, dan keragaman
(variability).
58
a). Frekuensi (F)
Biasanya
dinyatakan
dengan
persentase,
bentuk
yang
tepat
dalam
menampilkan data frekuensi adalah diagram dan grafik.
b). Mode dan Median
Mode adalah nilai yang paling sering muncul, ia menyatakan jumlah kategori
yang paling sering muncul pada suatu kasus. Median adalah nilai tengah, ia
merupakan titik tengah pembagi data.
c). Mean (M)
Mean merupakan rataan dari skor yang diukur, menghitung mean untuk
variable X dapat menggunakan rumus:
d). Variabilitas/ Dispersi
Salah satu teknik untuk mengelompokkan data pada teknik statistik deskriptif
adalah menghitung dispersi atau variabilitas. Tiga cara menghitung
variabilitas antara lain,
1).Range (R): pemisahan antara skor terendah dan tertinggi (skor tertinggi –
skor terendah).
2).Keragaman (S2): semakin besar perbedaan skor pada data, maka keragaman
akan semakin besar pula. Sementara range hanya mengklasifikasi skor
terendah dan tertinggi, keragaman (variance) mengitung semua data yang
digunakan.
Cara menghitung,
59
3).Standar Deviasi (Stdev): pengukuran dispersi dari pengamatan individu
yang ditarik dari nilai mean, untuk menghitung Stdev kita dapat membagi
populasi mean dengan jumlah sampel (n-1).
Cara menghitung,
Tabel kategori digunakan dalam analisis deskriptif untuk mengetahui
tingkatan kategori dari suatu variabel. Tabel kategori menunjukkan tingkatantingkatan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti. Hadi (2004:9) menjelaskan
langkah-langkah untuk menentukan tabel kategori sebagai berikut.
1. Menentukan jumlah bilangan dalam jangkauan dengan cara mengurangi
data terbesar dengan data terkecil (R).
2. Menentukan jumlah interval yang diperlukan.
3. Menentukan lebar interval yang digunakan (i) dengan rumus:
4. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus
Sisa kekurangan bilangan sebaiknya ditambahkan pada kedua sisi yaitu sisi
kanan dan sisi kiri.
60
Berikut ini tabel kategori untuk variabel Y:
Tabel 3.6.
Kategori Skor Variabel Y
Skor
Frekuensi
Kategori
85,4-90
12
Sangat Tinggi
80,8-85,3
13
Tinggi
76,2-80,7
5
Sedang
71,6-76,1
2
Rendah
67-71,5
1
Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Berikut ini tabel kategori untuk variabel X1:
Tabel 3.7.
Kategori Skor Variabel X1
Skor
Frekuensi
Kategori
89,6-94
2
Sangat Tinggi
85,2-89,5
3
Tinggi
80,8-85,1
13
Sedang
76,4-80,7
12
Rendah
72-76,3
3
Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Berikut ini tabel kategori untuk variabel X2:
Tabel 3.8.
Kategori Skor Variabel X2
Skor
Frekuensi
Kategori
63,2-69
3
Sangat Tinggi
57,4-63,1
3
Tinggi
51,6-57,3
9
Sedang
45,8-51,5
13
Rendah
40-45,7
5
Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
Berikut ini tabel kategori untuk variabel X3:
Tabel 3.9.
Kategori Skor Variabel X3
Skor
Frekuensi
Kategori
68,4-74
5
Sangat Tinggi
62,8-68,3
9
Tinggi
57,2-62,7
6
Sedang
51,6-57,1
10
Rendah
61
46-51,5
3
Sangat Rendah
Sumber : Data penelitian, diolah 2015
3.6.2. Statistik Inferensial
Gujarati (2007:89) mengungkapkan bahwa statistik inferensial diartikan
sebagai studi tentang hubungan antara populasi dan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Pada statistik inferensial hasil dari sampel digeneralisasikan
sebagai suatu hasil bagi keseluruhan populasi. Statistik inferensial pada penelitian
ini digunakan untuk pengujian hipotesis. Proses analisis data menggunakan
bantuan aplikasi SPSS v.22 untuk memudahkan proses analisis dan mendapatkan
hasil analisis yang lebih akurat. Pengujian hipotesis akan dilakukan setelah data
terbebas dari gejala asumsi klasik.
1. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal apa tidak
(Ghozali, 2010:160). Model uji normalitas dapat menggunakan histogram,
normal problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0
: Data terdistribusi dengan normal
H1
: Data tidak terdistribusi dengan normal
Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan
aplikasi SPSS v.22 mempunyai Sig< α (0,05) maka H0 ditolak, ini berarti data
62
tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig> α (0,05) maka H0
diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.
b) Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel X). model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji
multikolinearitas dengan menggunakan aplikasi SPSS v.22 dapat diketahui
melalui nilai tolerance dan lawannya yaitu nilai variance inflation factor
(VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 maka bisa dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas
serius.
Nilai
VIF
<
10
menunjukkan
tidak
ada
multikolinearitas serius antar variabel independen.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamat ke
pengamat yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Ada berbagai
cara untuk menguji heteroskedastisitas, diantaranya adalah dengan analisis
grafik plots dan Uji Park.
Analisis grafik plots memiliki kelemahan karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin
63
sulit mempresentasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2010:141). Kelemahan
inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan Uji Park dalam uji
Heteroskedastisitas. Pada uji Park suatu variabel dinyatakan bersifat
Heteroskedastisitas apabila nilai Sig < 0,05. Apabila nilai Sig > 0,05 maka
tidak terdapat Heteroskedastisitas yang artinya variabel tersebut bersifat
Homoskedastisitas.
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ketergantungan
variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas, dengan tujuan untuk
mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai
variabel bebas yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2010:95). Hasil dari
analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel bebas. Pada
penelitian ini analisis regresi digunakan untuk membuat model matematis untuk
mengetahui pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan
sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta
didik.
Bentuk umum dari model regresi berganda dengan 3 variabel bebas adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Y
= Variabel Terikat
X1, X2, X3 = Variabel Bebas
a
= Nilai Konstanta
64
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
3. Uji Hipotesis
Secara umum uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis
regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Namun, secara spesifik ada beberapa analisis dalam
regresi untuk menguji hipotesis secara lebih mendalam. Pada uji hipotesis ini
peneliti menggunakan aplikasi SPSS v.22 untuk memudahkan analisis data.
a) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ghozali,
2010:98). Pada konteks penelitian ini berarti Uji statistik F digunakan untuk
menguji apakah prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah
secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Apabila nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
semua variabel bebas secara simultan dapat menjelaskan variabel terikat
secara signifikan. Sebaliknya, apabila nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima, ini
berarti semua variabel bebas secara simultan tidak mampu menjelaskan
variabel terikat secara signifikan.
b) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil menunjukkan
65
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat juga kecil/
sangat terbatas (Ghozali, 2010:97). Nilai koefisien yang besar (mendekati 1)
dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat.
Koefisien determinasi (R2) mempunyai kelemahan yaitu bias terhadap
jumlah regresi dapat menaikkan ataupun menurunkan nilai Adjusted R2
bergantung kepada variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
atau tidak terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted R2 sebesar 0, (37,5%) pada
output SPSS v.22 menunjukkan bahwa variabel bebas dapat menjelaskan
variabel terikat sebesar (37,5%), sedangkan sisanya (100% - 37,5%)
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan
variabel terikat. Apabila hasil dari SPSS menunjukkan suatu variabel bebas
mempunyai nilai Sig< 0,05 maka variabel bebas tersebut secara individu
mampu menjelaskan dengan signifikan variabel terikat. Sebaliknya, ketika
nilai Sig dari suatu variabel bebas > 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak
mampu menjelaskan secara signifikan variabel terikat.
d) Uji Determinasi Parsial (r2)
Uji determinasi parsial digunakan untuk mengetahui kontribusi masingmasing variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Besarnya r2
dihitung dari mengkuadratkan nilai Correlation Partial yang muncul dari
66
output SPSS v.22. Nilai r2 sebesar 0,(37,5) menunjukkan bahwa variabel
bebas tersebut secara individu mampu menjelaskan variabel terikat sebesar
37,5%, sedangkan sisanya (100%-37,5%) dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan
responden menggunakan teknik penelitian populasi dengan alasan jumlah seluruh
populasi dijadikan sampel. Jumlah keseluruhan responden adalah 33 peserta didik
dengan rincian 6 laki-laki dan 27 perempuan.
SMK Kanisius Ungaran merupakan sekolah swasta yang berbasis Agama
Kristiani. Peserta didik SMK Kanisius Ungaran tidak hanya terbatas untuk orangorang kristiani, akan tetapi peserta didik dapat berasal dari agama non kristiani.
SMK Kanisius Ungaran berada di bawah naungan yayasan Kanisius. SMK ini
berdiri pada tanggal 7 Juni 1995 di Desa Dliwang Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang. Secara umum SMK Kanisius Ungaran menggunakan
kurikulum yang dikeluarkan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SMK Kanisius Ungaran memiliki 2 (dua) jurusan, yaitu Administrasi
Perkantoran dan Akuntansi. Penjurusan dilakukan sejak awal peserta didik masuk
kelas
X
(sepuluh),
dengan
tujuan
agar
semakin
mengukuhkan
ilmu
pengetahuannya. Peserta didik sebagian besar berasal dari Daerah Kecamatan
Ungaran Barat dan sekitarnya. Sedangkan Guru yang mengampu di SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang memiliki latar belakang pendidikan
hingga jenjang S1 dan S2.
67
68
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Deskriptif
1. Deskripsi Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan
Tinggi
Data tentang minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dapat diperoleh melalui instrumen penelitian angket (kuesioner). Variabel
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi
diukur melalui lima indikator, yakni: 1) Kebutuhan; 2) Keinginan; 3)
Keingintahuan;
4)
Motivasi;
5)
Perhatian.
Analisis
deskriptif
menggunakan program SPSS v.22, menghasilkan output sebagai berikut.
Tabel 4.1
Deskripsi Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Descriptive Statistics
N
Rang
Minimum
Maximum
Sum
Mean
e
Stati Statist
stic
Minat
mljtkn PT
Valid N
(listwise)
33
Statistic
Statistic
Statistic Statistic
ic
23.00
Std.
Std.
Varianc
Deviation
e
Statistic
Statistic
Error
67.00
90.00 2750.00 83.3333
.89047
5.11534
26.167
33
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Berdasarkan jawaban dari angket yang telah diisi oleh masing-masing
responden pada tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa yang memilki minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi minimal sebesar 67,00% dan
maksimal sebesar 90,00%, maka gambaran mengenai minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dapat disajikan pada tabel 4.2. berikut.
69
Tabel 4.2.
Deskripsi Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
No
1
2
3
4
5
Skor
85,4-90
80,8-85,3
76,2-80,7
71,6-76,1
67-71,5
Jumlah
F
%
12 36,4%
13 39,4%
5
15,1%
2
6,1%
1
3%
33
100%
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Rata-rata
83
Tinggi
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Tabel 4.2. menunjukkan tingkat minat peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil menunjukkan bahwa 12 peserta didik,
prosentasenya yaitu 36,4%. 13 responden mempunyai minat yang tinggi
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, prosentasenya yaitu
39,4%. 5 responden prosentasenya yaitu 15,1% mempunyai minat yang
sedang, 2 responden, prosentasenya yaitu 6,1%. 1 responden mempunyai
nilai prosentase sebesar 3%. Dari hasil secara umum peserta didik pada
kelas XII SMK Kanisius Ungaran mempunyai rata-rata minat yang tinggi
terhadap kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi.
2. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar
Data mengenai prestasi belajar dapat diperoleh dari nilai raport mata
pelajaran ekonomi semester V pada kelas XII. Nilai raport diambil sebagai
sumber data dengan alasan bahwa nilai raport merupakan akumulasi nilai
yang telah diperoleh oleh peserta didik selama satu semester. Nilai raport
menjadi representasi terhadap prestasi peserta didik karena dalam nilai
raport terkandung nilai harian, nilai UTS dan nilai UAS. Sedangkan nilai
raport semester V diambil sebagai sumber data prestasi belajar karena nilai
70
dalam semester V merupakan nilai raport terakhir yang paling mendekati
dengan kelulusan. Pada semester VI tidak menjadi hitungan penilaian,
karena pada saat penelitian ini dilakukan hasil nilai semester VI belum
keluar. Adapun hasil olahan statistik deskriptif dengan bantuan program
SPSS v.22 dari variabel prestasi belajar ditampilkan pada tabel 4.3. berikut.
Tabel 4.3.
Deskripsi Statistik Prestasi Belajar
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std.
Varian
Deviatio
ce
n
Prestasi
belajar
Valid N
(listwise)
Stati
Statisti
stic
c
33
22.00
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std.
Error
72.00
94.00
2665.00
80.7576 .87692
Statistic
Statisti
c
5.03755 25.377
33
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 94
sedangkan nilai terendah adalah 72. Rata-rata nilai raport pelajaran ekonomi
dari responden pada semester V adalah 80. Dari hasil ini dapat diketahui
bahwa semua nilai responden masuk dalam kategori baik karena di atas
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM mata pelajaran ekonomi
pada kelas XII adalah 70. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun
ada responden yang nilainya sama dengan KKM, tetapi secara umum
mempunyai nilai yang baik karena rata-rata nilai responden mencapai 80
yang jauh di atas nilai KKM. Uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa
71
rata-rata prestasi belajar peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran
dilihat dari nilai raport semester V hasilnya adalah baik.
Tabel 4.4.
Deskripsi Variabel Prestasi Belajar
No
1
2
3
4
5
Skor
F
%
89,6-94
2
6,1%
85,2-89,5
3
9,1%
80,8-85,1
13
39,4%
76,4-80,7
12
36,3%
72-76,3
3
9,1%
Jumlah
33
100%
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Rata-rata
80,8
Sedang
Tabel 4.4. menunjukkan nilai mata pelajaran ekonomi pada kelas XII
SMK Kanisius Ungaran. Hasil menunjukkan bahwa nilai siswa sudah
mencapai KKM, yaitu 70. Akan tetapi secara rata-rata siswa memperoleh
nilai tergolong sedang yaitu 80,8.
3. Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga
Data mengenai variabel dukungan keluarga diperoleh dari pertanyaan
pada kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Pengukuran variabel
dukungan keluarga diambil dari empat indikator yaitu: dukungan informasi,
dukungan penilaian/ pendampingan, dukungan instrumental dan dukungan
emosional. Keseluruhan ada 14 soal untuk menanyakan keempat indikator
tersebut. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 22, analisis
deskriptif dari variabel dukungan keluarga ditunjukkan pada tabel 4.5
berikut.
72
Tabel 4.5.
Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga
Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std.
Varian
Deviatio
ce
n
Sta Statisti
tisti
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std.
c
Statistic
Statisti
Error
c
c
Dkgn
Keluarga
Valid N
(listwise)
33
29.00
40.00
69.00
1708.00
51.7576
1.25154
7.18953 51.689
33
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Dari tabel 4.4. tersebut dapat diketahui bahwa nilai tertinggi sebesar
69 sedangkan nilai terendah adalah 40. Rata-rata nilai jawaban responden
adalah 51.
Adapun untuk melihat deskripsi kategori dari jawaban masing-masing
responden ditampilkan pada tabel 4.5. berikut.
Tabel 4.6.
Deskripsi Variabel Dukungan Keluarga
No
Skor
F
%
Kategori
1 63,2-69
3
9,1% Sangat Tinggi
2 57,4-63,1
3
9,1% Tinggi
3 51,6-57,3
9
27,3% Sedang
4 45,8-51,5
13 39,4% Rendah
5 40-45,7
5
15,1% Sangat Rendah
33
100
Jumlah
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Rata-Rata
51,8
Sedang
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa rata-rata dukungan keluarga
pada responden untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berada
dalam kategori sedang. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden (9,1%) mempunyai dukungan keluarga yang
73
tinggi, 9,1% mempunyai dukungan yang sangat tinggi. 27,3% masuk
kategori sedang, 39,4 mempunyai dukungan yang rendah dan sisanya 15,1%
pada kategori sangat rendah. Dukungan dari keluarga ini berupa dukungan
informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional bagi responden untuk mendorong responden melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil ini diperkuat dengan
pengakuan dari responden bahwa tidak ada responden yang tidak diizinkan
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
4. Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah
Data mengenai variabel lingkungan sekolah diperoleh melalui
instrumen kuesioner dengan jumlah soal sebanyak 17 soal. Variabel
lingkungan sekolah diukur dari empat indikator yaitu: 1) Interaksi dengan
kepala sekolah, 2) interaksi dengan karyawan sekolah, 3) interaksi dengan
guru, dan 4) interaksi dengan teman sekolah. Dengan bantuan program
SPSS v.22, diperoleh hasil uji statistik deskriptif sebagaimana terlihat pada
tabel 4.7. berikut.
Tabel 4.7.
Deskripsi Statistik Lingkungan Sekolah
Descriptive Statistics
N
Stati
stic
Lngkn
sekolah
Valid N
(listwise)
33
Range
Minim
Maxim
um
um
Statisti Statisti Statisti
c
28.00
c
46.00
Sum
Mean
Statistic
Statistic
Std. Error
2003.00
60.6970
1.20249
Std.
Varianc
Deviation
e
Statistic
Statistic
c
74.00
33
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
6.90781
47.718
74
Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel 4.7. menggambarkan
bahwa rata-rata nilai dari jawaban responden pada variabel lingkungan
sekolah sebesar 60. Nilai maksimum variabel lingkungan sekolah dari hasil
jawaban responden adalah 74 dan sedangkan nilai minimumnya adalah 46.
Jika dilihat dari analisis deskripsi berdasarkan tabel 4.7, prosentase
menunjukkan bahwa rata-rata variabel lingkungan sekolah menurut
responden masuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi antara responden (peserta didik) dengan kepala sekolah, karyawan
sekolah, guru dan teman sekolah terjalin dengan intensif.
Apabila pengkategorian variabel lingkungan sekolah ditinjau dari
masing-masing jawaban responden, maka diperoleh hasil seperti tersaji pada
tabel 4.7. berikut.
Tabel 4.8.
Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah
No
1
2
3
4
5
Skor
F
%
Kategori
68,4-74
5
15,1% Sangat Tinggi
62,8-68,3
9
27,3% Tinggi
57,2-62,7
6
18,2% Sedang
51,6-57,1
10
30,3% Rendah
46-51,5
3
9,1% Sangat Rendah
33
100
Jumlah
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Rata-Rata
60,7
Sedang
Berdasarkan tabel 4.8. di atas, bahwa interaksi yang terjadi di
lingkungan sekolah pada 5 responden terjalin sangat tinggi yakni sebesar
15,1%, sedangkan 27,3% dapat dikatakan tinggi, itu terjadi pada 14
responden. Sedangkan
18,2% sedang, itu terjadi pada 6 responden. dan
30,3% rendah dan 9,1%. Tergolong Kategori sangat rendah. Secara umum,
75
interaksi antara responden dengan kepala sekolah, karyawan sekolah, guru
dan teman sekolah terjalin secara lebih intens atau dikatakan tinggi.
4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda
1. Uji Normalitas
Tabel 4.9.
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prestasi
Dkgn
Lngkn
Minat mljtkn
belajar
Keluarga
sekolah
PT
N
33
33
33
33
80,7576
51,7576
60,6970
83,3333
5,03755
7,18953
6,90781
5,11534
Absolute
,117
,087
,098
,097
Positive
,117
,087
,098
,096
Negative
-,082
-,060
-,067
-,097
Kolmogorov-Smirnov Z
,673
,502
,561
,559
Asymp. Sig. (2-tailed)
,755
,963
,911
,914
Mean
Normal Parameters
a,b
Std.
Deviation
Most Extreme Differences
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan program SPSS v.22 seperti
yang tergambar pada tabel 4.9. di atas, diperoleh nilai Kolmogorof-Smirnov
sebesar 0,673 (Prestasi Belajar); 0,502 (Dukungan keluarga), 0,561 (Lingkungan
Sekolah), 0,559 (Minat Melanjutkan Ke PT), dan Sig (Asymp. Sig. 2-tailed)
sebesar 0,755 (Prestasi Belajar), 0,963 (Dukungan Keluarga), 0,911 (Lingkungan
Sekolah), dan 0,914 (Minat Melanjutkan pendidikan ke PT). Jika diketahui nilai α
adalah 0,05 maka H0 diterima. karena Sig pada ketiga variabel hasilnya lebih
tinggi dari pada α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak, sehingga data dapat terdistribusi dengan normal.
76
2. Uji Asumsi Klasik
A. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.10.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
t
a
Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
Coefficie
nts
B
Std.
Beta
Zero
Error
Partial
Part
-
Toleranc
VIF
e
order
(Constant
)
Prestasi
1
belajar
Dkgn
Keluarga
Lngkn
sekolah
44,317 12,579
3,523
,001
,188
,156
,185
1,202
,239
,323
,218
,176
,912
1,097
-,020
,129
-,028
-,155
,878
,339
-,029
-,023
,657
1,522
,410
,134
,554
3,059
,005
,587
,494
,449
,657
1,523
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.10. di atas, dapat
diketahui bahwa hasil dari ketiga variabel independen mempunyai nilai
tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Oleh sebab itu, model regresi
dalam penelitian ini terbukti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen.
77
B. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi faktor-faktor yang
mempengaruhi
minat
melanjutkan
pendidikan
ke
perguruan
tinggi
berdasarkan masukan variabel prestasi belajar, dukungan keluarga dan
lingkungan sekolah.
Deteksi terhadap terjadinya heteroskedastisitas juga dapat dilihat
melalui uji Glejser. Apabila nilai signifikansi variabel independen dari hasil
uji Glejser lebih dari signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan model
regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Dan sebaliknya apabila signifikansi
78
variabel independen dari hasil uji Glejser kurang dari α = 0,05 maka dapat
disimpulkan model regresi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:143).
Hasil uji heteroskedastisitas dengan bantuan program SPSS 22 pada
penelitian ini ditampilkan pada tabel 4.11. berikut.
Tabel 4.11.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
a
Std. Error
14,388
8,241
Prestasi belajar
-,068
,102
Dkgn Keluarga
,013
Lngkn sekolah
-,110
t
Sig.
Beta
1,746
,091
-,123
-,666
,511
,084
,035
,160
,874
,088
-,274
-1,257
,219
a. Dependent Variable: absolute
Sumber: Data Penelitian, diolah 2015
Hasil dari uji heteroskedastisitas menggunakan program SPSS v.22
pada tabel 4.11. di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari ketiga
variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
79
4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda
1. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.12.
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
314,210
3
104,737
Residual
523,124
29
18,039
Total
837,333
32
F
5,806
Sig.
,003
b
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan hasil uji simultan pada tabel 4.12. di atas, maka untuk
menguji hipotesis 1 (H1), telah diperoleh nilai F hitung sebesar 5,806 dengan
signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari α (0,05),
maka hipotesis 1 (H1) diterima, yang berarti bahwa prestasi belajar, dukungan
keluarga dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
2. Uji Determinasi Simultan (R2)
Tabel 4.13.
Hasil Uji Determinasi Simultan
Model Summary
Model
1
R
,613
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,375
,311
4,24721
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Output SPSS pada tabel 4.13. di atas menunjukkan besar Adjusted R2
adalah 0,311. Hal ini berarti 31,1% variabel minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu prestasi
80
belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah. Sedangkan sisanya sebesar
68,9% (100% - 31,1%) disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model.
3. Uji parsial (Uji t)
Tabel 4.14.
Hasil Uji Parsial
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
Std. Error
44,317
12,579
,188
,156
Dkgn Keluarga
-,020
Lngkn sekolah
,410
Prestasi
belajar
a
t
Sig.
Beta
3,523
,001
,185
1,202
,239
,129
-,028
-,155
,878
,134
,554
3,059
,005
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.14. di atas, maka untuk
menguji hipotesis 2 (H2), telah diperoleh nilai t hitung untuk prestasi belajar
sebesar 1,202 dengan nilai signifikansi sebesar 0,239. Karena nilai signifikansi
variabel prestasi belajar sebesar 0,239, dan hal itu lebih besar dari nilai α sebesar
0,05 maka prestasi belajar tidak ada pengaruh terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 2 (H2) yang berbunyi
ada pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi ditolak secara uji parsial (uji t).
Pengujian hipotesis 3 (H3) dengan menggunakan uji parsial, diperoleh
hasil nilai t hitung sebesar 0,155 dengan signifikansi sebesar 0,878. Karena nilai
signifikansi di atas nilai α sebesar 0,05, maka hipotesis 3 (H3) ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap
81
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, jika dilakukan pengujian
secara parsial (uji t).
Pengujian hipotesis 4 (H4) dengan menggunakan uji parsial, diperoleh nilai
t hitung sebesar 3,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Karena nilai
signifikansi α sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan
sekolah berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
4. Uji determinasi parsial
Tabel 4.15.
Hasil Uji Determinasi Parsial
Coefficients
Model
Unstandardized
Standar
Coefficients
dized
t
a
Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
Coeffici
ents
B
Std.
Beta
Zero- Partial
Error
(Constant)
Prestasi
belajar
1
Dkgn
Keluarga
Lngkn
sekolah
44,317
12,579
,188
,156
-,020
,410
Part
order
3,523
,001
,185
1,202
,239
,323
,129
-,028
-,155
,878
,339
,134
,554
3,059
,005
,587
Tolera
VIF
nce
,218
,176
,912
1,097
-,029 -,023
,657
1,522
,657
1,523
,494
,449
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan nilai koefisien determinasi partial (r2) pada tabel 4.15. di atas,
maka kontribusi prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi adalah sebesar (0,218)2 x 100% = 4,75%, hal tersebut berarti
bahwa prestasi belajar memiliki kontribusi untuk menjelaskan minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
82
Ungaran sebesar 4,75%, namun untuk hipotesisnya ditolak karena nilai
signifikansinya lebih besar daripada taraf signifikansi. Dengan asumsi variabel
dukungan keluarga dan lingkungan sekolah dianggap tetap/ konstan. Kontribusi
variabel dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi sebesar (0,029)2 x 100% = 0,08 %, hal tersebut berarti bahwa dukungan
keluarga memiliki kontribusi untuk menjelaskan minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran sebesar
0,08, namun untuk hipotesisnya ditolak karena nilai signifikansinya lebih besar
daripada taraf signifikansi. Dengan asumsi variabel prestasi belajar dan
lingkungan sekolah dianggap tetap. Sedangkan kontribusi variabel lingkungan
sekolah terhadap variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
adalah sebesar (0,494)2 x 100% = 24,40 %, hal tersebut berarti bahwa lingkungan
sekolah berpengaruh sebesar 24,40% terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran. Dengan
asumsi variabel prestasi belajar dan dukungan keluarga dianggap tetap.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel
Lingkungan sekolah mempunyai kontribusi paling besar terhadap variabel minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan variabel
prestasi belajar dan dukungan keluarga.
83
4.2.4. Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.16.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized
Standa
Coefficients
rdized
t
a
Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
Coeffic
ients
B
Std.
Beta
Error
(Constant)
Prestasi
belajar
1 Dkgn
Keluarga
Lngkn
sekolah
44,317 12,579
,188
,156
-,020
,129
,410
,134
Zero-
Partia
order
l
Part
Tolera
VIF
nce
3,523
,001
,185 1,202
,239
,323
,218
,176
,912
1,097
-,155
,878
,339
-,029
-,023
,657
1,522
,554 3,059
,005
,587
,494
,449
,657
1,523
-,028
Sumber: Data penelitian, diolah 2015
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.16. di atas,
diperoleh koefisien untuk variabel independen yaitu X1 = 0,188, X2 = 0,020, X3 =
0,410, dengan konstanta sebesar 44,317. Dengan demikian, dapat dihasilkan
regresi berganda sebagai berikut.
Y = 44,317+ 0,188X1 + 0,020X2 + 0,410X3
Persamaan regresi di atas, memiliki makna sebagai berikut.
1. Konstanta (a) sebesar 44,317 artinya apabila variabel independen yaitu
prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah mempunyai
nilai 0, maka minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi nilainya
sebesar 44,317.
2. Koefisien regresi variabel prestasi belajar (X1) sebesar 0,188 artinya jika
prestasi belajar mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel minat
84
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mengalami peningkatan
sebesar 0,188 satuan, dengan asumsi variabel lainnya bernilai tetap.
3. Koefisien regresi variabel dukungan keluarga (X2) sebesar 0,020 artinya
jika dukungan keluarga mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mengalami
peningkatan sebesar 0,020 satuan, dengan asumsi variabel lainnya bernilai
tetap.
4. Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X3) sebesar 0,410 artinya
jika variabel lingkungan sekolah mengalami peningkatan satu satuan,
maka variabel minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan
mengalami peningkatan sebesar 0,410 satuan, dengan asumsi variabel
lainnya bernilai tetap.
4.3.
Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga dan
Lingkungan Sekolah secara Simultan terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Hasil penelitian pada uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh prestasi
belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran. Secara simultan (bersama-sama), prestasi belajar, dukungan keluarga
dan lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 31,1% terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran Kabupaten Semarang dengan nilai signifikansi sebesar 0,003. Hasil
85
tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan
lingkungan sekolah secara bersama-sama memberikan dampak pada peningkatan
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bagi peserta didik kelas XII
SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian ini selaras dengan teori yang telah dikemukakan oleh
Muhibbin Syah (2011: 132) bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor internal yakni
fisiologis dan psikologis: dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan sosial dan
lingkungan non-sosial. Minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
mengandung makna minat untuk belajar sehingga faktor yang mempengaruhi
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sama dengan faktor yang
mempengaruhi dalam belajar. Hasil ini
juga selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indriyanti dkk (2013) bahwa minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor internal (potensi diri, ekspektasi masa
depan dan motivasi) dan faktor eksternal (peluang, lingkungan sosial, situasi dan
kondisi).
Minat adalah keadaan psikologis yang menjadikan seorang individu
menginginkan untuk melakukan sesuatu. Minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi yang dialami oleh peserta didik menunjukkan bahwa peserta
didik tersebut mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi
sehingga minat yang tinggi selalu diiringi dengan motivasi yang tinggi. Minat
seorang individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Pada
86
penelitian ini faktor internal berupa prestasi belajar dan faktor eksternal berupa
dukungan keluarga dan lingkungan sosial di sekolah.
Minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik
kelas XII SMK Kanisius Ungaran rata-rata pada kategori yang tinggi. Hal ini
menunjukkan secara umum peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran
mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Minat yang tinggi ini juga diimbangi dengan prestasi belajar siswa yang tinggi.
Prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai raport semester V pada mata pelajaran
ekonomi yang mencapai KKM. Dukungan keluarga dilihat dari persepsi peserta
didik juga cukup tinggi. Hal ini menunjukkan keluarga peserta didik mendukung
penuh minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Lingkungan
sosial sekolah juga sangat interaktif dimana interaksi yang terjalin antara peserta
didik dengan teman sekolahnya, gurunya, karyawan sekolahnya berjalan dengan
intensitas yang cukup tinggi. Kombinasi pada ketiga variabel independen ini
mempunyai nilai yang tinggi selaras dengan minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi yang tinggi juga.
Prestasi belajar peserta didik yang dijadikan acuan pada penelitian ini
adalah nilai raport ekonomi pada semester V. Nilai raport ekonomi menunjukkan
seberapa paham siswa dalam memahami ilmu ekonomi selama satu semester,
karena nilai raport merupakan representasi dari nilai harian, nilai UTS dan nilai
UAS. Peserta didik yang mempunyai prestasi baik dalam mata pelajaran ekonomi
secara umum mempunyai ketertarikan yang tinggi pada mata pelajaran ekonomi.
Hal ini terjadi karena peserta didik yang tertarik dengan mata pelajaran ekonomi
87
akan mendorongnya
untuk
belajar
lebih
giat sehingga menjadikannya
mendapatkan prestasi yang baik. Dorongan ini juga berasal dari pujian yang
diterima peserta didik ketika mendapatkan prestasi. Sardiman (2006:79)
mengungkapkan bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi
seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi.
Peserta didik yang telah mendapatkan prestasi yang baik dalam mata
pelajaran ekonomi maka dia akan tertarik untuk mempelajari ilmu ekonomi secara
lebih mendalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Prestasi belajar dalam
mata pelajaran ekonomi merupakan faktor pendorong dari diri seorang peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik kelas XII
SMK Kanisius Ungaran yang mempunyai prestasi tinggi dalam mata pelajaran
ekonomi cenderung akan mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada peserta didik mempunyai
peranan yang sangat besar pada tinggi rendahnya minat seseorang untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sifat labil yang dimiliki oleh peserta
didik SMK yang berada pada rentang usia remaja membutuhkan peranan keluarga
sebagai pengarah. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dalyono
(2007:59) bahwa “Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari
orang tua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar”.
Peserta didik yang didukung penuh oleh keluarganya baik berupa
dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional akan mempunyai modal yang lebih tinggi untuk mendorong minatnya
88
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan dari keluarga ini
memberikan semangat kepada peserta didik untuk lebih percaya diri melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Besarnya dukungan keluarga akan selaras dengan tingginya minat seorang
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik
yang mempunyai persepsi kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya
cenderung mempunyai minat yang lemah untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, meskipun memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena dorongan semangat dari
orang-orang terdekatnya sangat dibutuhkan oleh peserta didik.
Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan lingkungan sosial
sekolahnya memberikan pengaruh kepada peserta didik. Guru-guru di SMK
Kanisius Ungaran tidak hanya memberikan pengajaran, tapi juga memberikan
motivasi dan informasi kepada peserta didik untuk mengenyam pendidikan yang
setinggi-tingginya. Secara tidak langsung keadaan ini akan memotivasi peserta
didik sehingga meningkatkan minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi.
Interaksi yang intensif dengan teman sekolah yang berupa obrolan maupun
ajakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi juga akan berpengaruh
pada minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Teman
sekolah berpengaruh besar terhadap perkembangan peserta didik. Sama halnya
yang diungkapkan oleh Desmita (2009:219) bahwa “perkembangan kehidupan
89
sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam
kehidupannya”.
Interaksi yang diterapkan oleh sekolah terjalin dengan komunikatif.
Sehingga antara kepala sekolah dan peserta didik terjadi berupa interaksi langsung
maupun kebijakan kepala sekolah untuk peserta didik. Interaksi langsung yang
terjadi berupa pemberian motivasi/ arahan oleh kepala sekolah kepada peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pemberian motivasi ini
sering dilakukan oleh kepala sekolah baik pada saat upacara bendera maupun pada
saat kegiatan-kegiatan tertentu.
Kombinasi dari ketiga varabel independen yaitu prestasi belajar, dukungan
keluarga dan lingkungan sekolah yang merupakan faktor internal dan faktor
eksternal yang mempunyai pengaruh terhadap minat peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pengaruh yang muncul adalah
pengaruh positif dimana jika ketiga variabel independen
secara simultan
mengalami kenaikan satu poin, maka variabel dependen juga mengalami kenaikan
juga, itu berlaku jika variabel lain dianggap konstan.
4.3.2. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,202
dengan nilai signifikansi sebesar 0,239, kerena nilai signifikansi lebih besar
daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar
ekonomi tidak ada pengaruhnya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 2 (H2) yang berbunyi terdapat
90
pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi ditolak secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial
(r2) menghasilkan nilai sebesar 4,75%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi
variabel bebas (Prestasi Belajar Ekonomi) sebesar 4,75% dapat menjelaskan
variabel terikat (Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi). Meskipun
ketiga variabel independen ini digabungkan akan meningkatkan variabel
dependennya yakni minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi
ketika kombinasi variabel ini dilakukan uji secara parsial, ternyata hasil dari
variabel prestasi belajar tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil prestasi yang baik, belum tentu menjadi
semangat bagi peserta didik, namun kondisi psikologis, penanaman moral yang
baik serta pujian-pujian terhadap prestasi belajar juga perlu dilakukan, agar
peserta didik terpacu untuk meningkatkan kualitas diri dengan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Walaupun hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh peneliti, akan tetapi hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa
tidak selamanya variabel –variabel bebas akan berpengaruh terhadap variabel
terikatnya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2012:
70) yang mengatakan bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar tidak dapat
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pada
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh agustine, hanya variabel metode
pembelajaran yang berpengaruh signifikan sebesar 35,6% terhadap minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
91
Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sofiarini (2011:66) yang menyatakan bahwa prestasi belajar dan
dukungan orangtua tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di kelurahan sendangguwo,
semarang tahun ajaran 2009/2010. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh
sofiarini secara bersama-sama menunjukkan pengaruh yang signifikan dukungan
orangtua, lingkungan dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi sebesar 45,6%, namun hanya lingkungan yang berpengaruh
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 26,2%.
Baharuddin dan Wahyuni (2008) mengemukakan bahwa faktor psikologis
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran peserta
didik. Prestasi yang diraih oleh peserta didik akan berpengaruh positif pada
psikologisnya sehingga akan meningkatkan minat dan motivasinya untuk belajar
lebih giat lagi. Pujian yang diterima ketika meraih prestasi juga akan
meningkatkan minatnya seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2008:79)
bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk
bekerja dan belajar lebih giat lagi.
Data prestasi belajar ekonomi pada penelitian ini diambil dari nilai raport
mata pelajaran ekonomi semester V. Semua nilai raport mata pelajaran ekonomi
milik responden masuk dalam kriteria tuntas karena tidak ada nilai yang di bawah
KKM. Nilai raport yang mencapai KKM menunjukkan bahwa peserta didik telah
memahami dan menguasai materi yang telah diajarkan. Pemahaman peserta didik
pada materi yang telah diajarkan menjadi modal utama untuk mempelajari materi
92
pada materi selanjutnya. Pada hakikatnya penguasaan materi oleh peserta didik
menunjukkan kesiapan peserta didik untuk menerima materi selanjutnya.
Peserta didik yang mempunyai prestasi yang baik pada mata pelajaran
ekonomi akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk lebih memahami materi
dalam ilmu ekonomi. Peserta didik ini akan selalu ingin menambah
pengetahuannya tentang ilmu ekonomi. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi menjadi jawaban atas keinginannya dalam menguasai ilmu ekonomi.
Penguasaannya pada bidang ilmu ekonomi akan menjadikannya mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi untuk mempelajari ilmu ekonomi dibandingkan dengan
ilmu lainnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peserta
didik yang mempunyai prestasi baik dalam ilmu ekonomi, cenderung mempunyai
minat yang tinggi pula untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniyati (2015:80) yang menyatakan bahwa prestasi belajar tidak dapat
berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Uraian di atas
memberikan sebuah penjelasan bahwa prestasi belajar ekonomi tidak berbanding
lurus dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan kata
lain, variabel prestasi belajar ekonomi tidak dapat berpengaruh pada minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran.
93
4.3.3. Pengaruh
Dukungan
Keluarga
terhadap
Minat
Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0,155
dengan nilai signifikansi sebesar 0,878, karena nilai signifikansi lebih besar
daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga
tidak ada pengaruhnya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 3 (H3) yang berbunyi ada pengaruh dukungan
keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditolak
secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial (r2) menghasilkan nilai
sebesar 0,08%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel bebas (dukungan
keluarga) sebesar 0,08% dapat menjelaskan variabel terikat (Minat Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi). Meskipun ketiga variabel independen ini
digabungkan akan meningkatkan variabel dependennya yakni minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi ketika kombinasi variabel ini dilakukan uji
secara parsial, ternyata hasil dari variabel dukungan keluarga tidak dapat
berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofiarini
(2011:65) yang menyatakan bahwa dukungan orangtua tidak dapat berpengaruh
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada penelitian yang
dilakukan sofiarini, hanya lingkungan yang memberikan pengaruh signifikan
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII
di kelurahan sendangguwo sebesar 26,2%. Namun secara bersama-sama antara
94
variabel dukungan orangtua, lingkungan, dan prestasi dapat berpengaruh
signifikan sebesar 45,6%.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Baihaqi (2011:84) yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga tidak dapat
berpengaruh terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada
siswa SMAN 1 Mayong Kabupaten Jepara. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Baihaqi antara pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggin sebesar 29,48%.
Disiplin belajar berpengaruh signifikan
terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 21,5%
Keinginan anak yang besar terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi tidak didukung dengan motivasi yang besar pula dari orangtua, karena
berbagai macam kondisi yang menyebabkan orangtua berfikir agar bagaimana
anaknya setelah lulus SMK langsung kerja. Hal ini menyebabkan menyebabkan
terjadinya menurunnya semangat dari anak untuk memiliki keinginan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan
Dalyono (2007:59) bahwa cukup atau kurangnya perhatian orangtua dan
bimbingan dari orangtua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Hal
yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orangtua
yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anaknya dalam belajar akan
menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Kesulitan
95
belajar yang dialami oleh peserta didik menjadikan minatnya untuk belajar lebih
luas di jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan menurun.
Dukungan keluarga bagi peserta didik merupakan elemen yang sangat
penting untuk menunjang minatnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kehidupan peserta didik yang sebagian besar dijalani di keluarga menjadi alasan
yang kuat untuk hal tersebut. Lebih dari 17 jam setiap harinya peserta didik
berada di lingkungan keluarga sehingga mewujudkan sebuah ikatan emosional
yang kuat antara peserta didik dan keluarganya. Sebelum memasuki pendidikan
formal, peserta didik juga mendapatkan pelajaran dari keluarga. Sedikit banyak
pelajaran yang diberikan oleh keluarga akan tertanam di jiwa peserta didik.
Dukungan dari keluarga adalah sebuah pemompa semangat bagi peserta
didik untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Hal ini berlaku pada minat
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan yang
diberikan oleh keluarga, baik berupa dukungan informasi, dukungan instrumental,
dukungan penilaian maupun dukungan emosional akan mendorong minat peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik akan
merasa mempunyai modal yang lebih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi jika dia mendapatkan dukungan dari keluarga dengan baik.
Dukungan informasi, dukungan penilaian, dan dukungan emosional lebih
bersifat rohaniah dimana dukungan-dukungan tersebut berguna bagi jiwa dan
pemikiran peserta didik. Dukungan tersebut berfungsi untuk meningkatkan
semangat dan menambah pemahaman kepada peserta didik tentang betapa
pentingnya untuk meningkatkan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan
96
tinggi. Informasi yang peneliti dapatkan dari pihak sekolah, bahwa rata-rata
peserta didik kurang berminat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena
kurangnya dukungan dari keluarga. Keluarga merasa peserta didik sudah cukup
mengenyam pendidikan sampai SMK dan menyarankan untuk bekerja daripada
kuliah. Hal ini terjadi karena sebagian besar keluarga peserta didik berasal dari
keluarga yang kondisi ekonominya rendah dan masih mempunyai pola pikir yang
sederhana. Mereka berpikir sempit bahwa lulusan SMK sudah cukup sebagai
bekal hidup di lingkungannya.
Dukungan instrumental tidak selalu berbanding lurus dengan jenis
dukungan lainnya karena dukungan ini bersifat materiil. Dukungan instrumental
merupakan dukungan fisik yang berupa dukungan materi yang diberikan oleh
keluarga kepada peserta didik. Dukungan ini dapat berupa biaya ketika kuliah
maupun biaya yang dikeluarkan untuk persiapan melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Latar belakang ekonomi keluarga yang menengah ke bawah dan
mata pencaharian yang rata-rata menjadi buruh pabrik membuat masih banyak
keluarga peserta didik yang kurang memberi dukungan instrumental. Masih
banyak keluarga peserta didik yang merasa tidak sanggup untuk membiayai kuliah
peserta didik.
Kekurangan materi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
bagi sebagian peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran dapat teratasi
dengan adanya program beasiswa bidikmisi. Beasiswa bidikmisi mewujudkan
impian peserta didik berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi tanpa terbebani masalah biaya. Beasiswa
97
bidikmisi telah memacu peserta didik untuk berlomba-lomba melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan begitu dukungan informasi, dukungan
penilaian dan dukungan emosional telah lebih dari cukup untuk meningkatkan
minat peserta didik melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya dukungan keluarga
dalam meningkatkan minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Dukungan keluarga menjadi modal sekaligus pendorong minat
peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan dukungan yang besar dari
keluarganya akan senantiasa mempunyai minat yang besar untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Begitu juga sebaliknya peserta didik yang kurang
mendapatkan dukungan dari keluarganya maka dia akan cenderung kurang
berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Febrianasari (2015:103) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga tidak
berpengaruh terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dapat
dikatakan juga bahwa hasil penelitian ini tidak berbanding lurus dengan Penelitian
yang dilakukan oleh Suryani (2006) yang mengungkapkan bahwa kondisi sosial
ekonomi keluarga berpengaruh signifikan terhadap motivasi peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,059
dengan taraf signifikansi sebesar 0,05, hal ini menunjukkan nilai signifikansi lebih
98
kecil daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan
sekolah dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 4 (H4) yang berbunyi terdapat pengaruh
lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
bisa diterima secara uji parsial (uji t). Hasil dari Uji determinasi parsial (r2)
menghasilkan nilai sebesar 4,75%. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel
bebas (lingkungan sekolah) sebesar 24,40% dapat menjelaskan variabel terikat
(Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi).
Lingkungan sekolah mempunyai dua sisi yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Pada penelitian ini hanya lingkungan sosial yang digunakan
sebagai acuan penelitian. Lingkungan sosial peserta didik bisa dilihat dari
interaksinya dengan pihak-pihak yang ada di sekolah yakni kepala sekolah, buruh,
karyawan sekolah dan teman sekolah. Interaksi ini menjadi ukuran apakah peserta
didik mempunyai interaksi yang tinggi/ rendah dengan pihak-pihak tersebut.
Interaksi yang terjadi antara peserta didik kelas XII SMK Kanisius
Ungaran dengan para guru terjadi dengan cukup intens. Di sela-sela mengajar
guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Penyampaian materi oleh guru yang mudah dan menyenangkan
menjadikan peserta didik lebih mudah memahami dan senang dengan materi
tersebut. Wawasan, motivasi dan penyampaian materi mudah dan menyenangkan
oleh guru secara tidak langsung akan meningkatkan minat peserta didik ke
perguruan tinggi.
99
Interaksi antara peserta didik dengan guru akan berdampak positif kepada
minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta
didik yang interaksinya lebih intens dengan gurunya akan mempunyai minat yang
lebih tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, begitu juga
sebaliknya. Motivasi dan wawasan yang diberikan oleh guru akan membuka pola
pikir peserta didik. Peserta didik yang awalnya mempunyai pola pikir yang
sederhana menganggap bahwa pendidikan di SMK sudah cukup untuk bekal
mengarungi hidup, tetapi dengan wawasan dan motivasi yang diberikan oleh guru
akan membuka pola pikir mereka bahwa pendidikan harus dicapai setinggitingginya.
Keadaan di atas juga terjadi pada interaksi antara kepala sekolah dengan
peserta didik. Meskipun tidak se-intens guru, kepala SMK Kanisius Ungaran juga
sering memberi nasehat dan motivasi kepada peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada kesempatan ketika ada kegiatankegiatan seperti upacara bendera dan kegiatan-kegiatan tertentu. Pengaruh antara
interaksi peserta didik dengan karyawan sekolah tidak berbeda keadaannya
dengan interaksi antara peserta didik dengan guru dan kepala sekolah. Karyawan
sekolah banyak berinteraksi dengan peserta didik pada pemberian informasi
seleksi masuk perguruan tinggi. Karyawan sekolah juga membantu mendaftarkan
peserta didik pada seleksi masuk perguruan tinggi. Pelayanan dan bantuan yang
diberikan oleh karyawan sekolah membuat peserta didik merasa nyaman untuk
mengurus administrasi. Kenyamanan dan kemudahan ini secara tidak langsung
akan meningkatkan minat peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
100
Interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan teman sekolahnya sedikit
berbeda dengan interaksi antara peserta didik dengan guru, kepala sekolah dan
karyawan sekolah. Jika interaksi antara peserta didik dengan guru, kepala sekolah
dan karyawan sekolah secara umum relatif sama tingginya bagi setiap peserta
didik, tetapi interaksi antara peserta didik dengan teman sekolahnya akan sangat
beragam. Ada peserta didik yang mempunyai banyak teman sehingga banyak
beriteraksi dengan teman, adapula peserta didik yang tidak banyak mempunyai
teman sehingga kurang banyak berinteraksi dengan teman sekolahnya.
Peserta didik yang lebih banyak dengan teman akan mendapatkan
wawasan dan pemahaman yang lebih luas tentang perguruan tinggi karena antar
peserta didik saling bertukar informasi. Pada usia ini, peserta didik akan
menganggap teman sekolah sebagai teman untuk berbagi masalah kehidupan.
Permasalahan yang dibahas pada pembicaraan antar peserta didik meliputi
berbagai hal termasuk pendidikan dan masa depan. Peserta didik akan saling
memberi informasi tentang perguruan tinggi sehingga pengaruhnya terhadap
peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi cukup besar.
Hipotesis pada penelitian ini tentang adanya pengaruh antara lingkungan
sekolah dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi selaras dengan
pandangan Hurlock dalam Yusuf (2009:54) yang mengemukakan pentingnya
lingkungan sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah
menjadi tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku.
Sekolah akan membuka pola pikir peserta didik secara luas dan beragam. Hasil
penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyanti dkk
101
(2013) bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan
pendidikan
ke
perguruan
tinggi
adalah
lingkungan
sosial.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Simpulan
Berdasakan hasil analisis dalam penelitian dan pembahasan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh antara prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan
lingkungan secara simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran
Kabupaten Semarang sebesar 31,1%.
2. Tidak ada Pengaruh Prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang.
3. Tidak ada Pengaruh Dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik Kelas XII SMK
Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang.
4. Lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 24,40% terhadap minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik Kelas XII
SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang.
102
103
5.2.
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Peserta didik lebih aktif mencari informasi mengenai beasiswa untuk
masuk ke perguruan tinggi terkait dengan minat peserta didik yang tinggi
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sehingga keterbatasan
biaya tidak menjadi penghalang.
2.
Sekolah memberikan
pemahaman kepada orangtua siswa
terkait
pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
3.
Keluarga dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap minat
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena
keluarga merupakan lingkungan awal peserta didik memperoleh
pendidikan.
4.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel penelitian tidak
hanya pada prestasi belajar, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah
sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bervariatif.
104
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Agustine, Felicia. 2012. Pengaruh Motivasi Belajar, metode pembelajaran, dan
Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa Melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi pada SMK Bethel Jurusan Akuntansi dan Administrasi
Perkantoran. Semarang: UNNES
Arifin, dkk. 2013. “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap
Tingkat Partisipasi Anak Pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Dalam Jurnal
Edu Geography. Volume 1 No. 2. Hal 6-10. Semarang: UNNES
Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian: SuatuPendekatan. Jakarta:
RinekaCipta
Acker-Ball, Shawna L. 2007. A Case Study Of The Influence Of Family On FirstGeneration College Students’Educational Aspirations Post High School.
Washington, D.C.: University of Maryland, College Park, in partial
fulfillment
APK Indonesia Hanya 18%. http://www.menkokesra.go.id/content/apk-indonesiahanya-187-persen. 20 Juni 2014.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media
Baihaqi, Fitri. 2011. Pengaruh Disiplin Belajar, dan Lingkungan Keluarga
terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada
Siswa SMAN 1 Mayong Kabupaten Jepara. Semarang. UNNES
Basu Swastha & Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPFE
Dalyono. M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Damayanti, Safitri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa SMA
Negeri di Kota Malang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Bidang
Ekonomi (Studi pada siswa SMA kelas XII IPS SMA Negeri 2 Malang,
SMA Negeri 6 Malang, dan MAN Malang I). Malang:Universitas Negeri
Malang
DEPDIKNAS. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: RemajaRosdaKarya
Djaali. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Febrianasari, Wiwit. 2015. Pengaruh Dukungan Keluarga, Lingkungan Sosial,
Potensi diri dan Informasi Perguruan Tinggi terhadap Minat Melanjutkan
studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1
Kebumen. Semarang: UNNES
Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
105
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
The Liang Gie. 1995. Cara belajar yang efisien. Yogyakarta: Liberty
Gladding, S. T. 2012. Konseling profesi yang menyeluruh. Jakarta: Indeks
Gujarat, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK. Jakarta:
Rineka Cipta
Indriyanti, dkk. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII akuntansi SMK
Negeri 6 Surakarta tahun 2013. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Kurniyati, Eni. 2015. Determinan Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa
Kelas XII IPS SMAN 1 Banjarnegara. Semarang: UNNES
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nasution, Syafrina. 2010.”Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat
Anak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi”. Dalam Jurnal
Pendidikan. Volume 00 Nomor 00 2013. Medan: Universitas Negeri
Medan
Pendidikan tinggi di indonesia.http://www.dikti.go.id (diunduh pada tanggal 17
Januari 2015 pukul 08.20 WIB)
Purwanto, Ngalim. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sochib, Mohamad. 2000. Pola Asuh Orang tua
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: RinekaCipta
dalam
Membantu
Sofiarini, Andrian Dian. 2011. Pengaruh Dukungan Orangtua, Lingkungan, dan
Motivasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan
Tinggi pada siswa SMA Kelas XII di Kelurahan Sendangguwo Semarang
tahun Ajaran 2009/2010. Semarang: UNNES
Subagyo, Pangestu. 2003. Statistik. Yogyakarta: BPFEUGM
Sudjana, N. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sunarto. 1996. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
106
Suryani, Nanik. 2006. “Pengaruh Kondisi Sosial dan Ekonomi Orangtua terhadap
Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi”. Semarang:
UNNES
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tanner, D., & Tanner, L. 1975. Curriculum development: Theory into practice.
New York: Macmilan
Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta.:Grasindo
Http://www. Populer.web.id.201411pendaftaran-online-dikti.html (diunduh pada
tanggal 19 Januari 2015 pukul 08.14 WIB)
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
107
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang
Tahun 2014/ 2015 (Responden Penelitian)
No
NAMA SISWA
JENIS KELAMIN
KODE
RESPONDEN
1.
Chinta Agustina
Perempuan
R-001
2
Christine Chandra D. S.
Perempuan
R-002
3
Danang Putranto
Laki – laki
R-003
4
Daniel Sutrisna
Laki – laki
R-004
5
Della Rosalia Fatmawati
Perempuan
R-005
6
Deva D. K.
Perempuan
R-006
7
Dian Novita Sari
Perempuan
R-007
8
Dwi Anggraeni
Perempuan
R-008
9
Ellen Angelika
Perempuan
R-009
10
Jefri Yulianto
Laki – laki
R-010
11
Krestina Enik Setiani
Perempuan
R-011
12
Nathanael Bramahdi Pangesya Aji
Laki – laki
R-012
13
Wahyu Budi K
Laki – laki
R-013
14
Widya Kartika
Perempuan
R-014
15
Windi Astuti
Perempuan
R-015
16
Agustina Puji R
Perempuan
R-016
17
Yustika Dian Krismandita
Perempuan
R-017
18
Asista Ika Lestari
Perempuan
R-018
19
Catur Wahyu Pambudi
Laki – laki
R-019
20
Devi Eka Istiana
Perempuan
R-020
21
Eka Mardianti
Perempuan
R-021
22
Vera W
Perempuan
R-022
23
Leersia Hexsandra W
Perempuan
R-023
24
Melva Monica
Perempuan
R-024
25
Meta Narwarni
Perempuan
R-025
108
26
Puput Nur Saputri
Perempuan
R-026
27
Ratih Purwanti
Perempuan
R-027
28
Rias Susanti
Perempuan
R-028
29
Sandi Suci
Perempuan
R-029
30
Siti Ariantiningsih
Perempuan
R-030
31
Titis Herawati
Perempuan
R-031
32
Tri Istianti
Perempuan
R-032
33
Youlan Febri Anindya Putri
Perempuan
R-033
109
Lampiran 2 Daftar Responden Uji Coba
No
NAMA SISWA
JENIS KELAMIN
KODE
RESPONDEN
1
Yoga Bhakti V.
Laki-laki
R-001
2
Setyo Hadi D.
Laki-laki
R-002
3
Nadya Susan
Perempuan
R-003
4
Ira Eko Safitri
Perempuan
R-004
5
Fransisca Indah D. C.
Perempuan
R-005
6
Deo
Laki-laki
R-006
7
Ayuk W.
Perempuan
R-007
8
Arista Dewi N.
Perempuan
R-008
9
Anita Fadilla Sari
Perempuan
R-009
10
Anang Dwi Pamungkas
Laki-laki
R-010
11
Irma Rahayu
Perempuan
R-011
12
Indah Widiyaningsih
Perempuan
R-012
13
Haryati
Perempuan
R-013
14
Irsan Maulana
Laki-laki
R-014
15
Gia Aditya P. P
Laki-laki
R-015
16
Lusia Budi S.
Laki-laki
R-016
17
Meilia Kustanti
Perempuan
R-017
18
Puji Astutik
Perempuan
R-018
19
Risa Andriani
Perempuan
R-019
20
Sriyanti
Perempuan
R-020
21
Stefanus
Laki-laki
R-021
22
Yustina Gracy P.
Perempuan
R-022
110
Lampiran 3 Uji Coba Instrumen Penelitian
UJI ANGKET PENELITIAN
NAMA
:
KELAS/ JURUSAN :
Petunjuk :
1. Tulislah identitas anda dengan lengkap !
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang ada,
dengan pilihan jawaban dan mempunyai bobot poin sebagai berikut:
SS : Sangat setuju (5)
TS : Tidak setuju (2)
S : Setuju (4)
STS : Sangat tidak setuju (1)
RR : Ragu-ragu (3)
1. MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
KEBUTUHAN
1 Semua orang berfikir bahwa
melanjutkan ke perguruan tinggi
adalah sebuah kebutuhan
2 Saya akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
lebih, saat melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi
3 Saya berminat masuk ke
Perguruan Tinggi agar siap
dengan perkembangan dunia
kerja di masa mendatang yang
membutuhkan banyak lulusan
dari perguruan tinggi
4 Saya berfikir besarnya peluang
kerja yang ada pada masingmasing jurusan di perguruan
tinggi, menjadi pertimbangan
seseorang untuk memilih studi di
suatu perguruan tinggi
5 Saya berfikir bahwa jurusan
ekonomi (akuntansi atau
Sangat
Setuju
Setuju
RaguRagu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
111
administrasi perkantoran) adalah
jurusan yang memiliki peluang
kerja yang luas di masa
mendatang
KEINGINAN
6 Saya melanjutkan pendidikan
keperguruan tinggi karena
keinginan diri sendiri
7 Saya tertarik masuk jurusan
ekonomi (akuntansi atau
administrasi perkantoran)
dibandingkan dengan yang lain
8 Saya ingin mengembangkan
pengetahuan di bidang ekonomi
melalui jurusan (akuntansi atau
administrasi perkantoran) di
Perguruan Tinggi.
9 Saya ingin melanjutkan ke
perguruan tinggi yang memiliki
akreditasi terbaik pada jurusan
yang saya minati
KEINGINTAHUAN
10 Saya mencari informasi tentang
sistem pendidikan di perguruan
tinggi
11 Saya mencari informasi tentang
jurusan yang saya minati di
perguruan tinggi
12 Saya mencari informasi tentang
macam-macam prodi yang ada di
perguruan tinggi
13 Saya mencari informasi tentang
panduan masuk perguruan tinggi
14 Saya mencari tahu tentang
akreditasi pada jurusan yang saya
minati di masing-masing
perguruan tinggi
15 Saya mencari informasi tentang
jenis-jenis beasiswa yang
ditawarkan di berbagai perguruan
tinggi
16 Saya mencari tahu tentang
besarnya biaya pada jurusan yang
saya minati di berbagai perguruan
tinggi
MOTIVASI
112
17
Saya akan dapat mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
setelah saya melanjutkan ke
perguruan tinggi
18 Saya yakin bisa masuk ke
perguruan tinggi jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran. karena saya lulusan
dari SMK jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran)
19 Saya akan merasa bangga, jika
dapat masuk di perguruan tinggi
yang memiliki akreditasi baik
pada jurusan yang saya minati
20 Saya akan lebih mudah
mendapatkan pekerjaan setelah
saya lulus dari perguruan tinggi
PERHATIAN
21 Saya mengikuti perkembangan
tentang pendidikan di perguruan
tinggi
22 Saya telah mempersiapkan diri
untuk mengikuti seleksi masuk
perguruan tinggi
23 Saya rajin belajar untuk
mempersiapkan masuk perguruan
tinggi jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran)
2. DUKUNGAN KELUARGA
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
DUKUNGAN INFORMASI
24 Keluarga menyarankan untuk
kuliah daripada kerja setelah
lulus SMK
25 Keluarga memberi nasehat
kepada saya untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
26 Keluarga memberi informasi
tentang seleksi masuk perguruan
Sangat
Sering
Sering
Jarang
Sangat
Jarang
Tidak
Pernah
113
tinggi
Keluarga memberi informasi
tentang pendidikan di perguruan
tinggi
DUKUNGAN PENILAIAN/ PENDAMPINGAN
28 Keluarga tidak keberatan jika
saya melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
29 Keluarga siap diajak diskusi
tentang perguruan tinggi
30 Keluarga membimbing saya
untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
31 Keluarga menghargai pendapat/
keinginan saya untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
DUKUNGAN INSTRUMENTAL
32 Keluarga siap membiayai jika
saya masuk perguruan tinggi
33 Keluarga siap membantu saya
dalam pendaftaran seleksi masuk
ke perguruan tinggi
34 Keluarga memberi dukungan
fasilitas untuk persiapan masuk
ke perguruan tinggi
DUKUNGAN EMOSIONAL
35 Keluarga memberi motivasi
kepada saya untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
36 Keluarga mendorong kepada
saya untuk belajar yang rajin
supaya diterima di perguruan
tinggi
37 Keluarga memberikan
kepercayaan kepada saya untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dengan pilihan
saya sendiri
27
114
3. LINGKUNGAN SEKOLAH
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
Interaksi dengan Guru
38 Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
39 Guru bersedia diajak diskusi
tentang perguruan tinggi
40 Guru memberikan informasi
tentang tips dan trik masuk
perguruan tinggi
41 Guru memberikan info tentang
jurusan yang sesuai dengan
karakteristik siswa
42 Guru memberikan rekomendasi
tentang perguruan tinggi yang
sesuai dengan kemampuan siswa
43 Guru merekomendasikan bukubuku terkait persiapan masuk
perguruan tinggi
Interaksi dengan Kepala Sekolah
44 Kepala Sekolah memberikan
informasi tentang pentingnya
melanjutkan ke perguruan tinggi
45 Kepala Sekolah memberikan
motivasi untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi
46 Kepala Sekolah mendorong
peserta didik untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi
47 Kepala Sekolah mempersiapkan
siswa untuk seleksi masuk
perguruan tinggi
Interaksi dengan Karyawan Sekolah
48 Karyawan sekolah memberi
informasi tentang perguruan
tinggi dan karakteristiknya
masing-masing.
49 Karyawan sekolah memberikan
informasi tentang
tata cara masuk perguruan tinggi
Sangat
Sering
Sering
Jarang
Sangat
Jarang
Tidak
Pernah
115
50
Karyawan sekolah membantu
peserta didik dalam pendaftaran
ke perguruan tinggi
Interaksi dengan Teman sekolah
51 Teman sekolah mengajak saya untuk
mendaftar ke perguruan tinggi
52 Teman sekolah memberikan motivasi
kepada saya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi
53 Teman sekolah bersedia diajak diskusi
tentang perguruan tinggi
54 Teman sekolah memberikan informasi
tentang tips dan trik masuk perguruan
tinggi
~Selamat Mengerjakan~
116
Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian
KISI-KISI UJI COBA ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA,
DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN
PENDIDIKAN KE PERGURUAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK
KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
No
1
2
3
Variabel
Minat Masuk
PT Bidang
Ekonomi (Y)
Dukungan
Keluarga (X2)
Lingkungan
Sekolah (X3)
Indikator
Kebutuhan
Keinginan
Keingintahuan
Motivasi
Perhatian
Dukungan Informasi
Dukungan Penilaian/
Pendampingan
Dukungan Instrumental
Dukungan Emosional
Interaksi dengan Guru
Interaksi dengan Kepala
Sekolah
Interaksi dengan Karyawan
Interaksi dengan teman sekolah
Total Butir Soal
NomorSoal
1, 2,3 ,4, 5
6, 7, 8, 9
10, 11, 12,
13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20
21, 22, 23
24, 25, 26, 27
28, 29, 30, 31
Jumlah
Soal
5 soal
4 soal
7 soal
4 soal
3 soal
4 soal
4 soal
32, 33, 34
35, 36, 37
38, 39, 40,
41, 42, 43
44, 45, 46, 47
3 soal
3 soal
6 soal
48, 49, 50
51, 52, 53, 54
3 soal
4 soal
54 Soal
4 soal
117
Lampiran 5 Data Hasil Uji Coba Instrumen
Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Nomor Soal
Resp.
R-001
R-002
R-003
R-004
R-005
R-006
R-007
R-008
R-009
R-010
R-011
R-012
R-013
R-014
R-015
R-016
R-017
R-018
1
2
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
2
4
5
4
4
3
5
2
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
3
4
2
4
5
4
4
5
4
4
4
4
2
4
4
5
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
2
5
5
3
5
5
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
1
5
4
3
4
6
3
3
4
3
4
5
5
4
5
5
3
2
4
5
5
4
3
5
7
3
3
5
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
3
2
4
8
4
3
5
4
3
3
5
3
4
3
3
2
3
5
5
3
2
4
9
4
2
5
5
4
4
5
4
5
5
4
2
5
5
5
4
3
5
10
2
3
5
5
3
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
4
2
5
11
4
2
5
5
4
4
4
4
4
2
4
2
4
5
5
3
3
5
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 3
3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 2
3 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4
4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3
4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5
3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 3
4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4
2 2 3 3 2 4 4 4 2 3 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4
4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
2 4 4 4 5 4 4 5 3 2 3
5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
23
2
2
4
3
4
3
4
3
5
3
3
2
4
4
5
4
2
4
Minat
Melanjutkan
Ke PT
82
72
100
98
94
86
102
85
101
87
89
63
90
102
108
86
72
110
118
R-019
R-020
R-021
R-022
4
4
4
3
4
5
5
4
4
5
5
3
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
4
1
4
5
4
3
4
5
5
3
4
5
5
2
4
4
4
3
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
3
4
5
5
4
4
5
5
4
4
5
4
3
4
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
3
2
5
4
3
3
4
5
3
3
4
5
3
Data Hasil Uji Coba Instrumen
Variabel Dukungan Keluarga
Resp.
R-001
R-002
R-003
R-004
R-005
R-006
R-007
R-008
R-009
R-010
R-011
R-012
R-013
Nomor Soal
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
3 3 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2
3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 1 2 3 3
3 4 3 3 5 1 5 5 3 4 4 5 5 5
3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
4 3 1 1 5 5 5 5 3 3 3 4 5 5
2 2 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2
3 3 1 1 3 3 4 4 1 3 3 3 4 4
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
Dukungan
Keluarga
16
29
39
55
48
36
37
36
52
25
40
17
52
90
107
106
74
119
R-014
R-015
R-016
R-017
R-018
R-019
R-020
R-021
R-022
5
3
4
2
4
3
3
4
1
4
1
4
3
5
3
3
3
1
4
1
3
2
3
3
1
3
1
4
1
3
3
3
3
1
1
1
4
3
4
4
5
2
3
1
1
4
4
4
3
4
2
3
1
1
4
3
4
4
4
1
3
3
1
4
4
4
4
5
1
3
3
1
4
3
4
3
5
2
2
3
1
4
5
3
3
5
1
1
3
1
5
5
1
3
5
2
1
1
1
5
1
2
4
5
1
2
1
1
5
3
4
5
5
1
3
4
1
5
1
4
3
5
2
3
3
1
61
38
48
46
63
27
32
34
14
Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Variabel Lingkungan Sekolah
Resp.
R-001
R-002
R-003
R-004
R-005
R-006
R-007
R-008
R-009
38 39 40 41 42 43 44
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 1
4 4 4 4 3 3 4
5 5 5 5 3 3 3
2 2 1 1 1 1 2
3 3 3 3 3 3 1
4 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 1
1 1 1 1 1 1 1
Nomor Soal
Lingkungan
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Sekolah
3 3 3 1 3 1 3 3 1 1
43
1 1 1 3 3 3 4 4 4 4
47
4 3 4 4 4 4 5 5 5 5
69
3 5 3 3 3 3 4 3 4 3
63
2 2 2 1 1 1 2 3 2 2
28
1 1 1 3 3 3 4 4 4 4
47
3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
60
1 1 1 3 3 3 4 4 4 4
47
1 1 1 5 4 1 5 5 5 5
40
120
R-010
R-011
R-012
R-013
R-014
R-015
R-016
R-017
R-018
R-019
R-020
R-021
R-022
3
5
3
1
4
5
3
3
4
4
3
3
2
2
4
3
1
4
5
3
3
3
4
1
1
1
2
4
3
1
4
5
2
3
4
3
2
2
2
2
4
3
1
5
5
2
4
3
3
1
1
2
2
4
3
1
4
3
2
3
3
3
1
3
2
2
3
3
1
3
3
2
3
1
3
2
1
1
3
3
1
1
5
1
2
3
3
3
1
1
3
2
3
1
1
4
1
3
3
3
3
2
1
2
3
1
1
1
4
1
3
3
3
3
2
1
1
2
1
1
1
3
1
2
2
3
3
2
1
1
3
4
5
1
5
1
1
2
1
2
1
1
1
3
3
4
1
4
1
1
2
1
2
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
3
5
4
5
4
4
3
1
2
3
1
1
3
3
5
3
4
4
4
3
4
2
1
1
1
2
5
5
3
3
4
3
3
4
2
1
1
1
2
1
5
1
4
1
2
3
1
2
1
1
1
41
52
52
24
66
46
40
48
43
46
26
22
24
121
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS v.22
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
122
DATA HASIL UJI VALIDITAS
VARIABEL DUKUNGAN KELUARGA
Correlations
Q1
Pearson Correlation
Q1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Q3
Sig. (2-tailed)
N
Q4
,457
Q6
,495
*
Q7
,558
**
,528
,684
JUMLAH
**
,729
**
,000
,007
,027
,032
,011
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
*
**
**
**
**
*
**
**
**
22
**
,703
,703
,479
,736
,541
,445
,718
,574
,858
,842
**
,000
,001
,000
,009
,038
,000
,005
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
**
,326
,159
,253
,232
**
,339
,302
,350
,235
,423
*
,000
,138
,479
,255
,300
,006
,122
,172
,111
,293
,050
,010
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
*
,375
,356
,336
**
,378
,478
*
*
,280
,477
*
,011
,086
,103
,126
,004
,083
,024
,010
,207
,025
,001
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
**
**
**
**
**
**
22
22
**
**
,839
,839
22
22
22
*
**
,326
,530
*
,530
Pearson Correlation
,495
Sig. (2-tailed)
,019
,000
,138
,011
22
22
22
22
22
**
*
,159
,375
**
,007
,024
,479
,086
,000
22
22
22
22
22
22
**
**
,253
,356
**
**
,000
,255
,103
,696
,640
,024
*
,479
,696
,000
22
,729
,729
,000
,000
,725
,725
,000
,003
,006
,459
Q14
*
,009
22
Sig. (2-tailed)
,472
Q13
*
,006
**
,568
,557
Q12
*
,007
,000
Pearson Correlation
,712
Q11
**
,019
,000
N
,543
Q10
**
,033
,033
Sig. (2-tailed)
,568
Q9
**
,003
22
,558
Q8
**
,000
,000
,601
,601
Q5
*
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
Q7
,682
**
,682
Q4
**
,457
N
Q6
22
Q3
**
Pearson Correlation
N
Q5
1
Sig. (2-tailed)
N
Q2
Q2
,726
,857
,000
,726
,857
,897
,568
,592
,670
,669
,611
,534
,827
,685
,812
,538
,641
,892
**
**
**
,000
,000
,000
,001
,001
,003
,000
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
**
*
*
*
**
,630
,002
,630
,711
,602
,557
,519
,464
,470
,548
,705
**
,002
,000
,003
,007
,013
,030
,027
,008
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
**
**
**
**
,931
,000
,668
,001
,746
,000
,563
,006
,788
,000
,827
,000
,856
,000
,885
**
,000
123
N
Pearson Correlation
Q8
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Q9
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Q10
Sig. (2-tailed)
N
Q11
22
22
22
,232
,336
**
**
**
,009
,001
,300
,126
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
**
**
**
**
**
**
**
**
,712
,640
,736
,568
,592
,897
,670
,711
,602
,931
,668
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
**
**
**
,678
,678
,793
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
1
**
**
**
**
**
,781
,004
,001
,003
,001
,001
22
22
22
22
22
22
22
**
**
,339
,378
**
**
**
**
**
,007
,009
,122
,083
,001
,007
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
,302
,478
*
**
*
**
**
**
**
,445
,000
,000
,000
22
22
22
22
1
**
**
**
**
,810
,810
,002
,000
22
22
22
1
**
**
*
,006
,003
,002
,000
22
22
22
22
22
*
**
,350
,534
*
**
*
**
**
**
**
**
,011
,000
22
22
1
**
**
,000
,111
,010
,000
,030
,000
,000
,002
,003
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
,235
,280
**
*
**
**
**
**
**
**
,005
,293
,207
Sig. (2-tailed)
,011
Sig. (2-tailed)
N
JUM Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
22
,684
**
,000
22
,729
**
,000
22
,858
**
,000
22
,842
**
,000
22
,423
*
,050
22
,538
**
,010
22
,477
*
,025
22
,641
**
,001
,000
22
,812
**
,000
22
,892
**
,000
,027
22
,548
**
,008
22
,705
**
,000
,000
22
,856
**
,000
22
,885
**
,000
,000
22
,802
**
,000
22
,885
**
,000
,000
22
,696
**
,000
22
,858
**
,000
,000
22
,623
**
,002
22
,825
**
,000
,576
,005
22
,532
*
,011
22
,750
**
,000
**
22
22
,700
,750
,005
,032
,695
,532
22
Sig. (2-tailed)
,802
,576
,000
,459
,827
,687
,687
Pearson Correlation
,470
**
,000
22
,685
,825
22
,013
,574
,623
,003
22
,528
,700
22
,003
,608
,608
,000
22
Pearson Correlation
**
,002
,024
,630
,858
22
22
,741
,630
,696
,002
,172
,788
,610
,695
22
22
,464
,563
,630
,000
,038
,827
,519
,781
,630
22
,718
,611
,793
**
,000
,006
,746
,885
,000
22
,557
,802
,003
,000
,669
,802
,000
22
,541
,741
22
,001
,000
,557
,610
,027
Pearson Correlation
LAH
22
,543
22
Sig. (2-tailed)
N
Q14
**
,472
N
Q13
22
**
Pearson Correlation
N
Q12
22
,790
,790
22
**
,000
22
,860
**
,000
,860
**
,000
,000
,000
22
22
22
1
**
,000
,857
,857
,815
,000
22
22
**
1
,815
,000
22
,818
**
,000
,818
**
,000
22
,899
**
,000
22
22
**
1
,899
,000
124
N
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
DATA HASIL UJI VALIDITAS
VARIABEL LINGKUNGAN SEKOLAH
Correlations
Q1
Pearson
Correlation
Q1
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q3
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Q4
1
Sig. (2-tailed)
N
Q2
Q2
Pearson
Correlation
22
,849
Q3
,849
*
,644
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
JUMLAH
,427
*
,493
*
,438
*
,420
,138
,152
,258
,046
,085
,278 -,055
,652
**
*
*
,000
,000
,000
,000
,001
,048
,020
,042
,052
,541
,498
,246
,840
,706
,210
,809
,001
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
,391
,278
,336
,337
,351
,415 ,478
*
,206
1
22
*
*
,877
,877
,773
,410 ,457
*
,456
,806
**
*
*
,000
,000
,000
,000
,058
,032
,033
,072
,210
,126
,125
,109
,055
,024
,357
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
,406
,417
,242
,296
,335
,231
,285 ,438
*
,135
1
,000
,000
22
22
22
*
*
*
*
,696
*
*
,906
,906
*
*
*
,757
Q7
*
*
22
,813
,813
Q6
*
*
,000
,917
,917
Q5
*
*
*
*
Q4
*
,935
*
,935
,808
,699
,417 ,431
,770
**
*
*
*
,000
,000
,000
,053
,045
,061
,054
,278
,181
,128
,302
,198
,041
,549
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
,399
,367
,421
,355
,370
*
,270
1
,807
*
,784
*
,521
*
,485
*
,448
,376 ,465
,852
**
125
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q5
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q6
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q7
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q8
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q9
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Q10
Pearson
Correlation
,000
,000
,000
22
22
22
22
*
*
*
*
,757
,696
,808
,807
,000
,000
,013
,022
,036
,066
,093
,051
,105
,090
,085
,029
,225
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
,401
,252
,317
,361
,420
,303
,134
,229
,337
,219
,000
,034
,064
,258
,151
,099
,051
,171
,553
,306
,125
,327
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
,342
,370
,412
1
*
*
*
*
,000
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
,644
,773
,699
,784
,701
*
*
*
*
*
,001
,000
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
,427
*
*
*
*
1
22
,410
,417 ,521
,048
,058
,053
,013
,034
,279
22
22
22
22
22
22
,493
*
,457
*
,431
*
,485
*
,453
,701
*
,242
,401
,290
,453
,279
,191
,230
,222
,047
,006
,018
,014
,119
,090
,056
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
1
22
,914
,914
*
,210
,278
,162 -,078
,013 -,054
,027
,000
,000
,000
,349
,211
,472
,729
,952
,810
,904
,009
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
1
,064
,191
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
,406 ,448
*
,252
,267
,042
,033
,061
,036
,258
,230
22
22
22
22
22
22
,420
,391
,417
,399
,317
,271
,738
,804
*
*
,000
,000
22
,734
*
*
22
,830
*
*
,804
,830
,544
**
*
,022
*
,734
,772
*
*
*
,738
,514
**
,271 ,428
*
,501
*
,267
,045
,456
*
,290
,032
*
,564
**
,242
,020
,438
*
,709
*
,098
,175
,129 -,009
,027 -,023 -,011
,000
,000
,665
,437
,567
,967
,904
,917
,962
,008
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
,044
,165
,258
,031
,034 -,100
,057
,519
,000
,846
,464
,246
,890
,880
,659
,800
,013
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
,045
,208
,347
,045
,125 -,027
,136
1
22
,835
,835
,547
**
*
*
*
*
*
,549
**
126
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q11
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q12
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q13
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q14
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q15
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Q16
Pearson
Correlation
,052
,072
,054
,066
,151
,222
,000
,000
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
,138
,278
,242
,367
,361 ,428
,541
,210
,278
,093
,099
22
22
22
22
22
,152
,336
,296
,421
,420
,498
,126
,181
,051
22
22
22
22
*
22
,210
,098
,044
,045
,047
,349
,665
,846
,842
22
22
22
22
22
,564
*
,545
,008
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
1
22
,918
,006
,211
,437
,464
,354
,000
22
22
22
22
22
22
22
,125
,128
,105
,171
22
22
22
22
22
*
*
,326
,000
22
*
22
*
,129
,258
,347
,326 ,469
,018
,472
,567
,246
,114
,139
,028
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
,351
,231
,370
,134 ,514
-,078 -,009
,840
,109
,302
,090
,553
,014
,729
22
22
22
22
22
22
22
,031
,045
,967
,890
22
22
,656
,656
,003
,001
,000
,001
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
,002
,006
,000
,000
22
22
22
22
22
22
1
22
22
*
,706
,055
,198
,085
,306
,119
,952
,904
,880
,580
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
,370 -,054 -,023 -,100 -,027
,617
*
*
,293
,003
,002
,186
22
22
22
,674
*
*
,564
*
*
**
,001
22
,610
,741
,028
*
,125
,799
*
22
,034
,564
*
22
,027
,617
*
,228
,013
,656
*
,001
,342
**
,001
,001
,229
,678
,139
,841
,376
,805
*
,268
,285
,674
*
*
,415
,610
*
*
,085
,656
*
1 ,469
,162
,046
,337
,918
*
*
,051
,246
*
,907
,208
,303 ,501
,465
,580
,165
,355
*
,841
,175
,335
,438
,114
,278
,337
*
,354
*
,258
,278 ,478
,842
,330
,547
*
,293
,330
,228
,186
,134
,008
,008
22
22
22
22
22
*
*
*
1
22
,736
,736
22
*
*
,601
**
*
*
,000
,001
,000
,003
22
22
22
22
*
*
1
,000
,660
,725
*
*
*
,660
*
,549
**
,268
22
,834
,834
,637
**
*
,000
,000
,001
22
22
22
*
*
,715
*
1
,635
*
*
,648
**
127
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Q17
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
JUM Correlation
LAH
Sig. (2-tailed)
N
,210
,024
,041
,029
,125
,090
,810
,917
,659
,907
,001
,006
,134
,001
,000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
*
-,055
,206
,135
,270
,219
,412
,027 -,011
,057
,136
,809
,357
,549
,225
,327
,056
,904
,962
,800
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
*
*
*
,652
,806
,770
,852
,709
,772
,544
,547
*
*
*
*
*
*
*
*
,001
,000
,000
,000
,000
,000
,009
,008
22
22
22
22
22
22
22
22
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,519
*
,805
,799
,547
,725
,715
,635
,002
,001
22
22
1
*
*
*
*
*
*
,545
,000
,000
,008
,000
,000
,002
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
*
*
*
*
*
,549
,678
,741
,549
,601
,637
,648
,629
**
,002
,629
*
*
*
*
*
*
*
*
,013
,008
,001
,000
,008
,003
,001
,001
,002
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
1
22
128
HASIL ANALISIS RELIABILITAS
1. Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
0.947
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
0.947
N of
Items
22
2. Variabel Dukungan Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
0.955
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
0.955
N of
Items
22
3. Variabel Lingkungan Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
0.916
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
0.919
N of
Items
22
129
Lampiran 7 Instrumen Penelitian
ANGKET PENELITIAN
“Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan
Sekolah terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada
Peserta Didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang”
Peneliti: Rizal Agung
NAMA
:
KELAS/ JURUSAN :
Petunjuk :
1. Tulislah identitas anda dengan lengkap !
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang ada,
dengan pilihan jawaban dan mempunyai bobot poin sebagai berikut:
SS : Sangat setuju (5)
TS : Tidak setuju (2)
S : Setuju (4)
STS : Sangat tidak setuju (1)
RR : Ragu-ragu (3)
4. MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
KEBUTUHAN
1 Semua orang berfikir bahwa
melanjutkan ke perguruan tinggi
adalah sebuah kebutuhan
2 Saya akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
lebih, saat melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi
3 saya berminat masuk ke
Perguruan Tinggi agar siap
dengan perkembangan dunia
kerja di masa mendatang yang
membutuhkan banyak lulusan
dari perguruan tinggi
4 Saya berfikir besarnya peluang
kerja yang ada pada masing-
Sangat
Setuju
Setuju
RaguRagu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
130
masing jurusan di perguruan
tinggi, menjadi pertimbangan
seseorang untuk memilih studi di
suatu perguruan tinggi
KEINGINAN
5 Saya melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi karena
keinginan diri sendiri
6 Saya tertarik masuk jurusan
ekonomi (akuntansi atau
administrasi perkantoran)
dibandingkan dengan yang lain
7 Saya ingin mengembangkan
pengetahuan di bidang ekonomi
melalui jurusan (akuntansi atau
administrasi perkantoran) di
Perguruan Tinggi.
8 Saya ingin melanjutkan ke
perguruan tinggi yang memiliki
akreditasi terbaik pada jurusan
yang saya minati
KEINGINTAHUAN
9 Saya mencari informasi tentang
sistem pendidikan di perguruan
tinggi
10 Saya mencari informasi tentang
jurusan yang saya minati di
perguruan tinggi
11 Saya mencari informasi tentang
macam-macam prodi yang ada di
perguruan tinggi
12 Saya mencari informasi tentang
panduan masuk perguruan tinggi
13 Saya mencari tahu tentang
akreditasi pada jurusan yang saya
minati di masing-masing
perguruan tinggi
14 Saya mencari informasi tentang
jenis-jenis beasiswa yang
ditawarkan di berbagai perguruan
tinggi
15 Saya mencari tahu tentang
besarnya biaya pada jurusan yang
saya minati di berbagai perguruan
tinggi
MOTIVASI
131
16
Saya yakin bisa masuk ke
perguruan tinggi jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran. karena saya lulusan
dari SMK jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran)
17 Saya akan merasa bangga, jika
dapat masuk di perguruan tinggi
yang memiliki akreditasi baik
pada jurusan yang saya minati
18 Saya akan lebih mudah
mendapatkan pekerjaan setelah
saya lulus dari perguruan tinggi
PERHATIAN
19 Saya mengikuti perkembangan
tentang pendidikan di perguruan
tinggi
20 Saya telah mempersiapkan diri
untuk mengikuti seleksi masuk
perguruan tinggi
21 Saya rajin belajar untuk
mempersiapkan masuk perguruan
tinggi jurusan ekonomi
(akuntansi atau administrasi
perkantoran)
5. DUKUNGAN KELUARGA
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
DU3KUNGAN INFORMASI
22 Keluarga menyarankan untuk
kuliah daripada kerja setelah
lulus SMK
23 Keluarga memberi nasehat
kepada saya untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
24 Keluarga memberi informasi
tentang seleksi masuk perguruan
tinggi
25 Keluarga memberi informasi
tentang pendidikan di perguruan
tinggi
Sangat
Sering
Sering
Jarang
Sangat
Jarang
Tidak
Pernah
132
DUKUNGAN PENILAIAN/ PENDAMPINGAN
26 Keluarga tidak keberatan jika
saya melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
27 Keluarga siap diajak diskusi
tentang perguruan tinggi
28 Keluarga membimbing saya
untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
29 Keluarga menghargai pendapat/
keinginan saya untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
DUKUNGAN INSTRUMENTAL
30 Keluarga siap membiayai jika
saya masuk perguruan tinggi
31 Keluarga siap membantu saya
dalam pendaftaran seleksi masuk
ke perguruan tinggi
32 Keluarga memberi dukungan
fasilitas untuk persiapan masuk
ke perguruan tinggi
DUKUNGAN EMOSIONAL
33 Keluarga memberi motivasi
kepada saya untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
34 Keluarga mendorong kepada saya
untuk belajar yang rajin supaya
diterima di perguruan tinggi
35 Keluarga memberikan
kepercayaan kepada saya untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dengan pilihan
saya sendiri
6. LINGKUNGAN SEKOLAH
Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda!
No
Deskripsi
Interaksi dengan Guru
36 Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
Sangat
Sering
Sering
Jarang
Sangat
Jarang
Tidak
Pernah
133
37
Guru bersedia diajak diskusi
tentang perguruan tinggi
38 Guru memberikan informasi
tentang tips dan trik masuk
perguruan tinggi
39 Guru memberikan info tentang
jurusan yang sesuai dengan
karakteristik siswa
40 Guru memberikan rekomendasi
tentang perguruan tinggi yang
sesuai dengan kemampuan siswa
41 Guru merekomendasikan bukubuku terkait persiapan masuk
perguruan tinggi
Interaksi dengan Kepala Sekolah
42 Kepala Sekolah memberikan
informasi tentang pentingnya
melanjutkan ke perguruan tinggi
43 Kepala Sekolah memberikan
motivasi untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi
44 Kepala Sekolah mendorong
peserta didik untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi
45 Kepala Sekolah mempersiapkan
siswa untuk seleksi masuk
perguruan tinggi
Interaksi dengan Karyawan Sekolah
46 Karyawan sekolah memberi
informasi tentang perguruan
tinggi dan karakteristiknya
masing-masing.
47 Karyawan sekolah memberikan
informasi tentang tata cara masuk
perguruan tinggi
48 Karyawan sekolah membantu
peserta didik dalam pendaftaran
ke perguruan tinggi
Interaksi dengan Teman sekolah
49 Teman sekolah mengajak saya
untuk mendaftar ke perguruan
tinggi
50 Teman sekolah memberikan
motivasi kepada saya untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi
134
51
52
Teman sekolah bersedia diajak
diskusi tentang perguruan tinggi
Teman sekolah memberikan
informasi tentang tips dan trik
masuk perguruan tinggi
~Selamat Mengerjakan~
135
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
KISI-KISI UJI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA,
DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN
PENDIDIKAN KE PERGURUAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK
KANISIUS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
No
1
2
3
Variabel
Minat Masuk
PT Bidang
Ekonomi (Y)
Dukungan
Keluarga (X2)
Lingkungan
Sekolah (X3)
Indikator
Kebutuhan
Keinginan
Keingintahuan
Motivasi
Perhatian
Dukungan Informasi
Dukungan Penilaian/
Pendampingan
Dukungan Instrumental
Dukungan Emosional
Interaksi dengan Guru
Interaksi dengan Kepala
Sekolah
Interaksi dengan Karyawan
Interaksi dengan teman sekolah
Total Butir Soal
Nomor Soal
1, 2, 3 , 4
5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12,
13, 14, 15
16, 17, 18
19, 20, 21
22, 23, 24, 25
26, 27, 28, 29
Jumlah
Soal
4 soal
4 soal
7 soal
3 soal
3 soal
4 soal
4 soal
30, 31, 32
33, 34, 35
36, 37, 38,
39, 40, 41
42, 43, 44, 45
3 soal
3 soal
6 soal
46, 47, 48
49, 50, 51, 52
3 soal
4 soal
52 Soal
4 soal
136
Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian
Variabel Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Resp.
Kebutuhan
Keinginan
Keingintahuan
1
2
3
4
Σ
Ktgr.
5
6
7
8
Σ
Ktgr.
R-001
4
4
4
5
17
S
4
4
4
5
17
S
R-002
3
4
4
4
15
S
4
4
4
5
17
R-003
4
4
4
3
15
S
5
3
3
4
R-004
5
4
5
5
19
SS
4
4
4
R-005
3
4
4
3
14
S
4
3
R-006
3
4
4
4
15
S
4
R-007
4
4
4
4
16
S
R-008
4
4
5
5
18
R-009
3
5
5
4
R-010
4
4
4
R-011
4
5
R-012
4
R-013
Motivasi
Perhatian
Total
10
11
12
13
14
15
Σ
Ktgr.
16
17
18
Σ
Ktgr.
19
20
21
Σ
Ktgr.
Jml.
Ktgr.
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
5
5
14
SS
4
4
4
12
S
88
S
S
4
4
4
4
4
5
5
30
SS
4
5
5
14
SS
4
3
4
11
S
87
S
15
S
4
4
4
4
4
3
4
27
S
3
4
3
10
RR
4
4
3
11
S
78
S
5
17
S
4
5
4
4
5
4
4
30
SS
3
4
3
10
RR
3
3
4
10
RR
86
S
3
4
14
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
4
3
11
S
4
4
5
13
SS
80
S
4
4
5
17
S
5
4
4
4
5
5
5
32
SS
4
5
5
14
SS
4
3
4
11
S
89
SS
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
3
4
27
S
4
5
4
13
SS
3
3
3
9
RR
81
S
SS
5
5
4
4
18
SS
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
5
4
13
SS
4
4
4
12
S
89
SS
17
S
5
4
5
4
18
SS
3
4
3
3
4
4
4
25
S
5
5
4
14
SS
4
3
3
10
RR
84
S
4
16
S
3
4
4
4
15
S
4
4
4
3
3
4
4
26
S
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
81
S
3
5
17
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
3
4
4
11
S
2
2
3
7
TS
79
S
4
3
4
15
S
4
3
4
4
15
S
3
4
4
4
4
4
4
27
S
4
5
3
12
S
4
4
2
10
RR
79
S
4
5
5
5
19
SS
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
5
5
30
SS
5
4
5
14
SS
4
3
4
11
S
90
SS
R-014
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
16
S
4
4
3
4
4
4
4
27
S
4
4
4
12
S
4
3
4
11
S
82
S
R-015
4
5
3
5
17
S
4
5
5
5
19
SS
4
4
4
4
4
5
4
29
S
4
5
5
14
SS
4
3
3
10
RR
89
SS
R-016
5
4
4
4
17
S
4
4
4
4
16
S
3
4
4
4
3
4
4
26
S
4
5
4
13
SS
4
4
4
12
S
84
S
R-017
3
4
4
3
14
S
5
3
4
4
16
S
5
5
3
4
4
5
5
31
SS
4
5
2
11
S
3
4
3
10
RR
82
S
R-018
4
4
4
5
17
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
4
3
11
S
4
4
4
12
S
84
S
9
137
R-019
4
4
4
5
17
S
4
4
4
5
17
S
5
4
4
4
4
5
5
31
SS
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
89
SS
R-020
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
3
4
4
11
S
4
3
4
11
S
82
S
R-021
3
4
4
4
15
S
4
4
3
4
15
S
4
4
4
4
4
4
5
29
S
5
4
4
13
SS
5
4
4
13
SS
85
S
R-022
4
5
4
4
17
S
3
4
4
4
15
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
5
5
14
SS
4
3
4
11
S
85
S
R-023
3
5
5
4
17
S
5
4
4
5
18
SS
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
5
4
13
SS
4
5
5
14
SS
90
SS
R-024
4
5
4
4
17
S
4
2
2
5
13
RR
4
4
5
5
5
5
5
33
SS
4
5
4
13
SS
4
4
4
12
S
88
S
R-025
4
4
4
4
16
S
3
4
4
4
15
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
5
5
14
SS
4
3
3
10
RR
83
S
R-026
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
4
5
13
SS
4
3
3
10
RR
83
S
R-027
3
4
4
4
15
S
3
2
2
2
9
TS
3
3
3
3
3
5
4
24
S
2
5
3
10
RR
3
3
3
9
RR
67
RR
R-028
4
4
4
5
17
S
3
4
4
3
14
S
4
3
3
3
4
4
4
25
S
3
4
4
11
S
3
3
3
9
RR
76
S
R-029
4
4
4
3
15
S
5
3
3
5
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
5
4
5
14
SS
4
4
5
13
SS
86
S
R-030
4
5
4
4
17
S
4
3
3
4
14
S
4
3
3
3
3
3
3
22
S
3
4
4
11
S
3
3
3
9
RR
73
S
R-031
4
3
5
4
16
S
4
3
3
5
15
S
4
4
4
4
5
3
4
28
S
3
5
3
11
S
4
3
3
10
RR
80
S
R-032
5
5
4
4
18
SS
4
3
4
5
16
S
4
4
4
4
4
4
4
28
S
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
86
S
R-033
2
4
4
4
14
S
4
2
4
5
15
S
5
4
4
4
4
5
5
31
SS
4
5
3
12
S
4
4
5
13
SS
85
S
Jumlah
Ratarata
125
140
135
137
537
133
120
124
141
518
132
131
127
128
132
137
139
926
127
149
131
407
125
115
122
362
2750
3.79
4.2
4.1
4.2
16
4
3.6
3.76
4.3
15.7
4
4
3.8
3.9
4
4.2
4.2
28
3.8
4.5
4
12
3.8
3.5
3.7
11
83.3
138
Variabel Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga
Resp.
D. Informasi
D. Penilaian
Total
D. Instrumental
D. Emosional
Σ
Ktgr.
SS
58
S
11
S
47
RR
4
10
RR
45
RR
5
5
15
SS
57
S
3
3
4
10
RR
40
RR
RR
3
4
4
11
S
47
RR
13
SS
5
4
4
13
SS
60
SS
3
10
RR
4
4
4
12
S
51
S
3
4
9
RR
5
4
4
13
SS
53
S
4
4
3
11
S
4
4
4
12
S
49
S
RR
3
3
2
8
RR
3
3
3
9
RR
42
RR
13
RR
3
3
4
10
RR
3
3
4
10
RR
46
RR
5
18
SS
5
3
5
13
SS
4
4
5
13
SS
55
S
3
4
13
RR
4
4
3
11
S
3
3
3
9
RR
46
RR
3
3
3
12
RR
3
3
3
9
RR
3
3
3
9
RR
40
4
4
4
4
16
S
4
3
3
10
RR
4
4
4
12
S
51
RR
S
RR
5
3
3
5
16
S
2
4
3
9
RR
3
4
5
12
S
50
S
20
SS
5
5
5
5
20
SS
4
5
5
14
SS
5
5
5
15
SS
69
SS
5
18
SS
4
5
5
5
19
SS
4
4
4
12
S
5
5
5
15
SS
64
SS
4
15
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
55
S
22
23
24
25
Σ
Ktgr.
26
27
28
29
Σ
Ktgr.
30
31
32
Σ
Ktgr.
33
34
35
Σ
Ktgr.
R-001
4
4
3
3
14
S
4
4
4
4
16
S
4
4
5
13
SS
5
5
5
15
R-002
3
3
3
3
12
RR
4
4
3
4
15
S
3
3
3
9
RR
3
4
4
R-003
3
3
2
2
10
TS
4
3
3
4
14
S
4
3
4
11
S
3
3
R-004
4
5
3
3
15
S
5
4
3
5
17
S
3
3
4
10
RR
5
R-005
3
3
3
3
12
RR
4
3
3
3
13
RR
1
1
3
5
STS
R-006
3
3
3
3
12
RR
4
4
3
4
15
S
3
3
3
9
R-007
3
4
4
4
15
S
5
5
4
5
19
SS
5
4
4
R-008
4
3
3
3
13
RR
4
4
4
4
16
S
4
3
R-009
4
4
3
3
14
S
5
4
4
4
17
S
2
R-010
3
3
3
3
12
RR
4
3
3
4
14
S
R-011
3
3
3
3
12
RR
3
3
3
4
13
R-012
3
3
3
4
13
RR
4
3
3
3
R-013
3
4
2
2
11
RR
5
5
3
R-014
4
4
3
2
13
RR
3
3
R-015
3
3
2
2
10
TS
3
R-016
4
3
3
3
13
RR
R-017
2
3
4
4
13
R-018
5
5
5
5
R-019
4
5
4
R-020
4
4
3
139
R-021
4
3
4
4
15
S
4
4
4
4
16
S
3
4
4
11
S
4
4
4
12
S
54
S
R-022
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
56
S
R-023
4
4
4
4
16
S
5
5
5
5
20
SS
5
5
5
15
SS
5
5
5
15
SS
66
SS
R-024
4
5
5
4
18
SS
5
5
4
4
18
SS
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
60
SS
R-025
3
3
3
3
12
RR
4
4
3
4
15
S
4
4
4
12
S
3
3
4
10
RR
49
S
R-026
4
4
3
3
14
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
12
S
4
4
4
12
S
54
S
R-027
3
3
3
3
12
RR
4
4
3
5
16
S
4
4
4
12
S
4
4
3
11
S
51
S
R-028
3
4
3
3
13
RR
3
3
3
4
13
RR
3
3
3
9
RR
4
4
4
12
S
47
RR
R-029
3
3
3
3
12
RR
4
2
3
4
13
RR
2
3
2
7
TS
3
3
3
9
RR
41
RR
R-030
5
4
3
2
14
S
3
2
3
4
12
RR
3
3
4
10
RR
4
3
3
10
RR
46
RR
R-031
3
3
4
5
15
S
4
5
3
4
16
RR
3
3
4
10
RR
3
4
4
11
S
52
S
R-032
4
4
4
4
16
S
4
4
4
4
16
RR
4
4
4
12
S
4
4
5
13
SS
57
S
R-033
4
4
1
4
13
RR
4
5
5
4
18
SS
5
1
3
9
RR
3
4
3
10
RR
50
S
Jumlah
117
120
106
110
453
135
127
118
137
517
117
113
121
351
126
128
133
387
1708
Rata-rata
3.5
3.6
3.2
3.3
14
4.1
3.8
3.6
4.2
16
3.5
3.4
3.7
11
3.8
3.9
4
12
51.8
140
Variabel Lingkungan Sekolah
Lingkungan Sekolah
Resp.
36
37
Interaksi dengan Guru
38
39
40
41
Σ
Ktgr.
42
Interaksi dgn Kepala Sekolah
43
44
45
Σ
Ktgr.
Intrksi dgn Krywn Sekolah
46 47
48
Σ
Ktgr.
49
R-001
4
4
4
4
4
4
24
S
4
4
4
4
16
R-002
4
4
4
4
4
4
24
S
4
4
4
3
R-003
4
4
3
4
3
3
21
S
3
3
4
R-004
4
4
4
3
4
3
22
S
4
4
R-005
4
3
4
4
3
1
19
RR
3
R-006
4
4
4
4
4
4
24
S
R-007
4
4
4
4
4
3
23
R-008
4
4
4
4
4
3
R-009
4
4
4
3
2
R-010
5
4
3
4
R-011
4
4
4
R-012
4
3
R-013
4
R-014
Interaksi dengan Tmn Sekolah
50
51
52
Σ
Ktgr.
S
4
4
4
12
S
5
4
4
5
18
SS
70
S
15
S
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
64
S
3
13
RR
3
3
3
9
RR
4
3
3
2
12
RR
55
RR
4
4
16
S
3
3
3
9
RR
5
4
4
4
17
S
64
S
3
3
3
12
RR
1
4
3
8
RR
4
3
4
3
14
S
53
RR
4
4
4
3
15
S
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
64
S
S
3
3
3
3
12
RR
3
3
3
9
RR
3
3
3
3
12
RR
56
RR
23
S
4
4
4
3
15
S
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
63
S
4
21
S
4
4
3
3
14
S
2
2
2
6
TS
4
4
4
4
16
S
57
RR
4
3
23
S
3
3
3
3
12
RR
3
3
3
9
RR
4
4
4
3
15
S
59
S
4
4
1
21
S
4
4
4
1
13
RR
1
1
1
3
STS
4
3
4
3
14
S
51
RR
4
4
4
3
22
S
3
4
4
3
14
S
3
2
2
7
TS
4
4
4
4
16
S
59
S
4
4
4
4
4
24
S
5
5
5
5
20
SS
3
3
3
9
RR
5
5
5
5
20
SS
73
SS
4
3
3
4
4
3
21
S
3
3
3
3
12
RR
4
3
3
10
RR
3
3
4
3
13
RR
56
RR
R-015
4
4
3
3
3
3
20
R
3
3
3
3
12
RR
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
57
RR
R-016
4
4
4
4
4
3
23
S
4
4
4
3
15
S
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
63
S
R-017
5
5
5
2
3
2
22
S
3
3
3
3
12
RR
2
1
1
4
STS
4
4
4
3
15
S
53
RR
R-018
3
4
5
5
5
3
25
S
3
5
5
5
18
SS
3
3
3
9
RR
4
5
5
5
19
SS
71
S
R-019
5
5
5
4
4
4
27
SS
4
4
5
4
17
S
4
4
4
12
S
5
4
5
4
18
SS
74
SS
R-020
4
4
4
4
4
3
23
S
3
3
4
3
13
RR
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
61
S
Σ
Total
Ktgr.
141
R-021
4
4
4
4
4
2
22
S
4
4
3
2
13
RR
4
4
4
12
S
3
4
4
4
15
S
62
S
R-022
4
4
4
4
4
4
24
S
5
4
4
4
17
S
3
4
4
11
S
4
4
4
4
16
S
68
S
R-023
4
4
4
3
3
3
21
S
3
4
3
3
13
RR
3
4
3
10
RR
3
4
4
3
14
S
58
RR
R-024
4
4
4
4
4
4
24
S
4
4
5
4
17
S
4
4
4
12
S
4
4
4
4
16
S
69
S
R-025
4
4
4
4
4
4
24
S
4
4
4
4
16
S
4
4
4
12
S
4
4
4
4
16
S
68
S
R-026
4
4
4
3
3
3
21
S
3
3
4
3
13
RR
3
3
3
9
RR
3
3
3
3
12
RR
55
RR
R-027
3
3
3
3
3
3
18
RR
3
3
3
3
12
RR
3
3
1
7
TS
3
2
2
2
9
TS
46
RR
R-028
4
4
4
4
3
3
22
S
4
4
4
3
15
S
3
3
3
9
RR
4
4
4
4
16
S
62
S
R-029
4
4
3
3
2
3
19
RR
3
3
3
3
12
RR
3
3
2
8
RR
3
4
3
2
12
RR
51
RR
R-030
3
3
4
4
3
3
20
RR
3
3
3
3
12
RR
3
4
4
11
S
3
3
3
3
12
RR
55
RR
R-031
5
4
4
4
4
3
24
S
4
5
4
3
16
S
4
3
2
9
RR
4
4
4
4
16
S
65
S
R-032
3
5
4
4
4
3
23
S
4
4
4
4
16
S
3
4
4
11
S
4
4
4
4
16
S
66
S
R-033
4
3
4
3
4
3
21
S
4
3
3
3
13
RR
1
1
1
3
STS
5
5
4
4
18
SS
55
RR
Jumlah
132
129
129
123
120
102
735
119
122
123
107
471
98
101
95
294
129
126
128
120
503
2003
4
3.9
3.9
3.7
3.6
3.1
22
3.6
3.7
3.7
3.2
14
3
3.1
2.9
8.9
3.9
3.8
3.9
3.6
15
60.7
Rata-rata
142
Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten
Semarang Tahun 2014/ 2015
Kode
No
Nama Siswa
Nilai Responden
Ketuntasan
1 Chinta Agustina
R-001
82
Tuntas
2 Christine Chandra D. S.
R-002
83
Tuntas
3 Danang Putranto
R-003
84
Tuntas
4 Daniel Sutrisna
R-004
77
Tuntas
5 Della Rosalia Fatmawati
R-005
81
Tuntas
6 Deva D. K.
R-006
80
Tuntas
7 Dian Novita Sari
R-007
81
Tuntas
8 Dwi Anggraeni
R-008
82
Tuntas
9 Ellen Angelika
R-009
81
Tuntas
10 Jefri Yulianto
R-010
78
Tuntas
11 Krestina Enik Setiani
R-011
84
Tuntas
12 Nathanael Bramahdi Pangesya Aji
R-012
76
Tuntas
13 Wahyu Budi K
R-013
76
Tuntas
14 Widya Kartika
R-014
81
Tuntas
15 Windi Astuti
R-015
88
Tuntas
16 Agustina Puji R
R-016
79
Tuntas
17 Yustika Dian Krismandita
R-017
73
tuntas
18 Asista Ika Lestari
R-018
81
Tuntas
19 Catur Wahyu Pambudi
R-019
72
tuntas
20 Devi Eka Istiana
R-020
86
Tuntas
21 Eka Mardianti
R-021
78
Tuntas
22 Vera W
R-022
83
Tuntas
23 Leersia Hexsandra W
R-023
78
Tuntas
24 Melva Monica
R-024
94
Tuntas
25 Meta Narwarni
R-025
93
Tuntas
26 Puput Nur Saputri
R-026
77
Tuntas
27 Ratih Purwanti
R-027
77
Tuntas
28 Rias Susanti
R-028
73
tuntas
29 Sandi Suci
R-029
81
Tuntas
30 Siti Ariantiningsih
R-030
76
Tuntas
31 Titis Herawati
R-031
80
Tuntas
32 Tri Istianti
R-032
84
Tuntas
33 Youlan Febri Anindya Putri
R-033
86
Tuntas
2665
Jumlah
80
Tuntas
Rata-rata
143
Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y
Deskripsi Indikator Kebutuhan
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
4
29
0
0
%
Kategori
12,1% Sangat Tinggi
87,9%
Tinggi
0%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
16
Tinggi
Deskripsi Indikator Keinginan
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
4
27
1
1
%
Kategori
12,1% Sangat Tinggi
81,8%
Tinggi
3%
Sedang
3%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
15,7
Tinggi
Deskripsi Indikator Keingintahuan
No
1
2
3
4
5
Skor
29,8 – 35,4
24,1 – 29,7
18,4 – 24
12,7 – 18,3
F
8
23
2
0
%
Kategori
24,2% Sangat Tinggi
69,7%
Tinggi
6%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
7 – 12,6
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
28
Tinggi
144
Deskripsi Indikator Motivasi
No
1
2
3
4
5
Skor
13 – 15,4
10,5 – 12,9
8 – 10,4
5,5 – 7,9
F
16
14
3
0
%
Kategori
48,5% Sangat Tinggi
42,4%
Tinggi
9%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
3 – 5,4
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
12
Tinggi
Deskripsi Indikator Perhatian
No
1
2
3
4
5
Skor
13 – 15,4
10,5 – 12,9
8 – 10,4
5,5 – 7,9
F
5
15
12
1
%
Kategori
15,1% Sangat Tinggi
45,5%
Tinggi
36,4%
Sedang
3%
Rendah
Sangat
3 – 5,4
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
11
Tinggi
145
Lampiran 12 Statistik Deskriptif Variabel Indikator X2
Deskripsi Indikator Dukungan Informasi
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
3
12
16
2
%
Kategori
9% Sangat Tinggi
36,4%
Tinggi
48,5%
Sedang
6%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
14
Tinggi
Deskripsi Indikator Dukungan Penilaian/ Pendampingan
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
7
18
8
0
%
Kategori
21,2% Sangat Tinggi
54,5%
Tinggi
24,2%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
15,7
Tinggi
Deskripsi Indikator Dukungan Instrumental
No
1
2
3
4
5
Skor
13 – 15,4
10,5 – 12,9
8 – 10,4
5,5 – 7,9
F
5
12
14
1
%
Kategori
15,2% Sangat Tinggi
36,4%
Tinggi
42,4%
Sedang
3%
Rendah
Sangat
3 – 5,4
3%
1
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
11
Tinggi
146
Deskripsi Indikator Dukungan Emosional
No
1
2
3
4
5
Skor
13 – 15,4
10,5 – 12,9
8 – 10,4
5,5 – 7,9
F
9
14
10
0
%
Kategori
27,3% Sangat Tinggi
42,4%
Tinggi
30,3%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
3 – 5,4
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
12
Tinggi
147
Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3
Deskripsi Indikator Interaksi dengan Guru
No
1
2
3
4
5
Skor
22,5 – 26,5
18,3 – 22,4
14,2 – 18,2
10,1 – 14,1
F
16
16
1
0
%
Kategori
48,5% Sangat Tinggi
48,5%
Tinggi
3%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
6 – 10
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
22
Tinggi
Deskripsi Indikator Interaksi dengan Kepala Sekolah
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
2
15
16
0
%
Kategori
6% Sangat Tinggi
45,5%
Tinggi
48,5%
Sedang
0%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
14
Tinggi
Deskripsi Indikator Interaksi dengan Karyawan Sekolah
No
1
2
3
4
5
\
Skor
13 – 15,4
10,5 – 12,9
8 – 10,4
5,5 – 7,9
F
0
8
19
3
%
Kategori
0% Sangat Tinggi
24,2%
Tinggi
57,6%
Sedang
9%
Rendah
Sangat
3 – 5,4
9%
3
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
8,9
Sedang
148
Deskripsi Indikator Interaksi dengan Teman Sekolah
No
1
2
3
4
5
Skor
17,2 – 20
13,9 – 17,1
10,6 – 13,8
7,3 – 10,5
F
5
21
6
1
%
Kategori
15,2% Sangat Tinggi
63,6%
Tinggi
18,2%
Sedang
3%
Rendah
Sangat
4 – 7,2
0%
0
Rendah
Jumlah
33 100%
Sumber : Data Penelitian, diolah 2015
Rata-rata
15
Tinggi
149
Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik
150
151
Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1
.613
a
.375
.311
4.247
a. Predictors: (Constant): Prestasi Belajar, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
314.210
3
104.737
Residual
523.124
29
18.039
Total
837.333
32
F
Sig.
5.806
.003
b
a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
b. Predictors: (Constant): Prestasi Belajar, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Constant
Prestasi
Belajar
1
Dukungan
Keluarga
Lingkungan
Sekolah
a
Std. Error
44.317
12.579
.188
.156
-.020
.410
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
3.523
.001
.185
1.202
.239
.912
1.097
.129
-.028
-.155
.878
.657
1.522
.134
.554
3.059
.005
.657
1.523
a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
152
153
Download