BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan sapi menyebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari peternakan kecil dengan populasi lima ekor sampai dengan peternakan besar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan penghasil produk pangan hewani, hal ini menunjukan bahwa sapi memiliki potensi yang cukup tinggi (Darmono, 1992). Peternakan sapi di Indonesia sejak zaman dahulu masih berkembang sebagai suatu usaha sambilan, hingga saat ini belum banyak didapati usaha peternakan sapi yang dikelola secara maju. Melihat perkembangan zaman dan tingginya pembangunan saat ini, menyebabkan kebutuhan akan daging semakin meningkat, sementara itu pemenuhan akan kebutuhan selalu kurang, jumlah permintaan lebih tinggi daripada peningkatan daging sapi sebagai konsumsi (Pane, 1993). Menurut kebijaksanaan pemerintah, sub-sektor peternakan, sapi potong sebagai salah satu usaha yang perlu terus dikembangkan (Murtidjo, 1992). Perbaikan kualitas serta pengembangan sapi potong di Indonesia dapat dilakukan dengan cara mengaplikasikan metode inseminasi buatan, dimana semen yang diinseminasikan kepada betina berasal dari pejantan unggul yang memiliki perfoma reproduksi yang baik dan memiliki konformasi tubuh yang baik. Instansi pemerintah yang bergerak dibidang semen beku adalah Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran. Balai Inseminasi Buatan Ungaran merupakan salah satu dari enam Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa 1 Tengah didirikan berdasarkan Perda No 1 tahun 2002 tanggal 2 April 2002 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 27 Februari 2003. Balai Inseminasi Buatan Ungaran terletak di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, yang berada pada ketinggian ± 316 meter dpl dengan suhu udara sekitar 24-30˚C. Jumlah pejant an penghasil semen segar di Balai Inseminasi Buatan Ungaran yaitu sebanyak 52 ekor. Balai Inseminasi Buatan di dirikan di ungaran karena pada awalnya di Jawa Tengah belum berdiri suatu badan pemerintahan untuk inseminasi buatan, sedangkan permintaan untuk sapi potong yang berkualitas cukup tinggi maka didirikan sebuah Balai Inseminasi Buatan di Ungaran Jawa Tengah. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui performa reproduksi sapi pejantan Brahman di Balai Inseminasi Buatan Ungaran dilihat dari kualitas semen yang meliputi konsentrasi sepermatozoa, volume semen, dan motilitas spermatozoa. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah sebagai informasi mengenai performa reproduksi pejantan Brahman yang dilihat dari segi kualitas semen di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran. 2