BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia peternakan beberapa tahun terakhir ini meningkat, terutama dalam produksi hewan ternak sapi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Republik Indonesia 2013, populasi ternak hewan sapi mengalami peningkatan yang signifikan. Sebagai contoh pada tahun 2013 populasinya mencapai 489.713 ekor dibandingkan tahun 2010 meningkat sebesar 62,13 persen ( Badan Pusat Statistik, 2013 ). Seiring dengan peningkatan populasi sapi, maka meningkat pula sapi yang terjangkit penyakit. Dengan adanya peningkatan populasi sapi yang terkena penyakit, peternak membutuhkan informasi tentang jenis penyakit hewan ternak sapi agar dapat menangani sapi secara dini ketika terserang penyakit. Ada pula peternak yang sudah berpengalaman dalam mengetahui beberapa macam penyakit sapi. Namun dari pengalaman itu belum cukup, bisa jadi jenis penyakit satu dengan yang lain hampir sama gejalanya. Kesalahan dalam mengidentifikasi penyakit ini dapat berisiko membuat sapi semakin parah. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan organisasi yang menangani para peternak meliputi peternak ayam, sapi, kambing dan lainnya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terdapat Tenaga Harian Lepas (THL) khusus untuk melaksanakan kegiatan peternakan pada hewan ternak sapi yang berjumlah 100 dokter hewan dan 150 Petugas Inseminasi Buatan (IB) yang tersebar di pulau Jawa dan Bali. Diamati dari perbandingan yang cukup signifikan antara jumlah dokter hewan sekitar 100 orang dan jumlah sapi 489.713 ekor, mengakibatkan banyak sapi yang sakit belum dapat ditangani secara maksimal. Selain kendala sedikitnya dokter hewan dan petugas inseminasi buatan, ditemukan juga kendala dalam setiap kali pembuatan laporan. Proses pembuatan laporan untuk periode tertentu membutuhkan waktu yang lama http://digilib.mercubuana.ac.id/ dikarenakan perekapan data yang banyak sehingga harus menggolongkan satu persatu perwilayah kandang peternak terlebih dahulu. Dalam kegiatan petugas inseminasi buatan dan dokter hewan tidak adanya pencocokan kegiatan dengan tepat, hal ini menyebabkan kesulitan dokter hewan dalam melakukan perekaman/pencatatan setiap penyakit hewan ternak sapi yang timbul dan menyulitkan petugas inseminasi buatan untuk memberikan laporan kegiatan di lapangan, sehingga laporan yang dibuat oleh petugas inseminasi buatan tidak sesuai dengan laporan keadaan di lapangan. Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan suatu sistem informasi untuk membantu kegiatan dokter hewan dan petugas inseminasi buatan untuk melakukan tugas dengan sebagaimana mestinya dilapangan serta dibutuhkan juga suatu aplikasi untuk peternak/masyarakat agar dapat berkonsultasi secara online dengan dokter hewan ternak sapi mengenai penyakit hewan ternak sapi yang timbul dan memberikan saran tentang pencegahan penyakit sebagai langkah awal penanganan dini terhadap penyakit yang timbul. Selain itu dibutuhkan juga sebuah sistem informasi yang dapat membantu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam pencatatan kegiatan dokter hewan dan petugas inseminasi buatan agar dalam melihat laporan tidak membutuhkan waktu yang lama dan dengan akurasi yang tepat. Maka Berdasarkan latar belakang penulis paparkan tersebut, penulis bermaksud untuk merancang sebuah system pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk dijadikan bahan usulan penelitian dengan judul “ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING KONDISI HEWAN TERNAK SAPI BERBASIS WEB PADA DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan penulis, dan berdasarkan latar belakang yang penulis jelaskan atau paparkan maka diperlukannya media informasi pencatatan pemeriksaan kebuntingan hasil Inseminasi buatan, pencatatan kelahiran hasil inseminasi buatan, dan pencatatan pemeriksaan kondisi kesehatan pada hewan ternak sapi pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dari hal tersebut penulis mencoba untuk merumuskan masalah-masalah sebagai berikut ini : 1. Bagaimana menganalisa dan merancang system informasi monitoring kondisi hewan ternak sapi ? 2. Bagaimana menganalisa dan meracang untuk membuat jaringan peternak di Indonesia ? 3. Bagaimana menganalisa dan merancang koneksi antar muka untuk konsultasi antara peternak dan dokter hewan secara online? 4. Bagaimana cara mengelola data yang diperoleh selama kegiatan petugas inseminasi buatan dan dokter hewan secara efektif dari segi informasi? 5. Bagaimana cara merancang basis data untuk penyimpanan data yang diperoleh selama kegiatan petugas inseminasi buatan dan dokter hewan secara efisien? 1.3 Batasan Masalah Agar masalah tidak meluas dan tetap dalam penelitiannya difokuskan pada masalah berikut : 1. Sistem informasi yang dibuat hanya meliputi pencatatan kegiatan dokter hewan ternak dan petugas inseminasi buatan pada saat berlangsungnya kegiatan monitoring kondisi hewan ternak sapi pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2. Penulis membahas permasalahan utama yaitu, tentang membangun analisa dan perancangan dari system informasi monitoring kondisi khusus hewan ternak sapi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Sistem Informasi monitoring kondisi hewan ternak sapi yang akan penulis bangun terdiri dari perancangan pencatatan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan ternak, pencatatan kebuntingan hasil inseminasi buatan, pencatatan kelahiran hasil inseminasi buatan, rancangan konsultasi peternak, dan rancangan jaringan antar sesama peternak. 4. Untuk pencatatan pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak sapi, penulis hanya membuat rancangan pencatatan dari pemeriksaan kesehatan, mengutamakan pemrosesan data yang bersumber dari informasi dan pemantauan terhadap kondisi kesehatan hewan ternak sapi yang dilakukan oleh dokter hewan ternak. 5. Untuk pencatatan pemeriksaan kebuntingan hasil inseminasi buatan penulis membangun rancangan pencatatan pemeriksaan kebuntingan hasil inseminasi buatan yang dilakukan oleh petugas dari inseminasi buatan. 6. Untuk pencatatan kelahiran hasil inseminasi buatan penulis membuat rancangan pencatatan kelahiran hasil inseminasi buatan yang dilakukan oleh petugas dari inseminasi buatan. 7. Untuk konsultasi online penulis mengutamakan data penyakit dari dokter hewan ternak yang akan digunakan untuk menjadi informasi ketika dibutuhkan peternak saat konsultasi. 8. Untuk membangun rancangan jejaring peternak, penulis mengutamakan data peternak dan informasi dari peternakan pusat maupun peternakan daerah. 9. Proses bisnis ini merupakan pemrosesan jadwal yang dibuat oleh dinas peternakan dan dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan dari dokter hewan ternak, pencatatan pemeriksaan kebuntingan, dan pencatatan kelahiran hasil inseminasi buatan dari petugas inseminasi buatan, pembuatan laporan hasil monitoring kondisi hewan ternak dan pemrosesan laporan yang diberikan pihak dokter hewan ternak dan petugas inseminasi buatan dilapangan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10. Penulis hanya membahas analisa dan perancangan kegiatan monitoring kondisi hewan ternak pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menjadi judul tugas akhir ini dan tidak membuat suatu program computer atau sebuah aplikasi. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan 1. Menganalisa sistem informasi monitoring kondisi hewan ternak sapi yang sedang berjalan di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sehingga dapat diketahui dasar proses yang dibutuhkan oleh tokoh kunci. 2. Membangun rancangan system informasi monitoring kondisi hewan ternak sapi pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 3. Membantu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam mengelola, dan menyimpan data untuk menghasilkan sebuah laporan. 1.4.2 Manfaat 1. Meningkatkan keefisiensian pengumpulan, penyimpanan data dalam kegiatan dokter hewan ternak dan petugas inseminasi buatan 2. Meningkatkan keakuratan pengcekan serta pencocokan antara jadwal yang diberikan oleh dinas peternakan kepada pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 3. Meningkatkan keefektifan kepada Petugas Inseminasi Buatan dan dokter hewan ternak dalam melakukan pencatatan kegiatan di lapangan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Meningkatkan keefektifan hubungan interaksi antara peternak, dokter hewan ternak, dan petugas inseminasi buatan dalam rangka misi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 1.5 Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1.5.1 Metode Penelitian, yaitu : 1. Teknik Wawancara (Interview) Yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan data yang efektif untuk mempelajari system, dengan cara mewawancarai langsung petugas-petugas kunci pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Lingkup Departemen Pertanian Indonesia tentang kegiatan monitoring yang sedang berjalan. 2. Teknik Pengamatan (Observasi) Yaitu mencari informasi langsung di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Lingkup Departemen Pertanian Indonesia, untuk mempelajari proses bisnis dan mengambil data-data yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi. 3. Studi Pustaka (Library Research) Yaitu dengan teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku pustaka yang merupakan penunjang dalam memperoleh data untuk melengkapi dalam penyusunan laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 1.6 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Berdasarkan hasil wawancara dan survey pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Lingkup Departemen Pertanian Indonesia dapat diambil kesimpulan tentang system yang sedang berjalan tersebut yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.6.1 Sistem Pencatatan Pemeriksaan Hewan Ternak Sapi Pada system ini dokter ternak mencatat hasil dari pemeriksaan terhadap hewan ternak sapi, dimana dari hasil pencatatan ini menghasilkan informasi berupa penyakit yang menjangkit hewan ternak sapi, serta cara menanganinya dengan memberikan suntikan vaksin sesuai dengan informasi dari penyakit yang menjangkit hewan ternak sapi. 1.6.2 Sistem Pencatatan Pemeriksaan Kebuntingan Hewan Ternak Sapi Pada system ini petugas inseminasi buatan melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak sapi yang telah di lakukan kawin suntik, kemudian petugas mencatat untuk mendapatkan perkiraan kapan sapi tersebut akan melahirkan dan menjaga agar sapi dalam keadaan kondisi yang baik apabila melahirkan nanti. 1.6.3 Sistem Pencatatan Kelahiran hasil IB Pada system ini petugas inseminasi buatan melakukan pencatatan/penomoran pada telinga pedet yang baru saja lahir, hal itu dilakukan untuk memudahkan pendataan petugas yang melakukan control di lapangan agar lebih mudah dalam melakukan pemantauan. 1.7 Jadwal Penyusunan Tabel 1. 1 Jadwal Perancangan No. Rincian kegiatan April /Tahap kegiatan 1. 1 2 Mei 3 4 1 Juni 2 3 4 1 2 3 4 Planning (Perencanaan) : Membentuk suatu konsep berdasarkan rangkaian dari cerita petugas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Lingkup Departemen Pertanian Indonesia a) Survey b) Wawancara c) Membuat proposal http://digilib.mercubuana.ac.id/ d) Membuat Hasil Analisis 2. Designing (Perancangan) : menentukan desain aplikasi mulai dari kebutuhan sistem seperti interface, database a). Menentukan kebutuhan system b) Membuat storyboard c)Membuat interface d)Membuat database 1.8 Sistematika Penulisan Pada dasarnya, penyusunan sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam mengikuti apa yang dipaparkan dalam laporan tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, berisikan gambaran umum penelitian yang dilakukan meliputi latar belakang masalah, identifikasi msalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan secara garis besar dalam membuat analisa dan perancangan system informasi monitoring kondisi hewan ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan panduan dalam penyusunan landasan teori. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori umum yang menjadi dasar pendukung pengetahuan dalam topic penulisan penelitian ini, teori – http://digilib.mercubuana.ac.id/ teori yang digunakan berkisaran mengenai analisan dan perancangan system informasi monitoring kondisi hewan ternak pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Antara lain teori mengenai system informasi, system informasi monitoring, metode waterfall, unified modeling diagram (UML) serta aplikasi pendukung Microsoft visio 2010, yang akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. BAB III : ANALISA SISTEM Dalam bab ini menganalisa objek penelitian seperti struktur organisasi pada Ditektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, membahas tentang batasan system, analisis prosedur yang menjelaskan uraian prosedur, analisis Dokumen, Bagan Alur Dokumen, yang menjelaskan dokumen masukan dan dokumen keluaran, usulan system dan analisis kebutuhan system. BAB IV : PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil rancangan database dan user interface system berdasarkan hasil analisa pada bab 3. BAB V : PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran mengenai hasil riset dan informasi pelaksanaan penelitian secara keseluruhan pada rancangan sistem usulan yang telah dibahas pada bab I sampai dengan bab IV serta saran dari hasil penyusunan penelitian yang telah disusun. http://digilib.mercubuana.ac.id/