SARIPATI Doa merupakan bagian integral dari kehidupan orang beriman dalam agama apapun termasuk Kekristenan. Jika dipandang secara teologis, doa bukan saja kewajiban orang beriman tetapi suatu kebutuhan karena manusia itu adalah makhluk yang serba terbatas dalam memenuhi kebutuhannya, dan pada pihak lain Tuhan dipercayai sebagai yang tak terbatas. Bagi orang Kristen doa juga dipandang tidak terikat oleh waktu dan tempat, artinya kita dapat berdoa kapan saja dan dimana saja karena Tuhan maha hadir dan maha mendengar kapan saja. Akan tetapi dalam sejarah dan masa kinipun, ada tempat-tempat doa atau ziarah yang mana dianggap dapat lebih menjamin terkabulnya doa mereka. Dalam tradisi Katholik “Goa Maria Lourdes-Perancis” dipercaya mempunyai kasiat, dimana pernah terjadi penampakan Bunda Maria selama beberapa kali dan ditemukan mata air yang hingga kini menjadi sarana kesembuhan bagi banyak orang. Berdasar hal tersebut Goa Maria Lourdes-Perancis menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi. Di Jawa Tengah khususnya kota Ungaran, ada sebuah tempat doa yang ramai dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai usia, tempat dan aliran gereja. Maka daripada itu saya tertarik mengkaji “Bagaimana pemahaman beberapa pengunjung tentang doa dan tempat berdoa?”. Penelitian yang saya lakukan terhadap sejumlah responden, baik melalui via telepon maupun wawancara tatap muka saya menyimpulkan bahwa: Berdoa dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tetapi berdoa di Bukit Doa Getsemani Ungaran ada suatu nuansa yang berbeda dimana suasananya yang kondusif membuat beberapa pengunjung merasa lebih dekat kepada Tuhan. Bukit Doa Getsemani Ungaran bukan tempat yang sakral, namun beberapa pengunjung yang menganggap bahwa tempat tersebut sakral, sehingga mereka mempercayai dan menyepakati tempat tersebut sakral. Bahayanya adalah bukan lagi terfokus kepada Tuhan melainkan terjatuh kepada kesakralan tempat. Berdoa di Bukit Doa Getsemani Ungaran memang segera terkabul, tetapi sebenarnya bukan karena faktor tempat yang membuat Tuhan menjawab doa melainkan karena kuasa Tuhan dan memang sudah menjadi waktu Tuhan untuk menjawab doa. Bukit Doa Getsemani Ungaran berbeda dengan Goa Maria Lourdes Perancis, tidak memiliki fenomena bersejarah tetapi lebih kepada sarana/wadah tempat berdoa. Pemahaman beberapa pengunjung mengenai doa tidaklah salah dimana mereka mengajukan berbagai permohonan kepada Tuhan, namun alangkah baiknya apabila berdoa untuk orang lain juga (bersyafaat) karena Tuhan mengajarkan hal tersebut. Beberapa pengunjung telah memilih tempat yang kondusif dalam berdoa yaitu Bukit Doa Getsemani Ungaran, dimana tempatnya tenang, hening, sunyi, tidak terganggu suatu apapun. Pilihan mereka tidaklah salah tetapi merupakan pilihan yang tepat. Suasana yang kondusif sangatlah diperlukan dalam berdoa. Kata Kunci: Doa Kristiani, Ziarah, Sakral. i