T1_132008038_BAB II

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Tentang Kemandirian
2.1.1 Pengertian Kemandirian
Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa
meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang
mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
dalam tindakan/ perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/ jasa)
demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002).
Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan
seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan
sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin
dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang
sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat
atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan
dialaminya (Hasan Basri, 2000). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya
kemandirian yang kuat.
Menurut Brawer dalam Toha (1993) kemandirian adalah suatu
perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah suatu
kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku
yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan
dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.
6
Menurut
Zainun
(2002)
mengatakan
bahwa
kemandirian
merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan, individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam
menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu pada akhirnya
akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Kemandirian dapat digunakan
individu untuk memilih jalan hidup sehingga dapat berkembang dengan lebih
mantap.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang untuk
bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan
mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat
menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan
atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala
keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.
2.1.2 Ciri-ciri Kemandirian
Kemandirian mempunyai ciri-ciri yang beragam, banyak dari para
ahli yang berpendapat mengenai ciri-ciri kemandirian. Menurut Gilmore
dalam Thoha (1993) merumuskan ciri kemandirian itu meliputi:
a. Ada rasa tanggung jawab
b. Memiliki pertimbangan dalam menilai problem yang dihadapi secara
intelegen
c. Adanya perasaan aman bila memiliki pendapat yang berbeda dengan
orang lain
d. Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide yang berguna bagi
orang lain.
7
Ciri-ciri kemandirian menurut Lindzey dalam Hasan Basri (2000) berpendapat
bahwa individu yang mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk mengejar prestasi
Secara relatif jarang mencari pertolongan pada orang lain
Menunjukkan rasa percaya diri
Mempunyai rasa ingin menonjol
Sejalan dengan dua pendapat dari ahli diatas, Antonius (2002) mengemukakan
bahwa ciri-ciri mandiri adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Percaya diri
Mampu bekerja sendiri
Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya
Menghargai waktu
Tanggung jawab
Setelah melihat ciri-ciri kemandirian yang dikemukakan dari
beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
kemandirian tersebut antara lain:
a. Individu yang berinisiatif dalam segala hal
b. Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan
padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain
c. Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya
d. Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai
kesuksesan
e. Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap tugas dan
kegiatan yang dihadapi
f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat dengan orang
lain, dan merasa senang karena dia berani mengemukakan pendapatnya
walaupun nantinya berbeda dengan orang lain
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian pada
remaja menurut Masrun, (1986) yaitu:
8
a. Usia
Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada saat anak
menginjak usia lebih tinggi. Pada usia remaja mereka lebih berorientasi
internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidupnya ditentukan
oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih tergantung pada orang tuanya,
tetapi ketergantungan itu lambat laun akan berkurang sesuai dengan
bertambahnya usia.
b. Jenis kelamin
Keinginan untuk berdiri sendiri dan mewujudkan dirinya sendiri merupakan
kecenderungan yang ada pada setiap remaja. Perbedaan sifat-sifat yang
dimiliki oleh pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan pribadi individu yang
diberikan pada anak pria dan wanita. Dan perbedaan jasmani yang menyolok
antara pria dan wanita secara psikis menyebabkan orang beranggapan bahwa
perbedaan kemandirian antara pria dan wanita.
c. Konsep diri
Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten pada
individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana individu
tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan sejauh
mana pribadi individualnya. Mereka yang mmandang dan menilai dirinya
mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya mereka yang
memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung
menggantungkan dirinya pada orang lain.
d. Pendidikan
Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang,
kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang
akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat
mewujudkan dirinya sendiri sehingga orang memiliki keinginan sesuatu
secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.
e. Keluarga
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam melatarkan dasardasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan
kemandirian pada diri seseorang.
f. Interaksi sosial
Kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial serta
mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung perilaku
remaja yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu
menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak mudah
menyerah akan mendukung untuk berperilaku mandiri.
Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
mencapai kemandirian seseorang tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang
mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri. Faktor-faktor ini mempunyai
9
peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan
seberapa jauh seorang individu bersikap dan berpikir cara mandiri dalam
menjalani kehidupan lebih lanjut.
2.2 Tinjauan Tentang Konsep Diri
2.2.1 Pengertian Konsep Diri
Rogers menganggap konsep diri berada didalam kesadaran
seseorang, jadi konsep diri ini merupakan suatu konfigurasi dari persepsipersepsi terorganisasikan mengenai diri yang dapat masuk ke dalam kesadaran
(Burns,1993). Menurut Calhoun dan Acocella (1990) konsep diri gambaran
mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri,
pengharapan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri.
Sedangkan menurut William D. Brooks (dalam Rahmat, 2000)
mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan tentang totalitas psikis,
sosial dan fisik tentang dirinya yang berasal dari pengalaman-pengalaman dan
interaksinya dengan orang lain. Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan
dan apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Komponen konsep diri
antara lain: 1) Komponen kognitif yang disebut juga citra diri (Self Image),
komponen ini berhubungan dengan pikiran. Citra diri (Self Image) ini
meliputi: kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, tujuan hidup,
kedudukan dan peran sosial, kesukaan orang lain pada dirinya. 2) Komponen
afektif yang sering disebut juga harga diri (Self Esteem), komponen ini
berhubungan dengan perasaan. Harga diri (Self Esteem) meliputi: perasaan,
10
penyesuaian diri, penerimaan diri, penghargaan, pujian. Konsep diri
merupakan gambaran dan penilaian positif terhadap diri sendiri dapat
digunakan sebagai dasar berperilaku dan menyesuaikan diri. Maka dari itu
sebagai inti atau dasar kepribadian, konsep diri berpengaruh terhadap ciri-ciri
individu dalam bertingkah laku serta cara-cara bertindak.
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh
tentang dirinya sendiri. Pandangan tentang diri sendiri yang tercermin dalam
konsep diri antara lain meliputi karakteristik kepribadan, nilai-nilai kehidupan,
prinsip hidup, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala
pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
2.2.2 Isi Konsep Diri
Sewaktu lingkungan anak yang sedang bertumbuh itu meluas, isi
dari konsep dirinya juga berkembang meluas, termasuk hal-hal seperti
pemilikan, teman-teman, nilai-nilai, dan khusunya orang-orang yang
disayangi melalui proses identifikasi. Secara umum isi dari konsep diri dapat
dirumuskan. Menurut Jersild dalam penelitiannya pada anak usia sekolah
dasar
dan
sekolah
menengah
seperti
dikutip
oleh
Burns
(1993)
mendiskripsikan isi dari konsep diri sebagai berikut:
a. Karakteristik fisik, termasuk penampilan secara umum (ukuran tubuh,
bentuk tubuh, sosok dan bentuk tubuh)
b. Penampilan, cara berpakaian model rambut dan make up
c. Kesehatan dan kondisi fisik
d. Rumah dan hubungan keluarga, hubungan selama ini antara anak
dengan orang tua dalam berkomunikasi
11
e. Sikap dan hubungan sosial, hubungan terhadap lingkungan, anak
mudah bergaul/ tidak, dalam bergaul baik/ tidak dengan lingkungan
sekitar
f. Bakat dan minat sosial
g. Kecerdasan atau status intelektual
h. Hobi dan permainan, termasuk olah raga
Sementara itu Livesly dan Barmly (1973) seperti yang dikutip Burns
(1993). Mendeskripsikan isi konsep diri dalam kategori-kategori sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Penampilan
Identitas diri
Persahabatan
Keluarga dan pertalian keluarga
Pemilikan, termasuk benda-benda yang di punyai
Sifat kepribadian secara umum, ciri kepribadian termasuk ciri karakter,
disposisi, temperamen, dll
Tingkah laku yang spesifik
Minat dan hobi
Keyakinan akan nilai-nilai, ide religius, minat religius dan praktek
religius
Sikap terhadap diri
Hubungan dengan lawan jenis,
Perbandingan dengan orang lain
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa isi
konsep diri meliputi penampilan, kepribadian, kecerdasan, kesehatan dan
kondisi fisik, keluarga, hubungan sosial, penyesuaian dengan orang-orang
disekitar dan lawan jenis, bakat dan minat serta hobi.
2.2.3 Karakteristik Konsep Diri
Menurut Jalaluddin Rahmat (2000) bahwa dalam menilai diri
seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya
individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang
12
mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda individu yang memiliki
konsep diri yang positif sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
Merasa setara dengan orang lain
Menerima pujian tanpa rasa malu
Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat
e. Mampu memperbaiki karena individu sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah:
a. Peka terhadap kritik
b. Responsif sekali terhadap pujian
c. Terlalu kritis, tidak sanggup menghargai dan tidak mengakui kelebihan
orang lain
d. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain
e. Bersikap pesimis terhadap kompetisi, ditandai dengan keengganan
untuk bersaing (Jalaluddin Rahmat, 2000)
Sejalan dengan hal itu, Calhoun (1990) mengatakan bahwa
karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif
dan konsep diri negatif yang keduanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Konsep diri positif
1) Dapat menerima dirinya sendiri secara apa adanya
2) Berkepribadian yang sifatnya stabil dan bervariasi
3) Dapat menyimpan informasi, baik informasi negatif maupun informasi
positif
4) Dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri
5) Dapat mengenal dirinya dengan baik
6) Dapat menerima dirinya sendiri, juga menerima orang lain
7) Dapat menghadapi kehidupan didepannya
8) Selalu bertindak berani dan sopan
b. Konsep diri negatif
1) Cara pandang terhadap dirinya sendiri tidak teratur
2) Tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri
13
3) Tidak tahu tentang siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahannya
4) Menerima informasi tentang diri, dan hampir pasti menjadi penyebab
kecemasan, rasa ancaman terhadap dirinya
5) Tidak memiliki kategori mental yang dapat dikaitkan dengan informasi
yang bertentangan dengan dirinya
6) Selalu melindungi konsep dirinya yang kokoh dengan mengubah atau
menolak informasi baru
7) Selalu menilai atau memandang negatif terhadap diri
8) Selalu menganggap diri tidak berharga dibandingkan dengan orang
lain
Dengan melihat beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif, dimana keduanya memiliki ciri-ciri yang
sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dengan karakteristik
konsep diri negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat
memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam
tentang dirinya sendiri. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif,
dia akan mengubah terus-menerus konsep dirinya atau melindungi konsep
dirinya itu secara kokoh dengan cara mengubah atau menolak informasi baru
dari lingkungannya.
2.3 Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemandirian
Pudjijogyanti dalam Maharani (2005) mengatakan bahwa konsep diri
merupakan hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri dan
Kartini Kartono dalam Maharani (2005) menjelaskan bahwa konsep diri adalah
keseluruhan yang dirasa dan diyakini benar oleh sesorang mengenai dirinya.
Dengan demikian konsep diri berperan sebagai inti dari ciri-ciri individu.
Konsep diri dan tidak bisa lepas dari sifat-sifat kepribadian. Salah satu kualitas
kepribadian seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk sikap dan kemampuan
14
yang dimilikinya. Kemampuan ini antara lain adalah kemandirian. Kedua aspek
saling berhubungan dan dapat diilustrasikan bahwa konsep diri diibaratkan
sebagai poros sedangkan sifat-sifatnya sebagai jari-jarinya. Jadi pusat kepribadian
tersebut adalah konsep diri, dimana sifat-sifatnya yang menjadi karakteristiknya
sebagai kecenderungan reaksi individu dalam penyesuaian sosial dan personal
yang berkembang dipengaruhi langsung oleh inti kepribadian. Sifat-sifat yang
ditampilkan individu dalam berperilaku merupakan penerimaan konsep diri. Jadi
individu dalam berperilaku dan berinteraksi dalam lingkungan sosial dan personal
tidak terlepas dari konsep dirinya. Seseorang memiliki yang konsep diri positif
mendukung adanya perasaan kompeten pada individu untuk menentukan langkah
yang diambil. Bagaimana individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan
dirinya atau menentukan sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang
memandang dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan
sebaliknya mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang,
cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka hipotesis yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah: ”Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
kemandirian siswa kelas VIII SMP N 1 Bancak”.
2.5 Penelitian Yang Relevan
Penulis melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap hasil penelitian
pendahulu yang relevan sebagai berikut:
15
Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pernah dilakukan oleh
Maharani (2005) di Panti Asuhan Ungaran. Judul penelitian Maharani (2005)
adalah hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada anak asuh angkatan
1 di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Hasil penelitian Puan Maharani
(2005) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0, 6106. Uji keberartian korelasi
dengan uji Z diperoleh Z hitung = 5, 43 > Z tabel = 1, 96 yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian pada anak asuh
angkatan 1 di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Susilowati (2011) dengan judul hubungan antara konformitas
teman sebaya dan konsep diri dengan kemandirian pada remaja Panti Asuhan
Muhammadiyah Karanganyar. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh
nilai koefisien korelasi sebesar 0, 600; p = 0,000 (p < 0,05) dan F Hitung 10,399>
F Tabel 3,25 artinya ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas
teman sebaya dan konsep diri dengan kemandirian pada remaja Panti Asuhan
Muhammadiyah Karanganyar.
16
Download