PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH Isma Fitria1, Fitria Kasih2, Rici Kardo2 Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1Mahasiswa ABSTRACT This study is conducted because there are some teenagers who have unstable emotional control and still unable to control their emotion. The aims of this study are to describe :1) the emotional control before and after the sample get the treatment in the aspect of controlling emotion, 2) the improvement of emotional control before and after the sample get the treatment in the aspect of mental criticality, 3) the improvement of emotional control before and after getting the treatment in the aspect of self-understanding. An experimental research was applied in this study with 11 teenagers as the population. for the purpose of selecting the sample, total sampling was applied, which means the sample were the 11 teenagers. a questionnaire is used as the instrument. For analyzing the data, percentage and Wilcoxon Matched pairs which is comparing the result of pre-test and post test are used.The result of the study indicate that : 1) there is an improvement of emotional control in the aspect of controlling emotion after getting treatment, 2) there is an improvement of emotional control in the aspect of mental criticality, 3) there is an improvement of emotional control in the aspect of self-understanding. this study could be used as a recommendation for the orphanage to keep doing Group Conseling to make the teenagers having good communication among them, and make them reduce their problem in the school and orphange. Keywords : Emotional Control, Group Conseling, Teenager PENDAHULUAN Masa remaja anak.Pada masa remaja seseorang masa akan mencari jati diri di lingkungan dimana sekelompok kalangan yang pergaulannya baik di lingkungan lebih proses keluarga, maupun di lingkungan berkembang dan proses penambahan masyarakat sekitar. Disinilah seorang pengetahuan dalam kehidupannya, remaja tidaklah salah jika remaja memiliki beradaptasi rasa keingintahuan yang cukup besar lingkungan sekitarnya. menekankan dibanding kalangan adalah pada tua atau 1 itu mulai belajar dan untuk mengenal Pada masa remaja, individu juga pengendalian emosi yaitu kontrol mempunyai banyak keinginan yang emosi, sifatnya mental dan pemahaman diri harus selalu dipenuhi. penggunaan fungsi kritis keinginan-keinginan, Peneliti mempunyai keinginan memaksa remaja untuk bertindak untuk mengadakan suatu penelititan tanpa mengenai pengendalian emosi di Munculnya berfikir dampak dahulu dan mengenai akibat Panti yang Asuhan Aisyiyah ditimbulkannya. Ia cenderung mudah Muhmmadiyah meluapkan emosinya dan menuruti Alasan peneliti memilih remaja di segalakeinginan Panti yang ada Sungai Asuhan Penuh. Aisyiyah dipikirannya, yang terpenting ia bisa Muhmmadiyah Sungai Penuh yaitu mendapatkan Hal karena semua remaja yang ada di inilah yang terkadang menghadapkan yayasan itu adalah remaja yang remaja pada suatu permasalahan masih sekolah dan sebagian besar yang sifatnya rumit. mereka masih duduk di SMP atau keinginan Berdasarkan itu. hal ini SMA. Mereka adalah termasuk pengendalian emosi pada remaja remaja yang masih berusia dini untuk sangat dibutuhkan agar remaja dapat berhadapan mencapai kematangan emosi yang sosial. optimal. Sobur menekankan bahwa Panti (2003:400) emosi dengan lingkungan Asuhan Aisyiyah Muhmmadiyah bisa Sungai Penuh dipikirkan dalam terma-terma apakah merupakan salah satu yayasan yang ia berkaitan dengan peningkatan bergerak dibidang agama, pendidikan efisiensi dan energi yang tersedia dan sosial yang membantu anak yang untuk tidak memiliki orang tua. Panti berbagai tindakan seperti berfikir, menyerap, berkonsentrasi, Asuhan memilih, dan bertindak. Sungai Penuh merupakan sebuah tempat Hurlock 1980 (Trifiana 2015:29) menjelaskan bahwa pengendalian emosi dilihat dari Aisyiyah untuk Muhmmadiyah merawat dan melindungi anak yatim atau yatim peningkatan bisa piatu. Namun, tidak hanya untuk aspek-aspek anak yatim maupun yatim piatu, remaja 2 panti asuhan juga terbuka untuk Adapun layanan yang dipakai anak-anak selain mereka, seperti untuk meningkatkan pengendalian anak-anak terlantar atau anak-anak emosi pada remaja yaitu dengan yang kurang beruntung. menggunakan Segala sesuatu yang dilakukan kelompok. secara bersama-sama, hidup mereka terasa lebih baik, kekeluargaan ikatan diantara layanan Hartinah bimbingan (2009:104) menjelaskan bahwa: rasa Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling mereka semakin kuat. Tentunya hal ini tidak yang dapat peserta didik secara bersama-sama, terlepas permasalahan yang dari suatu ada diantara memungkinkan melalui sejumlah dinamika kelompok mereka. Jika hal ini dibiarkan secara memperoleh berbagai bahan dari terus menerus, maka akan dapat narasumber tertentu (terutama dari mengakibatkan guru pertumbuhan individu terhambatnya dan saat perkembangan memasuki pembimbing) membahas tahap secara berguna juga pemahaman lingkungan Individu berpengaruh sosial akan dan pada individu. dikucilkan oleh menunjang dan kehidupannya dan atau untuk perkembangan dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. Hartinah itu dapat menyebabkan konflik yang di bersama-sama untuk sehari-hari lingkungan karena dengan sikapnya berkepanjangan atau pokok bahasan (topik) tertentu yang perkembangan remaja. Selain itu, dapat dan menjelaskan sekitar (2009:106) bahwa bimbingan lingkungannya, yang membuat orang kelompok lain meningkatkan pengendalian emosi merasa tidak nyaman saat secara juga efektif dapat pada remaja: bergaul dengan dirinya. Oleh karena itu hal ini harus ditindak lanjuti, Berdasarkan observasi awal supaya individu bisa berkembang yang dilakukan pada tanggal 2 secara optimal dan dapat diterima Januari oleh lingkungan sekitar. Aisyiyah Penuh 3 2017 Panti Asuhan Muhammadiyah Sungai dengan di penghuni panti asuhansebanyak 11 orang, maka bagian latar belakang, maka peneliti terlihat bahwa adanya remaja yang ingin mengangkat masalah tersebut mudah untuk tersinggung dan marah diteliti yaitu“Peningkatan kepada orang lain, adanya remaja Pengendalian yang masih memiliki rasa minder Bimbingan dan kurang percaya pada dirinya Remajadi Panti Asuhan Aisyiyah sendiri, adanya remaja yang merasa Muhmmadiyah Sungai Penuh“. ketidaknyamanan dengan kelakuan METODOLOGI PENELITIAN teman-temannya sehingga Berdasarkan wawancara awal Riduwan Januari ini dipilih jenis adalah (2009:50) penelitian Panti Asuhan dengan Muhammadiyah Sungai adalah suatu penilitian yang berusaha Penuh dengan penghuni panti asuhan mencari pengaruh variabel tertentu sebanyak terhadap variabel yang lain dalam Aisyiyah di yang pada penelitian eksperimental. Menurut yang dilakukan pada tanggal 2 2017 penelitian penelitian memicu pertengkaran. melalui Kelompok Pada sering Emosi 11 orang terdapatnya informasi bahwa adanya remaja yang pendekatan eksperimen kondisi yang terkontrol secara tetap. iri Alasan peneliti menggunakan terhadap orang lain, adanya remaja penelitian eksperimen yaitu untuk yang masih sedih apabila mengingat mengetahui keberadaan variabel, memiliki rasa keluarganya cemburu orang yang dan tua jauh, dan adanya hubungan apakah perubahan atau antara terjadi tidak suatu setelah remaja yang masih kurang mampu mendapatkan suatu perlakuan atau menyelesaikan masalahnya sendiri, treatment. Dalam adanya remaja yang masih cenderung peneliti memberikan menyimpan bimbingan kelompok sebagai salah masalahnya adanya remaja kurang peka yang dengan sendiri, layanan satu apa pengendalian emosi remaja. Dengan meningkatkan melakukan penelitian eksperimen ini dialami orang lain Berdasarkan untuk ini, cenderung yang upaya penelitian fenomena yang dapat telah dijelaskan oleh peneliti di 4 menambah pengetahuan peneliti dalam melaksanakan layanan Berdasarkan bimbingan kelompok. mengikuti Penelitian ini telah dilaksanakan hasil layanan kelompok yaitu dalam bimbingan sebagian besar pada tanggal 8-13 Agustus 2017 anggota dengan Populasi yakni peserta didik peningkatan yang telah mengikuti bimbingan dalam aspek kontrol emosi dan nilai kelompok sebanyak tertinggi Penarikan sampel 11 remaja. kelompok mengalami pengendalian emosi peningkatan dalam menggunakan pengendalian emosi pada aspek teknik total sampling,dengan Jumlah kontrol emosi diperoleh oleh JGR sampel sebanyak 11remaja. Jenis dan yaitu sumber data diperoleh langsung dari sebesar 18,9 % dan nilai terendah objek penelitian. Instrumen yang peningkatan akan digunakan dalam penelitian ini pada aspek kontrol emosi diperoleh adalah angket, untuk melaksanakan oleh analisis peningkatan sebesar 6,4 % hal ini data menggunakan mengalami peningkatan pengendalian IF yaitu juga uji Wilcoxon Matched Pairs yaitu pengendalian emosi pada aspek dengan mencari perbedaan pretest kontrol emosi pada nilai rata-rata dan Posttest.Menurut Misbahuddin keseluruhan sebelum pretest dan dan Hasan (2013:177) Untuk uji sesudah postest meningkat, dari nilai Wilcoxon Matched Pairs sampel 59,7 yang masuk dalam kategori kecil (n<25) uji statistiknya yaitu To sedang ke nilai 72,9 yang kategori = nilai terkecil dari nilai absolute tinggi hasil penjumlahan tanda jenjang. peningkatan dengan peningkatan presentase rata-rata keseluruhannya sebesar 13,2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Peningkatan Pengendalian Emosi 1. Peningkatan Pengendalian Emosi dan dilihat mengalami teknikanalisis datanya menggunakan Sebelum dapat emosi Sebelum Sesudah dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok pada Remaja Dilihat Kelompok pada Remaja Dilihat dari Aspek Kritis Mental dari Aspek Kontrol Emosi 5 Berdasarkan mengikuti hasil layanan dalam Berdasarkan hasil dalam bimbingan mengikuti layanan kelompok yaitu sebagian besar kelompok yaitusebagian anggota anggota kelompok mengalami kelompok bimbingan besar mengalami peningkatan pengendalian emosi peningkatan pengendalian emosi dalam aspek kritis mental dan dalam aspek pemahaman diri dan nilai tertinggi peningkatan dalam nilai tertinggi peningkatan dalam pengendalin emosi pada aspek pengendalian emosi pada aspek kritis mental diperoleh oleh ZK pemahaman emosi diperoleh oleh yaitu peningkatan ZK yaitu mengalami peningkatan sebesar 23,5 % dan nilai terendah sebesar 24,9 % dan nilai terendah peningkatan pengendalian emosi peningkatan pengendalian emosi pada aspek kritis mental diperoleh pada oleh mengalami diperoleh oleh IF yaitu mengalami peningkatan sebesar 7,7 % hal ini peningkatan sebesar 9,3 % hal ini juga dapat dilihat peningkatan juga dapat dilihat peningkatan pengendalian emosi pada aspek pengendalian emosi pada aspek kritis mental pada nilai rata-rata pemahaman diri pada nilai rata- keseluruhan sebelum pretest dan rata keseluruhan sebelum pretest sesudah postest meningkat, dari dan sesudah postest meningkat, nilai 52,3 yang masuk dalam dari nilai 54,5 yang masuk dalam kategori sedang ke nilai 66,9 yang kategori sedang ke nilai 68,3 yang kategori tinggi dengan presentase kategori tinggi dengan presentase peningkatan peningkatan mengalami IF yaitu rata-rata keseluruhannya sebesar 14,6 dan pemahaman diri rata-rata keseluruhannya sebesar 12,7. 3. Peningkatan Pengendalian Emosi Sebelum aspek KESIMPULAN Berdasarkan Sesudah dari hasil Mendapatkan Layanan Bimbingan penelitian yang dilaksanakan di Panti Kelompok pada Remaja Dilihat Asuhan dari Aspek Pemahaman Diri Sungai Penuh, maka dapat diambil Aisyiyah kesimpulan bahwa : 6 Muhmmadiyah 1. Peningkatan pengendalian emosi sebelum dan sedang sebanyak 3 orang dan sesudah kategori emosi sedang mendapatkan layanan bimbingan memningkat ke kategor tinggi kelompok pada remaja dilihat sebanyak 8 orang dari aspek kontrol DAFTAR PUSTAKA emosi mengalami peningkatan kategori emosi Hartinah, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditarna dari rendah meningkat ke kategori emosi Misbahuddin dan Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara sedang sebanyak 4 orang dan kategori emosi sedang meningkat ke kategori emosi tinggi sebanyak 7 orang Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta 2. Peningkatan pengendalian emosi sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia kelompok pada remaja dilihat dari aspek mengalami kategori kritis mental peningkatan rendah ke Trifiana, Rina. 2015. Pengaruh Kematangan Emosi terhadap Perilaku Prososial Remaja Pengguna Gadget di SMP N 2 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universita Negeri Yogyakarta dari kategori emosi sedang sebanyak 6 orang dan kategori sedang meningkat kategori emosi tinggi sebanyak 5 orang 3. Peningkatan pengendalian emosi sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok pada remaja dilihat dari aspek pemahaman diri mengalami peningkatan dari kategori emosi rendah meningkat ke kategori emosi 7