hubungan intelligence quotient (iq) dengan hasil

advertisement
HUBUNGAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DENGAN
HASIL BELAJAR KOMPETENSI KOGNITIF SISWA KELAS XI IPA
SMAK SANTA MARIA MALANG
PADA BENTUK SOAL OBJEKTIF DAN URAIAN
Valeria Christy Octavia, Sulisetijono, dan Masjhudi
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]; [email protected].
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) mengetahui hubungan
antara IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif siswa pada bentuk soal
objektif dan uraian, (2) membantu guru dalam menentukan bentuk soal dan
kualitas soal. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, tes formatif dari
62 siswa, dan dianalisis dengan teknik deskripstif dan kuantitatif. Subjek
penelitian merupakan siswa kelas XI IPA SMAK Santa Maria Malang yang
memiliki IQ termasuk kelompok rata-rata. Hasil penelitian adalah: (1) terdapat
hubungan antara IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif siswa pada bentuk
soal objektif dengan sumbangan IQ sebanyak 27,14%, (2) terdapat hubungan
antara IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif siswa pada bentuk soal uraian
dengan sumbangan IQ sebanyak 31,36%.
ABSTRACT: This research was developed (1) to knowing the relationship
between IQ and the cognitive competencies study result in option and discription
design asignment, (2) can help the teachers to decide questions design type and
the assesment quality. The data collection are done by interview, observation,
formative test from 62 students, and analyzed by descriptive and quantitative
techniques. The research subject is class XI IPA SMAK Santa Maria Malang who
has an IQ includes a group of average. The result of this research is: (1) there are
relationship between the IQ and the result of student cognitive competencies
study in option type asignment with donation IQ is about 27,14%, (2) there are
relationship between the IQ and the result of student cognitive competencies
study in discription design asignment with donation IQ is about 31,36%.
Kata kunci: Intelligence Quotient, hasil belajar kompetensi kognitif siswa,
bentuk soal objektif, bentuk soal uraian
Penilaian merupakan kegiatan mengolah dan mengumpulkan informasi
dalam satu rangkaian pembelajaran untuk menentukan hasil belajar seorang siswa.
Penilaian dalam kegiatan pembelajaran sangat penting dilakukan oleh guru.
Dalam kurikulum 2013 penilaian sangat penting karena menilai ketercapaian
kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor. Informasi yang dikumpulkan dan
diolah dalam penilaian diperoleh melalui pengukuran. Pengukuran dilaksanakan
menggunakan alat ukur terstandar dan dilakukan dengan teknik yang sesuai
Teknik yang sering digunakan pada pengukuran kemampuan kognitif adalah tes
tulis. Tes tulis harus dibuat melalui prosedur terstandar jika disusun sendiri oleh
guru. Salah satu tahapan dari penyusunan soal tes tulis adalah menentukan bentuk
soal yang akan digunakan, karena setiap bentuk soal mempunyai ciri khusus.
Kemampuan kognitif menjadi perhatian utama dalam penilaian karena
berhubungan dengan kegiatan berpikir dan intelektual, sehingga kemampuan
kognitif ditentukan dari kemampuan berpikir. Pernyataan ini diperkuat oleh
Matondang (2009) yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif dapat diukur
dari kemampuan berpikir. Intelegensi merupakan kemampuan dalam
mendapatkan dan mengaplikasikan pengetahuan, sehingga tidak dapat dipisahkan
dari kognisi. Intelegensi berkaitan dengan kegiatan berpikir dan
intelektual/kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan manusia tidak mengalami
peningkatan, tetapi peningkatan terjadi pada aspek penyelesaian masalah yang
bersifat abstrak (Tjundjing, 2006).
Hasil penilaian kompetensi kognitif disebut hasil belajar kompetensi
kognitif. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
(Maryanti, 2014). Dari beberapa penelitian terdahulu, disimpulkan bahwa IQ
mempengaruhi hasil belajar siswa. Berawal dari paparan tersebut, penelitian
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif siswa bentuk soal objektif dan uraian. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu guru dalam penentuan bentuk dan kualitas soal.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November tahun 2015 sampai
dengan April tahun 2016. selama satu tahun di Kota Malang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif untuk melakukan observasi dan wawancara
yang digunakan sebagai data awal. Setelah data awal diperoleh kemudian
dilakukan tahap pembuatan instrumen penelitian yang akan digunakan.
Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis hubungan antara IQ dengan
hasil belajar kognitif siswa. Lokasi peneltian dipilih di SMAK Santa Maria
Malang dikarenakan kecocokan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian
ini. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan bantuan program software
SPSS 16 for windows.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Hasil validasi isi menunjukkan bahwa soal layak dan dapat digunakan.
Validasi konstruk terlihat bahwa jumlah tingkat kompetensi kognitif C2
berjumlah 12 soal, tingkat kompetensi kognitif C3 berjumlah 3 soal, dan tingkat
kompetensi kognitif C4 berjumlah 1 soal. Hasil analisis tingkat kesukaran
diperoleh 3 soal terlalu sukar, 16 soal sedang, dan 1 soal terlalu mudah. Hasil
analisis daya beda diperoleh 6 soal dapat diterima dan dapat digunakan, 3 soal
harus diganti, dan 11 soal perlu direvisi. Hasil validitas soal diperoleh 3 soal tidak
valid dan reliabel.
Deskripsi data IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif siswa bentuk soal
objektif serta uraian disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dijelaskan bahwa
semakin tinggi IQ maka semakin besar hasil belajar kompetensi kognitif bentuk
soal objektif dan uraian. Hasil belajar kompetensi kognitif bentuk soal objektif
memiliki rerata yang lebih besar daripada hasil belajar kompetensi kognitif bentuk
soal uraian, sehingga siswa lebih mudah mengerjakan bentuk soal objektif
daripada bentuk soal uraian.
Tabel 1. Deskripsi Data IQ dan Hasil Belajar Kompetensi Kognitif Kelas XI IPA 1 dan 2
SMAK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2015/2016
Kategori IQ
Rerata IQ
Rerata hasil belajar
Bentuk soal objektif
Bentuk soal uraian
1
96,54
58,96
56,15
2
106,16
75,32
72,37
3
113,63
80,9
74,63
Keterangan
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
: Kategori IQ siswa kelompok rata-rata bawah
: Kategori IQ siswa kelompok rata-rata
: Kategori IQ siswa kelompok rata-rata atas
Analisis Data
1. Uji Prasyarat - Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa IQ siswa, hasil belajar
kompetensi kognitif bentuk soal objektif dan uraian, berdistribusi normal. Hasil
uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Siswa Kelas XI IPA 1 dan 2 SMAK Santa Maria Malang
Tahun Ajaran 2015/2016
Signifikasi
Distribusi
data
IQ
0.292
Normal
Hasil belajar kompetensi kognitif pada bentuk soal objektif
0.208
Normal
Hasil belajar kompetensi kognitif pada bentuk soal uraian
0.991
Normal
Data
2.
Uji Prasyarat - Uji Linieritas Data
Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa IQ dan hasil belajar kompetensi
kognitif siswa bentuk soal objektif memiliki hubungan yang linier. Hasil uji
linieritas data dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Data Siswa Kelas XI IPA 1 dan 2 SMAK Santa Maria Malang
Tahun Ajaran 2015/2016
Data
Signifikasi
Hasil uji
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif pada bentuk
soal objektif
0.067
Linier
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif pada bentuk
soal uraian
0.873
Linier
3.
Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi Spearman.
Dari hasil uji hipotesis maka H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima yaitu
terdapat hubungan antara IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif siswa
bentuk soal objektif dan uraian. Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Koefisien
korelasi
Signifikasi
Sumbangan
Hasil uji
IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif bentuk soal objektif
0.521
0.001
27,14%
Signifikan
IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif bentuk soal uraian
0.560
0.000
31,36%
Signifikan
Data
Berkaitan dengan kegunaan penelitian, maka dilakukan analisis korelasi
antara IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif bentuk soal pilihan ganda
asosiasi dan pilihan ganda hubungan sebab akibat. Hasil analisis korelasi antara
IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif bentuk soal pilihan ganda asosiasi
dan pilihan ganda hubungan sebab akibat dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil analisis
juga mengungkapkan terdapat hubungan IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif bentuk soal uraian. Hubungan antara IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif pada bentuk soal uraian terbatas terdapat korelasi. IQ dengan hasil belajar
kompetensi kognitif pada bentuk soal uraian jawaban singkat tidak terdapat
korelasi. Hasil analisis korelasi IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif
bentuk soal uraian jawaban singkat dan uraian terbatas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi IQ dengan Hasil Belajar Kompetensi Kognitif Bentuk Soal
Pilihan Ganda Asosiasi dan Hubungan Sebab Akibat
Data
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif
bentuk soal pilihan ganda asosiasi
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif
bentuk soal pilihan ganda hubungan sebab
akibat
Koefisien
korelasi
Signifikasi
Sumbangan
Hasil
analisis
0.389
0.013
15,13%
Signifikan
0.560
0.000
31,36%
Signifikan
Tabel 6. Hasil Analisis Korelasi IQ dengan Hasil Belajar Kompetensi Kognitif Bentuk Soal
Uraian Jawaban Singkat dan Terbatas
Data
Koefisien
korelasi
Signifikasi
Sumbangan
Hasil
analisis
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif
bentuk soal uraian jawaban singkat
0.034
0.833
0,11%
Signifikan
IQ dan hasil belajar kompetensi kognitif
bentuk soal uraian terbatas
0.367
0.020
13,46%
Signifikan
PEMBAHASAN
Dari Tabel 1 diperoleh informasi bahwa hasil belajar kompetensi kognitif
siswa bentuk soal objektif lebih tinggi daripada bentuk soal uraian. Artinya, siswa
lebih mudah mengerjakan bentuk soal objektif daripada bentuk soal uraian.
Semakin tinggi tingkat IQ siswa maka semakin tinggi rata-rata hasil belajar
kompetensi kognitifnya. Hubungan ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi
diperoleh bahwa IQ berkorelasi dengan hasil belajar kompetensi kognitif bentuk
soal objektif dan uraian. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Widyastuti (2010)
bahwa terdapat hubungan positif antara hasil tes intelegensi dengan prestasi
belajar, artinya semakin tinggi hasil tes intelegensi semakin tinggi hasil prestasi
belajar. Besar sumbangan IQ dalam hubungan ini sebesar 27,14% yang lebih kecil
daripada besar sumbangan IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif bentuk
soal uraian sebesar 31,36%. Besar sumbangan ini tidak terlepas dari kelemahan
yang dimiliki bentuk soal objektif. Siswa yang berada di kelompok kategori IQ 1,
2, dan 3 mempunyai peluang yang sama besar untuk memilih jawaban benar dari
pilihan jawaban. Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan dari Muhayyang (2014)
yang menyatakan bentuk soal objektif memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling bekerja sama dalam tes dan memberikan banyak kesempatan untuk
menebak pilihan jawaban.
Faktor lain selain IQ dapat mempengaruhi hasil belajar kompetensi
kognitif siswa adalah faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi keadaan
lingkungan belajar, faktor guru, motivasi, kondisi siswa, motivasi sosial
(Purwanto, 2014). Faktor eksternal yang dominan adalah motivasi sosial. Motivasi
sosial meliputi bentuk interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
Adanya interaksi yang baik terutama siswa dengan siswa dapat meningkatkan
motivasi belajar dikarenakan ada dorongan dari teman untuk dapat belajar
bersama dengan baik di dalam kelas. Selain itu adanya motivasi guru yang
mendorong kedisiplinan, ketekunan, dan semangat siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa lebih semangat dan terkondisikan saat pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan informasi yang bisa dilakukan
pada penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara faktor eksternal terhadap
hasil belajar kompetensi kognitif siswa.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa hubungan IQ dengan hasil
belajar kompetensi kognitif siswa bentuk soal objektif lebih besar sumbangannya
pada bentuk soal pilihan ganda hubungan sebab akibat. Hasil tersebut disebabkan
siswa harus mengetahui konsep dan hubungan kedua pernyataan serta tidak hanya
menebak pilihan jawaban. Berkaitan dengan rendahnya hasil belajar kompetensi
kognitif yang diperoleh siswa, kemungkinan dari proses belajar mengajar terdapat
keterbatasan waktu yang tidak sesuai dengan alokasi waktu dalam RPP. Hasil
tersebut dikarenakan pihak sekolah menyediakan waktu pengambilan data di 2
minggu sebelum UAS (Ujian Akhir Semester).
Berdasarkan hasil analisis data, IQ dengan hasil belajar kompetensi
kognitif siswa bentuk soal uraian memiliki korelasi. Artinya, semakin tinggi IQ
maka semakin tinggi juga hasil belajar kompetensi kognitifnya. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian dari Widyastuti (2010) bahwa terdapat hubungan
positif antara hasil tes intelegensi dengan prestasi belajar, artinya semakin tinggi
hasil tes intelegensi semakin tinggi hasil prestasi belajar. Besar sumbangan IQ
dalam hubungan ini sebesar 31,36% yang lebih besar daripada besar sumbangan
IQ dengan hasil belajar kompetensi kognitif bentuk soal uraian sebesar 27,14%.
Hasil ini tidak terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki bentuk soal
uraian.
Hasil belajar kompetensi kognitif bentuk soal uraian, siswa mendapatkan
nilai yang lebih rendah daripada bentuk soal objektif. Hasil tersebut dikarenakan
siswa harus menjawab dengan uraian tulisan dari setiap siswa yang tidak sama
dalam hal pemikiran, tata bahasa, konsep, dan alurnya. Hasil belajar kompetensi
kognitif bentuk soal uraian lebih rendah daripada bentuk soal objektif. Tinggi atau
rendah hasil belajar dipengaruhi oleh (a) kualitas tes intelegensi dan tes prestasi
belajar (b) karakteristik mata pelajaran yang diujikan (c) karakteristik siswa
bersangkutan (Azwar, 2004). Pada penelitian ini belum diketahui hubungan antara
karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa dengan hasil belajar kognitif
siswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat korelasi
IQ dengan hasil belajar kognitif bentuk soal uraian terbatas. Pada bentuk soal
uraian jawaban singkat siswa hanya menuliskan jawaban berupa jawaban singkat
sehingga sifatnya hampir sama dengan bentuk soal objektif.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian
dapat disimpulkan sebagai berikut. Terdapat hubungan IQ dengan hasil belajar
kompetensi kognitif siswa bentuk soal objektif. Terdapat hubungan IQ dengan
hasil belajar kompetensi kognitif siswa bentuk soal uraian.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dirumuskan sebagai berikut.
Bagi penelitian selanjutnya, keterbatasan waktu ini perlu dipersiapkan dalam
proses pembelajaran di kelas. Bagi penelitian selanjutnya, perlu diketahui
hubungan antara kualitas mata pelajaran dan karakteristik siswa dengan hasil
belajar kompetensi kognitif siswa. Bagi penelitian selanjutnya, perlu diketahui
hubungan antara faktor eksternal yang meliputi keadaan lingkungan belajar, faktor
guru, motivasi, kondisi siswa, motivasi sosial dengan hasil belajar kompetensi
kognitif siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Azwar, S. 2004. Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryanti, O. 2014. Identifikasi Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa
Kelas IV dan V di SD Negeri 13/1 Rengas Condong Kabupaten
Batanghari. Skripsi tidak diterbitkan. Jambi: FKIP Universitas Jambi.
Matondang, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Program Sarjana
Universitas Medan.
Muhayyang, M. 2014. Bentuk-bentuk Tes Tertulis untuk Prestasi Belajar,
(Online),
(http://www.penalaran-unm.org/artikel/wacana/339-bentuk
bentuk-tes-tertulis-untuk-prestasi-belajar.html), diakses tanggal 24 Juli
2015.
Purwanto, M. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tjundjing, S. 2006. Genius Hari ini, Dungu Esok Hari? Studi Awal Flynn Effect
di Sidoarjo. Jurnal Insani, 8 (3): 158-169.
Widyastuti, R. 2010. Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Tes Intelegensi
Dengan Prestasi Belajar. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Download