BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil

advertisement
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan tingkat kecerdasan intelegensi
siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
(1) Manajemen kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi
belajar siswa. Siswa yang manajemen kecerdasan
emosionalnya tinggi akan lebih baik prestasi belajarnya bila dibandingkan
dengan siswa yang manajemen kecerdasan emosionalnya rendah.
(2) Manajemen kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa, artinya adalah siswa yang manajemen
kecerdasan spiritualnya tinggi maka ia akan memiliki prestsi belajar yang
lebih baik. Begitu juga sebaliknya, siswa yang manajemen kecerdasan
spiritualnya rendah maka prestasi belajarnya juga akan rendah.
(3) Antara manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki
hubungan positif. Ini berarti bahwa kedunya memiliki keterkaitan satu sama
lain dalam hal mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(4) Tingkat kecerdasan intelegensi memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kecerdasan intelegensi
akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Begitu juga sebaliknya, semakin
rendah tingkat kecerdasan intelegensi akan semakin rendah pula prestasi
belajarnya.
(5) Secara bersamaan manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal
ini berarti bahwa jika manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual siswa tinggi maka mengakibatkan semakin tinggi pula prestasi
belajarnya. Sebaliknya semakin rendah manajemen kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual siswa juga akan mengakibatkn semakin rendah prestasi
belajarnya.
5.2 Implikasi
Hasil analisis dan kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa kelima
hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen kecerdasan emosional siswa dan kecerdasan spiritual memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa baik secara terpisah
maupun secara bersama-sama. Antara keduanya juga memiliki hubungan satu
sama lainnya. Demikian juga tingkat kecerdasan intelegensi siswa memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Kesimpulan tersebut
memberikan implikasi kepada siswa, guru dan orang tua.
Dalam setiap proses pembelajaran, guru diharapkan dapat memperhatikan,
menjaga dan melibatkan emosi siswa. Kondisi ini akan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga akan memberikan hasil yang
maksimal. Demikiann juga, guru diharapkan dapat menjaga dan memaksimalkan
spiritualitas siswa, sehingga siswa akan mampu memaknai proses pembelajaran
tersebut dan akhirnya akan memberikan hasil maksimal dalam proses
pembelajaran tersebut.
Secara lebih detail siswa, guru (sekolah) dan orang tua diharapkan dapat
meningkatkan kualitas manajemen kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual
dan tingkat kecerdasan intelegensi siswa seperti pada uraian di bawah ini.
5.2.1
Upaya Peningkatan Manajemen Kecerdasan Emosional Siswa
Adanya pengaruh positif dan signifikan antara manajemen manajemen kecerdasan
emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa berimplikasi perlu adanya upaya
peningkatan manajemen kecerdasan emosional siswa oleh guru, siswa atau orang
tua. Peningkatan manajemen kecerdasan emosional siswa difokuskan pada
beberapa hal yaitu; 1) mengenali keadaan emosi, 2) memahami emosi, 3)
mengatur dan mengendalikan emosi, 4) menggunakan emosi secara efektif.
Upaya tersebut dapat dilakukan secara mandiri oleh siswa atau melalui sebuah
pelatihan berkelompok secara periodik seperti character building. Hendaknya
siswa dapat membaca kisah-kisah atau cerita yang dapat menggugah emosi diri
sendiri. Kegiatan ini dimaksudkan agar
timbul emosi seperti belas kasihan,
empati, simpati, heroik, marah dan berbagai emosi lain.
Sekolah melalui sebuah kegiatan dapat menyediakan permainan atau game,
outbond atau kegiatan sejenis yang dapat melibatkan emosi siswa, memahami
karakter orang lain dan memupuk semangat kerja sama antar sesama siswa.
Kegiatan lain yang diajurkan adalah pelatihan motivasi berkala dengan melibatkan
guru BP/BK, psikolog, trainer dari lembaga pelatihan SDM yang ada di Lampung
atau jika memungkinkan dari Jakarta atau kota-kota lainnya.
5.2.2
Upaya Peningkatan Manajemen Kecerdasan Spiritual Siswa
Manajemen kecerdasan spiritual siswa memberikan pengaruh paling besar bila
dibandingkan dengan manajemen kecerdasan emosional dan tingkat kecerdasan
intelegensi. Karena itu perhatian siswa, guru dan orang tua harus dalam
meningkatkan manajemen kecerdasan spiritual siswa harus diutamakan. Sama
halnya dengan manajemen kecerdasan emosional siswa, manajemen kecerdasan
spiritual bisa dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok dibimbing oleh
seorang guru, trainer atau ustadz.
Spiritualitas sangat berkaitan dengan makna. Ketika seorang siswa mampu
menangkap makna dari setiap apa yang didengar, dilihat dan dirasakan maka
sesunguhnya ia adalah orang yang bermakna atau berarti bagi kehidupan itu
sendiri. Siswa yang mampu merasakan makna pembelajaran, maka ia akan
mencurahkan segenap perhatian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Ketika
siswa merasakan ada suatu masalah dalam dirinya, maka kekuatan spiritualnya
akan membimbingnya mencari solusi yang baik sehingga tidak merugikan dirinya
dan orang lain disekitaarnya.
Lebih jelasnya siswa harus dibimbing menemukan kekuatan spiritualnya melalui
beberapa langkah seperti ; 1) merangsang siswa untuk mengenali makna hidupnya
melalui beberapa pertanyaan dari mana ia hidup, untuk apa ia hidup, bagaimana ia
hidup dan mau kemana setelah ia hidup. 2) Selalu mendekatkan diri kepada Allah
swt, Tuhan yang Maha Esa. Bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan
kembali kepada Allah. 3) Selalu introspeksi diri (muhasabah) apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan dilakukan untuk bekal kehidupan setelah mati. 4)
Selalu mengingat kematian dan hari akhirat. Bahwa hidup ini tidak kekal tetapi
hanya untuk sementara. Apa
yang
diperbuat di
dunia pasti akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
5.2.3
Upaya Peningkatan Tingkat Kecerdasan Intelegensi
Meskipun IQ bukan lagi menjadi satu-satunya penentu kesuksesan seseorang
dalam hidup, tetapi IQ masih merupakan salah satu dari faktor penentu
kesuksesan seseorang tersebut. Upaya peningkatan IQ dapat dilakukan dengan
asupan gizi yang cukup dan seimbang ke dalam tubuh. Alternatif lain untuk
mengoptimalisasikan kecerdasan intelegensi atau IQ dapat diupayakan dengan
melatih 7 kemampuan primer dari inteligensi umum, yaitu :
1)
Pemahaman verbal,
2)
Kefasihan menggunakan kata-kata,
3)
Kemampuan bilangan,
4)
Kemampuan ruang,
5)
Kemampuan mengingat,
6)
Kecepatan pengamatan,
7)
Kemampuan penalaran.
Hadis (2006:51) berpendapat bahwa untuk mengembangkan dan meningkatkan
intelegensi siswaa para guru di sekolah harus memberikan tugas-tugas belajar
yang menantang siswa untuk berfikir kompleks dan kritis. Selain itu para guru
harus memberikan banyak pengalaman yang menantang siswa dengan harapan
siswa terlatih dan terbiasa untuk berfikir dalam mencari jalan keluar suatu
persoalan sehingga membuahkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa.
5.2.4
Upaya Peningkatan Manajemen Kcerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual secara Bersama-sama.
Ada satu hal yang menarik dari penelitian ini yaitu bahwa antara manajemen EQ
dan SQ memiliki hubungan, keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu
baik guru di sekolah maupun orang tua di rumah harus berupaya meningkatkan
kualitas manajemen EQ dan SQ tersebut.
Pada penjelasan sebelumnya EQ
berhubugan dengan orang lain, sedangkan SQ berhubungan antara manusia
dengan Tuhan. Demikian upaya paling efektif meningkatkan EQ dan SQ sekaligus
adalah menjalankan kewajiban beragama secara bersama-sama dengan orang lain
seperti sholat berjamaah, hidup bermasyarakat, mengadakan kajian agama secara
berkelompok dan lain sebagainya.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka peneliti mengajukan beberapa saran
di antaranya adalah :
1. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa maka beberapa cara
yang dapat ditempuh adalah :
Pertama : kepada guru diharapkan dapat secara aktif melibatkan semua pihak
yang berkompeten seperti
guru BP/BK, orang tua, dan psikolog untuk
memahami, menjaga dan mengendalikan emosi siswa. Menempatkan siswa
sebagai orang dewasa dan memahami gejolak emosinya adalah bagian dari
menjaga dan meningkatkan emosi siswa.
Kedua : kepada orang tua agar membiasakan diri untuk memahami emosi
anak dengan cara rajin mendengarkan keluhan anak, sering mengajak diskusi
dalam beberapa masalah-masalah di sekolah dan keluarga, menempatkan anak
sesuai dengan perkembangan usianya, melibatkan anak dalam berbagai
kegiatan. Dengan demikian anak merasa dihargai dan ditempatkan pada posisi
yang penting dalam keluarga.
Ketiga : kepada siswa sendiri sebaiknya rajin mengikuti berbagai pelatihan
dalam mengenal, memahami, dan mengendalikan emosi diri serta berusaha
memahami emosi orang lain sehingga akan timbul rasa empati dan simpati.
2. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan spiritual siswa maka diharapkan :
Pertama : kepada guru dianjurkan agar selalu berusaha menjaga dan
menghadirkan suasana spiritualitas siswa dalam pembelajaran dengan cara
selalu memulai dan mengakhiri pelajaran dengan berdoa, mengintegrasikan
materi pembelajaran dengan nilai keimanan (imtaq-iptek) sehingga siswa
merasakan adanya kesatuan makna dalam pembelajaran sehingga diharapkan
siswa dapat menguasai materi dengan baik akhirnya bisa
meningkatkan
prestasi belajarnya.
Kedua : kepada orang tua sebaiknya menyediakan berbagai sarana yang
dibutuhkan untuk meningkatkan spiritualitas anak seperti menyediakan ruang
ibadah di rumah, buku-buku pengetahuan agama, mengajak beribadah
bersama, mengajak diskusi tentang berbagai permasalahan agama dan
kejiwaan.
Ketiga : kepada siswa sebaiknya aktif mengikuti berbagai kajian keagamaan,
rajin membaca buku-buku agama,
rajin beribadah dan mendekatkan diri
kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, sering mengadakan perenungan
tentang makna sebuah kehidupan dan lain sebagainya.
3. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan intelegensi siswa maka diharapkan :
Pertama : kepada guru agar dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada
siswa dalam proses pembelajaran dengan hal-hal yang menarik yang berkaitan
dengan materi pembelajaran atau pengetahun umum sehingga dapat
meningkatkan kecerdasan intelegensinya.
Kedua : kepada orang tua agar dapat menyediakan berbagai buku-buku
penunjang
yang
dibutuhkan
anak
untuk
meningkatkan
kemampuan
intelektualnya seperti kamus, kumpulan rumus-rumus, bank soal dan berbagai
buku
lainnya. Akan lebih baik jika di rumah orang tua mengadakan
perpustakaan keluarga untuk menunjang proses pembelajaran di keluarga.
Ketiga : kepada siswa agar rajin secara terus menerus mempelajari berbagai
disiplin ilmu terutama yang berhubungan dengan logika matematika, rumusrumus dan berbagai hal yang berhubungan dengan pemahaman verbal,
kefasihan menggunakan kata-kata, kemampuan bilangan, kemampuan ruang,
kemampuan mengingat, kecepatan pengamatan, dan kemampuan penalaran.
Download