HUBUNGAN YANG IDEAL TENAGA KESEHATAN DENGAN PASIEN

advertisement
PANDANGAN KONSUMEN TERHADAP
PELAYANAN KESEHATAN DI GAWAT
DARURAT
MARIUS WIDJAJARTA
YAYASAN PEMBERDAYAAN KONSUMEN
KESEHATAN INDONESIA / MR 2
DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN KRISIS CENTER TG 13 MEI 2014 DI BANDUNG
LATAR BELAKANG PELAYANAN KESEHATAN
DIDUNIA


SEKITAR TH 1980 – TH 200O AN TERJADI PERUBAHAN
DIDUNIA PELAYANAN KESEHATAN YANG SOSIAL
MENJADI PELAYANAN KESEHATAN YANG KOMERSIAL
LALU TIMBUL GERAKAN “ PATIENT SAFETY “
WHO ASSEMBLY PADA TGL 18 JANUARI 2002,WHO
EXCECUTIVE BOARD 32 WAKIL DARI 191 NEGARA
ANGGOTA ADA RESULUSI YANG DISPONSORI OLEH
INGGERIS,BELGIA,ITALIA DAN JEPANG UNTUK
MEMBENTUK PROGRAM PATIENT SAFETY YG TERDIRI
DARI 4 ASPEK UTAMA .
LANJUTAN
 4 ASPEK UTAMA ITU ANTARA LAIN :
* PENETAPAN NORMA,STANDAR DAN PEDOMAN GLOBAL
MENGENAI PENGERTIAN,PENGATURAN DAN PELAPORAN
DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENCEGAHAN DAN
PENERAPAN ATURAN UNTUK MENURUNKAN RESIKO
 SITUASI KONDISI PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA

PEMERINTAH PADA TGL 5 APRIL 2005 MENGELUARKAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 496 /MENKES/SK/IV/2005 TENTANG PEDOMAN AUDIT
MEDIS DIRUMAH SAKIT ( MENURUT BIRO HUKUM DAN
ORGANISASI KEMENKES KETENTUAN INI MASIH BERLAKU )
LANJUTAN





KEPMENKES NO 496/MENKES/SK/IV/2005 TENTANG PEDOMAN AUDIT
MEDIS DI RUMAH SAKIT TGL 5 APRIL 2005 DIMANA :
PADA TUJUAN KHUSUS :
b.UNTUK MENGETAHUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MEDIS
C.UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN PERBAIKAN PELAYANAN MEDIS
SESUAI KEBUTUHAN DAN STANDAR PELAYANAN MEDIS
TANGGAL 29 MARET 2006 LAHIRLAH “ LONDON DECLARATION :
PATIENTS FOR PATIENT SAFETY,WHO WORLD ALLIANCE FOR PATIENT
SAFETY “
TANGGAL 12-14 JULI 2006 DI NEW DELHI ,INDIA CONSIDERING THE
RECOMMENDATIONS OF THE FIRST WHO REGIONAL WORKSHOP ON
PATIENT SAFETY
TANGGAL 19 JULI 2007 LAHIRLAH “ JAKARTA DECLARATION ON
PATIENTS FOR PATIENT SAFETY IN COUNTRIES OF THE SOUTH-EAST
ASIA REGION
PERLU STANDAR PELAYANAN NASIONAL :

1.MEMBERIKAN PELAYANAN BERMUTU , KENDALI BIAYA UNTUK
MELINDUNGI PROFESI DAN PASIEN
2. UNTUK MEMBUAT CLINICAL PATHWAY SEHINGGA DAPAT MENENTUKAN
UNIT COST YANG SEBENARNYA SEHINGGA TIDAK TERJADI PELECEHAN
JASA PROFESI
CATATAN
STANDAR : WAJIB
PEDOMAN : TIDAK WAJIB
UNDANG – UNDANG / PERATURAN YANG ADA DI INDONESIA :
 UUD 1945 PS 28 H AYAT 1 DAN PASAL 34 AYAT 3
 UU NO 8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
 UU NO 29 TH 2004 TTG PRAKTEK KEDOKTERAN
 UU NO 32 TH 2004 TTG PEMERINTAHAN DAERAH

UU NO 40 TH 2004 TTG SJSN
LANJUTAN
 UU NO 11 TH 2005 TTG PENGESAHAAN







INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC,SOCIAL
AND CULTURAL RIGHTS
UU NO 11 TH 2008 TTG KETERBUKAAN INFORMASI
DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
UU NO14 TH 2008 TENTANG KETERBUKAAN
INFORMASI PUBLIK
UU NO 25 TH 2009 TTG PELAYANAN PUBLIK
UU NO 36 TH 2009 TENTANG KESEHATAN
UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
UU NO 43 TH 2009 TENTANG KEARSIPAN
UU NO 24 TH 2011 TENTANG BPJS
 UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
UU NO 24 TH 2011 TENTANG BPJSUU NO 36 TH 2009
TENTANG KESEHATAN HANYA ADA 3 PP DARI 32 PP
YANG DIAMANATKAN
UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT ADA 1 PP
SEPERTI YANG DIAMANATKAN
UU NO 40 TH 2004 TENTANG SJSN DAN UU NO 24 TH 2011
TENTANG BPJS BARU 1 JANUARI 2014 AKAN
DILAKSANAKAN
HAK KONSUMEN SEBAGAI PASIEN
UU NO.8/1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN




Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
Memilih Informasi yang benar, jelas, dan jujur
Didengar pendapat dan keluhannya
Mendapatkan advokasi, pendidikan & perlindungan
konsumen
 Dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif
 Memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau
penggantian
 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan lain
KEWAJIBAN KONSUMEN
SEBAGAI PASIEN
 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
 Beritikad baik
 Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
 Mengikuti upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut
DOKTER : MORAL DAN
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN PENERAPAN KEILMUAN
KEDOKTERAN
DISIPLIN
ATURAN
PENERAPAN
ETIKA
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ETIKA
HUKUM
ATURAN
HUKUM
KESEHATAN
,RUMAH SAKIT
DAN
KEDOKTERAN
HUKUM UMUM
MISALNYA : PIDANA
PERDATA DAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN
HAK PASIEN SESUAI UU PRAKTEK
KEDOKTERAN
NO 29 TAHUN 2004
1.





MENDAPAT PENJELASAN LENGKAP TTG
TINDAKAN MEDIS :
DIAGNOSIS & TATA CARA TINDAKAN MEDIS
TUJUAN TINDAKAN MEDIS
ALTERNATIF & RESIKO
RESIKO & KOMPLIKASI YG MUNGKIN
PROGNOSIS / PERKIRAAN KONDISI
MENDATANG
LANJUTAN HAK PASIEN
2. MINTA PENDAPAT DR / DRG LAIN
3. MENDAPATKAN LAYANAN SESUAI
KEBUTUHAN
4. MENOLAK TINDAKAN MEDIS
5. MENDAPAT ISI REKAM MEDIS
6. LAIN LAIN DIJAGA KERAHASIAANNYA
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN SESUAI DENGAN UU
PRAKTEK KEDOKTERAN NO 29 TH 2004
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TIDAK KOMPETEN/ CAKAP
TIDAK MERUJUK
PENDELEGASIAN KPD NAKES YG TDK KOMPETEN
DR/ DRG PENGGANTI TDK BERITAHU KE PASIEN, TDK
PUNYA SIP
TDK LAIK PRAKTIK (KESEHATAN FISIK & MENTAL)
KELALAIAN DLM PENATALAKSANAAN PASIEN
PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN BERLEBIHAN
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
8. TDK BERIKAN INFORMASI YG JUJUR
9. TDK ADA INFORMED CONSENT
10. TDK BUAT/ SIMPAN REKAM MEDIK
11. PENGHENTIAN KEHAMILAN TANPA INDIKASI MEDIS
12. EUTHANASIA
13. PENERAPAN PELAYANAN YG BLM DITERIMA KEDOKTERAN
14. PENELITIAN KLINIS TANPA PERSETUJUAN ETIS
15. TDK MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT
16. MENOLAK/ MENGHENTIKAN PENGOBATAN TANPA ALASAN YG SAH
17. MEMBUKA RAHASIA MEDIS TANPA IZIN
18. BUAT KETERANGAN MEDIS TDK BENAR
19. IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIK/NARKOTIK TANPA INDIKASI
PELECEHAN SEKSUAL, INTIMIDASI, KEKERASAN
PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN PROFESI, PALSU
MENERIMA KOMISI THD RUJUKAN/ PERESEPAN
PENGIKLANAN DIRI YG MENYESATKAN
KETERGANTUNGAN NAPZA
STR, SIP, SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK SAH
IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN
TDK BERIKAN DATA/ INFORMASI ATAS PERMINTAAN MKDK
ADA KESEPAKATAN BERSAMA ETIKA PROMOSI OBAT IDI DENGAN
GP FARMASI DAN TURUT MENYATAKAN MENKES DAN KONSIL
KEDOKTERAN INDONESIA . TGL 11 JUNI 2007.
DOKTER DISARANA PEMERINTAH WAJIB MENULISKAN RESEP
OBAT GENERIK .
PELAYANAN GAWAT DARURAT PADA
SARANA KESEHATAN
 DIFINISI KAGAWATAN DARURAT SERING
TERJADI PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA
TENAGA KESEHATAN DENGAN MASYARAKAT
 SUMBER DAYA MANUSIA : KEGAWATAN
MULAI DARI PEMBUAHAN SAMPAI MANUSIA
MENINGGAL , SAAT INI TAMABAHANNYA AL
ATLS,ACLS ,BTLS DAN BCLS . BAGAIMANA
DENGAN PROGRAM PPGD INDONESIA YANG
LEBIH MENYELURUH DAN SESUAI DENGAN
NEGARA INDONESIA TIDAK TERDENGAR
LAGI ?
LANJUTAN
 SARANA :
TRANSPORTASI : AMBULAN GADAR
AMBULAN TRANSPORT
 LOKASI GAWAT DARURAT
 ALAT ALAT GAWAT DARURAT
 LABORATORIUM
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 OBAT 2 AN
 UANG MUKA
 BIAYA
 DOKUMENTASI
720 KASUS PENGADUAN SAMPAI
JUNI 2013
5,6
16,7
66,7
11,1
DOKTER
RS
DOKTER & RS
OBAT
HASIL PEMETAAN MR2 / YPKKI DI 22 PROPINSI DI INDONESIA
DALAM RANGKA PRA BPJS
TANGGAL PELAKSANAAN 10 MEI 2012 S/D 21 DESEMBER
2013

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
22 PROPINSI IALAH :
SUMATERA UTARA
RIAU
SUMATERA SELATAN
DKI JAYA
JAWA TENGAH
JAWATIMUR
BALI
NTB
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
LANJUTAN
13.JAWA BARAT
14.KALIMANTAN TENGAH
15.KALIMANTAN SELATAN
16.NTT
17.MALUKU UTARA
18.LAMPUNG
19.BANTEN
20.JAYAPURA
21.SULAWESI TENGGARA
22.SUMATERA BARAT
TEMPAT PELAKSANAAN

1.
2.
3.
4.
5.
RUMAH SAKIT PEMERINTAH : 45 RUMAH SAKIT
RSUPN
RSUP
RS PENDIDIKAN
RSUD
RS TENTARA DAN POLRI


RUMAH SAKIT SWASTA : 26 RUMAH SAKIT
TOTAL RUMAH SAKIT : 71 RUMAH SAKIT
LANJUTAN

PENGAMBILAN DATA :


PENGAMATAN DAN WAWANCARA PASIEN /KELUARGA
PASIEN PESERTA ASKES SOSIAL,JAMKESMAS DAN
JAMKESDA
LOKASI :SEKITAR RS,PINTU MASUK,HALAMAN,TEMPAT
PARKIR,RUANG TUNGGU,LOKET,UGD, RAWAT JALAN
,RAWAT INAP, PEMBUANGAN LIMBAH,KAMAR JENAZAH
,PINTU KELUAR RUMAH SAKIT

ANALISA :

UU NO 8 TH 1999 TTG PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU NO 29 TH 2004 TTG PRAKTEK KEDOKTERAN
UU NO 32 TTG PEMERINTAHAN DAERAH
UU NO 11 TH 2008 TTG KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK
UU NO 25 TH 2009 TTG PELAYANAN PUBLIK




PENGERTIAN BPJS
79,17% 77%
65,71%
60,42%
60,00%
TOTAL RS
31%
RS
PEMERINTAH
RS SWASTA
20,00%
12,50%
0%
2,08%2,86%0%
STRUKTURAL RS FUNGSIO NAL RS SDM PT ASKES PASIE N / KLG
PASIE N
SARANA DAN PRASARANA RS
RENOVAS I GEDUNG RS PARKIR
85,61%85,61%
83%
79,17%
TOTAL RS
83%
77,14%
RS PEMERINTAH
RS S WAS TA
PELAYANAN DOKTER DI GAWAT DARURAT
DOKTER S PES IALIS (ON S ITE )
DOKTER UMUM
100%
DOKTER RES IDEN ( ON S ITE )
100%
16,67%
6,25%
23,53%
5,88%
TOTAL RS
RS PEMERINTAH
100%
7,14%
0%
RS S WAS TA
PENDAPAT PAS IEN/KEL UARGA PAS IEN
TOTAL RS RS PE ME RINTAH RS S WAS TA
100%
94,29%
85,71%
70,83%
87,50%
85,71%
84,62%
85,42%
82,86%
75,00%
68,57%
70,83%
71,43%
68,75%
61,54%
62,50%
62,86%
53,85%
38,46%
38,46%
38,46%
41,67%
31,43%
0%
S ARANA DAN KE BE RS IHAN Y G KURANGNY A
PRAS ARANA Y G
KURANG
INFORMAS I TTG
MAS IH KURANG
IUR BIAY A
DILAY ANI OLE H DILAY ANI OLE H TIDAK DIVIS ITE OBAT DILUAR
KURANGNY A
DOKTE R
DOKTE R RE S IDE N OLE H DOKTE R DPHO ( OBAT Y G INFORMAS I DAN
S PE S IALIS
S PE S IALIS PADA DIBE LI OLE H
S OS IALIS AS I
HARI LIBUR
PAS IE N )
OLE H PT AS KE S
CATATAN KHUSUS PELAYANAN
DI GAWAT DARURAT








KHUSUS RUMAH SAKIT PENDIDIKAN ATURAN DAN MASALAH BIAYA
PASIEN HARUS DIBUAT ATURAN KHUSUS
TARIF BIAYA YANG MASIH TERLALU KECIL ( TARIF POKOKE SK
MENKES / INA CBG ) SEHINGGA PERLU DIBUAT TARIF YANG
SEBENARNYA DENGAN MEMBUAT STANDAR PELAYANAN MEDIK ,
CLINICAL PAT BARU DITENTUKAN UNIT COST DENGAN MELIBATKAN
SELURUH INSTITUSI KESEHATAN YANG TERKAIT
JASA PROFESI UNTUK DOKTER,PERAWAT,BIDAN ,APOTEKER DAN
TENAGA KESEHATAN LAIN TIDAK JELAS DAN TERLALU KECIL
MASIH ADA BIAYA UNTUK MEMBELI ALAT KESEHATAN YANG TIDAK
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
PEMBAYARAN JAMKESDA TERTUNDA SAMPAI HAMPIR 2 TAHUN
LOKET PELAYANAN DIPERBESAR DENGAN SIRKULASI UDARA YANG
BAIK DAN BERSIH
PERBEDAAN PENGERTIAN GAWAT DARURAT OLEH MASYARAKAT
BERBEDA OLEH TENAGA KESEHATAN
MASALAH UANG MUKA PADA LAYANAN KESEHATAN GADAR
LANJUTAN CATATAN KHUSUS:
 MINIMNYA INFORMASI PADA SAAT PELAYANAN GADAR
KESEHATAN SEHINGGA SERING TERJADI SENGKETA
 PENANGGUNG JAWAB PEMBIAYAAN LAYANAN GAWAT
DARURAT PADA SAAT BENCANA SEHINGGA TIMBUL
KESAN LEMPAR2AN ANTARA PEMERINTAH PUSAT&
DAERAH
 LAYANAN APOTEK / FARMASI DIPERBANYAK
 HUTANG PEMERINTAH TERHADAP RUMAH SAKIT ,
PRODUSEN OBAT DAN ALAT KE SEHATAN YANG CUKUP
BESAR SANGAT MENGGANGGU OPRASIONAL
PELAYANAN DI GAWAT DARURAT
 BANYAKNYA BEREDAR OBAT PALSU TERMASUK OBAT
EMERGENCY
 ALAT KESEHATAN YANG MUTUNYA DIBAWAH STANDAR
 KURANGNYA SOSIALISASI TTG PELAYANAN GAWAT
DARURAT KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
CONTOH KASUS 2 GAWAT DARURAT
BAYI KEMBAR SIAM YANG TIDAK DIRUJUK OLEH BIDAN
DI BANTUL JATENG SEHINGGA IBUNYA MENINGGAL
BAYI MISKIN LAHIR TANPA DINDING PERUT DITOLAK
DIGAWAT DARURAT DIBEBERAPA RUMAH SAKIT
AKHIRNYA SEPSIS DAN MENINGGAL
JARI KELINGKING PUTUS SETELAH
DIINFUS DIGAWAT DARURAT
CONTOH OBAT PALSU TERMASUK
OBAT EMERGENCY
ANTARA LAIN : ALBUMIN, ATS, ANTISEPTIK DAN ALKOHOL
OBAT EMERGENCY PALSU
OBAT ALINAMIN F DIPALSUKAN MENJADI OBAT DOPAMIN
BEREDARNYA ALAT KESEHATAN BEKAS
( SAMPAI SAAT INI BELUM ADA PPNS UNTUK
ALAT KESEHATAN )
PELAYANAN GAWAT DARURAT YANG POSITF
SAAT 2 TERAKHIR PELAYANAN ASKES KEPADA PESERTA ASKES SOSIAL
SEBELUM TERJADINYA PERUBAHAN SISTIM MANAJEMEN MENUJU BPJS
KESIMPULAN
 PEMERINTAH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
L
MEMBUAT DIFINISI TENTANG GAWAT DARURAT , LALU
DISOSIALISASIKAN KEPADA PEMBERI LAYANAN
KESEHATAN DAN MASYARAKAT
MENYELESAIKAN PERATURAN YANG BELUM ADA
SOSIALISASI DITINGKATKAN UNTUK PPK DAN MASYARAKAT
MENGHITUNG JASA PROFESI DENGAN BAIK UNTUK PPK
MELUNASI HUTANG 2 KEPADA PPK KARENA DAPAT
MENGGANGGU KELANCARAN PELAYANAN GAWAT
DARURAT
MONITORING DAN EVALUASI LAYANAN GAWAT DARURAT
MENINDAK DENGAN TEGAS TERHADAP PEMALSU OBAT
DAN ALAT KESEHATAN YANG TIDAK SESUAI STANDAR
LANJUTAN
 MASYARAKAT :
1.
2.
MENDUKUNG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL
MELAKSANAKAN PROGRAM PREVENTIF DAN PROMOTIF
 PEMBERILAYANAN KESEHATAN
1.
2.
3.
MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN SECARA
PATIENT SAFETY SETELAH PERMASALAHAN YANG
SEBULUMNYA DISELESAIKAN OLEH PEMERINTAH
MELATIH TENAGA VERIFIKATOR INTERN UNTUK
MEMPERLANCAR PROSES PEMBAYARAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SDM
PROGRAM PELAKSANAAN BPJS KESEHATAN
1 JANUARI 2014 WAJIB DILAKSANAKAN
SECARA PROFESIONAL , TRANSPARAN DAN
DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH


CURRICULUM VITAE
Nama : Marius Widjajarta .












Tempat / Tgl lahir : Jakarta , 25 September 1952
Riwayat pendidikan :
Dokter Umum dan Sarjana Ekonomi di Indonesia
Kursus konsumen kesehatan di Perancis , Malaysia , Philipina , Thailand , Singapore dan Jepang .
Riwayat Pekerjaan :
Dokter umum di RSPusat Pertamina Jakarta .
Inpres daerah terpencil di Riau .
Pejabat direktur RSUD Kab . Kampar Riau .
Saat ini konsultan keselamatan pasien dan praktek dokter umum sejak th 1989 di RS. St. Carolus Jakarta .
16 tahun di Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia bidang kesehatan .
15 Tahun sebagai Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia .
Dosen tamu tetap di Fak Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia program SI dan SII untuk perlindungan
konsumen kesehatan .
Dosen tamu tetap di Fak Kedokteran jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada program SII .
Pembimbing tugas akhir / skripsi untuk perlindungan konsumen kesehatan mahasiswa S I Fakultas Hukum
Universitas Indonesia
Mewakili Konsumen Kesehatan bersama Prof dr Hasbulah Tabrani Phd ( Wakil Akademisi ) dan dr Merdias
Altmasir SpS ( Ketua PB IDI ) Tahun 1999 mengusulkan Amandemen UUD 1945 sehingga disyahkannya pasal
28 H ( kesehatan sebagai Hak Asasi )& pasal 34 ( Fakir miskin dan orang terlantar kesehatannya wajib
ditanggung oleh penyelenggara Negara )
Anggota tim perumus Jakarta Declaration On Patient For Patient Safety In Countries Of The South – East Asia
Region (WHO )


















Presentasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin di Indonesia dengan Fak
Kedokteran Univ.Gajah Mada di Thailand
Delegasi Indonesia untuk Kongres ASEAN TRADITIONAL MEDIS di Thailand
Delegasi Indonesia untuk IBFAN ( International Babby Food Action Net work ) Di Manila
Anggota penyusun buku pedoman pasien cerdas di Konsil Kedokteran Indonesia
Anggota penilai perundang2an / peraturan kesehatan di Kementerian Hukum dan HAM
RI
Ketua tim pengkajian hak dan kewajiban tenaga kesehatan di Kementerian Hukum dan
HAM RI
Anggota tim perumus hukum pidana bioteknologi di bidang kesehatan di Kementerian
Hukum dan HAM RI
Anggota tim pembuat naskah akademik untuk Undang undang Wabah yang baru di
Kementerian Hukum dan HAM RI
Narasumber Badan Pengawas Rumah Sakit di Kementerian Kesehatan
Konsultan masalah kesehatan di YLBHI/ YLBH Jakarta .
Konsultan masalah kesehatan di ICW
Anggota TII ( Transparency International Indonesia )
Anggota team rasionalosasi harga obat di Kementerian Kesehatan
Anggota Panitia Teknis SNI ( Stantaradrisasi Nasional Indonesia ) untuk makanan dan
minuman














Staf ahli dibidang Kesehatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU )
Narasumber bidang kesehatan di Komisi Ombudsmen
Narasumber bidang kesehatan di Komisi IX DPR RI
Ketua team independen penelitian kepuasan pasien dari ypkki untuk peserta PT Askes
selama 12 Tahun di 33 provinsi di Indonesia
Ketua team penelitian kepuasan peserta Jamkesmas di 31 provinsi di Indonesia th 2009 s/d
2010
Ketua team penelitian kepuasan pasien di RS Fatmawati th 2005
Ketua team penelitian kepuasaan pasien di RS Persahabatan th 2008
Narasumber media cetak / elektronika dalam dan luar negeri untuk perlindungan konsumen
kesehatan di Indonesia
Narasumber tetap utk Radio BBC London , AP Amerika, CNN dan VOA
Organisasi :
Anggota Ikatan Dokter Indonesia .
Anggota Persatuan Wartawan Indonesia .
Anggota Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia ( PERSI )
Anggota Keselamatan Pasien di Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia ( PERSI ).
Download