Ilmu Sosial Dasar - Satria Prayoga Blog

advertisement
Garis-garis Besar Perogram Pembelajaran
GBPP
MATA KULIAH
: ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
KODE MATA KULIAH : Bd. 502
BEBAN STUDI
: 2 SKS (T=2)
PENEMPATAN
: SEMESTER 1
DOSEN
: SATRIA PRAYOGA,S.H.,M.H.
DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini memberikan kemampuan
untk memahami konsep Ilmu-ilmu
Sosial dan Budaya Dasar yg
berkaitan dgn pelayanan kebidanan
dan cara-cara pendekatan sosial
budaya dlm praktek kebidanan di
masyarakat. Adapun pokok-pokok
bahasan yg diberikan : konsep ilmu
sosial budaya dasar, sosial budaya yg
banyak mempengaruhi dlm
pelayanan kebidanan cara-cara
pendekatan sosial budaya dlm
praktek kebidanan serta pemenfaatan
unsur-unsur sosial budaya yg ada di
masyarakat sebagai media dlm
peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kebidanan
TUJUAN PEMBELAJARAN
1). Menjelaskan konsep Ilmu sosial Budaya dasar.
2). Menjelaskan perkembangan nialai-nilai budaya
terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
3). Menjelaskan berbagai aspek kehidupan,
perkembangan dan masalah-masalah masyarakat
pedesaan dan perkotaan.
4). Menjelaskan aspek sosial budaya yang
mempengaruhi perilaku sehat dalam kaitan status
kesehatan ibu, bayi dan anak balita dan keluarga.
5). Menjelaskan cara-cara pendekatan sosial, budaya dalam
praktek kebidanan.
PROSES PEMBELAJARAN
Dilaksanakan
di kelas
dengan
menggunakan
ceramah,
diskusi,
seminar dan
penugasan
UTS
30%
UAS
30%
Penugasan
30%
Kuis
10%
Persentase: 1) UTS 30%,
2) UAS 30%,
3) Penugasan 30%, 4) kuis 10%
Buku Utama
1. Kuncoroningrat, (1993) Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara,
Jakarta.
2. Drs. H. Abu Ahmadi, (1988) Ilmu Sosial Dasar,
Jakrta, Bina aksara.
3. Habib Mustopo (1988), Ilmu Budaya Dasar, Surabaya.
Buku Anjuran
1. Nursib, Studi Sosial, Bandung, 1988, UPI Bandung.
2. Ir. Drs. M.Munandar Sulaeman (1993), MS Ilmu Budaya
Dasar Bandung, PT. Eresco.
3. Drs. Joko Tri Prasetija, Dkk (1991), Ilmu Sosial Budaya
Dasar, Jakarta.
1.1. Konsep Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
1.1.1. Latar belakang ilmu sosial dan budaya dasar
1.1.2. Lingkup ilmu sosial dan budaya dasar
1.1.3. Pokok bahasan ilmu sosial dan budaya dasar
1.1.4. Masalah-masalah budaya dalam ilmu sosial dan
budaya dasar
1.1.5. Pengertian
1.1.6. Kerangka kebudayaan
1.2. kelompok sosial
1.2.1. Pengertian
1.2.2. Kelompok sosial teratur
1.2.3. Kelompok sosial tak teratur
1.2.4. Bentuk kelompok sosial
1.3. Interaksi sosial
1.3.1. Pengertian
1.3.2. Bentuk interaksi sosial
1.3.3. Fungsi interaksi sosial
1.Agama
2.Ideologi negara atau Pancasila
3.Kewiraan
4.Ilmu Budaya Dasar (IBD)
5.Ilmu Sosial Dasar (ISD)
6.Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
1. EGOIS
2. INDIVIDUALIS
3. MATERIALISTIS
4. SEKULER
5. HEDONIS
6. KRISIS AKHLAK
7. AGAMA SBG
SIMBUL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Arah Pend Krg Jelas
Pend Sbg Barang Mhl
Pend tdk Merata
Penyelewengan dana
pendidikan ckp tinggi
Kurang penghargaan
pada Guru/Dosen
Kualitas dan kuantitas
guru/dosen kurang
Pend Kepreibadian
Kurang mendapat
Perhatian Serius
Mencetak Tukang
MHS PTU
1. KEHILANGAN FIGUR
2. KEPRIB PECAH
3. KEHIL JATI- DIRI
TDK MANDIRI
4. KURANG HARGAI
ILMU DAN GURU
5. MANJA DAN MALAS
BACA
6. GAUL BEBAS

Pendidikan Umum (GE) di Indonesia:
merupakan studi (bidang kajian) yg
membekali peserta didik berupa
kemampuan dasar ttg pemahaman,
penghayatan dan pengalaman nilai-nilai
dasar kemanusiaan, sbg makhluk Tuhan,
sebagai pribadi, anggota keluarga,
masyarakat, warga negara dan sbg
bagian dari alam.



NENEK MOYANG KITA ORANG
BERAGAMA TERBUKTI DENGAN
PENINGGALAN SEJARAHNYA
MEMILIKI WARISAN BUDAYA DAN
PERADABAN TINGGI
BANGSA INDONESIA DIKENAL
SEBAGAI
BANGSA YANG RAMAH, CINTA
DAMAI, TOLERAN, BERGOTONG
ROYONG
Bangsa Indonesia Memiliki Falsafah
Hidup Pancasila





Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
1. UUD 45 Pasal 30, 31
2. UU No 20 TH 2003 ttg Sisdiknas
3. Kep.Mendiknas No. 232/U/2000 dan No.
045/U/2002) ttg Kurikulum Inti
4. KEP.Dirjen Dikti. No 30/DIKTI/Kep/2003 ttg
Rambu-rambu Pelak MPK di PT
5. Surat Edaran Dirjen Dikti : No 1058?D/T/ 2003 ttg
PelakKep Dirjen Dikti No 30
6. KEP. Dirjen Dikti : No 29/DIKTI/Kep/2004 ttg
Pengangkatan Tim Pembina Kel MPK dan MBB
TUJUAN PENDID MEWUJUDKAN MANUSIA INDONESIA
SEUTUHNYA

MEWUJUDKAN MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA
DIPERLUKAN SUATU PROSES SECARA TERENCANA,
TERUS MENERUS DAN BERKESINAMBUNGAN,
(DISEBUT PROSES PENDIDIKAN)

KEHIDUPAN BERBANGSA,BERNEGARA, DAN
BERMASYARAKAT PERLU ADANYA PEWARISAN
PENGETAHUAN, NILAI RELIGI, DAN SOSIAL BUDAYA

DALAM PERGAULAN GLOBAL PERLU
MEMPERTAHANKAN JATI DIRI SEBAGAI BANGSA YG
BERAGAMA, BERDAULAT DAN BERMARTABAT,
1.1.1 Latar Belakang ISBD
Permaslahan ISBD adalah :
Untuk memenuhi Tuntutan masyarakat dan negara, bahwa perguruan tinggi
(mahasiswa) harus dapat berhubungan langsung dengan masyarakat dalam
dharmanya/pengabdiannya kepada negara. Hubungan ini meliputi
manifestasinya berupa kebudayaannya yang beraneka ragam.
Dalam menghadapi realitas budaya yang selalu berkembang, diharapkan
mahasiswa terhindar dari pola pikir yang memilah milih budayanya menurut
etnis atau suku masing-masing, yang bisa mengakibatkan dampak negatif
bagi terselenggaranya intergrasi bangsa.
Demikian pula masyarakat dan negara menuntut terciptanya cendikiawan
yang tidak hanya dibekali keahlian tertentu, tetapi memiliki sikap dan “kata
hati” untuk mengabdi kepada sesama demi harkat kemanusiaan.
Tujuan mempelajari ISBD :
Membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar
mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa
serta agama.
Menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalahmasalah dan kenyataan-kenyatan sosial yang timbul di
dalam masyarakat.
Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar
mereka mampu berfikir secara interdisipliner dan mampu
memahami pikiran ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan
sehingga dengan demikian memudahkan mereka
berkomunikasi.
1.1.2. Lingkup Kajian ISBD:
1. Pengelompok Ilmu Pengetahuan
Menurut Prof. Dr. Harsja Bachtiar (1981) bahwa ilmu dan pengetahuan
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok ilmu
alamiah (natural sciences), kelompok ilmu sosial (social sciences), dan
kelompok pengetahuan budaya (the humanities).
A. Kelompok ilmu alamiah
Kelompok Ilmu alamiah bertujuan untk memahami keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta, untk mengkajinya digunakan metode
ilmiah. Caranya adalah menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan itu, kemudian dibuat analisis guna menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100% benar atau 100% salah.
Termasuk kelompok ilmu alamiah antara lain adalah astronomi, fisika,
kimia, biologi, kedokteran (kebidanan).
B. Kelompok ilmu sosial
Kelompok ilmu sosial bertujuan untk memahami keteraturan yang
terdapat dalam hubungan antar manusia, untk mengkajinya digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu alamiah. Tetapi hasil
penelitiannya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran
dan tidak pula 100% salah. Sebabnya adalah keteraturan dalam
hubungan antarmanusia itu dapat berubah dari waktu ke waktu.
Termasuk kelompok ilmu sosial antara lain adalah ekonomi, sosiologi,
polotik, demografi, piskologi, antropologi, sosial, sosiologi hukum.
C. Kelompok pengetahuan budaya
Kelompok pengetahuan budaya bertujuan untk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untk
mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa dan
pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa dan
peryataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan. Metode ini
tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada
pengaruh dari metode ilmiah. Termasuk kelompok pengetahuan
budaya antara lain adalah filsafat, seni (tari,lukis,musik dll), sejarah,
antropologi budaya, hukum, agama.
2. Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya
Secara umum, Ilmu Sosial Budaya Dasar untk mengembangkan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) dan
sebagai makhluk budaya (homo humanus), sehingga mampu
menanggapi secara keritis dan berwawasan luas masalah sosial
budaya dan masalah lingkungan sosial budaya, serta mampu
menyelesaikan secara halus (refined), arif, dan manusiawi masalahmasalah tersebut.
Tiga macam rumusan utama :
a. pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk budaya,
b. kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas
masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya,
c. kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi
masalah-masalah tsb, untuk menjelaskan rumusan itu, maka perlu
dipahami lebih dahulu konsep-konsep dasar : manusia makhluk sosial,
manusia makhluk budaya, tanggapan kritis, wawasan luas, masalah
sosial budaya, dan masalah lingkungan sosial budaya.
Manusia makhluk sosial (zoon politicon) artinya :
manusia sebagai makhluk individu tdk akan mampu hidup sendiri dan
berkembang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia
lain. Sejak lahir manusia sudah harus hidup bersama dengan manusia
lainnya, hal itu didasari oleh kebutuhan manusia yang hanya dapat
dipenuhi apabila berhubungan dengan atau mendapat bantuan dari
manusia lain. Dengan kata lain manusia harus hidup bermasyarakat.
Hidup bermasyarakat artinya saling berhubungan dan berintraksi satu
sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar
kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
Manusia makhluk budaya (homo humanus) artinya :
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena
sejak lahir sudah dibekali dengan unsur akal (ratio), rasa (sense), dan
karsa (will, wish). Dengan unsur itu manusia dapat mempertimbangkan
mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana
yang buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan.
pertimbangan
Tanggapan kritis, artinya :
reaksi akal atau daya tangkap berdasarkan nalar yang tinggi terhadap
sesuatu yang dilihat atau didengar atau suatu peristiwadalam
masyarakat. Dalam konteksnya dengan sosial budaya, tanggapan kritis
merupakan kemampuan memahami suatu masalah guna membedakan
secara objektif mana peristiwa yang bersumber dari bencana alam atau
penyakit, yang perlu diatasi dan dihindari. Kemudian secara kritis dapat
dikaji juga solusi yang terbaik guna menghindari atau mengatasi konflik
secara arif dan manusiawi.
Wawasan luas, artinya :
kemampuan memandang jauh kedepan berdasarkan pemikiran yang
dalam dan mendasar. Dalam konteks sosial budaya, pandangan luas
dan jauh daya jangkau tidak hanya terhadap masalah sosial budaya
yang terjadi dalam kelompoknya, misalnya keluarga, organisasi
kemasyarakatan pada masa kini, melainkan meliputi juga lingkup yang
lebih luas untuk masa mendatan, tidak hanya berskala lokal, sektoral,
juga berskala nasional dan terpadu mengenai masalah sosial budaya
bangsa Indonesia.
Masalah sosial budaya, adalah :
peristiwa atau kejadian yang timbul akibat intraksi sosial dalam
kelompok masyarakat atau antar kelompok masyarakat guna
memenuhi suatu kepentingan hidup, yang dianggap merugikan salah
satu pihak atau masyarakat secara keseluruhan.
Masalah Lingkungan sosial, adalah :
kelompok sosial budaya yang hidup dalam batas-batas tertentu yang
ditata berdasarkan norma sosial budaya yang membedakannya
dengan lingkungan alam. Lingkungan sosial budaya antara lain berupa
keluarga, desa, marga. Masalah lingkungan sosial budaya merupakan
peristiwa atau kejadian yang timbul karena perbuatan tidak manusiawi
yang merugikan warga lingkungan sosial budaya atau lingkungan
alam.
Secara khusus, Ilmu sosial budaya dasar bertujuan untk :
a. mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan
sosial budaya terutama untuk kepentingan profesi.
b. memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan
masalah kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya
kritis terhadap kedua masalah tersebut.
c. menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak
bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang
ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilainilai dalam lingkungan sosial budaya.
d. meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan
manusiawi.
e. membina kemampuan berfikir dan bertindak objektif untuk
menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial
budaya.
1.1.3. Pokok bahasan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Delapan topik sebagai pokok bahasan dengan urutan
sebagai berikut :
1. Manusia dan cinta kasih :
- cinta antara pria dan wanita, seks
- kekeluargaan
- persaudaraan
2. Manusia dan keindahan :
- kontemplasi
- eksistensi
3. Manusian dan penderitaan :
- nasib buruk
- penyesalan
- kehilangan yang dicintai
4. Manusia dan keadilan :
- rasa keadilan
- perlakuan yang adil
5. Manusia dan pandangan hidup :
- cita-cita
- kebijakan
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian :
- kesadaran
- kewajiban
- pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan :
- keterasingan
- kesepian
- ketidakpastian
8. Manusia dan harapan :
- kepercayaan diri
- gairah mengatasi kesulitan
Masalah2 budaya adl segala sistem atau tata nilai (norma), sikap mental,
pola pikir, pola tingkah laku dlm berbagai aspek kehidupan yang tdk
memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Misalnya terjadinya
proses “dehumanisasi” atau pengurangan arti kemanusiaan seseorang.
Masalah2 budaya tersebut mencangkup :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan
masalah kemanusiaan dan budaya.
2. Hakikat manusia universal. Akan tetapi perwujudannya beraneka ragam.
Ada kesamaan2, tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara
tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dlm berbagai
bentuk dan corak ungkapan pikiran dan perasaan, tingkah laku, dan hasil
kelakuan mereka.
N
o
1
2
3
NORMA
Agama
CONTOH - CONTOH
PENGERTIAN
Petunjuk hidup yg bersumber dari
Tuhan yg disampaikan melalui
utusanNya (Rasul/Nabi) yg berisi
perintah larangan, atau anjuran2.
Kesusilaan
Pedoman pergaulan hidup yg
bersumber dari hati nurani
manusia tentang baik buruknya
suatu perbuatan
Kesopanan
Pedoman hidup yg timbul dari
hasil pergaulan manusia di dalam
masyarakat
a.
b.
c.
a. Berlaku jujur
a.
b.
c.
4
Hukum
Pedoman hidup yg dibuat oleh
badan berwenang untuk
mengatur manusia dlm
kehidupan berbangsa dan
bernegara
bersembahyang/beribadat
ditempat ibadah
Tdk berjudi
Suka beramal
Menghormati org yg lbh
tua
Tdk berkata kasar
Menerima dgn tangan
kanan
a. Harus tertib
b. Harus sesuai prosedur
c. Dilarang mencuri
SANKSI
Tidak langsung,
karena akan
diperoleh setelah
meninggal dunia
(pahala atau
dosa)
Tdk tegas, krn
hanya diri sendiri
yg merasakan
(merasa bersalah,
menyesal)
Tdk tegas, tetapi
dpt diberikan
masyarakat dlm
bentuk celaan,
cemoohan
Tegas dan
nyata serta
mengikat dan
memaksa bagi
setiap orang
tanpa kecuali
1.2. Kelompok Sosial
1.2.1. Pengertian Kelompok Sosial (Stratifikasi Sosial)
Stratifikasi berasal dari kata Status yang artinya lapisan (berlapis-lapis). Sehingga
Stratifikasi Sosial berarti “lapisan masyarakat”.
Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki status sosial yang
pokok (key status) yang berupa :
a) Pekerjaan seseorang (merupakan status yang terpenting).
b) Status dalam sistem kekerabatan.
c) Status religius dan status politik.
1.2.2. Kelompok Sosial Teratur/Stratifikasi tertutup.
Kemungkinan pindah seorang anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan
yang lain kecil sekali, sebab biasanya sistem ini didasarkan atas keturunan.
1.2.3. Kelompok Sosial Tak Teratur/Stratifikasi terbuka.
Anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk berpindah ke kelompok
yang lain, artinya dapat menurun ke kelompok yang lebih rendah atau sebaliknya.
1.2.4. Bentuk kelompok sosial
Dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai
untuk menggolong-golongkan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan
sosial adalah :
1. Ukuran kekayaan : ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu
ukuran; barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk
ke dalam lapisan sosial teratas.
2. Ukuran kekuasaan : barang siapa yang memiliki kekuasaan atau
mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas.
3. Ukuran kehormatan : ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuranukuran kekayaan atau kekuasaan.
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki
lapisan sosial teratas.
4. Ukuran ilmu pengetahuan : ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
1.3. Interaksi Sosial
1.3.1. Pengertian Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari bahasa Inggris yaitu “interaction”, artinya suatu
tindakan yang berbalasan. Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa
interaksi adalah berhubungan saling mempengaruhi. Sedangkan kata sosial
berasal dari bahasa latin yaitu “socius” yang berarti teman, sahabat atau
kawan. Jadi, Interaksi Sosial mengandung pengertian bahwa proses saling
berhubungan dan saling mempengaruhi itu terjadi antarmanusia baik individu
dengan individu, atau antar individu dengan kelompok.
1.3.2. Bentuk Interaksi Sosial
a. Interaksi Sosial Langsung (primer).
Kontak secara badaniah atau fisik atau face to face dengan bertatap muka
langsung, seperti saling bicara, saling senyum, saling bersalaman dll.
b. Interaksi Sosial tak langsung (sekunder).
Kontak tidak langsung, kontak sekunder ini terjadi antara masing-masing
pihak melalui sarana-sarana komunikasi, seperti telepon, telegram dll.
1.3.3. Fungsi Interaksi Sosial
Sebagai media komunikasi dalam proses pemberitahuan atau penyampaian
pesan atau berita dari satu pihak kepada pihak lain, dengan tujuan dapat
menggugah keikutsertaan pihak lain, sehingga hal-hal yang diberitahukan itu
menjadi pengertian bersama.
2.2. Konsep keluarga, fungsi keluarga, Bentuk-bentuk keluarga, Peran
danfungsi anggota keluarga.
2.2.1. Pengertian kebudayaan (dari beberapa pendapat)
2.2.2. Tujuan ruang lingkup kebudayaan
2.2.3. Unsur-unsur kebudayaan
2.2.4. Sistem budaya dan sistem sosial
2.2.5. Jenis-jenis kebudayaan di Indonesia
2.2.6. Ciri-ciri khusus kebudayaan yang ada di Indonesia
2.3. Perkembangan nilai budaya
2.3.1. Sistem budaya dan sistem sosial
2.3.2. Konsep nilai budaya dan sistem sosial
2.3.3. Sistem nilai di masyarakat
2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya
2.3.5. Perbedaan nilai dan moral
2.3.6. Pandangan dari nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan wanita, hubunganyang berlangsung lama untuk
menciptakan anak dan membesarkan anak-anaknya. Jadi keluarga dalam
bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami
istri dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat
tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
A. Pengertian keluarga
Keluarga Inti (Kern Familie).
Yang dimaksud keluarga inti adalah : kesatuan suami sebagai ayah, dan
istri sebagai ibu, serta anak sebagai keturunan mereka.
Keluarga besar
Yang dimaksud keluarga besar adalah: mereka yang menjadi anggota
keluarga atas dasar :
ikatan perkawinan keluarga inti, yaitu ayah dan ibu mertua, kakek dan
nenek mertua, paman dan bibi mertua, kakak dan adik ipar, cucu
mertua.
Hubungan darah, yaitu ayah dan ibu kandung, kakek dan nenek
kandung, paman dan bibi kandung, kakak dan adik kandung, cucu
B. Fungsi keluarga
Fungsi Penerus Generasi
Tujuan pertama perkawinan adalah terpenuhinya kebutuhan biologis (seksual) dan
lahirnya anak sebagi akibat hubungan biologis (seksual) suami dan istri. Dalam hal ini,
keluarga sebagi “penerus generasi” tanpa keluarga tidak ada generasi berikutnya.
Fungsi ini disebut juga sebagai “fungsi seksual reproduksi”.
Fungsi Budaya dan Sistem Nilai Budaya
Dikatakan sebagai sumber budaya karena keluarga adalah pusat interaksi sosial
pertama suami dan istri kemudian ditambah anak yang lahir dari hubungan suami istri.
Karena interaksi tersebut berlangsung lama dan terus menerus, maka terbentuklah
sistem nilai budaya yang bersifat normatif dalam lingkungan keluarga yang menjadi
pedoman hidup bermasyarakat.
Fungsi Pendidikan
Budaya dan sistem nilai budaya mula-mula tumbuh dan berkembang di lingkungan
keluarga sebagai unit masyarakat kecil. Kemudian berkembang kelingkungan
masyarakat luas. Perkembangan tersebut melalui proses yang lama, dari tingkat
alamiah sampai ke tingkat penerapan ilmu pengetahuan dilingkungan keluarga. Proses
perkembangan budaya seperti ini disebut pendidikan keluarga. Keberhasilan membina
pendidikan keluarga menjadi cermin keberhasilan membina pendidikan masyarakat.
Fungsi pendidikan keluarga ini disebut juga “fungsi sosial edukasi”.
C. Bentuk-bentuk keluarga
Keluarga Patrilineal
Adalah keluarga yang mengutamakan garis keturunan pihak ayah.
Ayah memiliki status yang lebih tinggi, peran dan otoritas yang lebih
besar dalam budaya keluarga. Dalam pengembangan dan
pemeliharaan budaya keluarga, laki-laki mempunyai peran lebih besar
dlm menentukan putusan akhir. Antara lain dianut oleh masyarakat
Sumatra bagian Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi.
Keluarga Matrilineal
Adalah keluarga yang mengutamakan garis keturunan pihak ibu. Ibu
memiliki peran otoritas yang lebih besar dalam budaya keluarga, tetapi
peran dan otoritas tersebut dijalankan oleh saudara laki-laki ibu sebagai
paman anak-anaknya. Dianut oleh masyarakat Minangkabau di
Sumatra Barat.
Keluarga Parental (bilateral)
Adalah keluarga yang mengutamakan garis keturunan ayah dan ibu.
Kedua garis keturunan ayah dan ibu dianggap sama. Ayah dan ibu
mempunyai status dan peran serta otoritas yang sama dalam keluarga.
Di anut oleh masyarakat Jawa.
D. Peran dan fungsi anggota keluarga
Ayah
Kepala dalam membimbing keluarga
Mencari nafkah\bekerja keras menghidupi keluarga.
Melindungi anggota keluarga
Memberi contoh berbuat baik kepada keluarga dan lingkungan
hidupnya
Kemampuan menciptakan norma moral bagi kehidupan keluarganya
Ibu
Melahirkan anak
Dengan tulus menyusui dan mengasuh anak
Dengan penuh pengorbanan memelihara dan mendidik anak
Anak
Berbakti kepada ke dua orang tua
Menjaga nama baik keluarga
.2.2.1. Pengertian kebudayaan (dari beberapa pendapat)
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi
pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat (Taylor, 1897).
Menurut Kluckhohn (1951) hampir semua antropolog Amerika setuju dengan dalil yang diajukan
oleh Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His work tentang teori kebudayaan yaitu :
Kebudayaan dapat dipelajari.
Kebudayaan berasal dari atau bersumber dari segi biologis, lingkungan, piskologis, dan komponen
sejarah eksistensi manusia.
Kebudayaan mempunyai struktur.
Kebudayaan dapat dipecah-pecah ke dalam berbagai aspek.
Kebudayaan bersifat dinamis.
Kebudayaan bersifat variabel.
Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah.
kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan totalnya dan
menambah arti bagi kesan kreatifnya.
Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat
umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang
berharga atau baik. (Baker, 1984).
Kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan
pengolahan nilai-nilai insani; tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam
lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan sehingga sempurna.
Tidak memisah-misahkan dalam membudayakan alam, memanusiakan hidup, dan
menyempurnakan hubungan insani. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan
lingkungan dirinya.
2.2.2. Tujuan ruang lingkup kebudayaan
Menjadikan seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih arif
dan bijaksana, lebih berbudaya dan halus. Dengan
menggunakan berbagai pengetahuan (the humanities), baik
dengan menggunakan keahlian (disiplin) ataupun dengan
menggunakan pendekatan berbagai keahlian (interdisipliner).
2.2.3. Unsur-unsur kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan didunia,
baik yang kecil, bersahaja dan terisolasi, maupun yang besar,
kompleks, dan dengan jaringan hubungan yang luas. Menurut
B. Malinowski, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh unsur
universal, yaitu :
1. bahasa
2. sistem teknologi
3. sistem mata pencaharian
4. organisasi sosial
5. sistem pengetahuan
6. religi
7. kesenian
2.2.4. Sistem budaya dan sistem sosial
Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem
budaya atau cutural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang
hidup bersama dalam masyarakat. Dengan demikian sistem budaya adalah
bagian dari kebudayaan, yang diartikan pula adat istiadat. Adat istiadat
mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut
peranata-peranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan,
termasuk norma agama.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan
serta tingkah laku manusia. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari
lingkungan keluarganya, kemudian dengan lingkungan diluar rumah, mulamula dengan meniru berbagai macam tindakan, Setelah perasaan dan nilai
budaya yang memberikan motivasi akan tindakan meniru itu diinternalisasi
dalam kepribadiannya, maka tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap,
dan naorma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Tetapi ada juga individu
yang dalam proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya
individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya di
lingkungan sosial sekitarnya.
Sistem Sosial
Konsep sistem sosial merupakan alat analisis realistis sosial sehingga sistem sosial
menjadi suatu model analisis terhadap organisasi sosial. Model ini bertitik tolak dari
pandangan bahwa kelompok-kelompok manusia merupakan suatu sistem.
Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus terdapat empat hal, yaitu :
dua orang atau lebih,
terjadi intraksi di antara mereka,
bertujuan,
memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.
Sistem sosial terdiri atas satuan-satuan intraksi sosial. Unsur-unsur tersebut membentuk
struktur sistem sosial itu sendiri dan mengatur sistem sosial. Unsur-unsur sistem sosial
tersebut ada sepuluh, yaitu :
1. keyakinan (pengetahuan),
2. perasaan (sentimen),
3. tujuan, saran, atau cita-cita,
4. norma,
5. kedudukan peranan (status),
6. tingkatan atau pangkat (rank),
7. kekuasaan atau pengaruh,
8. sangsi,
9. sarana atau fasilitas,
10. tekanan ketegangan (stress-strain)
2.2.5. Jenis-jenis kebudayaan di Indonesia
Jenis kebudayaan di Indonesia mengandung rumusan tentang kebudayaan
nasional, kebudayaan nasional itu dapat dikelompokkan kedalam dua aliran,
yaitu :
Keindonesiaan sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala, mulai dari adat,
seni, dll. Yang belum ada ialah nasion Indonesia. Jadi, yang perlu diusahakan
oleh bangsa Indonesia dalam membangun kebudayaan nasionalnya ialah
bagaimana memperbaharui kebudayaan sehingga sesuai dengan
kebangsaan Indonesia. Jalan yang harus ditempuh ialah perluasan dasar
kebudayaan Indonesia dengan cara memesrakan (menyerapkan,
memadukan) materialisme, intelektualisme, indifidualisme (barat) dengan
spiritualisme, perasaan, dan kolektivisme (timur). Aliran pertama ini dipelopori
oleh Ki Hajar Dewantara c.s.
Aliran yang dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana menghendaki
penciptaan kebudayaan nasional Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsur
barat yang dinamis. Kebudayaan nasional yang baru itu dengan sendirinya
mencerminkan pula watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang berbeda
dengan watak dan kepribadian sebelumnya (masyarakat dan kebudayaan
pra-Indonesia).
2.2.6. Ciri-ciri khusus kebudayaan yang ada di Indonesia
Ciri khusus kebudayaan yang ada di Indonesia terletak
pada rumusan bahwa Kepulauan Nusantara terdiri atas
aneka warna kebudayaan dan bahasa sehingga, demi
integrasi nasional, kita mempunyai rumusan Bhinneka
Tunggal Ika yang artinya bhinna = pecah, ika = itu, dan
tunggal = satu, sehingga bhinna ika tinggal ika artinya
“terpecah itu satu"
2.3.2. Konsep nilai budaya dan sistem sosial
Konsep nilai budaya dan sistem sosial masuk dalam kerangka konsep
kelompok sosial budaya
Kelompok sosial budaya adl lingkungan hidup sosial budaya yg memiliki
bentuk, cara hidup, dan tujuan tertentu. Dlm difinisi tersebut dpt dirinci empat
unsur utama konsep kelompok sosial budaya.
1. Lingkungan sosial budaya
Lingkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok
dan saling berintraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama.
Agar manusia dan budayanya dpt berkembang sempurna dia harus hidup
bersama dengan orang lain, yang disebut dengan hidup bermasyarakat
(makhluk sosial).
2. Bentuk sosial budaya
Ada empat macam tipe kelompok sosial budaya, yaitu :
A. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan
geografis, seperti desa, kota, daerah aliran sungai, daerah
pantai, daerah pegunungan (tradisonal).
B. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan
dan hubungan daerah, seperti keluarga, keluarga besar
(tradisonal).
C. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang
sama, seperti koprasi, Lembaga Swadaya masyarakat,
yayasan (moderen).
D. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan keahlian
profesional, seperti kelompok profesi, kelompok penguasa
(moderen).
3. Cara Hidup Sosial Budaya
Cara hidup sosial budaya artinya sikap, perbuatan, dan tujuan
serta cara pencapaiannya sudah dipolakan oleh organisasi
kelompok dalam seperangkat tuntunan/pedoman tertulis yang
disebut Anggaran Dasar dan kode Etik dan prosedur melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan mereka wajib dipatuhi dan
disesuaikan dengan anggaran Dasar dan Kode Etik. Semua
anggota yang terkait pada organisasi mereka wajib mematuhi
Anggaran Dasar dan Kode Etik mereka. Dalam Ilmu Sosial
Budaya Dasar, Kode Etik merupakan pandangan hidup kelompok
sosial yang bersangkutan namun, pada kelompok sosial budaya
tradisonal, pandangan hidup tidak dimuat dalam bentuk tertulis
seperti Kode Etik, melainkan hidup dan berkembang secara
alamiah dalam alam pikiran, yang disebut “sistem nilai budaya”
4. Tujuan Sosial Budaya
Atas ketiga dasar diatas, maka tujuan kelompok sosial budaya pada
dasarnya dapat dibedakan atau dikelasifikasikan sebagai berikut :
a. Memebentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan hidup bersama
secara tertib dan damai serta sejahtera dalam wadah kesatuan geografis,
seperti komunitas desa, komunitas kota, komunitas daerah aliran sungai.
B. Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga bahagia lahir dan
batin dalam wadah ikatan perkawinan dan hubungan darah, seperti
keluarga, keluarga besar.
C. Mewujudkan kesejahteraan bersama, menghapuskan kemiskinan,
membasmi penyakit masyarakat, mencegah tindakan tidak manusiawi
dalam wadah kepentingan yang sama, seperti Koprasi, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Yayasan.
D. Melayani kepentingan pasien atau konsumen berdasarkan keahlian
profesional dalam wadah organisasi profesi, seperti kelompok profesi iptek
kelompok pengusaha.
2.3.3. Sitem Nilai di Masyarakat
Sistem nilai di masyarakat sebagai pengaruh timbal balik
antara dua atau lebih keluarga atau kelompok masyarakat
dapat menciptakan sistem nilai baru yang lebih maju, yang
dapat menuntun anggota keluarga atau kelompok
masyarakat menuju kearah pola kehidupan yang lebih
bermanfaat, misalnya cara kerja produktif, sistem
pengamanan bersama, pendidikan dan keterampilan kerja,
penyelesaian konflik secara kekeluargaan, pergaulan
muda-mudi dan hiburan masyarakat yang konstruktif.
Sistem niali tersebut memerlukan pembinaan, pengarahan,
pengawasan, dari kepala keluarga atau tokoh kelompok
masyarakat, sehingga terpola menjadi sistem nilai budaya
masyarakat dalam arti yang positif.
Setiap adaptasi antara dua atau lebih sistem niali dapat
menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.
- Dampak positif bila sistem nilai baru itu menjadi sumber
kemajuan keluarga atau kelompok masyarakat tanpa
menimbulkan keonaran dan konflik keluarga.
- Dampak negatif bila sistem nilai baru itu menjadi
penghalang keluarga kearah kehidupan yg lebih baik,
menimbulkan konflik keluarga lain.
Biasanya dampak negatif ini timbul karena peniruan
budaya luar secara utuh tanpa pertimbangan yang logis
dan etis, serta lebih didasarkan pada kepentingan diri
sendiri tanpa menghargai orang lain.
2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
nilai budaya
1. Sering menjalin hubungan atau intraksi/kontak dengan
kebudayaan atau orang lain diluar kelompok (peningkatan
wawasan).
2. Memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam
suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai agama (memiliki
pedoman hidup).
3. Struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses
penerimaan kebudayaan baru (terbuka dalam menerima
kebudayaan).
4. Adanya unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru (pembanding
kebudayaan/filter kebudayaan).
5. Adanya kemudahan dalam membuktikan kegunaan
kebudayaan.
2.3.5. Perbedaan nilai/etika dan moral
Perbedaan nilai/etika dan moral terletak pada jenis tingkat kesadaran
dalam menanggapi norma-norma yang menjadi pedoman hidup
seseorang atau kelompok orang dalam berprilaku atau berbuat.
A. Etika dalam arti ini disebut “sistem budaya” Sistem nilai budaya
merupakan gambaran prilaku baik, benar, dan bermanfaat yang terdapat
dalam pikiran seseorang atau kelompok orang, perbuatannya dibenarkan,
diterima karena bermanfaat bagi orang lain.
Sebagai acuan prilaku, jenisnya adalah peraturan, pemberitahuan,
petunjuk, arahan, simbol.
B. Moral bersifat kodrati , artinya sejak manusia diciptakan Tuhan sudah
dibekali dengan sifat-sifat baik, jujur, adil. Moral bersifat asasi, yaitu sifat
yang diturunkan Tuhan kepada manusia agar selalu berbuat baik, jujur,
adil dan itu adl benar serta bermanfaat bagi pelaku sendiri dan juga orang
lain.
Sebagai acuan prilaku berbuat jujur, menghargai diri dan orang lain,
berbuat adil.
4.1. Konsep masyarakat dan sosial budaya masyarakat indonesia
4.2. Masyarakat pedesaan dan perkotaan
4.2.1. Pengertian masyarakat
4.2.2. Unsur-unsur masyarakat
4.2.3. Syarat-syarat masyarakat
4.2.4. Ciri-ciri masyarakat desa dan masyarakat kota
4.2.5. Masalah-masalah masyarakat pedesaan dan
perkotaan
Perbedaan Masyarakat desa dan masyarakat perkotaan hanya terletak pada
faktor geografisnya saja, dan dapat dilihat juga dari segi jumlah penduduknya,
sosial ekonominya, kebudayaan, tata nilai dan normanya.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan arti yang sempit :
- dalam arti luas : keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
- dalam arti sempit : masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi
oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan
sebagainya.
Suatu Masyarakat akan disebut community bilamana memiliki unsur-unsur
dan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Berisi kelompok manusia.
2. Menepati suatu wilayah.
3. mengenal pembagian kerja ke dalam spesialisasi dengan fungsi-fungsi yang
saling tergantung.
4. memiliki kebudayaan dan sistem sosial bersama yang mengatur kegiatan
mereka.
5. Para warganya sadar akan kesatuan dan kewargaan mereka dalam
community.
Ciri-ciri masyarakat desa dan masyarakat kota :
A. Masyarakat desa
1. Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa
kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan
sama/homogen.
2. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab, semua
kegiatan dilakukan secara musyawarah.
3. Kontrol Sosial yang Ketat
Setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota
yang lainnya (hub masyarakat pedesaan sangat intim).
4. Gotong royong
nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan
membudaya.
5. Ikatan Sosial
setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan
secara ketat.
6. Magis Religius
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam.
7. Pola kehidupan
masyarakat desa bermata pencaharian dibidang agraris, baik pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan.
B. Masyarakat Kota
1. Kehidupan keagamaan kurang bila dibandingkan dengan kehidupan
kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya
faktor waktu bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata dikota-kota,
sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruhpengaruh dari luar.
Masalah-masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masalah yang utama adalah mengenai perpindahan masyarakat desa ke
kota atau yang disebut dengan Urbanisasi.
Ada dua tinjauan sebab urbanisasi :
1) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan
tempat daerah kediamannya (push factors).
2) Faktor-faktor yang ada di kota yang menarik penduduk desa untuk
pindah dan menetap di kota-kota (pull factors).
Push factors :
1. Di desa-desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.
2. Penduduk desa, terutama kaum muda mudi, merasa tertekan oleh
adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan suatu cara hidup yang
monoton.
3. Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk menambah
pengetahuan.
4. Rekreasi/hiburan merupakan salah satu faktor penting, dirasakan
kurang sekali.
5. kecilnya faktor produksi bagi yang mempunyai keahlian selain bertani.
Pull factors :
1. Penduduk desa yang kebanyakan mempunyai suatu anggapan,
bahwa dikota banyak pekerjaan serta banyak penghasilan (uang).
2. Di kota-kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan
perusahaan, industri dan lain-lain.
3. Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.
4. Pendidikan (terutama pendidikan lanjutan) lebih banyak di kota dan
dengan sendirinya lebih mudah di dapat.
5. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan, untuk
mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
6. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dari
segala lapisan.
Akibat-akibat urbanisasi
1) Terbentuknya pemukiman-pemukiman kumuh dipinggiran
kota.
2) Makin meningkatnya tuna karya (pengangguran).
3) Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan
masalah perumahan.
4) lingkungan hidup yang tidak sehat.
Usaha-usaha menanggulangi Urbanisasi
1. Melaksanakan program pemerintah (masyarakat transmigrasi).
2. Penggarapan lahan sejuta hektar milik pemerintah (lahan
pekerjaan)
3. Peningkatan pembangunan perumahan sederhana yang layak
sebagai tempat tinggal.
4. pemencaran pembangunan kota dengan membangun kotakota baru.
5. pemerataan program pendidikan.
Download