Oleh Reny Chaidir,S.Kp,M.Kep Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat. Situasi serius yang memerlukan tindakan cepat dan tepat, pada kondisi tidak terduga yang mengancam kehidupan Unit perawatan darurat Waktu dan informasi terbatas Intervensi sebelum pengkajian lengkap berdasarkan pengalaman dan penilaian Evaluasi dalam hitungan menit A. Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. B. Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut. C. Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal. D. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Misalnya pasien dengan ulcus pepticum, TBC kulit, dan sebagainya. Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik. mental, sosial) Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut : 1.Tempat kejadian a.kecelakaan lalu lintas, b.kecelakaan di lingkungan rumah tangga ; c.kecelakaan di lingkungan pekerjaan ; d.kecelakaan di sekolah; e.kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga. dan lain-lain. 2.Mekanisme kejadian Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi. 3.Waktu kejadian : a.waktu perjalanan (traveling/trasport time): b.waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain F. Cedera Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan. G. Bencana Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. kerugian harta benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongar. dan bantuan. Mempertahankan kehidupan Mencegah kerusakan sebelum tindakan/perawatan selanjutnya Menyembuhkan klien pada kondisi yang berguna bagi kehidupan Penderita Gawat Darurat adalah penderita yanng memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa. Suatu pertolongan yang cepat dan tepat dan cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan 1. 2. 3. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai. Menanggulangi korban bencana. Terbagi 2 Critical Ill Patient ancaman kematian segera karena gangguan respirasi/sirkulasi,terbagi. 1. Immediately Life Threatning 2. Potentially Life Threatning Emergency Patient pasien perlu pertolongan segera karena dapat menyebabkan kematian/kecacatan karena gangguan kesadaran, metabolisme, neurologis. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Obstruksi Total jalan Nafas Asphixia Keracunan CO Tension Pneumothorax Henti Jantung (Cardiac Arrest) Tamponade Jantung Ruptur Tracheobronkial Kontusio Jantung/paru Perdarahan Masif Koma Universal Penanganan oleh siapa saja Penyelesaian berdasarkan masalah Menolong pasien tidak memandang status sosial, ekomoni, agama ras Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat dan lakukan respirasi bila perlu Kontrol adanya perdarahan dan resikonya Evaluasi dan pertahankan curah jantung Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan syok Lakukan pengkajian fisik Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan respon motorik Lakukan EKG jika perlu Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal Lakukan perawatan luka Lakukan pengukuran tanda vital : Airway B : Breathing C : Circulation D : Disability E : Exposure A A : Airway (Jalan Napas) Jalan napas mulai dari hidung hingga bronkus, Cuma yang terlihat pada laringioskop hanya sampai trachea saja B : Breathing (Pernapasan) Pusat pernapasan C : Circulation Jantung (denyut, frekwensi) Keutuhan vaskuler Cairan (cukup/banyak terbuang) D : Disability/Drugs Disability istilah yang paling umum digunakan Drugs(Kaji Drugs) biasanya bila terjadi keracunan Disability (Ketidakmampuan) Nyeri yang hebat - Neurologis (SSP, GCS) (kepala, thorak) - Ukuran dan reaksi pupil Kemampuan otot dalam menggerakkan ekstremitas Tidak pada ekstremitas (Bukan kekuatan otot) E : Exposure Paparan (sesuatu) Zat kimia (gas, cair dan padat) Radiasi Suhu (matahari) Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu : 1.Susunan saraf pusat 2.Pernapasan 3.Kardiovaskuler 4.Hati 5.Ginjal 6.Pancreas Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh: 1.Kecepatan menemukan penderita gawat darurat 2.Kecepatan meminta pertolongan 3.Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan a. Ditempat kejadian b.Dalam perjalanan kerumah sakit c.Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit A.Tujuan Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada daam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi: 1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian 2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih memadai. 3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat. 4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli. 5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU). 6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat. Melakukan Primary Survey : lakukan pem eriksaan terhadap adanya ancaman kematian segera (gangguan jalan nafas,gangguan ventilasi dan gangguan sirkulasi) tanpa dukungan alat bantu diagnostik (hanya Look,Listen, feel) maupun dengan alat bantu apabila tersedia. Dilanjukan dengan Secondary Survey: Pemeriksaan ulang terhadap adanya ancaman 1. 2. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan dengan Secondary Survey Menggunakan tahapan ABCDE A : Airway management B : Breathing management C : Circulation management D : Drug DD/ Defibrilator Disability E : EKG/Exposure 3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher 1. Fungsi Independen Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care) 2. Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain 3. Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.) 1. 2. 3. 4. Mengenal klasifikasi pasien Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang, koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul & kasus ortopedi. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien. Aspek hukum menjadi penting karena konsensus universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik. Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya berasal dari : 1. Kegagalan komunikasi 2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi Permasalahan etik dan hukum KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu : 1. Diagnosis keadaan gawat darurat 2. Standar Operating Procedure 3. Kualifikasi tenaga medis 4. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak) 5. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien 6. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan) 7. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum) 8. Prinsip keadilan dan fairness 9. Kelalaian 10. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi : salah obat, salah dosis 11. Diagnosis kematian 12. Surat Keterangan Kematian 13. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien 1. 2. Mematuhi standar operating procedure (SOP) Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat segala instruksi dan mencatat serah terima