konsep dasar keperawatan gawat darurat 2014

advertisement
Oleh
Reny Chaidir,S.Kp,M.Kep
Rangkaian kegiatan praktik keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat
yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan di ruang gawat darurat.

Situasi serius yang memerlukan tindakan cepat dan
tepat, pada kondisi tidak terduga yang mengancam
kehidupan

Unit perawatan darurat

Waktu dan informasi terbatas


Intervensi sebelum pengkajian lengkap
berdasarkan pengalaman dan penilaian
Evaluasi dalam hitungan menit
A.
Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
B.
Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
C.
Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak
mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat
dangkal.
D.
Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus pepticum, TBC kulit, dan sebagainya.
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik.
mental, sosial)
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1.Tempat kejadian
a.kecelakaan lalu lintas,
b.kecelakaan di lingkungan rumah tangga ;
c.kecelakaan di lingkungan pekerjaan ;
d.kecelakaan di sekolah;
e.kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat
rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga. dan lain-lain.
2.Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing. tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3.Waktu kejadian :
a.waktu perjalanan (traveling/trasport time):
b.waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain
F.
Cedera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai
akibat kecelakaan.
G.
Bencana
Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan
oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan
korban dan penderitaan manusia. kerugian harta
benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongar. dan bantuan.



Mempertahankan kehidupan
Mencegah kerusakan sebelum
tindakan/perawatan selanjutnya
Menyembuhkan klien pada kondisi yang
berguna bagi kehidupan


Penderita Gawat Darurat adalah penderita yanng
memerlukan pertolongan segera karena berada
dalam keadaan yang mengancam nyawa.
Suatu pertolongan yang cepat dan tepat dan cermat
untuk mencegah kematian maupun kecacatan
1.
2.
3.
Mencegah kematian dan kecacatan (to save life
and limb) pada penderita gawat darurat, hingga
dapat hidup dan berfungsi kembali dalam
masyarakat sebagaimana mestinya.
Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem
rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih
memadai.
Menanggulangi korban bencana.
Terbagi 2
 Critical Ill Patient  ancaman kematian segera
karena gangguan respirasi/sirkulasi,terbagi.
1. Immediately Life Threatning
2. Potentially Life Threatning
 Emergency Patient  pasien perlu pertolongan
segera karena dapat menyebabkan
kematian/kecacatan karena gangguan kesadaran,
metabolisme, neurologis.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Obstruksi Total jalan Nafas
Asphixia
Keracunan CO
Tension Pneumothorax
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Tamponade Jantung




Ruptur Tracheobronkial
Kontusio Jantung/paru
Perdarahan Masif
Koma




Universal
Penanganan oleh siapa saja
Penyelesaian berdasarkan masalah
Menolong pasien tidak memandang status sosial,
ekomoni, agama ras










Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat
dan lakukan respirasi bila perlu
Kontrol adanya perdarahan dan resikonya
Evaluasi dan pertahankan curah jantung
Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan
syok
Lakukan pengkajian fisik
Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan
respon motorik
Lakukan EKG jika perlu
Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal
Lakukan perawatan luka
Lakukan pengukuran tanda vital
: Airway
 B : Breathing
 C : Circulation
 D : Disability
E
: Exposure
A
A : Airway (Jalan Napas)
Jalan napas mulai dari hidung hingga bronkus, Cuma yang terlihat pada laringioskop hanya sampai
trachea saja
B
: Breathing (Pernapasan)  Pusat pernapasan
C : Circulation
Jantung (denyut, frekwensi)
Keutuhan vaskuler
Cairan (cukup/banyak terbuang)
D : Disability/Drugs
Disability istilah yang paling umum digunakan
Drugs(Kaji Drugs) biasanya bila terjadi keracunan
Disability (Ketidakmampuan)
Nyeri yang hebat - Neurologis (SSP, GCS)
(kepala, thorak)
- Ukuran dan reaksi pupil
Kemampuan otot dalam menggerakkan ekstremitas
Tidak pada ekstremitas (Bukan kekuatan otot)
E
: Exposure Paparan (sesuatu)
Zat kimia (gas, cair dan padat)
Radiasi
Suhu (matahari)
Kematian dapat terjadi
bila seseorang mengalami
kerusakan atau
kegagalan dan salah satu
sistem/organ di bawah ini
yaitu :
1.Susunan saraf pusat
2.Pernapasan
3.Kardiovaskuler
4.Hati
5.Ginjal
6.Pancreas
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler,
pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkan
kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta
Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan
cacat ditentukan oleh:
1.Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2.Kecepatan meminta pertolongan
3.Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b.Dalam perjalanan kerumah sakit
c.Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas
atau rumah sakit
A.Tujuan
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu
bagi setiap anggota masyarakat yang berada daam keadaan gawat darurat.
Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian
rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
1.
Penanggulangan penderita di tempat kejadian
2.
Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan
yang lebih memadai.
3.
Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderita gawat darurat.
4.
Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli.
5.
Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit
Gawat Darurat dan ICU).
6.
Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.


Melakukan Primary Survey : lakukan pem eriksaan
terhadap adanya ancaman kematian segera
(gangguan jalan nafas,gangguan ventilasi dan
gangguan sirkulasi) tanpa dukungan alat bantu
diagnostik (hanya Look,Listen, feel) maupun dengan
alat bantu apabila tersedia.
Dilanjukan dengan Secondary Survey: Pemeriksaan
ulang terhadap adanya ancaman
1.
2.
Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan Secondary Survey
Menggunakan tahapan ABCDE
A : Airway management
B : Breathing management
C : Circulation management
D : Drug
DD/
Defibrilator
Disability
E : EKG/Exposure
3.
Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus
dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma
inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher
1. Fungsi Independen
Fungsi mandiri berkaitan
dengan pemberian asuhan
(Care)
2. Fungsi Dependen
Fungsi yang didelegasikan
sepenuhnya atau sebagian dari
profesi lain
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu
dlm program kes. (Perawat
sebagai anggota Tim Kes.)
1.
2.
3.
4.
Mengenal klasifikasi pasien
Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal
jantung paru otak, kejang, koma, perdarahan,
kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah
pinggul & kasus ortopedi.
Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan
keperawatan gawat darurat
Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan
internal
Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD
bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien
dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien.
Aspek hukum menjadi penting karena konsensus
universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek
legal dan etika tidak dapat dipisahkan dari
pelayanan medik yang baik.
Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya berasal dari :
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi
Permasalahan etik dan hukum KGD merupakan isu yang juga terjadi pada
etika dan hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu :
1. Diagnosis keadaan gawat darurat
2. Standar Operating Procedure
3. Kualifikasi tenaga medis
4. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
5. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
6. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit,
menyelamatkan)
7. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
8. Prinsip keadilan dan fairness
9. Kelalaian
10. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan
kesalahan terapi : salah obat, salah dosis
11. Diagnosis kematian
12. Surat Keterangan Kematian
13. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child
abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
1.
2.
Mematuhi standar operating procedure (SOP)
Melakukan pencatatan dengan bebar
meliputi mencatat segala tindakan, mencatat
segala instruksi dan mencatat serah terima
Download