BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Sebelum melakukan penelitian, terdapat referensi dari penelitian sebelumnya untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini. Berikut beberapa referensinya: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) NO 1 JUDUL SKRIPSI TEORI Anwarudin, Strategi Strategi Penyiaran Komunitas METODOLOGI Kesesuaian Kualitatif Radio (Compability), Strategi Deskriptif Dalam Pembentukan Memperoleh Kebiasaaan Pendengar. Formation), Universitas Islam Strategi Negeri Sunan Arus HASIL - Strategi yang diterapkan strategi (Habbit bukan yang asalan, asal- melainkan dengan kriteria Susan Pengontrolan Tyler Pendengar Eastman. Kenyataan di Kalijaga Yogyakarta, (Control of Audience lapangan menyatakan (2010). Flow), Strategi bahwa penyimpanan sumber- komunitas Srimartani sumber program adalah (Consevation Program of radio radio yang menghibur. Resources), Strategi Daya Penarik Massa (Mass Appeal). 2 Ahmad Subhi, Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Komite Masyarakat Aspirasi Kualitatif – Strategi komunikasi Deskriptif yang dilakukan KAM cukup Dalam berhasil meskipun tidak 100%, Memperjuangkan namun hampir semua Hak-hak dampak Masyarakat. diakibatkan yang PLTU Universitas Islam bisa dihilangkan dan Negeri Sunan dikurangi, 7 sehingga 8 Kalijaga Yogyakarta, masyarakat nyaman (2014). dan bisa beraktivitas seperti biasa. Ditta 3 Deskriptif Strategi Strategi Komunikasi Pemasaran, Kualitatif-Studi pemasaran Pemasaran Kasus Delta FM Medan yang Delta Adytya, Strategi Komunikasi Fm Radio Segmenting, Targeting, Medan Positioning, Formating Komunikasi digunakan Radio dalam Dalam Bertahan Di dan Programming. bertahan di era media Era Media Online, online, (2012), Vol 1, No 1. memanfaatkan website dengan dan sosial media dalam menjangkau dan berinteraksi dengan pendengar. Emiko 4 Terazono, Strategi Commercial Plans Advertising Kualitatif Radio Campaign Promotion Jurnal ini menjelaskan bahwa Survival strategi program Strategy, (2006). yang digunakan Capital Radio adalah memasukkan dan iklan memberikan durasi yang lebih lama yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pendengar. Douglas A. Ferguson Social Media 5 Kualitatif Jurnal ini menjelaskan and Clark F. Greer, untuk Local Radio and mempertahankan Microblogging: How pendengar, Radio Stations in the cara U.S. are Using media sosial Twiter Twitter, Department untuk dengan menggunakan 9 of Communication , mempromosikan lagu, the College of dan Charleston and menyajikan berita. Department juga of Communication and Theatre , Point Loma Nazarene University, (2011). 2.2 Landasan Konseptual Teori Umum 2.2.1 Komunikasi Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (Mulyana, 2009) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Sedangkan menurut Harold Laswell (Mulyana, 2009) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Who Says What I Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Laswell ini, terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu pertama, sumber (source), sering disebut juga dengan pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber adalah seorang individu, atau organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau dalam kepalanya ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). untuk 10 Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai gagasan atau maksud dari sumber. Pesan mempunyai tiga komponen, yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol yang terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, dan famflet). Ketiga, yaitu saluran atau media. yaitu alat yang dipakai sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut dengan sasaran, penyandi balik atau audiens, pendengar, yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut. Misalnya, penambahan ilmu pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya. 2.2.2 Pengertian Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2011) komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2011) sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada audiens yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 11 4. Sebagai sumber, komunikator biasanya berasal dari organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Komunikator bukan berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda. Jika dalam komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. 2.2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2011) ciri-ciri komunikasi massa terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa adalah gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah sebuah sistem. Sistem tersebut adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan, mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen/beragam, artinya audiens mempunyai pendidikan yang beragam, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Herbert Blumer memberikan ciri tentang karakteristik audiens/komunikan sebagai berikut: 1. Audiens dalam komunikasi massa sangatlah heterogen, artinya ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok masyarakat. 2. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. 3. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 12 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Pesan-pesannya yang diberikan tidak boleh bersifat khusus dan pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan katakata, sebisa mungkin memakai kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah dan tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Jika bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberikan konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis, misalnyapemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang tidak akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan, saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (live), dan bukan siaran yang direkam (recorded). 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah untuk dipahami. Gatekeeper adalah reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan 13 lembaga sensor film yang semuanya memengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan media massa masing-masing. 2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Jay Black dan Frederick C. Whitney (Nurudin, 2011) menjelaskan fungsi komunikasi Massa, yaitu: 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Pengumpulan informasi menggunakan konsep 5W+1H, membuat informasi yang diberikan memiliki data-data yang mendalam. 2. Hiburan Hiburan mempunyai fungsi yang berbeda disetiap media. Media televisi adalah media yang menjadi fungsi hiburan teratas bagi audiens. Sedangkan media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi lebih kepada fungsi informasi. Tetapi, dalam media cetak yang dijadikan fungsi hiburan adalah gambar-gambar berwarna yang ada di setiap halaman, adanya teka-teki, dan cerita bergambar. 3. Persuasi Menurut Josep A. Devito (Nurudin, 2011) apa yang dilihat, didengar, dan dibaca audiens dimedia dibuat untuk mempengaruhi. Fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: 1. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang 2. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang 3. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu 4. Memperkenalkan etika, menawarkan sistem nilai tertentu Media massa juga mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat hal lain, misalnya dalam iklan. Selain itu, media massa juga mampu menunjukkan mana etika yang baik dan mana yang tidak baik. 14 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audiens berbagai jenis dan individu bagian dari suatu massa. Ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh audiens media massa yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhannya. 2.2.2.3 Elemen-Elemen Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan disebut audiens, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton atau pembaca. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain komunikator, isi, audiens, umpan balik, gangguan (saluran dan semantik), gatekeeper, pengatur, filter, dan efek (Nurudin, 2011). 1. Komunikator Komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam komunikasi massa artinya individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. 2. Isi Menurut Ray Eldon Hiebert dan kawan-kawan (Nurudin, 2011) isi media terbagi menjadi lima kategori yaitu berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk penjualan iklan, dan hiburan. 3. Audiens Menurut Hiebert dan kawan-kawan (Nurudin, 2011) audiens yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah atau jurnal ilmiah. Audiens dalam komunikasi massa mempunyai lima karakteristik, yaitu: 15 1. Audiens berisi individu-individu yang cenderung untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2. Audiens cenderung besar. Artinya tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. 3. Audiens cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. 4. Audiens cenderung anonim, karena mereka tidak mengenal satu sama lain. 5. Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator. 6. Umpan Balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yaitu umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau berbicara langsung. Umpan balik secara tidak langsung bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/ surat pembaca. Misalnya kritikan yang ditujukan pada media yang bersangkutan. 7. Gangguan Gangguan adalah sesuatu yang dapat menghambat proses pengiriman pesan dari komunikator ke audiens. Dalam komunikasi massa terdapat dua tipe gangguan, yaitu: 1. Gangguan Saluran Gangguan saluran adalah gangguan seperti kesalahan cetak, kekurangan kata, langganan majalah yang tidak datang atau sinyal televisi dan radio yang buruk. Gangguan saluran yang terjadi di radio biasanya adalah gangguan gelombang radio. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan. 2. Gangguan Semantik Gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim pesan itu sendiri. Misalnya reporter salah ucap ketika sedang membacakan berita di lapangan. 16 8. Gatekeeper Bittner (Nurudin, 2011) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk, dan buku. Mereka yang disebut gatekeeper adalah reporter, editor berita, editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Fungsi gatekeeper sebagai (1) menyiarkan informasi; (2) untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan; (3) untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan (4) untuk menginterpretasikan informasi. 9. Pengatur Pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Meskipun di luar media massa, kelompok itu dapat ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan. 10. Filter Filter adalah kerangka pikir melalui mana audiens menerima pesan. Dengan kata lain, filter adalah jendela audiens karena setiap audiens memiliki reaksi berbedabeda terhadap pesan yang diterimanya. 2.2.2.4 Efek-Efek Komunikasi Massa Efek-efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes (Nurudin, 2011) membagi kedua bagian dasar, yaitu efek primer dan efek sekunder. 1. Efek Primer Efek primer terjadi jika ada orang yang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Ketika sebuah pesan diterima oleh audiens dan menyita perhatiannya, terkadang masih sulit untuk dipahami. Sebagaimana komunikator dalam komunikasi antarpersonal, biasanya langsung mengetahui bahwa pesannya tidak bisa dimengerti. Tetapi, didalam komunikasi massa sering kali komunikator tidak mengetahui apakah pesan tersebut dapat 17 dipahami atau tidak. Hal ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa sangat terbatas dan tidak ada cara praktis untuk mengecek apakah pesan yang disiarkan dapat dipahami, apalagi audiensnya menyebar atau tidak mengumpul atau heterogen. Komunikator dalam komunikasi massa berusaha agar pesan-pesan yang disampaikannya dapat dipahami. Untuk mengurangi dampak ketidakpahaman, komunikator dalam komunikasi melakukan berbagai cara untuk memahamkan pesan-pesannya. Terpaan media massa yang mengenai audiens menjadi salah satu bentuk efek primer. Akan lebih baik jika audiens tersebut memerhatikan pesan-pesan media massa. Misalnya, ketika di radio diberitakan tentang kecelakaan beruntun di jalan tol dan audiens tertarik untuk mendengarkannya. Jika audiens memahami apa yang disiarkan, semakin kuat efek primer yang terjadi. 2. Efek Sekunder Ada beberapa jenis efek yang disebabkan media massa. Salah satunya adalah efek uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan). Efek uses and gratifications termasuk kedalam efek sekunder. Fokus utama efek uses and gratifiations adalah tidak hanya bagaimana memengaruhi audiens, tetapi juga bagaimana audiens mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut memengaruhi pesan yang diterima. 2.2.3 Pengertian Media Massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada audiens, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada audiens dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara, 2008). Media massa adalah singkatan yang berasal dari Media Komunikasi Massa dalam bahasa inggris Mass Communication Media, yang berarti media massa yaitu sarana penyampaian pesan-pesan, aspirasi masyarakat, sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita ataupun pesan kepada masyarakat langsung secara luas. 18 2.2.3.1 Karakteristik Media Massa Menurut Cangara (2008), sebuah media bisa disebut media massa jika memiliki karakteristik tertentu. Antara lain: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. 2.2.3.2 Fungsi Media Massa Menurut ahli komunikasi Dr. Harold D. Laswell (Nurudin, 2011) fungsi media massa sebagai berikut: 1. The Surveillance of the environment Fungsi media massa adalah sebagai pemberi informasi tentang hal-hal yang berada diluar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas. 2. The Corellation of the parts of society Melakukan seleksi, evaluasi dan interpretasi dari infomasi menjadi fungsi media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang diperlukan dan pantas untuk disiarkan. Biasanya dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media massa. 3. The Transmission of the social heritage from one generation to the next Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Fungsinya sebagai pendidikan (educational function of mass media). 19 2.2.3.3 Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah media cetak, yaitu surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film. Setiap media cetak memiliki karakteristik yang khas (Ardianto, 2010): 1. Media Cetak Media cetak dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Surat Kabar Surat kabar adalah media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Fungsi yang paling utama dari surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pembaca membaca surat kabar, yaitu keingintahuan atas suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya. Selain itu, fungsi hiburan dari surat kabar juga ada, dapat terlihat dari rubrik artikel ringan, feature, laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik, rubrik cerita bergambar atau komik, dan cerita bersambung. Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. 2. Majalah Tipe suatu majalah ditentukan oleh suatu sasaran audiens yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya. Fungsi dari majalah disesuaikan dengan majalah tersebut. Ada majalah dengan fungsi sebagai informasi, ada pula majalah yang berfungsi sebagai hiburan, dan juga ada majalah yang berfungsi sebagai informasi dan hiburan. Majalah tidak terbit setiap hari seperti halnya surat kabar yang merupakan sumber berita (menyampaikan informasi) setiap harinya pada setiap orang. Majalah diminati oleh mereka yang sibuk dan tidak sempat menekuni koran harian. 2. Media Elektronik Media elektronik terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Radio Radio adalah media massa yang bersifat auditiori, yaitu hanya suara saja yang dapat dinikmati oleh pendengar. Berbeda dengan televisi, penonton bisa menikmati tayangan televisi dengan melihat dan mendengar suara. 20 2. Televisi Televisi adalah media massa yang paling mempengaruhi kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Kelebihan dari televisi yaitu dapat didengar dan dapat dilihat (audiovisual). Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti melihat jauh, karena audiens berada jauh dari studio televisi. 3. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibandingkan dengan radio dan televisi. Fungsi dari film adalah untuk mendapatkan hiburan, informatif dan edukatif, bahkan persuasif. Jenis-jenis film yaitu film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun. Film cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Film Berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Film dokumenter adalah hasil interpretasi pribadi (pembuatannya) mengenai kenyataan tersebut. Film kartun dibuat untuk ditonton oleh anak-anak. Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur seni yang terdapat dan menunjang sebuah karya film adalah: seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. Semuannya merupakan pemahaman dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat. Morissan (2013) menjelaskan media cetak seperti koran dan majalah, serta media elektronik seperti radio dan televisi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda. Meskipun televisi dan radio adalah media elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media cetak seperti surat kabar dan majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja, tetapi radio dan televisi hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Media cetak, audio dan audiovisual mempunyai upaya masing-masing untuk menyampaikan informasi kepada audiens. Tetapi juga 21 memiliki kelebihan dan kelemahan, penyebabnya terlihat dari fisik masing-masing jenis media seperti pada tabel berikut: Tabel 2.2 Perbedaan Media Cetak, Radio, dan Televisi Jenis Media Sifat Cetak Radio Televisi - dapat dibaca dimana, dan kapan saja - dapat dibaca berulang-ulang - daya rangsang rendah - pengolahan bisa mekanik, bisa elektris - biaya relatif rendah - daya jangkau terbatas - dapat didengar bila siaran - dapat didengar kembali bila diputar kembali - daya rangsang rendah - elektris - relatif murah - daya jangkau besar - dapat didengar dan dilihat bila ada siaran - dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali 2.2.4 - daya rangsang sangat tinggi - elektris - sangat mahal - daya jangkau besar Pengertian Radio Radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah (Triartanto, 2010). Radio adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektormagnetik (tanpa sambungan kabel). Radio adalah keseluruhan sistem gelombang yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai 22 pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya (Triartanto, 2010). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa radio adalah alat komunikasi atau penerimaan pesan-pesan dengan menggunakan gelombang elektromagnetik (tanpa sambungan kabel) yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya dan dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil, dan sebagainya. 2.2.4.1 Sejarah Radio Menurut Morissan (2013) sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyebrangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para pengusaha untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum. Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909, ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media ini. Menurut Djamal (2013) sejarah sebagai penemuan teknologi berawal dari teori matematis yang dikemukakan oleh Maxwell (1864), yang kemudian dilanjutkan pengembangannya oleh Heinrich Hertz (1887), dan diimplementasikan secara praktis oleh Marconi (1910) dengan pengiriman sinyal telegraf trans-Atlantik dari Cornwall, Inggris ke New Foundland, Kanada. Penemuan demi penemuan baru maupun inovasi dari penemuan sebelumnya. 23 Pada November 1904, ditemukan tabung hampa dua elektroda (two electrode vacuum tube) oleh J.A Fleming, yaitu alat yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus searah, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi informasi yang ditumpangkan pada gelombang radio frekuensi tinggi. Disebut sebagai thermionic valve, atau vacuum diode, atau Fleming valve. Pada tahun 1906 Reginald Aubery Fessenden menemukan unit alternator penghasil sinyal frekuensi tinggi yang akan menghasilkan gelombang radio yang kontinu (continuous radio wave). Unit ini merupakan peralatan yang menyempurnakan sistem yang didesain oleh Marconi yang bekerja secara terputusputus sinyalnya (intermittent generator). Dengan demikian, penemuan Fessenden ini merupakan cikal bakal sistem modulasi amplitudo (AM, amplitudo modulation). Dia disebut sebagai “Bapak Penyiaran Radio”. Tepat pada tanggal 24 Desember 1906, Fessenden mengirim suaranya dan permainan biolanya serta rekaman lagu-lagu sampai beberapa ratus kilometer ke kapal-kapal di Lautan Atlantik. Dalam pengiriman suara dan lagu ini, digunakan mikrofon yang akan mengubah suara dan lagu ini ke bentuk sinyal listrik yang akan memodulasi continuous radio wave dan dipancarkan melalui antena ke udara. Pada sisi penerima, melalui antena ditangkap pancaran tersebut yang kemudian besaran radio wave itu diubah kembali ke besaran listrik sebagai sinyal yang termodulasi AM. Kemudian radio wave disingkirkan dengan alat detektor dan yang tertinggal ialah sinyal suara dan musik tersebut yang dapat didengar melalui loudspeaker. Pada tahun 1906 Lee de Forest menemukan tabung hampa trioda (triode vacuum tube) yang dikenal sebagai audion. Vacuum tube ini dapat digunakan sebagai komponen penguat sinyal yang relatif lemah dalam amplifier. Lee de Forest merupakan salah satu “Bapak Dunia Elektronik”. Dia juga sebagai pelaku penyiaran dengan mendirikan stasiun pemancar radio di kota New York pada 1916. Dengan callsign 2XG, stasiun ini menyiarkan iklan produk hasil karyanya dan peristiwa di masyarakat seperti reportase radio pertama kali prosesi pemilihan presiden saat itu dengan kandidat Charles Evans Hughes dan Woodrow Wilson pada November 1916. Dia juga dikenal sebagai “Bapak Radio dan Kakek Pertelevisian.” 24 Pada tahun 1918 Edwin H. Armstrong menemukan penerima superheterodyne dan mendapatkan paten pada 1918. Pada tahun 1933 Edwin H. Armstrong menemukan sistem pemancaran FM (frequency modulation) dan mendapatkan hak paten dari pemerintah Amerika pada 26 Desember 1933. Sistem FM merupakan alternatif pemancaran radio secara AM. Diketahui sistem AM mempunyai banyak hambatan teknis, diantaranya mudah di pengaruhi oleh interferensi noise external seperti kilat dan loncatan api busi kendaraan bermotor. Akibat kekurangan itu, maka penangkapan pada sistem AM kurang jernih. 2.2.4.2 Karakteristik Radio Menurut Mark W. Hall (Ardianto, 2010) karakteristik radio yaitu: 1. Auditori Radio adalah media yang hanya bisa untuk didengar. Karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio diterima dengan selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali informasi yang tidak jelas, karena tidak bisa meminta kembali kepada komunikator atau Anchor (penyiar) untuk mengulang informasi yang hilang tersebut, kecuali ia merekamnya. 2. Radio is the Now Radio adalah media massa yang paling aktual. Proses penyampaian pesannya lebih simpel. Radio siaran sering melakukan liputan langsung dari tempat kejadian. 3. Imajinatif Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh pendengar, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak pendengarnya untuk berimajinasi. Pendengar radio siaran bersifat imajinatif. 4. Akrab Seorang penyiar radio seolah-olah berkomunikasi langsung dengan pendengar. Misalnya ketika mendengarkan radio di kamar, seolah-olah penyiar sedang berada di dalam kamar tersebut. 5. Gaya Percakapan Penyampaian pesan dari penyiar harus bergaya percakapan. Karena itu, menulis naskah radio siaran harus seperti sebuah percakapan sebagaimana berbicara kepada para pendengar. 25 6. Menjaga Mobilitas Pendengar dapat mendengarkan radio sambil melakukan aktivitas lain. Mobilitas pendengar terjaga, karena pendengar tidak meninggalkan pekerjaan ketika mendengarkan radio. 2.2.4.3 Kelebihan Radio Menurut Riswandi (2009) terdapat beberapa keunggulan radio, yaitu : 1. Cepat dan langsung, radio adalah sarana tercepat, bahkan lebih cepat dari surat kabar dan televisi. Dalam menyampakan informasi kepada masyarakat, radio tidak harus melewati proses yang kompleks dan butuh waktu yang lama seperti televisi dan surat kabar. Hanya melalui telepon, seorang reporter tadio dapat dengan langsung dan cepat melaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan. 2. Akrab dan hangat, radio adalah alat yang mendekatkan atau mengakrabkan pendengar dengan penyiar atau bahkan pemiliknya. Perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. 3. Murah, harga sebuah radio sekaligus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga sebuah televisi atau berlangganan surat kabar. Bahkan pendengar siaran radio pun tidak di pungut iuran sepeserpun. 4. Fleksibel, siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal-hal lain atau tanpa mengganggu aktifitas yang lain seperti belajar, memasak, mengemudi, dan sebagainya. 5. Tanpa Batas, siaran radio mampu menembus batas-batas geografis dan kultural serta kelas sosial. 2.2.4.4 Kelemahan Radio Menurut Olii (2006), kelemahan radio yaitu: 1. Cepat hilang Karena sifatnya selintas, informasi yang disiarkan pada menit ini mudah dilupakan pada menit berikutnya. Penyebabnya karena pendengar radio dapat mendengarkan radio sambil melakukan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya tidak penuh. Selain itu, siaran yang sudah berlalu tidak dapat diulang kembali. 2. Ruang yang relatif terbatas Radio adalah medium dengan ruang yang relatif terbatas. Kunci utamanya adalah ada pada penyusunan program dan pemilihan materi siaran. 26 3. Beralur linier Program disajikan dan didengar oleh audiens berdasarkan urutan yang sudah ada (rundown). 2.2.4.5 Format Radio Menurut Pringle-Starr-McCavitt (Morissan, 2013) sebagian besar program stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara utama yang dikenal dengan format. Format adalah penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring dengan semakin banyaknya stasiun penyiaran dan tersegmennya audiens. Format siaran dibentuk tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima oleh audiens. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran audiens secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lain. Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anakanak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Dominick (Morissan, 2011) format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegitan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu: 1. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter. 2. Pilihan musik dan lagu. 3. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk). 4. Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk bentuk promosi acara radio lainnya. Menurut Michael C Keith (Morissan, 2013) ada empat format siaran utama, yaitu: 1. Adult Contemporary (AC) Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, dan berdaya beli tinggi. Menyiarkan musik pop masa kini, softrock, dan balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format ini berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriental Rock, dan Easy Listening. 27 2. Contemporary Hits Radio (CHR) atau Top 40 Radio Untuk anak muda belia yang berumur antara 12-20 tahun. Format paling populer yang berisi lagu-lagu top 40/30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut dengan Top 40 Radio. CHR merupakan radio yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, dan perpindahan antar lagu sangat cepat. 3. All News/All Talks All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talkshow interaktif mengupas isu-isu lokal. All News kemudian hadir tahun 1964 dimotori Gardon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa yang berumur 25-50 tahun, dan berdaya beli tinggi. Berita dan bincang ekonomi politik menjadi primadona. 4. Classic/Oldies Untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memulai lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, dan berita mistik. Oldies juga mencakup segmen beragam pada level ekonomi menengah ke bawah dengan dominasi musik dangdut dan kolaborasi. Jenis siaran radio dibagi menjadi dua (Triartanto, 2011): 1. Siaran Karya Artistik Siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi keindahan. Misalnya program musik, program drama radio, program kuis radio, program variety show, program komedi atau humor, dan program cerita dongeng atau legenda. 2. Siaran Karya Jurnalistik Siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu sebuah proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian kepada audiens. Misalnya, program berita, program dokumenter, program feature, dan program talk show. 28 Perbedaan antara karya artistik dan karya jurnalistik menurut Wahyudi (Triartanto, 2010) sebagai berikut : Tabel 2.3 Perbedaan Karya Artistik dan Karya Jurnalistik Karya Artistik Karya Jurnalistik - Sumber: ide/gagasan - Sumber: permasalahan hangat - Mengutamakan keindahan - Mengutamakan kecepatan/aktualitas - Isi pesan bisa fiksi dan non-fiksi - Isi pesan harus faktual - Penyajian tidak terikat waktu - Penyajian terikat waktu (perencanaan) - Sasaran kepuasan pendengar - Sasaran kepercayaan dan kepuasaan pendengar - Memenuhi rasa kagum/menghargai - Memenuhi rasa ingin tahu pendengar seseorang - Improvisasi tidak terbatas - Improvisasi terbatas - Isi pesan terikat pada kode moral - Isi pesan terikat pada kode etik - Penggunaan bahasa bebas (dramatis) - Menggunakan bahasa jurnalistik (ekonomi kata dan bahasa) - Refleksi daya khayal kuat - Refleksi penyajian kuat - Isi pesan tentang realitas social - Isi pesan menyerap realitas/faktual Menurut Triartanto (2010) format musik stasiun memiliki kategorisasinya, antara lain: - Adult contempory - Beautiful music - Country - CHR (Contemprory Hits Radio) atau top 40 - Cross Over - Middle of the road - Album oriented rock - Hispanic atau latin - Oldies - Pop Indonesia 29 - Dangdut - Campur sari, dan lain lain Menurut Pringle-Starr-McCavitt (Morissan, 2013) seluruh format stasiun radio dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar yaitu: format musik, format informasi dan format khusus. Format musik adalah format yang paling umum digunakan oleh hampir seluruh stasiun radio komersil. Format informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau all news). Format ketiga adalah kombinasi dari dua format yang pertama yang dinamakan dengan news-talk. Format all news misalnya terdiri atas berita lokal, regional, nasional, dan internasional, lalu laporan feature, analisis, komentar, dan editorial. Pembagian format radio yaitu: 30 Gambar 2.1 Format Radio 2.2.4.6 Program Talk show Menurut Hausman (2010) program talk show dapat menjalankan dan memberikan penjelasan secara keseluruhan dari suatu program, misalnya topik talk show tentang berita masyarakat, dan fokus permasalahan berita pada wawancara terhadap selebriti. Program talk show akan direkam, dan ada host atau anchor, kemudian akan ada satu atau lebih narasumber yang akan membahas tentang suatu topik yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk-bentuk talk show yaitu one-on-one talk show, panel discussion, dan call-in show. Program talk show yang paling umum digunakan adalah one-on-one talk show. Tetapi yang populer adalah call-in show. 31 Morissan (2013) menjelaskan talk show adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Seorang penyiar atau Anchor adalah seorang yang pandai berbicara dan pandai menyusun kata-kata. Namun Anchor yang pandai berkata-kata belum tentu bagus dalam berwawancara. Program talk show biasanya diarahkan oleh seorang Anchor dan narasumber untuk membahas suatu topik. Talk show merupakan wacana broadcast yang bisa dilihat sebagai produk media maupun sebagai talk oriented terus-menerus. Sebagai produk media, talk show dapat menjadi teks budaya yang berinteraksi dengan pemirsanya dalam produksi dan pertukaran makna. Sebagai sebuah proses dialog, talk show akan memperhatikan masalah efisiensi dan akurasi, pada aspek kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan evaluasi audiens. Serupa dengan bentuk program talk show yang telah disebutkan oleh Hausman (2012) sebelumnya, Morissan (2013) juga menyebutkan tiga bentuk program talk show yang biasanya digunakan stasiun radio, adalah: 3. One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat Anchor dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama. 4. Panel Discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. 5. Call in Show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu oleh Anchor di studio, diberikan contoh berdasarkan pengalaman Anchor, kemudian pendengar diminta untuk memberikan respon berdasarkan pengalaman masing-masing ke stasiun radio. Tidak semua respon audiens layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum diudarakan. 2.2.4.7 Pembagian Waktu Siar Morissan (2013) menjelaskan, penentuan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audiens, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Aktivitas audiens secara umum memiliki pola yang sama setiap harinya, dimulai dari pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Programmer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audiens.secara umum, Programmer membagi waktu siaran menjadi empat bagian, yaitu: 32 1. Prime Time, 19.30 – 23.00 2. Late Fringe Time, 23.00 – 01.00 3. All other Time, 01.00 – 10.00 4. Day Time, 10.00 – 16.30 5. Fringe Time, 16.30 – 19.30 Teori Khusus 2.2.5 Strategi Program Strategi program terbagi menjadi empat bagian utama. Pertama, memilih atau menyeleksi program, menjadwalkan program, mempromosikan program untuk menarik perhatian pendengar, dan mengevaluasi hasil dari program tersebut (Eastman dan Fergusson, 2013). 1. Selecting Ada beberapa komponen yang mempengaruhi tahap seleksi. Tahap seleksi untuk stasiun radio adalah kurangnya ide-ide kreatif untuk mendapatkan hal yang baru atau berbeda dengan program di stasiun radio lain, sehingga resiko keuangan sangat tinggi karena mencoba menayangkan program yang berbeda dengan program lain. Dalam stasiun radio, biaya yang dikeluarkan misalnya untuk narasumber. Didalam program musik radio, seorang Programmer atau Music Directors berupaya untuk memilih lagu-lagu yang diminati oleh audiens dari segi demografis dan psikografis. Ia harus bisa melihat atau mencari tahu lagu-lagu apa yang diminati oleh audiens agar program musik tersebut terus didengar. Jika program talk show, maka seorang produser berupaya untuk mencari suatu topik yang menarik agar program tersebut didengar oleh audiens. - Cost - Compatibility - Talent Availibility - Differentiation - Trendiness - Novelty 33 2. Scheduling Menentukan jadwal siar suatu program dan ditentukan atas dasar rotasi kegiatan dan kebiasaan yang audiens lakukan. Di stasiun radio, setiap rotasi lagu dan berita disesuaikan dengan program yang sedang berlangsung. Tahap scheduling mencakup penjelasan tentang program apa sebelum dan sesudah program Jakarta Punya Cerita, mengapa program Jakarta Punya Cerita ditempatkan pada hari dan jam yang sudah ditentukan, Bagaimana tingkat kepopularitasan program Jakarta Punya Cerita bisa, dan lain-lain. - Hammocking - Blocking - Compatibility - Ranking - Inherited viewing - Competition 3. Promotion Promosi program adalah memperkenalkan kepada audiens tentang suatu program agar audiens tertarik dengan program tersebut. Selain mempromosikan progam, promosi juga dilakukan agar menarik pengiklan. Jika program tersebut banyak didengar oleh audiens, maka pengiklan akan berdatangan. - Clutter - Location - Frequency - Construction - Distance - Familiarity 4. Evaluation Evaluasi adalah tahap akhir dari strategi program, yaitu apa yang dilakukan setelah program tersebut disiarkan dan menilai hasil dari keseluruhan tahapan strategi. 34 2.3 Kerangka Pemikiran Strategi Program Selecting Scheduling Promotion Evaluation Program Jakarta Punya Cerita Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran