MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Interpersonal Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Adver & Marcomm Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 03 43015 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Abstract Kompetensi Pembahasan pada makalah ini Meliputi pengertian Intercultural Communication, Pemahaman konflik, Dan Teknik negosiasi Dari materi makalah ini diharapkan dapat memberikan pehaman tentang Intercultural Communication, Pemahaman konflik dan Teknik Negosiasi Pembahasan Intercultural Communication atau Komunikasi Antar Budaya merupakan komunikasi suatu kelompok masyarakat yang komunikasinya dapat dikelompokan dari berbagai Budaya, Agama, Etnis, Wilayah, dan Lingkungan. Terjadinya kontak pertemuan atau komunikasi antara individu ke individu dengan latar belakan kebudayaan yang berlainan, maka disitulah sebenarnya Komunikasi Antar Budaya sedang berlangsung. Namun sekarang ini, sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi keadaan tersebut telah berubah karena dunia saat ini dipenuhi oleh masyarakat manusia yang bersifat mobile dan dinamis, siap untuk menghadapi situasi-situasi baru dalam konteks apapun dan berjumpa. Dengan partnerpartner komunikasi yang sama sekali belum pernah dikenal maupun terbayangkan sebelumnya. Persoalan-persoalan yarig dihadapi dalam Komunikasi Antar Budaya pun semakin kompleks dan luas, tidak hanya menyangkut nilai-nilai budaya saja, tetapi juga aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, teknologi dan berbagai aspek lainnya. I. Pengertian Intercultural Communication (Komunikasi Antar Budaya) Perbedaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para komunikator yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. Sebagai asumsi dasar adalah bahwa di antara individu-individu dengan kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan (homogenitas) yang lebih besar dalam hal latar belakang pengalaman secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan berlainan. Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan perbedaan lainnya, seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan yang inheren dalam proses komunikasi manusia dengan sifatnya yang demikian. Komunikasi Antar Budaya bisa dianggap merupakan perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi manusia, seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi dan lainlain atau dengan kata lain, Komunikasi Antar Budaya bisa terdapat dalam semuanya. Selama masa perkembangan Komunikasi Antar Budaya, telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya. Di bawah ini dikutipkan beberapa di antaranya: 2016 2 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id "Intercultural communication ... the art of understanding and being understood by the audience of another culture." (Sitaram, 1970). (Komunikasi antar budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain). "Communication is cultural when occurring between peoples of differentculture." (Rich, 1974). (Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya). "Intercultural communication … communication which occurs under condition of cultural difference-language, values, costumes, and habits." (Stewart, 1974). (Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan). Dari semua definisi tersebut, tampak jelas penekanannya pada perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang menentukan dalam berlangsungnya proses komunikasi. Walaupun Komunikasi Antar Budaya mengakui dan mengurusi permasalahan tentang persamaan-persamaan dan perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antara pelakupelaku komunikasi, tetapi titik perhatian utamanya adalah pada proses komunikasi antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan, yang mencoba untuk berinteraksi. Maka dimana konsep terpenting disini, yakni : Kontak dan komunikasi merupakan ciri yang membedakan Komunikasi Antar Budaya dari studi-studi antropologi dan psikolg lintas budaya yang berupaya mendeskripsikan kebudayaan-kebudayaan antar budaya. Ada beberapa unsur budaya dalam Komunikasi Antar Budaya yaitu: 1. Persepsi Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Secara umum dipercaya bahwa orang berperilaku sedemikian rupa sebagai hasil dari cara mereka mempersepsikan dunia yang sedemikian rupa pula. Perilaku ini dipelajari sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka (Porter dan Samovar, dalam Mulyana dan Rakhmat, 1993:27). Masyarakat Timur pada umumnya adalah masyarakat kolektivitis. Dalam budaya kolektivitis, diri (self) tidak bersifat unik atau otonom, melainkan lebur dalam kelompok (keluarga, klan, kelompok 2016 3 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kerja, suku, bangsa, dan sebagainya), sementara diri dalam budaya individualis (Barat) bersifat otonom. Akan tetapi suatu budaya sebenarnya dapat saja memiliki kecenderungan individualis dan kolektivitis, hanya saja seperti orientasi kegiatan, salah satu biasanya lebih menonjol. 2. Proses nonverbal Proses-proses nonverbal merupakan alat utama untuk bertukar pikiran dan gagasan, namun proses ini sering diganti dengan proses nonverbal, yang biasanya dilakukan melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, dan lain-lain. Lambang-lambang tersebut dan respon-respon yang ditimbulkannya merupakan bagian dari pengalaman budaya. Budaya mempengaruhi kita dalam mengirim, menerima dan merespon lambang-lambang tersebut. 3. Proses Verbal Proses verbal tidak hanya meliputi bagaimana berbicara dengan orang lain, namun juga kegiatan-kegiatan internal berpikir dan pengembangan makna bagi kata0kata yang digunakan. Proses-proses ini secara vital berhubungan dengan proses pemberian makna saat melakukan komunikasi antarbudaya: a. Bahasa Verbal Bahasa merupakan alat utama yang digunakan oleh budaya untuk menyalurkan kepercayaan, nilai dan norma. Bahasa merupakan alat bagi orangorang untuk berinteraksi dengan orang lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. b. Pola Pikir Pola pikir suatu budaya mempengaruhi bagaimana individu-individu dalam budaya tersebut berkomunikasi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi bagaimana setiap orang akan merespon individu-individu dari budaya lain. Kebanyakan orang menganggap bahwa setiap orang meiliki pola pikir yang sama. Namun, harus disadari bahwa terdapat perbedaan-perbedaan budaya dalam aspek berpikir. 2016 4 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh study kasus : Kasus Ahmadiyah Merupakan Satu Fenomena Komunikasi Antar-Budaya. Judith N. Martin dan Thomas K. Nakayama dalam Intercultural Communication in Context menyatakan bahwa identitas religius dapat menjadi satu dimensi penting dari identitas banyak orang, juga menjadi lahan penting konflik antarbudaya. Identitas religius pun kerap tumpang tindih dengan identitas rasial atau etnis. Keadaan itu membuat kita makin sulit untuk melihat identitas religius sebagai bagian dari agama tertentu saja. Dalam kasus Ahmadiyah, yang terjadi memang bukan konflik antaragama seperti yang terjadi di Poso atau Ambon, tapi tetap merupakan kasus konflik antar-identitas religius karena Ahmadiyah memiliki identitas religius yang berbeda dengan identitas religius Muslim arus utama di Indonesia. Perbedaan itu didasarkan pada adanya pandangan yang cukup fundamental dalam keyakinan Ahmadiyah yang dianggap sangat berbeda dibandingkan Islam arus utama. Menurut sudut pandang umumnya umat Islam, ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng dari ajaran Islam sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi yaitu Isa Al Masih dan Imam Mahdi, hal yang bertentangan dengan pandangan umumnya kaum muslim yang mempercayai Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, walaupun masih menunggu kedatangan Isa as dan Imam Mahdi (http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah).[*] Dalam kasus Ahmadiyah ini, stereotipe kelompok agama yang menyimpang melekat erat pada diri Ahmadiyah dan pada pikiran sebagian besar anggota umat Islam lain. Karena ada pengalaman di masa lalu bahwa kelompok Islam yang menyimpang kerap melahirkan masalah, seperti Negara Islam Indonesia misalnya, maka ekspektasi yang muncul dalam kepala umat Islam arus utama pun tentang Ahmadiyah didasarkan pada pengalaman tersebut *. 2016 5 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Teori perspektif bahasa dalam budaya yang dikemukakan Fern Jonhson, mejadikan studi mengenai linguistic budaya (cultural linguistic) memberikan peran dan pengaruhnya pasa isu-isu mengenai keragaman budaya pada masyarakat multibudaya seperti di Amerika Serikat (AS). Jonhson mengemukakan enam asumsi atau aksioma mengenai perspektif bahasa dalam budaya : 1. Semua komunkasi terjadi dalam struktur budaya. 2. Semua individu memiliki pengetahuan budaya lisan yang digunakan individu untuk berkomunikasi. 3. Dalam masyarakat multicultural terdapat suatu bahasa yang dominan yang pada gilirannya menggantikan atau memarginalakan kelompok-kelompok budaya lainnya. 4. Anggota dari kelompok budaya yang terpinggirkan tetap memiliki pengetahuan mengenai budaya asli mereka selain pengetahuan budaya dominan. 5. Pengetahuan budaya dipelihara dan ditularkan kepada orang lain namun akan selalu berubah 6. Ketika sejumlah budaya hidup berdampingan, maka masing-masing budaya itu akan saling memengaruhi Teori ini dirancang untuk mempromosikan suatu pengertian terhadap bahasa tertentu dan berbagai variable budaya dari kelompok budaya tertentu sekaligus mendorong pengertian mengenai bagaimana suatu wacana percakapan pada kelompok masyarakat dapat muncul, berkembang, dan kemudian berinteraksi dengan ideologi bahsa yang dominan dalam suatu Negara. (dalam kasus ini adalah AS). Pemahaman Konflik II. Definisi Konflik. Pada dasarnya, konflik itu ada atau tidak ada merupakan persoalan persepsi. Apabila tidak ada yang menyadari adanya konflik, maka secara umum ditetapkan tidak ada konflik yang terjadi. Selain itu, konflik ditandai dengan adanya pertentangan atau ketidak cocokan dan beberapa bentuk interaksi. Konflik dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang 2016 6 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dimulai ketikasatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah atau akan memengaruhisecara negatif sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Definisi ini mencakup beragam konflik yang orang alami dalam organisasi: ketidak selarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku, dan sebagainya. Definisi ini cukup fleksibel untuk mencakup beragam tingkatan konflik, dari tindakan terang-terangan dan keras sampai ke bentuk- bentuk ketidak sepakatan yang tidak terlihat. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik terdapat tiga pemikiran tentang konflik, yaitu: 1. Pandangan tradisional (traditional view), pemikiran yang berpendapat bahwakonflik harus dihindari karena menunjukkan adanya sesuatu yang tidak berfungsi dalam kelompok. 2. Pandangan interaksionis (interactionist view), pemikiran yang menyatakan bahwa konflik tidak hanya dapat menjadi daya positif dalam sebuah kelompoktetapi juga secara eksplisit berpendapat bahwa konflik mutlak diperlukan olehkelompok untuk dapat bekerja secara efektif. 3. Pandangan konflik yang teratur (managed conflict view/resolution-focusedview), perspektif terbaru ini berpendapat bahwa lebih penting untukmenyelesaikan secara produktif konflik yang terjadi, dibandingkan denganmengedepankan konflik positif dan menghindari konflik negative. III. Teknik Negosiasi Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antar pihak yang satu dengan pihak yang lain. Di dalam Komunikasi Antar Budaya hal-hal yang harus di perhatikan dalam Teknik Negosiasi adalah dengan menggukan komunikasi Efektif secara Verbal dan Non Verbal : 1. Proactive Comunication 2016 7 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi yang diambil adalah komunikasi yang proaktif bukan yang reaktif. Contoh kata-kata reaktif : tapi kan.. , hal itu buruk sekali.., kamu berpendapat salah, aku kan benar, hal itu tidak logis, ah itu hanya kata-kata klise, hal itu hal yang terpaksa, hal itu takkan pernah bisa. Contoh kata-kata proaktif : sebaiknya bagaimana?, ada baiknya jikalau hal itu kita minimalisasikan, mudah-mudahan pendapatku ini lebih baik dari yang tadi, mari kita cari solusi yang terbaik, pasti kita akan menemukan jalan lain, aku memilihnya, aku meyakininya, yuk kita telaah lebih dalam. 2. Find the word Berlatihlah untuk mendapatkan kata-kata tepat yang tidak membuat orang lain bingung dengan keambiguan , misalnya ada sebuah kalimat “kedudukan tinggi termostat berapa?” pertanyaan ini ada dua pengertian yang pertama suhu yang kedua tinggi termostatnya. 3. Avoid debate Karena perdebatan timbul dikarenakan perkataan kita yang membingungkan, ataupun kata-kata kita yang tidak dipahami oleh lawan kita. Berhenti sejenak, persilahkan mereka berbicara, akui apabila kita berbicara yang salah, tanpa pembenaran, lalu kita klarifikasi ke arah kata-kata yang benar. 4. Explain before bargain Penawaran dilakukan setelah orang tersebut paham. Orang paham tidak selalu setuju, minimal orang yang paham memiliki kata-kata kita, walaupun tidak setuju. Sebaiknya setelah paham tariklah menuju daerah persetujuan dengan proses penawaran keinginan kita. 5. Creative learning Mendengarkan Dengan visible atau invisible comunication: Mendengarkan dengan mata, hati dan telingamu, mendengarkan dengan telinga saja tidak cukup karena hanya 7 % komunikasi yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkan, yang selebihnya berasal dari bahasa tubuh (53 %) dan dengan nada/ perasaan adalah 40%. 2016 8 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Mendengarkan apa yang tidak diucapkan, biasanya seluruh perkataan yang disampaikan orang lain belum tentu apa yang tersembunyi dalam hatinya, maka dengarlah lebih jauh maksud hatinya (tidak dengan spekulasi, bisa dilihat dengan gerak-gerik ataupun cara bicara mereka), (simulasi konsentrasi “sama”). Selami perasaan mereka, berusahalah memekai kacamata mereka, agar paham apa yang mereka lihat ataupun yang mereka rasakan. Misalnya, jikalau mereka memakai kacamata dengan kaca hijau , maka kita berusaha untuk merasakan bagaimana rasanya memakai kaca mata hijau. Kalau kita tetap bersikeras pada saat itu mempertahankan kacamata yang berbeda maka yang terjadi adalah konflik. Sewaktu kita menyampaikan sesuatu yang berat maka rasakanlah jikalau kita menjadi mereka, dan mendapatkan informasi yang sama beratnya. Tetapi dalam hal ini bukan berarti kita tidak menyampaikannya . Maksimalkan seluruh potensi perasaan kita terhadap mereka itu yang lebih penting, dengan demikian kita memiliki waktu yang tepat untuk menyampaikan informasi yang berat tersebut. (simulasi ganda gambar). Bersikaplah seperti cermin, cermin kan tidak menghakimi. Cermin tidak memberikan nasihat. Cermin hanya memantulkan. Bersikap seperti cermin maksudnya mengulangi kata-kata sendiri bukan mengulangi kata-kata yang sama, mengulangi maknanya, bukan mengulangi kata-perkata, disinilah akan terasakan keajaiban komunikasi dari hasil creative learning (perlu dicoba). Contoh : - “Wah Ridwan sekarang aku benar-benar gak konsen di kampus” - “Kamu bener-bener lagi gak konsen di kampus ya… “ - “Nilaiku semua parah.” - “Kamu lagi dapetin nilai parah ya….” - “Kamu ini gimana sih wa selalu meniru apa yang gw katakan, kesal gw ama kamu ..” Contoh Menjadi Cermin : - “Wah Ridwan sekarang aku bener-bener gak konsen di sekolah “ - “Kamu lagi banyak pikiran ya..” - “Iya nih aku lagi banyak pikiran di sekolah, urusan ini itu wah pokoknya pusing, dosennya rese lagi “ - 2016 “kamu lagi kesal ya..” 9 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - “Gimana gak kesal coba, udah tahu aku lagi banyak pikiran, orang tuaku ngomel melulu lagi karena nilaiku parah, ah gimana nih aku bingung???” - Setelah ada kata-kata pertanyaan solusi baru kita boleh menasehatinya. Ungkapan bahasa cermin : - “yang saya tangkap, kamu merasa bahwa …, betul tidak yaa?” - “Jadi yang saya lihat ini…” - “Saya mengerti bahwa kamu merasa …” Ungkapan yang harus dihindari. Contoh Ketika teman Ridwan berkata tentang kedaan nilai serta keadaan dikampusnya. - “Wah Ridwan sekarang aku bener-bener gak konsen di sekolah “ - “Tolong ambilkan Buku itu dong “ (mengawang-awang) - “Kedengarannya bagus : (pura-pura mendengarkan) - “Bicara masalah teman kita si Ujang..”(Mendengarkan secara selektif) - “Kamu kurang berusaha kali “ (menghakimi) - “Nilaimu ada masalah ?” (menggali) 6. Power of sound (memakai nada kuat maupun nada lemah) Kapan kita menggunakan nada kuat, kapan kita memakai nada lemah, biasanya nada kuat untuk menandakan kata-kata penting dalam sebuah kalimat, misalnya sebuah dalil quran, pepatah, dll. Usahakan untuk yang selain itu memakai nada lemah (halus). Untuk menandakan point yang dituju dalam sebuah nasihat, contoh : - “Aku tidak bilang kamu punya masalah sikap” - “Aku tidak bilang kamu punya masalah sikap” - “ Aku tidak bilang kamu punya masalah sikap” 7. Use sosiosentrik less Egosentrik Kadang kita memiliki ilmu dengan kata-kata yang tinggi, maka hal itu akan menyebabkan egosentrik kalau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi pakailah kata-kata 2016 10 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sosiosentrik yang memasyarakat, dengan kondisi lawan bicara, baik berupa dalil-dalil, maupun hal-hal yang lainnya. 8. Equipt something good Dalam berbicara kita sodorkan apa yang dia senangi, misalnya makanan kecil, dll. Komunikasi Non Verbal : a. Perilaku hangat b. Menatap matanya secara langsung (dengan lembut/segar bukan tajam) (bukan kepada lawan jenis, kecuali yang dinegosiasikan di forum). c. Sentuhlah tangannya, ataupun pahanya (sejenis). d. Senyum e. Wajah riang f. Membuat suasana wajah lucu g. Duduk tepat didapannya h. Jangan melihat apapun kecuali seluruh yang dihadapannya (lawan bicaranya) i. Ekspresif Face-Negotiation Theory Teori yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu menjelaskan perbedaan –perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey berasumsi bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating face. Istilah itu adalahmetaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan orang lain melihat dan memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang membantu menjaga dan menyimpan rasa malu (face loss), dan menegakkan muka terhormat. Identitas kita dapat selalu dipertanyakan, dan kecemasan dan ketidakpastian yang digerakkan oleh konflik yang membuat kita tidak berdaya/harus terima. Postulat teori ini adalah face work orang-orang dari budaya individu akan berbeda dengan budaya kolektivis. Ketika face work adalah berbeda, gaya penangan konflik juga beragam. Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut: 2016 11 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Avoiding (penghindaran) – saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan saya dengan anggota kelompok. b. Obliging (keharusan) – saya akan menyerahkan pada ke kebijakan anggota kelompok. c. Compromising – saya akan menggunakan memberi dan menerima sedemikian sehingga suatu kompromi bisa dibuat. d. Dominating – saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendak-ku. e. Integrating – saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk memecahkan masalah bersama-sama. Face-negotiation teory menyatakan bahwa avoiding, obliging, compromising, dominating, dan integrating bertukar-tukar menurut campuran perhatian mereka untuk self-face dan other –face. KESIMPULAN Mempelajari Intercultural Communication atau yang biasa disebut dengan Komunikasi Antar Budaya sangatlah diperlukan agar hubungan kita sesama manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dapat berjalan dengan baik, dapat membina hubungan baik bahkan hubungan yang special dengan orang lain, dan agar terhindar dari bentrokan komusikasi atau konflik. 2016 12 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DaftarPustaka Sendjaja, S. Djuarsa … Drs. Tandiyo Pradekso, M. A. Dr. turnomo Rahardjo dalam komunikasi antar budaya 1994. Porter dan Samovar, dalam Mulyana dan Rakhmat, 1993:27. Fern L. Johnson, Speking Cultural: Language Diversity in The United States, Sage, 2000 Ed. William B.Gudykunst dalam Little John dan Foss, hlm.223-224. https://panduummat.wordpress.com/2011/03/16/komunikasi-dalam-negosiasi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah Liliweri, Alo, Gatra-gatra komunikasi antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). Mulyana, Deddy, Rahmat Jalaluddin, Komunikasi Antarbudaya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006). Stella Ting-Toomey, Toward aTheory of Canflict and cultur dalam Little John dan Fross, hlm.167-168. Fern L. Johnson, Speking Cultural: Language Diversity in The United States, Sage, 2000. MORISSAN “Teori Komunikasi Individu Hingga Massa”, edisi pertama, copyright 2013 . 2016 13 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id